Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS PERBANDINGAN IMBAL HASIL DAN RISIKO

SUKUK MUDHARABAH DENGAN MENGGUNAKAN


HARGA PASAR DAN HARGA WAJAR PERIODE 2018-2020

Oleh
Nadia Rahmadian
NIM: 11140850000060

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1442 H
ANALISIS PERBANDINGAN IMBAL HASIL DAN RISIKO
SUKUK MUDHARABAH DENGAN MENGGUNAKAN
HARGA PASAR DAN HARGA WAJAR PERIODE 2018-2020

Oleh
Nadia Rahmadian
NIM: 11140850000060

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1442 H
ANALISIS PERBANDINGAN IMBAL HASIL DAN RISIKO
SUKUK MUDHARABAH DENGAN MENGGUNAKAN
HARGA PASAR DAN HARGA WAJAR PERIODE 2018-2020

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Nadia Rahmadian
NIM: 11140850000060

Di Bawah Bimbingan

Dr. Herni Ali HT, S.E., M.M M. Fadlillah Fauzukhaq, M.A


NIP: 0422125902 NIDN: 0304027901

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1442 H

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 14 November 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Nadia Rahmadian


2. NIM : 11140850000060
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Imbal Hasil dan Risiko Sukuk
Mudharabah Dengan Menggunakan Harga Pasar dan Harga
Wajar Periode 2018-2020.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 November 2018

Dr. Suhenda Wiranata, M.E


1. (______________________)
NIP: 196104211990031002
Penguji I

Santi Yustini, S.E., M.Ak


2. (______________________)
NIDN: 2021078701 Penguji II

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini senin, 26 Juli 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Nadia Rahmadian
2. NIM : 11140850000060
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Imbal Hasil dan Risiko Sukuk
Mudharabah dengan Menggunakan Harga Pasar dan HargaWajar
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sukabumi, 26 Juli 2021

1. Aini Masruroh, S.E.I., M.M ( )


NIDN: 2020088005 Ketua

2. Dr. Herni Ali HT, S.E., M.M ( )


NIP: 0422125902 Pembimbing I

3. M. Fadlillah Fauzukhaq, M.A ( )


NIDN: 0304027901 Pembimbing II

4. Ade Ananto Terminanto, M.MNIP: ( )


196811252014111002 Penguji Ahli

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nadia Rahmadian
NIM : 11140850000060
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 21 Juni 2021


Yang Menyatakan

Nadia Rahmadian

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
Nama : Nadia Rahmadian

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 05 Februari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cisarua Rt. 003 Rw. 001 Desa. Sagaranten

Kec. Sagaranten Kab. Sukabumi, Jawa Barat

Kewarganegaraan : Indonesia

Telepon : 085780163795

Email : nadiarahmadian@gmail.com

II. Pendidikan Formal


2000-2001 : TK. Tunas Harapan

2001-2007 : SDN Sagaranten 2

2007-2010 : MTS Assalam Sukabumi

2010-2013 : MA Assalam Sukabumi

2014-2021 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. Pengalaman Organisasi

Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah

2014-2015

v
ABSTRACT

This study aims to compare the yield and risk of sukuk mudharabah using market
prices and fair prices based on Current Yield, Yield to Maturity, Holding Period
Yield, and Yield Spread. Withdrawal of research samples using purposive sampling
method, resulting in 7 samples of sukuk mudharabah and 2 samples of SBSN PBS.
The analytical method used is descriptive statistics, Independent Sample T-Test,
and Mann Whitney U-Test. The results of the study stated that there was no
significant difference between Current Yield using market prices and fair prices.
There are significant differences between Yield to Maturity, Holding Period Yield,
and Yield Spread using market prices and fair prices. Meanwhile, based on
descriptive statistics, the calculation of Current Yield, Yield to Maturity, and Yield
Spread using market prices produces a higher average value than calculations
using fair prices. However, in the Holding Period Yield, the calculation using
market prices results in an average value that is lower than the use of fair prices.
Keyword: Current Yield, Yield to Maturity, Holding Period Yield, Yield Spread, market
price, fair price

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara imbal hasil dan
risiko sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar
berdasarkan Current Yield, Yield to Maturity, Holding Period Yield, dan Yield
Spread. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling,
menghasilkan 7 sampel sukuk mudharabah dan 2 sampel SBSN PBS. Metode
analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, Independent Sample T-Test, dan
Mann Whitney U-Test. Hasil penelitian menyatakan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Current Yield dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara Yield to Maturity, Holding Period Yield,
dan Yield Spread dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Sementara
berdasarkan statistik deskriptif, perhitungan Current Yield, Yield to Maturity, dan
Yield Spread dengan menggunakan harga pasar menghasilkan nilai rata-rata yang
lebih tinggi dari perhitungan menggunakan harga wajar. Namun pada Holding
Period Yield, perhitungan dengan menggunakan harga pasar menghasilkan nilai
rata-rata yang lebih rendah dari penggunaan harga wajar

Kata kunci: Current Yield, Yield to Maturity, Holding Period Yield, Yield Spread,
harga pasar, harga wajar.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perbandingan Imbal Hasil dan Risiko Sukuk Mudharabah dengan
Menggunakan Harga Pasar dan Harga Wajar Periode 2018-2020”. Tidak lupa
shalawat serta salam penulis curah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia keluar dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penulisan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan


dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Mamah, ibu Een Suhaebah, yang telah memberikan dukungan moril dan materil
terbesar sepanjang hidup penulis. Bapa, bapak Aam Abdul Zaman rahimahullah,
yang sedari penulis kecil selalu memberikan dorongan agar penulis bisa
menempuh pendidikan dengan baik meski Qadarullah saat ini tidak bisa lagi
mendampingi.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.BA, dan ibu Yuke Rahmawati, MA
selaku ketua dan sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E., M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Dr. Herni Ali HT, S.E., M.M dan bapak M. Fadlillah fauzukhaq, M.A
selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga,
dan fikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

viii
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai
harganya selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Perbankan Syariah.
7. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2014.
8. Keluarga besar bapak Aam Abdul Zaman rahimahullah, aa, teteh, adik, dan para
kakak ipar yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada penulis.
9. Agung Nur Rochmat yang telah dengan sabar menemani penulis di setiap saat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun yang dapat
berguna bagi penulis di kemudian hari.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. ......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF. ....................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH. .............................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ................................................................................v

ABSTRACT. ............................................................................................................ vi

ABSTRAK. ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL. ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR. .......................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN. .........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Identifikasi Masalah ..............................................................................10
C. Batasan Masalah ....................................................................................11
D. Rumusan Masalah ................................................................................11
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................12
F. Manfaat Penelitian ................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian ....................................................14


1. Pengertian Sukuk .............................................................................14
2. Dasar Hukum Sukuk .........................................................................16

x
3. Jenis-Jenis Sukuk ..............................................................................16
4. Sukuk Mudharabah ...........................................................................18
5. Sukuk Korporasi ...............................................................................21
6. Imbal Hasil Sukuk ............................................................................23
7. Risiko Sukuk .....................................................................................27
8. Perdagangan Sukuk di Pasar Sekunder .............................................30
9. Harga Pasar Sukuk ............................................................................32
10. Harga Pasar Wajar Sukuk .................................................................33
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................36
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................43
D. Hipotesis ...............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel..............................................................................46


B. Data dan Sumber Data ...........................................................................48
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................48
D. Metode Analisis Data ...........................................................................49
E. Definisi Operasional Variabel ...............................................................56
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................58


B. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................59
C. Pembahasan ...........................................................................................68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................74
B. Saran ......................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................77

LAMPIRAN ...........................................................................................................81

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aktivitas perdagangan SBSN Seri PBS dan Sukuk Mudharabah Periode
2018-2019 ................................................................................................5

Tabel 3.1 Sampel Penelitian. ..................................................................................47

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian.............................................................56

Tabel 4.1 Output Analisis Statistik Deskriptif. ......................................................60

Tabel 4.2 Output Uji Normalitas............................................................................62

Tabel 4.3 Output Uji Homogenitas. .......................................................................64

Tabel 4.4 Output Independent Sample T-Test. ......................................................65

Tabel 4.5 Output Mann Whitney U-Test. ..............................................................66

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Sukuk Mudharabah.................................................................20

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...........................................................................43

xiii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perbandingan Frekuensi Perdagangan SBSN Seri PBS dan Sukuk
Mudharabah Periode 2020 ....................................................................5

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Perhitungan Current Yield dengan Menggunakan Harga Pasar ........81

Lampiran 2: Perhitungan Current Yield dengan menggunakan harga wajar .........82

Lampiran 3: Perhitungan Yield to Maturity dengan menggunakan harga pasar. ...83

Lampiran 4: Perhitungan Yield to Maturity dengan Menggunakan Harga Wajar .84

Lampiran 5: Perhitungan Holding Period Yield dengan Menggunakan Harga


Pasar. .................................................................................................85

Lampiran 6: Perhitungan Holding Period Yield dengan Menggunakan Harga


Wajar. ................................................................................................86

Lampiran 7: Perhitungan Yield Spread dengan Menggunakan Harga Pasar. ........88

Lampiran 8: Perhitungan Yield Spread dengan Menggunakan Harga Wajar ........89

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Islam investasi merupakan suatu kegiatan muamalah yang sangat

dianjurkan, tapi tidak semua jenis investasi diperbolehkan. Pada saat memilih

dan menjalankan investasi, investor muslim harus mengikuti petunjuk (dalil)

berupa aturan atau batasan-batasan pokok yang telah ditetapkan oleh Allah

SWT, di antaranya menjauhi riba, maysir, gharar, haram dan syubhat.

Tujuannya agar investasi yang dilakukan dapat membawa kesejahteraan lahir

dan batin di dunia serta di akhirat.

Sukuk adalah salah satu instrumen investasi yang diciptakan tidak

menyalahi syariat Islam yang telah ada di Indonesia sejak tahun 2002. Sukuk

diciptakan untuk turut mengakomodir kebutuhan investasi umat Islam di pasar

modal sekaligus diharapkan mampu menarik minat investor mancanegara

terutama investor Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial

untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Pasar modal yang tumbuh dan

berkembang dengan baik akan membantu pertumbuhan ekonomi negara dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan saat ini di masa pandemi Covid-

19, pemerintah telah menjadikan sukuk sebagai salah satu sumber pembiayaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami defisit

akibat melonjaknya pembiayaan negara imbas pandemi Covid-19.

1
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.3/POJK.04/2018

tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.04/2015

tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk, sukuk adalah efek syariah berupa

sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang

tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share) atas aset yang

mendasarinya.

Sukuk yang diterbitkan di Indonesia baru menggunakan akad ijarah, akad

mudharabah, dan akad wakalah. Periode 2002-2004 akad sukuk yang digunakan

didominasi oleh mudharabah sebesar Rp740 milliar (88%) sisanya ijarah sebesar

Rp100 milliar (12%). Periode 2004-2007 didominasi oleh ijarah sebesar

Rp2,194 trilliun (92%), sisanya mudharabah sebesar Rp200 milliar (8%). Fatah

(2011: 41). Sementara sukuk dengan jenis akad wakalah baru pertama kali

diterbitkan pada tahun 2014 setelah dikeluarkannya Fatwa DSN-MUI Nomor 95

Tahun 2014 tentang SBSN Wakalah.

Sampai saat ini, jenis sukuk yang paling diminati oleh issuer dan investor

adalah sukuk ijarah. Meskipun demikian, menurut beberapa orang bentuk

pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah besar dan jangka

waktu yang relatif panjang adalah sukuk mudharabah karena persyaratannya

untuk mengikat risk to reward dan kemampuannya untuk menghasilkan risk

adjusted return yang lebih besar. (Huda & Nasution, 2008: 168)

Sukuk mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad mudharabah yang merupakan suatu bentuk kerjasama dimana satu

pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain

2
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib). Keuntungan dari kerjasama

tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang telah

disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh

pihak penyedia modal sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard

atau niat tidak baik dari mudharib. Rachmawati (2017: 249-250)

Salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menjalankan

investasi sukuk adalah yield. Yield dalam bahasa Indonesia dikenal dengan

istilah imbal hasil. Yield (imbal hasil) menggambarkan tingkat pengembalian

yang akan diperoleh investor selama periode tahunan yang cenderung bersifat

tidak tetap karena sangat terkait dengan tingkat return yang disyaratkan investor.

Investor dan manajer investasi membeli, melepas, atau menahan sukuk

berdasarkan perhitungan imbal hasil yang akan diperoleh. Menurut Dewi

(2011:149), investor sukuk profit oriented dan floating mayority, artinya

investor cenderung bersikap konservatif dengan memilih mana yang lebih

menguntungkan tanpa melihat dan mempertimbangkan aspek syariah.

Balqis, dkk (2018: 557) membuat suatu penelitian yang membandingkan

imbal hasil sukuk mudharabah dan obligasi dengan menggunakan alat ukur

nominal yield, current yield, dan yield to maturity. Hasil penelitian menyatakan

tidak ada perbedaan imbal hasil yang signifikan antara sukuk mudharabah dan

obligasi, tapi secara deskriptif sukuk mudharabah memiliki imbal hasil yang

sedikit lebih besar dari obligasi. Burhanuddin (2013: 493) menggunakan alat

ukur yang sama untuk membandingkan kinerja obligasi syariah mudharabah dan

ijarah. Simpulan penelitian menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan

3
antara kinerja obligasi syariah mudharabah dan ijarah, tapi berdasarkan nilai

rata-rata dari perhitungan tiap variabel, obligasi syariah mudharabah memiliki

kinerja yang lebih baik dari obligasi syariah ijarah.

Pihak yang dapat menerbitkan sukuk dalam sistem keuangan nasional

adalah pemerintah/negara dan perusahaan/korporasi, tapi sukuk dengan jenis

akad mudharabah sampai saat ini hanya diterbitkan oleh perusahaan. Dan

nampaknya, pemerintah masih akan tetap memperhatikan preferensi investor

yang menghindari risiko ketidakpastian dalam melakukan diversifikasi akad

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pada umumnya, imbal hasil yang

ditawarkan sukuk korporasi lebih tinggi dari sukuk negara. Hal ini merupakan

kompensasi atas kesediaan investor menanggung risiko sukuk korporasi yang

juga lebih tinggi dari sukuk negara. Sebagaimana hukum investasi high risk high

return, semakin besar risiko maka semakin besar pula potensi keuntungannya.

Sukuk negara dianggap sebagai investasi yang tidak memiliki risiko

default, sementara sukuk korporasi dalam prospektusnya menyatakan

pembayaran imbalan dan pokok investasi tidak dijamin oleh pemerintah

sehingga sewaktu-waktu investor bisa saja merugi karena korporasi gagal

melakukan pembayaran pada waktu yang telah ditentukan. Karena dipandang

sebagai efek bebas risiko, sukuk negara menjadi efek syariah yang cukup likuid

diperdagangkan di pasar sekunder sementara sukuk korporasi relatif tidak likuid,

apalagi sukuk korporasi yang diterbitkan dengan akad mudharabah. Sedikit

gambaran mengenai risiko likuiditas sukuk mudharabah dapat dilihat dari

perbandingan aktivitas perdagangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri

4
PBS (Project Based Sukuk) dan sukuk mudharabah dengan waktu jatuh tempo

yang sama atau mendekati di bawah ini.

Tabel 1.1. Aktivitas perdagangan SBSN seri PBS dan sukuk mudharabah periode
2018-2019.

2018 2019
Seri Sukuk Maturity Outstanding* Volume Volume
(Juta) Freq (Juta) Freq
PBS014 15-May-21 75.007.857 1.350,293 81 184.580,015 2,342
SMBEXI01BCN2 08-Nov-21 250,000 28 8 201 36
PBS002 15-Jan-22 63.660.857 - - 25.848,167 369
SMADMF03BCN3 23-Jan-22 55,000 - - 34 5
* Rp juta
Sumber: PT. TICMI

Grafik 1.1. Perbandingan frekuensi perdagangan SBSN seri PBS dan sukuk
mudharabah periode 2020.

450

400

350 147 50 36
3
0 0 0
300 150
2 46
250 0
64 200 217
2 2
200 0 237
0 77 30
171 1
150 0 121 72
276 0 18
0
211 0 113 0
100 181 72
0 0 0
143 131 78
50 114 0 0
83 84 87 51 0
36 27
0 0 5 8 1 0 2 2 0 0 7 12 6
JAN FEB MAR APR MAY JUNE JULY AUG SEP OCT NOV DEC

SMBEXI01BCN2 PBS014 SMADMF03BCN3 PBS002 SMPPGD01BCN1 PBS027

Sumber: PT. TICMI

Selanjutnya, Fonna, dkk (2015: 23) membandingkan risiko pasar sukuk

mudharabah dan sukuk ijarah periode 2010-2013 dengan menggunakan metode

Value at Risk (VAR), dan hasil penelitian menyatakan terdapat perbedaan yang

5
signifikan antara tingkat risiko pasar sukuk ijarah dan sukuk mudharabah.

Tingkat risiko yang dimiliki sukuk ijarah lebih rendah dari sukuk mudharabah.

Investor sukuk mudharabah perlu mempertimbangkan tingkat risiko

sebagai dasar pembuatan keputusan investasi di samping imbal hasil karena

risiko dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola

dengan semestinya. Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menghitung

risiko sukuk. Chang (2020: 24-25), menggunakan metode Yield Spread untuk

membandingkan risiko Sukuk Sustainable and Responsible Investment (SRI)

dengan Obligasi Negara Malaysia, Sukuk Negara Malaysia, dan Sukuk

Korporasi Malaysia yang memiliki rating AAA. Dan hasil dari penelitian ini

adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara sukuk SRI dengan Obligasi

Negara Malaysia, Sukuk Negara Malaysia, dan Sukuk Korporasi Malaysia.

Untuk bisa menghitung imbal hasil sukuk dibutuhkan harga sukuk

sebagai komponen utama. Harga sukuk pun sangat berpengaruh terhadap imbal

hasil (yield), apabila harga sukuk turun maka yield sukuk akan meningkat, dan

sebaliknya. Selain imbal hasil, beberapa metode perhitungan risiko sukuk juga

mensyaratkan adanya harga sukuk agar perhitungan bisa dilakukan. Di pasar

sekunder, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) umumnya ditransaksikan

melalui mekanisme di luar bursa atau over the counter (OTC) sehingga tidak ada

harga penutupan yang secara resmi dikeluarkan. Dalam sistem OTC jual beli

dilakukan melalui skema tawar-menawar secara langsung dan tertutup antara

calon investor dengan agen penjual (dealer) melalui perangkat elektronik.

Sistem ini kemudian menyebabkan ketidaktransparansian dan mengakibatkan

6
ketidakjelasan harga transaksi. Selain itu, sistem OTC membuat mekanisme

pembentukan harga tidak kompetitif, likuiditas perdagangan tidak sebaik pasar

saham, dan sistem bergerak tanpa regulasi yang mengikat sehingga rentan

terhadap berbagai risiko.

Dalam upaya meningkatkan transparansi, memperbaiki kualitas

pembentukan harga di pasar, dan memperkuat pengawasan transaksi, Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan OJK No. 22/POJK.04/2017

tentang Pelaporan Transaksi Efek, mengganti peraturan Bapepam dan LK No.

X.M.3. Peraturan ini mewajibkan setiap pihak yang melakukan transaksi di luar

bursa untuk menyampaikan laporan atas setiap transaksi efek yang dilakukannya

kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Bursa Efek Indonesia (BEI)

selaku pihak yang ditunjuk sebagai Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE).

Dan BEI wajib menyediakan data transaksi yang dapat diakses publik seketika

setelah transaksi dilaporkan. Dengan adanya peraturan ini, harga pasar atau

harga transaksi efek bersifat utang dan sukuk dapat diakses publik secara umum,

untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan transaksi berikutnya, digunakan

untuk menghitung imbal hasil dan risiko, atau untuk keperluan monitoring yang

lainnya.

Mengingat laporan baru disampaikan setelah terjadinya transaksi, harga

suatu efek menjadi tergantung pada adanya pihak yang bertransaksi. Bila tidak

ada transaksi, maka dibutuhkan harga acuan yang wajar sebagai panduan saat

akan memulai transaksi atau sebagai basis penghitungan imbal hasil dan risiko

investasi. Harga wajar mencerminkan kondisi fundamental dari suatu efek, nilai

7
fundamental atau nilai intrinsik atau nilai sesungguhnya dari suatu efek adalah

perkiraan nilai sebenarnya dari efek tersebut.

Dalam peraturan Bapepam dan LK No. V.C.3 tentang Lembaga Penilaian

Harga Efek, pihak yang dapat melakukan penilaian dan penetapan atas harga

pasar wajar efek bersifat utang dan sukuk adalah lembaga penilai harga efek

(LPHE) yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK. Sampai saat

ini, hanya ada satu LPHE resmi dan terdaftar di bawah pengawasan otoritas pasar

modal, yaitu PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) atau Indonesia Bond

Pricing Agency (IBPA). PHEI menghasilkan penilaian wajar melalui

metodologi yang konsisten dan transparan dengan menggunakan data hasil

observasi perdagangan, informasi rating, perilaku masa lalu, yield curve dan data

keuangan. Dengan metodologi ini, penilaian wajar dapat dihasilkan untuk setiap

efek secara harian, walaupun efek tersebut tidak likuid dan tidak

diperdagangkan.

Dalam perkembangannya, Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mengeluarkan berbagai peraturan yang mewajibkan

penggunaan harga wajar yang dikeluarkan oleh PHEI sebagai acuan dalam

melaksanakan transaksi, menyusun laporan keuangan, dan dalam menilai efek

obligasi yang dimiliki atau dikelola oleh lembaga asuransi, dana pensiun, dan

manajer investasi. Termasuk salah satu peraturannya adalah Peraturan Menteri

Keuangan No. 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi

dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.

8
Tapi pada tahun 2012, Kementerian Keuangan menerbitkan kajian pasar

sekunder sukuk yang di dalamnya terdapat sebuah pernyataan, beberapa seri

surat utang negara maupun surat utang korporasi masih ditransaksikan dengan

rentang 30% lebih besar atau lebih kecil dari harga pasar wajar acuan yang

diterbitkan oleh PHEI. Dan mengutip buku perkembangan pasar modal syariah

tahun 2016 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berbagai upaya

yang telah dilakukan masih belum cukup menarik pelaku pasar untuk

menjadikan harga referensi PHEI sebagai acuan harga transaksi. Pelaku pasar

lebih memilih untuk menentukan harga berdasarkan kesepakatan, yaitu sesuai

dengan kebutuhan dan kemauan para pihak.

Wahyuni, (2011: 124) menggunakan harga pasar dan harga wajar yang

diterbitkan oleh PHEI untuk menghitung imbal hasil dan risiko sukuk dengan

beberapa klasifikasi. Hasil penelitian menyatakan secara umum terdapat

perbedaan yang signifikan dari imbal hasil dan risiko sukuk yang menggunakan

harga pasar dan harga wajar.

Karena penggunaan data harga sebagai basis perhitungan imbal hasil dan

risiko akan mencerminkan imbal hasil yang diterima dan risiko yang menyertai,

temuan di atas membuat penulis tertarik untuk menghitung imbal hasil dan risiko

sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar atau harga transaksi yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menggunakan harga pasar wajar yang

diterbitkan oleh PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) lalu membandingkan

keduanya. Untuk itu, penelitian skripsi ini penulis beri judul, “ANALISIS

PERBANDINGAN IMBAL HASIL DAN RISIKO SUKUK

9
MUDHARABAH DENGAN MENGGUNAKAN HARGA PASAR DAN

HARGA WAJAR PERIODE 2018-2020.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah-

masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Sejak tahun 2004, sukuk ijarah lebih diminati oleh issuer dan investor

daripada sukuk mudharabah.

2. Investor sukuk profit oriented dan floating mayority sedangkan imbal hasil

sukuk mudharabah dari beberapa penelitian diketahui tidak berbeda dari

imbal hasil obligasi dan sukuk ijarah.

3. Sukuk mudharabah hanya diterbitkan oleh perusahaan sehingga sukuk ini

memiliki risiko default, dan risiko likuiditas yang jauh lebih tinggi dari sukuk

negara.

4. Risiko pasar sukuk mudharabah lebih tinggi dari sukuk ijarah.

5. Sukuk mudharabah ditransaksikan melalui mekanisme Over the Counter

(OTC). Sistem OTC menyebabkan berbagai permasalahan seperti

transparansi, likuiditas, dan pengawasan.

6. Perhitungan imbal hasil dan risiko yang menjadi faktor penting dalam

menjalankan investasi sukuk terkendala sulitnya akses informasi harga pasar

yang valid.

7. Pelaku pasar belum sepenuhnya menjadikan harga wajar yang diterbitkan

oleh PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) sebagai acuan harga transaksi

efek bersifat utang dan sukuk (EBUS).

10
C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih fokus dan mendalam, penulis

membatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penelitian terbatas pada sukuk mudharabah yang diterbitkan periode 2018–

2020 yang telah ditransaksikan di pasar sekunder dan dilaporkan ke Bursa

Efek Indonesia (BEI).

2. Penelitian menghitung imbal hasil sukuk mudharabah dengan menggunakan

metode current yield (CY), yield to maturity (YTM), dan holding period yield

(HPY).

3. Penelitian menghitung risiko default dan risiko likuiditas sukuk mudharabah

dengan menggunakan metode yield spread.

4. Imbal hasil dan risiko sukuk mudharabah hanya dihitung menggunakan harga

pasar/harga transaksi yang tercatat di BEI dan harga pasar wajar yang

diterbitkan oleh PHEI.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang dipilih, penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana imbal hasil dan risiko sukuk mudharabah dengan menggunakan

harga pasar dan harga wajar periode 2018-2020?

2. Apakah terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan current yield (CY)

periode 2018-2020?

11
3. Apakah terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield to maturity

(YTM) periode 2018-2020?

4. Apakah terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan holding period yield

(HPY) periode 2018-2020?

5. Apakah terdapat perbedaan antara risiko sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread periode

2018-2020?

E. Tujuan Penelitian

Dan berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1) Untuk mengetahui imbal hasil dan risiko sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar periode 2018-2020.

2) Untuk mengetahui perbandingan imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan current yield (CY)

periode 2018-2020.

3) Untuk mengetahui perbandingan imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield to maturity

(YTM) periode 2018-2020.

4) Untuk mengetahui perbandingan imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan holding period yield

(HPY) periode 2018-2020.

12
5) Untuk mengetahui perbandingan risiko sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread periode

2018-2020.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, di

antaranya:

1) Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna bagi investor

dalam memahami harga pasar sukuk mudharabah serta memaksimalkan

imbal hasil dan meminimalkan risiko sehingga diharapkan dapat

meningkatkan minat investor untuk mentransaksikan sukuk mudharabah di

pasar sekunder.

2) Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sukuk mudharabah yang

telah ada dan menjadi landasan atau pengembangan riset/penelitian-

penelitian selanjutnya yang sejenis.

3) Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi penulis pemahaman yang memadai

tentang perhitungan imbal hasil dan risiko serta harga sukuk mudharabah di

pasar sekunder.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian

1. Pengertian Sukuk

Instrumen investasi pada pasar modal syariah ini pada awalnya

menggunakan istilah obligasi syariah dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional

No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah sebagai regulasinya.

Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang

mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi

syariah berupa bagi hasil/marjin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.

Kemudian pada tahun 2006, BAPEPAM dan LK mengeluarkan dua

peraturan pasar modal syariah pertama di Indonesia, salah satunya Peraturan

No.IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah yang mengganti istilah obligasi

syariah yang digunakan sebelumnya menjadi sukuk. Pergantian istilah ini terjadi

karena istilah obligasi syariah atau islamic bonds dianggap kontradiktif

maknanya. Obligasi atau bonds mempunyai makna loan (hutang) kata yang

sudah tak lepas dari bunga sedangkan dalam Islam bunga termasuk riba yang

diharamkan. (Hamid, 2009: 59)

Setelah fungsi dan tugas Bapepam dan LK digantikan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), peraturan penerbitan sukuk sebelumnya diganti dengan

14
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.3/POJK.04/2018 tentang

Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.04/2015 tentang

Penerbitan dan Persyaratan Sukuk. Dalam peraturan ini, sukuk didefinisikan

sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama

dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided

share) atas aset yang mendasarinya.

Secara etimologi, sukuk berasal dari bahasa Arab. Kata sukuk (‫)صكوك‬

merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk (ّ‫ )صك‬yang memiliki arti

dokumen/lembaran kontrak yang serupa dengan sertifikat atau note. Sementara

secara terminologi, sukuk adalah bukti (claim) kepemilikan terhadap aset yang

menjadi dasar penerbitan sukuk (underlying asset). (Hariyanto, 2017: 4)

Berdasarkan uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sukuk

bukan merupakan surat utang sebagaimana definisi dari obligasi melainkan bukti

kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Dengan demikian, sukuk yang

diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying

asset). Keberadaan underlying asset ini memberikan kejelasan sumber imbal

hasil bagi pemegang sukuk. Imbal hasil bagi pemegang sukuk dapat berupa

imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam

penerbitan sukuk. (OJK, 2015: 407)

15
2. Dasar Hukum Sukuk

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 32/DSN-

MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah, sukuk didasari oleh:

a) Firman Allah SWT

QS. Al-Isra’ (17): 34:

“….dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta

pertanggungjawabannya.”

b) Hadist Nabi SAW

Diriwayatkan Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi

Muhammad SAW bersabda:

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram,

dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.

c) Kaidah fikih

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya”.

Sementara dalam undang-undang (UU), sukuk didasari oleh Undang-

undang No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

3. Jenis-Jenis Sukuk

a) Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah Accounting and Auditing

Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) No.17 tentang

Sukuk Investasi:

16
1) Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan (sukuk ijarah).

2) Sertifikat kepemilkan atas hak manfaat:

i) Sertifikat kepemilikan hak manfaat aset berwujud yang telah ada.

ii) Sertifikat kepemilikan hak manfaat aset yang tersedia di masa

depan.

iii)Sertifikat kepemilikan jasa dari penyedia tertentu.

iv) Sertifikat kepemilikan jasa tertentu di masa depan.

3) Sertifikat salam

4) Sertifikat istisna’a

5) Sertifikat murabahah

6) Sertifikat kerjasama:

i) Sertifikat musharakah

ii) Sertifikat mudarabah

iii)Sertifikat wakalah

7) Sertifikat muzara’ah

8) Sertifikat musaqat

9) Sertifikat mugharasah

b) Jenis sukuk yang dapat dan tidak dapat diperdagangkan berdasarkan

proyek atau aset yang mendasarinya, menurut Academy for International

Modern Studies (AIMS):

1) Sukuk yang dapat diperdagangkan (tradable sukuk) adalah sukuk

yang mewakili aset berwujud atau porsi kepemilikan dari usaha atau

17
portofolio investasi tertentu. Contohnya sukuk ijarah, sukuk

mudharabah, dan sukuk musyarakah.

2) Sukuk yang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable sukuk) adalah

sukuk yang mewakili transaksi hutang piutang dalam bentuk uang

maupun barang. Contohnya sukuk murabahah, sukuk salam, dan

sukuk istishna.

c) Jenis sukuk berdasarkan penerbitnya:

1) Sukuk negara (Sovereign sukuk).

2) Sukuk korporasi (Corporate sukuk). (Laila, 2019: 66)

4. Sukuk Mudharabah

Sukuk mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad mudharabah yang merupakan satu bentuk kerjasama dimana satu

pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain

menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib). Keuntungan dari kerjasama

tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang telah

disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh

pihak penyedia modal sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard

atau niat tidak baik dari mudharib. Rachmawati, (2017: 249-250)

Pada dasarnya, pendapatan yang diberikan oleh sukuk mudharabah

bersifat floating karena besaran pendapatan ditentukan oleh kinerja aktual

emiten. Tapi praktiknya saat ini mayoritas emiten membagikan pendapatan

dengan besaran hampir tetap setiap periodik kepada pemegang sukuk

18
mudharabah. Baik emiten dalam kondisi untung atau pun rugi, pendapatan bagi

hasil pemegang sukuk mudharabah tetap sama atau tidak jauh berbeda.

Pemegang sukuk mudharabah berhak mendapat bagian dari keuntungan

atau menanggung bagian dari kerugian tanpa ada jaminan atas keuntungan serta

tidak ada jaminan untuk bebas dari kerugian. Najmuddin, dkk (2016: 134)

Kerugian yang ditanggung oleh penyedia modal adalah pengorbanan atas modal

yang telah dikeluarkan, sementara kerugian bagi tenaga ahli adalah pengorbanan

atas waktu, tenaga, dan pikiran. Sehingga dapat dikatakan kerugian yang timbul

ditanggung bersama tetapi bentuk kerugiannya berbeda.

Pertanyaan mendasar kenapa harus sukuk mudharabah, beberapa alasan

yang dapat dikemukakan menurut Huda & Nasution (2008: 97) antara lain:

a) Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah besar

dan jangka yang relatif panjang, karena persyaratannya untuk mengikat

risk to reward dan kemampuannya untuk menghasilkan risk adjusted

return yang lebih besar. Serta memungkinkan investor untuk

berpartisipasi tanpa harus terlibat dalam manajemen atau operasional

perusahaan.

b) Dapat digunakan untuk pendanaan umum (general financing) seperti

pendanaan modal kerja.

c) Mudharabah memungkinkan percampuran kerjasama antara modal dan

jasa (kegiatan usaha) sehingga dimungkinkan tidak memerlukan jaminan

(collateral) atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan struktur yang

19
menggunakan dasar akad jual beli yang mensyaratkan jaminan atas aset

yang didanai.

d) Telah memiliki pedoman khusus melalui pengesahan Fatwa No. 33/DSN-

MUI/X/2002 tentang obligasi syariah mudharabah.

1. Proses penerbitan sukuk


Investor (Shahibul Penerbit (Mudharib)
Mal) 2. Kontrak Mudharabah

3.
7. Y% 4. Mendapat
untuk Modal Mudharabah peluang
shahib- baik dalam
al mal perniagaan
8. X% untuk mudharib

Hasil Investasi
perniagaan perniagaan
5. Keuntungan

6. Pembagian keuntungan

Garis proses Garis aliran uang

Gambar 2.1. Skema sukuk mudharabah

Keterangan:

1. Penerbit memproses penerbitan sukuk mudharabah untuk keperluan

mobilisasi modal dengan kadar tertentu.

2. Penerbit (sebagai mudhârib) dan investor (shâhib al-mâl) membuat

kontrak mudharabah dengan perjanjian keuntungan yang disepakati

(X:Y).

3. Atas kontrak tersebut, terkumpul sejumlah modal mudharabah.

20
4. Penerbit menanamkan modal pada proyek perniagaan sebagai peluang

baik dalam alternatif perniagaan.

5. Atas investasi yang dilakukan, mudhârib dapat menghasilkan keuntungan

tertentu.

6. Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas perniagaan tersebut dibagikan

antara shâhib al-mâl dan mudhârib berdasarkan kesepakatan awal (X:Y)

7. Keuntungan untuk shâhib al-mâl bernilai Y%

8. Keuntungan untuk mudhârib bernilai X %. Fatah (2011: 38)

5. Sukuk Korporasi

Sukuk korporasi adalah sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan, baik

perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berdasarkan

peraturan OJK No. 18/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan sukuk.

Dewi, dkk (2020: 13)

Sukuk mudharabah merupakan sukuk yang sampai saat ini hanya

diterbitkan oleh perusahaan. Perusahaan mengeluarkan sukuk mudharabah

untuk tujuan pembiayaan proyek-proyek tertentu atau proyek yang terpisah dari

kegiatan perusahaan yang bersifat jangka panjang. (Rodoni & Hamid, 2008:

133)

Persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan untuk dapat menerbitkan

sukuk adalah:

a) Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan

substansi Fatwa No. 20/ DSN-MUI/IV/2001. Fatwa ini menjelaskan jenis

kegiatan/usaha yang bertentangan dengan syariah Islam, di antaranya:

21
1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

2) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan

dan asuransi konvensional.

3) Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan

makanan dan minuman haram.

4) Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan/atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

b) Peringkat investment grade:

1) Memiliki fundamental usaha yang kuat.

2) Memiliki fundamental keuangan yang kuat.

3) Memiliki citra yang baik bagi publik

c) Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic

Index (JII). (Huda & Nasution, 2008: 89-90)

Dalam praktiknya, pengelolaan bisnis emiten sukuk belum 100% syariah.

Akan sulit menerapkan pasar modal yang benar-benar syariah. Selain itu,

kesiapan otoritas juga belum maksimal. (Mugiyati, 2016: 17)

Sukuk korporasi pada umumnya memberikan imbal hasil yang lebih

tinggi dari sukuk negara. Hal ini merupakan kompensasi atas kesediaan

pemegang sukuk menanggung risiko sukuk korporasi yang juga lebih tinggi dari

sukuk negara. Sebagaimana hukum investasi high risk high return, semakin

besar risiko maka semakin besar pula potensi keuntungannya.

22
6. Imbal Hasil Sukuk

Sukuk menggunakan konsep imbal hasil yang sama dengan obligasi.

Imbal hasil (yield) obligasi adalah ukuran pendapatan obligasi yang akan

diterima investor, yang cenderung bersifat tidak tetap karena sangat terkait

dengan tingkat return yang disyaratkan investor. (Tandelilin, 2017: 259) Yield

menggambarkan pendapatan yang akan diterima investor selama periode

tahunan yang dinyatakan dalam persen.

Bagi pemodal atau kreditor obligasi, faktor yang menjadi penentu apakah

suatu obligasi menarik atau tidak adalah besarnya ekspektasi imbal hasil atau

yield yang dijanjikan oleh obligasi tersebut. (Sitorus, 2015: 61) Begitu pun dalam

investasi sukuk, investor dan manajer investasi akan membeli, melepas, atau

menahan sukuk berdasarkan perhitungan imbal hasil yang akan diterima.

Ada beberapa konsep imbal hasil sebagai alat ukur yang lazim digunakan

oleh para pelaku pasar obligasi dan sukuk, yaitu:

a) Nominal yield. Digunakan untuk mengukur tingkat rate kupon

b) Current yield. Digunakan untuk mengukur tingkat pendapatan berjalan.

c) Yield to maturity. Adalah estimasi imbal hasil apabila obligasi dipegang

sampai jatuh tempo.

d) Yield to call. Adalah estimasi imbal hasil untuk obligasi yang dipegang

sampai dengan tanggal call yang pertama.

e) Realized (horizon) yield. Adalah estimasi imbal hasil apabila obligasi

dilepas sebelum jatuh tempo. (Sitorus, 2015: 21)

23
Dan konsep imbal hasil sebagai alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1) Current yield

Current yield merupakan rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga

pasar dari obligasi tersebut. Dengan demikian, current yield

mendasarkan pada nilai pasar yang dapat berubah-ubah. Current yield

menggambarkan tingkat return yang akan diterima investor, terutama

jika investor membeli dan mempertahankannya selama 1 tahun, tapi

tidak bisa diasumsikan sebagai return aktual dari obligasi yang

bersangkutan. Hal itu dikarenakan current yield tidak menggambarkan

perbedaan antara harga obligasi pada saat diterbitkan dan harga obligasi

ketika dijual kembali (tidak ada informasi capital gain/loss) (Lubis,

2016: 47)

Rumus current yield:

𝐶𝑖 …(2.1)
𝐶𝑌 =
𝑃𝑚

Keterangan:

𝐶𝑖 = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya

𝑃𝑚 = harga pasar obligasi

2) Yield to Maturity

Yield to maturity (YTM) adalah tingkat return secara keseluruhan yang

akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini

24
dan menahannya hingga jatuh tempo. Yield to maturity merupakan

ukuran yield yang paling banyak digunakan karena yield tersebut

mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded

rate of return) yang diharapkan investor. (Tandelilin, 2017: 261)

Perhitungan imbal hasil dengan menggunakan yield to maturity (YTM)

dianggap sesuai untuk sukuk karena masih terdapat keraguan di

kalangan umat Islam untuk mentransaksikan sukuk di pasar sekunder.

(Wahyuni, 2011: 52) Sebagian besar negara diklaim menggunakan

mekanisme ba’i al-dayn yang telah jelas diharamkan mekanisme

tersebut ada dalam praktik pasar sekunder. Untuk menjauhkan diri dari

hal tersebut, sebagian investor mengasumsikan pembelian sukuk untuk

investasi jangka panjang. Hanandewa (2013: 209)

Rumus yield to maturity (YTM) Approximation:

…(2.2)
𝑃𝑝 − 𝑃
𝑌𝑇𝑀 = 𝐶𝑖 + 𝑛
𝑃𝑝 + 𝑃
( 2 )

Keterangan:

Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya

Pp = nilai par dari obligasi

P = harga obligasi pada saat ini

n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

25
3) Holding Period Yield

Dalam menghitung imbal hasil investasi, seluruh hasil baik yang

terealisasi maupun potensial, yang positif maupun negatif perlu

diperhitungkan. (Hidayat, 2019: 12) Holding period return (HPR)

adalah seluruh hasil yang diperoleh pemodal selama memegang

obligasi. Hasil ini terbagi dalam dua bagian, yang pertama selisih harga

pembelian dan harga penjualan yang lazim disebut sebagai capital gain

(loss), dan yang kedua hasil dari kupon. (Sitorus, 2015: 63)

Holding period return tidak menggambarkan return dalam periode

tahunan. Akan sulit untuk membandingkan return satu investasi dengan

return yang ditawarkan investasi lain yang memiliki karakteristik yang

berbeda jika menggunakan holding period return. Untuk itu,

digunakanlah holding period yield (HPY) yang menggambarkan

persentase return tahunan.

Rumus holding period yield (HPY):

𝐻𝑃𝑌 = 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐻𝑃𝑅 − 1 …(2.3)

1 …(2.4)
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐻𝑃𝑅 = 𝐻𝑃𝑅 𝑛

𝐼𝑡 + (𝑃𝑡+1 − 𝑃𝑡 ) …(2.5)
𝐻𝑃𝑅𝑖,𝑡 =
𝑃𝑡

Keterangan:

It = kupon yang diterima selama jangka waktu t

𝑃𝑡+1 = harga obligasi pada akhir jangka waktu t

26
𝑃𝑡 = harga obligasi pada awal jangka waktu t

7. Risiko Sukuk

Menurut Rodoni & Ali (2014: 67), risiko adalah kondisi yang tidak pasti

(uncertainty) di masa yang akan datang. Dan perubahan dari variabilitas return

yang diharapkan atas sesuatu nilai yang tidak sesuai dengan harapan.

Dalam investasi tidak ada yang bebas risiko, sekecil apa pun itu. Hanya saja

tingkat risiko investasi berbeda-beda antara satu efek dengan efek lainnya

tergantung pada karakteristik dari efek yang bersangkutan.

Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko pada obligasi, karena

keduanya merupakan instrumen pada pasar modal. Menurut Chartered Financial

Analyst (2007), risiko-risiko yang mungkin terjadi dan dialami oleh investor

sukuk adalah sebagai berikut:

a) Risiko tingkat pengembalian (rate of return risk)

Risiko tingkat pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan

pengembalian tetap (fixed return). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR

atau benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk

dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad mudharabah, imbal hasil

sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat naik dan turun.

b) Risiko kredit (credit risk)

Risiko kredit pada sukuk ijarah disebabkan oleh kegagalan pembayaran

(default) atas sewa underlying asset. Kecenderungan default menjadi lebih

besar karena mekanisme penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal

hasil/suku bunga lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam.

27
Risiko kredit pada sukuk harus dinilai secara independen, khususnya jika

pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika underlying

asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.

c) Risiko nilai tukar (foreign exchange rate risk)

Risiko nilai tukar dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying

asset diberikan dalam mata uang asing. Penerbit dapat menghitung dan

memberikan jaminan atas risiko tersebut dalam rangka melindungi

investor dari pergerakan nilai tukar.

d) Risiko tingkat harga (price/collateral risk)

Risiko tingkat harga terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada

nilai penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai pasar

sesungguhnya dan laporan atas underlying asset. Sukuk ijarah paling

rentan menghadapi risiko ini karena aset yang disewakan dapat mengalami

depresiasi hingga di bawah harga pasar. Pengelolaan yang baik atas aset

menjadi faktor penting dalam menghadapi risiko ini.

e) Risiko likuiditas (liquidity risk)

Pertumbuhan pasar sekunder yang lambat membuat investor sukuk

menghadapi risiko likuiditas. Kecenderungan membeli dan menahan (buy

and hold) pada mayoritas investor sukuk membuat mekanisme transfer

kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada sukuk salam, di

mana aset yang mewadahi kontrak merupakan komoditas pertanian.

Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut menimbulkan unsur

spekulasi. Zero coupon sukuk seperti sukuk istishna’ dan murabahah juga

28
tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, karena mirip dengan jual

beli hutang (bai’ al-dayn) yang dilarang oleh mayoritas ulama.

f) Risiko kepatuhan syariah (sharia compliance risk)

Perkembangan pasar yang pesat memungkinkan adanya struktur sukuk

yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan perhatian atas

aturan-aturan syariah pada sukuk dibuat dalam rangka melindungi investor

muslim dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

Islam. (Laila, 2019: 55-57)

Obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan tergolong obligasi

dan sukuk yang berisiko, dengan tingkatan yang berbeda-beda. Perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan yang bersifat struktural berisiko bangkrut dan

gagal bayar. (Sitorus, 2015: 99)

Risiko yang terkait dengan sukuk korporasi biasanya diungkapkan dalam

prospektus sebagai salah satu dokumen prasyarat penerbitan sukuk korporasi.

Dalam prospektus beberapa seri sukuk mudharabah, selain risiko gagal bayar,

tertulis risiko yang mungkin dihadapi investor adalah tidak likuidnya sukuk

mudharabah yang ditawarkan dalam penawaran umum disebabkan investor

membeli sukuk mudharabah untuk tujuan investasi jangka panjang.

Metode perhitungan risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yield spread. Yield spread merupakan selisih antara yield to maturity obligasi

atau sukuk korporasi dengan Yield to Maturity obligasi atau sukuk pemerintah

dengan waktu jatuh tempo yang sama atau waktu jatuh tempo yang paling

mendekati. Putri (2013: 298)

29
Yield spread merupakan salah satu metode perhitungan risiko

kredit/risiko default yang dapat menunjukkan tingkat risiko tambahan yang

dihadapi investor apabila berinvestasi pada obligasi yang memiliki risiko lebih

tinggi. Semakin besar risiko default, semakin besar pula yield spread.

Risiko kredit pada umumnya akan terkait erat dengan risiko likuiditas.

Efek dengan risiko kredit tinggi cenderung tidak likuid. Tingkat likuiditas suatu

obligasi juga dapat dilihat melalui yield spread. Semakin tipis spread, maka

semakin likuid obligasi tersebut. (Sitorus, 2015: 155)

Rumus yield spread:

𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 = 𝑌𝑇𝑀𝐶𝐵 − 𝑌𝑇𝑀𝐺𝐵 …(2.6)

Keterangan:

𝑌𝑇𝑀𝐶𝐵 = Yield to Maturity obligasi korporasi

𝑌𝑇𝑀𝐺𝐵 = Yield to Maturity obligasi pemerintah

8. Perdagangan Sukuk Di Pasar Sekunder

Berdasarkan pasal 5/2 Shariah standard AAOIFI No. 17 tentang sukuk

investasi, perdagangan/jual beli sukuk di pasar sekunder diperbolehkan karena

pada prinsipnya yang diperjualbelikan adalah aset/manfaat/jasa yang menjadi

underlying asset sukuk, bukan jual beli utang. Namun perlu diperhatikan struktur

atau jenis akad yang melandasinya karena terdapat beberapa jenis struktur sukuk

yang tidak dapat diperdagangkan.

Persyaratan perdagangan sukuk di pasar sekunder telah diatur dalam

Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.13. Sukuk dengan akad mudharabah atau

musyarakah dapat diperdagangkan di pasar sekunder apabila seluruh dana hasil

30
penawaran umum sukuk telah diterima oleh emiten. Sedangkan sukuk dengan

akad lainnya dapat diperdagangkan apabila seluruh dana hasil penawaran umum

sukuk telah diterima dan mulai digunakan oleh emiten sesuai dengan tujuan

penerbitan sukuk.

Menurut Tim Kajian Pasar Sekunder Sukuk dari Kementerian Keuangan,

investor sukuk lebih memilih melakukan perdagangan di luar bursa atau over the

counter (OTC) dibandingkan melaui bursa. Faktor-faktor yang menjadi

pertimbangannya:

a) Para pihak telah mengetahui secara jelas profil lawan transaksinya.

b) Menghindari biaya transaksi, yaitu dengan menggunakan lembaga PT.

KSEI sebagai penyedia jasa kustodian, biaya yang ditanggung para pihak

hanyalah biaya mutasi per transaksi.

c) Menentukan harga berdasarkan kesepakatan, yaitu dengan kesepakatan

para pihak dapat menentukan harga sesuai dengan kebutuhan dan

kemauan.

d) Kebutuhan untuk melakukan transaksi dalam jumlah/volume yang cukup

besar (block sale).

Namun demikian, mekanisme perdagangan di luar bursa memiliki beberapa

kelemahan, di antaranya:

1) Ketidaktransparanan dalam bertransaksi akan mengakibatkan

ketidakjelasan tingkat harga transaksi. Hal ini mengakibatkan investor

tidak mempunyai acuan harga wajar sukuk dengan valid untuk melakukan

transaksi berikutnya.

31
2) Transaksi di luar bursa tidak mengakomodasi investor yang melakukan

transaksi sukuk dalam jumlah yang kecil (ritel). Hal ini sering dirasakan

oleh para pemegang sukuk ritel ketika akan menjual sukuknya. Pihak bank

sebagai calon pembeli acapkali memberikan tingkat harga yang jauh dari

harga pasar wajarnya. Untuk itu pemegang sukuk hanya akan memiliki dua

pilihan yaitu menjual sukuk di bawah harga pasar wajar atau memegang

sukuk sampai jatuh tempo (hold to maturity) untuk menghindari kerugian.

3) Dengan keterbatasan jumlah sukuk korporasi yang beredar saat ini,

pelaksanaan transaksi di luar bursa kurang mendukung bagi peningkatan

likuiditas perdagangan pasar sekunder.

4) Pengawasan oleh regulator terhadap pelaksanaan transaksi lebih sulit

dilakukan dibandingkan apabila transaksi dilakukan melalui bursa.

9. Harga Pasar Sukuk

Harga pasar adalah harga jual-beli yang berlaku di pasar atau yang terjadi

di bursa efek pada saat tertentu. Terdapat tiga kemungkinan harga dalam

investasi obligasi dan sukuk. Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan

dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam bentuk persentase

(%), yaitu persentase dari nilai nominal, di antaranya sebagai berikut:

a) Par (nilai Pari), adalah harga obligasi sama dengan nilai nominal.

b) At premium (dengan Premi), adalah harga obligasi lebih besar dari nilai

nominal.

c) At discount (dengan Diskon), adalah harga obligasi lebih kecil dari nilai

nominal. (Purnomo, dkk 2013: 29)

32
Karena efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) umumnya ditransaksikan

melalui mekanisme over the counter (OTC) maka tidak ada harga penutupan

yang secara resmi dikeluarkan oleh bursa efek, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

kemudian menerbitkan Peraturan OJK No. 22/POJK.04/2017 tentang pelaporan

transaksi efek untuk meningkatkan transparansi pasar OTC agar informasi harga

transaksi/harga pasar yang valid dapat diketahui oleh publik. Peraturan ini

mewajibkan setiap pihak yang melakukan transaksi di luar bursa untuk

menyampaikan laporan atas setiap transaksi efek yang dilakukannya paling

lambat 30 (tiga puluh) menit setelah transaksi terjadi kepada Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pihak yang ditunjuk

sebagai Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE). Dan BEI wajib menyediakan

data transaksi yang dapat diakses publik seketika setelah transaksi dilaporkan.

Dengan adanya peraturan ini, publik dapat mengakses harga

transaksi/harga pasar harian efek bersifat utang dan sukuk di laman resmi Bursa

Efek Indonesia (BEI). Dan harga transaksi/harga pasar historis efek bersifat

utang dan bisa didapatkan di The Indonesia Capital Market Institute (TICMI),

lembaga pusat data, informasi, dan profesi pasar modal Indonesia.

10. Harga Pasar Wajar Sukuk

Harga wajar mencerminkan kondisi fundamental dari suatu efek, nilai

fundamental atau nilai intrinsik atau nilai sesungguhnya dari suatu efek adalah

perkiraan nilai sebenarnya dari efek tersebut. Harga wajar juga menjadi

pembanding harga pasar, apakah under value atau over value.

33
Dalam peraturan Bapepam dan LK No. V.C.3 tentang Lembaga Penilaian

Harga Efek, pihak yang dapat melakukan penilaian dan penetapan atas harga

pasar wajar efek bersifat utang dan sukuk adalah lembaga penilai harga efek

(LPHE) yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK. Sampai saat

ini, hanya ada satu LPHE resmi dan terdaftar di bawah pengawasan otoritas pasar

modal, yaitu PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) atau Indonesia Bond

Pricing Agency (IBPA). Sebagai lembaga penilai, PHEI memiliki metode

penilaian yang berlaku umum pada lembaga penilai lain di luar negeri. Metode

penilaian yang digunakan PHEI tersebut bertujuan untuk mencapai hasil

penilaian harga pasar wajar atas suatu efek yang akurat.

PHEI menghasilkan penilaian melalui metodologi yang konsisten dan

transparan dengan menggunakan data hasil observasi perdagangan, informasi

rating, perilaku masa lalu, yield curve dan data keuangan. Seluruh metodologi

disetujui oleh otoritas pasar modal untuk menjamin transparansi, konsistensi,

dan bebas manipulasi. Dengan metodologi ini, penilaian wajar dapat dihasilkan

untuk setiap efek secara harian, walaupun surat utang tersebut tidak likuid dan

tidak diperdagangkan.

Pada dasarnya, praktik valuasi harga sukuk di pasar saat ini tidak berbeda

dengan valuasi obligasi konvensional. Hal ini dikarenakan metode valuasi harga

wajar sukuk dengan akad ijarah dan sukuk dengan akad mudharabah sama

dengan struktur obligasi dari aspek arus kas. Pada sukuk mudharabah, karena

besarnya keuntungan proyek tiap periodenya tidak selalu sama maka besarnya

imbal hasil yang diterima tiap periodenya pun tidak selalu sama sehingga untuk

34
melakukan valuasi harga sukuk mudharabah ini perlu adanya pemodelan

proyeksi arus kas. Pemodelan arus kas tersebut dilakukan dengan menggunakan

asumsi bahwa periode imbal hasil di masa yang akan datang diestimasi

berdasarkan data historis pembayaran tingkat imbal hasil dengan

mempertimbangkan data historis keuntungan perusahaan atau proyek setiap

periodenya serta nisbah (perbandingan) keuntungan yang disepakati

sebelumnya. (Bapepam-LK, 2012: 13-14)

35
B. Penelitian Terdahulu
No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
1. Analisis Yayuk Sri Secara umum Meneliti Menggunakan
Komparasi Wahyuni terdapat perbedaan perbandingan sukuk
Imbal Hasil dan (2011) yang signifikan imbal hasil dan mudharabah
Risiko Sukuk secara statistik risiko sukuk sebagai sampel
Dengan imbal hasil dan dengan penelitian
Menggunakan risiko sukuk antara menggunakan Menambahkan
Harga Pasar dan yang menggunakan harga pasar dan metode current
Harga Wajar harga pasar dan harga. yield dalam
(Studi Kasus harga wajarnya Metode perhitungan imbal
pada Sukuk berdasarkan perhitungan imbal hasil dan
yang beberapa klasifikasi hasil menggunakan
Diterbitkan di yang ditentukan. menggunakan yield spread
Indonesia yield to maturity dalam
Periode 2009- dan holding perhitungan
2011). period yield. risiko.
Periode penelitian
2018-2020.
2. Analisis Liza Wardani Tidak terdapat Meneliti Menggunakan
Komparasi (2017) perbedaan yang perbandingan sukuk
Imbal Hasil dan signifikan pada imbal hasil dan mudharabah
Risiko Sukuk YTM dan risiko risiko sukuk sebagai sampel
Negara Seri IFR HPY dengan dengan penelitian.
Dengan menggunakan menggunakan Menambahkan
Menggunakan harga pasar dan harga pasar dan current yield
Harga Pasar dan harga wajar. harga wajar. dalam
Harga Wajar Terdapat perbedaan Metode perhitungan imbal
Periode 2014- yang signifikan perhitungan imbal hasil dan
2016) pada RAR dengan hasil menggunakan

36
menggunakan menggunakan yield spread
harga pasar dan yield to maturity dalam
harga wajar. dan holding perhitungan
period yield. risiko.
Periode penelitian
2018-2020.
3. Analisis Burhanuddin Tidak ada Meneliti kinerja Meneliti
Perbandingan (2013) perbedaan kinerja sukuk perbandingan
Kinerja Obligasi yang signifikan mudharabah imbal hasil sukuk
Syariah antara obligasi berdasarkan mudharabah
Mudharabah syariah current yield dan dengan
dan Ijarah di mudharabah dan yield to maturity. menggunakan
Bursa Efek ijarah. Tapi harga pasar dan
Indonesia. berdasarkan nilai harga wajar,
rata-rata variabel, dengan tambahan
obligasi syariah metode Holding
mudharabah Period Yield
memiliki kinerja dalam
yang lebih baik dari perhitungan imbal
obligasi syariah hasil.
ijarah.
4. Perbandingan Cut Aja Ratu Tidak terdapat Meneliti imbal Menambahkan
Imbal Hasil Balqis, & perbedaan yang hasil sukuk metode Holding
Sukuk Meutia Fitri signifikan antara mudharabah Period Yield
Mudharabah (2018) imbal hasil sukuk berdasarkan dalam
Dan Obligasi mudharabah current yield dan perhitungan imbal
Konvensional dengan obligasi yield to maturity. hasil.
(Studi Pada konvensional. Meneliti
Perusahaan Tapi berdasarkan perbandingan
Yang Terdaftar nilai rata-rata, imbal hasil sukuk

37
Di Bursa Efek sukuk mudharabah mudharabah
Indonesia memiliki imbal dengan
Tahun 2011- hasil yang sedikit menggunakan
2014) lebih besar dari harga pasar dan
obligasi. harga wajar.
5. Perbandingan Dunyati Terdapat perbedaan Meneliti Yield to Meneliti
Yield to Ilmiah antara sukuk ijarah Maturity sukuk perbandingan
Maturity Dan (2018) dan sukuk mudharabah. Yield to Maturity
(Rating) Pada mudharabah sukuk
Sukuk Ijarah berdasarkan Yield mudharabah
Dan Sukuk to Maturity. dengan
Mudaharabah. Tidak terdapat menggunakan
perbedaan antara harga pasar dan
peringkat sukuk harga wajar.
ijarah dan sukuk
mudharabah.
6. Pengaruh Ernawati, & Variabel Meneliti yield Meneliti
Profitabilitas, Akhmad profitabilitas tidak sukuk perbandingan
Efisiensi, Dan Riduwan berpengaruh mudharabah. yield sukuk
Syariah (2015) terhadap yield mudharabah
Compliance sukuk mudharabah, dengan
Terhadap Yield variabel efisiensi menggunakan
Sukuk berpengaruh positif harga pasar dan
Mudharabah Di terhadap yield harga wajar.
Indonesia sukuk mudharabah,
dan variabel syariah
compliance tidak
berpengaruh
terhadap yield

38
sukuk mudharabah
di Indonesia.
7. Determinan Lia Ernawati, Variabel makro Menggunakan Menggunakan
Yield Spread Arni Surwanti, meliputi Credit yield spread metode yield
Obligasi dan Firman Default Swap sebagai variabel spread dalam
Korporasi Di pribadi (CDS), kurs, inflasi, penelitian. menghitung risiko
Indonesia. (2020) dan variabel sukuk
mikroekonomi mudharabah.
meliputi maturitas, Membandingkan
profitabilitas, dan yield spread
likuiditas dengan
menunjukkan menggunakan
pengaruh yang harga pasar dan
signifikan terhadap harga wajar.
yield spread
obligasi dan IHSG
tidak berpengaruh
signifikan.
8. Pengaruh Risiko Eka Lestari Variabel likuiditas Menggunakan Meneliti
Likuiditas Hafqi Putri perusahaan dan age yield spread perbandingan
Perusahaan (2013) tidak berpengaruh sebagai variabel yield spread yang
Terhadap Yield signifikan terhadap penelitian. dihitung
Spread Obligasi. yield spread, menggunakan
sedangkan variabel harga pasar dan
leverage, maturity, harga wajar.
coupon, size issue,
dan kinerja
perusahaan
berpengaruh

39
signifikan terhadap
yield spread.
9. Penilaian Teni Rubiyanti Variabel kurs Meneliti fair Meneliti
Faktor-Faktor (2019) rupiah terhadap price/ harga wajar perbandingan
Makroekonomi, dolar, coupon rate, sukuk yang imbal hasil dan
Coupon, Yield dan time to maturity diterbitkan oleh risiko sukuk
to Maturity, berpengaruh positif PHEI. mudharabah
Time to dan signifikan, Meneliti yield to dengan
Maturity, dan Yield to maturity maturity sukuk menggunakan
Rating terhadap berpengaruh harga pasar dan
dengan
fair price sukuk negatif dan menggunakan harga wajar yang
korporasi pasar signifikan, diterbitkan oleh
harga wajar.
modal syariah sedangkan inflasi, PHEI.
Di Indonesia tingkat imbal hasil
Periode 2014- SBIS, dan tingkat
2018 bagi hasil deposito
mudharabah tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
fair price sukuk
korporasi, namun
secara simultan
semua variabel
berpengaruh
signifikan terhadap
fair price sukuk
korporasi.
10. The Risk of Omamah Pada umumnya Meneliti risiko Menghitung risiko
Sukuk (Islamic Ameen B sukuk dan obligasi sukuk. sukuk
Bonds) and Barqawi memiliki risiko mudharabah

40
Conventional (2018) yang sama dengan
Bonds: meskipun sukuk menggunakan
Comparative memiliki risiko metode yield
Study tambahan berupa spread.
risiko kepatuhan
syariah dan risiko
regulasi.
Tapi terlepas dari
itu semua, sukuk
memiliki risiko
yang lebih rendah
karena adanya
prinsip profit and
loss sharing dan
adanya underlying
asset.
11. Measuring Risk Zhun Yan Sukuk SRI berbeda Meneliti imbal Meneliti imbal
and Return Of Chang secara signifikan hasil dan risiko hasil dan risiko
Sustainable And (2020) dengan sukuk sukuk sukuk
Responsible korporasi Malaysia menggunakan mudharabah yang
Investment ber-rating AAA, yield spread. diterbitkan di
(SRI) Sukuk in sukuk negara Indonesia.
Malaysia Malaysia, dan
obligasi negara
Malaysia. Sukuk
SRI lebih berisiko.
12. Relative Risk Of Ravindran Hasil perhitungan Meneliti risiko Menggunakan
Islamic Sukuk Ramasamy, Duration dan sukuk korporasi metode yield
Over Shanmugam Convexiety dan spread dalam
Government Munisamy, menunjukkan membandingkann

41
And Mohd Hanif sukuk tepat berada ya dengan sukuk perhitungan
Conventional Mohd Helmi di antara obligasi negara. risikonya.
Bonds (2011) pemerintah dan
obligasi
konvensional.
Perpaduan antara
obligasi
pemerintah, sukuk,
dan obligasi
konvensioanl
dalam satu
portofolio akan
menurunkan risiko
pasar dan
memberikan
pendapatan yang
stabil di atas
obligasi pemerintah

42
C. Kerangka Pemikiran

Sukuk Mudharabah

Sukuk mudharabah di pasar sekunder

Ditransaksikan Dinilai PHEI

Harga Pasar Harga Wajar

Menghitung Imbal Hasil dan Risiko Sukuk Mudharabah

CY YTM HPY Yield


Spread

Tidak normal
Uji Normalitas Mann Whitney U-Test

Uji Homogenitas

Independent Sample T-Test

Hasil

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

43
D. Hipotesis

1. Hipotesis penelitian:

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan current yield

(CY) periode 2018-2020.

Ha: Terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan current yield

(CY) periode 2018-2020.

Hipotesis statistik:

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

2. Hipotesis penelitian:

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield to maturity

(YTM) periode 2018-2020.

Ha: Terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield to maturity

(YTM) periode 2018-2020.

Hipotesis statistik:

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

44
3. Hipotesis penelitian:

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan holding period

yield (HPY) periode 2018-2020.

Ha: Terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan holding period

yield (HPY) periode 2018-2020.

Hipotesis statistik:

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

4. Hipotesis penelitian:

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara risiko sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread

periode 2018-2020.

Ha: Terdapat perbedaan antara risiko sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread

periode 2018-2020.

Hipotesis statistik:

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

45
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sukuk mudharabah yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir tahun 2020 yang berjumlah 78 seri.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu, yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi. (Agung & Yuesti, 2019: 39). Metode

penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu metode penarikan sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. (Hendriyani, dkk 2017: 42). Kriteria yang

dimaksud di sini adalah:

1. Sukuk mudharabah yang diterbitkan periode 2018-2020 yang telah

melakukan pembayaran bagi hasil minimal dua kali dan maksimal satu kali

pembayaran bagi hasil tersisa sebelum jatuh tempo.

2. Sukuk mudharabah yang diperingkat oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia

(Pefindo) dengan peringkat AAA.

46
3. Sukuk mudharabah yang ditransaksikan di pasar sekunder dengan cukup

likuid dan transaksinya dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku

Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE).

4. Sukuk negara yang digunakan adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

PBS yang memiliki waktu jatuh tempo terdekat dengan waktu jatuh tempo

sukuk mudharabah.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan, diperoleh sampel

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

No. Kode Sukuk Nama Sukuk

1. SMBEXI01BCN2 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia

Eximbank I Tahap II Tahun 2018 Seri B

2. SMBNGA01BCN1 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB

Niaga Tahap I Tahun 2018 Seri B

3. SMBNGA01BCN2 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB

Niaga Tahap II Tahun 2019 Seri B

4. SMBNGA01BCN3 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB

Niaga Tahap III Tahun 2020 Seri B

5. SMADMF03BCN3 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira

Finance Tahap III Tahun 2019 Seri B

6. SMSMII01BCN2 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana

Multi Infrastruktur Tahap II Tahun 2019 Seri B

47
7. SMPPGD01BCN1 Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pegadaian

Tahap I Tahun 2020 Seri B

8. PBS002 Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS002

9. PBS027 Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS027

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

B. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah

data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. (Agung &

Yuesti, 2019: 61). Data ini diperoleh dari sumber sekunder. Data sekunder

merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian,

peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain

dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

(Nuryadi, dkk, 2017: 5). Data dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Penilaian

Harga Efek Indonesia (PHEI)/Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) dan PT.

Indonesian Capital market Electronic Library (TICMI).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan

dengan masalah penelitian. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi,

laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial, dan yang lainnya.

(Agung & Yuesti, 2019: 67)

48
D. Metode Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data, tahap selanjutnya yang harus

dilakukan dalam penelitian adalah melakukan analisis data. Penelitian ini

menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Pengujian hipotesis komparatif menggunakan statistik parametrik dengan alat

uji Independent Sample T-Test dan statistik nonparametrik dengan alat uji Mann

Whitney U Test.

1. Statistik deskriptif

Adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. (Digdowiseiso, 2017: 181).

Dengan statistik deskriptif, kumpulan data akan tersaji dengan ringkas dan

rapi sehingga lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Selain

itu, statistik deskriptif memberikan informasi inti dari kumpulan data yang

ada.

2. Uji Asumsi

Statistik parametrik mempunyai kekuatan yang lebih dari pada statistik

nonparametrik, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. (Sugiyono,

2013: 150). Asumsi yang harus dipenuhi pada Independent Sample T-Test di

antaranya adalah data berdistribusi normal, dan varians antar kelompok sama

atau homogen. (Rinaldi, dkk, 2020: 52). Tapi asumsi homogenitas tidak

bersifat mutlak karena jika didapati varians antar kelompok tidak homogen,

49
Independent Sample T-Test tetap dapat digunakan. Untuk mengetahui apakah

data penelitian memenuhi asumsi di atas atau tidak, dilakukan uji asumsi

sebagai berikut:

a) Uji normalitas. Uji normalitas adalah suatu prosedur uji statistik yang

digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang

terdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal ataukah tidak.

(Nuryadi, dkk, 2017: 79).

Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data menggunakan uji Saphiro

Wilk. Uji Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah dalam

tabel distribusi frekuensi. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua

kelompok untuk dikonversi dalam Saphiro Wilk. Dapat juga dilanjutkan

transformasi dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal.

(Cahyono, 2015: 23). Uji ini menghasilkan keputusan yang akurat apabila

digunakan pada sampel yang kurang dari 50. Oktaviani, dkk (2014: 128).

Rumus Uji Saphiro Wilk:

𝑘 2
1
𝑇3 = [∑ 𝑎𝑖 (𝑋𝑛−𝑖+1 − 𝑋𝑖 )] …(3.1)
𝐷
𝑖=1

𝐷 = ∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
…(3.2)
𝑖=1

50
Keterangan:

𝑎𝑖 = koefisien uji Shapiro Wilk

𝑋𝑛−𝑖+1 = data ke n – i + 1

𝑋𝑖 = data ke i

̅
X = rata-rata data

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas (p-value) < 0,05,

maka data tidak berdistribusi normal.

2) Jika nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas (p-value) > 0,05,

maka data berdistribusi normal.

b) Uji homogenitas. Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang

digunakan untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data sampel

berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama atau tidak.

(Nuryadi, dkk, 2017: 89).

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas varians menggunakan uji

Levene. Uji Levene menggunakan analisis varians satu arah. Data

ditransformasikan dengan jalan mencari selisih masing-masing skor

dengan rata-rata kelompoknya. Usmadi (2020: 54)

Rumus uji Levene:

(𝑛 − 𝑘) ∑𝑘𝑖=1 𝑛𝑖 (𝑍𝑖.̅ − 𝑍̅. . )2


𝑊=
(𝑘 − 1) ∑𝑘 ∑𝑛𝑖 (𝑍 − 𝑍̅ )2 …(3.4)
𝑖=1 𝑗=1 𝑖𝑗 𝑖.

51
Keterangan:

n = jumlah pengamatan

k = banyaknya kelompok

̅i. |
Zij = |Yij − Y

̅i. = rata-rata dari kelompok i


Y

Z̅i. = rata-rata dari kelompok Zi

Z̅.. = rata-rata menyeluruh (overall mean) dari Zij

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas (p-value) < 0,05,

maka kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang

berbeda (tidak homogen).

2) Jika nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas (p-value) > 0,05,

maka kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang

sama (homogen).

3. Independent Sample T Test

Apabila hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal, maka

Independent Sample T-Test dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.

Tujuan dari Independent Sample T-Test adalah membandingkan rata-rata dua

grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup

tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan.

52
Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai

rata-rata dengan standart error dari perbedaan rata-rata dua sampel.

(Digdowiseiso, 2017: 98). Bentuk varians kedua sampel akan mempengaruhi

nilai standart error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujian. Hasil

uji homogenitas digunakan untuk menentukan rumus mana yang akan

digunakan dalam pengujian Independent Sample T-Test.

a) Untuk varians yang sama (equal variance assumed) menggunakan rumus

pooled variance:

b) 𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2 …(3.5)
𝑡=
1 1
√𝑠𝑝2 (
𝑛1 + 𝑛2 )

Keterangan:

𝑥1 = rata-rata sampel pertama


̅̅̅

𝑥2 = rata-rata sampel kedua


̅̅̅

n1 = jumlah pengamatan dalam sampel pertama

n2 = jumlah pengamatan dalam sampel kedua

𝑠𝑝2 = perkiraan terkumpul dari variansi populasi

Dengan derajat kebebasan: n1 + n2 -2

(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 …(3.6)


𝑠𝑝2 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2

Keterangan:

𝑠12 = variansi (standar deviasi kuadrat) dari sampel pertama

𝑠22 = variansi dari sampel kedua

53
b) Untuk varians yang berbeda (equal variance not assumed) menggunakan

rumus separated variance:

c) 𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2 …(3.7)
𝑡=
𝑠12 𝑠22

𝑛1 + 𝑛2

Dengan derajat kebebasan (degree of freedom):

2 …(3.8)
𝑠2 𝑠2
( 1 + 2)
𝑛1 𝑛2
𝑑𝑓 = 2 2
𝑠2 𝑠2
( 1) ( 2)
𝑛1 𝑛2
+
(𝑛1 − 1) (𝑛2 − 1)

Pengambilan keputusan dalam Independent Sample T-Test dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan perbandingan nilai

signifikansi atau nilai probabilitas:

1) Jika nilai Sig. (2-tailed) atau nilai probabilitas (p-value) > 0,05, maka

tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dua variabel.

2) Jika nilai Sig. (2-tailed) atau nilai probabilitas (p-value) < 0,05, maka

terdapat perbedaan rata-rata antara dua variabel.

Dan berdasarkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel:

1) Jika nilai t hitung < t tabel, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata

antara dua variabel

2) Jika nilai t hitung > t tabel, maka terdapat perbedaan rata-rata antara

dua variabel.

54
4. Mann Whitney U Test

Apabila hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal,

maka Independent Sampel T-Test tidak dapat digunakan dalam pengujian

hipotesis. Sebagai gantinya, digunakan metode statistik nonparametrik Mann

Whitney U-Test yang tidak memerlukan asumsi normalitas. Uji ini tergolong

kuat sebagai pengganti Independent Sampel T-Test. (Kadir, 2010: 273)

Mann Whitney U-Test menguji perbedaan nilai tengah (median) skor dua

buah populasi berdasarkan dua sampel yang tidak berpasangan. Ada dua

rumus yang digunakan dalam pengujian. Dari kedua rumus ini yang

digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus dengan nilai U yang paling

kecil untuk kemudian dibandingkan dengan U tabel. (Muhid, 2019: 267)

Dua rumus Mann Whitney U-Test:

𝑛1 (𝑛1 + 1) …(3.9)
𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅1
2

𝑛2 (𝑛2 + 1) …(3.10)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅2
2

Keterangan:

𝑛1 = jumlah sampel 1

𝑛2 = jumlah sampel 2

𝑈1 = jumlah peringkat 1

𝑈2 = jumlah peringkat 2

𝑅1 = jumlah ranking pada sampel 𝑛1

𝑅2 = jumlah ranking pada sampel 𝑛2

55
Dasar pengambilan keputusan:

a) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan

antara dua variabel.

b) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan antara

dua variabel.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel independen penelitian ini adalah harga pasar dan harga wajar.

Sementara variabel dependennya adalah imbal hasil dan risiko sukuk

mudharabah. Perhitungan imbal hasil menggunakan metode current yield (CY),

yield to maturity (YTM), dan holding period yield (HPY). Perhitungan risiko

menggunakan metode yield spread.

Tabel 3.2. Operasional Variabel Penelitian

No. Nama Variabel Definisi Operasional Rumus

1. Current Yield Tingkat pengembalian

(CY) investor saat ini, yaitu

rasio tingkat bunga 𝐶𝑖


𝐶𝑌 =
𝑃𝑚
obligasi terhadap
(2.1)
harga pasar obligasi

tersebut.

56
2. Yield To Perkiraan keseluruhan

Maturity tingkat pengembalian


𝐹−𝑃
(YTM) yang bisa didapat jika 𝑌𝑇𝑀 = 𝐶+ 𝑛
𝐹+𝑃
sukuk dipegang ( 2 )

sampai jatuh tempo. (2.2)

3. Holding Period Tingkat pengembalian 𝐻𝑃𝑌 = 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐻𝑃𝑅 − 1

Yield (HPY) yang diperoleh (2.3)

investor selama 1
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐻𝑃𝑅 = 𝐻𝑃𝑅 𝑛
periode kepemilikan
(2.4)
obligasi.
𝐼𝑡 + (𝑃𝑡+1 − 𝑃𝑡 )
𝐻𝑃𝑅𝑖,𝑡 =
𝑃𝑡

(2.5)

4. Yield Spread Perbedaan YTM

obligasi korporasi

dengan YTM obligasi 𝑌𝑆 = 𝑌𝑇𝑀𝐶𝐵 − 𝑌𝑇𝑀𝐺𝐵

pemerintah untuk (2.6)

menentukan premi

risiko.

57
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menghitung dan membandingkan imbal hasil dan risiko

sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Perhitungan imbal hasil menggunakan metode current yield (CY), yield to

maturity (YTM), dan holding period yield (HPY), sementara perhitungan risiko

menggunakan metode yield spread. Sampel penelitiannya, sukuk mudharabah

yang diterbitkan periode 2018-2020 dengan segala kriteria yang telah ditetapkan,

berjumlah 7 seri berasal dari 5 emiten. Sedangkan Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) PBS yang dijadikan sampel berjumlah 2 seri. Data historis harga

pasar didapatkan dari TICMI dan data historis harga wajar didapatkan dari

IBPA/PHEI. Analisis data dimulai dengan melakukan perhitungan CY, YTM,

HPY dan yield spried dengan menggunakan harga pasar, lalu dilakukan

perhitungan serupa dengan menggunakan harga wajar. Hasil perhitungan

kemudian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan

dilakukan uji hipotesis komparatif menggunakan Independent Sample T-Test

atau Mann Whitney U-Test. Pengolahan data penelitian menggunakan program

Microsoft Excel dan IBM SPSS Statistics versi 23.

58
B. Temuan Hasil Penelitian

1. Hasil Perhitungan Imbal Hasil dan Risiko Sukuk Mudharabah

Untuk menghitung imbal hasil dan risiko sukuk mudharabah dalam

penelitian ini, digunakan beberapa informasi lain di samping harga pasar dan

harga wajar, di antaranya waktu penerbitan dan waktu jatuh tempo, tingkat bagi

hasil dan fee, nilai nominal/penebusan, frekuensi pembayaran bagi hasil dan fee,

serta basis perhitungan hari. Informasi tersebut penulis dapatkan dari situs resmi

PT. KSEI dan PT. BEI.

Hasil perhitungan current yield (CY), yield to maturity (YTM), holding

period yield (HPY), dan yield spread sukuk mudharabah dengan menggunakan

harga pasar dan harga wajar disajikan dalam lampiran 1-8 penelitian ini.

2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 adalah output analisis statistik deskriptif current yield (CY),

yield to maturity (YTM), holding period yield (HPY), dan yield spread sukuk

mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Peringkasan

data penelitian menggunakan ukuran tengah rata-rata (mean), serta ukuran

sebaran nilai minimum, maksimum, dan standar deviasi.

59
Tabel 4.1. Output analisis statistik deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

YTM Harga Pasar 40 .054 .093 .07624 .010962


YTM Harga Wajar 40 .050 .085 .06934 .009119
CY Harga Pasar 40 .070 .093 .08438 .006223
CY Harga Wajar 40 .069 .091 .08339 .005904
HPY Harga Pasar 40 .066 .150 .09683 .019900
HPY Harga Wajar 40 .060 .163 .11493 .022056
YS Harga Pasar 40 .001 .053 .02100 .010458
YS Harga Wajar 40 .006 .027 .01339 .005080
Valid N (listwise) 40
Sumber: output SPSS 23

Dari tabel output di atas, diketahui jumlah data masing-masing sampel

adalah 40. Nilai terendah CY dengan menggunakan harga pasar adalah 7,00%

dan nilai tertinggi 9,30%, rata-ratanya 8,44% dengan standar deviasi 0,006223.

Sementara nilai terendah CY dengan menggunakan harga wajar adalah 6,90%

dan nilai tertinggi 9,10%, rata-ratanya 8,34% dengan standar deviasi 0,005904.

Standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata menunjukkan sebaran data yang

kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar, atau ukuran tengah rata-rata

merupakan parameter yang tepat untuk mewakili semua data penelitian.

Nilai terendah YTM dengan menggunakan harga pasar adalah 5,40% dan

nilai tertinggi 9,30%, rata-ratanya 7,62% dengan standar deviasi 0,010962.

Sementara nilai terendah YTM dengan menggunakan harga wajar adalah 5,00%

dan nilai tertinggi 8,50%, rata-ratanya 6,93% dengan standar deviasi 0,009119.

Standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata menunjukkan sebaran data yang

kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar, atau ukuran tengah rata-rata

60
merupakan parameter yang tepat untuk mewakili semua data dalam penelitian

ini.

Selanjutnya, Nilai terendah HPY dengan menggunakan harga pasar

adalah 6,60% dan nilai tertinggi 15,00%, rata-ratanya 9,68% dengan standar

deviasi 0,019900. Sementara nilai terendah HPY dengan menggunakan harga

wajar adalah 6,00% dan nilai tertinggi 16,30%, rata-ratanya 11,49% dengan

standar deviasi 0,022056. Standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata

menunjukkan sebaran data yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup

besar, atau ukuran tengah rata-rata merupakan parameter yang tepat untuk

mewakili semua data.

Yang terakhir, yield spread. Nilai terendah yield spread dengan

menggunakan harga pasar adalah 0,10% dan nilai tertinggi 5,30%, rata-ratanya

2,10% dengan standar deviasi 0,010458. Sementara nilai terendah yield spread

dengan menggunakan harga wajar adalah 0,60% dan nilai tertinggi 2,70%, rata-

ratanya 1,34% dengan standar deviasi 0,005080. Standar deviasi yang lebih kecil

dari rata-rata menunjukkan sebaran data yang kecil atau tidak ada kesenjangan

yang cukup besar, atau ukuran tengah rata-rata merupakan parameter yang tepat

untuk mewakili semua data.

3. Hasil Uji Asumsi

a) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal sehingga Independent Sample T-Test dapat digunakan dalam

pengujian hipotesis, ataukah data tidak berdistribusi normal sehingga

61
pengujian hipotesis akan menggunakan Mann Whitney U-Test. Tabel 4.2

menyajikan output uji normalitas current yield (CY), yield to maturity

(YTM), holding period yield (HPY), dan yield spread sukuk mudharabah

dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Pengambilan keputusan

normalitas dilakukan berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel Shapiro-

Wilk karena jumlah data masing-masing sampel kurang dari 50.

Tabel 4.2. Ouput uji normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

HARGA Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Yield to Maturity Harga Pasar .135 40 .063 .945 40 .049

Harga Wajar .072 40 .200* .976 40 .551


Current Yield Harga Pasar .246 40 .000 .875 40 .000
Harga Wajar .210 40 .000 .881 40 .001
Holding Period Harga Pasar .105 40 .200* .958 40 .142
Yield Harga Wajar .104 40 .200* .973 40 .452
Yield Spread Harga Pasar .099 40 .200* .966 40 .272

Harga Wajar .145 40 .034 .945 40 .050


Sumber: output SPSS versi 23

Dari tabel Shapiro-Wilk diketahui nilai Sig. (signifikansi) CY dengan

menggunakan harga pasar adalah 0,000, kurang dari 0,05. Dan nilai Sig.

(signifikansi) CY dengan menggunakan harga wajar adalah 0,001, kurang

dari 0,05. Nilai Sig.<0,05 berarti data tidak berdistribusi normal. Karena data

kedua sampel tidak berdistribusi normal, maka asumsi normalitas pada CY

dinyatakan tidak terpenuhi

Nilai Sig. (signifikansi) YTM dengan menggunakan harga pasar adalah

0,049, lebih kecil dari 0,05. Nilai Sig.<0,05 berarti data tidak berdistribusi

normal. Sementara nilai Sig. (signifikansi) YTM dengan menggunakan harga

62
wajar adalah 0,551, lebih besar dari 0,05. Nilai Sig.>0,05 berarti data

berdistribusi normal. Data salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka

asumsi normalitas pada YTM dinyatakan tidak terpenuhi.

Nilai Sig. (signifikansi) HPY dengan menggunakan harga pasar adalah

0,142, lebih dari 0,05. Dan nilai Sig. (signifikansi) HPY dengan

menggunakan harga wajar adalah 0,452, lebih dari 0,05. Nilai Sig.>0,05

berarti data berdistribusi normal. Karena data kedua sampel berdistribusi

normal, maka asumsi normalitas pada HPY dinyatakan terpenuhi.

Nilai Sig. (signifikansi) yield spread dengan menggunakan harga pasar

adalah 0,272, lebih dari 0,05. Nilai Sig.>0,05 berarti data berdistribusi

normal. Sementara nilai Sig. (signifikansi) yield spread dengan menggunakan

harga wajar adalah 0,050. Nilai Sig.= 0,05 berarti data tidak berdistribusi

normal. Data salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka asumsi

normalitas pada yield spread dinyatakan tidak terpenuhi.

b) Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians sangat diperlukan sebelum membandingkan dua

kelompok atau lebih. Tabel 4.3 menyajikan output uji homogenitas current

yield (CY), yield to maturity (YTM), holding period yield (HPY), dan yield

spread sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene karena pada uji

Levene data yang diuji tidak harus berdistribusi normal, hanya harus kontinu.

(Hanief & Himawanto, 2017: 63).

63
Tabel 4.3. Output uji homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Yield to Maturity 3.106 1 78 .082


Current Yield .119 1 78 .731
Holding Period Yield .270 1 78 .605
Yield Spread 14.297 1 78 .000
Sumber: output SPSS 23

Dari tabel output di atas, diketahui nilai Sig. (signifikansi) current yield

(CY) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar adalah 0,731, lebih

dari 0,05. Sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas,

nilai Sig.>0,05 berarti varians kedua kelompok sama (homogen).

Nilai Sig. (signifikansi) yield to maturity (YTM) dengan menggunakan

harga pasar dan harga wajar adalah 0,082, lebih dari 0,05. Sebagaimana dasar

pengambilan keputusan dalam uji homogenitas, nilai Sig.>0,05 berarti

varians kedua kelompok sama (homogen).

Nilai Sig. (signifikansi) holding period yield (HPY) dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar adalah 0,605, lebih dari 0,05.

Sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas, nilai

Sig.>0,05 berarti varians kedua kelompok sama (homogen).

Sementara nilai Sig. (signifikansi) yield spread dengan menggunakan

harga pasar dan harga wajar adalah 0,000, kurang dari 0,05. Sebagaimana

dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas, nilai Sig.<0,05 berarti

varians kedua kelompok tidak sama/berbeda (tidak homogen).

64
4. Hasil Uji Hipotesis

a) Independent Sample T-Test

Dari hasil uji asumsi normalitas, diketahui hanya holding period yield

(HPY) yang memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian, hanya HPY

yang menggunakan Independent Sample T-Test dalam pengujian

hipotesisnya.

Tabel 4.4 menyajikan output Independent Sample T-Test holding period

yield (HPY) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Hasil uji

homogenitas dengan uji Levene menyatakan data sampel holding period yield

(HPY) berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)

sehingga penafsiran tabel output Independent Sample T-Test akan

berpedoman pada nilai yang terdapat dalam baris “equal variance assumed”.

Tabel 4.4. Output Independent Sample T-Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Sig. (2- Mean Std. Error Difference

T Df tailed) Difference Difference Lower Upper

Holding Equal variances


-3.853 78 .000 -.0180975 .0046970 -.0274484 -.0087466
Period Yield assumed

Equal variances
-3.853 77.189 .000 -.0180975 .0046970 -.0274500 -.0087450
not assumed

Sumber: output SPSS 23

Dari tabel output Independent Sample T-Test baris equal variance

assumed diketahui nilai Sig. (2-tailed) holding period yield (HPY) dengan

65
menggunakan harga pasar dan harga wajar adalah 0,000, kurang dari 0,050.

Nilai Sig. (2-tailed)<0,05 berarti terdapat perbedaan rata-rata antara holding

period yield (HPY) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Jika pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara t

hitung dengan t tabel, maka dari tabel di atas diketahui nilai t hitung adalah

3,853. Dengan df 78 diketahui nilai t tabel adalah 1,991. t hitung>t tabel

berarti terdapat perbedaan rata-rata antara holding period yield (HPY) dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Kedua dasar pengambilan keputusan Independent Sample T-Test sama-

sama menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, terdapat perbedaan antara

imbal hasil sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga

wajar berdasarkan holding period yield (HPY).

b) Mann Whitney U-Test

Setelah terbukti tidak memenuhi asumsi normalitas, pengujian hipotesis

current yield (CY), yield to maturity (YTM), dan yield spread akan

menggunakan Mann Whitney U-Test. Tabel 4.5 menyajikan output Mann

Whitney U-Test current yield (CY), yield to maturity (YTM), dan yield

spread dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Tabel 4.5. Output Mann Whitney U-Test

Yield to Maturity Current Yield Yield Spread

Mann-Whitney U 505.000 689.000 416.000


Wilcoxon W 1325.000 1509.000 1236.000
Z -2.839 -1.068 -3.695
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 .285 .000
Sumber: output SPSS 23

66
Dari tabel output di atas, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) current

yield (CY) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar adalah 0,285,

lebih dari 0,05. Sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam Mann

Whitney U-Test, nilai Asymp. Sig. (2-tailed)>0,05 berarti tidak terdapat

perbedaan antara current yield (CY) dengan menggunakan harga pasar dan

harga wajar. Dengan demikian, Ha ditolak Ho diterima, tidak terdapat

perbedaan antara imbal hasil dengan menggunakan harga pasar dan harga

wajar berdasarkan current yield (CY).

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yield to maturity (YTM) dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar adalah 0,005, kurang dari 0,05.

Sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam Mann Whitney U-Test,

nilai Asymp. Sig. (2-tailed)<0,05 berarti terdapat perbedaan antara yield to

maturity (YTM) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan

demikian, Ho ditolak Ha diterima, terdapat perbedaan antara imbal hasil

dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan Yield to

Maturity (YTM).

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yield spread dengan menggunakan harga

pasar dan harga wajar adalah 0,000, kurang dari 0,05. Sebagaimana dasar

pengambilan keputusan dalam Mann Whitney U-Test, nilai Asymp. Sig. (2-

tailed)<0,05 berarti terdapat perbedaan antara yield spread dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan demikian, Ho ditolak Ha

diterima, terdapat perbedaan antara imbal hasil dengan menggunakan harga

pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread.

67
C. Pembahasan

1. Analisis statistik deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan rata-rata current yield

(CY) yang dihitung menggunakan harga pasar adalah 8,44%, sementara rata-rata

current yield yang dihitung menggunakan harga wajar adalah 8,34%. Dengan

demikian, rata-rata current yield dengan menggunakan harga pasar sedikit lebih

besar dari rata-rata current yield dengan menggunakan harga wajar

Rata-rata yield to maturity (YTM) yang dihitung menggunakan harga

pasar adalah 7,62%, sementara rata-rata yield to maturity (YTM) yang dihitung

menggunakan harga wajar adalah 6,93%. Dengan demikian, rata-rata yield to

maturity dengan menggunakan harga pasar lebih besar dari rata-rata yield to

maturity dengan menggunakan harga wajar.

Rata-rata holding period yield (HPY) yang dihitung menggunakan harga

pasar adalah 9,68% sementara rata-rata holding period yield (HPY) yang

dihitung menggunakan harga wajar adalah 11,49%. Dengan demikian, rata-rata

holding period yield dengan menggunakan harga pasar jauh lebih kecil dari rata-

rata holding period yield dengan menggunakan harga wajar.

Rata-rata yield spread yang dihitung menggunakan harga pasar adalah

2,10%, sementara rata-rata yield spread yang dihitung menggunakan harga

wajar adalah 1,34%. Dengan demikian, rata-rata yield spread dengan

menggunakan harga pasar lebih besar dari rata-rata yield spread dengan

menggunakan harga wajar.

68
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif di atas, penulis

merekomendasikan pemegang/calon pemegang sukuk mudharabah untuk

menggunakan harga pasar/harga transaksi dalam menghitung imbal hasil yang

diharapkan karena akan menggambarkan tingkat imbal hasil yang lebih besar.

Tapi beriringan dengan risiko, penggunaan harga pasar dalam perhitungan risiko

akan menghasilkan tingkat risiko yang lebih besar. Oleh karenanya, penulis

merekomendasikan penggunaan harga wajar jika itu untuk menghitung risiko.

2. Current Yield

Hasil uji hipotesis current yield (CY) dengan menggunakan Mann

Whitney U-Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,285, lebih

dari 0,05 sehingga disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara current yield

dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan demikian, baik

dihitung menggunakan harga pasar maupun harga wajar, tingkat pengembalian

yang akan diterima pemegang sukuk mudharabah saat ini nilainya tidak berbeda.

Current yield menggambarkan tingkat pengembalian saat ini, tapi tidak

bisa diasumsikan sebagai return aktual dari sukuk atau obligasi yang

bersangkutan karena metode current yield tidak memperhitungkan capital

gain/loss. Current yield hanya mendasarkan pada nilai pasar yang dapat

berubah-ubah. Dalam penelitian ini, perhitungan imbal hasil dengan hanya

mendasarkan pada harga pasar dan harga pasar wajar menghasilkan imbal hasil

sukuk mudharabah yang tidak berbeda.

Rata-rata harga pasar dan rata-rata harga wajar dalam penelitian ini

berada dalam posisi at premium atau berada dalam nilai yang lebih tinggi atau

69
lebih besar dari nilai nominalnya,. Dalam investasi obligasi, jika posisi harga at

premium maka current yield akan lebih kecil dari kupon.

Dalam penelitian sebelumnya, Rahmawaty, dkk (2016), current yield

digunakan untuk membandingkan kinerja obligasi dan sukuk ijarah yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan tidak

terdapat perbedaan antara current yield obligasi dan sukuk ijarah.

3. Yield to Maturity (YTM)

Hasil uji hipotesis yield to maturity (YTM) dengan menggunakan Mann

Whitney U-Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,005, kurang

dari 0,05 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan antara yield to maturity

dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan demikian, pemegang

sukuk mudharabah yang memiliki tujuan investasi jangka panjang akan

memperoleh potensi pengembalian total yang berbeda dari perhitungan dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar. Hasil dari penelitian ini sejalan

dengan penelitian Yayuk (2011) yang menyatakan yield to maturity memiliki

perbedaan yang signifikan antara perhitungan dengan menggunakan harga pasar

dan harga wajarnya.

Yield to maturity adalah pengembalian total tahunan yang diperoleh dari

kupon atau bagi hasil/marjin/fee dan selisih harga apabila memegang sukuk atau

obligasi hingga jatuh tempo. Dengan kata lain, yield to maturity menghitung

kupon atau bagi hasil/marjin/fee yang dihubungkan dengan harga, selisih harga

beli terhadap harga pelunasan, dan tahun-tahun yang tersisa hingga jatuh tempo.

Perhitungan bagi hasil yang dihubungkan dengan harga adalah perhitungan

70
current yield. Perhitungan ini telah dilakukan dan hasilnya menyatakan tidak ada

perbedaan. Maka faktor yang menjadi penyebab adanya perbedaan antara yield

to maturity dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar sepertinya adalah

diperhitungankannya selisih harga dalam metode ini.

Rata-rata harga pasar dan harga wajar penelitian yang berada dalam

posisi at premium atau berada dalam nilai yang lebih tinggi atau lebih besar dari

nilai nominalnya membuat nilai yield to maturity lebih kecil dari nilai current

yield.

4. Holding Period Yield

Hasil uji hipotesis holding period yield (HPY) dengan menggunakan

Independent Sample T-Test menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000,

kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan antara holding period

yield (HPY) dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan

demikian, tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang sukuk mudharabah

selama periode kepemilikan (holding period return) nilainya akan berbeda jika

dihitung menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Holding period return (HPR) adalah seluruh hasil yang diperoleh

pemodal selama memegang obligasi atau sukuk. Hasil ini terbagi dalam dua

bagian, yang pertama selisih harga pembelian dan harga penjualan yang lazim

disebut sebagai capital gain (loss), dan yang kedua hasil dari kupon. Nilainya

yang ditentukan oleh capital gain/loss dan kupon atau bagi hasil/margin/fee

membuat perhitungan holding period yield dengan menggunakan harga pasar

71
dan harga wajar menghasilkan perbedaan. Dan berdasarkan hasil analisis

deskriptif statistik, perbedaan yang ada di antara keduanya ini cukup besar.

Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yayuk (2011), dalam penelitian tersebut dinyatakan tidak ada perbedaan

yang signifikan antara HPY dengan menggunakan harga pasar dan harga wajar.

5. Yield Spread

Hasil uji hipotesis yield spread dengan menggunakan Mann Whitney U-

Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, kurang dari 0,05

sehingga disimpulkan terdapat perbedaan antara yield spread dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar. Dengan demikian, premi risiko yang

ditanggung pemegang sukuk mudharabah nilainya akan berbeda jika dihitung

menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Dalam penelitian ini, yield spread merupakan selisih dari YTM sukuk

korporasi mudharabah dengan YTM Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

PBS. Karena menggunakan metode yield to maturity, maka sensitivitas harga

pasar dan harga wajar terhadap capital gain/loss sepertinya masih menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan antara yield spread dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar.

Sebelumnya Ernawati, dkk (2020), meneliti determinan yield spread

obligasi korporasi di Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan variabel makro

meliputi Credit Default Swap (CDS), kurs, inflasi dan variabel mikroekonomi

meliputi maturitas, profitabilitas, dan likuiditas menunjukkan pengaruh yang

72
signifikan terhadap yield spread obligasi sementara IHSG tidak berpengaruh

signifikan.

73
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan imbal

hasil dan risiko sukuk mudharabah dengan menggunakan harga pasar dan harga

wajar berdasarkan current yield (CY), yield to maturity (YTM), holding period

yield (HPY), dan yield spread periode 2018-2020. Dari hasil penelitian dan

pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis statistik deskriptif menyatakan:

a) Rata-rata current yield dengan menggunakan harga pasar sedikit lebih

besar dari rata-rata current yield dengan menggunakan harga wajar.

b) Rata-rata yield to maturity (YTM) dengan menggunakan harga pasar lebih

besar dari rata-rata yield to maturity dengan menggunakan harga wajar.

c) Rata-rata holding period yield dengan menggunakan harga pasar jauh lebih

kecil dari rata-rata holding period yield dengan menggunakan harga wajar.

d) Rata-rata yield spread dengan menggunakan harga pasar lebih besar dari

rata-rata yield spread dengan menggunakan harga wajar.

Penulis merekomendasikan pemegang/calon pemegang sukuk mudharabah

untuk menggunakan harga pasar/harga transaksi dalam menghitung imbal

hasil yang diharapkan karena akan menggambarkan tingkat imbal hasil yang

74
lebih besar. Tapi penulis merekomendasikan penggunaan harga wajar jika itu

untuk menghitung risiko.

2. Tidak terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan current yield (CY)

periode 2018-2020. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Mann Whitney

U-Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,285, lebih dari

0,05.

3. Terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield to maturity

(YTM) periode 2018-2020. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Mann

Whitney U-Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,005,

kurang dari 0,05.

4. Terdapat perbedaan antara imbal hasil sukuk mudharabah dengan

menggunakan harga pasar dan harga wajar berdasarkan holding period yield

(HPY) periode 2018-2020. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan

Independent Sample T-Test menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000,

kurang dari 0,05.

5. Terdapat perbedaan antara risiko sukuk mudharabah dengan menggunakan

harga pasar dan harga wajar berdasarkan yield spread periode 2018-2020.

Hasil uji hipotesis yield spread dengan menggunakan Mann Whitney U-Test

menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, kurang dari 0,05.

75
B. SARAN

Untuk menambah referensi penelitian selanjutnya, beberapa saran yang

dapat dikemukakan di antaranya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel sukuk

mudharabah karena semakin banyak jumlah sampel, semakin dekat pada

populasinya.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menghitung risiko likuiditas sukuk

mudharabah dengan menggunakan metode lain, seperti metode bid-ask

spread dan sebagainya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membandingkan harga pasar wajar

yang diterbitkan oleh PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) dengan harga

pasar wajar yang diterbitkan oleh Bloomberg atau penilai harga efek lain yang

sejenis.

76
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. P., & Yuesti, A. (2019). Metode Penelitian Bisnis Kuantitatif dan
Kualitatif. Bali: CV. Noah Aletheia.

Barqawi, O. A. B. (2018). The Risk of Sukuk (Islamic Bonds) and Conventional


Bonds: Comparative Study. Journal of Economics, Administrative and
Legal Sciences, 3(2), 45.

Burhanuddin. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah Mudharabah


dan Ijarah di Bursa Efek Indonesia. Semnas Fekon: Optimisme Ekonomi
Indonesia 2013, Antara peluang dan Tantangan, 493.

Cahyono, T. (2015). Statistik Uji Normalitas. Purwokerto: Yayasan Sanitarian


Banyumas.

Chang, Z. Y. (2020). Measuring Risk and Return Of Sustainable and Responsible


Investment (Sri) Sukuk In Malaysia. (Thesis Tidak Dipublikasikan).
University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat.

Dewi, D. M., Nugroho, L., Sukmadilaga, C., & Fitijanti, T. (2020). Tinjauan Sukuk
Korporasi di Indonesia dari Perspektif Penawaran, Permintaan, dan
Regulasi. Journal of Business and Economics Research (JBE), 1(1), 13.

Digdowiseiso, K. (2017). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:


Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS).

Direktorat Pasar Modal Syariah. (2016). Sinergi Menuju Pasar Modal Syariah yang
Lebih Besar dan Berkembang. Perkembangan Pasar Modal Syariah 2016.
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Diunduh pada 20 juni 2020, dari
https://www.ojk.go.id.

Fatah, D. A. (2011). Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) Di Indonesia:


Analisis Peluang dan Tantangan. Al-‘Adalah, X (1), 38-41.

77
Fonna, C. Y., & Mutia, E. (2015). Perbandingan Tingkat Yield to Maturity dan
Risiko Pasar pada Sukuk Ijarah dan Sukuk Mudharabah. Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) XVIII Universitas Sumatera Utara, 23.

Hamid, A. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Hanandewa., & Heykal, M. (2013). Tantangan Konsep Perdagangan Sukuk di Pasar


Sekunder. Binus Business Review, 4(1), 209.

Hanief, Y. N., & Himawanto, W. (2017). Statistik Pendidikan. Yogyakarta:


Deepublish (CV. Budi Utama).

Hariyanto, E. (2017). Mengenal Sukuk Negara: Instrumen Pembiayaan APBN dan


Sarana Investasi Masyarakat. Yogyakarta: Gava Media.

Hendriyani, R., Chusna, K., Atmaja, B. T., Itsna, I., & Yanty, R. (2017). Metodologi
Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sunan Kalijaga.

Hidayat, W. W. (2019). Konsep Dasar Investasi dan Pasar Modal. Ponorogo:


Uwais Inspirasi Indonesia.

Huda, N., & Nasution, M. E. (2008). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.

Kadir. (2010). Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Rosemata


Sampurna.

Laila, N. (2019). Pengembangan Sukuk Negara di Indonesia. Analisis


Komprehensif dalam Menggali Alternatif Solusi dan Strategi
Pengembangan Sukuk Negara Indonesia. Surabaya: Nizamia Learning
Center.

Lubis, T. A. (2016). Manajemen Investasi dan Perilaku Keuangan: Pendekatan


Teoritis dan Empiris. Jambi: Salim Media Indonesia.

Mugiyati. (2016). Sukuk di Pasar Modal: Tinjauan Bisnis Investasi dan Fiqh.
Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

78
Muhid, A. (2019). Analisis Statistik Edisi ke 2. Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Najmuddin., & Amri, F. (2016). Komparasi Obligasi dan Sukuk. Sebuah Tinjauan
Fenomenologis. Tsarwah (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), 1(1), 134.

Nuryadi., Astuti, T. D., Utami, E. S., & Budiantara. (2017). Dasar-dasar Statistik
Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.

Oktaviani, M. A., & Notobroto, H. B. (2014). Perbandingan Tingkat Konsistensi


Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-
Wilk, dan Skewness Kurtosis. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 3(2),
128.

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Ke 2.
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Diunduh pada 5 Februari 2020, dari
https://www.ojk.go.id.

Purnomo, S. D., Serfiyani, C. Y., & Hariyani, I. (2013). Pasar Uang & Pasar Valas.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Putri, E. L. H. (2013). Pengaruh Risiko Likuiditas Perusahaan Terhadap Yield


Spread Obligasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 3, 298.

Rachmawati, E. N., & Mumin, A. (2017). Akad Penerbitan Sukuk di Pasar Modal
Indonesia dalam Perspektif Fikih. Al-‘Adalah, 14(1), 249-250.

Ramasamy, R., Munisamy, S., & Helmi, M. H. M. (2011). Relative Risk of Islamic
Sukuk Over Government and Conventional Bonds. Global Journal of
Management and Business Research, 11(6), 11.

Rinaldi, A., Novalia., & Syazali, M. (2020). Statistik Inferensial untuk Ilmu Sosial
dan Pendidikan. Bogor: IPB Press.

Rodoni, A., & Ali, H. (2014). Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Rodoni, A., & Hamid, A. (2008). Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul
Hakim.

79
Sitorus, T. (2015). Pasar Obligasi Indonesia. Teori dan Praktik. Depok: Raja
Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi.


Yogyakarta: PT Kanisius.

Tim Kajian Pasar Sekunder Sukuk. (2012). Kajian Pasar Sekunder Sukuk. Jakarta:
Bapepam-LK.

Usmadi. (2020). Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Homogenitas dan Uji


Normalitas). Inovasi Pendidikan, 7(1), 54.

Wahyuni, Y. S. (2011) Analisis Komparasi Imbal hasil dan Risiko Sukuk dengan
Menggunakan Harga Pasar dan Harga Wajar (Studi Kasus pada Sukuk
yang Diterbitkan di Indonesia Periode 2009-2011). (Thesis Tidak
Dipublikasikan). Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.

80
LAMPIRAN

Lampiran 1: Perhitungan current yield (CY) dengan menggunakan harga pasar.

Kode Sukuk Tgl Tgl jatuh Bagi Current


NO. Harga Redemption
Mudharabah transaksi tempo hasil Yield
1 02/28/19 11/08/21 8.75% 100.54 100 8.703%
2 05/31/19 11/08/21 8.75% 101.29 100 8.639%
3 08/30/19 11/08/21 8.75% 101.35 100 8.633%
4 11/29/19 11/08/21 8.75% 100.00 100 8.750%
SMBEXI01BCN2
5 02/28/20 11/08/21 8.75% 101 100 8.663%
6 05/29/20 11/08/21 8.75% 100.00 100 8.750%
7 08/31/20 11/08/21 8.75% 103 100 8.495%
8 11/30/20 11/08/21 8.75% 101.79 100 8.596%
1 02/28/19 11/15/21 9.25% 100.480 100 9.206%
2 05/31/19 11/15/21 9.25% 102.300 100 9.042%
3 08/30/19 11/15/21 9.25% 100.000 100 9.250%
4 11/29/19 11/15/21 9.25% 103.150 100 8.968%
SMBNGA01BCN1
5 02/28/20 11/15/21 9.25% 105.27 100 8.787%
6 05/29/20 11/15/21 9.25% 100.00 100 9.250%
7 08/31/20 11/15/21 9.25% 100.00 100 9.250%
8 11/30/20 11/15/21 9.25% 102.81 100 8.997%
1 11/29/19 08/21/22 7.90% 100.00 100 7.900%
2 02/28/20 08/21/22 7.90% 103.56 100 7.629%
SMBNGA01BCN2 3 05/29/20 08/21/22 7.90% 103.56 100 7.629%
4 08/31/20 08/21/22 7.90% 103 100 7.670%
5 11/30/20 08/21/22 7.90% 103.28 100 7.649%
1 06/30/20 03/27/23 7.00% 100.00 100 7.000%
SMBNGA01BCN3 2 09/30/20 03/27/23 7.00% 100.00 100 7.000%
3 12/30/20 03/27/23 7.00% 100 100 7.000%
1 04/30/19 06/27/22 9.00% 100 100 9.000%
2 07/31/19 06/27/22 9.00% 101.29 100 8.885%
3 10/31/19 06/27/22 9.00% 102.56 100 8.775%
SMADMF03BCN3 4 01/31/20 06/27/22 9.00% 104.29 100 8.630%
5 04/30/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 8.663%
6 07/30/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 8.663%
7 10/27/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 8.663%
1 06/28/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 8.550%
SMSMII01BCN2 2 09/30/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 8.550%
3 12/30/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 8.550%

81
4 03/31/20 03/21/22 8.55% 100.00 100 8.550%
5 06/30/20 03/21/22 8.55% 100.00 100 8.550%
6 09/30/20 03/21/22 8.55% 102 100 8.382%
7 12/30/20 03/21/22 8.55% 103.75 100 8.241%
1 08/31/20 05/13/23 7.70% 100.00 100 7.700%
SMPPGD01BCN1
2 11/30/20 05/13/23 7.70% 100 100 7.700%

Lampiran 2: Perhitungan current yield (CY) dengan menggunakan harga wajar.

Kode Sukuk Tgl Tgl jatuh Bagi Current


NO. Harga Redemption
Mudharabah transaksi tempo hasil Yield
1 02/28/19 11/08/21 8.75% 100.6520 100 8.693%
2 05/31/19 11/08/21 8.75% 101.4412 100 8.626%
3 08/30/19 11/08/21 8.75% 101.1482 100 8.651%
4 11/29/19 11/08/21 8.75% 103.0050 100 8.495%
SMBEXI01BCN2
5 02/28/20 11/08/21 8.75% 104.2811 100 8.391%
6 05/29/20 11/08/21 8.75% 102.5788 100 8.530%
7 08/31/20 11/08/21 8.75% 103.6543 100 8.442%
8 11/30/20 11/08/21 8.75% 102.7859 100 8.513%
1 02/28/19 11/15/21 9.25% 102.0088 100 9.068%
2 05/31/19 11/15/21 9.25% 102.0248 100 9.066%
3 08/30/19 11/15/21 9.25% 103.1730 100 8.966%
4 11/29/19 11/15/21 9.25% 103.0691 100 8.975%
SMBNGA01BCN1
5 02/28/20 11/15/21 9.25% 105.1195 100 8.800%
6 05/29/20 11/15/21 9.25% 103.2760 100 8.957%
7 08/31/20 11/15/21 9.25% 104.9490 100 8.814%
8 11/30/20 11/15/21 9.25% 103.5776 100 8.931%
1 11/29/19 08/21/22 7.90% 101.6790 100 7.770%
2 02/28/20 08/21/22 7.90% 103.3736 100 7.642%
SMBNGA01BCN2 3 05/29/20 08/21/22 7.90% 101.0135 100 7.821%
4 08/31/20 08/21/22 7.90% 103.0016 100 7.670%
5 11/30/20 08/21/22 7.90% 103.3907 100 7.641%
1 06/30/20 03/27/23 7.00% 99.7749 100 7.016%
SMBNGA01BCN3 2 09/30/20 03/27/23 7.00% 100.4020 100 6.972%
3 12/30/20 03/27/23 7.00% 101.5897 100 6.890%
1 04/30/19 06/27/22 9.00% 101.9002 100 8.832%
2 07/31/19 06/27/22 9.00% 102.9651 100 8.741%
3 10/31/19 06/27/22 9.00% 103.6267 100 8.685%
SMADMF03BCN3
4 01/31/20 06/27/22 9.00% 104.4516 100 8.616%
5 04/30/20 06/27/22 9.00% 103.0782 100 8.731%
6 07/30/20 06/27/22 9.00% 104.7326 100 8.593%

82
7 10/27/20 06/27/22 9.00% 103.6946 100 8.679%
1 06/28/19 03/21/22 8.55% 101.0991 100 8.457%
2 09/30/19 03/21/22 8.55% 102.3140 100 8.357%
3 12/30/19 03/21/22 8.55% 102.8095 100 8.316%
SMSMII01BCN2 4 03/31/20 03/21/22 8.55% 101.9996 100 8.382%
5 06/30/20 03/21/22 8.55% 103.1275 100 8.291%
6 09/30/20 03/21/22 8.55% 103.2605 100 8.280%
7 12/30/20 03/21/22 8.55% 103.2293 100 8.283%
1 08/31/20 05/13/23 7.70% 102.5057 100 7.512%
SMPPGD01BCN1
2 11/30/20 05/13/23 7.70% 103.2413 100 7.458%

Lampiran 3: Perhitungan yield to maturity (YTM) dengan menggunakan harga


pasar.

Tgl
Kode Sukuk Tgl Bagi
NO. jatuh Harga Rdmpt Freq Basis YTM
Mudharabah transaksi hasil
tempo
1 02/28/19 11/08/21 8.75% 100.54 100 4 0 8.522%
2 05/31/19 11/08/21 8.75% 101.29 100 4 0 8.159%
3 08/30/19 11/08/21 8.75% 101.35 100 4 0 8.069%
4 11/29/19 11/08/21 8.75% 100.00 100 4 0 8.748%
SMBEXI01BCN2
5 02/28/20 11/08/21 8.75% 101 100 4 0 8.110%
6 05/29/20 11/08/21 8.75% 100.00 100 4 0 8.747%
7 08/31/20 11/08/21 8.75% 103 100 4 0 6.106%
8 11/30/20 11/08/21 8.75% 101.79 100 4 0 6.763%
1 02/28/19 11/15/21 9.25% 100.480 100 4 0 9.047%
2 05/31/19 11/15/21 9.25% 102.300 100 4 0 8.205%
3 08/30/19 11/15/21 9.25% 100.000 100 4 0 9.248%
4 11/29/19 11/15/21 9.25% 103.150 100 4 0 7.506%
SMBNGA01BCN1
5 02/28/20 11/15/21 9.25% 105.27 100 4 0 5.990%
6 05/29/20 11/15/21 9.25% 100.00 100 4 0 9.247%
7 08/31/20 11/15/21 9.25% 100.00 100 4 0 9.247%
8 11/30/20 11/15/21 9.25% 102.81 100 4 0 6.204%
1 11/29/19 08/21/22 7.90% 100.00 100 4 0 7.899%
2 02/28/20 08/21/22 7.90% 103.56 100 4 0 6.339%
SMBNGA01BCN2 3 05/29/20 08/21/22 7.90% 103.56 100 4 0 6.179%
4 08/31/20 08/21/22 7.90% 103 100 4 0 6.270%
5 11/30/20 08/21/22 7.90% 103.28 100 4 0 5.886%
1 06/30/20 03/27/23 7.00% 100.00 100 4 0 7.000%
SMBNGA01BCN3 2 09/30/20 03/27/23 7.00% 100.00 100 4 0 7.000%
3 12/30/20 03/27/23 7.00% 100 100 4 0 7.000%

83
1 04/30/19 06/27/22 9.00% 100 100 4 0 8.998%
2 07/31/19 06/27/22 9.00% 101.29 100 4 0 8.492%
3 10/31/19 06/27/22 9.00% 102.56 100 4 0 7.919%
SMADMF03BCN3 4 01/31/20 06/27/22 9.00% 104.29 100 4 0 7.044%
5 04/30/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 4 0 7.039%
6 07/30/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 4 0 6.807%
7 10/27/20 06/27/22 9.00% 103.89 100 4 0 6.515%
1 06/28/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 4 0 8.549%
2 09/30/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 4 0 8.549%
3 12/30/19 03/21/22 8.55% 100.00 100 4 0 8.549%
SMSMII01BCN2 4 03/31/20 03/21/22 8.55% 100.00 100 4 0 8.549%
5 06/30/20 03/21/22 8.55% 100.00 100 4 0 8.549%
6 09/30/20 03/21/22 8.55% 102 100 4 0 7.109%
7 12/30/20 03/21/22 8.55% 103.75 100 4 0 5.366%
1 08/31/20 05/13/23 7.70% 100.00 100 4 0 7.699%
SMPPGD01BCN1
2 11/30/20 05/13/23 7.70% 100 100 4 0 7.699%

Lampiran 4: Perhitungan yield to maturity (YTM) dengan menggunakan harga


wajar.

Tgl
Kode Sukuk Tgl Bagi
NO. jatuh Harga Rdmpt Freq Basis YTM
Mudharabah transaksi hasil
tempo
1 02/28/19 11/08/21 8.75% 100.6520 100 4 0 8.475%
2 05/31/19 11/08/21 8.75% 101.4412 100 4 0 8.090%
3 08/30/19 11/08/21 8.75% 101.1482 100 4 0 8.170%
4 11/29/19 11/08/21 8.75% 103.0050 100 4 0 7.078%
SMBEXI01BCN2
5 02/28/20 11/08/21 8.75% 104.2811 100 4 0 6.070%
6 05/29/20 11/08/21 8.75% 102.5788 100 4 0 6.854%
7 08/31/20 11/08/21 8.75% 103.6543 100 4 0 5.543%
8 11/30/20 11/08/21 8.75% 102.7859 100 4 0 5.679%
1 02/28/19 11/15/21 9.25% 102.0088 100 4 0 8.413%
2 05/31/19 11/15/21 9.25% 102.0248 100 4 0 8.328%
3 08/30/19 11/15/21 9.25% 103.1730 100 4 0 7.673%
4 11/29/19 11/15/21 9.25% 103.0691 100 4 0 7.550%
SMBNGA01BCN1
5 02/28/20 11/15/21 9.25% 105.1195 100 4 0 6.081%
6 05/29/20 11/15/21 9.25% 103.2760 100 4 0 6.872%
7 08/31/20 11/15/21 9.25% 104.9490 100 4 0 4.993%
8 11/30/20 11/15/21 9.25% 103.5776 100 4 0 5.392%
SMBNGA01BCN2 1 11/29/19 08/21/22 7.90% 101.6790 100 4 0 7.216%

84
2 02/28/20 08/21/22 7.90% 103.3736 100 4 0 6.417%
3 05/29/20 08/21/22 7.90% 101.0135 100 4 0 7.402%
4 08/31/20 08/21/22 7.90% 103.0016 100 4 0 6.269%
5 11/30/20 08/21/22 7.90% 103.3907 100 4 0 5.819%
1 06/30/20 03/27/23 7.00% 99.7749 100 4 0 7.091%
SMBNGA01BCN3 2 09/30/20 03/27/23 7.00% 100.4020 100 4 0 6.823%
3 12/30/20 03/27/23 7.00% 101.5897 100 4 0 6.234%
1 04/30/19 06/27/22 9.00% 101.9002 100 4 0 8.308%
2 07/31/19 06/27/22 9.00% 102.9651 100 4 0 7.847%
3 10/31/19 06/27/22 9.00% 103.6267 100 4 0 7.479%
SMADMF03BCN3 4 01/31/20 06/27/22 9.00% 104.4516 100 4 0 6.972%
5 04/30/20 06/27/22 9.00% 103.0782 100 4 0 7.441%
6 07/30/20 06/27/22 9.00% 104.7326 100 4 0 6.345%
7 10/27/20 06/27/22 9.00% 103.6946 100 4 0 6.637%
1 06/28/19 03/21/22 8.55% 101.0991 100 4 0 8.097%
2 09/30/19 03/21/22 8.55% 102.3140 100 4 0 7.516%
3 12/30/19 03/21/22 8.55% 102.8095 100 4 0 7.172%
SMSMII01BCN2 4 03/31/20 03/21/22 8.55% 101.9996 100 4 0 7.449%
5 06/30/20 03/21/22 8.55% 103.1275 100 4 0 6.616%
6 09/30/20 03/21/22 8.55% 103.2605 100 4 0 6.218%
7 12/30/20 03/21/22 8.55% 103.2293 100 4 0 5.799%
1 08/31/20 05/13/23 7.70% 102.5057 100 4 0 6.677%
SMPPGD01BCN1
2 11/30/20 05/13/23 7.70% 103.2413 100 4 0 6.263%

Lampiran 5: Perhitungan holding period yield (HPY) dengan menggunakan harga


pasar.

Kode Sukuk Tgl Tgl Basil Harga Annual


NO. Harga HPR HPY
Mudharabah Terbit Transaksi Diterima Beli HPR
1 11/08/18 02/28/19 2.19% 100.54 100 0.0273 1.0921 9.206%
2 11/08/18 05/31/19 4.38% 101.29 100 0.0567 1.1027 10.265%
3 11/08/18 08/30/19 6.56% 101.35 100 0.0791 1.0984 9.843%
4 11/08/18 11/29/19 8.75% 100.00 100 0.0875 1.0825 8.248%
SMBEXI01BCN2
5 11/08/18 02/28/20 10.94% 101 100 0.1194 1.0902 9.022%
6 11/08/18 05/29/20 13.13% 100.00 100 0.1313 1.0824 8.235%
7 11/08/18 08/31/20 15.31% 103 100 0.1831 1.0971 9.714%
8 11/08/18 11/30/20 17.50% 101.79 100 0.1929 1.0893 8.935%
1 11/15/18 02/28/19 2.31% 100.480 100 0.0279 1.1010 10.105%
SMBNGA01BCN1 2 11/15/18 05/31/19 4.63% 102.300 100 0.0693 1.1309 13.087%
3 11/15/18 08/30/19 6.94% 100.000 100 0.0694 1.0884 8.842%

85
4 11/15/18 11/29/19 9.25% 103.150 100 0.1240 1.1191 11.909%
5 11/15/18 02/28/20 11.56% 105.27 100 0.1683 1.1286 12.858%
6 11/15/18 05/29/20 13.88% 100.00 100 0.1388 1.0881 8.810%
7 11/15/18 08/31/20 16.19% 100.00 100 0.1619 1.0872 8.721%
8 11/15/18 11/30/20 18.50% 102.81 100 0.2131 1.0992 9.924%
1 08/21/19 11/29/19 1.98% 100.00 100 0.0198 1.0745 7.449%
2 08/21/19 02/28/20 3.95% 103.56 100 0.0751 1.1495 14.949%
SMBNGA01BCN2 3 08/21/19 05/29/20 5.93% 103.56 100 0.0948 1.1244 12.444%
4 08/21/19 08/31/20 7.90% 103 100 0.1090 1.1059 10.590%
5 08/21/19 11/30/20 9.88% 103.28 100 0.1316 1.1018 10.179%
1 03/27/20 06/30/20 1.75% 100 100 0.0175 1.0695 6.946%
SMBNGA01BCN3 2 03/27/20 09/30/20 3.50% 100 100 0.0350 1.0700 7.002%
3 03/27/20 12/30/20 5.25% 100 100 0.0525 1.0698 6.980%
1 01/23/19 04/30/19 2.25% 100 100 0.0225 1.0861 8.609%
2 01/23/19 07/31/19 4.50% 101.29 100 0.0579 1.1138 11.380%
3 01/23/19 10/31/19 6.75% 102.56 100 0.0931 1.1222 12.218%
SMADMF03BCN3 4 01/23/19 01/31/20 9.00% 104.29 100 0.1329 1.1298 12.983%
5 01/23/19 04/30/20 11.25% 103.89 100 0.1514 1.1175 11.746%
6 01/23/19 07/30/20 13.50% 103.89 100 0.1739 1.1113 11.129%
7 01/23/19 10/27/20 15.75% 103.89 100 0.1964 1.1072 10.718%
1 03/21/19 06/28/19 2.11% 100 100 0.0211 1.0807 8.067%
2 03/21/19 09/30/19 4.25% 100 100 0.0425 1.0825 8.251%
3 03/21/19 12/30/19 6.36% 100 100 0.0636 1.0828 8.284%
SMSMII01BCN2 4 03/21/19 03/31/20 8.48% 100 100 0.0848 1.0824 8.237%
5 03/21/19 06/30/20 10.59% 100 100 0.1059 1.0821 8.213%
6 03/21/19 09/30/20 12.73% 102 100 0.1473 1.0943 9.426%
7 03/21/19 12/30/20 14.84% 103.75 100 0.1859 1.1008 10.081%
1 05/13/20 08/31/20 1.93% 100 100 0.0193 1.0656 6.562%
SMPPGD01BCN1
2 05/13/20 11/30/20 3.85% 100 100 0.0385 1.0715 7.147%

Lampiran 6: Perhitungan holding period yield (HPY) dengan menggunakan harga


wajar.

Kode Sukuk Tgl Tgl Basil Harga Annual


NO. Harga HPR HPY
Mudharabah Terbit Transaksi Diterima Beli HPR
1 11/08/18 02/28/19 2.19% 100.6520 100 0.0284 1.0960 9.596%
2 11/08/18 05/31/19 4.38% 101.4412 100 0.0582 1.1055 10.546%
SMBEXI01BCN2 3 11/08/18 08/30/19 6.56% 101.1482 100 0.0771 1.0959 9.590%
4 11/08/18 11/29/19 8.75% 103.0050 100 0.1175 1.1107 11.072%
5 11/08/18 02/28/20 10.94% 104.2811 100 0.1522 1.1146 11.461%

86
6 11/08/18 05/29/20 13.13% 102.5788 100 0.1570 1.0981 9.812%
7 11/08/18 08/31/20 15.31% 103.6543 100 0.1897 1.1005 10.048%
8 11/08/18 11/30/20 17.50% 102.7859 100 0.2029 1.0938 9.375%
1 11/15/18 02/28/19 2.31% 102.0088 100 0.0432 1.1594 15.936%
2 11/15/18 05/31/19 4.63% 102.0248 100 0.0665 1.1255 12.553%
3 11/15/18 08/30/19 6.94% 103.1730 100 0.1011 1.1294 12.937%
4 11/15/18 11/29/19 9.25% 103.0691 100 0.1232 1.1183 11.832%
SMBNGA01BCN1
5 11/15/18 02/28/20 11.56% 105.1195 100 0.1668 1.1275 12.745%
6 11/15/18 05/29/20 13.88% 103.2760 100 0.1715 1.1083 10.834%
7 11/15/18 08/31/20 16.19% 104.9490 100 0.2114 1.1128 11.277%
8 11/15/18 11/30/20 18.50% 103.5776 100 0.2208 1.1026 10.264%
1 08/21/19 11/29/19 1.98% 101.6790 100 0.0365 1.1409 14.092%
2 08/21/19 02/28/20 3.95% 103.3736 100 0.0732 1.1458 14.576%
SMBNGA01BCN2 3 08/21/19 05/29/20 5.93% 101.0135 100 0.0694 1.0908 9.076%
4 08/21/19 08/31/20 7.90% 103.0016 100 0.1090 1.1059 10.592%
5 08/21/19 11/30/20 9.88% 103.3907 100 0.1327 1.1026 10.263%
1 03/27/20 06/30/20 1.75% 99.7749 100 0.0152 1.0603 6.033%
SMBNGA01BCN3 2 03/27/20 09/30/20 3.50% 100.4020 100 0.0390 1.0782 7.821%
3 03/27/20 12/30/20 5.25% 101.5897 100 0.0684 1.0912 9.116%
1 01/23/19 04/30/19 2.25% 101.9002 100 0.0415 1.1629 16.290%
2 01/23/19 07/31/19 4.50% 102.9651 100 0.0747 1.1478 14.782%
3 01/23/19 10/31/19 6.75% 103.6267 100 0.1038 1.1364 13.638%
SMADMF03BCN3 4 01/23/19 01/31/20 9.00% 104.4516 100 0.1345 1.1314 13.141%
5 01/23/19 04/30/20 11.25% 103.0782 100 0.1433 1.1112 11.125%
6 01/23/19 07/30/20 13.50% 104.7326 100 0.1823 1.1165 11.653%
7 01/23/19 10/27/20 15.75% 103.6946 100 0.1944 1.1062 10.616%
1 03/21/19 06/28/19 2.11% 101.0991 100 0.0321 1.1245 12.448%
2 03/21/19 09/30/19 4.25% 102.3140 100 0.0656 1.1287 12.873%
3 03/21/19 12/30/19 6.36% 102.8095 100 0.0917 1.1199 11.989%
SMSMII01BCN2 4 03/21/19 03/31/20 8.48% 101.9996 100 0.1047 1.1018 10.178%
5 03/21/19 06/30/20 10.59% 103.1275 100 0.1372 1.1061 10.606%
6 03/21/19 09/30/20 12.73% 103.2605 100 0.1599 1.1021 10.213%
7 03/21/19 12/30/20 14.84% 103.2293 100 0.1807 1.0981 9.808%
1 05/13/20 08/31/20 1.93% 102.5057 100 0.0443 1.1555 15.548%
SMPPGD01BCN1
2 05/13/20 11/30/20 3.85% 103.2413 100 0.0709 1.1334 13.337%

87
Lampiran 7: Perhitungan yield spread dengan menggunakan harga pasar.

Kode Tgl
Tgl YTM YTM Yiels
Sukuk NO. jatuh Fee Harga Rdmpt Freq Basis
transaksi PBS SM Spread
Negara tempo
1 02/28/19 01/15/22 5.45% 93.40 100 2 1 8.063% 8.522% 0.459%
2 05/31/19 01/15/22 5.45% 95.42 100 2 1 7.398% 8.159% 0.761%
3 08/30/19 01/15/22 5.45% 97.70 100 2 1 6.507% 8.069% 1.562%
4 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.37 100 2 1 6.276% 8.748% 2.471%
PBS002
5 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.75 100 2 1 5.023% 8.110% 3.087%
6 05/29/20 01/15/22 5.45% 99 100 2 1 6.099% 8.747% 2.648%
7 08/31/20 01/15/22 5.45% 102 100 2 1 3.935% 6.106% 2.171%
8 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.75 100 2 1 3.841% 6.763% 2.921%
1 02/28/19 01/15/22 5.45% 93.40 100 2 1 8.063% 9.047% 0.984%
2 05/31/19 01/15/22 5.45% 95.42 100 2 1 7.398% 8.205% 0.807%
3 08/30/19 01/15/22 5.45% 97.70 100 2 1 6.507% 9.248% 2.741%
4 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.37 100 2 1 6.276% 7.506% 1.230%
PBS002
5 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.75 100 2 1 5.023% 5.990% 0.967%
6 05/29/20 01/15/22 5.45% 99 100 2 1 6.099% 9.247% 3.148%
7 08/31/20 01/15/22 5.45% 102 100 2 1 3.935% 9.247% 5.312%
8 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.75 100 2 1 3.841% 6.204% 2.363%
1 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.37 100 2 1 6.276% 7.899% 1.623%
2 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.75 100 2 1 5.023% 6.339% 1.316%
PBS002 3 05/29/20 01/15/22 5.45% 99 100 2 1 6.099% 6.179% 0.080%
4 08/31/20 01/15/22 5.45% 102 100 2 1 3.935% 6.270% 2.335%
5 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.75 100 2 1 3.841% 5.886% 2.044%
1 06/30/20 05/15/23 6.50% 103 100 2 1 5.357% 7.000% 1.643%
PBS027 2 09/30/20 05/15/23 6.50% 105 100 2 1 4.458% 7.000% 2.542%
3 12/30/20 05/15/23 6.50% 104.45 100 2 1 4.501% 7.000% 2.499%
1 04/30/19 01/15/22 5.45% 95.52 100 2 1 7.297% 8.998% 1.701%
2 07/31/19 01/15/22 5.45% 96.92 100 2 1 6.832% 8.492% 1.661%
3 10/31/19 01/15/22 5.45% 98.30 100 2 1 6.282% 7.919% 1.637%
PBS002 4 01/31/20 01/15/22 5.45% 99.70 100 2 1 5.612% 7.044% 1.431%
5 04/30/20 01/15/22 5.45% 99.10 100 2 1 6.006% 7.039% 1.033%
6 07/30/20 01/15/22 5.45% 101 100 2 1 4.731% 6.807% 2.076%
7 10/27/20 01/15/22 5.45% 101.7 100 2 1 4.000% 6.515% 2.516%
1 06/28/19 01/15/22 5.45% 95.65 100 2 1 7.352% 8.549% 1.197%
2 09/30/19 01/15/22 5.45% 97.25 100 2 1 6.761% 8.549% 1.788%
3 12/30/19 01/15/22 5.45% 102.20 100 2 1 4.313% 8.549% 4.236%
PBS002
4 03/31/20 01/15/22 5.45% 99.35 100 2 1 5.832% 8.549% 2.717%
5 06/30/20 01/15/22 5.45% 100 100 2 1 5.448% 8.549% 3.101%
6 09/30/20 01/15/22 5.45% 102 100 2 1 3.842% 7.109% 3.267%

88
7 12/30/20 01/15/22 5.45% 101.6 100 2 1 3.869% 5.366% 1.497%
1 08/31/20 05/15/23 6.50% 105 100 2 1 4.513% 7.699% 3.186%
PBS027
2 11/30/20 05/15/23 6.50% 104.679 100 2 1 4.468% 7.699% 3.231%

Lampiran 8: Perhitungan yield spread dengan menggunakan harga wajar.

Kode Tgl
Tgl YTM YTM Yield
Sukuk NO. jatuh Fee Harga Rdmpt Freq Basis
transaksi PBS SM Spread
Negara tempo
1 02/28/19 01/15/22 5.45% 94.7904 100 2 1 7.492% 8.475% 0.983%
2 05/31/19 01/15/22 5.45% 95.3749 100 2 1 7.418% 8.090% 0.672%
3 08/30/19 01/15/22 5.45% 97.1459 100 2 1 6.767% 8.170% 1.403%
4 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.4021 100 2 1 6.260% 7.078% 0.818%
PBS002
5 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.5785 100 2 1 5.120% 6.070% 0.951%
6 05/29/20 01/15/22 5.45% 98.7348 100 2 1 6.274% 6.854% 0.580%
7 08/31/20 01/15/22 5.45% 101.5619 100 2 1 4.262% 5.543% 1.281%
8 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.8645 100 2 1 3.738% 5.679% 1.941%
1 02/28/19 01/15/22 5.45% 94.7904 100 2 1 7.492% 8.413% 0.921%
2 05/31/19 01/15/22 5.45% 95.3749 100 2 1 7.418% 8.328% 0.910%
3 08/30/19 01/15/22 5.45% 97.1459 100 2 1 6.767% 7.673% 0.906%
4 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.4021 100 2 1 6.260% 7.550% 1.290%
PBS002
5 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.5785 100 2 1 5.120% 6.081% 0.961%
6 05/29/20 01/15/22 5.45% 98.7348 100 2 1 6.274% 6.872% 0.599%
7 08/31/20 01/15/22 5.45% 101.5619 100 2 1 4.262% 4.993% 0.731%
8 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.8645 100 2 1 3.738% 5.392% 1.654%
1 11/29/19 01/15/22 5.45% 98.4021 100 2 1 6.260% 7.216% 0.956%
2 02/28/20 01/15/22 5.45% 100.5785 100 2 1 5.120% 6.417% 1.298%
PBS002 3 05/29/20 01/15/22 5.45% 98.7348 100 2 1 6.274% 7.402% 1.128%
4 08/31/20 01/15/22 5.45% 101.5619 100 2 1 4.262% 6.269% 2.007%
5 11/30/20 01/15/22 5.45% 101.8645 100 2 1 3.738% 5.819% 2.081%
1 06/30/20 05/15/23 6.50% 102.8023 100 2 1 5.431% 7.091% 1.660%
PBS027 2 09/30/20 05/15/23 6.50% 104.6759 100 2 1 4.586% 6.823% 2.237%
3 12/30/20 05/15/23 6.50% 104.4607 100 2 1 4.496% 6.234% 1.738%
1 04/30/19 01/15/22 5.45% 95.6172 100 2 1 7.256% 8.308% 1.052%
2 07/31/19 01/15/22 5.45% 97.1810 100 2 1 6.712% 7.847% 1.135%
3 10/31/19 01/15/22 5.45% 98.1969 100 2 1 6.333% 7.479% 1.146%
PBS002 4 01/31/20 01/15/22 5.45% 99.6370 100 2 1 5.647% 6.972% 1.325%
5 04/30/20 01/15/22 5.45% 99.1695 100 2 1 5.962% 7.441% 1.478%
6 07/30/20 01/15/22 5.45% 101.1522 100 2 1 4.623% 6.345% 1.722%
7 10/27/20 01/15/22 5.45% 101.7819 100 2 1 3.931% 6.637% 2.706%
PBS002 1 06/28/19 01/15/22 5.45% 96.4065 100 2 1 7.013% 8.097% 1.083%

89
2 09/30/19 01/15/22 5.45% 97.4962 100 2 1 6.641% 7.516% 0.875%
3 12/30/19 01/15/22 5.45% 98.5570 100 2 1 6.211% 7.172% 0.961%
4 03/31/20 01/15/22 5.45% 99.3132 100 2 1 5.854% 7.449% 1.596%
5 06/30/20 01/15/22 5.45% 99.8654 100 2 1 5.540% 6.616% 1.075%
6 09/30/20 01/15/22 5.45% 101.4509 100 2 1 4.277% 6.218% 1.941%
7 12/30/20 01/15/22 5.45% 101.5250 100 2 1 3.942% 5.799% 1.857%
1 08/31/20 05/15/23 6.50% 104.6437 100 2 1 4.651% 6.677% 2.026%
PBS027
2 11/30/20 05/15/23 6.50% 104.8363 100 2 1 4.402% 6.263% 1.861%

90

Anda mungkin juga menyukai