Anda di halaman 1dari 156

PENGARUH PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN,

PENJUALAN PERSEORANGAN, HUBUNGAN MASYARAKAT

DAN PEMASARAN LANGSUNG iB HASANAH CARD

TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN iB HASANAH CARD

PADA NASABAH BANK BNI SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Rizki Azhari
NIM. 11140850000026

PROGRAM STUDI PERBANKAN

SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1440 H
PENGARUH PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN,

PENJUALAN PERSEORANGAN, HUBUNGAN MASYARAKAT

DAN PEMASARAN LANGSUNG iB HASANAH CARD

TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN iB HASANAH CARD

PADA NASABAH BANK BNI SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Rizki Azhari
NIM. 11140850000026

Dibawah Bimbingan:

Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA


NIP. 19741018 201411 2 001

PROGRAM STUDI PERBANKAN

SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1440 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 2 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Rizki Azhari


2. NIM 11140850000026
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan
Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran
Langsung iB Hasanah Card Terhadap Keputusan
Penggunaan iB Hasanah Card Pada Nasabah Bank BNI
Syariah

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Mei 2018

1. Umiyati, SE.I, M.Si ( )


NIDN. 2020047903 Penguji I

2. Ay Maryani, SE., M.Si ( )


NIDN. 2019057902 Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Rabu 24 Oktober 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Rizki Azhari


2. NIM 11140850000026
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan,
Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan
Pemasaran Langsung IB Hasanah Card Terhadap
Keputusan Penggunaan iB Hasanah Card Pada
Nasabah Bank BNI Syariah

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang


bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2018
1. Fitri Damayanti., SE., M.Si )
NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua

2. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., ) Sekretaris


MBA NIP. 19741018 201411 2 001

3. Aini Masruroh, SEI., MM ) Penguji Ahli


NIDN. 2020088005

4. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., ) Pembimbing I


MBA NIP. 19741018 201411 2 001
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rizki Azhari


NIM 11140850000026
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian penyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Oktober 2018

(Rizki Azhari)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Rizki Azhari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 3 Oktober 1995
3. Agama : Islam
4. Status Pernikahan : Belum Menikah
5. Alamat : Jl. Cilenggang II RT. 008/003
No. 21 Kecamatan Serpong, Tangerang
Selatan 15311
6. Telepon 08979072942
7. Email : izkiazhari152@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL


1. Tahun 2001-2002 : TK Tunas Karya
2. Tahun 2002-2008 : SDN Cilenggang I
3. Tahun 2008-2011 : SMPN 1 Kota Tangerang Selatan
4. Tahun 2011-2014 : SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
5. Tahun 2014-2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Bendahara Umum ROHIS (2009-2010)
2. Wakil Ketua OSIS (2010-2011)
3. Bendahara Umum ROHIS (2013-2014)
4. Anggota Divisi Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Perbankan Syariah (2015-2016)

IV. PENGALAMAN KERJA


1. Cashier PT. Hero Supermarket, Tbk (2014)
2. Chef PT. Sarimelati Kencana Pizza Hut Indonesia (2016)

vi
3. Bank Mandiri Divisi Consumer Credit Risk and Analytic Group
(2017) (PKL)
4. Marketing Atlantis Discus Farm (2018-Sekarang)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah : Jaelani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 16 Juli 1963
3. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
4. Ibu : Yani Setiyani
5. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 11 November 1967
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

vii
ABSTRACT

This study aims to analyze the advertising, sales promotion, personal


selling, public relation, and direct marketing on the decisions making in choosing
IB Hasanah Card of Bank BNI Syariah. This study uses questionnaire as an
instrument to take a sample of 100 respondents, using non probability sampling
methods. The analytical method used in this research is multiple linnier
regression. The results of this study show that simultaneously all independent
variables (advertising, sales promotion, personal selling, public relation and
direct marketing) in this study have significant influence on the dependent
variable (decision making) with a significance value of 0.000 < 0.05. While
partially that the advertising variable has a significant effect on the decision
making it has been proven with a significance value of 0.041 < 0.05, sales
promotion variables have a significant effect on the decision making it has been
proven by a significance value of 0.007 < 0.05 , personal selling variables have a
significant effect on the decision making , it has been proven by a significance
value of 0.046 < 0.05, public relation variables have a significant effect on the
decision making, it has been proven by a significance value of 0.040 < 0.05,
direct marketing variables have a significant effect on the decisions making, it has
been proven by a significance value of 0,012 < 0,05.

Keywords: Advertising, Sales Promotion, Personal Selling, Public Relation,


Direct Marekting and Decision Making.

viii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis periklanan, promosi penjualan,


penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument untuk mengambil
sampel sebanyak 100 responden, dengan menggunakan metode non probability
sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara
simultan seluruh variebel independen (periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung) dalam penelitian
ini memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan
penggunaan) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Sedangkan secara
parsial bahwa variabel periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hal tersebut telah dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,041 <
0,05, variabel promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hal tersebut telah dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 <
0,05, variabel penjualan perseorangan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hal tersebut telah dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,046 <
0,05, variabel hubungan masyarakat berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hal tersebut telah dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,040 <
0,05, dan variabel pemasaran langsung berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hal tersebut telah dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,012 <
0,05.

Kata kunci: Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Perseorangan,


Hubungan Masyarakat, Pemasaran Langsung dan Keputusan Penggunaan.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan
kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitian skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan,
Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung
IB Hasanah Card Terhadap Keputusan Penggunaan IB Hasanah Card Pada
Nasabah Bank BNI Syariah”. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak mulai
dari awal perkuliahan sampai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
berjasa dalam hidup penulis dan dalam penyusunan skripsi ini, khususnya :

1. Keluarga tercinta yakni Ayahanda tercinta Jaelani dan Ibunda tercinta Yani
Setiyani, yang tidak pernah lelah mengasihi dan mencintai anaknya lebih dari
siapapun, yang telah memberikan segenap curahan kasih sayang dan do‟anya
yang tidak pernah terputus kepada penulis, yang selalu memberikan nasihat,
motivasi, dan dukungan dalam menjalani kehidupan ini. Terima kasih Ibu dan
Bapak yang tidak terhingga atas segala ridha, do‟a, dan kerja keras yang telah
kalian berikan kepada iki. Serta kepada kedua kakak penulis tercinta Anggie
Deliani dan Talita Jannatun Nisa dan adik tercinta Azka Algifari yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan ini kalianlah juga
merupakan salah satu motivasi penulis untuk menyelesaikan perkuliahan.
2. Bapak Dr. M.Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Amilin, SE,.
Ak., CA., QIA., BKP., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr.

x
Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H., selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A., selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu,
membimbing, memberikan arahan, memberikan motivasi, serta memberikan
banyak pengetahuan dan wawasan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
kepada penulis.
5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan arahan serta motivasi kepada penulis.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat dan berharga serta motivasi dan dukungan bagi penulis
selama perkuliahan.
7. Seluruh Staff Tata Usaha dan Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam hal
segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan di kampus yang selalu menemani penulis
selama masa perkuliahan yakni Fiqih Al-Faqih, Septian Aliannuary, Muthiya
Nurfaridah, Salsabila Zanjabil, Nurus Sifa, Nafia Hanifa, Rubiyatul
Adawiyah, Syaiful Ashari yang telah berbagi waktu dan kenangan selama ini.
Semoga kita semua sukes dalam jalan kehidupan masing-masing dan tali
persaudaraan serta silaturrahmi kita tidak akan pernah putus sampai kapanpun.
9. Sahabat-sahabat dari sejak kecil, Lia, Isty, Ayu, Ipan, Ajay, Inda, Nanda,
Dinda. Terimakasih atas segala warna-warni kehidupan, keceriaan selama kita
bersama, dan motivasi selama ini kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat Facebook Bedah Film Rudday, Kak Agustiadi, Teh Dewi,
Kak Welly, Kak Adit, Om Rudi, Bang Wandi, Mas Amzh Ahmad, Bang Egy,

xi
Teh Dwi, Teh Erna, Mas Rifai, Mak Wens, Om Sobirin, Kang Ujang Doni,
Aki Agus, Bang Jodi, Bana, Kak Ros, Amang Mpud dan teman-teman lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas persahabatan kita
selama ini yang penuh keceriaan, kegilaan, terutama dalam membahas karya
film nusantara maupun mancanegara. Terimakasih juga atas motivasi dan
nasihat yang diberikan oleh teman-teman selama ini kepada penulis.
11. Irfan, Agung, Yasmin dan Salsabila teman seperjuangan dalam menyusun
Skripsi dan yang sudah membantu jika penulis sedang dalam kesulitan saat
menyusun.
12. Teman-teman KKN SINTESA terimakasih atas kehidupan selama 1 bulan
bersama seatap serumah di Desa Kalong I, terimakasih banyak yang selalu
memberikan motivasi serta keceriaan dalam kehidupan penulis.
13. Teman-teman seperjuangan yakni Angkatan 2014 Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak saya
sebutkan namanya satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Oktober
2018

Rizki Azhari
11140850000026

xii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF........................................iii


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xviii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Batasan Masalah........................................................................................14
C. Rumusan Masalah......................................................................................14
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.................................................15
E. Penelitian Terdahulu..................................................................................16
F. Sistematika Penulisan................................................................................24
BAB II....................................................................................................................25
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................25
A. Jasa dan Pemasaran Jasa............................................................................25
1. Pengertian Jasa.....................................................................................25
2. Pengertian Pemasaran Jasa..................................................................26
B. Komunikasi Pemasaran..............................................................................27
1. Pengertian Komunikasi Pemasaran.....................................................27
C. Konsep Promosi.........................................................................................28
1. Pengertian Promosi..............................................................................28
2. Pengertian Bauran Promosi.................................................................29
3. Variabel-variabel Bauran Promosi......................................................29
xiii
D. Keputusan Penggunaan..............................................................................44
1. Pengertian Keputusan Penggunaan......................................................44
2. Tahapan Pengambilan Keputusan........................................................45
E. Perbankan Syariah......................................................................................47
1. Pengertian Bank Syariah......................................................................47
F. Kartu Kredit Syariah..................................................................................49
G. Kerangka Pemikiran...................................................................................53
H. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis........................54
BAB III..................................................................................................................58
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................58
A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................58
B. Populasi dan Sampel..................................................................................59
1. Populasi................................................................................................59
2. Sampel.................................................................................................59
C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................61
D. Metode Analisis Data.................................................................................61
1. Uji Coba Instrumen..............................................................................62
2. Uji Asumsi Klasik................................................................................64
3. Pengujian Hipotesis.............................................................................66
4. Analisis Regresi Linier Berganda........................................................68
E. Operasional Variabel Penelitian.................................................................69
BAB IV..................................................................................................................72
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................................72
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................72
1. Sejarah Perusahaan..............................................................................72
2. Profil Perusahaan.................................................................................75
3. Visi Misi Perusahaan...........................................................................76
4. Board Manajemen................................................................................76
B. Deskripsi Responden..................................................................................77
C. Uji Coba Instrumen....................................................................................80
1. Uji Validitas.........................................................................................80
2. Uji Reliabilitas.....................................................................................84

D. Uji Asumsi Klasik......................................................................................86


xiv
1. Uji Normalitas.....................................................................................86
2. Uji Multikolinearitas............................................................................88
3. Uji Heteroskedastisitas........................................................................89
E. Pengujian Hipotesis....................................................................................90
1. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2).....................................................90
2. Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)............................................91
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)........................................................95
F. Analisis Regresi Linier Berganda..............................................................96
G. Interpretasi...............................................................................................100
BAB V..................................................................................................................105
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................105
A. Simpulan..................................................................................................105
B. Saran.........................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................108
LAMPIRAN.........................................................................................................114

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah (dalam triliun)..........................3


Tabel 1.2: Pertumbuhan Jumlah Kartu Kredit dan Nilai Transaksi di Indonesia
(2012-2017)..............................................................................................................5
Tabel 1.3: Perbandingan Tarif IB Hasanah Card Gold dan CIMB Niaga Syariah
Card Gold...............................................................................................................12
Tabel 1.4: Penelitian Terdahulu............................................................................16
Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian..........................................................69
Tabel 4.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.........................77
Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia........................................78
Tabel 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..............................78
Tabel 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan................................79
Tabel 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan...............79
Tabel 4.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan.............80
Tabel 4.7: Hasil Uji Validitas Variabel Periklanan...............................................81
Tabel 4.8: Hasil Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan..................................81
Tabel 4.9: Hasil Uji Validitas Variabel Penjualan Perseorangan.........................82
Tabel 4.10: Hasil Uji Validitas Variabel Hubungan Masyarakat.........................82
Tabel 4.11: Hasil Uji Validitas Variabel Pemasaran Langsung............................83
Tabel 4.12: Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Penggunaan........................83
Tabel 4.13: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Periklanan.........................................84
Tabel 4.14: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi Penjualan............................84
Tabel 4.15: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penjualan Perseorangan....................85
Tabel 4.16: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hubungan Masyarakat......................85
Tabel 4.17: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemasaran Langsung........................85
Tabel 4.18: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Penggunaan....................86
Tabel 4.19: Hasil Uji Multikolinearitas................................................................88
Tabel 4.20: Hasil Uji Glejser................................................................................89

xvi
Tabel 4.21: Hasil Uji R Square.............................................................................91
Tabel 4.22: Hasil Uji t...........................................................................................92
Tabel 4.23: Hasil Uji F..........................................................................................95
Tabel 4.24: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda.............................................97

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Proses Pengambilan Keputusan......................................................45

Gambar 2.2: Surat Edaran Fatwa DSN MUI Tentang Kartu Kredit Syariah.......52

Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran........................................................................53

Gambar 4.1: Logo Bank BNI Syariah..................................................................75

Gambar 4.2: Uji Normalitas Histogram...............................................................87

Gambar 4.3: Uji Normalitas P-Plot......................................................................87

Gambar 4.4: Hasil Uji Grafik Scatterplot............................................................90

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di abad 21 ini kehidupan telah memasuki era globalisasi yang sangat
berkembang pesat dari masa ke masa. Didukung dengan teknologi informasi
yang juga berkembang pesat maka tidak menutup kemungkinan era globalisasi
pun berkembang sangat pesat di berbagai lini kehidupan masyarakat dunia.
Hal tersebut juga mempengaruhi perkembangan industri jasa yang semakin
berkembang pesat pada akhir-akhir ini. Dapat dilihat dari dengan banyaknya
bermunculan perusahaan-perusahaan jasa yang menawarkan berbagai macam
penawaran jasa terbaru dan beragam pilihan. Perkembangan yang terjadi pada
sektor industri jasa juga dapat dilihat dari semakin meningkatnya kebutuhan
konsumen akan berbagai indutri jasa.
Sejalan dengan semakin maju dan berkembangnya industri bisnis jasa
pada era globalisasi sekarang ini, akan semakin mencerminkan situasi usaha
yang sangat kompetitif, dimana keberhasilan kompetensi ini ditentukan oleh
antisipasi pasar dan tanggapan yang cepat terhadap setiap perubahan
kebutuhan maupun perilaku konsumen. Dalam hal ini perusahaan jasa
dituntut untuk semakin kreatif dan inovatif dalam memanjakan konsumennya
melalui penawaran-penawaran produk jasa terbaru dan memberikan pelayanan
yang baik. Dimana hal tersebut dilakukan perusahaan jasa untuk menarik hati
para pelanggannya untuk terus bekerjasama dengan perusahaannya, maupun
menarik perhatian pelanggan baru.
Perusahaan jasa yang tengah berkembang pesat dan sudah memiliki
pangsa pasar yang besar saat ini di Indonesia adalah perusahaan jasa keuangan
yang didalamnya terdapat jasa keuangan perbankan. Jasa keuangan perbankan
di era globalisasi ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
masyarakat Indonesia dalam memenuhi transaksi keuangannya. Bank ialah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan juga menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau juga

1
2

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat


banyak (UU No.10 Thn 1998). Sementara itu, Kasmir (2012: 23)
mendefinisikan bank sebagai berikut: “Bank adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
bidang keuangan. Dimana kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (UU No.21 Thn 2008, Pasal 1 ayat 7).
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan
nya sedikit demi sedikit bisa dilihat dari Pangsa Pasar Perbankan Syariah di
Indonesia bergerak naik dari 5,44 % per Agustus 2017 menjadi 5,55 % per
Oktober 2017 dari total Pangsa Pasar seluruh Perbankan di Indonesia. Kepala
Departemen Perbankan Syariah Ahmad Soekro Tratmono menjelaskan hingga
Oktober 2017 ini, pangsa pasar perbankan syariah baru sebesar 5,55 persen
dari total keseluruhan industri perbankan nasional. "Minat masyarakat
terhadap bank syariah memang terus meningkat, tetapi OJK akan terus
mendorong industri mensosialisasikan (produknya)," ujarnya saat diskusi
dengan media, di Kantor Pusat OJK, Jakarta, Jumat (15/12) (Katadata.co.id).
Berdasarkan siaran Pers yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Data OJK hingga Agustus 2017, total aset keuangan syariah Indonesia
(tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp 1.048,8 triliun, yang terdiri aset
Perbankan Syariah Rp 389,74 triliun, IKNB Syariah Rp 99,15 triliun, dan
Pasar Modal Syariah Rp 559,59 triliun. Jumlah tersebut jika dibandingkan
dengan total aset industri keuangan yang mencapai Rp 13.092 triliun, maka
market share industri keuangan syariah sudah mencapai 8,01% (ojk.go.id).
3

Tabel 1.1
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah (dalam triliun)
Industri Aset Aset Aset Aset Aset Aset
2013 2014 2015 2016 Agustus Oktober
2017 2017
Perbankan 248,11 278,92 304 365,03 389,74 406,23
Syariah
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2017 dan katadata.co.id)
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, total Aset Bank Syariah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, tren positif tersebut dikarenakan meningkat
nya minat masyarakat menabung di Bank Syariah. Menurut data yang di
berikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dari segi aset, perbankan syariah
memang terus mengalami peningkatan. Pada 2013, asetnya baru Rp 248,11
triliun, kemudian naik di 2014 sebesar Rp 278,92 triliun, 2015 sebesar Rp 304
triliun, dan 2016 menjadi Rp 365,03 triliun, kemudian naik di Agustus 2017
sebesar 389,74 triliun hingga per oktober 2017 menjadi Rp. 406,23 triliun.
Peningkatan aset tersebut menjadikan pangsa pasar Bank Syariah naik, dari
data siaran pers terakhir yang diterbitkan oleh OJK pada bulan Agustus 2017.
Aset Bank Syariah mencapai Rp 389,74 triliun atau 5,44% dari total seluruh
pangsa pasar perbankan di Indonesia menjadi Rp. 406,23 triliun atau 5,55%
pada akhir Oktober tahun 2017. Atau mengalami kenaikan sebesar 0,11%
Dengan berkembangnya Bank Syariah yang semakin pesat. Diiringi
dengan mengeluarkan produk-produk dan jasa layanan terbaru untuk
memenuhi mobilitas transaksi nasabah yang semakin meningkat. Dunia
perbankan merupakan salah satu bidang yang mengalami banyak sekali
perubahan selama beberapa dekade terakhir ini. Hal tersebut bisa terlihat dari
pesatnya perkembangan dan juga beragam layanan yang diberikan oleh pihak
perbankan. Mereka menerapkan berbagai macam teknologi informasi canggih
yang dapat mendukung kinerja untuk memberikan layanan terbaik bagi para
nasabahnya.
4

Dengan adanya dukungan teknologi informasi tersebut, maka beragam


produk unggulan bisa dilahirkan oleh perbankan di Indonesia dan diberikan
kepada masyarakat. Hal ini tentu menjadi nilai jual yang positif, karena
bagaimanapun juga, nasabah sebagai konsumen selalu membutuhkan layanan
dan produk terbaik dari pihak bank. Beragam produk yang dilahirkan
perbankan menjadi sebuah fasilitas yang sangat dinikmati oleh banyak orang.
Bahkan, terdapat banyak kalangan masyarakat yang menjadikan hal tersebut
sebagai bagian dari gaya hidup mereka, salah satunya adalah produk kartu
kredit. Banyak orang yang seakan begitu tergantung pada benda plastik yang
tipis ini. Mudah, nyaman, dan juga menyenangkan, begitu kira-kira gambaran
banyak orang mengenai kartu kredit tersebut.
“ Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu
yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau
untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang
kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang
kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut
pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun
secara angsuran (Subagyo, 2005: 39).”
Dibandingkan dengan jenis-jenis kredit atau pembiayaan yang ditawarkan
dunia perbankan, kartu kredit merupakan jenis pembiayaan yang paling
mudah dan cepat disetujui. Syaratnya sederhana yaitu fotocopi KTP, slip gaji
atau surat keterangan penghasilan, foto dan surat keterangan lain yang
dianggap perlu oleh pihak perbankan. Kartu kredit ini dapat pula digunakan
untuk berbagai keperluan yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai.
Penggunaan kartu kredit dirasakan amat bermanfaat bagi nasabah, terutama
nasabah yang memiliki mobilitas transaksi tinggi. Selain itu kartu kredit juga
dirasa lebih aman dan praktis digunakan untuk segala keperluan, seperti untuk
keperluan uang tunai dalam berpergian. Karena pada era globalisasi saat ini
kartu kredit sudah dapat digunakan di berbagai belahan dunia internasional.
5

Perkembangan bisnis kartu kredit di Indonesia kini makin semarak. Hal ini
terlihat dari terus bertambahnya jenis kartu kredit yang diterbitkan,
meningkatnya jumlah nasabah, dan melonjaknya jumlah kartu kredit beredar
maupun nilai transaksinya dalam periode tahun 2012 sampai 2017. Jika pada
tahun 2012 jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia tercatat 14,81 juta
kartu dengan nilai transaksi Rp 197,55 triliun, pada tahun 2016 jumlah kartu
beredar telah mencapai 17,40 juta kartu dengan nilai transaksi Rp 272,95
triliun. Hingga akhir tahun 2017, jumlah kartu kredit beredar di Indonesia
walaupun sempat menurun menjadi 17,24 juta kartu namun nilai transaksi nya
terus meningkat sekitar Rp 288,91 triliun. Berikut disajikan data pertumbuhan
jumlah kartu kredit dan nilai transaksi nya di Indonesia selama periode tahun
2012-2017.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Jumlah Kartu Kredit dan Nilai Transaksi di Indonesia
(2012-2017)
Tahun Jumlah Kartu Nilai Transaksi
2012 14,81 Juta 197,55 Triliun
2013 15,09 Juta 219,02 Triliun
2014 16,04 Juta 250,17 Triliun
2015 16,86 Juta 273,14 Triliun
2016 17,40 Juta 272,95 Triliun
2017 17,24 Juta 288,91 Triliun
(Sumber: Statistik Asosiasi Kartu Kredit Indonesia)
Kartu kredit kini makin populer sebagai alat pengganti uang tunai bahkan
telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern di Indonesia. Selain
dipicu oleh perkembangan gaya hidup masyarakat di kota-kota besar,
pertumbuhan bisnis kartu kredit ini juga ditunjang oleh beragamnya program
menarik yang ditawarkan perusahaan penerbit, mengikuti selera dan
kebutuhan nasabah yang makin bervariasi. Berbagai tawaran kartu kredit
6

yang menarik saat ini banyak bertebaran di sejumlah media cetak, elektronik,
media on line,dan juga melalui layanan SMS.
Saat ini, dunia perbankan juga diramaikan dengan hadirnya layanan kartu
kredit yang diterbitkan oleh perbankan syariah yaitu Kartu Kredit Syariah, di
mana hal tersebut bisa dilihat sebagai sebuah hal yang positif dan membuat
masyarakat memiliki pilihan lain selain Kartu Kredit bank konvensional.
Kartu kredit syariah atau yang lazim disebut bithaqah al-l‟timan adalah kartu
kredit yang pada dasarnya berfungsi sebagaimana kartu kredit lainnya serta
terikat dengan peraturan yang berlaku dan dijalankan dengan prinsip serta
kebijakan yang bersifat syariah. Hal ini diatur dalam ketentuan Umum fatwa
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.
54/DSN-MUI/X/2006, tentang kartu kredit syariah.
. Terkait dengan produk kartu kredit syariah, setidaknya ada 1 Bank
Umum Syariah (BUS) dan 2 Unit Usaha Syariah (UUS) yang memberikan
layanan tersebut, yakni: Bank BNI Syariah dengan produk BNI Syariah
Hasanah Card, selanjutnya Unit Usaha Syariah CIMB Niaga Syariah dengan
produk CIMB Niaga MaterCard Syariah Gold. Kehadiran kartu kredit berbasis
syariah tentu menjadi sebuah hal yang akan melahirkan persaingan yang baik
di antara bank lainnya, sehingga bank-bank tersebut akan berusaha untuk
memberikan layanan terbaik bagi nasabah-nasabah mereka serta
mempromosikan produk kartu kredit nya lebih efektif. Dengan begitu nasabah
akan memiliki kesempatan untuk memilih dan juga mendapatkan produk
terbaik yang mereka butuhkan
Di tengah maraknya perkembangan bisnis kartu kredit di Indonesia dan
bertambah dengan hadirnya Kartu Kredit Syariah saat ini, tidak bisa
dipungkiri pula bahwa tingkat persaingan di antara perbankan penerbit juga
semakin ketat. Makin ketatnya kompetisi di industri kartu kredit ini pun diakui
sejumlah pimpinan card center terkemuka di Indonesia, baik dari kalangan
perbankan maupun perusahaan pembiayaan yang terjun di bisnis uang plastik
ini. Di sisi lain, para pelaku bisnis kartu kredit sendiri meyakini bahwa potensi
7

pasar kartu kredit di Indonesia masih besar, yang merupakan peluang bagi
mereka untuk terus berlomba memperebutkan pangsa pasar (Rahayu, 2011).
Fokus objek dalam penelitian ini adalah Nasabah Bank BNI Syariah yang
memutuskan menggunakan Kartu Kredit yang diterbitkan oleh Bank BNI
Syariah. Sebagai salah satu Bank Umum Syariah terbesar di Indonesia, BNI
Syariah juga merupakan Bank Umum Syariah yang pertama mengeluarkan
produk pembiayaan berbasis kartu kredit syariah. BNI Syariah memberikan
layanan pembiayaan melalui kartu kredit syariah yang diberi nama iB Hasanah
Card, kartu kredit syariah tersebut diharapkan akan melengkapi kebutuhan
nasabah terutama nasabah Muslim yang akan menggunakan kartu kredit
berbasis syariah. Ada 3 jenis kartu kredit yang dikeluarkan oleh BNI Syariah,
yakni: iB Hasanah Card Platinum, iB Hasanah Card Gold, dan iB Hasanah
Card Classic (bnisyariah.co.id)
. Berdasarkan data Yoliawan, (2018, 12 April), outstanding BNI Syariah
Hasanah Card per Februari 2018 sebesar Rp 355 miliar dengan jumlah kartu
266.000 kartu yang sudah beredar di Indonesia. “Targetnya tahun 2018 ini
outstanding BNI Syariah dapat tumbuh hingga 10% sampai 12% yoy.”
Sebelumnya BNI Syariah mencatatkan pembiayaan konsumer per Desember
2017 sebesar Rp 11 triliun. Di tahun 2018 ini diharapkan dapat tumbuh
menjadi Rp 13,5 triliun. Mayoritas ada di pembiayaan perumahan sekitar 84%.
Sisanya ada ke pembiayaan individu seperti multi guna dan kartu pembiayaan
hasanah card. Sejak diluncurkan pada februari 2009 peminat BNI Syariah
Hasanah Card terus meningkat. Tahun 2009 jumlah kartu yang baru efektif
dipasarkan pada April 2009 tersebut mencapai 10 ribu buah. Kemudian
Oktober 2010 sudah meningkat menjadi 25 ribu kartu yang beredar. Dan
sampai februari 2018 Jumlah kartu kredit BNI Syariah Hasanah Card yang
sudah beredar di Indonesia sampai tahun 2018 ini berjumlah 266.000 kartu,
tentu angka tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari awal
penerbitan BNI Syariah Hasanah Card pada tahun 2009 lalu.
Sebagai pelopor kartu kredit berprinsip syariah, BNI Syariah dihadapkan
oleh persaingan ketat dalam pemasaran kartu kredit nya bersama dengan bank
8

bank syariah lain bahkan bank konvensional yang sudah terlebih dahulu
menerbitkan kartu kredit. Gencarnya pesaing-pesaing BNI Syariah dalam
memasarkan kartu kredit, sehingga megharuskan BNI Syariah untuk gencar
pula melakukan Komunikasi Pemasaran yang terpadu dan jitu melalui
promosi yang diberikan dalam proses persaingan sehingga menarik minat
nasabah menggunakan BNI Syariah Hasanah Card. Komunikasi pemasaran
memberikan peluang yang besar terhadap kepentingan BNI Syariah dan
nasabahnya.
Pada 1980-an, berbagai perusahaan di negara-negara maju, khususnya
Amerika Serikat, mulai menyadari perlunya upaya untuk mengintegrasikan
seluruh instrument promosi yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan.
Perusahaan-perusahaan mulai bergerak menuju proses yang disebut dengan
komunikasi pemasaran terpadu atau integrated marketing communication
(IMC), yang mencakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan
kegiatan pemasaran lainnya (Fawcett, 1993). Ketika penanggung jawab
pemasaran di berbagai perusahaan mulai menerapkan konsep komunikasi
pemasaran terpadu, mereka juga meminta biro iklan untuk mengkoordinasikan
penggunaan berbagai instrument promosi yang tersedia dan tidak hanya
memanfaatkan alat komunikasi pemasaran berupa periklanan saja.
Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari
laba semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam
mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
dalam memasarkan produknya. Perusahaan yang dapat menjual produknya
dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan,
akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang
pemasaran. Strategi yang bisa diterapkan oleh setiap perusahaan dalam
memasarkan produknya bisa dilakukan dengan media bauran promosi. Karena
saat ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya mengintegrasikan
berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan secara
terpisah-pisah. Kegiatan komunikasi pemasaran tersebut tercakup dalam
Bauran Promosi atau biasa disebut Bauran Komunikasi Pemasaran.
9

Menurut Kotler (2008: 117), bauran Promosi (Bauran Komunikasi


Pemasaran) adalah paduan spesifik 5 sarana promosi utama yaitu periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana
pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan
nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.
Masing-masing sarana promosi melibatkan dimensi tertentu yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan konsumen. Contohnya, periklanan meliputi
dimensi penyiaran, media cetak, internet, luar ruang, dan bentuk lain. Promosi
penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan demonstrasi. Penjualan
personal meliputi presentasi penjualan, pameran dagang, dan program insentif.
Hubungan masyarakat meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet dan
banyak lagi (Kotler, 2008).
Menurut Suyanto (2007: 143) mendefinisikan “Periklanan adalah
penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi
persuasif tentang produk, jasa atau pun organisasi dan merupakan alat promosi
yang kuat”. Peranan periklanan dalam pemasaran suatu produk adalah untuk
membujuk calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut
dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya.
Kemudian bentuk bentuk promosi yang dapat dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam memasarkan produknya adalah dengan menerapkan
promosi penjualan, memberikan promosi-promosi yang bermanfaat untuk
nasabahnya. Menurut Kotler & Armstrong (2006: 441), Promosi Penjualan
berkaitan dengan Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan dari suatu produk atau jasa.
Selanjutnya Penjualan Perseorangan atau biasa disebut personal selling
juga memiliki andil cukup besar dalam memasarkan sebuah produk. Menurut
Phillip Kotler (1993:376) Penjualan perseorangan adalah potensi lisan dalam
pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan
melakukan penjualan. Terdapat banyak definisi tentang penjualan
perseorangan yang dikemukakan para ahli, namun pada prinsipnya hampir
1

sama yakni kegiatan promosi yang dilakukan dengan cara berinteraksi secara
langsung dengan calon pembeli.
Selain dengan periklanan, promosi penjualan dan penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat juga memiliki peran dalam memasarkan sebuah produk.
Menurut Cutlip, Center & Broom (2005:25) hubungan masyarakat adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Kesuksesan atau kegagalan
tersebut dapat dibuktikan melalui perkembangan konsumen dalam memilih
atau menggunakan produk yang ditawarkan oleh organisasi atau perusahaan
tersebut.
Yang terakhir adalah pemasaran langsung yang juga memiliki peran besar
dalam memasarkan sebuah produk agar konsumen mau membeli atau
menggunakannya. menurut Duncan (2002: 573) pemasaran langsung adalah
ketika perusahaan ingin menjalin komunikasi langsung dengan pelanggan,
mereka mengguanakan strategi komunikasi langsung, dimana lebih bisa
berinteraksi, database yang memicu proses komunikasi pemasaran
menggunakan media untuk mendorong respon pelanggan. Respon pelanggan
tersebut dibalas dengan feedback berupa memutuskan untuk membeli atau
menggunakan sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Keterlibatan perusahaan dengan pasar sasaran mengharuskan mereka
untuk lebih teliti memperhatikan aspek-aspek bauran promosi dalam hal
produk dan jasa. Keberhasilan aspek-aspek bauran promosi dipengaruhi oleh
perilaku konsumen. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk
mengembangkan program dan strategi promosi yang tepat. Semakin baik
strategi promosi yang dilakukan maka semakin mendekati target pasar yang
diharapkan. Perilaku konsumen dalam suatu proses pengambilan keputusan
dan kegiatan individu secara fisik dalam mengevaluasi, memperoleh,
mendapatkan, atau menggunakan barang dan jasa. Keputusan penggunaan
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan ketika ingin menggunakan atau
membeli sebuah produk dan jasa tertentu. Secara umum keputusan
1

penggunaan berkaitan erat dengan keputusan pembelian. Sebab seteleh suatu


produk dibeli maka produk tersebut akan digunakan atau dipakai sesuai
dengan kebutuhan dan keperluannya. Keputusan penggunaan jasa adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya (Peter & Olson, 2000:162).
BNI Syariah rajin melakukan kegiatan komunikasi promosi, hal lain yang
sangat penting dilakukan oleh BNI Syariah untuk meningkatkan bisnis kartu
kredit syariah nya yakni dengan mensegmentasikan pasar dengan merancang
kartu kredit syariah sesuai kebutuhan nasabah yang dirasa tepat
menggunakannya. Sebagai Bank Umum Syariah yang memiliki Kartu Kredit
Syariah, BNI Syariah diharapkan menargetkan pemasaran kartu kreditnya
secara tepat kepada nasabah yang benar benar membutuhkan pembiayaan
kartu kredit. BNI Syariah terus meningkatkan komunikasi pemasaran produk
IB Hasanah Card melalui bauran promosi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan demi menarik perhatian konsumen yaitu nasabahnya agar
menggunakan IB Hasanah Card. BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah
pelopor kartu kredit berbasis syariah sudah seharusnya gencar
mempromosikan produknya ke Nasabah dengan berbagai promosi seperti
dalam iklan, diskon, penjelasan produk secara langsung, dll. BNI Syariah
menjanjikan kepada nasabahnya bahwa IB Hasanah Card merupakan Kartu
Kredit yang memiliki banyak keunggulan dibanding kartu kredit lainnya.
Berbagai penawaran promosi keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan
oleh IB Hasanah Card
Jika dibandingkan dengan rival BNI Syariah yang juga menerbitkan kartu
kredit syariah yaitu CIMB Niaga Syariah, IB Hasanah Card dirasakan menjadi
pilihan yang tepat untuk menggunakan kartu kredit syariah karena dirasakan
tarif yang ditanggungkan kepada setiap nasabah lebih murah. Peneliti
memberikan contoh perbandingan tarif IB Hasanah Card Gold dengan CIMB
Niaga Syariah Cold. Mengapa peneliti hanya membandingkan kartu kredit
jenis gold, karena CIMB Niaga Syariah hanya menerbitkan satu jenis kartu
1

kredit syariah yaitu CIMB Niaga Syariah Gold. Jadi dirasakan agar lebih
apple to apple dalam membandingkannya. Berikut disajikan tabel
perbandingan tarif IB Hasanah Card Gold dengan CIMB Niaga Syariah Card
Gold.
Tabel 1.3
Perbandingan Tarif IB Hasanah Card Gold dan CIMB Niaga Syariah
Card Gold
Indikator IB Hasanah Card Gold CIMB Niaga Syariah
Card Gold
Iuran Tahunan
- Kartu Utama Rp. 240.000 Gratis
- Kartu Tambahan Rp. 120.000 Rp. 150.000
Biaya Bulanan
- Limit 8.000.000 Rp. 180.000 Rp. 504.520
- Limit 10.000.000 Rp. 225.000 Rp. 571.900
- Limit 15.000.000 Rp. 337.500 Rp. 740.350
- Limit 20.000.000 Rp. 450.000 Rp. 908.800
- Limit 30.000.000 Rp. 675.000 Rp. 1.245.700
Biaya Penggantian Rp. 45.000 Rp. 75.000
Kartu
Biaya Penarikan Tunai Rp. 25.000 Rp. 50.000
Biaya Salinan Tagihan E-Billing (Gratis), Rp. 15.000
melalui email/fax
(Rp.5000), melalui Pos
(Rp.30.000)
(Sumber: bnisyariah.co.id dan cimbniaga.com)
Jika melihat perbandingan dari tabel 1.3 diatas maka dapat diketahui
bahwa IB Hasanah Card lebih unggul dalam hal biaya yang lebih rendah
dibebankan kepada nasabah. Walaupun CIMB Niaga Syariah Card Gold
menerapkan biaya gratis untuk iuran tahunan kartunya, namun bisa dilihat
dalam tabel 1.3 diatas bahwa biaya bulanan atau yang disebut Monthly
Membership Fee CIMB Niaga Syariah Card Gold lebih mahal dibanding IB
Hasanah Card Gold, bahkan 2-3 kali lipat lebih mahal. Sudah bisa dipastikan
bahwa IB Hasanah Card unggul telak dalam hal tarif-tarif yang dibebankan
kepada nasabah. Sudah sepatutnya juga IB Hasanah Card dapat menarik
nasabah lebih banyak untuk menggunakan IB Hasanah Card. Namun realita di
lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak BNI Syariah,
1

ternyata nasabah pengguna CIMB Niaga Syariah Card Gold lebih banyak
daripada IB Hasanah Card. CIMB Niaga Syariah selaku salah satu dari dua
pemain di bisnis syariah card. Dengan satu tipe kartu yang ada saat ini,
realisasi pemegang kartu sampai November 2017 mencapai 312.937 kartu,
meningkat dibandingkan akhir Desember 2016 sebesar 239.129 kartu. Bila
dibandingkan dengan industri pesaingnya, posisi CIMB Niaga syariah saat ini
ada di pos isi pertama, mengalahkan BNI Syariah dengan jumlah kartu sekitar
268.000 kartu (Sitorus, 2017).
Faktor yang membuat nasabah BNI Syariah pengguna IB Hasanah Card
sebagai objek penelitian karena BNI Syariah merupakan salah satu Bank
Umum Syariah yang menjadi pelopor dan sudah mengeluarkan produk
pembiayaan berbasis kartu atau yang disebut dengan kartu kredit syariah,
selanjutnya BNI Syariah merupakan Bank Umum Syariah yang menjadi Top
Brand dan Top Bank terbaik di Indonesia kategori Gold dalam penghargaan
WOW SEA Nasional 2017 (Marketeers), selain itu nasabah pengguna IB
Hasanah Card BNI Syariah dianggap patut untuk diteliti mengingat jumlah
perkembangan nasabah IB Hasanah Card nya jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan pesaing diatasnya yang juga mengeluarkan kartu kredit syariah yaitu
Bank CIMB Niaga Syariah. Dengan demikian penelitian ini akan meneliti
tentang pengaruhnya terkait manajemen pemasaran yang dilakukan oleh BNI
Syariah melalui bauran promosi Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan
Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung yang akan
diterapkan untuk meningkatkan nasabah yang akan memutusakan
menggunakan IB Hasanah Card.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Periklanan,
Promosi Penjualan, Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat,
dan Pemasaran Langsung iB Hasanah Card Terhadap Keputusan
Penggunaan iB Hasanah Card Pada Nasabah Bank BNI Syariah”.
1

B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah didunakan untuk menghindari adanya suatu
penyimpangan atau pelebaran pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan
dapat memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian berfokus pada nasabah Bank BNI Syariah yang
menggunakan IB Hasanah Card.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variable independen
bauran promosi (periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung) dan variable dependen
keputusan penggunaan.
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Multiple Regression Analysis atau Regresi Linier Berganda.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dibahas diatas, maka penulis
dapat merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, adapun ruang
lingkup pembahasannya berkisar pada:
1. Apakah terdapat pengaruh bauran promosi berupa periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung secara Parsial terhadap keputusan penggunaan iB Hasanah Card
pada nasabah Bank BNI Syariah?
2. Apakah terdapat pengaruh bauran promosi berupa periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung secara Simultan terhadap keputusan penggunaan iB Hasanah
Card pada nasabah Bank BNI Syariah?
1

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan penulis yang hendak dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh bauran promosi berupa periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung secara Parsial terhadap keputusan penggunaan iB Hasanah Card
pada nasabah Bank BNI Syariah.
2. Untuk menganalisis pengaruh bauran promosi berupa periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung secara Simultan terhadap keputusan penggunaan iB Hasanah
Card pada nasabah Bank BNI Syariah.
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca maupun yang terlibat secara langsung dalam penelitian ini. Adapun
manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan mengembangkan
kemampuan peneliti tentang dunia perbankan terutama perbankan syariah
di Indonesia. Selain itu juga sebagai media penambah wawasan bagi
peneliti.
2. Bagi Perbankan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang
positif dalam dunia perbankan terutama Bank BNI Syariah untuk
menerapkan strategi yang lebih baik dan tepat dalam pemasaran yang
berkaitan dengan bauran promosi terhadap keputusan nasabahnya dalam
menggunakan Kartu Kredit BNI Syariah.
3. Bagi Pembaca Akademisi
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pembaca mengenai kartu kredit BNI Syariah yaitu iB
Hasanah card dan dapat menjadi referensi untuk menentukan keputusan
dalam menggunakan iB Hasanah Card.
1

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti dalam melakukan
penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Guna mendukung
materi dalam penelitian ini, maka peneliti telah meringkas beberapa penelitian
terdahulu yang terkait, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

1. Jane G. Poluan, Pengaruh Terdapat Penelitian Hasil dari


Genita G. Periklanan variable termasuk penelitian ini
Lumintang, Terhadap bauran penelitian menunjukkan
Victoria N. Untu Keputusan promosi yaitu metode bahwa variable
(2016) Pembelian periklanan, kepustakaan periklanan
Minuman sama sama sedangkan memiliki
Jurnal EMBA. Coca Cola menggunakan penelitian ini pengaruh yang
Vol. 4 No. 3 (Studi Kasus metode analisi termasuk positif
September 2016, Pada PT linier penelitian studi terhadap
Hal. 671-681. Bangun berganda kasus. keputusan
Wenang pembelian
Beverage minuman coca
Company cola..
Manado)
1

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil


(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

2. Ujianto, Koko Pengaruh Terdapat Di penelitian Hasil dari


Sugiharto Gaya Hidup, variable ini terdapat penelitian ini
(2004) Penjualan Penjualan variable gaya menunjukkan
Pribadi, dan Pribadi, hidup dan bahwa
Ekuitas. Vol. 8 Kelompok Metode kelompok (personal
No. 2 Juni 2014, Referensi Analisis Data referensi selling)
Hal. 237-264 Terhadap yang sedangkan di penjualan
Keputusan digunakan penelitian saya pribadi
Pembelian metode tidak ada. berpengaruh
Konsumen regresi linier terhadap
Produk berganda keputusan
Asuransi Jiwa pembelian
Serta konsumen
Dampaknya produk
Pada asuransi jiwa.
Kepuasan
Pelanggan
(Studi pada
PT. Asuransi
Jiwasraya
Surabaya
Regional
Office)
1

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

3. Fitri Maisya Pengaruh Terdapat Menggunakan Variabel


(2013) Periklanan, variable analisis Periklanan dan
Promosi periklanan deskriptif dan Promosi
Jurnal Penjualan, dan pomosi analisis regresi penjualan
Manajemen. Hubungan penjualan dan logistik berpengaruh
Vol. 2 No. 01 Masyarakat hubungan positif dan
2013 Terhadap masyarakat signifikan
Keputusan sedangkan
Menabung di variabel
PT Bank hubungan
Negara masyarakat
Indonesia tidak
Tbk. Cabang berpengaruh
Bukittinggi signfikan
terhadap
keputusan
pembelian
4. Kansa Pengaruh Terdapat Metode Hasil
Khairunissa, Bauran Variabel analisis data penelitian
Sudharyono, Promosi Bauran menggunakan menunjukkan
Edy Yulianto Keputusan promosi yaitu analisi jalur variable
(2017) Pembelian dan periklanan, periklanan,
Kepuasan promosi promosi
Pelanggan penjualan dan penjualan dan
1

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Jurnal (Survey Pada pemasaran Menggunakan pemasaran


Administrasi Mahasiswa langsung. analisis langsung
Bisnis (JAB). BINUS deskriptif dan berpengaruh
Vol. 46 No. 2 University analisis regresi terhadap
Mei 2017 yang logistik keputusan
Menggunakan pembelian/pen
Jasa Gojek di ggunaan jasa
Jakarta) gojek di
Jakarta.
5. Rudain Othman The Impact of Teradapat Tidak terdapat Variabel
Yousif (2016) Personal variable alat bauran bauran
Selling on personal promosi lain promosi
International the selling yang menjadi mempunyai
Journal of Purchasing (penjualan variable pengaruh yang
Marketing Behavior pribadi), penelitian signifikan
Studies. Vol. 8 towards menggunakan selain variable secara parsial
No. 5 2016 Clothes: A metode penjualan dan simultan
Case Study on penelitian pribadi.
the Youth regresi linier
Category berganda.
6. Christina Influence of Terdapat Tidak terdapat Variabel
Sagala, Mila Promotional variabel variabel bauran
Destriani Ulfa Mix and Price bauran pemasaran promosi
Karian Putri and on Customer promosi langsung dan mempunyai
Suresh Kumar Buying (periklanan, variabel harga pengaruh yang
Decision promosi signifikan
2

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

ISSN 2250-3153 Toward Fast penjualan, Menggunakan pemasaran


January 2014 Food Sector penjualan analisis langsung
International pribadi, dan deskriptif dan berpengaruh
Journal of hubungan analisis regresi terhadap
Scientific masyarakat), logistik keputusan
Publication. Vol. terdapat pembelian/pen
4, Issue 1. variabel ggunaan jasa
keputusan gojek di
penggunaan/p Jakarta.
embelian
7. Onigbinde Isaac The Influence Terdapat Tidak terdapat Variabel
Oladepo (Ph.D.) of Brand variabel alat bauran periklanan,
and Odunlami Image and bauran promosi lain promosi
Samuel Promotional promosi yang menjadi penjualan dan
Abimbola Mjx on (periklanan, variable penjualan
(Ms.c.) Consumer promosi penelitian pribadi
Buying penjualan, dan selain variable mempunyai
British Journal Decision- A penjualan penjualan pegaruh yang
of Marketing Study of pribadi) pribadi. signifikan
Studies Vol. 3 Bevergae terhadap
No. 4, pp 97- Consumers in keputusan
109, May 2015 Lagos State, pembelian
Nigeria
2

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

8. Repiyanti Pengaruh Terdapat Metode Variabel


Hendria, Eeng Program variabel penelitian pemasaran
Ahman, Dewi Direct pemasaran menggunakan langsung
Pancawati Marketing langsung cross sectional terdapat
Novalita (2014) Terhadap (direct sedangkan pengaruh yang
Keputusan marketing) penelitian saya signifikan
Tourism and Menggunakan menggunakan terhadap
Hospitality Meeting metode regresi keputusan
Essentials (THE) Package linier berganda penggunaan
Journals. Vol. IV Grand Hotel
No. 1, 2014 -705 Lembang
(Survei Pada
Tamu Bisnis
di Grand
Hotel
Lembang)
9. Devina Pengaruh Terdapat Tidak terdapat Variabel
Florencia Personal variabel variabel brand penjualan
Sukmana dan Selling dan penjualan activation perseorangan
Edwin Brand perseorangan (personal
Japarianto, SE., Activation (personal selling)
MM. Terhadap selling) berpengaruh
Purchase siginifkan
Jurnal Strategi Intention terhadap
Pemasaran. Vol. Konsumen purchase
4 No. 1, 2017 Pada Produk intention
2

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Santan Bubuk
Sasa PT Sasa
Inti di
Surabaya
10. Ridwan Pengaruh Terdapat Metode Varibael
Purnama dan Direct variabel penelitian yang pemasaran
Alfania Riska Marketing Direct digunakan langsung
Pranila Terhadap Marketing adalah berpengaruh
Keputusan (Pemasaran deskriptif dan secara
Tourism and Pembelian di Langsung) verifikatif signifikan
Hospitality Restoran The terhadap
Essentials (THE) Centrum keputusan
Journals. Vol. VI Bandung pembelian di
No. 1, 2016 -973 restoran the
centrum
Bandung.
11. Michael N. Pengaruh Teradapat Jenis penelitian Variabel
Lontoh Bauran variabel asosiatif periklanan,
Promosi periklanan, promosi
Jurnal Berkala Terhadap promosi penjualan,
Ilmiah Efisiensi. Keputusan penjualan, penjualan
Vol 16. No. 01, Pembelian penjualan perseorangan,
2016 Mobil Toyota perseorangan, hubungan
Pada PT hubungan masyarakat
Hasjrat Abadi masyarakat dan pemasaran
Manado, dan langsung
2

(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Tendean pemasaran berpengaruh


Branch. langsung terhadap
keputusan
pembelian
mobil Toyota.
12. Mahmoud I. The Impact of Terdapat Tidak terdapat Variabel
Nour, Promotional variabel variabel periklanan,
Mohammad Mix Elements periklanan, pemasaran promosi
Salamh on Consumer promosi langsung penjualan,
Almahirah, Purchasing penjualan, penjualan
Sultan Decisions. penjualan perseorangan
Mohammed Said perseorangan dan hubungan
dan hubungan masyarakat
International masyarakat berpengaruh
Business & signifikan
Management terhadap
Vol.8 No.2, keputusan
2014, pp. 143- pembelian
151 keramik dan
kaca di
Jordanian
Shareholding
(Sumber: Dikutip dari berbagai referensi)
2

F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2017, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan pokok
pembahasan yang berisikan tentang teori jasa, komunikasi
pemasaran, bauran promosi, keputusan penggunaan, bank syariah,
kartu kredit syariah dan kerangka pemikiran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis data, dan operasional
variabel penelitian.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian: sekilas gambaran
umum objek penelitian, analisis data dan pembahasan, dan
interprestasi hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini mencangkup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta implikasi
yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Jasa dan Pemasaran Jasa


1. Pengertian Jasa
Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam
tujuan untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat
ini belum ada satu definisi yang dapat diterima secara bulat.
Keanekaragaman definisi tentang jasa tersebut dapat dilihat dari pendapat
beberapa ahli ekonomi sebagai berikut:
Jasa merupakan aktivitas ekonomi yang memiliki beberapa elemen
(manfaat atau nilai) intangible (tidak berwujud) yang saling berkaitan,
yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan barang-
barang milik, namun tidak menghailkan tranfer kepemilikan. Perubahan
dalam kondisi dapat saja muncul serta produksi suatu jasa bisa mempunyai
atau dapat juga tidak mempunyai keterkaitan dengan produk fisik (Payne,
2008).
Pengertian jasa menurut Mursid (2010:116) mendefinisikan bahwa
jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri, pada
hakikatnya bersifat tidak teraba, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak
harus terikat pada penjualan produsen atau jasa lain.
Menurut Lovelock & Wright (2007:5) jasa adalah tindakan atau kinerja
yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya
mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata
dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.
Definisi perusahaan jasa menurut Payne (2008) adalah perusahaan
yang melakukan aktivitas ekonomi yang memiliki nilai atau manfaat
intangible, dimana terdapat interaksi dengan konsumen atau dengan
barang miliki tapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perusahaan
jasa adalah suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang
tidak berwujud (jasa), dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau
2

keuntungan. Atau perusahaan jasa dapat diartikan juga sebagai suatu


perusahaan yang menjual jasa yang diproduksinya, bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan keuntungan (Sora,
2016). Perusahaan jasa atau yang sering disebut sebagai perusahaan
penyedia layanan jasa menawarkan keahlian tertentu yang bermanfaat
untuk konsumen, seperti jasa perbankan, asuransi, jasa transportasi,
restoran, telekomunikasi, pariwisata, dan perusahaan-perusahaan penyedia
jasa Profesional lainnya seperti kantor akuntan, konsultan, dan
pengacara.
Berdasarkan beberapa definisi para ahli diatas, jasa bukan
merupakan sebuah barang, jasa merupakan suatu proses atau aktivitas
yang dilakukan oleh pihak pemberi jasa (produsen) kepada orang yang
menerima jasa (konsumen), dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak
berwujud (intangible). Dengan kata lain jasa pada dasarnya adalah
sesuatu yang tidak dapat diraba, dan disentuh tetapi memberikan nilai
tambah.
2. Pengertian Pemasaran Jasa
Dalam aktivitas pemasaran jasa, Produk jasa harus disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen, ditentukan dengan harga yang realistis,
didistribusikan melalui saluran yang nyaman dan mudah, dan secara aktif
dipromosikan ke pelanggan (Lovelock dan Wright ,1999: 14).
Menurut Lovelock, et al (2007: 52) pemasaran jasa adalah bagian dari
sistem jasa keseluruhan dimana perusahaan tersebut memiliki sebuah
bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga
penagihan, hal itu mencakup kontak yang dilakukan pada saat penyerahan
jasa.
Sedangkan menurut Rismiati dan Suratno (2005: 270) mendefinisikan
pemasaran jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak
berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu.
2

Dari berbagai pengertian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan


bahwa pemasaran jasa merupakan proses sebuah kegiatan penawaran atau
mempromosikan jasa kepada konsumen diiringi dengan pemberian
informasi jasa yang akan kita jual melalui iklan atau media massa lainnya.

B. Komunikasi Pemasaran
1. Pengertian Komunikasi Pemasaran
Pada dasarnya komunikasi adalah proses penyampaian informasi,
perintah, dan ide dari seseorang kepada orang lain agar diantara mereka
terdapat interaksi. Pemasaran (marketing) adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide,
barang, dan jasa untuk menciptakan nilai tukar yang memuaskan tujuan
individu dan organisasi (Kotler dan Keller, 2009:5).
Shimp (2003: 4) mendefinisikan ”Komunikasi pemasaran adalah aspek
penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya
pemasaran”. Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan
antar individu atau antara organisasi dengan individu.
Sedangkan menurut Prisgunanto (2006: 8) menyatakan komunikasi
pemasaran adalah: “Semua-semua elemen promosi dari marketing mix
yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience pada
segala bentuknya dan ditujukan untuk performance pemasaran”.
Membangun hubungan pelanggan yang baik membutuhkan lebih dari
sekedar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga untuk
produk secara atraktif, dan menyediakan produk pada pelanggan.
Perusahaan juga harus mengkomunikasikan proposisi nilai mereka kepada
pelanggan, dan apa yang mereka komunikasikan tidak boleh dibiarkan
begitu saja. Segala bentuk komunikasi mereka harus direncanakan dan
dipadukan kedalam komunikasi pemasaran yang terintegrasi secara
cermat. Selain penting dalam membangun dan mempertahankan berbagai
2

jenis hubungan, komunikasi yang baik merupakan elemen penting dalam


usaha perusahaan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan
(Kotler dan Amstrong, 2008:116).
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
pemasaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menginformasikan, membujuk, mengajak dan meningatkan seorang
konsumen tentang produk yang mereka jual dan ditujukan untuk menaikan
performance pemasaran produk maupun jasanya.

C. Konsep Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan
sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi merupakan salah
satu komponen dari bauran pemasaran (marketing mix). Fungsi promosi
dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan
komunikasi dengan konsumen. Pengertian promosi menurut Kotler dan
Armstrong (2012:76), “Promotion means activities that communicate the
merits of the product and persuade target customers to buy it”, artinya
promosi merupakan kegiatan yang mengomunikasikan manfaat dari
sebuah produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk
tersebut.
Menurut Rangkuti (2010:50), “Promosi adalah kegiatan penjualan dan
pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan
terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi
konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.”
Setelah melihat definisi-definisi tersebut di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa promosi adalah kegiatan mengomunikasikan atau
menginformasikan manfaat dari sebuah produk dan jasa kepada konsumen
untuk mendorong dan membujuk konsumen untuk membeli produk dan
jasa tersebut.
2

2. Pengertian Bauran Promosi


Kotler dan Armstrong (2012:432) mengemukakan, “Promotion mix
(marketing communications mix) is the specific blend of promotion tools
that the company uses to persuasively communicate customer value and
build customer relationships”, yang artinya bauran promosi (bauran
komunikasi pemasaran) adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi
yang digunakan perusahaan untuk secara persuasif mengomunikasikan
nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan.
Sementara itu, Belch dan Belch (2004: 16) menyatakan bauran
promosi (promotional mix) sebagai alat-alat dasar yang digunakan
untuk mencapai tujuan komunikasi organisasi.
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa bauran promosi atau yang biasa disebut bauran komunikasi
pemasaran merupakan sebuah alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi
alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan. Pada umumnya alat-
alat promosi tersebut memiliki hubungan yang erat, sehingga diantaranya
tidak dapat dipisahkan, karena bersifat saling mendukung dan melengkapi.

3. Variabel-variabel Bauran Promosi


Menurut Kotler dan Armstrong (2012:432), bauran promosi terdiri atas
5 (lima) alat-alat promosi, berikut pengertian dari berbagai ahli:
a. Periklanan (Advertising)
1. Pengertian Periklanan
Yaitu semua bentuk presentasi dan promosi nonpersonal yang
dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau
jasa. Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan
menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen.
Bentuk promosi yang digunakan mencakup broadcast, print, internet,
outdoor, dan bentuk lainnya.
Menurut Moriarty, Mitchell, dan Wells (2011:6) iklan adalah jenis
komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu
3

kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar


untuk menjangkau dan menyampaikan pesan kepada konsumennya.
Sedangkan menurut Kotler (2003:814) iklan adalah bentuk penyajian
non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor
tertentu yang perlu dibayar. Periklanan merupakan salah satu alat yang
paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi
persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan pada
dasarnya adalah bagian dari kehidupan industri modern. Kehidupan
dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan.
Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual
produknya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki
informasi yang memadai mengenai produk barang dan jasa yang
tersedia di pasar. Apabila hal itu terjadi maka industri dan
perekonomian modern pasti akan lumpuh. Apabila sebuah perusahaan
ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus
melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus-
menerus.
Menurut Suyanto (2007: 143) mendefinisikan “Periklanan adalah
penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan
informasi persuasif tentang produk, jasa atau pun organisasi dan
merupakan alat promosi yang kuat”. Peranan periklanan dalam
pemasaran suatu produk adalah untuk membangun kesadaran
(awareness) terhadap keberadaan produk yang ditawarkan, menambah
pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan, membujuk
calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut dan
untuk membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan yang
lainnya.
Periklanan adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-
macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis atau
organisasi nirlaba atau individu yang dalam berbagai cara
teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan
3

atau membujuk anggota-anggota dari pemirsa tertentu. (Simamora,


2000: 756). Periklanan terfokus pada media massa seperti surat kabar,
televisi, radio dan papan iklan. Periklanan menawarkan keunggulan
signifikan diatas teknik promosional lainnya. Periklanan dapat
menjangkau beribu-ribu pemirsa. Meskipun orang sering kaget saat
mendengar harga iklan yang bernilai ratusan ribu rupiah per detik
tayangan, tetapi sebenarnya dapat dibayangkan berapa jumlah pemirsa
yang sanggup dijangkau lewat iklan tersebut.
Banyak konsumen yang menaruh kadar prestis kepada media
massa yang digunakan dalam periklanan. Merupakan kenyataan
sederhana bahwa sebuah produk yang di iklankan secara nasional
dapat mengukur citra produk tersebut.
Dari berbagai pengertian tentang periklanan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan inti dari periklanan itu sendiri merupakan suatu
alat yang digunakan oleh pembeli/ penjual, setiap orang termasuk
lembaga non laba atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang
sebagai kegiatan pemasaran kepada suatu kelompok masyarakat baik
secara lisan maupun dengan penglihatan suatu produk, jasa atau ide.
2. Dimensi Periklanan
Tujuan akhir dari beberapa promosi adalah untuk membuat
seseorang dapat menggunakan sebuah produk atau jasa yang
ditawarkan. Untuk itu terdapat model klasik yang dapat digunakan
untuk menjangkau tujuan promosi tersebut yakni menggunakan
konsep AIDA. AIDA sendiri merupakan singkatan dari Attention
(perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), dan Action (tindakan)
dimana ia merupakan tahapan keterlibatan konsumen dengan suatu
pesan promosi. Kotler menjelaskan “Teori AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action) merupakan suatu pesan yang harus
mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan
mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan akan kualitas dari
pesan yang baik”, sedangkan menurut Tjetjep Djatnika menjelaskan
3

“Teori AIDA merupakan pengambilan keputusan pembelian


adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau
pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian
(Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan
dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui
lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang
jika intensitas ketertarikannya (Djatnika, 2007: 204).
Menurut Kasali (2005: 83) Dalam pembuatan iklan, untuk
menghasilkan iklan yang baik penting juga menggunakan elemen-
elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDA, yang
terdiri atas :
a) Perhatian (Attention)
Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik
pembaca, pendengar, atau pemirsa. Beberapa penulis naskah
iklan mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan
perhatian calon pembeli, seperti : (a) menggunakan headline
yang mengarahkan, (b) menggunakan slogan yang mudah
diingat, (c) menonjolkan atau menebalkan huruf-huruf tentang
harga (bila harga merupakan unsur penting dalam
mempengaruhi orang untuk membeli), (d) menonjolkan selling
point suatu produk, (e) menggunakan sub-sub judul untuk
membagi naskah dalam beberapa paragraf pendek, (f)
menggunakan huruf tebal (bold) untuk menonjolkan kata-kata
yang menjual.
b) Minat (Interest)
Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut, persoalan
yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana agar konsumen
berminat dan ingin tahu lebih lanjut. Untuk itu mereka
dirangsang agar membaca dan mengikuti pesan-pesan yang
disampaikan. Dengan demikian penggunaan kata-kata atau
3

kalimat-kalimat pembuka sebaiknya dapat merangsang orang


untuk tahu lebih lanjut.
c) Kebutuhan/keinginan (Desire)
Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan orang
untuk memiliki atau menikmati produk. Kebutuhan atau
keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan
sesuatu harus dibangkitkan.
d) Tindakan (Action)
Upaya terakhir adalah untuk membujuk calon pembeli agar
sesegera mungkin melakukan tindakan pembelian atau bagian
dari itu. Memilih kata yang tepat agar calon pembeli
melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu
pekerjaan yang sangat sulit. Harus dipergunakan kata perintah
agar calon pembeli bergerak, akan tetapi juga diperkirakan
dampak psikologis dari kata-kata perintah tersebut. Seberapa
jauh kata-kata tersebut berkenalan dan tidak menyinggung
perasaan calon pembeli.
Seiring pertumbuhan ekonomi iklan menjadi sangat penting karena
konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang
dibelinya. Menurut Shimp (2003), secara umum periklanan
mempunyai fungsi komunikasi yang paling penting bagi perusahaan
bisnis dan organisasi lainnya yaitu:
a) Memberi Informasi (Informing) membuat konsumen sadar
(aware) akan merek-merek baru, serta memfasilitasi
penciptaan citra merek yang positif.
b) Mempersuasi (Persuading) iklan yang efektif akan mampu
mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba
produk atau jasa yang diiklankan
c) Mengingatkan (Reminding) iklan menjaga agar merek
perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
3

konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian


sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
d) Memberi Nilai Tambah (Adding Value) periklanan
memberikan nilai tambah pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif
menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya,
bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing.
e) Mendampingi (Assisting) peran utama periklanan adalah
sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain
dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat
komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan
seperti kupon-kupon dan undian. Peran penting lain dari
periklanan adalah membantu perwakilan dari perusahaan.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)


1. Pengertian Promosi Penjualan
Menurut Kotler & Armstrong (2006: 441), Promosi Penjualan
berkaitan dengan Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan dari suatu produk atau jasa. Insentif ini berkaitan
dengan imbalan, apakah itu berkaitan dengan pengembalian uang
dalam bentuk diskon, jaminan atau dapat berupa sample produk dan
sebagainya
Sedangkan menurut (Lubis, 2004) Promosi Penjualan (Sales
Promotion) adalah suatu kegiatan perusahaan untuk menjajakan
produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan
mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan
pengaturan.Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi, kegiatan
promosi penjualan sering dilakukan oleh banyak pemasar sebagai
upaya mempetemukan produk dengan target pasarnya secara langsung
(hardsell). Dalam program ini berbagai insentif diberikan untuk para
3

calon konsumen agar mereka dapat merasakan produk yang


ditawarkan. Promosi penjualan ini biasa dilakukan dengan
memberikan diskon besar-besaran, pemberian hadiah langsung,
pemberian kupon belanja, bahkan sample produk yang bisa diberikan
secara gratis.
Menurut Philip Kotler (2003:612) terdapat beberapa alat promosi
penjualan bagi konsumen, bisnis dan wiraniaga, serta bagi
perdagangan yang terdiri dari:
a) Sampel, sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada
konsumen untuk dicoba
b) Kupon, sertifikat yang memberi pembeli potongan harga
untuk pembelian produk tertentu
c) Tawaran pengembalian uang (rabat), tawaran untuk
mengembalikan sebagian uang pembelian suatu produk
kepada konsumen yang mengirimkan “bukti pembelian” ke
perusahaan manufaktur.
d) Paket Harga (transaksi potongan harga/diskon),
menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga
biasa suatu produk.
e) Premium (hadiah pemberian), barang yang ditawarkan
secara cuma-cuma atau dengan harga sangat miring sebagai
insentif untuk membeli suatu produk
f) Program frekuensi, program yang memberikan imbalan
yang terkait dengan frekuensi dan intensif konsumen
membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.
g) Kontes, undian, dan permainan, kegiatan promosi yang
memberikan konsumen peluang untuk memenangkan
sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang entah
dengan keberuntungan atau dengan usaha ekstra.
3

h) Imbalan berlangganan, uang tunai atau hadiah lain yang


ditawarkan bagi penggunaan suatu produk atau jasa
perusahaan.
i) Pengujian gratis, mengundang calon pembeli menguji-coba
produk tanpa biaya dengan harapan mereka akan membeli.
j) Garansi produk, janji eksplisit atau implisit penjual bahwa
produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan
k) Promosi bersama, dua atau lebih merk perusahaan bekerja
sama dengan kupon, pengembalian uanga, dan kontes untuk
meningkatkan daya tarik.
l) Promosi-silang, Menggunakan suatu merk untuk
mengiklankan merk lain yang tidak bersaing.
m) Point of purchase, display atau peragaan yang berlangsung
ditempat pembayaran atau penjualan.
Dari berbagai pengertian para ahli diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Promosi Penjualan adalah berbagai insentif-
insentif jangka pendek yang ditawarkan oleh pihak penjual kepada
konsumen agar mendorong keinginan seseorang untuk menggunakan
barang maupun jasa tersebut.
Meskipun dilakukan dalam waktu yang relatif pendek, dalam
melakukan promosi penjualan pihak perusahaan biasanya perlu
mengeluarkan biaya yang cukup besar. Meski demikian dampak yang
ditimbulkan juga besar karena konsumen sebagai pengambil keputusan
dapat mencoba, merasakan dan membeli produk yang ditawarkan.
Pengalaman penggunaan produk saat promosi penjualan inilah yang
kedepannya para konsumen baru bisa diharapkan mau kembali
melakukan pembelian. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana
membangun hubungan konsumen untuk jangka panjang. Tujuan
promosi penjualan bersumber pada tujuan komunikasi pemasaran.
Tujuan ini dijabarkan dengan tujuan pemasaran yang lebih mendasar,
yang dirancang untuk produk tertentu.
3

2. Dimensi Promosi Penjualan


Menurut Belch & Belch (2004: 526) promosi penjualan meliputi
bujukan memberikan dorongan lebih kepada konsumen agar membeli.
Misalnya dengan memberikan potongan harga, kupon, atau bonus.
Promosi penjualan didesain untuk mempercepat proses penjualan dan
memaksimalkan penjualan. Teknik sales promotion dapat memotivasi
konsumen untuk membeli produk dengan kuantitas lebih banyak dan
mempercepat siklus pembelian.
Promosi penjualan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Promosi Konsumen (Consumer-oriented promotion)
Aktifitas yang termasuk consumer-oriented promotion
antara lain: menyediakan sample, kupon, undian, potongan
harga, bonus, event pemasaran, dan lain-lain.Tujuannya
meliputi: mendapatkan lebih banyak dukungan armada
penjualan untuk produk sekarang atau produk baru atau
mendaptkan wiraniaga untuk mencari langganan baru.
b) Promosi Dagang (Trade-oriented promotion)
Aktifitas yang termasuk trade-oriented promotion antara
lain: memberikan diskon, merchandise, bantuan peralatan,
speciality advertising atau insentif lain untuk memotivasi
distributor agar berusaha lebih baik untuk memasarkan
produk kepada konsumen.
c) Promosi Wiraniaga (Salesforce promotion)
Akttfitas seperti kontes penjualan memamerkan produk.
c. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)
1. Pengertian Penjualan Perseorangan
Menurut Phillip Kotler (1993: 376) Penjualan perseorangan adalah
potensi lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon
pembeli untuk tujuan melakukan penjualan. Terdapat banyak definisi
tentang penjualan perseorangan yang dikemukakan para ahli, namun
pada prinsipnya hampir sama yakni kegiatan promosi yang dilakukan
3

dengan cara berinteraksi secara langsung dengan calon pembeli. Para


pemasar dapat berinteraksi secara langsung secara pribadi maupun
kelompok dengan target pasarnya. Sedangkan Menurut Hart &
Stapleton, dalam kutipan Komarudin (2003:194) penjualan
perseorangan adalah proses penyajian komersial secara lisan selama
pembeli atau penjual dalam situasi wawancara.
Kegiatan penjualan secara face-to-face banyak manfaatnya bagi
perusahaan maupun calon konsumen. Dari cara ini pihak penjual dapat
secara langsung mendemonstrasikan produknya, memberikan petunjuk
tentang produk, serta dapat menjelasan atas berbagai keluhan calon
konsumen. Melakukan promosi dengan penjualan perseorangan bisa
menjadi salah satu cara unuk mencapai tujuan menghasilkan transaksi
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Meski biaya
juga cukup tinggi karena membutuhkan salesman/girl yang banyak,
keuntungan dengan menggunakan cara ini adalah para pemasar dapat
langsung menuju target pasar potensial.
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan
Penjualan Perseorangan (personal selling) yaitu presentasi personal
oleh tenaga penjualan dengan tujuan menghasilkan penjualan atau agar
konsumen mau menggunakan jasa yang kita jual dan membangun
hubungan dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan
mencakup presentations, trade shows, dan incentive programs.
2. Dimensi Penjualan Perseorangan
Penjualan perseorangan memiliki peran yang sangat besar terhadap
purchase intention konsumen, dimana persepsi konsumen terhadap
sales person termasuk kemampuannya dalam menarik perhatian
konsumen telah mempengaruhi niat konsumen untuk melakukan
pembelian. Mengenai hal tersebut, Gunasekharan et al, (2015)
menggunakan 4 indikator/dimensi untuk mengukur efektivitas
penjualan perseorangan dalam meningkatkan minat konsumen untuk
melakukan pembelian, yaitu:
3

a) Communication ability adalah kemampuan komunikasi


yang menunjukkan kemampuan tenaga penjual untuk
menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen,
memiliki sikap yang sopan, mampu mengendalikan emosi.
b) Product knowledge adalah kemampuan tenaga penjual
dalam menjelaskan karakteristik produk, manfaat produk,
serta mampu menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan
oleh konsumen mengenai produk yang ditawarkan.
c) Creativity adalah Keterampilan tenaga penjual dalam
memasarkan produk, menggunakan berbagai metode
komunikasi dalam menarik perhatian konsumen.
d) Emphaty adalah merujuk pada kemampuan sales personal
untuk memberikan perhatian individual terhadap
konsumen, sungguh – sungguh mengutamakan kepentingan
konsumen dan pemahaman tenaga penjual terhadap
kebutuhan konsumen.
d. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
1. Pengertian Hubungan Masyarakat
Menurut Kotler (2008, 117) hubungan masyarakat yaitu
membangun hubungan yang baik dengan berbagai publik perusahaan
supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra
perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita,
serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi yang
digunakan mencakup press releases, sponsorships, special events, dan
web pages.
Sedangkan menurut Cutlip, Center & Broom (2005:25) hubungan
masyarakat adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut. Menurut Jefkins (1998: 2), hubungan
masayarakat adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke
4

dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua


khalayaknya dalam rangka mencapai mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian.
Dari berbagai definisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa Hubungan Masyarakat adalah berbagai program untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan agar tetap baik
atau produk individualnya dengan cara berinteraksi baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat publik melalui
siaran pers, sponsor, acara khusus dan halaman web. Dalam
perusahaan maupun organisasi, hubungan masayarakat memiliki
peranan penting untuk membangun citra yang baik di masyarakat
mengenai produk, perusahaan maupun organisasi. Dengan memiliki
citra yang baik di mata masyarakat luas tentu akan semakin
memperkuat nilai tawar sekaligus dapat memperpanjang kelangsungan
hidup produk, perusahaan maupun organisasi. Ada banyak fungsi
hubungan masayarakat dalam perusahaan, baik untuk internal maupun
eksternal. Para PR inilah yang menciptakan pemahaman (Mutual
Understanding), sekaligus menjadi jembatan antara kepentingan antara
perusahaan dan publiknya, membangun opini publik tentang produk
dan perusahaan, dan mendukung berbagai agenda acara kegiatan
perusahaan dalam rangka meningkatkan citra.
2. Dimensi Hubungan Masayrakat
Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan
hubungan masayarakat, manajemen harus menentapkan tujuan
pemasaran, memilih pesan dan sarana atau alat hubungan masayarakat,
menerapkan rencana tersebut dengan hati-hati, serta mengevaluasi
hasilnya. Sarana-sarana utama dalam hubungan masayarakat (Philip
Kotler, 2005:665), adalah:
a) Publikasi (Publications). Perusahaan-perusahaan sangat
tergantung pada materi yang dipublikasikan untuk menjangkau
dan mempengaruhi pasar sasaran mereka. Materi publikasi itu
4

mencakup laporan, brosur, artikel, laporan berkala dan majalah


perusahaan, serta materi audiovisual.
b) Peristiwa Khusus (Special Events). Perusahaan dapat menarik
perhatian terhadap produk baru atau kegiatan pemasaran
lainnya dengan meyelenggarakan peristiwa khusus seperti
konferensi berita, seminar, tamasya, kontes dan kompetisi,
peringatan hari jadi, serta pemberian sponsor olahraga dan
budaya yang akan menjangkau masyarakat sasaran.
c) Berita (News). Salah satu tugas utama profesional dari public
relations adalah menemukan atau menciptakan berita yang
mendukung perusahaan, produk, dan orang-orangnya.
Penciptaan berita membutuhkan keahlian pengembangan
konsep cerita, pelaksanaan riset, dan penulisan siaran pers.
Namun keahlian seorang public relations harus lebih dari
sekedar penyiapan naskah cerita. Membuat media bersedia
menerima siaran pres dan menghadiri konferensi pers
membutuhkan keahlian pemasaran dan antar pribadi.
d) Sponsor (Sponsorship). Perusahaan dapat mempromosikan
merek produk dan nama perusahaan mereka dengan
mensponsori peristiwa-peristiwa atau acara-acara seperti acara
olahraga dan acara kebudayaan.
e) Pidato (Speeches). Pidato merupakan alat lain untuk
menciptakan publisitas perusahaan dan produknya. Semakin
banyak eksekutif perusahaan yang harus menjawab pertanyaan
dari media, atau memberi ceramah di asosiasi perdagangan atau
rapat penjualan, dan penampilan-penampilan itu dapat
membangun citra perusahaan.
f) Kegiatan Pelayanan Masyarakat (Social Activities). Perusahaan
dapat meningkatkan citra baik di masyarakat dengan
memberikan uang dan waktu dengan niat baik. Perusahaan-
perusahaan besar biasanya akan meminta para eksekutif untuk
4

mendukung peristiwa kemasyarakatan di daerah kantor atau


lokasi tempat mereka berlokasi. Dalam kesempatan lain
perusahaan akan menyumbangkan sejumlah uang tertentu
untuk sebab tertentu. Biasanya jumlah uang yang
disumbangkan berhubungan dengan banyaknya konsumen
yang membeli produk dari perusahaannya.
g) Media Identitas (Identity Media). Dalam masyarakat dengan
komunikasi yang berlebihan, perusahaan harus bersaing untuk
mendapatkan perhatian. Mereka harus berjuang untuk
menciptakan identitas visual yang dapat segera dikenali
masyarakat. Identitas visual diberikan oleh logo perusahaan,
alat tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, bangunan dan cara
berpakaian.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
1. Pengertian Pemasaran Langsung
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 117) pemasaran langsung
berhubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan
secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun
hubungan pelanggan yang langgeng- penggunaan surat langsung,
telepon, televisi respons langsung, e-mail, internet dan sarana lain
untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu
Sedangkan menurut Duncan (2002: 573) pemasaran langsung
adalah ketika perusahaan ingin menjalin komunikasi langsung dengan
pelanggan, mereka mengguanakan strategi komunikasi langsung,
dimana lebih bisa berinteraksi, database yang memicu proses
komunikasi pemasaran menggunakan media untuk mendorong respon
pelanggan.
Pemasaran langsung bisa menjadi salah satu sistem pemasaran
interaktif yang dapat dikembangkann perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan langsung dari pelanggan yang ditargetkan. Dengan
melakukan dengan teknik promosi ini, pihak perusahaan akan mampu
4

menciptakan hubungan baik dengan pelanggan. Beberapa contoh


bentuk promosi pemasaran langsung menurut Saladin (2006:1193)
diantaranya adalah penjualan tatap muka, pemasaran direct mail,
telemarketing, pemasaran melalui katalog (Catalog Marketing), dan
Saluran Online (Online Channel) dan lain-lain.
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pemasaran langsung (direct marketing) adalah
hubungan langsung dengan sasaran konsumen dengan tujuan untuk
memperoleh tanggapan segera dan membina hubungan yang abadi
dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup
catalogs, telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan
lainnya.
2. Dimensi Pemasaran Langsung
Dimensi pemasaran langsung yang dikutip dari Kotler &
Armstrong dalam Saladin (2006:1193), antara lain:
a) Penjualan Tatap Muka (Direct Selling)
Bentuk asli dan tertua pemasaran langsung ialah kunjungan
penjualan seperti halnya personal selling.Sebagian besar
pemasar dari bisnis ke bisnis sangat tergantung pada
armada penjualan profesional untuk menentukan tempat
prospek, mengubah mereka menjadi pelanggan,
membangun hubungan yang kekal, dan menumbuhkan
bisnis. Banyak perusahaan konsumen menggunakan armada
penjualan langsung untuk meraih konsumen akhir.
b) Pemasaran Pengeposan Langsung (Direct Mail Marketing)
Adalah pemasaran langsung yang melibatkan pengiriman
penawaran, pengumuman, peringatan atau barang lain
kepada seseorang di alamat tertentu. Dengan menggunakan
daftar pengeposan yang terpilih, para pemasar langsung
mengirim jutaan lembaran surat setiap tahun (surat, iklan,
sampel, surat edaran, dan, „wiraniaga bersayap‟ lain).
4

Contoh lain pemasaran pengeposan langsung antara lain


menggunakan surat fax, e-mail dan surat suara.
c) Pemasaran Katalog (Catalogue Marketing)
Melibatkan penjualan melalui katalog yang diposkan ke
daftar pelanggan terpilih atau disediakan di toko-toko.
d) Pemasaran Telepon (Telemarketing)
Menggunakan telepon untuk menjual langsung kepada
konsumen. Telemarketing yang didesain dengan baik dan
bersasaran memberi banyak manfaat, terrmasuk kemudahan
pembelian dan informasi produk dan jasa yang meningkat.
e) Pemasaran Televisi Tanggapan Langsung (Direct Response
Television Marketing)
Pemasaran melalui acara yang diadakan di televisi
f) Pemasaran Kios (Kiosk)
Sebagian perusahaan memasarkan produknya dengan cara
menempatkan mesin informasi dan pesan yang disebut kios
di toko, bandara dan tempat-tempat lainnya.

D. Keputusan Penggunaan
1. Pengertian Keputusan Penggunaan
Keputusan penggunaan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
ketika ingin menggunakan atau membeli sebuah produk dan jasa tertentu.
Secara umum keputusan penggunaan berkaitan erat dengan keputusan
pembelian. Sebab seteleh suatu produk dibeli maka produk tersebut akan
digunakan atau dipakai sesuai dengan kebutuhan dan keperluannya.
Keputusan penggunaan jasa adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Olson, 2000:162).
Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437)
adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat
diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana
4

dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Swastha
dan Handoko (2000:106) menyatakan bahwa proses pengambilan
keputusan merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah dimana
proses tersebut terdiri dari lima tahap yaitu: menganalisa kebutuhan dan
keinginan, pencarian informasi, penilaian dan seleksi alternatif pemakaian,
keputusan pemakaian dan perilaku sesudah pemakaian

Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan

(Sumber: Mowen dan Minor, 2002)


Dari berbagai pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
keputusan penggunaan atau biasa disebut keputusan pembelian merupakan
sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk
dan menggunakannya. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai strategi
agar konsumen memutuskan untuk membeli atau menggunakan
produknya.

2. Tahapan Pengambilan Keputusan


Pendapat tentang keputusan penggunaan sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2006: 179), yang mengatakan
proses keputusan penggunaan merupakan suatu perilaku konsumen untuk
menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu
produk dimana adanya penyelesaian masaah harga yang terdiri dari lima
tahap yaiti sebagai berikut:
4

a) Pengenalan Kebutuhan
Merupakan tahap awal dimana seseorang yang merasa memiliki
kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi. Proses ini bisa
dipicu dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya seperti teman-
teman, keluarga, maupun lingkungan.
b) Pencarian Informasi
Pada tahap ini konsumen akan mencari lebih banyak informasi
berkaitan dengan produk yang akan digunakannya. Ada yang berasal
dari pengalaman pribadi maupun mencarinya melalui jalur media
seperti iklan-iklan di tekevisi, majalah maupun Koran.
c) Evaluasi Alternatif
Konsumen menggunakan informasi, intuisi ataupun pendapat
orang lain untuk mengevaluasi merek-merek alternative dalam
himpunan pikiran.
d) Keputusan Penggunaan
Pada tahap ini konsumen akan secara actual menggunakan
suatu produk.
e) Evaluasi Pasca Penggunaan
Tahap terakhir ini adalah tahap evaluasi penilaian dimana
konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan
tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen puas. Jika
melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi
harapan maka konsumen tidak puas. Tahap ini sangat penting bagu
seorang produsen karena menentukan apakah konsumen bisa menjadi
pelanggan tetap atau ia akan berubah dan beralih ke produk pesaing.
Bila konsumen puasa, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih
tinggi untuk menggunakan produk itu lagi.
4

E. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Jika merujuk kepada peraturan undang-undang yang berlaku di
Indonesia tentang dasar hukum berdirinya perbankan syariah maka akan
ada dua undang-undang yang telah mengatur. Undang-undang yang
tersebut adalah, pengertian Bank menurut Undang-Undang Nomor 10
tahun 1998 pasal 1, yang berbunyi; Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ;
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No.10
Thn 1998). Undang-undang yang mengatur tentang perbankan syariah
yang kedua adalah, pengertian bank syariah menurut UU Nomor 21 tahun
2008 yang berbunyi; dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai Perbankan
Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank
syariah. Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup
kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
dengan didasarkan pada prinsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah
terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan
BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) (UU No. 21 Thn 2008).
BUS adalah “Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
lalu lintas pembayaran” (Pasal 1 Angka 8 UU Perbankan Syariah).
Selanjutnya UUS adalah “Unit Kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yag melaksanakan kegiatan usaha berdasrakan prinsip Syariah” (Pasal 1
Angka 10 UU Perbankan Syariah). Dari sisi kegiatan UUS sama dengan
BUS, yaitu dapat melaksanakan lalu lintas pembayaran. Sedangkan BPRS
4

adalah “ Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa


dalam lalu lintas pembayaran” (Pasal 1 angka 9 UU Perbankan Syariah).
Perlu dicatat dan digarisbawahi bahwa kepanjangan BPRS dalam UU
Perbankan Syariah adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, bukan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah seperti yang selama ini dikenal masyarakat
atau bahkan dalam peraturan Bank Indonesia (PBI). Ini berarti, semua
peraturan perundang-undangan terutama PBI yang menyebut BPRS
sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah harus segera diubah (Hasan,
2009: 30). Pembiayaan adalah istilah yang lebih sesuai dalam
menggambarkan system bagi hasil dan bagi risiko di Bank Syariah,
sedangkan istilah perkreditan lebih sesuai dengan system bunga yang
dianut oleh Bank Konvensional.
Perbedaan yang mendasar dari Bank Syariah dengan Bank
Konvensional adalah cara membagi keuntungannya, dalam Dalam
praktiknya, bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada layanan
mereka. Bank ini dijalankan berdasarkan syariat Islam. Penerapan bunga
dilarang dan tidak terjadi dalam bank syariah. Sebab hal tersebut dianggap
tidak sesuai dengan syariat Islam. Bank syariah menggunakan sistem bagi
hasil dan mendapatkan sejumlah keuntungan dari sistem tersebut.
Keuntungan inilah yang kemudian digunakan pihak bank (selaku
pengelola) untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perbankan yang
dijalankan. Sementara dalam bank konvensional, jelas dikatakan dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 bahwa bank konvensional
menjalankan usaha secara konvensional dan memberikan keuntungan
dalam jumlah tertentu dalam bentuk suku bunga bagi nasabahnya. Sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) adalah sistem pembagian hasil usaha
(keuntungan maupun kerugian) yang dibagi berdasarkan rasio (nisbah)
yang berbentuk persentase (Nasabah 50% : Bank Syariah 50%) dan
disepakati bersama diawal akad. Sedangkan system bunga adalah balas
jasa yang diberikan oleh pihak bank konvensional untuk nasabah yang
memiliki simpanan dan harus dibayarkan nasabah yang memiliki pinjaman
4

kepada bank. Bunga bank dalam Syariah Islam dikaitikan dengan istilah
Riba. Kata riba berasal dari bahasa arab yang artinya” peningkatan atau
penambahan”, yang dijelaskan secara istilah adalah suatu peningkatan atau
tambahan biaya sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman diluar biaya pokok (Ahmad, 2007). Jika ditelaah
sistem bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional termasuk dalam
kategori riba.
Dari berbagai teori bank syariah diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa bank syariah merupakan lembaga intermediary
(perantara) antara pihak yang memiliki uang yaitu nasabah dan pihak yang
membutuhkan uang. Kegiatan operasional bank syariah dijalankan
berdasarkan prinsip prinsip syariah islam, dan bank syariah tidak
menganut system bunga (riba) melainkan bagi hasil.

F. Kartu Kredit Syariah


Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat
digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang
diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant). Pengertian kartu kredit dalam pasal 1
angka 4 Peraturan Bank Inonesia Nomor 7/52/PBI/2005 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 Tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu,
yaitu :
“ Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul
dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk
melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu
dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada
waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran (Subagyo, 2005: 39).”
5

Kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan bank yang meminjami nasabah
sejumlah uang tanpa harus memiliki dana atau tabungan di bank tersebut
(Arifin, 2002:9). Kartu kredit adalah kartu yang bisa digunakan sebagai alat
pembayaran, yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara bartahap atau
dicicil, kepada pemegang kartu kredit ditentukan jumlah batas kreditnya
(Djumhana, 2006:404). Kartu kredit merupakan suatu kartu yang pada
umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhkan identitas pemegang
atau penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit di
terbitkan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran dari jasa atau
barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu, seperti toko, hotel, restauran,
penjual tiket pengangkutan dan lain-lain (Fuady, 2006:174).
Saat ini, dunia perbankan juga diramaikan dengan hadirnya kartu kredit
yang diterbitkan oleh bank Syariah. Kartu kredit syariah atau yang lazim
disebut bithaqah al-l‟timan adalah kartu kredit yang pada dasarnya berfungsi
sebagaimana kartu kredit lainnya serta terikat dengan peraturan yang berlaku
dan dijalankan dengan prinsip serta kebijakan yang bersifat syariah. Hal ini
diatur dalam ketentuan Umum fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006, tentang kartu kredit
syariah.
Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa semua aturan dan juga kebijakan
yang diterapkan di dalam kartu kredit syariah merupakan ketentuan yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional dan juga MUI. Kebijakan-kebijakan
inilah yang menjadi perbedaan antara kartu kredit syariah dengan kartu kredit
konvensional lainnya, meskipun dari sisi hukum dan aturan pemerintah
keduanya tetap menjalankan aturan yang sama. Kartu kredit syariah juga
memiliki fungsi yang sama dengan kartu kredit konvensional, di mana kita
bisa memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan transaksi pembelanjaan
dan juga penarikan tunai di mesin ATM.
Di Indonesia sendiri, perkembangan bank berbasis syariah terbilang cukup
pesat. Hal ini dapat dilihat dari hadirnya beberapa bank besar yang
menggunakan sistem syariah tersebut, di antaranya: Mandiri Syariah, BRI
5

Syariah, BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah, BTN Syariah dan yang lainnya.
Hal ini tentu menjadi sebuah perkembangan yang menggembirakan, artinya
semakin banyak bank yang menggunakan prinsip syariah, maka semakin
banyak nasabah muslim memiliki opsi untuk menggunakan layanan bank
syariah tersebut dan meninggalkan secara total bank konvensional yang
berkonsep riba di dalam kehidupan.
Kehadiran bank syariah tentu menjadi sebuah hal yang akan melahirkan
persaingan yang baik di antara bank lainnya, sehingga bank-bank tersebut
akan berusaha untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah-nasabah
mereka. Dengan begitu nasabah akan memiliki kesempatan untuk memilih dan
juga mendapatkan layanan terbaik yang mereka butuhkan. Adanya persaingan,
tentu akan menimbulkan adanya peningkatan dalam pelayanan, bukan?
Terkait dengan produk kartu kredit syariah, setidaknya ada 1 bank umu
syariah yang memberikan layanan tersebut dan 2 unit usaha syariah yang
memiliki layanan tersebut, yakni: Bank BNI Syariah dengan produk iB
Hasanah Card, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga dengan produk CIMB Niaga
MaterCard Syariah Gold, dan Unit Usaha Syariah Bank Danamon dengan
Dirham Card nya.
5

Gambar 2.2
Surat Edaran Fatwa DSN MUI Tentang Kartu Kredit Syariah

(Sumber: dsnmui.or.id)
5

G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan,
maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.3. Berikut kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran

enjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung IB Hasanah Card Terhadap Keputusan Penggunaan

Latar Belakang

Tinjauan Pustaka

Periklanan (X1) Penjualan Perseorangan Hubungan


Promosi Penjualan (X2) (X3) Pemasaran
Masyarakat (X4) Langsung (X5)

Nasabah BNI Syariah Pengguna IB Hasanah Card

Keputusan Penggunaan (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda


Interpretasi Hasil

Simpulan & Saran


5

H. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis


1) Hubungan Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan IB
Hasanah Card
Menurut Wells, et al (2000:6) Iklan adalah suatu bentuk komunikasi non-
personal dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penggunaan
media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audiens atau masyarakat.
Sedangkan menurut Kotler (2003:814) iklan adalah bentuk penyajian non
personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang
perlu dibayar. Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum
digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli
sasaran dan masyarakat. Periklanan pada dasarnya adalah bagian dari
kehidupan industri modern. Kehidupan dunia modern saat ini sangat
tergantung pada iklan.
Dalam hasil penelitian Jane G. Poluan, et al. (2016) yang berjudul
Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca Cola
(Studi Kasus Pada PT Bangun Wenang Beverage Company Manado) variable
penelitian periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
minuman coca cola. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara periklanan terhadap keputusan
penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
2) Hubungan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Penggunaan IB
Hasanah Card
Menurut Kotler & Armstrong (2006 : 441), Promosi Penjualan berkaitan
dengan Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
dari suatu produk atau jasa. Insentif ini berkaitan dengan imbalan, apakah itu
berkaitan dengan pengembalian uang dalam bentuk diskon, jaminan atau dapat
berupa sample produk dan sebagainya. Sedangkan menurut (Lubis, 2004)
Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah suatu kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen
5

akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan
pengaturan.
Dalam hasil penelitian Khansa Khairunnisa, dkk (2017) yang berjudul
Pengaruh Bauran Promosi Keputusan Pembelian dan Kepuasan Pelanggan
(Survey Pada Mahasiswa BINUS University yang Menggunakan Jasa Gojek
di Jakarta). Variabel promosi penjualan berpengaruh signifkan terhadap
keputusan Mahasiswa BINUS University menggunakan jasa gojek di Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang digunakan dalam
penelitian adalah:
Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan antara promosi penjualan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
3) Hubungan Penjualan Perseorangan Terhadap Keputusan
Penggunaan IB Hasanah Card
Menurut Hart & Stapleton, dalam kutipan Komarudin Sastradipoetra
(2003:194) penjualan perseorangan adalah proses penyajian komersial secara
lisan selama pembeli atau penjual dalam situasi wawancara. Sedangkan
menurut Kotler (1993:376) Personal Selling adalah potensi lisan dalam
pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan
melakukan penjualan.
Dalam hasil penelitian Rudain Othman Yousif (2016) yang berjudul The
Impact of Personal Selling on the Purchasing Behavior towards Clothes: A
Case Study on the Youth Category. Variabel penjualan pribadi berpengaruh
signifkan pada kaum muda terhadap keputusan membeli pakaian. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian
adalah:
Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan antara penjualan perseorangan
terhadap penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
5

4) Hubungan Humas Terhadap Keputusan Penggunaan IB Hasanah


Card
Menurut Cutlip, Center & Broom (2005: 25) Hubungan Masyarakat adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Menurut Jefkins (1998: 2),
hubungan masyarakat adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian.
Dalam hasil penelitian Fitri Maisya yang berjudul Pengaruh Periklanan,
Promosi Penjualan dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan
Menabung di PT. Bank BNI Cabang Bukittinggi. Variabel Hubungan
Masyarakat (Humas) berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung di
PT Bank BNI Cabang Bukittinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ha4 : Terdapat pengaruh signifikan antara hubungan masyarakat terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
5) Hubungan Pemasaran Langsung Terhadap Keputusan Penggunaan
IB Hasanah Card
Menurut Kotler & Armstrong (1996: 53) pemasaran langsung adalah
pemasaran yang menggunakan berbagai media untuk berinteraksi langsung
dengan konsumen, biasanya menelepon konsumen untuk mendapat respons
langsung. Sedangkan menurut Duncan (2002 : 573 ) pemasaran langsung
adalah ketika perusahaan ingin menjalin komunikasi langsung dengan
pelanggan, mereka mengguanakan strategi komunikasi langsung, dimana lebih
bisa berinteraksi, database yang memicu proses komunikasi pemasaran
menggunakan media untuk mendorong respon pelanggan.
Dalam hasil penelitian Khansa Khairunnisa, dkk (2017) yang berjudul
Pengaruh Bauran Promosi Keputusan Pembelian dan Kepuasan Pelanggan
(Survey Pada Mahasiswa BINUS University yang Menggunakan Jasa Gojek
5

di Jakarta). Variabel pemasaran langsung berpengaruh signifikan terhadap


keputusan Mahasiswa BINUS University menggunakan jasa gojek di Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang digunakan dalam
penelitian adalah:
Ha5 : Terdapat pengaruh signifikan antara pemasaran langsung terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya adalah
bauran promosi Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X2), Penjualan Pribadi
(X3), Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran Langsung (X5) dan
variabel terikatnya adalah Keputusan Penggunaan (Y). Penelitian ini
dilakukan dengan beberapa pembatasan masalah agar pembahasan dapat fokus
pada tujuannya, sekaligus untuk menjaga agar penjelasannya tidak melebar,
sehingga akan diperoleh hasil yang valid. Ruang lingkup penelitian ini adalah
menganalisa tentang pengaruh periklanan, promosi penjualan, penjualan
pribadi, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung terhadap keputusan
nasabah Bank BNI Syariah menggunakan iB Hasanah Card. Responden dalam
penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank BNI Syariah yang menggunakan
IB Hasanah Card. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau
lebih. Sugiyono, (2003:11). Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, yaitu penelitian yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk
deskriptif dengan menggunakan angka-angka statistik Sugiyono, (2003:14).
Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan secara online yang kemudian di
download dalam bentuk excel. Lalu diuji dengan menggunakan SPSS v.23
yang menghasilkan suatu kesimpulan berupa hasil validitas dan reabilitas,
kemudian dilakukan uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Kemudian akan
mendapatkan hasil bagaimana pengaruh variabel-variabel independen
Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X2), Penjualan Perseorangan (X3)
Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran Langsung (X5) terhadap variabel
dependen Keputusan Penggunaan iB Hasanah Card (Y) pada Nasabah Bank
BNI Syariah.

58
59

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.
Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau
ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Sugiyono (2001: 55)
menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Kerlinger (dalam Furchan, 2004: 193)
menyatakan bahwa populasi merupakan semua anggota kelompok orang,
kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian
ini populasinya seluruh Nasabah Bank BNI Syariah yang menggunakan IB
Hasanah Card
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002: 109; Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada pun dikemukakan
oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif.
Pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik sampel non probabilitas (non probability
sampling) dengan metode penarikan sampel kebetulan (accidental
sampling). Menurut Sugiyono (2001: 60) sampel non probablilitas adalah
6

teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap


unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel
ini meliputi: Sampel Sistematis, Sampel Kuota, sampel kebetulan, sampel
purposive, sampel jenuh, dan snowball sampel. Sedangkan penarikan
sampel secara kebetulan (accidental sampling) adalah pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari
unit sampling yang ditemui. (Margono, 2004: 127))
Penentuan jumlah sampel menurut Lemeshow dan David (1997)
apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui, maka
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

(1,96).(0,25) 2
n= { }
0,05

n = 96,04 dibulatkan menjadi 96


Dimana:
n = Besarnya sampel
𝑧𝛼 = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan
sampel 1,96 dengan tingkat kepercayaan 95%
𝜎 = Standar deviasi populasi
e = Tingkat kesalahan atau kesalahan maksimum yang
dapat ditoleransi
Dari perhitungan di atas dapat diketahui sampel dalam penelitian ini
adalah minimal sebanyak 96 responden atau nasabah pengguna. Untuk
memperoleh data yang utuh dan tidak cacat dalam pengisian informasi,
maka peneliti melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 100 eksemplar
kepada nasabah BNI Syariah yang menggunakan IB Hasanah Card.
Jumlah responden sebanyak 100 orang tersebut dianggap oleh peneliti
sudah representatif karena sudah lebih besar dari batas minimal sampel.
6

C. Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Menurut Sekaran (2011:242) data primer adalah data yang diperoleh
dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan
solusi atau masalah yang diteliti. Menurut Morissan (2015:26), riset
kuantitatif memiliki beberapa metode pengumpulan data seperti survei
yang mencakup survei melalui telepon, survei surat, dan survey internet.
Pada metode ini, pertanyaan yang diajukan bersifat tetap (statis) atau
sudah terstandar. Semua responden menerima pertanyaan yang sama dan
tidak aka nada kesempatan untuk mengajukan pertanyaan susulan.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penyebaran survey internet melalui media online berupa
kuisioner google form untuk responden, yaitu Nasabah Bank BNI Syariah
yang menggunakan IB Hasanah Card.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul
data, seperti lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2014:193). Data
itu biasanya dari hasil library search atau pencarian di perpustakaan atau
dari laporan-laporan dan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari literature-literatur, jurnal-jurnal penelitian, data
dokumen, maupun informasi dari media cetak atau media online melalui
internet yang diperlukan dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dengan menguji hipotesis. Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data
kuantitatif ialah data yang diukur dalam skalan numerik (angka). Data tersebut
diperhitungkan dengan model statistic, sebelumnya data tersebut harus
diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel
6

tertentu. Untuk mempermudah dalam mengolah dan menganalisis data, dalam


penelitian ini menggunakan program IBM SPSS (Statistical Package for
Social Science) versi 23.0 for windows. Adapun alat analisis yang digunakan
yaitu uji validitas dan reabilitas.
Adapun alat analisis yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu ukuran empiris cukup
menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah diteliti.
Dengan kata lain, suatu instrument pengukuran yang valid mengukur
apa yang seharusnya diukur, atau mengukur apa yang hendak kita
ukur.
Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaann pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

𝑁 (∑𝑁 Xi 𝑌i )- (∑𝑁 Xi ∑𝑁 𝑌i)


𝑟= i=1 i=1 i=1

√[𝑁 ∑𝑁 Xi2 − (∑𝑁 Xi)2] [𝑁 ∑𝑁 𝑌i2 − (∑𝑁 𝑌i)2]


i i i i
Dimana:
r : koefisien korelasi product momen
X : skor tiap pertanyaan/ item
Y : skor total
N : jumlah responden
Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara
data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Uji signifikasi
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk
degree of freedom (df) = n – 2, dimana hasilnya sebagai berikut:
- Jika rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
- Jika rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
6

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliable
atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang
sama. Dalam hal penelitian, jika suatu pengukuran konsisten dari satu
waktu ke waktu lainnya, maka pengukuran itu dapat diandalkan dan
dapat dipercaya dalam derajat tertentu (Morrisan, 2015:99).
Jika pernyataan dalam kuesioner telah dinyatakan sah/valid,
selanjutnya dilakukan uji reliabilitas data. Reliabilitas digunakan untuk
mengukur variabel melalui suatu kuesioner yang dapat dipercaya.
Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu walaupun diuji
berkali-kali (Ghozali, 2016:47).
Untuk menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpha berikut ini:
𝑘 ∑ 𝜎2
𝑟11 = ( ) (1 − �)
2
𝑘−1 ��

Dimana:
𝑟11 : reliabilitas kuesioner
𝑘 : banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎2: jumlah variansi butir

2
𝜎 : variansi total.

Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan
reliable jika memenuhi batasan reliabilitas yang sudah ditentukan,
yaitu: (Ghozali, 2016:48)
- Jika ralpha > 0,70, maka pernyataan reliable
- Jika ralpha < 0,70, maka pernyataan tidak reliable
6

2. Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, perlu dilakukan
pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, agar data sampel yang diolah
benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Uji asumsi klasik
dalam penelitian ini mencakup uji multikolinearitas, uji hetereokedastisitas
dan uji normalitas. Uji asumsi tersebut secara lebih jelas diuraikan sebagai
berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (2005:136-137) dalam (Rusman, 2015:59) uji
asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan
atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variable bebas
(independen) satu dengan variable bebas (independen) lainnya.
Pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, maka
terdapat dua atau lebih variable bebas atau variable independen yang
diduga akan mempengaruhi variable terikatnya (dependen).
Cara untuk menentukan apakah model memiliki gejala
multikolonieritas atau tidak, salah satunya dengan melihat nilai VIF
dan Tolerance (Hengky, 2013:63) :
a) Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak
terjadi multikolonieritas.
b) Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka
terjadi multikolonieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).
Berikut beberapa cara dalam mendeteksi adanya heterokedastisitas
(Hengky, 2013: 66):
a) Metode Grafik Scatterplot
6

Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot seperti


titik- titik yang membentuk pola teratur (bergelombang)
maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
b) Uji Glejser
Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami
heterokedastisitas jika nilai signifikannya < 0.05 dan jika
variabel itu tidak mengalami heterokedastisitas nilai
signifikannya > 0.05.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil
(Ghozali,2016). Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai
residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-
ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal atau tidak, maka dapat digunakan metode analisis
grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2016: 154):
a) Analisis Grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan diagram
histogram dan grafik p-p plot untuk memprediksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak.
b) Analisis Statistik. Uji Normalitas dengan grafik dapat
menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan
normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab
6

itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji


statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji statistik non-
parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada alpha sebesar
5%. Jika nilai signifikan dari pengujian Kolmogorov-
Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal, jika tidak
maka data tidak berdistribusi normal.

3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisioen Determinasi (Uji R Square: R2)
Menurut Ghozali (2016:95) Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0
dan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bila
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016: 95).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Parsial: Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel (independen)
secara masing-masing parsial atau individual memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan
0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan.
6

Pengujian dilakukan dengan uji t atau t-test yaitu membandingkan


antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan dengan:
a) Jika t tabel > t hitung, maka variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b) Jika t tabel < t hitung, maka variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian juga dapat dilakukan dengan melalui pengamatan nilai


signifikansi t pada tingkat ɑ yang digunakan (penelitian ini
menggunakam tingkat ɑ sebesar 0.05 atau 5%). Analisis ini didasarkan
pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi
0.05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
a) Jika signifikansi t < 0.05 maka variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Ho ditolak, Ha diterima).
b) Jika signifikansi t > 0.05 maka variabel independen tidak
berpengaruh signifikasi terhadap variabel dependen (Ho
diterima, Ha ditolak).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F bertujuan menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:96).
Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan cara :
a) Jika F hitung < F tabel, maka variabel-variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Jika F hitung > F tabel, maka variabel-variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan
suatu variabel yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of
Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig < 0.05 atau 5%). Jika
nilai signifikan > 0.05 maka H1 ditolak sebaliknya jika nilai nilai F
hitung digunakan formula berikut (Ghozali, 2016:160) :
6

R2/ k
F=
1 − R2/ (n − k − 1)
Keterangan :
F = Nilai F hitung
R2 = Koefisien
Determinasi K = Jumlah
Variabel
n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

4. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediator dimanupalasi (Sugiyono, 2009:275).
Metode ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Yang
digunakan untuk bersama-sama menghitung periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung. Model persamaan linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan:
Y : Keputusan Penggunaan iB Hasanah card
a : Koefisien Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 : Koefisien Regresi
X1 : Periklanan
X2 : Promosi Penjualan
X3 : Penjualan Perseorangan
X4 : Hubungan Masyarakat
X5 : Pemasaran Langsung
e : Residual eror dari masing-masing variable
6

E. Operasional Variabel Penelitian


Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yang
diklasifikasikan kedalam data terikat (dependen) dan lima variable data tidak
terikat (independen). Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2014:59).
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan penggunaan iB
Hasanah Card. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:59) variable bebas adaah
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini
adalah bauran promosi periklanan (X1), promosi penjualan (X2), penjualan
pribadi (X3), hubungan masyarakat (X4), dan pemasaran langsung (X5).
Variabel-variabel diatas kemudian dikembangkan menjadi beberapa
indikator, yang selanjutnya indikator-indikator tersebut dikembangkan
menjadi beberapa pertanyaan dalam kuesioner menggunakan skala likert.

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Periklanan Attention 1. Pesan yang Likert
(X1) disampaikan
dalam iklan
(Kasali) 2005
2. Visualisasi Iklan
Interest 3. Persepsi konsumen Likert
mengenai produk
setelah iklan
ditampilkan
Desire 4. Minat konsumen akan Likert
iklan
Action 5. Keyakinan untuk Likert
membeli produk
Promosi Promosi 6. Reward/Point yang Likert
Penjualan (X2) Konsumen diberikan
(George E. 7. Hadiah yang
Belch & diberikan menarik
Michael E. Promosi Dagang 8. Besar diskon yang Likert
Belch) 2004 diberikan menarik
7

(Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
9. Mendapatkan Likert
penawaran harga
khusus
Promosi 10. Promosi pameran Likert
Wiraniaga produk
Penjualan Kemampuan 11. Salesperson mampu Likert
Perseorangan Komunikasi mengkomunukasikan
(X3) produk dengan baik
12. Salesperson memiliki
(Gunasekharan, sikap yang sopan
et al dalam 13. Salesperson mampu
Devina F & menjelaskan mengenai
Edwin J)2015 produk
Pengetahuan 14. Kemampuan Likert
Produk salesperson dalam
menjelaskan produk
15. Kemampuan
salesperson
menjawab pertanyaan
tentang produk
Kreativitas 16. Keterampilan Likert
salesperson dalam
menawarkan produk
Hubungan Acara khusus 17. Bank mengadakan Likert
Masyarakat acara khusus
(X4) 18. Keterlibatan nasabah
dalam acara yang
(Phillip Kotler diadakan bank
& Gary Sponsorship 19. Bank mengsponsori Likert
Armstrong) sebuah acara
2008
Pemasaran Direct Selling 20. Penawaran yang Likert
Langsung (X5) diberikan menarik
minat
(Phillip Kotler Direct Mail 21. Bank menawarkan Likert
& Gary Marketing produk melalui e-
Armstrong mail/fax
dalam Saladin) Catalogue 22. Bank menyediakan Likert
2006 Marketing katalog/brosur tentang
produk untuk nasabah
Telemarketing 23. Bank menawarkan Likert
produk melalui telepon
7

(Lanjutan)

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala


Keputusan Keputusan 24. Memutuskan Likert
Penggunaan Penggunaan menggunakan produk

(Mowen & Evaluasi Pasca 25. Puas Likert


Minor) 2002 Penggunaan menggunakan
produk
26. Akan terus
7

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Perusahaan
Kehadiran PT Bank BNI Syariah (selanjutnya disebut BNI Syariah)
bermula dari Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk yang mulai beroperasi pada 29 April 2000. Sebagai langkah
awal, kala itu dibuka Unit Usaha Syariah di lima kantor cabang Bank BNI,
yakni di Kota Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Keberadaan unit usaha syariah tersebut tak lepas dari Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-undang yang disahkan pada 10
November 1998 oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie itu
memungkinkan bank-bank umum membuka layanan syariah.
Merujuk pada Corporate Plan UUS BNI tahun 2000, status UUS
bersifat sementara, dan akan dilakukan pemisahan (spin off) pada 2009.
Rencana pemisahan itu akhirnya terwujud pada 19 Juni 2010 dengan
didirikannya PT Bank BNI Syariah. Pada hari itu, manajemen Bank BNI
melakukan soft launching operasional PT Bank BNI Syariah sebagai
entitas independen hasil pemisahan UUS. Kehadiran PT Bank BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010.
Lahirnya BNI Syariah melengkapi anak perusahaan Bank BNI menjadi
empat pada tahun 2010. Sebelumnya telah ada BNI Life, BNI
Multifinance, dan BNI Securities. Kepemilikan saham Bank BNI Syariah
terdiri dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 99,9% dan
PT BNI Life Insurance sebesar 0,1%.
Spin off merupakan langkah strategis Bank BNI dalam menyikapi
perkembangan faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya
situasi ekonomi, kebutuhan pasar dan regulasi yang kian kondusif.
7

Regulasi itu, antara lain, diterbitkannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang


Perbankan Syariah UU Surat Berharga Syariah Negara No. 19/2008,
Peraturan BI tentang Bank Umum Syariah, dan Peraturan BI tentang Unit
Usaha Syariah. Sedangkan faktor internal meliputi corporate plan,
kesiapan organisasi dan customer base. Melalui spin off, maka manajemen
BNI Syariah menjadi lebih fokus dalam mengelola bisnis, independen,
fleksibel dan responsif dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Dengan
demikian, pada gilirannya, BNI Syariah bisa menjadi bank syariah pilihan
rakyat Indonesia. Dalam operasional keseharian, BNI Syariah akan fokus
di ritel dan consumer banking dengan fokus industri unggulan di masing-
masing wilayah. Kinerja UUS BNI Syariah terbilang cukup bersinar.
Sekedar gambaran, pada triwulan II 2009, asetnya tercatat Rp3,99 triliun,
Dana Pihak Ketiga Rp3,16 triliun, dan total pembiayaan mencapai Rp3,40
triliun. Sebagai pembanding, pada akhir tahun 2010, setengah tahun
setelah pemisahan, asetnya melonjak hingga menjadi Rp5,2 triliun, Dana
Pihak Ketiga Rp4,2 triliun, dan pembiayaan Rp3,2 triliun.
Sejalan dengan waktu, kinerja positif Bank BNI Syariah terus
berlanjut. Per Desember 2016, asetnya tercatat sebesar Rp28,31 triliun,
naik 23,01% dari tahun 2015 sebesar Rp23,02 triliun. Jika dibandingkan
dengan aset perbankan syariah secara nasional per 31 Desember 2016,
BNI Syariah menguasai pangsa pasar sebesar 7,94%, naik jika
dibandingkan akhir tahun 2015, yang menguasai pasar sebesar 7,77%.
Kinerja positif juga ditunjukkan dengan pencapaian Dana Pihak Ketiga
sebesar Rp24,23 triliun, naik 25,41% dibanding tahun 2015 sebesar
Rp19,32 triliun. Adapun total pembiayaan mencapai Rp20,49 triliun, naik
15,36% dibanding tahun 2015 sebesar Rp17,77 triliun. Dengan kinerja
tersebut, BNI Syariah membukukan laba bersih pada tahun 2016 sebesar
Rp277,38 miliar, naik 21,38% dibanding tahun 2015 sebesar Rp228,53
miliar.
7

Keberhasilan BNI Syariah dalam mengelola bisnis tak lepas dari


keberadaan sumber daya manusia yang handal dan kompeten di
bidangnya. Hingga akhir tahun 2016, BNI Syariah memiliki 4.450
pegawai, naik dibanding tahun 2015 dengan 4.255 pegawai. Untuk
meningkatkan kompetensi karyawan, BNI Syariah secara rutin
mengadakan berbagai pelatihan dengan anggaran yang terus ditingkatkan.
Selain meningkatkan kompetensi karyawan, BNI Syariah juga terus
melakukan update terhadap kemampuan dan daya dukung teknologi
informasi yang dipakai dalam operasional keseharian. Untuk itu, teknologi
informasi yang diterapkan telah besertifikasi ISO 9001:2008.
BNI Syariah tak berpuas diri dengan pencapaian tersebut. Dengan
komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi nasabah, BNI Syariah
senantiasa meningkatkan pelayanan. Sebagai salah satu bentuk
peningkatan layanan yang berkelanjutan, BNI Syariah juga senantiasa
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah dengan memastikan
bahwa semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari Dewan
Pengawas Syariah dan memenuhi aturan syariah yang berlaku. Selain itu,
BNI Syariah juga senantiasa berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian,
baik dalam menjalankan kegiatan usaha maupun melalui penerapan
prinsip tersebut di seluruh lini manajemen dan operasional BNI Syariah.
Untuk menunjang ekspansi bisnis dan menjaga likuiditas, pada Mei
2015, BNI Syariah menerbitkan Sukuk Mudharabah Bank BNI Syariah I
sebesar Rp500 miliar dengan tenor tiga tahun. Nisbah bagi hasil yang
ditawarkan adalah sebesar 15,35% dengan indikasi (equivalent rate)
sebesar 9,25% per tahun. Sukuk ini telah mendapat peringkat idAA+(sy)
dari PEFINDO.
Saat ini, kantor pusat BNI Syariah berkedudukan di Gedung Tempo
Pavilion 1, Jl. HR Rasuna Said Kav. 10-11, Lantai 3-6, Jakarta 12950,
Indonesia. Hingga akhir tahun 2016, BNI Syariah memiliki jaringan usaha
yaitu 1 Kantor Wilayah, 68 Kantor Cabang, 171 Kantor Cabang
Pembantu, 17 Kantor Kas, 17 Kantor Fungsional, 23 Mobil Layanan
7

Gerak, dan 29 Payment Point. Selain itu, nasabah BNI Syariah juga dapat
memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI Konvensional Sharia
Channelling Office (SCO) yang tersebar di 1.490 outlet di seluruh wilayah
Indonesia dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan aset.

2. Profil Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Bank BNI Syariah

Nama : PT Bank BNI Syariah


Tanggal Berdiri : Kamis, 25 Maret 2010
Tanggal Beroperasi : Sabtu, 19 Juni 2010
Alamat Kantor Pusat : Gedung Tempo Pavilion I Jl. HR Rasuna
Said. Kav. 10-11, Lantai 3-6, Jakarta
12950 – Indonesia
Jumlah Karyawan : 4737 karyawan
Call Center 1500046
Situs Web : www.bnisyariah.co.id
Sosial Media : Facebook PT Bank BNI
Syariah Twitter @bnisyariah
Instagram @bni.syariah
Email : info@bnisyariah.co.id
Kode Bank 427
Kode Swift : SYNIIDJA
Jaringan Kantor : KW 3 Kantor
KC 68 Kantor
KCP 180 Kantor
7

KK 17 Kantor
ATM lebih dari 156.000 jaringan
Kepemilikan Saham :
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk : 99,90%

- PT BNI Life Insurance : 0,10%


Otoritas Pengawas Bank : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

3. Visi Misi Perusahaan


a. Visi
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
dank kinerja
b. Misi
- Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan
- Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah
- Memberikan nilai investasi yang optimal bai investor
- Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah
- Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah

4. Board Manajemen
a. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Fero
Poerbonegoro Komisaris Independen :
Rizqullah Komisaris : Max Niode
Komisaris Independen : Muhammad Shakir Sula
7

b. Direksi
Direktur Utama : Imam Teguh Saptono
Direktur Operasional : Junaidi Hisom
Direktur Bisnis : Kukuh Rahardjo
Konsumer
Direktur Risiko & : Tribuana Tunggadewi
Kepatuhan

B. Deskripsi Responden
Deskripsi responden berguna untuk memberikan gambaran singkat data
diri responden mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan,
lama menjadi nasabah, terakhi, dan penghasilan perbulan responden.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank BNI Syariah
yang menggunakan IB Hasanah Card dengan sampel yang diambil berjumlah
100 responden. Berikut data yang telah diperoleh.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
Laki-Laki 46 46%
Perempuan 54 54%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa jumlah responden berjenis


kelamin laki-laki sebanyak 46 responden dari 100 responden dengan
persentase sebesar 46% dan untuk responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 54 responden atau sebanyak 54%. Dengan demikian karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh perempuan dengan
tingkat persentase 54%.
7

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
18 – 23 Tahun 8 8%
24 – 29 Tahun 42 42%
30 – 35 Tahun 24 24%
>35 Tahun 26 26%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, karakteristik responden berdasarkan usia


yang menjadi responden terbanyak adalah usia 24 – 29 tahun yaitu berjumlah
42 responden dari 100 responden atau setara dengan 42%, usia lebih dari 35
tahun berjumlah 26 responden atau 26%, usia 30 – 35 tahun berjumlah 24
responden atau 24%, dan usia 18 – 23 tahun berjumlah 8 responden atau 8%.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
SD 0 0%
SMP 0 0%
SMA 26 21%
Sarjana (S1) 63 63%
Pasca Sarjana (S2/S3) 11 16%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, hasil dari karakteristik responden


berdasarkan pendidikan didominasi oleh jenjang pendidikan S1 yaitu
berjumlah 63 responden dari 100 responden atau setara dengan 63%, SMA
berjumlah 26 responden atau 26%, dan Pasca Sarjana (S2/S3) berjumlah 11
responden atau 11%.
7

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
PNS 21` 21%
Pegawai Swasta 43 43%
Wiraswasta 22 22%
Akademisi 11 21%
Lainnya 3 3%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, hasil dari karakteristik responden


berdasarkan pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta yaitu berjumlah 43
responden atau setara dengan 43% dari 100 responden, wiraswatsa berjumlah
22 responden atau 22%, pegawai negeri sipil (PNS) berjumlah 21 responden
atau 21%, akademisi berjumlah 11 responden atau 11%, dan lainnya
berjumlah 3 responden atau 3%.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
<1 Tahun 16 16%
1 – 3 Tahun 48 48%
>3 Tahun 36 36%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat responden yang telah menjadi


pengguna kartu kredit IB Hasanah Card selama kurang dari 1 tahun sebanyak
16 responden atau 16% dari 100 responden, selama 1 – 3 tahun sebanyak 48
responden atau 48%, dan responden yang telah menggunakan lebih dari 3
tahun sebanyak 36 responden atau 36%. Dengan demikian karakteristik
responden berdasarkan lama menggunakan IB Hasanah Card didominasi oleh
responden yang telah menggunakan selama 1 - 3 tahun sebanyak 48 responden
dengan tingkat persentase 48%.
8

Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Keterangan Jumlah Responden Presantase (%)
<1 Juta 0 0%
1 – 3 Juta 3 3%
3 – 5 Juta 49 49%
>5 Juta 48 48%
(Sumber: Data diolah dengan Ms Excel 2010, 2018)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, terlihat responden yang berpenghasilan 1 –


3 Juta berjumlah 3 responden atau 3% dari 100 responden, penghasilan 3 – 5
juta berjumlah 49 responden atau 49%, dan yang berpenghasilan lebih dari 5
juta berjumlah 48 responden atau 48%. Dengan demikian karakteristik
responden berdasarkan penghasilan perbulan didominasi oleh responden yang
berpenghasilan 3 - 5 juta yaitu berjumlah 49 responden atau 49%.

C. Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan
valid tidaknya pertanyaan-pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), jumlah responden sebanyak 25
responden untuk pra uji, dan dibandingkan dengan nilai r tabel = 0,3961
yang di dapat dari degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel pra uji yaitu 25 responden.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r
tabel. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji validitas dari
variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, humas
dan pemasaran langsung dengan 25 sampel responden.
8

a. Variabel Periklanan
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Periklanan
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X1.1 0,3961 0,533 Valid
X1.2 0,3961 0,720 Valid
X1.3 0,3961 0,818 Valid
X1.4 0,3961 0,738 Valid
X1.5 0,3961 0,730 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel periklanan memiliki
kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan kriteria r hitung
lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh pernyataan pada
variabel periklanan yang digunakan pada penelitian ini dapat
diandalkan dan layak sebagai penelitian.
b. Variabel Promosi Penjualan
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X2.1 0,3961 0,754 Valid
X2.2 0,3961 0,786 Valid
X2.3 0,3961 0,871 Valid
X2.4 0,3961 0,843 Valid
X2.5 0,3961 0,796 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel Promosi Penjualan
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
kriteria rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh
8

pernyataan pada variabel periklanan yang digunakan pada penelitian


ini dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
c. Variabel Penjualan Perseorangan
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Penjualan Perseorangan
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X3.1 0,3961 0,468 Valid
X3.2 0,3961 0,784 Valid
X3.3 0,3961 0,782 Valid
X3.4 0,3961 0,763 Valid
X3.5 0,3961 0,711 Valid
X3.6 0,3961 0,709 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel penjualan perseorangan
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
kriteria rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh pernyataan
pada variabel penjualan perseorangan yang digunakan pada penelitian
ini dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
d. Variabel Hubungan Masyarakat
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Hubungan Masayarakat
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X4.1 0,3961 0,937 Valid
X4.2 0,3961 0,881 Valid
X4.3 0,3961 0,887 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel Hubungan Masyarakat
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
kriteria rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh
8

pernyataan pada variabel hubungan masyarakat yang digunakan pada


penelitian ini dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
e. Variabel Pemasaran Langsung
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Pemasaran Langsung
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X5.1 0,3961 0,786 Valid
X5.2 0,3961 0,860 Valid
X5.3 0,3961 0,678 Valid
X5.4 0,3961 0,894 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel pemasaran langsung
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
kriteria rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh pernyataan
pada variabel pemasaran langsung yang digunakan pada penelitian ini
dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
f. Variabel Keputusan Penggunaan
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Penggunaan
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
Y.1 0,3961 0,922 Valid
Y.2 0,3961 0,932 Valid
Y.3 0,3961 0,809 Valid
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel keputusan penggunaan
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
kriteria rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian seluruh pernyataan
pada variabel keputusan penggunaan yang digunakan pada penelitian
ini dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
8

2. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas data tahap selanjutnya adalah uji
reliabilitas data. Uji reliabilitas dilakukan guna untuk mengetahui
kehandalan dari setiap instrumen pernyataan dalam kuesioner yang
disebarkan. Suatu kuesioner dikatakan handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2016:47). Pengujian ini dilakukan terhadap jawaban dari
persepsi dan ekspektasi nasabah dengan menghitung nilai Cronbach Alpha
(α) melalui aplikasi SPSS 23.0, yang mana suatu item kuesioner dikatakan
reliabel ketika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70.
Hasil uji reliabilitas setiap variabel dengan sampel 25 responden dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Periklanan
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Periklanan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Periklanan 0,755 5 Reliabel
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
periklanan sebesar 0,755. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
b. Variabel Promosi Penjualan
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi Penjualan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Promosi 0,857 5 Reliabel
Penjualan
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.14 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
promosi penjualan sebesar 0,857. Dengan demikian, dapat disimpulkan
8

bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai


Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
c. Variabel Penjualan Perseorangan
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penjualan Perseorangan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Penjualan 0,792 6 Reliabel
Perseorangan
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.15 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
penjualan perseorangan sebesar 0,792. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
d. Variabel Hubungan Masyarakat
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hubungan Masyarakat
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Hubungan 0,882 3 Reliabel
Masyarakat
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.16 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
hubungan masyarakat sebesar 0,882. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
e. Variabel Pemasaran Langsung
Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemasaran Langsung
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Hubungan 0,807 4 Reliabel
Masyarakat
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
8

Tabel 4.17 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel


pemasaran langsung sebesar 0,807. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
f. Variabel Keputusan Penggunaan
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Penggunaan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Hubungan 0,866 3 Reliabel
Masyarakat
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Tabel 4.18 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
keputusan penggunaan sebesar 0,866. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.

D. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji Normalitas Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal
dan menngikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi
normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2016:10). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
uji normalitas dengan analisis grafik. Berikut adalah hasil dari uji
normalitas dalam penelitian ini:
8

Gambar 4.2
Uji Normalitas Histogram

(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan gambar 4.2, histogram Regression Standardized Residual


membentuk kurva seperti lonceng, maka nilai residual tersebut dinyatakan
normal atau data berdistribusi normal.

Gambar 4.3
Uji Normalitas P-Plot

(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa data (titik) menyebar di sekitar


garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
8

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regeresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Cara untuk
menentukan apakah model memiliki gejala multikolonieritas atau tidak,
salah satunya dengan melihat nilai VIF dan Tolerance (Ghozali,
2016:103):
a) Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
b) Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka terjadi
multikolonieritas.
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Tolerance VIF

1 (Constant)
Periklanan .369 2.709
Promosi Penjualan .546 1.833
Penjualan .301 3.326
Perseorangan
Hubungan .583 1.715
Masyarakat
Pemasaran .542 1.845
Langsung
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, hasil perhitungan Variance Inflation
Factor (VIF) menunjukan bahwa nilai tolerance dari kelima variabel
independen lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10,00 jadi dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah
multikolinieritas.
8

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. (Ghozali, 2016:137). Tidak hanya
menggunakan gambar dengan pola tertentu seperti scatter plot namun juga
menggunakan statistik dengan uji glejser. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heterokedastisitas.
Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi
adalah jika signifikansinya dibawah tingkat kepercayaan 0,05, yang berarti
bahwa apabila signifikansinya > 0,05 penelitian dapat dilanjutkan.

Tabel 4.20
Hasil Uji Glejser

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.441 .876 2.787 .006
Periklanan -.077 .047 -.265 -.1637 .105
Promosi Penjualan .009 .028 .042 .317 .752
Penjualan -.017 .036 -.083 -.464 .643
Perseorangan
Hubungan -.054 .072 -.097 -.753 .454
Masyarakat
Pemasaran .057 .056 .137 1.026 .308
Langsung

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan


(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi


variabel independen, yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung semuanya
lebih dari 0,05 sehingga tidak signifikan dan dapat disimpulkan model
regresi tidak mengandung adanya gejala heteroskedastisitas.
9

Gambar 4.4
Hasil Uji Grafik Scatterplot

(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar


secara acak di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 dan tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik-titik
tersebut tidak membentuk pola. Maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas sehingga model regresi
layak digunakan untuk memprediksi Keputusan penggunaan nasabah
berdasarkan variabel bebas (periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung)

E. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Menurut Ghozali (2016: 95), Koefisien Determinasi (R2) digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Jika R2 semakin besar, maka persentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika
R2 semakin kecil, maka persentase perubahan variabel tidak bebas (Y)
yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah, begitu pula
sebaliknya.
9

Dari hasil pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan


terhadap data yang ada, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Uji R Square

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate

1 .693a .480 .453 1.18222


a. Predictors: (Constant), Pemasaran Langsung, Promosi Penjualan,
Hubungan Masyarakat, Periklanan, Penjualan Perseorangan
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Dalam tabel 4.21 diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square


adalah 0,453 atau 45,3%. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
independen yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung mampu menjelaskan
variabel dependen yaitu keputusan penggunaan IB Hasanah Card sebesar
45,3% dan selebihnya 54,7% (100%-45,3%) ditentukan atau dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa atau penelitian
regresi ini. Variabel independen lainnya yang dapat mengukur pengaruh
variabel dependen keputusan penggunaan dan dapat digunakan dalam
penelitian selanjutnya seperti variabel Harga, Kualitas Layanan,
Religiusitas, Kemudahan, Digital Marketing, Citra Merek dan Word of
Mouth.

2. Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen dalam menerangkan variabel dependen.
Langkah-langkah pengujiannya adalah dengan menentukan formula Ho
dan Ha dari masing-masing variabel lalu membuat kesimpulan
berdasarkan hasil perhitungan uji t, yaitu jika t hitung < t tabel, maka Ho
diterima, jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. Untuk menentukan t
tabel, dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji
9

2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 100-5-1 = 94. Didapat t tabel sebesar 1,989.
Selain itu, pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi adalah jika
sig. > 0,05 maka Ho diterima, jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno,
2010:86).
Tabel 4.22
Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.893 1.451 1.305 .195


Periklanan .162 .078 .253 2.069 .041

Promosi Penjualan -.131 .047 -.279 -2.771 .007

Penjualan Perseorangan .119 .059 .275 2.026 .046

Hubungan Masyarakat .250 .120 .203 2.088 .040


Pemasaran Langsung .236 .092 .258 2.550 .012

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan


(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan pada tabel uji t di atas, untuk mengetahui besarnya


pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual)
terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Menguji Pengaruh Variabel Periklanan
Ho: Periklanan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Periklanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Terlihat bahwa t hitung koefisien periklanan adalah 2,069. Sedang t
tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 94 didapat t
tabel adalah 1,989. Hasil uji t pada variabel Periklanan (X1) terhadap
variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card (Y) menunjukan hasil
yang signifikan pada nilai lebih besar dari α (0,041 < 0,05) sedangkan t
9

hitung > t tabel (2,069 > 1,989) menunjukkan bahwa variabel periklanan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
variabel periklanan berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
penggunaan IB Hasanah Card
b. Menguji Variabel Promosi Penjualan
Ho: Promosi Penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Promosi Penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Terlihat bahwa t hitung koefisien promosi penjualan adalah -2,771.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 94
didapat t tabel adalah 1,989. Hasil uji t pada variabel Promosi Penjualan
(X2) terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card (Y)
menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih besar dari α (0,007 <
0,05) sedangkan t hitung > t tabel (-2,771 > 1,989) menunjukkan bahwa
variabel promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan IB Hasanah Card. Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya variabel promosi penjualan berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card
c. Menguji Variabel Penjualan Perseorangan
Ho: Penjualan Perseorangan secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Penjualan Perseorangan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Terlihat bahwa t hitung koefisien penjualan perseorangan adalah
2,026. Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan
df = 94 didapat t tabel adalah 1,989. Hasil uji t pada variabel Penjualan
Perseorangan (X3) terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah
Card (Y) menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih besar dari α
(0,046 < 0,05) sedangkan t hitung > t tabel (2,026 > 1,989) menunjukkan
9

bahwa variabel penjualan perseorangan berpengaruh signifikan terhadap


keputusan penggunaan IB Hasanah Card. Maka, dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel penjualan perseorangan
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan penggunaan IB
Hasanah Card
d. Menguji Pengaruh Variabel Hubungan Masyarakat
Ho: Hubungan Masyarakat secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Hubungan Masyarakat secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Terlihat bahwa t hitung koefisien hubungan masyarakat adalah 2,088.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 94
didapat t tabel adalah 1,989. Hasil uji t pada variabel Hubungan
Masyarakat (X4) terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah
Card (Y) menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih besar dari α
(0,040 < 0,05) sedangkan t hitung > t tabel (2,088 > 1,989) menunjukkan
bahwa variabel hubungan masyarakat berpengaruh terhadap keputusan
penggunaan IB Hasanah Card. Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya variabel hubungan masyarakat berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card
e. Menguji Pengaruh Variabel Pemasaran Langsung
Ho: Pemasaran Langsung secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Pemasaran Langsung secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Terlihat bahwa t hitung koefisien pemasaran langsung adalah 2,550.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 94
didapat t tabel adalah 1,989. Hasil uji t pada variabel Pemasaran Langsung
(X5) terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card (Y)
menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih besar dari α (0,012 <
0,05) sedangkan t hitung > t tabel (2,550 > 1,989) menunjukkan bahwa
9

variabel pemasaran langsung berpengaruh terhadap keputusan penggunaan


IB Hasanah Card. Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya variabel pemasaran langsung berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan
apakah Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan F hitung dan F
tabel. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Jika F hitung > F tabel,
maka Ho ditolak. (Priyatno, 2010:116).
Adapun pengujian dalam uji F ini dengan menggunakan suatu tabel
yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance). Dasar
keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
yaitu jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, namun jika Sig. < 0,05 maka Ho
ditolak. Berikut adalah hasil uji F dalam penelitian ini:

Tabel 4.23
Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 121.371 5 24.274 17.368 .000b


Residual 131.379 94 1.398
Total 252.750 99

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan


b. Predictors: (Constant), Pemasaran Langsung, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat,
Periklanan, Penjualan Perseorangan
(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Pada tabel 4.23 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung


sebesar 17,368. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df 1= 5 dan df
9

2 = 94, didapat nilai F tabel = 2,31. Karena nilai F hitung (17,368) > nilai
F tabel (2,31) maka dapat disimpulkan bahwa bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
Dapat dilihat juga nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
keputusan penggunaan IB Hasanah Card atau dengan kata lain variabel
periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, hubungan
masyarakat dan pemasaran langsung secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan penggunaan IB
Hasanah Card. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho: Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Perseorangan,
Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Ha: Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Perseorangan,
Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.

F. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Jika menggunakan dua atau lebih
variabel independen dalam satu model regresi maka disebut analisis
regresi linier berganda (Priyatno, 2010:78). Untuk menguji regresi linier
berganda, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu karena
variabel independennya lebih dari satu maka perlu diuji keindependenan
hasil uji regresi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependennya (Sujarweni, 2012:96)
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat dan pemasaran lasngsung terhadap keputusan
penggunaan IB Hasanah Card. Analisis regresi digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini (Sujarweni,
9

2012:160). Berdasarkan data-data yang disajikan sebelumnya, selanjutnya


akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS V.23.0 untuk mengetahui
besaran pengaruh variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung terhadap
variabel keputusan penggunaan IB Hasanah Card. Hasil pengelolaan data
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.24
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.893 1.451 1.305 .195


Periklanan .162 .078 .253 2.069 .041

Promosi Penjualan -.131 .047 -.279 -2.771 .007

Penjualan Perseorangan .119 .059 .275 2.026 .046

Hubungan Masyarakat .250 .120 .203 2.088 .040


Pemasaran Langsung .236 .092 .258 2.550 .012

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan


(Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0, 2018)

Berdasarkan tabel 4.23 di atas, hasil persamaan regresi yang telah


diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 +b5X5 + e
Y = 1,893 + 0,162X1 + -0,131X2 + 0,119X3 + 0,250X4
+0,236X5 + e

Keterangan:
Y = Keputusan Penggunaan IB Hasanah Card
X1 = Periklanan
X2 = Promosi Penjualan
9

X3 = Penjualan Perseorangan
X4 = Hubungan Masyarakat
X5 = Pemasaran Langsung
B1 = koefisien Periklanan
B2 = koefisien Promosi Penjualan
B3 = koefisien Penjualan Perseorangan
B4 = koefisien Hubungan Masyarakat
B5 = koefisien Pemasaran Langsung
e = standar error
Dari hasil pengujian regresi linier berganda terdapat persamaan yang
menunjukkan jika koefisien regresi dari variabel bebas (β1, β2, β3, β4, β5)
bertanda positif (+), hal ini berarti bahwa bila variabel periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung terpenuhi mengakibatkan variabel keputusan penggunaan
meningkat, dan sebaliknya jika bertanda negatif (-) hal ini berarti bahwa
bila variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung tidak terpenuhi
mengakibatkan variabel keputusan penggunaan akan menurun. Dari
persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Apabila nilai variabel yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan,
penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran
langsung mempunyai nilai nol, maka variabel keputusan penggunaan
IB Hasanah Card akan tetap sebesar 1,893, karena nilai konstanta
menunjukkan nilai sebesar 1,893. Namun skala likert yang digunakan
dalam penelitian ini mulai dari 1-5, sehingga variabel X tidak mungkin
sama dengan 0.
b. Nilai koefisien periklanan (X1) sebesar 0,162 menunjukkan bahwa
variabel periklanan (X1) berpengaruh terhadap keputusan penggunaan
IB Hasanah Card. Artinya semakin tinggi periklanan yang diterima
9

penggunanya, maka keputusan penggunaan IB Hasanah Card akan


meningkat.
c. Nilai koefisien promosi penjualan (X2) sebesar -0,131 menunjukkan
bahwa variabel promosi penjualan (X2) berpengaruh negatif terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card. Artinya semakin banyak
promosi penjualan yang diterima penggunanya, maka keputusan
penggunaan IB Hasanah Card akan menurun.
d. Nilai koefisien penjualan perseorangan (X3) sebesar 0,119
menunjukkan bahwa variabel penjualan perseorangan (X3)
berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
Artinya semakin tinggi penjualan perseorangan yang diterima
penggunanya, maka keputusan penggunaan IB Hasanah Card akan
meningkat.
e. Nilai koefisien hubungan masyarakat (X4) sebesar 0,250 menunjukkan
bahwa variabel promosi penjualan (X4) berpengaruh terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card. Artinya semakin tinggi
hubungan masyarakat yang diterima penggunanya, maka keputusan
penggunaan IB Hasanah Card akan meningkat.
f. Nilai koefisien pemasaran langsung (X5) sebesar 0,236 menunjukkan
bahwa variabel pemasaran langsung (X5) berpengaruh terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card. Artinya semakin tinggi
pemasaran langsung yang diterima penggunanya, maka keputusan
penggunaan IB Hasanah Card akan meningkat.
10

G. Interpretasi
Berdasarkan pengujian hipotesis hasil penelitian yang telah dilakukan
untuk mengetahui pengaruh periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan dan pemasaran langsung terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah, akan dijabarkan sebagai
berikut:
1) Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan IB Hasanah
Card
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, variabel periklanan mempunyai nilai
signifikan 0,041 < 0,05 sedangkan t hitung > t tabel (2,069 > 1,989) . Hal
ini berarti menerima Ha atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel periklanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card Pada Nasabah Bank BNI Syariah.
. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Onigbinde Isaac Oladepo (Ph.D.), dan Odunlami Samuel Abimbola
(Ms.c.) (2015) yang menyatakan bahwa periklanan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian. Sejalan juga denga penelitian lain yang
dilakukan oleh Jane G. Poluan, et al. (2016) yang menyatakan bahwa
variable penelitian periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian minuman coca cola
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Periklanan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
pada Nasabah Bank BNI Syariah.
2) Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Penggunaan IB
Hasanah Card
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, variabel promosi penjualan mempunyai
nilai signifikan 0,007 < 0,05 sedangkan t hitung > t tabel (-2,771 > 1,989).
Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel promosi penjualan secara parsial berpengaruh negatif
signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card Pada
Nasabah Bank BNI Syariah.
10

. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh


Ahmad Saputra, et al (2018) yang menyatakan bahwa promosi penjualan
berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pembelian Mobil
Toyota di Agung Automall Kota Tanjungpinang.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2003; 180)
promosi penjualan secara umum harusnya dipergunakan dengan hemat,
pemberian harga murah, kupon, potongan-potongan harga dan hadiah atau
premi yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi nilai suatu
merk dalam pikiran pelanggan atau nasabah. Hal ini akan membuat para
pelanggan cenderung menunggu promosi penjualan berikutnya dan tidak
akan membeli atau menggunakan produk-produl tersebut sekarang juga
atau dalam waktu dekat.
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel promosi penjualan
berpengaruh negatif terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Bank BNI Syariah. Hal ini disebabkan ketika perusahaan terlalu banyak
dan sering memberikan promosi penjualan berupa diskon dan sebagainya
pelanggan bisa mendapat kesan bahwa layanan yang ditawarkan produk
tidak layak untuk dibayar dengan harga mahal artinya produk yang
ditawarkan oleh perusahaan bisa saja kurang bagus atau kurang berkualitas
namun diiringi dengan pemberian promosi penjualan yang banyak agar
menarik perhatian calon pengguna. Tidak sedikit pelanggan yang
menggunakan produk yang kita tawarkan karena memperhatikan kualitas
produk nya bukan hanya karena pemberian promosi secara terus menerus.
Selain itu Efek dari pemberian promosi penjualan berupa diskon yang
terlalu sering justru akan berimbas negatif kepada perusahaan. Karena,
Perusahaan yang memberikan diskon besar untuk memancing pelanggan
akan terjebak dengan metode marketing ini terus menerus. Pelanggan yang
datang bisa saja hanya ingin mencari harga murah atau promo diskon.
Sedangkan ketika perusahaan menjual dengan harga normal di kemudian
hari, pelanggan-pelanggan ini akan beranggapan bahwa harga produk yang
ditawarkan sudah terlalu mahal dan mereka tidak akan lagi menggunakan
10

produk kita yang menyebabkan menurunnya konsumen yang akan


menggunakan produk kita.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Promosi Penjualan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan iB
Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
3) Pengaruh Penjualan Perseorangan Terhadap Keputusan Penggunaan
IB Hasanah Card
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, variabel penjualan perseorangan
mempunyai nilai signifikan 0,046 < 0,05, sedangkan t hitung > t tabel
(2,026 > 1,989). Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel penjualan perseorangan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Pada Nasabah Bank BNI Syariah.
. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rudain Othman Yousif (2016) yang menyatakan bahwa penjualan
perseorangan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli. Sejalan
juga dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Ujianto dan Koko
Sugiharto (2003) yang menyatakan bahwa penjualan perseorangan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Devina Florencia S
dan Edwin Japarianto (2017) pun mendapatkan hasil penelitian yang sama,
yang menyatakan bahwa penjualan perseorangan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Penjualan Perseorangan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
4) Pengaruh Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan Penggunaan
IB Hasanah Card
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, variabel hubungan masyarakat
mempunyai nilai signifikan 0,040 < 0,05, sedangkan t hitung > t tabel
(2,088 > 1,989) . Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel hubungan masyarakat secara parsial
10

berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card


Pada Nasabah Bank BNI Syariah.
. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Christina Sagala, et al (2014) yang menyatakan bahwa hubungan
masyarakat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sejalan
dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Michael N. Lontoh (2016)
yang menyatakan bahwa hubungan masyarakat berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian mobil toyota.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Hubungan Masyarakat berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
5) Pengaruh Pemasaran Langsung Terhadap Keputusan Penggunaan IB
Hasanah Card
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, variabel pemasaran langsung
mempunyai nilai signifikan 0,012 < 0,05, sedangkan t hitung > t tabel
(2,550 > 1,989). Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel pemasaran langsung secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
Pada Nasabah Bank BNI Syariah.
Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Repiyanti Hendria, et al (2017) yang menyatakan bahwa pemasaran
langsung berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan
Meeting Package Grand Hotel Lembang. Sejalan dengan penelitian lain
yang dilakukan oleh Ridwan Purnama dan Alfania Riska P (2016) yang
menyatakan bahwa pemasaran langsung berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian di restoran The Centrum.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Pemasaran Langsung berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card pada Nasabah Bank BNI Syariah.
10

6) Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Perseorangan,


Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung Terhadap
Keputusan Penggunaan IB Hasanah Card
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran
langsung secara simultan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih
kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05) dan F hitung > F tabel (17,368 >
2,31). Maka, Ha diterima dan menolak Ho. Berarti model regresi dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah keputusan penggunaan IB
Hasanah Card atau dapat disimpulkan bahwa periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran
langsung secara simultan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan IB
Hasanah Card.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Michael N.
Lontoh (2016) yang menunjukkan bahwa periklanan, promosi penjualan,
penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian mobil
toyoya baik secara parsial atau simultan.
7) Pengaruh Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Adjusted R Square adalah 0,453 atau 45,3%. Hal ini berarti
bahwa variabel-variabel independen yaitu periklanan, promosi penjualan,
penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung
mampu menjelaskan variabel dependen yaitu keputusan penggunaan IB
Hasanah Card sebesar 45,3% dan selebihnya 54,7% (100%-45,3%)
ditentukan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
analisa atau penelitian regresi ini. Variabel independen lainnya yang dapat
mengukur pengaruh variabel dependen keputusan penggunaan dan dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya seperti variabel Harga, Kualitas
Produk, Religiusitas, Kemudahan, Digital Marketing, Citra Merek dan
Word of Mouth.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial (uji t) diketahui bahwa
pengaruh antara masing-masing variabel independen Periklanan, Promosi
Penjualan, Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran
Langsung terhadap keputusan penggunaan iB Hasanah Card adalah
sebagai berikut:
a) Variabel periklanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI Syariah, didasarkan
pada hasil uji t sebesar 2,069 > 1,989 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,044 < 0,05 Hal ini berarti semakin tinggi periklanan
maka akan meningkatkan keputusan penggunaan IB Hasanah Card.
b) Variabel promosi penjualan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI Syariah,
didasarkan pada hasil uji t sebesar -2,771 > 1,989 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 Hal ini berarti semakin tinggi
promosi penjualan maka akan menurunkan keputusan penggunaan
IB Hasanah Card.
c) Variabel penjualan perseorangan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI
Syariah, didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,026 > 1,989 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,046 < 0,05 Hal ini berarti semakin
tinggi penjualan perseorangan maka akan meningkatkan keputusan
penggunaan IB Hasanah Card.
d) Variabel hubungan masyarakat secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI
Syariah, didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,088 > 1,989 dan

105
10

tingkat signifikansi sebesar 0,040 < 0,05 Hal ini berarti semakin
tinggi hubungan masyarakat maka akan meningkatkan keputusan
penggunaan IB Hasanah Card.
e) Variabel pemasaran langsung secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI Syariah,
didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,550 > 1,989 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,012 < 0,05 Hal ini berarti semakin tinggi
pemasaran langsung maka akan meningkatkan keputusan
penggunaan IB Hasanah Card.
2. Berdasarkan hasil uji regresi secara simultan (uji F) diketahui bahwa
Variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan IB Hasanah Card
BNI Syariah. Hal ini berarti jika periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung semakin
meningkat maka akan meningkatkan keputusan penggunaan IB Hasanah
Card. Hal ini didasarkan pada hasil uji f sebesar 17,368 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,000.
B. Saran
Melalui hasil penelitian ini, peneliti memberikan masukan serta saran
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan penulis dapat memanfaatkan hasil
penelitian yang telah di uji agar dapat digunakan dan di manfaatkan
sebagai bahan literasi di kemudian hari jika penulis akan melakukan
penelitian yang terkait dengan skripsi penulis. Selain itu diharapkan
penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas dan mengembangkan
kemampuan peneliti tentang dunia perbankan syariah terutama tentang
kartu kredit syariah.
10

2. Bagi Perbankan
BNI Syariah dapat memperbaiki dan meningkatkan variabel periklanan,
penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung
yang menjadi penentu meningkatnya keputusan penggunaan IB Hasanah
Card, namun perlu mengurangi promosi penjualan agar keputusan
penggunaan IB Hasanah Card meningkat. Dan melakukan perbaikan
sesuai dengan urutan nilai β (Beta) terendah (mendekati nol). Terkait hal
tersebut menjadi poin utama manajemen pemasaran dalam BNI Syariah
untuk lebih intens dan efektif lagi dalam melakukan komunikasi
pemasaran melalui bauran promosi Periklanan, Promosi Penjualan,
Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung
yang akan diterapkan. Karena segala jenis bauran promosi pada pemasaran
apabila diterapkan kelima alat bauran promosi tersebut secara baik dan
benar maka hasil yang didapatkan akan maksimal dan secara langsung
berpengaruh kepada keputusan penggunaan nasabah dalam menggunakan
produk IB Hasanah Card. Jika hasilnya berkebalikan maka bisa diprediksi
bahwa penerapan bauran promosi tersebut bisa saja diterapkan belum baik
bahkan tidak benar.
3. Bagi Akademisi
Penelitian tentang variabel periklanan, promosi penjualan, penjualan
perseorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung terhadap
pengaruhnya pada keputusan penggunaan IB Hasanah Card BNI Syariah,
perlu terus dikembangkan dan dilakukan dengan menggunakan variabel-
variabel lain sebagai bahan pertimbangan untuk menambah referensi ilmu
pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran bank syariah, seperti
menambahkan variabel kualitas produk, religiusitas, harga, kemudahan,
citra merek, word of mouth atau bahkan menambahkan variabel Pemasaran
Digital atau yang disebut Digital Marketing, serta menambahkan teori-
teori terbaru agar lebih baik dan juga relevan untuk penelitian dimasa yang
akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku

A, Shimp Terence. 2003. Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi


Pemasaran. Terpadu, Jilid 1 edisi 5, Jakarta: Penerbit Erlangga
Adrian Payne. 2008. The Essence of Service Marketing (Pemasaran Jasa).
Jakarta: Salemba empat
Arifin, Ali. 2002. Tip dan Trik Memiliki Kartu Kredit. Jakarta: Penerbit Elex
Media Computindo
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian; Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
Kelima. Jakarta: PT Rineka Cipta
Armstrong & Kotler. (2003). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran.
Diterjemahkan oleh Bambang Sarwiji. Edisi Sembilan. Jilid 1. Jakarta :
Penerbit PT.Indeks.
Armstrong & Kotler. (2008) Prinsip- Prinsip Pemasaran. Diterjemahkan oleh
Bob Sabran, M.M. Edisi Dua Belas. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Armstrong & Kotler. 2006. Prinsip Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Belch, George E., Belch, Michael A. 2004. Advertising and Promotion : An
Integrated Marketing Communication Perspective. 6th ed, New York :
McGraw-Hil
C. Mowen, John. Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta. Erlangga.
Catur, Rismiati. E dan Ig, Bondan Suratno. 2001. Pemasaran Barang dan Jasa.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Christopher, Lovelock. H dan Lauren K. Wright. 2007. Manajemen Pemasaran
Jasa. Diterjemahkan oleh Agus Widyantoro. Cetakan Kedua. Jakarta: PT
Index Kelompok Geramedia
Cutlip, Scott M. Allen H, Center. Broom, Glen M. 2005. Effective Public
Relations. Edisi 8. Jakarta: PT Index Kelompok Gramedia
Djatnika, Tjejep. 2007. Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

108
10

Djumhana, M. 2006. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya


Bakti
Duncan, Tom. 2002. IMC Using Advertising & Promotion to Build Brands.
International Edition
Fuady, Munir. 2006. Hukum Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek. Bandung:
Citra Aditya Bakti
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Belajar
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro
Handoko T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi
II. Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Ilham, Prisgunanto. 2006. Komunikasi Pemasaran, Strategi dan Taktik. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia
Jefkins, Frank. 1998. Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kasali, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Targeting,
Positioning). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Kuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Kotler, Phillip. 1993. Manejemen Pemasaran, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol. Jakarta: PT Rosdakarya
Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I dan II. Jakarta: PT Index
Kelompok Gramedia
Kotler, Phillip. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT Index
Kelompok Gramedia
Kotler, Phillip. 1993. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian). Diterjemahkan oleh Adi Zakaria Afiff.
Edisi Ketujuh. Volume 1. Jakarta: Penerbit F.E UI
Kotler, Phillip & Gary Armstrong. 2012. Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 13.
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
11

Kotler, Phillip & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi
ke 13. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Lemeshow, S. dan David W.H, Jr. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan (terjemahan). Yogyakarta: Gajahmada University Press
Lovelock, Christopher. H and Lauren K. Wright. 1999. Principle of Service
Marketing and Management. 2nd Edition. Publisher: Prentice Hall
M. Mursid. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
M. Suyanto. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Morissan. 2015. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Prenadamedia Group
Paul, Peter. J & Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rangkuti, Freddy. 2010. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktek dan Penilaian.
Jakarta: Rajawali Press
Saladin, Djaslim. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Bandung:
Penerbit Linda Karya
Sandra, Moriarty. Nancy, Mitchell. William, Wells. 2011. Advertising. Jakarta:
Penerbit Kencana
Sastradipoetra, Komarudin. 2003. Manajemen Marketing; Suatu Pendekatan
Ramuan Marketing. Bandung: Kappa Sigma
Schiffman. Leon G. And Leslie L. Kanuk. 2000. Consumer Behaviour. Fifth
Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. Edisi 1 dan 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Simamora, Henry. 2007. Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid II. Edisi 2.
Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta
11

Subagyo. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi.2. Cetakan.2.


Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Jurnal & Internet


Christina Sagala, Mila Destriani, Ulfa Karian Putri and Suresh Kumar. 2014.
Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision
Toward Fast Food Sector
Devina Florencia Sukmana dan Edwin Japarianto, SE. MM. 2017. Pengaruh
Personal Selling dan Brand Activation Terhadap Purchase Intention
Konsumen Pada Produk Santan Bubuk Sasa PT Sasa Inti di Surabaya
Fitri Maisya. 2013. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan dan Hubungan
Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk Cabang Bukittinggi
Fitri Rahayu. A, Irmawati, Sri Hermuningsih. 2011. Perkembangan Kartu Kredit
di Indonesia.
Jane G. Poluan, Genita G. Lumintang, dan Victoria N. Untu. 2016. Pengaruh
Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca Cola (Studi
Kasus Pada PT Bangun Wenang Beverage Company Manado).
Kansa Khairunnisa, Sudharyono, dan Edy Yulianto. 2017. Pengaruh Bauran
Promosi Keputusan Pembelian dan Kepuasan Pelanggan (Survey Pada
Mahasiswa BINUS University yang Menggunakan Jasa Gojek di Jakarta).
Lubis, Arlina Nurbaity. 2004. Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis.
Universitas Sumatera Utara
Mahmoud I. Nour, Mohammed Salamh Almahirah, Sultan Mohammed Said.
2014. The Impact of Promotional Mix Elements on Consumer Purchasing
Decisions.
Michael N. Lontoh. 2016. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Toyota Pada PT Hasjrat Abadi Manado, Tendean
Branch.
11

Onigbende Isaac Oladelpo (Ph.D) and Odunlami Samuel Abimbola (Ms.c). 2015.
The Influence of Brand Image and Promotional Mix on Consumer Buying
Decision- A Study of Beverage Consumers in Lagos State, Nigeria
Repiyanti Hendria, Eeng Ahman, Dewi Pancawati Novalita. 2014. Pengaruh
Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting
Package Grand Hotel Lembang (Survei Pada Tamu Bisnis di Grand Hotel
Lembang)
Ridwan Purnama dan Alfania Riska Pranila. 2016. Pengaruh Direct Marketing
Terhadap Keputusan Pembelian di Restoran The Centrum Bandung
Rudain Othman Yousif. 2016. The Impact of Personal Selling on the Purchasing
Behavior towards Clothes: A Case Study on the Youth Category
Ujianto, dan Koko Sugiharto. 2004. Pengaruh Gaya Hidup, Penjualan Pribadi, dan
Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk
Asuransi Jiwa Serta Dampaknya Pada Kepuasan Pelanggan (Studi pada
PT. Asuransi Jiwasraya Surabaya Regional Office).
AKKI. 2018. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia: Credit Card Growth.
https://www.akki.or.id/index.php/credit-card-growth. Diakses pada tanggal
20 Mei 2018
Al Hafiz, Muhammad Perkasa. 2016. Inilah Jawara Naional Markplus WOW
Service Excellence Award 2016. http://marketeers.com/ini-dia-jawara-
nasional-markplus-wow-service-excellence-award-2016/. 08 Desember
2016. Diakses pada tanggal 23 Mei 2018.
Ardhian, Miftah. 2017. Banyak Tantangan Pasar Perbankan Syariah Baru 5,55
Persen. https://katadata.co.id/berita/2017/12/15/banyak-tantangan-pangsa-
pasar-perbankan-syariah-baru-55. 15 Desember 2017. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2018
BNI Syariah. 2018. Tarif IB Hasanah Card. https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/personal/kartuibhasanah/tarifibhasanahcard. Diakses pada 25 Mei 2018
Cermati. 2018. IB Hasanah Card Gold. https://www.cermati.com/kartu-kredit/bni-
syariah-hasanah-card-gold. Diakses pada 25 Mei 2018
11

Cermati. 2018. CIMB Niaga Syariah Gold Mastercard.


https://www.cermati.com/kartu-kredit/cimb-niaga-syariah-gold. Diakses
pada 25 Mei 2018
CIMB Niaga. 2018. Tarif dan Biaya Kartu Syariah.
https://www.cimbniaga.com/in/personal/products/cards/creditcard/product
s/fees-charges-syariah.html. Diakses pada 25 Mei 2018
DSN MUI. 2006. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 54/DSN-MUI/X/2006
Tentang Syariah Card. DSN MUI. Jakarta
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Siaran Pers: Market Share Keuangan Syariah
Capai 8 Persen. https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-
pers/Pages/Siaran-Pers-Market-Share-Keuangan-Syariah-Capai-8-
Persen.aspx. 27 Oktober 2017. Diakses pada tanggal 20 Mei 2018
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 94. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan. Lembaran Negara RI Tahum 1998. No. 182. Sekretariat
Negara. Jakarta
Sitorus. 2017. CIMB Niaga Akan Luncurkan Kartu Kredit Dengan Limit Rp 1
Miliar. http://finansial.bisnis.com/read/20171216/90/719002/cimb-niaga-
akan-luncurkan-kartu-kredit-dengan-limit-rp1-miliar. 16 Desember 2017.
Diakses pada tanggal 23 Mei 2018.
Sora, N. 2016. Pengertian Perusahaan Jasa dan Contohnya Dilengkapi Cirinya.
http://www.pengertianku.net/2016/02/pengertian-perusahaan-jasa-dan-
contohnya-dilengkapi-cirinya.html. 6 Februari 2016. Diakses pada tanggal
20 Mei 2018
Yoliawan. 2018. BNI Syariah Bidik Pertumbuhan Kartu Pembiayaan Syariah
Hingga 12 Persen. https://keuangan.kontan.co.id/news/bni-syariah-bidik-
pertumbuhan-kartu-pembiayaan-syariah-hingga-12. 12 April 2018.
Diakses pada tanggal 22 Mei 2018.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera

Responden yang terhormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rizki Azhari

NIM 11140850000026

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hendak melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Periklanan, Promosi


Penjualan, Penjualan Perseorangan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran
Langsung IB Hasanah Card Terhadap Keputusan Penggunaan IB Hasanah
Card Pada Nasabah Bank BNI Syariah” guna menyelesaikan tugas akhir S1.
Untuk itu saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i agar sudi kiranya mengisi
kuisioner ini. Mengingat data yang saya kumpulkan ini sangat berarti
pengaruhnya terhadap hasil penelitian ini, maka saya mohon kepada responden
untuk mengisi kuisioner ini secara jujur dan benar. Data yang diambil akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas
kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,

Rizki Azhari.
(NIM. 11140850000026)

11
11

KUISIONER

1. Apakah Anda pengguna IB Hasanah Card Bank BNI Syariah?

Ya Tidak

*Jika jawaban anda Ya, silahkan lanjutkan pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban
anda Tidak, silahkan berhenti sampai disini, karena responden yang saya ambil
adalah nasabah yang menggunakan IB Hasanah Card BNI Syariah, terima kasih.

2. Sudah berapa lama Anda menggunakan IB Hasanah Card?

< 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun

Tanggal pengisian:

...............................................

A. Profil Responden

1. Nama : …………………………………….

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan


3. Usia Anda? :

18 – 23 Tahun 30 – 35 Tahun

24 – 29 Tahun > 35 Tahun

11
11

4. Apa profesi anda saat ini?

PNS Wiraswasta

Pegawai Swasta Akademisi

Lainnya

5. Pendidikan Terakhir Anda?

SD SMA

S Sarjana (S1)

Pasca Sarjana (S2/S3)

6. Penghasilan Perbulan Anda?

<1 Juta 3 – 5 Juta

1 – 3 Juta > 5 Juta

11
11

B. Petunjuk Pengisian Kuisioner

SS Sangat Setuju
S Setuju
N Netral/Cukup Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan
memberi tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada kotak yang disediakan
dibawah ini .

Periklanan (X1)

Penilaian
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Attentions
1. Pesan yang disampaikan dalam iklan kartu
kredit IB Hasanah Card jelas
2.
Visualisasi iklan kartu kredit IB Hasanah
Card yang ditampilkan di beberapa media
menarik
Interest
3.
Iklan kartu kredit IB Hasanah Card menarik
perhatian saya
Desire
4. Iklan kartu kredit IB Hasanah Card membuat

saya berminat untuk bertransaksi dengan


kartu kredit.
Action
5.
Iklan kartu kredit IB Hasanah Card mampu
meyakinkan saya untuk bertransaksi dengan
kartu kredit

11
11

Promosi Penjualan (X2)

Penilaian
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Promosi Konsumen
1.
Saya mendapatkan poin/reward
setelah menggunakan IB Hasanah
Card
2. Saya bisa menukarkan poin dengan hadian
yang menarik dari Bank BNI Syariah

Promosi Dagang
3. Diskon yang diberikan pada saat transaksi
menggunakan IB Hasanah Card menarik
perhatian saya
4. Saya mendapatkan penawaran harga khusus
jika melakukan pembayaran menggunakan IB
Hasanah Card
Promosi Wiraniaga
5. Promosi yang ditawarkan produk kartu kredit
IB Hasanah Card menarik perhatian saya.

Penjualan Perseorangan (X3)

Penilaian
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Kemampuan Komunikasi
1. SPG/SPB kartu kredit IB Hasanah Card
mampu mengkomunikasikan produk IB
Hasanah Card dengan baik
2. SPG/SPB yang menawarkan produk kartu
kredit IB Hasanah Card memiliki sikap yang
sopan
3. SPG/SPB kartu kredit IB Hasanah Card
mampu menjelaskan produk dengan baik

11
11

Pengetahuan Produk
4. Pengetahuan SPG/SPB tentang produk
kartu Kredit IB Hasanah Card sangat baik

5. SPG/SPB kartu kredit IB Hasanah Card


mampu menjawab pertanyaan saya tentang
produk dengan baik
Kreativitas
6. SPG/SPB kartu kredit IB Hasanah Card
terampil dalam menawarkan produk sehingga
saya tertarik untuk mendengarkan penjelasan
mengenai IB Hasanah Card

Hubungan Masyarakat (X4)

Penilaian
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Acara Khusus
1. Saya menggunakan IB Hasanah Card karena
BNI Syariah sering mengadakan acara khusus

2. Saya sering terlibat dalam berbagai


kesempatan acara yang diadakan oleh BNI
Syariah
Sponsorship
3.
Saya menggunakan IB Hasanah Card karena
BNI Syariah sering mengsponsori event/acara
yang diadakan oleh pihak lain

11
12

Pemasaran Langsung (X5)

Penilaian
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Penjualan Tatap Muka
1. Penawaran kartu kredit IB Hasanah Card
menarik perhatian saya
Pemasaran Pengeposan Langsung
2.
Saya selalu menerima penawaran mengenai
kartu kredit IB Hasanah Card melalui email
pribadi, surat, maupun fax
Pemasaran Katalog
3.
Saya selalu membaca katalaog ataupun
brosur yang disediakan oleh BNI Syariah
tentang penawaran kartu kredit IB Hasanah
Card
Pemasaran Telepon (Telemarketing)
4.
Saya selalu menerima penawaran mengenai
kartu kredit IB Hasanah Card melalui telepon

Keputusan Penggunaan (Y)

No. Penilaian
Pernyataan
STS TS N S SS
Keputusan Penggunaan
1. Saya memutuskan untuk menggunakan kartu
kredit IB Hasanah Card

2. Saya merasa puas setelah bertransaksi


menggunakan kartu kredit IB Hasanah Card

12
12

3. Saya akan terus menggunakan kartu kredit


IB Hasanah Card dalam kegiatan transaksi
lainnya

12
Lampiran 2: Transformasi Data Primer dari Google Form ke SPSS

X1 X2 X3 X4 X5 Y

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 5 5 4 4 5 3 3 4 4 5 5 4
4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 5 3 5 2 4 4 4
3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 3 1 3 2 3 4 4 4 5 4 5 3 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3
3 5 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 5 3 4 3 4 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 3
5 4 5 3 5
4 4 4 4 5 4 4 3 2 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 5 3 4 4 5 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4
2 5 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 3
4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4
3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5
4 5 4 4 4 1 2 2 2 2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3

122
12

4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3
2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 4 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5
3 3 5 4 4 4 4 4 2 4 1 2 4 2 5 5 4 4 4 4 2 5 4 4 5 4
5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4
3 3 5 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 3 4
5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5
4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 4
4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
3 4 4 5 3
4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 3 4
5 5 4 5 5 3 3 3 4 4 5 4 4 2 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5
3 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4
3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 5 4 5 3 5 4 4 5 3 4 5 5
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 3 5 2 2
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4
4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5
3 4 3 4 3 4 4 5 4 2 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 2 4 4 5 3 4 4 4 3 2 4 4 4
3 4 4 5 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 2 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4
2 4 5 5 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 3 4 4 4
5 4 5 4 5
3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5
4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5

12
12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 4 5
4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5
4 4 3 5 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5
4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 5
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5
4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4
5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 4
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
4 5 5 5 4
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5
5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4
4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
3 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5
5 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 4

12
12

Lampiran 3: Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas Periklanan


VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006

VAR00001 Pearson Correlation 1 .514 **


.338 .000 .112 .533**
Sig. (2-tailed) .009 .098 1.000 .595 .006
N 25 25 25 25 25 25
VAR00002 Pearson Correlation .514 **
1 .541 **
.289 .184 .720**
Sig. (2-tailed) .009 .005 .162 .379 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00003 Pearson Correlation .338 .541** 1 .512** .504* .818**
Sig. (2-tailed) .098 .005 .009 .010 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00004 Pearson Correlation .000 .289 .512** 1 .776** .738**
Sig. (2-tailed) 1.000 .162 .009 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00005 Pearson Correlation .112 .184 .504* .776** 1 .730**
Sig. (2-tailed) .595 .379 .010 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00006 Pearson Correlation .533** .720** .818** .738** .730** 1
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

12
12

Uji Validitas Promosi Penjualan

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006

VAR00001 Pearson Correlation 1 .672 **


.509 **
.501 *
.397 *
.754**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .011 .050 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00002 Pearson Correlation .672** 1 .554** .436* .367 .786**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .029 .071 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00003 Pearson Correlation .509** .554** 1 .731** .732** .871**
Sig. (2-tailed) .009 .004 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00004 Pearson Correlation .501* .436* .731** 1 .842** .843**
Sig. (2-tailed) .011 .029 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00005 Pearson Correlation .397* .367 .732** .842** 1 .796**
Sig. (2-tailed) .050 .071 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25
VAR00006 Pearson Correlation .754** .786** .871** .843** .796** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

12
12

Uji Validitas Penjualan Perseorangan

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007

VAR00001 Pearson Correlation 1 .233 .289 .000 .346 .169 .468*


Sig. (2-tailed) .262 .162 1.000 .091 .420 .018
N 25 25 25 25 25 25 25
VAR00002 Pearson Correlation .233 1 .505** .630** .313 .587** .784**
Sig. (2-tailed) .262 .010 .001 .128 .002 .000
N 25 25 25 25 25 25 25

VAR00003 Pearson Correlation .289 .505** 1 .722** .399* .439* .782**


Sig. (2-tailed) .162 .010 .000 .048 .028 .000
N 25 25 25 25 25 25 25
VAR00004 Pearson Correlation .000 .630 **
.722 **
1 .438 *
.439 *
.763**
Sig. (2-tailed) 1.000 .001 .000 .029 .028 .000
N 25 25 25 25 25 25 25
VAR00005 Pearson Correlation .346 .313 .399* .438* 1 .411* .711**
Sig. (2-tailed) .091 .128 .048 .029 .041 .000
N 25 25 25 25 25 25 25
VAR00006 Pearson Correlation .169 .587** .439* .439* .411* 1 .709**
Sig. (2-tailed) .420 .002 .028 .028 .041 .000
N 25 25 25 25 25 25 25
VAR00007 Pearson Correlation .468 *
.784 **
.782 **
.763 **
.711 **
.709 **
1
Sig. (2-tailed) .018 .000 .000 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

12
12

Uji Validitas Hubungan Masyarakat


VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004

VAR00001 Pearson Correlation 1 .744** .800** .937**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 25 25 25 25

VAR00002 Pearson Correlation .744** 1 .615** .881**


Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 25 25 25 25
VAR00003 Pearson Correlation .800 **
.615 **
1 .887**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 25 25 25 25
VAR00004 Pearson Correlation .937** .881** .887** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 25 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Pemasaran Langsung


VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

VAR00001 Pearson Correlation 1 .583** .288 .723** .786**


Sig. (2-tailed) .002 .163 .000 .000
N 25 25 25 25 25

VAR00002 Pearson Correlation .583** 1 .410* .809** .860**


Sig. (2-tailed) .002 .042 .000 .000
N 25 25 25 25 25

VAR00003 Pearson Correlation .288 .410 *


1 .375 .678**
Sig. (2-tailed) .163 .042 .065 .000
N 25 25 25 25 25

VAR00004 Pearson Correlation .723** .809** .375 1 .894**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .065 .000
N 25 25 25 25 25

VAR00005 Pearson Correlation .786 **


.860 **
.678 **
.894 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

12
12

Uji Validitas Keputusan Penggunaan

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004

VAR00001 Pearson Correlation 1 .882** .568** .922**


Sig. (2-tailed) .000 .003 .000
N 25 25 25 25
VAR00002 Pearson Correlation .882** 1 .593** .932**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000
N 25 25 25 25

VAR00003 Pearson Correlation .568** .593** 1 .809**


Sig. (2-tailed) .003 .002 .000
N 25 25 25 25
VAR00004 Pearson Correlation .922** .932** .809** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 25 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas Periklanan

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Cases Valid 25 100.0 Cronbach's

Excludeda 0 .0 Alpha N of Items

Total 25 100.0 .755 5

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

12
13

Uji Reliabilitas Promosi Penjualan


Case Processing Summary

N %
Reliability Statistics
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

13
13

Cronbach's
Alpha N of Items

.857 5

13
13

Cronbach's
Alpha N of Items

.792 6

Uji Reliabilitas Hubungan Masyarakat


Case Processing Summary

N %
Reliability Statistics
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Cronbach's
Alpha N of Items

.882 3

13
13

Uji Reliabilitas Pemasaran Langsung


Case Processing Summary

N %
Reliability Statistics
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

13
13

Cronbach's
Alpha N of Items

.807 4

Uji Reliabilitas Keputusan


Penggunaan
Case Processing Summary
N % Reliability Statistics

Cases Valid 25 100.0


Excluded a
0 .0
Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Cronbach's
Alpha N of Items

.866 3

13
13

Lampiran 3: Uji Validitas dan Reliabilitas

13
13

Uji Glejser
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.441 .876 2.787 .006


Periklanan -.077 .047 -.265 -1.637 .105

Promosi Penjualan .009 .028 .042 .317 .752

Penjualan Perseorangan -.017 .036 -.083 -.464 .643

Hubungan Masyarakat -.054 .072 -.097 -.753 .454


Pemasaran Langsung .057 .056 .137 1.026 .308

a. Dependent Variable: RES2

Uji Multikolinearitas
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.893 1.451 1.305 .195


Periklanan .162 .078 .253 2.069 .041 .369 2.709

Promosi Penjualan -.131 .047 -.279 -2.771 .007 .546 1.833

Penjualan
.119 .059 .275 2.026 .046 .301 3.326
Perseorangan
Hubungan Masyarakat .250 .120 .203 2.088 .040 .583 1.715
Pemasaran Langsung .236 .092 .258 2.550 .012 .542 1.845

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan

13
13

Lampiran 5: Hasil Uji Hipotesis

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .693a .480 .453 1.18222

a. Predictors: (Constant), Pemasaran Langsung, Promosi Penjualan,


Hubungan Masyarakat, Periklanan, Penjualan Perseorangan

13
13

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.893 1.451 1.305 .195


Periklanan .162 .078 .253 2.069 .041

Promosi Penjualan -.131 .047 -.279 -2.771 .007

Penjualan Perseorangan .119 .059 .275 2.026 .046

Hubungan Masyarakat .250 .120 .203 2.088 .040


Pemasaran Langsung .236 .092 .258 2.550 .012

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 121.371 5 24.274 17.368 .000b


Residual 131.379 94 1.398
Total 252.750 99

a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan


b. Predictors: (Constant), Pemasaran Langsung, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat,
Periklanan, Penjualan Perseorangan

TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai