Anda di halaman 1dari 134

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

SKRIPSI

NURLIANI SHABRINA
11187000420

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2021
PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

SKRIPSI

NURLIANI SHABRINA
11187000420

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN


PERSYARATAN MENJADI SARJANA AKUNTANSI

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana


Akuntansi (S.Ak) pada Program Studi S-1 Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STEI) Jakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan
tiruan, duplikasi ataupun plagiat dari karya ilmiah yang sudah dipublikasikan
dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan
STEI dan di Perguruan Tinggi lainnya, kecuali bagian yang sumber
informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya. Jika dikemudian hari dapat
dibuktikan bahwa terdapat unsur tiruan, duplikasi ataupun plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, 17 Februari 2021

NURLIANI SHABRINA
NPM 11187000420

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Akuntansi (S.Ak)


di Program Studi S-1 Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Skripsi ini ditulis di bawah bimbingan Ibu Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak,
CSRS, CSRA, CSP dan diketahui oleh Kepala Program Studi S-1 Akuntansi,
serta dinyatakan memenuhi syarat sebagai skripsi pada Program Studi S-1
Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekomoni Indonesia, Jakarta.

Jakarta, 17 Februari 2021

Pembimbing, Kepala Program Studi S-1


Akuntansi,

Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA, CSP Siti Almurni, S.E., M.Ak., CAP, CAAT

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

telah diuji dalam suatu sidang skripsi yang diselenggarakan oleh Program Studi
S-1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia pada tanggal 23 Februari
2021 dengan nilai A-.

Panitia Ujian Skripsi

1. …..……………….…….... ; Siti Almurni, S.E., M.Ak., CAP, CAAT


(Kepala Program Studi S-1Akuntansi)

2. …..……………….…….... ; Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA, CSP


(Pembimbing)

3. …..……………….…….... ; Dr. Erna Lovita, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA


(Ketua Penguji)

4. …..……………….…….... ; Drs. Muhammad Yusrizal, S.E., M.Si.


(Anggota Penguji)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberi nikmat dan karunia-Nya, serta sholawat yang selalu tercurah
kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. Tiada yang pantas terucap
selain syukur Alhamdulillahi Robbil’alamin karena akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang merupakan sebagian dari persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STEI), Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari masalah dan
sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil dari usaha penulis sendiri, melainkan juga berkat bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak baik moril ataupun materil. Pada
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. Ibu Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA, CSP selaku dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak dan ibu dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan tenaga atas
saran dan kritikan selama proses sidang.
3. Drs. Ridwan Marongrong, M.Sc., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STEI).
4. Ibu Siti Almurni, S.E., M.Ak., CAP, CAAT selaku Kepala Program Studi
S-1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
5. Seluruh Staf Dosen Program Studi S-1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia yang selama ini telah memberikan ilmu yang begitu
berharga dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.
6. Ibu dan bapak dan kakak-kakak ku tercinta yang selalu memberikan
bantuan dukungan material dan moral, yang selalu mendo’akan dan
memberikan arahan positif kepada peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya dan penuh semangat.

v
7. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikan semangat, waktu dan
kesabaran untuk berdiskusi yaitu Kak Rara, Dewi Antika, Kintan Savitri,
Zhuni, Sry, Neneng, Ary dan Devi sehinga penulis termotivasi dalam
mengerjakan skripsi.
8. Alfian Armansyah sebagai orang terdekat peneliti yang menemani,
memberikan bantuan, dukungan, serta doa.
9. Sahabat-sahabatku Anggraini, Izzat, Fara, Putri, Sarah, Neis, Nae, Armetha,
Risna, Kresna, Made, Elvira dan Caca yang selalu menemani dalam
keadaan suka maupun duka serta selalu memberi motivasi peneliti untuk
tetap terus menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat


kekurangan atau kelemahan. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran
untuk penyempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 17 Februari 2021

NURLIANI SHABRINA
NPM 11187000420

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:

Nama : NURLIANI SHABRINA


NPM : 11187000420
Program Studi : S-1 Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Hak Bebas Royalti
Nonekslusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas skripsi saya yang
berjudul :

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database) merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 17 Februari 2021
Yang menyatakan,

Nurliani Shabrina

vii
Nurliani Shabrina Dosen Pembimbing :
11187000420 Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA, CSP
Program Studi S-1 Akuntansi

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2015-2019)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh umur
perusahaan, ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015 – 2019.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif,
yang diukur dengan menggunakan metode berbasis regresi data panel dengan
Software Eviews 11. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Sampel ditentukan berdasarkan metoda purposive sampling, dengan jumlah
sebanyak 25 perusahaan barang konsumsi sehingga total observasi dalam penelitian
ini sebanyak 125 observasi, data ini digunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metoda dokumentasi berupa
buku, jurnal, dan website. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t, uji
statistik f, dan koefisien determinasi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan parsial menunjukkan bahwa umur
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Kata kunci : Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, CSR

viii
Nurliani Shabrina Dosen Pembimbing :
11187000420 Nelli Novyarni, S.E., M.Si., Ak, CSRS, CSRA, CSP
Program Studi S-1 Akuntansi

THE INFLUENCE OF COMPANY AGE, COMPANY SIZE


ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURES
IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
(Empirical Study on Consumer Goods Industry Companies 2015-2019)

ABSTRACT

This study aims to determine whether the influence of company age, company
size, and profitability on disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in
consumer goods industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-
2019.
This research uses a descriptive quantitative approach, which is measured using
a panel data regression-based method with Software Eviews 11. The population of
this study is consumer goods companies listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) from 2015 to 2019. The sample is determined based on the method purposive
sampling, with a total of 25 consumer goods companies so that the total observations
in this study were 125 observations, this data used in this study is secondary data.
The data collection technique uses the documentation method in the form of books,
journals, and websites. Hypothesis testing uses the t statistical test, f statistical test,
and the coefficient of determination.
Based on the results and partial discussion shows that company age has a
significant effect on CSR disclosure, and company size has a significant effect on
CSR disclosure.

Keywords : Company Age, Company Size, CSR

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 12


2.1. Review Hasil Penelitian Terdahulu............................................. 12
2.2. Landasan Teori............................................................................ 14
2.2.1. Umur Perusahaan.............................................................. 14
2.2.2. Ukuran Perusahaan........................................................... 15
2.2.3. Corporate Social Responsibility (CSR)............................ 19
2.3. Hubungan Antar Variabel Penelitian.......................................... 25
2.3.1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap CSR.................... 25
2.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap CSR................. 26

x
2.4. Kerangka Konseptual................................................................. 27
2.5. Hipotesis Penelitian.................................................................... 28

BAB III METODA PENELITIAN.............................................................. 29


3.1. Strategi Penelitian...................................................................... 29
3.2. Populasi dan Sampel.................................................................. 30
3.2.1. Populasi Penelitian........................................................... 30
3.2.2. Sampel Penelitian............................................................. 31
3.3. Data dan Metoda Pengumpulan Data......................................... 32
3.3.1. Data Penelitian................................................................. 32
3.3.2. Metoda Pengumpulan Data............................................. 33
3.4. Operasionalisasi Variabel........................................................... 33
3.4.1. Variabel Independen (X)................................................. 33
3.4.2. Variabel Dependen (Y).................................................... 34
3.5. Metoda Analisis Data................................................................. 34
3.5.1. Uji Asumsi Klasik............................................................ 35
3.5.2. Analisis Regresi Data Panel............................................. 37
3.5.3. Metoda Estimasi Regresi Data Panel............................... 38
3.5.4. Pemilihan Model Regresi Data Panel............................... 41
3.5.5. Analisis Statistik Deskriptif.............................................. 44
3.5.6. Uji Regresi Linear Berganda............................................ 46
3.5.7. Uji Hipotesis..................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 49


4.1. Deksripsi Objek Penelitian.......................................................... 49
4.2. Hasil Pengolahan Data................................................................ 49
4.2.1. Hasil Pengolahan Data Variabel Dependen...................... 49
4.2.2. Hasil Pengolahan Data Variabel Independen................... 54
4.3. Hasil Pengujian............................................................................ 60
4.3.1. Hasil Uji Asumsi Klasik.................................................... 60
4.3.2. Uji Pemilihan Model......................................................... 65
4.3.3. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif................................. 70

xi
4.3.4. Hasil Uji Analisis Linear Berganda................................. 74
4.3.5. Hasil Uji Hipotesis........................................................... 76
4.4. Interpretasi Hasil Penelitian........................................................ 81
4.4.1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap CSR..................... 81
4.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap CSR.................. 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 85


5.1. Kesimpulan.................................................................................. 85
5.2. Saran............................................................................................ 85
5.3. Keterbatasan Penelitian............................................................... 86
DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 87
LAMPIRAN..................................................................................................... 89

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Daftar Populasi Penelitian ......................................................... 30
Tabel 3.2. Kriteria Penentuan Sampel ........................................................ 32
Tabel 3.3. Ringkasan Operasional Variabel ............................................... 34
Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Variabel Pengungkapan CSR ....................... 50
Tabel 4.2. Hasil Pengolahan Variabel Umur Perusahaan .......................... 55
Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Variabel Ukuran Perusahaan ....................... 56
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Uji Multikolinearitas ....................................... 62
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Uji Heteroskedastisitas ......................................... 63
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Uji Autokorelasi ............................................. 64
Tabel 4.7. Hasil Model Regresi Common Effect Model ............................. 65
Tabel 4.8. Hasil Model Regresi Fixed Effect Model .................................. 66
Tabel 4.9. Hasil Model Regresi Random Effect Model .............................. 67
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Uji Chow ......................................................... 68
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Uji Hausman ................................................... 69
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Uji Lagrange Multiplier .................................. 71
Tabel 4.13. Kesimpulan Pemilihan Regresi Data Panel ............................... 72
Tabel 4.14. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ........................................... 73
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda ................... 75
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .................................... 77
Tabel 4.17. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ........................ 78
Tabel 4.18. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji f) .................... 80

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................ 28


Tabel 3.1. Pengujian Kesesuaian Model.............................................. 44
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Normalitas........................ 58

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Data Penelitian............................................................................ 89
Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data................................................................ 90
Lampiran 3. Hasil Pengujian……………………………………………….... 107
Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Peneliti.................................................... 112

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah tidak asing lagi di
kalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan
masyarakat. CSR berkaitan dengan tanggung jawab sosial, kesejahteraan sosial
dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Industri dan korporasi dalam hal ini
berperan untuk mendorong perekonomian yang sehat dengan mempertimbangkan
faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak semata memprioritaskan
tujuannya pada memperoleh laba setinggi- tingginya, melainkan meliputi aspek
keuangan, sosial, dan aspek lingkungan lainnya. Konsep tanggung jawab sosial
perusahaan yang telah dikenal sejak 1970-an, merupakan kumpulan kebijakan
dan praktik yang berhubungan dengan stakeholders, nilai-nilai, pemenuhan
ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen
perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan.

H. Jhon Kenedy (2015), selaku Ketua DPRD Penajam Paser Utara (PPU)
mengemukakan bahwa PT Chevron tidak pernah melaksanakan kegiatan CSR di
wilayah PPU sehingga mendapat teguran keras dari DPRD Penajam Paser Utara
(PPU). Selain tidak memperhatikan masyarakat, keberadaan terminal yang
terletak di wilayahnya juga telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Pipa
saluran milik perusahaan migas tersebut telah menutupi saluran air di Sungai
Lawe-Lawe sehingga sering menyebabkan banjir. Bahkan, pembuangan limbah
dari terminal itu telah mencemari air Sungai Lawe-Lawe yang merupakan sumber
air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Penajam Paser Utara dan
perusahaan tidak memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang
maksimal sehingga pengungkapan CSR buruk.

Arya Sinulingga (2019), selaku Staf Khusus Kementerian Badan Usaha


Milik Negara (BUMN) menemukan penyalahgunaan dana Program Kemitraan

1
2

dan Bina Lingkungan (PKBL) Garuda Indonesia. PKBL sering juga disebut
dengan upaya perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR). Penyalahgunaan tersebut didapat dari
bukti transfer. Transfer terjadi dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kepada
Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) sebesar Rp 50 juta. Dana itu
diatasnamakan sebagai bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Garuda Indonesia. Dalam bukti transaksi tertulis tujuan pengiriman dana untuk
pemilihan umum 2019 IKAGI. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya
Sinulingga mengatakan dana PKBL atau CSR seharusnya digunakan untuk
kegiatan eksternal, bukan internal seperti pemilihan umum 2019 IKAGI. Dana
CSR itu kan ditempatkan untuk kegiatan di luar, bukan digunakan untuk internal.
Terbukti ada penyalahgunaan dana, maka ada sanksi administratif yang diberikan
kepada Garuda Indonesia. Karena ini bukan ranah hukum, tapi hanya ke
administrasi karena bukan penggelapan. Lebih ke pertanggungjawaban, diberikan
ke orang yang tidak tepat. Mengakibatkan penilaian CSR buruk terhadap PT
Garuda Indonesia (Persero).

Syafnir, S. Pd (2018) selaku Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat


Daerah Pasaman Barat, mengungkapkan bahwa terdapat 21 perusahaan
perkebunan kelapa sawit dan perbankan yang tidak merealisasikan CRS
pada tahun 2018 lalu. Pemerintah setempat telah melakukan teguran dengan
mengirimkan untuk segera merealisasikan kegiatan CSR nya. “Diawali
peringatan tertulis dan sanksi terberat bisa saja pencabutan izin kegiatan
usahanya" tutur Syafnir. Sesuai Peraturan Daerah Pasaman Barat Nomor 3 tahun
2017 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, setiap
perusahaan wajib mengalokasikan CSR untuk masyarakat sekitar. Merujuk Perda
tersebut, dalam Bab XII tentang sanksi Pasal 35 jelas-jelas berbunyi jika
perusahaan tidak mengeluarkan CSR maka sanksi berupa peringatan tertulis
sebanyak tiga kali, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan
pencabutan izin kegiatan usaha. Sementara bagi perusahaan yang telah
menyerahkan laporan CSR, akan dilakukan pengkajian berapa sebenarnya yang
wajib diberikan. "Kita tidak akan percaya begitu saja dan akan mengkajinya"
tandas Syafnir.
3

Sudana (2015:25) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan


atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sebuah
organisasi perusahaan terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan
kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis, yang sejalan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, dengan
mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders), sejalan
dengan hukum yang berlaku dan norma perilaku internasional.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tanggal 2 Mei 2017
kembali memusnahkan obat dan makanan ilegal hasil pengawasan BPOM di
Jakarta dengan nilai keekonomian mencapai lebih dari Rp 26 Miliar. Produk yang
dimusnahkan terdiri dari 450 item pangan dan komestik, obat kuat tanpa izin
edar, obat tradisional yang mengandung bahan kimia, dan suplemen kesehatan
ilegal.

Menurut kepala Badan POM, Penny K. Lukito menyatakan bahwa


“kegiatan pemusnahan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk
memastikan agar obat dan makanan ilegal tidak lagi beredar dan tidak lagi
dikonsumsi oleh masyarakat”. Selain itu Badan POM juga menghimbau kepada
para pelaku usaha untuk menaati peraturan undang-undang yang berlaku dalam
menjalankan usaha yaitu Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang
pelaksanakan sekaligus melaporkan inisiatif Corporate Social Responsibility
(CSR).

Menurut Airlangga Hartanto (2018) selaku Menteri Perindustrian,


kontribusi penerimaan pajak industri manufaktur terus meningkat dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2017 sehingga mengantarkan industri manufaktur sebagai
penyumbang pajak terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2017
sektor manufaktur tercatat tumbuh sebesar 17,1 persen, dimana industri tersebut
menjadi kontributor tertinggi terhadap penerimaan PPh Non Migas yaitu 31,8
persen dari total keseluruhan PPh Non Migas diikuti oleh sektor perdagangan
sebesar 19,3 persen, jasa keuangan sebesar 14 persen, dan pertanian sebesar 17
persen. Namun hal ini tidak mendorong peningkatan yang signifikan terhadap
4

Tax Ratio Indonesia, Tax Ratio Indonesia masih berada di bawah standar negara-
negara ASEAN. Selain itu, berdasarkan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Pajak tahun 2016 khususnya pada Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 tentang
Wajib Pajak (WP), baik berupa Orang Pribadi atau pun Badan yang melakukan
suatu kegiatan usaha dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 berupa angsuran
PPh tiap bulannya dan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 29 tentang PPh Kurang
Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan, jumlah penerimaan pajak dari
PPh pasal 25 dan PPh pasal 29 Badan tahun 2016 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, Direktorat Jenderal
Pajak menerima total jumlah pajak dari jenis pajak PPh pasal 25 dan PPh pasal 29
sebesar Rp 185,20 Triliun namun di tahun 2016 hanya menerima total jumlah
pajak dari PPh pasal 25 dan PPh pasal 29 Badan sebesar Rp 172,01 Triliun.
Artinya penerimaan jenis pajak PPh pasal 25 dan PPh pasal 29 mengalami
penurunan sebesar Rp 13,19 Triliun. Yang mana penerimaan PPh pasal 25 dan
PPh pasal 29 pada tahun 2016 didominasi oleh industri manufaktur.

Berdasarkan ISO 26000 sebagai pedoman bagi CSR, ISO 26000


memberikan garis besar tentang prinsip dan area inti yang harus dikelola oleh
organisasi, untuk memastikan organisasi dapat mengidentifikasi dan mengontrol
risiko tanggung jawab sosial tertentu dan dampaknya. Tujuan dari ISO 26000
adalah menerjemaahkan dari tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai
bentuk tanggung jawab dari sebuah perusahaan atau organisasi dari dampak
aktifitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, perusahaan harus konsisten
terhadap pembangunan yang berkelanjutan beserta kesejahteraan masyarakat
serta memperhatikan juga kepentingan-kepentingan para stakeholder. Pada saat
ini masyarakat kebanyakan tidak membutuhkan sekedar uang, tetapi masyarakat
membutuhkan hal lain selain dari uang yaitu pelatihan dan pembinaan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendukung tingkat perekonomian
di daerah tersebut, contohnya masyarakat diberikan pelatihan UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah). Hanya bimbingan, pelatihan, pembinaan hal ini lah
yang lebih penting di butuhkan oleh masyarakat. Kalau tidak memberikan hal-hal
tersebut maka masyarakat yang memiliki usaha mikro tidak akan maju dan
berkembang usahanya apalagi masyarakat yang tidak mempunyai keahlian
5

(Soemarno selaku Menteri BUMN, 2017).

Menurut Roy Lumbangaol staf dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia


(WaLHI) Sumatera Utara, menyebutkan kerusakan alam Indonesia pada tahun
2017 sangat tinggi akibat aktivitas manusia tidak memiliki kontrol dalam
pemanfaatan alam dan sumber daya alam itu sendiri, serta aktivitas korporasi
penyumbang kerusakan alam paling besar di Indonesia seperti pertambangan,
perkebunan, dan pembangunan pengembangan property
(http://news.metro24jam.com). Kasus lain terjadi pada April 2017, sekitar 5000
liter oli dari mesin steam boiler (ketel uap) pabrik milik PT Central Georgette
Nusantara Printing yang pecah tumpah mencemari Sungai Saguling di Kabupaten
Bandung, Jawa Barat, yang sebelumnya telah mencemari dua hektar lahan
pertanian warga.

Berdasarkan peraturan tersebut, praktik Corporate Social Responsibility


(CSR) di Indonesia telah diubah dari yang semula bersifat sukarela (voluntary)
menjadi suatu praktik tanggung jawab yang wajib (mandatory) dilaksanakan oleh
perusahaan. Contoh kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR)
seperti yang dilakukan PT Semen Indonesia melalui Program Investasi
Komunitas (Community Investment Program) 2014-2018, dengan empat pilar
utama yaitu Semen Indonesia Cerdas, Semen Indonesia Prima, Semen Indonesia
Lestari dan Semen Indonesia Peduli. Salah satunya dengan mengoperasikan
prabrik ramah lingkungan dengan diterapkan penggunaan Main Bag House Filter
teknologi pengganti Electrostatic Precipitator, sehingga memungkinkan emisi
debu rendah. Selama tahun 2014 PT Semen Indonesia mengalokasikan dana
pelaksanaan CSR lebih dari Rp 310 Miliar, meningkat 0,9% dibandingkan tahun
2013.

Menurut Abdul Malik Haramain sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR
dalam wawancara yang dilakukan pada 25 April 2016 mengatakan, pelaksanaan
program CSR walau selama ini sudah ada, masih lemah. Pada sisi akuntabilitas,
pelaksanaan program CSR juga dilihat oleh DPR rendah dan tidak transparan.
Terdapat perusahaan yang rutin melakukan dan juga yang tidak melakukan tetapi
melaporkan ke publik bahwa perusahaan melakukan program CSR.
6

Ketua umum IPPM Pangkep, Hardi, menuturkan Rapat Umum Pemegang


Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Semen Tonasa segera dilaksanakan secepatnya
mengingat sejumlah permasalahan terkait kesejahteraan masyarakat di sekitar
perusahaan itu terus bergulir. "Kami menerima dan mendukung sepenuhnya hasil
keputusan nanti asalkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dan
pastinya dana CSR harus diperjelas dan transparan" tambahnya. Demo kali ini
merupakan demo ulangan yang dilakukan aktivis LSM, masyarakat dan
kelompok pemuda terhadap ketidakadilan penyaluran CSR perusahaan semen
tersebut terhadap warga di sekitar pabrik.

Hubungan dari fenomena tersebut ialah perusahaan yang menerapkan CSR


akan mendapat dukungan dari masyarakat dan mendapatkan reputasi yang baik
dari masyarakat sehingga ini berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya,
perusahaan yang menerapkan CSR tersebut mendapat reputasi yang baik dari
masyarakat sehingga masyarakat membeli produk dan memanfaatkan jasa yang di
sediakan oleh perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat dan
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki reputasi yang baik
dari masyarakat, akan menarik perhatian para investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut di karenakan ada dukungan dari masyarakat yang
mempengaruhi besar kecilnya suatu ukuran perusahaan dan akan mempengaruhi
nilai perusahaan.

Suatu perusahan yang memiliki nilai yang baik pasti akan memperhatikan
dari segi lingkungan, produk, dan sosial maka dari itu sangat pentingnya
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk diterapkan dalam setiap perusahaan
agar kinerja perusahaan dengan praktik Corporate Social Responsibility (CSR)
akan membuat perusahaan tersebut melakukan kegiatan dan aktifitas operasional
perusahaan yang sehat untuk menjaga kepercayaan stakeholders.

Perusahaan sektor industri barang konsumsi merupakan cabang dari


perusahaan manufaktur. Industri barang konsumsi terdiri dari subsektor
farmasi ,subsektor industri food baverage, subsektor kosmetik, subsektor
peralatan rumah tangga dan subsektor rokok. Sektor barang konsumsi menopang
pertumbuhan manufaktur, sebagian besar terbentuk dari industri barang konsumsi
7

sebesar 44%, industri dasar sebesar 27%, dan aneka industri sebesar 27%.
Industri barang konsumsi dinilai cukup menjanjikan di Indonesia karena
didukung oleh kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup
besar.

Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR)


cukup popular di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyak perusahaan yang
mulai antusias dalam menjalankan aktivitas CSR dengan beberapa alasan,
diantaranya adalah agar dapat meningkatkan citra perusahaan, agar dapat
membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan, dan agar dapat menjamin
keberlangsungan perusahaan. Didalam dunia bisnis yang bergerak di bidang
pemanfaatan sumber daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung
tentu memberikan dampak pada lingkungan sekitarnya. Dampak pada lingkungan
tersebut mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya melaksanakan
tanggung jawab sosial. Saat ini sebagian besar perusahaan berbagai sektor bisnis
di Indonesia mengklaim bahwa mereka telah melaksanakan kewajiban sosialnya
terhadap lingkungan sekitar perusahaan, dan sebagian besar telah melakukan
pengungkapan CSR sebagai motivasi untuk meningkatkan kepercayaan publik
terhadap pencapaian usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan.

Praktik Corporate Social Responsibility (CSR) mulai dilakukan perusahaan


karena ingin agar masyarakat tidak hanya berfikiran negatif pada suatu
perusahaan, akan tetapi perusahaan juga mengharapkan adanya citra negatif yang
selama ini berkembang di masyarakat berubah menjadi positif dengan melakukan
praktik CSR tersebut. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan hal yang sangat penting diungkapkan dalam
laporan tahunan perusahaan. Sebagai upaya untuk menunjukkan tingkat
pertanggungjawabannya. Perusahaan memberikan penjelasan dan pelaporan
kepada masyarakat tentang berbagai aktivitas sosial dan lingkungan yang telah
dilakukan oleh perusahaan dan diwujudkan dengan pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang disosialisasikan ke publik dalam laporan
tahunan perusahaan (annual report).

Perusahaan saat ini tidak hanya dituntut mencari keuntungan saja tetapi
8

juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial di masyarakat. Pada segi


ekonomi, memang perusahaan diharapkan mendapatkan keuntungan yang
setinggi-tingginya. Tetapi dari aspek sosial, maka perusahaan harus memberikan
kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan lingkungan (Sunaryo, 2016).

Di Indonesia perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dapat


berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak. Tidak menutup
kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya
menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi merupakan perusahaan yang bergerak pada
bidang industri minuman dan makanan, industri rokok, industri farmasi, industri
kosmetik, barang keperluan rumah tangga, dan industri peralatan rumah tangga.

Terdapat kasus yang menyangkut tentang pengungkapan Corporate Social


Responsibility (CSR) yaitu kasus yang terkait permasalahan yang muncul
dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya kurang memperhatikan
kondisi lingkungan, produk dan sosial disekitarnya. Saat ini peredaran obat dan
makanan masih menjadi salah satu fokus utama yang perlu di perhatikan dan
diawasi oleh Badan POM maupun masyarakat. Oleh karena itu, Badan POM
bersama Balai Besar/Balai POM akan terus melakukan pengawasan secara
komprehensif meliputi pre-market evaluation dan post market control secara
rutin di seluruh Indonesia.

Berdasarkan penelitian terdahulu, menurut penelitian yang dilakukan oleh


Andrayani (2016) menyatakan temuan dari penelitian menunjukkan bahwa
profitabilitas dan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Hal ini terjadi apabila laba meningkat, berarti telah
terjadi peningkatan total asset. Sehingga laba yang diperoleh akan meningkat dan
ROA perusahaan juga semakin meningkat. Sehingga pengaruh profitabilitas
terhadap CSR signifikan positif. Apabila semakin tua umur perusahaan maka
perusahaan tersebut akan semakin eksis dan turut menentukan kepercayaan
9

investor sehingga investor akan semakin mudah untuk mendapatkan informasi


mengenai perusahaan tersebut.

Penelitian oleh Vivian (2020) menyatakan temuan dari penelitian


menunjukkan bahwa umur perusahaan dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikan dalam pengungkapan CSR. Sedangkan profitabilitas tidak memiliki
pengaruh dan tidak signifikan dalam pengungkapan CSR. Tanggung jawab sosial
berhubungan positif dengan ukuran perusahaan. Hubungan ukuran perusahaan
dan jumlah pengungkapan dijelaskan dengan teori keagenan. Perusahaan besar
secara sukarela akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk
mengurangi biaya keagenan (Naser et al., 2006; Sembiring, 2005). Vivian (2020)
menyatakan umur perusahaan berpengaruh signifikan karena hal ini mendukung
teori legitimasi, dapat dikatakan bahwa umur perusahaan menjadi faktor penting
pada perusahaan yang berumur tua karena, perusahaan yang berumur lebih tua
memiliki pengalaman banyak dan akan mengetahui kebutuhan konstituennya atas
informasi tentang perusahaan.

Dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang kontradiktif yang


menghasilkan hasil yang berbeda, maka peneliti merasa perlu melakukan
penelitian lebih dalam lagi. Peneliti memilih perusahaan barang konsumsi
makanan atau minuman sebagai objek penelitian, karena melihat meningkatnya
minat orang untuk membeli konsumsi makanan atau minuman. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR). Adapun judul dari penelitian ini adalah
“PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2015-2019”.
10

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR)?
2. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR)?
3. Apakah terdapat pengaruh umur perusahaan dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR)?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR).
3. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan dan ukuran perusahaan
secara bersama-sama terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR).

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam
pengembangan media pembelajaran secara lebih lanjut. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penerapan ilmu secara
teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan untuk media belajar
dalam memecahkan permasalahan secara ilmiah. Selain itu juga menjadi
bahan bacaan atau literatur bagi penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
11

tentang umur perusahaan, ukuran perusahaan terhadap pengungkapan


Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2019.
2. Bagi Regulator atau pembuat kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi
pembuat regulasi yang berkaitan dengan pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan mempertimbangkan dampaknya terhadap
penilaian investor terhadap koefisien respon laba dan manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan.
3. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi dengan memperhatikan
dampak pengungkapan yang dilakukan perusahaan, termasuk didalamnya
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial perusahaan dan pengaruhnya terhadap koefisien laba dan manajemen
laba yang dilakukan oleh perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Review Hasil Penelitian Terdahulu

Andrayani (2016:76) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh


Profitabilitas, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility (CSR) Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Industri
Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”.
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa berdasarkan metode analisis regresi berganda
diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
(profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan) dapat menjelaskan
variabel dependen sebesar 15,8%. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
berganda diperoleh hasil bahwa profitabilitas dan umur perusahaan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Jumlah
pengungkapan CSR paling banyak dilakukan oleh perusahaan PT Lionmesh
Prima Tbk (selama 5 tahun).

Nuryanti (2018: 84) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Pemerintah Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017”. Analisis data yang
digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Hasil dari penelitian
tersebut menjelaskan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perbankan di Indonesia sedangkan kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perbankan
di Indonesia.

Suwardika (2017:78) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Leverage,


Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai

12
13

Perusahaan pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


Periode 2013-2015”. Analisis data yang digunakan adalah analisis linier
berganda. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa pertama yaitu
leverage secara parsial berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang positif
terhadap nilai perusahaan, artinya semakin tinggi nilai leverage maka semakin
tinggi pula nilai perusahaan. Kedua ukuran perusahaan secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, artinya besar
kecilnya ukuran perusahaan tidak berdampak pada nilai perusahaan. Ketiga yaitu
pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan namun memiliki
arah yang negatif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin cepat pertumbuhan
suatu perusahaan akan berdampak buruk pada nilai perusahaan. Keempat yaitu
profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan dan mempunyai arah yang
positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Indriyani (2020:69) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Indeks LQ 45
Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018)”.
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi data
panel. Hasil penelitian ini diperoleh hasil analisis deskriptif profitabilitas
memiliki nilai mean sebesar 0.09848. Nilai maksimum profitabilitas dimilliki
oleh UNVR tahun 2018 dan nilai minimum dimiliki oleh INCO tahun 2017.
Ukuran perusahaan memiliki nilai mean sebesar 31.41246. Nilai maksimum
ukuran perusahaan dimiliki oleh ASII tahun 2018 dan nilai minimum dimiliki
oleh AKRA tahun 2015. Umur perusahaan memiliki nilai mean sebesar 22. Nilai
maksimum dimiliki oleh UNVR tahun 2018 dan nilai minimum dimiliki oleh
JSMR dan WIKA tahun 2015. Pengungkapan CSR memiliki nilai mean sebesar
0.28397. Nilai maksimum dimiliki oleh PTBA tahun 2015 dan nilai minimum
dimiliki oleh INCO tahun 2016. Profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Secara parsial, profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR,
sedangkan ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap
14

pengungkapan CSR.

Ramona (2017:68) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Corporate


Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)”. Analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linier sederhana dan berganda. Hasil dari penelitian tersebut
secara simultan, variabel independen CSR dan profitabilitas sebagai moderating
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.

Vivian (2020:75) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Corporate Social
Responsibility Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2018”. Analisis data yang digunakan adalah analisis
linear berganda. Hasil dari penelitian tersebut variabel independen secara uji f
menyatakan bahwa memiliki pengaruh dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan.
Hasil penelitian secara uji t, yang tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan
dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan adalah profitabilitas, leverage dan
dewan komisaris independen. Hasil penelitian secara uji t, yang memiliki
pengaruh dan signifikan dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan adalah ukuran
perusahaan dan umur perusahaan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Umur Perusahaan

2.2.1.1 Definisi Umur Perusahaan

Pradana dan Suzan (2016:15) mengemukakan bahwa umur


perusahaan menggambarkan lamanya suatu perusahaan didirikan dan
menjalankan usahanya. Umur perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu bersaing dan memiliki kinerja yang baik.
Masyarakat akan memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai
suatu perusahaan yang telah lama didirikan. Perusahaan yang sudah
lama didirikan dapat dikatakan lebih profesional dalam
15

menyampaikan informasi karena dianggap lebih berpengalaman.


Selain itu, perusahaan yang telah lama didirikan cenderung memiliki
komitmen yang kuat dalam melakukan kegiatan CSR dan
pengungkapannya.

Andrayani (2016:2) mengemukakan bahwa umur perusahaan


menunjukkan berapa lama perusahaan tersebut dibentuk dan
beroperasi. Bahwa semakin lama perusahaan itu beroperasi maka
masyarakat akan lebih banyak mengetahui informasi tentang
perusahaan tersebut, bahwa persero memiliki umur yang tidak
terbatas, sesuai dengan asumsi kesinambungan usaha/going concern.
Artinya umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kesinambungan usahanya. Umur perusahaan
adalah layanan waktu hidup suatu perusahaan yang menunjukkan
bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha
dan mampu mempertahankan kesinambungan usahanya serta
merupakan bagian dari dokumentasi yang menunjukkan tujuan dari
perusahaan tersebut.

2.2.1.2 Pengukuran Umur Perusahaan

Pernyataan yang dikemukakan oleh Collins dan Porras


(2001) mengemukakan bahwa umur perusahaan diukur dari tahun
pendirian suatu perusahaan hingga tahun penelitian. Adapun
perhitungan umur perusahaan menurut Collins & Porras (2001) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Umur Perusahaan = Tahun Penelitian – Tahun Pendirian Perusahaan

2.2.2. Ukuran Perusahaan

2.2.2.1 Definisi Ukuran Perusahaan

Prasetyorini (2013:186) mengemukakan bahwa ukuran


perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasi besar
16

kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total


aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan
dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Semakin besar total
aset yang dimiliki suatu perusahaan, semakin besar pula ukuran
perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang
ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka semakin banyak
juga perputaran hutang dalam perusahaan.

Fahmi (2014:79) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan


tergambar dalam signaling theory yang membahas tentang naik
turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya,
sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor.
Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif adalah
sangat mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan
berbagai cara dengan menanggapi sinyal tersebut, seperti memburu
saham yang dijual atau melakukan tindakan dalam bentuk tidak
bereaksi seperti wait and see atau tunggu dan lihat dulu
perkembangan yang ada baru kemudian mengambil tindakan.

Ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya


suatu perusahaan yang juga berpengaruh terhadap struktur modal dan
sangat berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
pinjaman. Perusahaan besar dinilai lebih mudah mendapatkan
pinjaman karena nilai aset yang dijadikan jaminan lebih besar dan
tingkat kepercayaan bank lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang
kecil.

Halim (2015:125) mengemukakan bahwa semakin besar


ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal
asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang
operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhnya adalah dengan
modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.
17

Pantow (2015:963) mengemukakan bahwa ukuran


perusahaan dapat diproyeksikan dengan rumus sebagai berikut:
Size = Log Natural Total Aset

2.2.2.1 Klasifikasi Ukuran Perusahaan

Menurut UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah memiliki klasifikasi ukuran perusahaan dibagi kedalam 4
(empat) kategori yaitu, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan
usaha besar. Pengertian dari usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah,
dan usaha besar menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 pasal 1 adalah
sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha peorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang- undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang- undang ini.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia”.
18

Kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU Nomor 20


Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki
beberapa kategori yang dijelaskan pada Bab IV Pasal 6 sebagai
berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
4. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan
ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai
nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
19

2.2.2.2 Pengukuran Ukuran Perusahaan

Hartono (2015:254) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan


(firm size) adalah besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur
dengan total aktiva/ besar harta perusahaan dengan menggunakan
perhitungan nilai logaritma total aktiva.
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡)

2.2.3. Corporate Social Responsibility (CSR)

2.2.2.3 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social


Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingan yang diantaranya adalah konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan. Dalam
segala aspek operasional perusahaaan yang mencakup aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan. CSR berhubungan erat dengan
“pertumbuhan berkelanjutan” yakni suatu organisasi terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau dividen, tetapi juga harus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusan itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang
lebih panjang (Wikipedia, 2020).

Sudana (2015:25) mengemukakan bahwa tanggung jawab


sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan tanggung jawab sebuah organisasi perusahaan terhadap
dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatannya kepada
masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dapat diwujudkan
dalam bentuk perilaku transparan dan etis, yang sejalan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat,
20

dengan mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan


(stakeholders), sejalan dengan hukum yang berlaku dan norma
perilaku internasional.

Suwandi (2017:11) mengemukakan bahwa Corporate Social


Responsibility (CSR) merupakan konsep yang telah dikenal luas
dikalangan pelaku usaha, masyarakat, konsep Corporate Social
Responsibility (CSR) terus berkembang dan semakin menarik minat
berbagai pihak. Dinamika yang berlangsung di antara para pemangku
kepentingan telah menyebabkan beragamnya perspektif yang
digunakan dalam memutuskan konsep Corporate Social
Responsibility (CSR).

Lamo (2015:17) mengemukakan bahwa Corporate Social


Responsibility (CSR) adalah bagian yang penting untuk dilaksanakan
karena kegiatannya selalu berhubungan dengan pemerintah dan
masyarakat sebagai stakeholders perusahaan. Supaya program
Corporate Social Responsibility (CSR) berkelanjutan, efektivitas,
efisien dan tepat sasaran baik kepada pemerintah maupun terhadap
masyarakat maka pelaksanaannya perlu dilakukan secara profesional
dengan melibatkan seluruh stakeholders terkait.

2.2.2.4 Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) terdiri dari 3 (tiga)


prinsip utama menurut Crowther dan Aras (2008) dalam Suwandi
(2017:21-22) sebagai berikut :
a. Sustainability (Keberlanjutan)
Prinsip ini berkaitan dengan tindakan yang dilakukan sekarang
yang berdampak dimasa depan. Sumber daya yang jumlahnya
terbatas dan lambat laun akan habis jumlahnya di masa
mendatang. Pada saat tertentu, sumber daya alternatif
dibutuhkan hanya sekedar memenuhi fungsi dari sumber daya
yang ada saat ini. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan
21

kegiatan yang berkelanjutan untuk masa yang akan datang.


b. Accountability (Pertanggungjawaban)
Accountability atau pertanggungjawaban berkaitan dengan
pengakuan perusahaan dalam melakukan tindakan yang
memengaruhi lingkungan eksternal. Tentunya perusahaan harus
bertanggung jawab pada tindakan yang telah dilakukan. Prinsip
ini berdampak pada hitungan akibat efek dari tindakan yang
diambil perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Lebih
kepada pelaporan terhadap stakeholders yang berhubungan dan
menjelaskan bagaimana kaitannya antara aktivitas yang
dilakukan terhadap stakeholders.
c. Transparancy (Transparan)
Transparency atau transparan merupakan sebuah prinsip yang
dinyatakan bahwa dampak eksternal harus dilaporkan secara
nyata tanpa disembunyikan. Prinsip ini berkaitan dengan kedua
prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) dan dapat
dikatakan sama dengan proses pengenalan tanggung jawab
terhadap efek yang dapat ditimbulkan oleh pihak luar atau sama
dengan proses transfer kekuatan kepada stakeholder.
Stakeholder juga dengan sadar dapat menjalankan dirinya
sebagai fungsi pengawasan karena organisasi melakukan prinsip
keterbukaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan.

2.2.2.5 Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Hendrik Budi Untung (2017:11-12) dalam buku Corporate


Social Responsibility mengemukakan secara konseptual,
pengungkapan (discloure) merupakan bagian menyeluruh dari
laporan keuangan secara teknis, pengungkapan merupakan langkah
akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk
seperangkat statement keuangan.

Seiring dengan ramainya masyarakat global terhadap produk-


produk ramah lingkungan CSR diatur oleh Undang-Undang PT No.
22

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengenai tanggung jawab


sosial dan lingkungan yang kegiatan atau usahanya berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakannya. Ketentuan ini
dimaksudkan untuk mendukung terjadinya hubungan perusahaan
yang baik, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan
budaya masyarakat setempat.

2.2.2.6 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Hendrik Budi Untung (2017:11-12) dalam buku Corporate


Social Responsibility mengemukakan bahwa dalam upaya mencapai
efektifitas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sedikitnya
ada empat model atau pola yang secara umum dilaksanakan di
Indonesia, yaitu :
a. Keterlibatan langsung.
Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan
atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim
diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya
perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi
yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan
c. Bermitra dengan pihak lain.
Pihak perusahaan melakukan kerja sama dengan lembaga sosial
atau organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas
atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam
pelaksanaannya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau medukung
suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi
23

pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah


pembangunan.

Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan yang


memiliki efektivitas yang tinggi hanya dapat dicapai jika pelaku
usaha tidak lagi berperan hanya sebagai dermawan. Sikap seperti
ini berdampak negatif, yaitu melestarikan ketergantungan pada
uang kontribusi. Dalam konteks pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan, semestinya dapat dibangun suatu relasi dalam
bentuk mitra kerja antara perusahaan dengan masyarakat setempat
dalam upaya mencapai tujuan bersama.

Dalam melaksanakan aktivitas CSR tidak ada standar atau


praktek-praktek tertentu yang dianggap terbaik, setiap perusahaan
memiliki karakteristik dan situasi yang unik yang berpengaruh
terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial.
Setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal
kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa
banyak hal yang telah dilakukan dalam hal mengimplementasikan
pendekatan CSR.

Meskipun tidak terdapat standar atau praktek-praktek tertentu


yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR, namun
kerangka kerja (framework) yang luas dalam pengimplementasian
CSR masih dapat dirumuskan, yang didasarkan pada pengalaman
dan juga pengetahuan dalam bidang-bidang seperti manajemen
lingkungan. Kerangka kerja ini mengikuti model “plan, do, check,
and improve” dan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan.

2.2.2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Corporate


Social Responsibility (CSR)

Hendrik Budi Untung (2017:11-12) dalam buku Corporate


Social Responsibility mengemukakan bahwa Menurut Prince of
24

Wales Foundation ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi


Implementasi CSR. Pertama, menyangkut Human Capital atau
pemberdayaan manusia. Kedua, Environments yang berbicara tentang
lingkungan. Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat,
Social Cohesion artinya dalam melaksanakan CSR jangan
menimbulkan kecemburuan sosial. Kelima, Economic Strength atau
memberdayakan lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi.

2.2.2.8 Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Hendrik Budi Untung (2017:14-15) dalam buku Corporate


Social Responsibility mengemukakan bahwa manfaat CSR
Perusahaan yang telah meyakini CSR sebagai suatu kewajiban bagi
perusahaan, maka dengan sendirinya perusahaan telah melaksanakan
investasi social. Sebagai investasi sosial maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang akan diperoleh,
antara lain yaitu:
1. Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih
kokoh, misalnya lewat efisiensi lingkungan.
2. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi.
3. Mendorong komitmen karyawan. Karena mereka diperhatikan
dan dihargai.
4. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
5. Mempertinggi reputasi dan corporate building.

2.2.2.9 Konsep Piramida Corporate Social Responsibility (CSR)

Hendrik Budi Untung (2017:17-18) dalam buku Corporate


Social Responsibility mengemukakan bahwa konsep piramida CSR
memberikan sebuah justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah
perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat disekitarnya.
CSR adalah puncak piramida yang erat terkait, dan bahkan identik
dengan, tanggung jawab filantropis.
25

1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make profit.


Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah
pondasi perusahaan, dan perusahaan harus memiliki nilai tambah
ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan terus hidup dan
berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan
harus taat hukum.
3. Tanggung jawab etis. Kata kuncinya: be ethical. Perusahaan
memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik,
benar, dan adil. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan
bagi perilaku organisasi perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Kata kuncinya: be good citizen.
Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan
berlaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberikan
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di
perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada
perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah
nonfiduciary responsibility.

2.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian

2.3.1 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR

Andrayani (2016:84) mengemukakan bahwa umur perusahaan


memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, Perusahaan bukan
hanya beroperasi untuk meraih keuntungannya sendiri, namun harus
memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat dan memperhatikan
kepentingan masyarakat. Perusahaan yang telah lama didirikan cenderung
memiliki kesadaran untuk melakukan kegiatan CSR dan pengungkapannya
agar memperoleh kepercayaan dari pihak eksternal dan mampu bertahan
ditengah persaingan yang semakin kuat. Oleh sebab itu, semakin lama ukur
perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan CSR perusahaan.
26

Umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan


mampu bersaing. Umur perusahaan sangat mempengaruhi laporan
keuangan perusahaan karena berkaitan dengan pengembangan dan
pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin lama usia perusahaan, semakin
luas hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sosial. Dengan semakin
luasnya hubungan dengan lingkungan sosial, maka usia perusahaan
memiliki hubungan konseptual yang kuat dengan semakin lamanya usia
perusahaan dengan pengungkapan CSR.

Berdasarkan teori dan penelitian diatas maka jawaban sementara


penelitian ini adalah umur perusahaan berpengaruh pengungkapan CSR
(Andrayani, 2016:84, Dewi, 2017:85, Mimba, 2015:57, Wulansari,
2015:76) menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Ketidakkonsistenan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Maiyarni, 2014:87, Subiantoro, 2015:95) yang menunjukkan hasil
bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap CSR

Indriyani (2016:87) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan


memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR Perusahaan yang
besar akan mendapatkan tuntutan yang lebih banyak dari masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan CSR dan pengungkapannya. Hal ini dikarenakan
perusahaan besar lebih dikenal oleh publik dan melakukan kegiatan
operasional yang berdampak lebih luas terhadap masyarakat dan
lingkungan. Oleh sebab itu, semakin besar ukuran perusahaan maka akan
semakin luas pengungkapan CSR perusahaan.

Ukuran perusahaan (size) secara langsung mencerminkan tinggi


rendahnya aktivitas operasi atau suatu perusahaan. Pada umumnya,
semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula
aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan
dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran
perusahaan umumnya menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan
27

maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar.

Berdasarkan teori dan penelitian diatas maka jawaban sementara


penelitian ini adalah umur perusahaan berpengaruh pengungkapan CSR
(Indriyani, 2016:87, Dewi, 2017:65, Mimba, 2015:87, Wulansari, 2015:96)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Ketidakkonsistenan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Maiyarni, 2014:77, Subiantoro, 2015:75) yang menunjukkan hasil
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2.4 Kerangka Konseptual Penelitian

Sugiyono (2017:25) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan


sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Kerangka konseptual adalah proses yang sangat penting
dalam menyusun suatu penelitian, karena dalam proses ini pembaca dapat
mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dan bagaimana urutan
penelitian itu dilakukan.

Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan


mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka
konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti didalam merumuskan masalah
penelitian.Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun
untuk menentukan pertanyaan- pertanyaan mana yang harus dijawab oleh
penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk
menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual
diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan
induktif (fakta yang ada atau empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-
inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.
Kerangka dalam penulisan skripsi ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
28

Umur Perusahaan
(X1) H1

Pengungkapan CSR
(Y)

H2
Ukuran Perusahaan (X2)

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan gambar 2.1 terlihat bahwa Umur Perusahaan (X1), Ukuran


Perusahaan (X2) sebagai variabel bebas (variabel independen), dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Y) sebagai variabel terikat
(variabel dependen).

2.5 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian pada halaman
sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian secara simultan terdapat pengaruh umur perusahaan,
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR.
2. Hipotesis penelitian parsial:
a. Terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan CSR
b. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR
BAB III
METODA PENELITIAN

3.1 Strategi Penelitian

Strategi penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Sugiono (2017:21)


mengemukakan bahwa penelitian kausalitas adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat. Jadi, disini ada variabel yaitu variabel independen (mempengaruhi) dan
variabel dependen (dipengaruhi).

Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan pemecahan


masalah atas apa yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan suatu
metode penelitian yang tepat dan relevan.

Sugiyono (2017:22) mengemukakan bahwa cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata
kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Pada penelitian ini
metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kuantitatif dengan
penelitian survei.

Sugiyono (2017:8) mengemukakan bahwa metode kuantitatif adalah


metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan penelitian survei yaitu
penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesis.
30

Sugiyono (2017:12) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah


penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk
menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Sugiyono (2017:80) mengemukakan bahwa populasi penelitian


adalah wilayah generisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa populasi bukan


hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari,
melainkan meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut. Dalam penelitian ini, populasi yang
digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

Tabel 3.1.
Daftar Populasi Penelitian

Kode/Nama
No Nama
Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
3 CINT Chitose Internasional Tbk.
4 DLTA Delta Djakarta Tbk.
5 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
6 GGRM Gudang Garam Tbk.
7 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
31

Kode/Nama
No Nama
Perusahaan
10 KAEF Kimia Farma Tbk.
11 KLBF Kalbe Farma Tbk.
12 MERK Merck Tbk.
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
14 MYOR Mayora Indah Tbk.
15 PYFA Pyridam Farma Tbk
16 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
17 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido
18 SKBM Sekar Bumi Tbk.
19 SKLT Sekar Laut Tbk.
20 STTP Siantar Top Tbk.
21 TCID Mandom Indonesia Tbk.
22 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
23 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
24 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
25 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
Sumber: Arsip Peneliti

3.2.2 Sampel Penelitian

Sugiyono (2017:12) mengemukakan bahwa sampel penelitian


adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini


adalah metode non probability dengan teknik pengambilan sampel
penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling.

Adapun beberapa pertimbangan atau kriteria penentu sampel yang


akan digunakan pada penelitian ini disajikan pada tabel 3.2. berikut ini:
32

Tabel 3.2.
Kriteria Penentuan Sampel
N Jumlah
Keterangan
o Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur sektor industri barang
1 (60)
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
2 (21)
yang baru masuk bursa pada periode pengamatan
3 Perusahaan dengan laporan keuangan tidak lengkap (4)
4 Perusahaan yang mengalami rugi pada periode penelitian (10)
Jumlah Perusahaan yang digunakan sebagai sampel 25
Periode pengamatan (tahun) 5
Jumlah Sampel 125
Sumber: Data yang diolah

3.3 Data dan Metoda Pengumpulan Data

3.3.1 Data Penelitian

Sugiyono (2017:16) mengemukakan bahwa data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data
primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan
menunjang penelitian ini. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sumber data sekunder yang berasal dari data eksternal. Sumber
data sekunder eksternal adalah sumber data yang diperoleh dari sumber di
luar perusahaan dan diperoleh secara tidak langsung, melalui media
perantara. Data yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh dari Bursa
Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi tahun 2015-2019 yang didapat dari Annual Report yang
diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
www.idx.co.id.
3.3.2 Metoda Pengumpulan Data
33

Sugiyono (2017:224) teknik pengumpulan data adalah beberapa cara


yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Metoda Dokumentasi
Metoda ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder
yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan yang sudah
dipublikasikan melalui website resmi pada masing-masing
perusahaan yang diperoleh dari statistik total asset perusahaan dan
publikasi lainnya yang terkait dengan hipotesis penelitian.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2017:37) mengemukakan bahwa operasionalisasi variabel


adalah penggambaran definisi yang ada dalam penelitian. Variabel penelitian
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada tiga (3) jenis
yaitu (2) variabel independen : Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan (1)
variabel dependen yaitu Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Dari variabel yang sudah tertera maka dapat diuraikan sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas yang


artinya variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Umur Perusahaan (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2).

3.4.2 Variabel Dependen (Y)


34

Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat yang


artinya variabel ini muncul karena dipengaruhi atau menjadi akibat dari
variabel bebas atau independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (Y). Jika
disimpulkan, masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat
didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Ringkasan Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diukur Alat Ukur (Dimensi) Skala

Variabel Independen (X)


Umur Perusahaan (X1) Dihitung mulai tahun pendirian Nominal
perusahaan hingga tahun penelitian.
(Collins dan Poras, 2001)

Ukuran Perusahaan (X2) Size = Ln (Total Aset) Nominal


(Pantow, 2015)

Variabel Dependen (Y)

Pengungkapan CSR (Y1) Nominal


Jumlah Pengungkapan Item
CSR=
Jumlah Item yang diharapkan
(Sudana, 2015)

Sugiyono (2016:38) mengemukakan bahwa variabel penelitian


adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

3.5 Metoda Analisis Data

Sugiyono (2017:147) mengemukakan bahwa metoda analisis data yaitu


mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, metabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
35

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan


melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Metoda analis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi parsial dan berganda, dimana pengolahan tersebut menggunakan
analisis statistik deskriptif. Penelitian ini menggunakan alat bantu program
komputer untuk mengelola data berupa Software Eviews versi 11. Sebelum
melakukan uji regresi parsial dan berganda dilakukan uji data yaitu uji asumsi
klasik.

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan terlebih dahulu untuk


mengetahui apakah data layak untuk dianalisis. Tujuannya adalah untuk
menghindari terjadinya estimasi yang bias, karena tidak semua data dapat
diterapkan regresi.

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji


reliabilitas, uji multikolinearitas dan uji hesterokdastisitas. Dalam
menganalisis regresi linear untuk menghindari penyimpangan asumsi
klasik perlu dilakukan beberapa uji antara lain:

3.5.1.1 Uji Normalitas

Ghozali (2016:154) mengemukakan bahwa uji normalitas


dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi
secara normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan.
Pengambilan keputusan pada pengujian ini didasarkan pada nilai
probabilitas Jarque-Bera hasil pengujian. Jika nilai probabilitas
Jarque-Bera lebih besar daripada taraf signifikansi sebesar 0,05
yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa data telah
terdistribusi normal. Jika nilai probabilitas Jarque-Bera lebih kecil
36

daripada taraf signifikansi yang digunakan maka dapat disimpulkan


bahwa data tidak terdistribusi normal.

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2016:103) mengemukakan bahwa pengujian


multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Pengujian multikolinearitas adalah pengujian yang mempunyai
tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Pengambilan
keputusan pada pengujian ini didasarkan pada nilai Centered VIF.
Jika nilai Centered VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.
Jika nilai Centered VIF lebih besar dari 10 maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi masalah multikolinearitas dalam
penelitian ini.

3.5.1.3 Uji Hesterokdastisitas

Ghozali (2016:134) mengemukakan bahwa uji ini


bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaknyamanan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pengambilan keputusan dalam pengujian ini
didasarkan pada nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square.
Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square lebih besar dari
taraf signifikansi sebesar 0.05 yang telah ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
penelitian ini. Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square
lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas dalam
penelitian ini.
37

3.5.1.4 Uji Autokorelasi

Ghozali (2016;107) mengemukakan bahwa autokorelasi


muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Permasalahan ini muncul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokolerasi.

Pengambilan keputusan dalam pengujian ini didasarkan


pada nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square. Jika nilai
probabilitas chi-square dari Obs*R-square lebih besar dari taraf
signifikansi sebesar 0.05 yang telah ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam penelitian
ini. Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square lebih kecil
dari taraf signifikansi yang ditetapkan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini.

3.5.2 Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel digunakan untuk mengukur pengaruh


antara lebih dari satu variabel. Data panel adalah data yang dikumpulkan
secara cross section dan diikuti pada periode waktu tertentu. Teknik data
panel yaitu dengan menggabungkan jenis data cross section dan time
series. Menurut Basuki dan Prawoto (2017:275) data panel merupakan
gabungan antara dua kurun waktu (time series) dan data silang (cross
section). Keunggulan penggunaan data panel memberikan keuntungan
diantaranya sebagai berikut (Basuki dan Prawoto, 2017:275) :
1. Data panel mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara
eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.
2. Data panel dapat digunakan untuk menguji, membangun dan
mempelajari model- model perilaku yang kompleks.
3. Data panel mendasarkan diri pada observasi yang bersifat cross
38

section yang berulang-ulang (time series) sehingga cocok digunakan


sebagai study of dynamic adjustment.
4. Data panel memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih
bervariasi dan dapat mengurangi kolinieritas antar variabel derajat
kebebasan (degree of freedom) yang lebih tinggi sehingga dapat
diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
5. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin
ditimbulkan oleh agregasi data individu.
6. Data panel dapat mendeteksi lebih baik dan mengukur dampak yang
secara terpisah di observasi dengan menggunakan data time series
ataupun cross section.

3.5.3 Metoda Estimasi Regresi Data Panel

Teknik model regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga


pendekatan alternatif metoda pengolahannya yaitu metoda Common Effect
Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM),dan Random Effect Model
(REM) sebagai berikut :

3.5.3.1 Common Effect Model (CEM)

Fairuz (2017:187) mengemukakan bahwa Common Effect


Model dikatakan sebagai model yang paling sederhana, dimana
pendekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang
dimiliki oleh data panel. Common Effect Model dilakukan dengan
mengkombinasikan data time series dan cross-section.
Penggabungan kedua jenis data tersebut dapat digunakan metoda
OLS biasa sehingga sering disebut dengan Pooled Least Square
atau common OLS model untuk mengestimasi model data panel.

Common Effect Model adalah model yang paling


sederhana, karena metode yang digunakan dalam Common Effect
Model hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
39

section. Dengan hanya menggabungkan kedua jenis data tersebut,


maka dapat digunakan Ordinal Least Square Model (OLS) atau
teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi


individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan bahwa perilaku
data antar perusahaan sama dalam rentan waktu. Asumsi ini jelas
sangat jauh dari realita sebenarnya, karena karakteristik antar
perusahaan baik dari segi kewilayahan jelas sangat berbeda.

Persamaan metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽 𝑋 𝑖𝑡 + 𝜀𝑖t

Dimana :
𝑌𝑖𝑡 : Variabel terikat individu ke-i pada waktu ke-i 𝑋 j
𝑖𝑡 : Variabel bebas ke-j individu ke-i pada waktu ke-t
I : Unit cross-section sebanyak N
J : Unit time series sebanyak T
𝜀𝑖𝑡 : Komponen error individu ke-i pada waktu ke-t
α : Intercept
𝛽 : Parameter untuk variabel ke-j

3.5.3.2 Fixed Effect Model (FEM)

Fairuz (2017:189) mengemukakan bahwa model ini


digunakan untuk mengatasi kelemahan dari analisis data panel
yang menggunakan Common Effect Model, penggunaan data panel
Common Effect Model tidak realistis karena akan menghasilkan
intercept ataupun slope pada data panel yang tidak berubah baik
antar individu (cross section) maupun antar waktu (time series).
Model ini juga untuk mengestimasi data panel dengan
menambahkan variabel dummy. Teknik ini dinamakan Least
Square Dummy Variabel (LSDV).
40

Selain diterapkan untuk efek tiap individu, LSDV ini juga


dapat mengkombinasikan efek waktu yang bersifat sismatik. Hal
ini dapat dilakukan melalui penambahan variabel dummy waktu di
dalam model. Model ini digunakan untuk mengatasi kelemahan
dari analisis data panel yang menggunakan metoda Common Effect
Model, penggunaan data panel Common Effect Model tidak
realistis karena akan menghasilkan intercept ataupun slope pada
data panel yang tidak berubah baik antar individu (cross section)
maupun antar waktu (time series).

Model ini juga untuk mengestimasi data panel dengan


menambahkan variabel dummy. Model ini mengasumsikan bahwa
terdapat efek yang berbeda antar individu. Perbedaan ini dapat
diakomodasi melalui perbedaan diintersepnya. Oleh karena itu
dalam Fixed Effect Model, setiap individu merupakan parameter
yang tidak diketahui dan akan diestimasi dengan menggunakan
teknik variabel dummy yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡 =𝖺𝑖+ 𝛽𝑗𝑋𝑖𝑡 𝑗 + ∑𝑖=2 𝑛 𝛼𝑖𝐷𝑖 + 𝜀𝑖𝑡
Dimana :
𝑌𝑖𝑡 : Variabel terikat individu ke-i pada waktu ke-i
𝑋𝑖𝑡 𝑗 : Variabel bebas ke-j individu ke-i pada waktu ke-t
𝐷𝑖 : Dummy variabel
𝜀𝑖𝑡 : Komponen error individu ke-i pada waktu ke-t
Α : Intercept
𝛽𝑗 : Parameter untuk variabel ke-j

Teknik ini dinamakan Least Square Dummy Variabel


(LSDV). Selain diterapkan untuk efek tiap individu, LSDV ini
juga dapat mengkombinasikan efek waktu yang bersifat sismatik.
Hal ini dapat dilakukan melalui penambahan variabel dummy
waktu di dalam model.

3.5.3.3 Random Effect Model (REM)


41

Fairuz (2017:192) mengemukakan bahwa metoda


Random Effect Model adalah metoda yang menggunakan residual
yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar
individu/perusahaan. Dalam metoda ini mengasumsikan bahwa
setiap variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep
tersebut bersifat random/stokastik. Dalam metoda ini perbedaan
karakteristik individu dan waktu diakomodasikan dengan error
dari model.

Mengingat terdapat dua komponen yang mempunyai


kontribusi pada pembentukan error yaitu individu dan waktu,
maka pada metoda ini perlu diuraikan menjadi error dari
komponen individu, error untuk komponen waktu dan error
gabungan.
Persamaan Random Effect Model dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽 𝑋 𝑖𝑡 + ; 𝜀𝑖𝑡 = 𝑢𝑖 + 𝑉𝑡 + 𝑊𝑖t
Dimana :
𝑢𝑖 : Komponen error cross-section
𝑉𝑡 : Komponen time series
𝑊𝑖𝑡 : Komponen error gabungan

3.5.4 Pemilihan Model Regresi Data Panel

Software Eviews versi 11 memiliki beberapa pengujian yang akan


membantu menemukan metoda apa yang paling efisien digunakan dari
ketiga model tersebut. Pemilihan model untuk menguji persamaan regresi
yang akan di estimasi dapat digunakan tiga penguji yaitu uji Chow, uji
Hausmant dan uji Langrange Multiplier yang akan diuraikan sebagai
berikut :

3.5.4.1 Uji Chow


42

Ghozali (2017:184) mengemukakan bahwa uji Chow


adalah untuk menentukan uji mana di antara kedua model yakni
Common Effect Model dan Fixed Effect Model yang sebaiknya
digunakan dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji chow
ini sebagai berikut :
H0 : Common Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Apabila hasil uji ini menunjukkan probabilitas F lebih dari
taraf signifikansi 0,05 maka model yang dipilih adalah Common
Effect Model. Sebaliknya, apabila probabilitas F kurang dari taraf
signifikansi 0,05 maka model yang sebaiknya dipakai adalah Fixed
Effect Model.

3.5.4.2 Uji Hausman

Ghozali (2017: 199) mengemukakan bahwa uji Hausman


yaitu untuk menentukan uji mana diantara kedua Random Effect
Model dan Fixed Effect Model yang sebaiknya dilakukan dalam
pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji Hausman sebagai
berikut :
H0 : Random Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Jika probabilitas Chi-Square lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05
maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed Effect Model
dan sebaliknya.

3.5.4.3 Uji Langrange Multiplier


Ghozali (2017:180) mengemukakan bahwa Lagrange
Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah Random
Effect Model atau Common Effect model metode Ordinal Least
Square (OLS) yang paling tepat digunakan. Uji signifikasi
Random Effect model ini dikembangkan oleh Breusch Pagan.
43

Metode Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect model


didasarkan pada nilai residual dari metode OLS.

Jika nilai LM statistik lebih besar dari nilai kritis statistik


chi-squares maka kita menolak hipotesis nol, yang artinya estimasi
yang tepat untuk model regresi data panel adalah Random Effect
Model dari pada Common Effect Model. Sebaliknya jika nilai LM
statistik lebih kecil dari nilai statistik chi-squares sebagai nilai
kritis, maka kita menerima hipotesis nol, yang artinya estimasi
yang digunakan dalam regresi data panel adalah Common Effect
Model bukan Random Effect Model.

Uji LM tidak digunakan apabila pada uji Chow dan uji


Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Fixed Effect
Model. Uji LM dipakai manakala pada uji Chow menunjukan
model yang dipakai adalah Common Effect Model, sedangkan pada
uji Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Random
Effect Model. Maka diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk
menentukan Common Effect Model atau Random Effect Model
yang paling tepat.

Untuk menentukan pendekatan mana yang lebih baik


digunakan pengujian baik dari model dan pengujian maka
digambarkan sebagai berikut:

Common Effect Model


(CEM)
Chow
Test

Fixed Effect Model


LM
(FEM)
Test
Hausman
Test

Random Effect
(REM)

44

Gambar 3.1

Pengujian Kesesuaian Model

3.5.5 Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono (2017:45) mengemukakan bahwa statistik deskriptif


berfungsi untuk memberikan gambaran tentang variabel-variabel
penelitian yang dilihat dari rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai
minimum, dan standar deviasi. statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sujarweni (2015:37) mengemukakan bahwa statistik deskriptif
berusaha untuk menggambarkan berbagai karakteristik data yang berasal
dari suatu sampel. Statistik deskriptif seperti mean, median, modus,
presentile, desile, quartile, dalam bentuk analisis angka maupun
gambar/diagram.
Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan dan
menggambarkan variabel-variabel berdasarkan data yang dikumpulkan
pada periode tertentu. Karakteristik data yang digambarkan dapat dilihat
sebagai berikut:
a. Nilai maksimum dari sejumlah populasi yang dikumpulkan
b. Nilai minimum dari sejumlah populasi yang dikumpulkan
c. Nilai rata – rata (mean) dari sejumlah populasi yang dapat mewakili
nilai-nilai yang terkumpul, maka akan digunakan rumus sebagai
berikut:
1. Mean (rata-rata hitung)
Mean (rata-rata hitung) adalah suatu nilai yang diperoleh
dengan cara membagi seluruh nilai pengamatan dengan
banyaknya pengamatan. Mean dapat dirumuskan sebagai
berikut
𝑀𝑒 = ∑ 𝑋𝑖
45

𝑛
Keterangan :
Me = Mean
∑ 𝑋𝑖 = Jumlah Nilai X ke I sampai ke n
𝑛 = Jumlah Sampel atau data
2. Standar Deviasi
Standar deviasi digunakan untuk menilai disperse rata-rata atau
sampel. Setelah rata-rata diketahui maka perlu ditentukan
sebaran datanya. Semakin kecil sebarannya berarti nilai data
semakin sama, jika sebarannya bernilai nol, maka nilai semua
datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya maka
nilai yang ada semakin bervariasi. Standar deviasi dapat
dirumuskan sebagai berikut:

∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝑥) 2
𝑆=√ 𝑖−1

𝑛−1
Keterangan :
S = Standar deviasi (simpangan baku)
Xi = Nilai X ke I sampai ke n
𝑥 = Rata – rata nilai
𝑛 = Jumlah sample

3. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah
disusun urutannya dari yang terkecil sampai dengan yang
terbesar. Rumus median adalah sebagai berikut :
x1 + x2
Med =
n

Keterangan:
46

Med = Median
n = Banyaknya nilai tengah
X1 = Nilai tengah pertama dimana median terletak
X2 = Nilai tengah kedua dimana median terletak

3.5.6 Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui


sejauh mana besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y). Metode ini menghubungkan satu variabel dependen dengan
banyak variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah pengungkapan CSR, sedangkan yang menjadi variabel
bebas adalah umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Model hubungan
pengungkapan CSR dengan variabel-variabel bebasnya tersebut disusun
dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan:
Y : Penafsiran Variabel Dependen (Pengungkapan CSR)
b1 : Koefisien regresi Variabel Independen 1
b2 : Koefisien regresi Variabel Independen 2
a : Nilai Konstanta
X1 : Umur Perusahaan
X2 : Ukuran Perusahaan
e : Error

3.5.7 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini ada tiga pengujian yaitu analisis

koefisien determinasi (adjusted R2), uji parsial (uji t), uji simultan (uji f),
parsial sebagai berikut:

3.5.7.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)


47

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui


besarnya sumbangan efektif yang diberikan variabel independen
(umur perusahaan, dan ukuran perusahaan) terhadap variabel
dependen (pengungkapan CSR). Semakin besar nilai determinasi
maka semakin besar varian sumbangan terhadap variabel
terikatnya. Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai

(R2). Rumusnya adalah :

KD = r 2 x 100%
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
R : Koefisien Korelasi

3.5.7.2 Uji Parsial (t)

Uji parsial (uji t) pada dasarnya digunakan untuk


mengetahui pengaruh variabel independen (bebas) terhadap
variabel dependen (terikat) secara individual (Ghozali, 2016:99).

Untuk mengetahui nilai apakah nilai t statistik tabel, tingkat


signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan kriteria
pengambilan keputusan dalam pegujian ini adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel
independen.
2. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, artinya
variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi
variabel dependen.

3.5.7.3 Uji Simultan (f)

Uji simultan (uji f) digunakan untuk menguji kemampuan


seluruh variabel independen secara bersama-sama dalam
48

menjelaskan variabel dependen. Pengujian dapat dilakukan


dengan membandingkan nilai f hitung dengan f tabel (Ghozali,
2016:95). Pada tingkat signifikan sebesar < 0,05 dengan kriteria
penguji sebagai berikut :
1. Apabila nilai P-Value f statistik < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima yang artinya variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel-variabel dependen.
2. Apabila nilai P-Value f statistik > 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima yang artinya variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel-variabel dependen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Deskripsi Obyek Penelitian


Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah pihak
yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek diantara mereka. BEI mengklasifikasikan perusahaan-
perusahaan yang mencatatkan sahamnya ke dalam 9 sektor berdasarkan klasifikasi
industry yang ditetapkan oleh BEI yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange
Industrial Classification) yaitu : Pertanian (Agriculture), Pertambangan (Mining),
Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals), Aneka Industri
(Miscellaneous Industry), Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry),
Properti dan Real Estate (Property and Real Estate), Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi (Infrastructure, Utility, and Transportation), Finansial (Finance),
dan Perdagangan, Jasa dan Investasi (Trade, Service and Investment).
Sektor yang diteliti pada penelitian ini adalah sektor industri barang konsumsi.
Pemilihan sektor industri barang konsumsi didasarkan pada industri ini adalah
penopang sektor manufaktur dan memiliki sumber daya yang sangat besar. Selain
itu industri ini merupakan industri yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Berdasarkan alasan tersebutlah peneliti memilih sektor industri barang konsumsi
sebagai sektor yang diamati dalam penelitian ini.

1.2. Hasil Pengolahan Data


1.2.1. Hasil Pengolahan Data Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Pada penelitian ini, variabel dependen merupakan
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan membandingkan
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dibanding dengan jumlah
seluruh pengungkapan yang seharusnya diungkapkan. Berikut ini
merupakan hasil pengelolaan pengungkapan Corporate Social Responsibily.
50

Tabel 4.1.
Hasil Pengolahan Variabel Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Total Total
No Tahun Kode Pengungkapa Item Hasil CSR
n CSR CSR
1 12/31/2015 ADES 8 78 0,102564103
1 12/31/2016 ADES 8 78 0,102564103
1 12/31/2017 ADES 8 78 0,102564103
1 12/31/2018 ADES 8 78 0,102564103
1 12/31/2019 ADES 26 78 0,333333333
2 12/31/2015 BUDI 18 78 0,230769231
2 12/31/2016 BUDI 12 78 0,153846154
2 12/31/2017 BUDI 12 78 0,153846154
2 12/31/2018 BUDI 12 78 0,153846154
2 12/31/2019 BUDI 12 78 0,153846154
3 12/31/2015 CINT 8 78 0,102564103
3 12/31/2016 CINT 10 78 0,128205128
3 12/31/2017 CINT 8 78 0,102564103
3 12/31/2018 CINT 8 78 0,102564103
3 12/31/2019 CINT 25 78 0,320512821
4 12/31/2015 DLTA 9 78 0,115384615
4 12/31/2016 DLTA 11 78 0,141025641
4 12/31/2017 DLTA 12 78 0,153846154
4 12/31/2018 DLTA 15 78 0,192307692
4 12/31/2019 DLTA 14 78 0,179487179
5 12/31/2015 DVLA 8 78 0,102564103
5 12/31/2016 DVLA 7 78 0,08974359
5 12/31/2017 DVLA 13 78 0,166666667
5 12/31/2018 DVLA 15 78 0,192307692
5 12/31/2019 DVLA 17 78 0,217948718
51

6 12/31/2015 GGRM 8 78 0,102564103


6 12/31/2016 GGRM 8 78 0,102564103
6 12/31/2017 GGRM 10 78 0,128205128
6 12/31/2018 GGRM 9 78 0,115384615
6 12/31/2019 GGRM 10 78 0,128205128
7 12/31/2015 HMSP 7 78 0,08974359
7 12/31/2016 HMSP 23 78 0,294871795
7 12/31/2017 HMSP 11 78 0,141025641
7 12/31/2018 HMSP 15 78 0,192307692
7 12/31/2019 HMSP 16 78 0,205128205
8 12/31/2015 ICBP 10 78 0,128205128
8 12/31/2016 ICBP 8 78 0,102564103
8 12/31/2017 ICBP 10 78 0,128205128
8 12/31/2018 ICBP 10 78 0,128205128
8 12/31/2019 ICBP 10 78 0,128205128
9 12/31/2015 INDF 10 78 0,128205128
9 12/31/2016 INDF 15 78 0,192307692
9 12/31/2017 INDF 14 78 0,179487179
9 12/31/2018 INDF 13 78 0,166666667
9 12/31/2019 INDF 15 78 0,192307692
10 12/31/2015 KAEF 20 78 0,256410256
10 12/31/2016 KAEF 16 78 0,205128205
10 12/31/2017 KAEF 15 78 0,192307692
10 12/31/2018 KAEF 15 78 0,192307692
10 12/31/2019 KAEF 10 78 0,128205128
11 12/31/2015 KLBF 14 78 0,179487179
11 12/31/2016 KLBF 15 78 0,192307692
11 12/31/2017 KLBF 14 78 0,179487179
11 12/31/2018 KLBF 15 78 0,192307692
52

11 12/31/2019 KLBF 15 78 0,192307692


12 12/31/2015 MERK 15 78 0,192307692
12 12/31/2016 MERK 15 78 0,192307692
12 12/31/2017 MERK 15 78 0,192307692
12 12/31/2018 MERK 15 78 0,192307692
12 12/31/2019 MERK 15 78 0,192307692
13 12/31/2015 MLBI 20 78 0,256410256
13 12/31/2016 MLBI 25 78 0,320512821
13 12/31/2017 MLBI 25 78 0,320512821
13 12/31/2018 MLBI 20 78 0,256410256
13 12/31/2019 MLBI 20 78 0,256410256
14 12/31/2015 MYOR 15 78 0,192307692
14 12/31/2016 MYOR 15 78 0,192307692
14 12/31/2017 MYOR 15 78 0,192307692
14 12/31/2018 MYOR 15 78 0,192307692
14 12/31/2019 MYOR 15 78 0,192307692
15 12/31/2015 PYFA 10 78 0,128205128
15 12/31/2016 PYFA 15 78 0,192307692
15 12/31/2017 PYFA 15 78 0,192307692
15 12/31/2018 PYFA 15 78 0,192307692
15 12/31/2019 PYFA 15 78 0,192307692
16 12/31/2015 ROTI 15 78 0,192307692
16 12/31/2016 ROTI 15 78 0,192307692
16 12/31/2017 ROTI 10 78 0,128205128
16 12/31/2018 ROTI 10 78 0,128205128
16 12/31/2019 ROTI 15 78 0,192307692
17 12/31/2015 SIDO 10 78 0,128205128
17 12/31/2016 SIDO 15 78 0,192307692
17 12/31/2017 SIDO 15 78 0,192307692
17 12/31/2018 SIDO 20 78 0,256410256
53

17 12/31/2019 SIDO 25 78 0,320512821


18 12/31/2015 SKBM 10 78 0,128205128
18 12/31/2016 SKBM 10 78 0,128205128
18 12/31/2017 SKBM 10 78 0,128205128
18 12/31/2018 SKBM 10 78 0,128205128
18 12/31/2019 SKBM 10 78 0,128205128
19 12/31/2015 SKLT 10 78 0,128205128
19 12/31/2016 SKLT 10 78 0,128205128
19 12/31/2017 SKLT 10 78 0,128205128
19 12/31/2018 SKLT 10 78 0,128205128
19 12/31/2019 SKLT 10 78 0,128205128
20 12/31/2015 STTP 15 78 0,192307692
20 12/31/2016 STTP 15 78 0,192307692
20 12/31/2017 STTP 15 78 0,192307692
20 12/31/2018 STTP 15 78 0,192307692
20 12/31/2019 STTP 15 78 0,192307692
21 12/31/2015 TCID 18 78 0,230769231
21 12/31/2016 TCID 18 78 0,230769231
21 12/31/2017 TCID 18 78 0,230769231
21 12/31/2018 TCID 15 78 0,192307692
21 12/31/2019 TCID 15 78 0,192307692
22 12/31/2015 TSPC 15 78 0,192307692
22 12/31/2016 TSPC 15 78 0,192307692
22 12/31/2017 TSPC 10 78 0,128205128
22 12/31/2018 TSPC 10 78 0,128205128
22 12/31/2019 TSPC 15 78 0,192307692
23 12/31/2015 ULTJ 16 78 0,205128205
23 12/31/2016 ULTJ 20 78 0,256410256
23 12/31/2017 ULTJ 15 78 0,192307692
23 12/31/2018 ULTJ 10 78 0,128205128
54

23 12/31/2019 ULTJ 15 78 0,192307692


24 12/31/2015 UNVR 20 78 0,256410256
24 12/31/2016 UNVR 20 78 0,256410256
24 12/31/2017 UNVR 20 78 0,256410256
24 12/31/2018 UNVR 25 78 0,320512821
24 12/31/2019 UNVR 20 78 0,256410256
25 12/31/2015 WIIM 15 78 0,192307692
25 12/31/2016 WIIM 15 78 0,192307692
25 12/31/2017 WIIM 15 78 0,192307692
25 12/31/2018 WIIM 15 78 0,192307692
25 12/31/2018 WIIM 15 78 0,192307692
Sumber: Arsip Peneliti

1.2.2. Hasil Pengolahan Data Variabel Independen


Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independen terbagi menjadi
tiga bagian yaitu umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Berikut ini
merupakan hasil pengolahan dari masing-masing variable independen:
1. Hasil Pengolahan Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan lamanya suatu perusahaan berdiri. Pada
penelitian ini umur perusahaan diukur dengan menghitung jumlah
tahun sejak berdiri sampai dengan periode pengamatan. Berikut ini
merupakan hasil pengolahan variabel umur perusahaan:

Tabel 4.2.
Hasil Pengolahan Variabel Umur Perusahaan (berdasarkan tahun)
N Tahun
Kode
o 2015 2016 2017 2018 2019
1 ADES 30 31 32 33 34
55

2 BUDI 36 37 38 39 40
3 CINT 37 38 39 40 41
4 DLTA 84 85 86 87 88
5 DVLA 39 40 41 42 43
6 GGRM 57 58 59 60 61
7 HMSP 102 103 104 105 106
8 ICBP 6 7 8 9 10
9 INDF 25 26 27 28 29
10 KAEF 46 47 48 49 50
11 KLBF 49 50 51 52 53
12 MERK 45 46 47 48 49
13 MLBI 86 87 88 89 90
14 MYOR 38 39 40 41 42
15 PYFA 39 40 41 42 43
16 ROTI 20 21 22 23 24
17 SIDO 40 41 42 43 44
18 SKBM 42 43 44 45 46
19 SKLT 39 40 41 42 43
20 STTP 28 29 30 31 32
21 TCID 46 47 48 49 50
22 TSPC 45 46 47 48 49
23 ULTJ 44 45 46 47 48
24 UNVR 110 111 112 113 114
25 WIIM 21 22 23 24 25
Sumber: Arsip Peneliti

2. Hasil Pengolahan Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan skala untuk mengukur besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
menghitung logaritma natural dari jumlah seluruh asset perusahaan pada
56

periode berjalan. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data variabel


ukuran perusahaan:
Tabel 4.3.
Hasil Pengolahan Variabel Ukuran Perusahaan
Total Asset Ukuran Perusahaan
No KODE Tahun
(dalam Rupiah) LN (Total Asset)
1 ADES 2015 653.224.000.000 27,205186
ADES 2016 767.479.000.000 27,366377
ADES 2017 840.236.000.000 27,456949
ADES 2018 881.275.000.000 27,504636
ADES 2019 822.375.000.000 27,435462
2 BUDI 2015 3.265.953.000.000 28,814573
BUDI 2016 2.931.807.000.000 28,706640
BUDI 2017 2.939.456.000.000 28,709246
BUDI 2018 3.392.980.000.000 28,852730
BUDI 2019 2.999.767.000.000 28,729556
3 CINT 2015 382.807.494.765 26,670798
CINT 2016 399.336.626.636 26,713071
CINT 2017 476.577.841.605 26,889897
CINT 2018 491.382.035.136 26,920488
CINT 2019 521.493.784.876 26,979963
4 DLTA 2015 1.038.321.916.000 27,668627
DLTA 2016 1.197.796.650.000 27,811505
DLTA 2017 1.340.842.765.000 27,924319
DLTA 2018 1.523.517.170.000 28,052043
DLTA 2019 1.425.983.722.000 27,985883
5 DVLA 2015 1.376.278.237.000 27,950404
DVLA 2016 1.531.365.558.000 28,057181
DVLA 2017 1.640.886.147.000 28,126258
DVLA 2018 1.682.821.739.000 28,151493
DVLA 2019 1.829.960.714.000 28,235316
6 GGRM 2015 63.505.413.000.000 31,782146
57

GGRM 2016 62.951.634.000.000 31,773388


GGRM 2017 66.759.930.000.000 31,832124
GGRM 2018 69.097.219.000.000 31,866536
GGRM 2019 78.647.274.000.000 31,995994
7 HMSP 2015 38.010.724.000.000 31,268889
HMSP 2016 42.508.277.000.000 31,380720
HMSP 2017 43.141.063.000.000 31,395496
HMSP 2018 46.602.420.000.000 31,472674
HMSP 2019 50.902.806.000.000 31,560939
8 ICBP 2015 26.560.624.000.000 30,910451
ICBP 2016 28.901.948.000.000 30,994930
ICBP 2017 31.619.514.000.000 31,084796
ICBP 2018 34.367.153.000.000 31,168122
ICBP 2019 38.709.314.000.000 31,287101
9 INDF 2015 91.831.526.000.000 32,150977
INDF 2016 82.174.515.000.000 32,039866
INDF 2017 87.939.488.000.000 32,107670
INDF 2018 96.537.796.000.000 32,200956
INDF 2019 96.198.559.000.000 32,197435
10 KAEF 2015 3.236.224.076.311 28,805428
KAEF 2016 4.612.562.541.064 29,159805
KAEF 2017 6.096.148.972.533 29,438678
KAEF 2018 9.460.427.317.681 29,878139
KAEF 2019 18.352.877.132.000 30,540807
11 KLBF 2015 13.696.417.381.439 30,248155
KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,354026
KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,441402
KLBF 2018 18.146.206.145.369 30,529483
KLBF 2019 20.264.726.862.584 30,639903
12 MERK 2015 641.646.818.000 27,187304
58

MERK 2016 743.934.894.000 27,335219


MERK 2017 847.006.544.000 27,464974
MERK 2018 1.263.113.689.000 27,864601
MERK 2019 901.060.986.000 27,526839
13 MLBI 2015 2.100.853.000.000 28,373365
MLBI 2016 2.275.038.000.000 28,453018
MLBI 2017 2.510.078.000.000 28,551335
MLBI 2018 2.889.501.000.000 28,692105
MLBI 2019 2.896.950.000.000 28,694680
14 MYOR 2015 11.342.715.686.221 30,059597
MYOR 2016 12.922.421.859.142 30,189985
MYOR 2017 14.915.849.800.251 30,333446
MYOR 2018 17.591.706.426.634 30,498449
MYOR 2019 19.037.918.806.473 30,577454
15 PYFA 2015 159.951.537.229 25,798137
PYFA 2016 167.062.795.608 25,841636
PYFA 2017 159.563.931.041 25,795711
PYFA 2018 187.057.163.854 25,954680
PYFA 2019 190.786.208.250 25,974419
16 ROTI 2015 2.706.323.637.034 28,626612
ROTI 2016 2.919.640.858.718 28,702482
ROTI 2017 4.559.573.709.411 29,148250
ROTI 2018 4.393.810.380.883 29,111218
ROTI 2019 4.682.083.844.951 29,174764
17 SIDO 2015 2.796.111.000.000 28,659251
SIDO 2016 2.987.614.000.000 28,725496
SIDO 2017 3.158.198.000.000 28,781023
SIDO 2018 3.337.628.000.000 28,836281
SIDO 2019 3.536.898.000.000 28,894271
18 SKBM 2015 764.484.248.710 27,362467
SKBM 2016 1.001.657.012.004 27,632677
59

SKBM 2017 1.623.027.475.045 28,115314


SKBM 2018 1.771.365.972.009 28,202772
SKBM 2019 1.820.383.352.811 28,230068
19 SKLT 2015 377.110.748.359 26,655805
SKLT 2016 568.239.939.951 27,065810
SKLT 2017 636.284.210.210 27,178911
SKLT 2018 747.293.725.435 27,339724
SKLT 2019 790.845.543.826 27,396369
20 STTP 2015 1.919.568.037.170 28,283121
STTP 2016 2.336.411.494.941 28,479637
STTP 2017 2.342.432.443.196 28,482211
STTP 2018 2.631.189.810.030 28,598457
STTP 2019 2.881.563.083.954 28,689354
21 TCID 2015 2.082.096.848.703 28,364397
TCID 2016 2.185.101.038.101 28,412683
TCID 2017 2.361.807.189.430 28,490448
TCID 2018 2.445.143.511.801 28,525125
TCID 2019 2.551.192.620.939 28,567582
22 TSPC 2015 6.284.729.099.203 29,469144
TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,515938
TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,637206
TSPC 2018 7.869.975.060.326 29,694076
TSPC 2019 8.372.769.580.743 29,756006
23 ULTJ 2015 3.539.995.910.248 28,895147
ULTJ 2016 4.239.199.641.365 29,075396
ULTJ 2017 5.186.940.000.000 29,277165
ULTJ 2018 5.555.871.000.000 29,345876
ULTJ 2019 6.608.422.000.000 29,519366
24 UNVR 2015 15.729.945.000.000 30,386587
UNVR 2016 16.745.695.000.000 30,449162
UNVR 2017 18.906.413.000.000 30,570522
60

UNVR 2018 19.522.970.000.000 30,602613


UNVR 2019 20.649.371.000.000 30,658706
25 WIIM 2015 1.342.700.045.391 27,925704
WIIM 2016 1.353.634.132.275 27,933814
WIIM 2017 1.225.712.093.041 27,834543
WIIM 2018 1.255.573.914.558 27,858614
WIIM 2019 1.299.521.608.556 27,893017

1.3. Hasil Pengujian


1.3.1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah data layak untuk dianalisis. Tujuannya adalah untuk
menghindari terjadinya estimasi yang bias, karena tidak semua data dapat
diterapkan regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji hesterokdastisitas dan uji autokorelasi.
Dalam menganalisis regresi linear untuk menghindari
penyimpangan asumsi klasik perlu dilakukan beberapa uji antara lain:

1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.3.1.
4.3.2.
4.3.1.1. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas
Uji asumsi klasik normalitas merupakan suatu pengujian
yang dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Pengambilan keputusan pada
61

pengujian ini didasarkan pada nilai probabilitas Jarque-Bera hasil


pengujian. Jika nilai probabilitas Jarque-Bera lebih besar daripada
taraf signifikansi yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa
data telah terdistribusi normal. Jika nilai probabilitas Jarque-Bera
lebih kecil daripada taraf signifikansi yang digunakan maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Pada penelitian
ini taraf signifikansi yang digunakan sebesar 0.05. Berikut ini
merupakan hasil pengujian asumsi klasik normalitas:

Gambar 4.1.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Normalitas

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diatas diketahui


bahwa nilai probabilitas dari Jarque-Bera sebesar 0.051194. Jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka nilai
probabilitas Jarque-Bera hasil pengujian lebih besar dari taraf
signifikansi yang telah ditetapkan (0.051194 > 0.05). Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data telah
terdistribusi secara normal.

4.3.1.2. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas


Uji multikolinearitas merupakan suatu pengujian yang
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Pengambilan keputusan
pada pengujian ini didasarkan pada nilai Centered VIF. Jika nilai
62

Centered VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa


tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam penelitian ini. Jika
nilai Centered VIF lebih besar dari 10 maka dapat disimpulkan
bahwa terjadi masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.
Berikut ini merupakan hasil pengujian asumsi klasik
multikolinearitas:

Tabel 4.4.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 03/07/21 Time: 21:51
Sample: 1 125
Included observations: 125

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C  0.006517  333.3133  NA


Umur
Perusahaan  5.62E-08  8.372578  1.704983
Ukuran
Perusahaan  7.95E-06  342.6113  1.044234

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai


Centered VIF dari masing-masing variabel memiliki nilai
1.704983, 1.044234, dan 1.697907. Jika hasil pengujian
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka nilai Centered VIF lebih kecil dari 10. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini.

4.3.1.3. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas


Uji asumsi klasik heteroskedastisitas merupakan suatu
pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
63

model regresi terjadi ketidaknyamanan varian dari residual satu


pengamatan ke pengamatan lain. Pengambilan keputusan dalam
pengujian ini didasarkan pada nilai probabilitas chi-square dari
Obs*R-square. Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square
lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
penelitian ini. Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square
lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas dalam
penelitian ini. Pada penelitian ini, taraf signifikansi yang digunakan
sebesar 0.05. Berikut ini merupakan hasil pengujian
heteroskedastisitas:

Tabel 4.5.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 2.412986    Prob. F(3,121) 0.0700


Obs*R-squared 7.056121    Prob. Chi-Square(3) 0.0701
Scaled explained
SS 6.819988    Prob. Chi-Square(3) 0.0779

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diatas, diketahui


bahwa nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square sebesar
0.0701. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan maka nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square
lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0.0701
>0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

4.3.1.4. Hasil Uji Asumsik Klasik Autokorelasi


Uji asumsi klasik autokorelasi merupakan suatu pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara
64

model dengan variabel dari waktu ke waktu. Pengambilan


keputusan dalam pengujian ini didasarkan pada nilai probabilitas chi-
square dari Obs*R-square. Jika nilai probabilitas chi-square dari
Obs*R-square lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi
dalam penelitian ini. Jika nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-
square lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian
ini. Pada penelitian ini, taraf signifikansi yang digunakan sebesar
0.05. Berikut ini merupakan hasil pengujian autokorelasi:

Tabel 4.6.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.465621    Prob. F(15,106) 0.1315


Obs*R-
squared 21.47168    Prob. Chi-Square(15) 0.1224

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa probabilitas


chi-square dari Obs*R-square sebesar 0.1224. Jika hasil tersebut
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka nilai probabilitas chi-square dari Obs*R-square lebih besar
daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0.1224 > 0.05)
berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala autokorelasi dalam penelitian ini.
65

1.3.2. Uji Pemilihan Model


1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3.
4.3.2.1. Hasil Model Regresi
1. Hasil Uji Regresi Common Effect Model
Berikut ini merupakan hasil pengujian Common Effect Model
yang tersaji dalam penelitian ini:

Tabel 4.7.
Hasil Model Regresi Common Effect Model
Dependent Variable: CSR
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:46
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.215291 0.080727 2.666906 0.0087


Umur Perusahaan 0.000299 0.000237 1.263026 0.2090
Ukuran
Perusahaan -0.002505 0.002819 -0.888732 0.3759

R-squared 0.224772    Mean dependent var 0.178974


Adjusted R-
squared 0.205551    S.D. dependent var 0.055464
66

S.E. of regression 0.049436    Akaike info criterion -3.144785


Sum squared resid 0.295718    Schwarz criterion -3.054279
Log likelihood 200.5491    Hannan-Quinn criter. -3.108017
F-statistic 11.69437    Durbin-Watson stat 1.182549
Prob(F-statistic) 0.000001

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

2. Hasil Uji Regresi Fixed Effect Model


Berikut ini merupakan hasil pengujian Fixed Effect Model
yang tersaji dalam penelitian ini:

Tabel 4.8.
Hasil Model Regresi Fixed Effect Model
Dependent Variable: CSR
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.114954 0.674217 3.136905 0.0023


Umur
Perusahaan 0.014906 0.003720 4.007074 0.0001

Ukuran
Perusahaan -0.092007 0.027391 -3.359009 0.0011

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


67

R-squared 0.586186    Mean dependent var 0.178974


Adjusted R-
squared 0.471000    S.D. dependent var 0.055464
S.E. of
regression 0.040340    Akaike info criterion -3.388525
Sum squared
resid 0.157853    Schwarz criterion -2.754982
Log likelihood 239.7828    Hannan-Quinn criter. -3.131150
F-statistic 5.089059    Durbin-Watson stat 1.906338
Prob(F-
statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

3. Hasil Uji Regresi Random Effect Model


Berikut ini merupakan hasil pengujian Random Effect Model
yang tersaji dalam penelitian ini:

Tabel 4.9.
Hasil Model Regresi Random Effect Model
Dependent Variable: CSR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/07/21 Time: 21:49
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.220869 0.113157 1.951885 0.0533


Umur
Perusahaan 0.000490 0.000302 1.619437 0.1080
Ukuran
Perusahaan -0.002815 0.003957 -0.711263 0.4783

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.025803 0.2903


Idiosyncratic random 0.040340 0.7097
68

Weighted Statistics

R-squared 0.121812    Mean dependent var 0.102554


Adjusted R-
squared 0.100039    S.D. dependent var 0.045087
S.E. of
regression 0.042772    Sum squared resid 0.221367
F-statistic 5.594576    Durbin-Watson stat 1.510804
Prob(F-
statistic) 0.001257

Unweighted Statistics

R-squared 0.218108    Mean dependent var 0.178974


Sum squared
resid 0.298260    Durbin-Watson stat 1.121312

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11


4.
5.
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.3.1.
6.3.2.
6.3.3.
6.3.3.1.
4.3.2.2. Uji Pemilihan
1. Uji Chow
Uji Chow merupakan pengujian pemilihan model regresi
data panel yang digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi
data panel dengan metode Fixed Effect lebih baik dari regresi
model data panel tanpa variabel dummy atau metode Common
Effect. Untuk menarik kesimpulan dalam pengujian ini digunakan
nilai probabilitas Cross Section Chi-square. Hipotesis dalam uji
Chow ini sebagai berikut :
H0 : Common Effect model
Ha : Fixed Effect model
69

Apabila nilai probabilitas F lebih kecil daripada taraf


signifikansi yang telah ditetapkan maka hipotesis nul ditolak yang
artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model
Fixed Effect. Dan sebaliknya, jika nilai probabilitas F lebih besar
daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan maka hipotesis nul
diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel
adalah model Common Effect. Berikut ini merupakan hasil
pengujian pemilihan model regresi data panel model Chow:

Tabel 4.10.
Hasil Pengujian Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.529875 (24,97) 0.0000


Cross-section Chi-square 78.467449 24 0.0000

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diketahui bahwa


nilai probabilitas dari Cross-section F sebesar 0.000. Jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya
maka nilai probabilitas Cross-section F lebih kecil daripada taraf
signifikansi yang telah ditetapkan (0.000 < 0.05). Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model lebih
baik digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Hausman
Uji Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk
memilih apakah Fixed Effect Model lebih baik daripada Random
Effect Model. Pengambilan keputusan dalam penelitian ini
didasarkan pada nilai probabilitas Cross-section random. Hipotesis
dalam uji Hausman sebagai berikut :
70

H0 : Random Effect Model


Ha : Fixed Effect Model

Apabila nilai probabilitas lebih kecil daripada taraf


signifikansi yang telah ditetapkan maka hipotesis nul ditolak yang
artinya Fixed Effect Model lebih baik digunakna dalam penelitian
ini. Dan sebaliknya, apabila nilai probabilitas lebih besar daripada
taraf signifikansi yang telah ditetapkan maka hipotesis nul diterima
yang artinya Random Effect Model lebih baik digunakan dalam
penelitian ini. Berikut ini merupakan hasil pengujian pemilihan
model regresi data panel model Hausman:

Tabel 4.11.
Hasil Pengujian Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.028886 3 0.0004

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11


Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diketahui bahwa
nilai probabilitas dari Cross-section random sebesar 0.0004. Jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya
maka nilai probabilitas Cross-section random lebih kecil daripada
taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0.0004 < 0.05).
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fixed
Effect Model lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

3. Uji Lagrange Multiplier


Uji Lagrange Multiplier (Uji LM) digunakan mengetahui
apakah model Random Effect lebih baik dari model Common
Effect. Uji Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh
Breusch-Pagan. Penentuan pengambilan hipotesis didasarkan pada
nilai LM hitung atau nilai probabilitas LM hitung. Hipotesis dalam
71

uji Lagrange Multiplier sebagai berikut :


H0 : Common Effect Model
Ha : Random Effect Model

Apabila nilai probabilitas lebih kecil daripada taraf


signifikansi maka hipotesis nul ditolak yang artinya Random Effect
Model lebih baik digunakan dalam penelitian ini. Dan sebaliknya,
apabila nilai probabilitas lebih besar daripada taraf signifikansi
maka hipotesis nul diterima yang artinya Common Effect Model
lebih baik digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan
hasil pengujian model regresi data panel model Lagrange
Multiplier:

Tabel 4.12.
Hasil Pengujian Lagrange Multiplier

Lagrange multiplier (LM) test for panel data


Date: 03/07/21 Time: 21:03
Sample: 2015 2019
Total panel observations: 125
Probability in ()

Null (no rand.


effect) Cross-section Period Both
Alternative One-sided One-sided
72

Breusch-
Pagan  10.80619  1.029749  11.83593
(0.0010) (0.3102) (0.0006)
Honda  3.287276  1.014765  3.042003
(0.0005) (0.1551) (0.0012)

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai


probabilitas Breusch-Pagan Both sebesar 0.0006. Jika
dibandingkan dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan maka
nilai probabilitas hasil pengujian lebih kecil daripada taraf
signifikansi yang telah ditetapkan (0.0006 < 0.05). Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Random Effect Model
lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

4.3.2.3. Kesimpulan Pemilihan Model


Berdasarkan pengujian pemilihan model yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.13
Kesimpulan Pemilihan Regresi Data Panel
o Metoda Hipotesis Kesimpulan
Chow H0: Common Effect Model Ha diterima (Fixed
1
Test Ha: Fixed Effect Model Effect Model)
Hausman H0: Random Effect Model Ha diterima (Fixed
2
Test Ha: Fixed Effect Model effect model)
3 Lagrange H0: Common Effect Model Ha diterima
73

o Metoda Hipotesis Kesimpulan


Multipier (Random Effect
Test Ha: Random Effect Model Model)
Sumber: Arsip Peneliti

Hasil pengujian pemilihan regresi data panel telah


dilakukan dan diketahui bahwa hasil pengujian pemilihan regresi
data panel dengan model Chow dan model Hausman menunjukkan
bahwa Fixed Effect Model lebih baik digunakan dalam penelitian
ini sedangkan uji pemilihan regresi data panel dengan model
Lagrange Multipier menunjukkan bahwa Random Effect Model
lebih baik digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil
tersebut, terdapat 2 pengujian pemilihan model regresi data panel
yang menunjukkan bahwa Fixed Effect Model lebih baik digunakan
dalam penelitan ini dan hanya ada 1 pengujian yang menunjukkan
bahwa Random Effect Model lebih baik digunakan dalam penelitian
ini. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect
Model lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

1.3.3. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif


Uji statistik deskriptif adalah suatu pengujian yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif
berfungsi untuk memberikan gambaran tentang variabel-variabel penelitian
yang dilihat dari rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan
standar deviasi. Berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif
dalam penelitian ini:

Tabel 4.14.
Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
74

Date:03/07/2
1
Time: 21:50
Sample: 1 125

Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan CSR

 Mean  48.16000  28.98899  0.178974


 Median  43.00000  28.70248  0.192308
 Maximum  114.0000  32.20096  0.333333
 Minimum  6.000000  25.79571  0.089744
 Std. Dev.  24.45153  1.609304  0.055464

 Observations  125  125  125

Sumber: Hasil Pengolahan dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diatas maka dapat


dijelaskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel umur perusahaan sebesar 48.1 dengan nilai median dan
standar deviasi masing-masing sebesar 43 dan 24.45153. Nilai
maksimum dari variabel umur perusahaan sebesar 114 yang
dimiliki oleh Unilever Indonesia Tbk (kode saham: UNVR) tahun
2019 dan nilai minimum dari variabel umur perusahaan sebesar 6
yang dimiliki oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (kode
saham: ICBP) tahun 2015.
2. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel ukuran perusahaan sebesar 28.98899 dengan nilai median
dan standar deviasi masing-masing sebesar 28.70248 dan 1.609304.
Nilai maksimum dari variabel ukuran perusahaan sebesar 32.20096
yang dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk (kode saham:
INDF) tahun 2018 dan nilai minimum dari variabel ukuran
perusahaan sebesar 25.79571 yang dimiliki oleh Pyridam Farma
Tbk (kode saham: PYFA) tahun 2019.
3. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Corporate Social Responsibility sebesar 0.178974 dengan
75

nilai median dan standar deviasi masing-masing sebesar 0.192308


dan 0.055464. Nilai maksimum dari variabel Corporate Social
Responsibility (CSR) sebesar 0.333333 yang dimiliki oleh Akasha
Wira International Tbk (kode saham: ADES) tahun 2019 dan nilai
minimum dari variabel Corporate Social Responsibility (CSR)
sebesar 0.089744 yang dimiliki oleh Darya-Varia Laboratoria Tbk
(kode saham: DVLA) tahun 2016.

1.3.4. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
sejauh mana besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Pengambilan keputusan pada penelitian ini didasarkan pada nilai
koefisien dari masing-masing variabel. Apabila nilai koefisien bernilai
positif berarti variabel independen tersebut memiliki dampak positif
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai koefisien bernilai negatif
maka variabel independen memiliki dampak negatif terhadap variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur
perusahaan, dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah
pengungkapan CSR dengan menggunakan model Fixed Effect Model.

Tabel 4.15.
Hasil Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: CSR


Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Variable Coefficient Std. Error


76

C 2.114954 0.674217
Umur Perusahaan 0.014906 0.003720
Ukuran Perusahaan -0.092007 0.027391

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diatas maka dapat dibentuk kedalam


persamaan sebagai berikut:
CSR=2.114954 +0.014906 X 1−0.092007 X 2+ ε

Berdasarkan hasil pengujian dan persamaan yang terbentuk diatas


maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 2.114954 yang berarti apabila nilai variabel
umur perusahaan dan ukuran perusahaan bernilai konstan atau
bernilai 0, maka nilai Corporate Social Responsibility (CSR)
sebesar 2.114954.
2. Nilai koefisien variabel umur perusahaan sebesar 0.014906 yang
berarti apabila nilai variabel umur perusahaan bernilai 1 satuan
sedangkan nilai ukuran perusahaan bernilai konstan atau bernilai 0,
maka akan meningkatkan nilai Corporate Social Responsibility
(CSR) sebesar 0.014906. Hal ini berarti bahwa umur perusahaan
berdampak positif Corporate Social Responsibility (CSR).
3. Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar 0.092007 yang
berarti apabila nilai variabel ukuran perusahaan bernilai 1 satuan
sedangkan nilai umur perusahaan bernilai konstan atau bernilai 0,
maka akan menurunkan nilai Corporate Social Responsibility
(CSR) sebesar 0.092007. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan
berdampak negatif Corporate Social Responsibility (CSR).

1.3.5. Hasil Uji Hipotesis


Uji hipotesis adalah cabang ilmu statistika inferensial yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan
menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.
Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga
77

dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan


keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau
asumsi yang telah dibuat. Uji hipotesis dilakukan kedalam 3 bagian yaitu
pengujian koefisien determinasi, pengujian hipotesis secara parsial (uji t),
dan pengujian hipotesis secara simultan (uji f). Berikut ini merupakan hasil
pengujian hipotesis dalam penelitian ini:

4.3.3.
4.3.5.1. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2 atau R-squared) alat untuk
mengukur seberapa jauh kemapuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi data
panel maka masing-masing variable independen yaitu umur
perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan
mempengaruhi variable dependen yaitu pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang dinyatakan R2 untuk menyatakan
uji derajat determinasi atau seberapa besar pengaruh variable
independen terhadap variable dependen. Apabila hasil pengujian
semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua
variable independen terhadap nilai variable independen (dengan
kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan
perubahan nilai variable dependen). Sebaliknya, apabila hasil
pengujian derajat determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan
semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel
independen terhadap variabel terikat. Berikut ini merupakan hasil
pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini:

Tabel 4.16.
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
78

Sample: 2015 2019


Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.586186    Mean dependent var 0.178974


Adjusted R-squared 0.471000    S.D. dependent var 0.055464
S.E. of regression 0.040340    Akaike info criterion -3.388525
Sum squared resid 0.157853    Schwarz criterion -2.754982
Log likelihood 239.7828    Hannan-Quinn criter. -3.131150

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai R-


squared sebesar 0.586186 atau 58.62%. Hasil pengujian ini
mengindikasikan bahwa umur perusahaan, dan ukuran perusahaan
mampu menjelaskan variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebesar 58.62% sementara sebesar 41.38%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Hal ini
menunjukkan bahwa ketiga variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen cukup baik.

3.3.5.
4.3.5.2. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan
melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel
yang terdapat pada output hasil regresi. Apabila nilai probabilitas
signifikansi t lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah
ditetapkan maka hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikansi antara satu
79

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya,


apabila nilai probabilitas signifikansi t lebih besar dari taraf
signifikansi yang telah ditetapkan maka hipotesis null diterima dan
hipotesis alternatif ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 0.05. Berikut ini merupakan hasil pengujian hipotesis
secara parsial:

Tabel 4.17.
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Dependent Variable: CSR


Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Variable t-Statistic Prob.

C 3.136905 0.0023
Umur Perusahaan 4.007074 0.0001
Ukuran Perusahaan -3.359009 0.0011

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji diatas, maka


dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR).
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai
probabilitas t-statistic dan nilai t-statistic dari variabel umur
perusahaan masing masing sebesar 0.0001 dan 4.007074. Jika hasil
tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan maka
80

hasil pengujian lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah


ditetapkan (0.0001 < 0.05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima yang
berarti terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR).
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai
probabilitas t-statistic dan nilai t-statistic dari variabel ukuran
perusahaan masing masing sebesar 0.0011 dan -3.359009. Jika
hasil tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan
maka hasil pengujian lebih kecil daripada nilai signifikansi yang
telah ditetapkan (0.0011 < 0.05). Berdasarkan hasil pengujian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif
diterima yang berarti terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

4.3.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji f)


Uji f dilakukan untuk menunjukkan apakah semua
variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
dengan kata lain model yang diajukan layak digunakan. Apabila
nilai probabilitas signifikansi f lebih kecil dari 0.05, maka hipotesis
null ditolak dan hipotesis alternatif diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas
signifikansi f lebih besar dari 0.05, maka hipotesis null diterima
81

dan hipotesis alternatif ditolak, artinya semua variabel independen


tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini
merupakan hasil pengujian hipotesis secara simultan dalam
penelitian ini:

Tabel 4.18.
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji f)

Dependent Variable: CSR


Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

F-statistic 5.089059    Durbin-Watson stat 1.906338


Prob(F-
statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengujian dengan Eviews 11

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai


probabilitas hasil pengujian sebesar 0.000. Jika dibandingkan
dengan kriteria yang telah dijelaskan, maka nilai probabilitas hasil
pengujian lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah
ditetapkan (0.000 < 0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama umur perusahaan dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) atau dengan kata lain model regresi
yang diajukan layak untuk digunakan dalam penelitian.
82

4.4. Interpretasi Hasil Penelitian


4.4.
4.4.1. Pengaruh Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai probabilitas t-


statistic dan nilai t-statistic dari variabel umur perusahaan masing masing
sebesar 0.0001 dan 4.007074. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara umur perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Diketahui juga dalam
penelitian ini bahwa nilai koefisien variabel umur perusahaan sebesar
0.014906 yang berarti bahwa umur perusahaan berdampak positif
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Andrayani (2016) serta Vivian


(2020) yang menyatakan terdapat pengaruh antara umur perusahaan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2020) yang
menyatakan tidak terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Umur perusahaan
dalam penelitian ini diukur dengan menghitung lamanya perusahaan berdiri
samapi dengan periode pengamatan.

Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan berdiri yang


dihitung dari awal perusahaan didirikan sampai dengan periode diamati.
Umur perusahaan menjadi salah satu faktor yang mendorong pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan. Perusahaan yang
yang berdiri lebih lama biasanya cenderung akan mengungkapkan
Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini bertujuan untuk
mengingkatkan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat yang mana
dapat menghasilkan citra yang baik bagi perusahaan dan disisi masyarakat
dapat memperoleh keuntungan dari adanya program Corporate Social
83

Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil pengujian yang


telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara umur
perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh perusahaan
Pyridam Farma Tbk (kode saham: PYFA) yang berumur 39 tahun pada saat
diamati ditahun 2015 dan melakukan pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebanyak 10 item dari 78 item pengungkapan dan terus
bertambah dari waktu-kewaktu hingga tahun 2019 dimana perusahaan
berusia 43 tahun dan melakukan pengungkapan sebanyak 15 item
pengungkapan dari 78 item pengungkapan. Perusahaan lainnya yaitu
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk (kode saham: SIDO) yang
berumur 40 tahun, melakukan pengungkapan sebanyak 10 item
perungkapan dan terus bertambah hingga tahun 2019 berjumlah 25 item
pengungkapan. Hal ini memperkuat hasil penelitian dimana umur
perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan memberikan dampak positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

4.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan


Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai probabilitas t-


statistic dan nilai t-statistic dari variabel ukuran perusahaan masing masing
sebesar 0.0011 dan -3.359009. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
Diketahui juga dalam penelitian ini bahwa nilai koefisien variabel ukuran
perusahaan sebesar 0.092007 yang berarti bahwa ukuran perusahaan
berdampak negatif pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sejalan dengan


penelitian yang dilakukan oleh Nuryanti (2018) dan Vivian (2020) yang
84

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap


pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan berlawanan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2020) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Ukuran perusahaan
pada penelitian ini diukur dengan menggunakan logaritma natural dari
jumlah seluruh aset perusahaan pada tahun berjalan.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengukur besar


kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar akan cenderung
memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang telah dilakukannya sehingga semakin besar
perusahaan maka akan semakin banyak pula pengungkapan Corporate
Social Responsibility-nya. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) dimana ukuran perusahaan memberikan dampak
negatif terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini disebabkan
karena semakin besar suatu perusahaan akan melakukan penekanan terhadap
biaya yang dikeluarkan terutama biaya Corporate Social Responsibility
(CSR) sehingga tidak mengganggu kesehatan perusahaan. Hal ini dibuktikan
pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk (kode saham: UNVR) dimana
ditahun 2018 memiliki ukuran perusahaan sebesar 30,60 dan melakukan
pengungkapan sebanyak 25 item pengungkapan dari 78 item pengungkapan,
namun ditahun selanjutnya yaitu 2019, perusahaan memiliki ukuran
perusahaan sebesar 30,65 dan melakukan pengungkapan sebanyak 20 item
pengungkapan dari 78 item pengungkapan. Begitu juga pada perushaaan
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (kode saham: ULTJ)
yang mana memiliki ukuran perusahaan 29,28 pada tahun 2017 dan
melakukan pengungkapan CSR sebanyak 15 item pengungkapan, tetapi pada
tahun 2018 ketika perusahaan memiliki ukuran perusahaan sebesar 29,35
perusahaan hanya melakukan pengungkapan CSR sebanyak 10 item
85

pengungkapan. Hal ini memperkuat hasil penelitian dimana ukuran


perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR)
dan memberikan dampak negatif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR
pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019,
Artinya apabila umur perusahaan mengalami kenaikan, suatu perusahaan
semakin memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR
pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019,
Artinya apabila ukuran perusahaan mengalami kenaikan, suatu perusahaan
semakin memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.
3. Umur perusahaan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019. Artinya apabila umur perusahaan
dan ukuran perusahaan mengalami kenaikan, suatu perusahaan memiliki
pengaruh terhadap pengungkapan CSR

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang
bisa disampaikan peneliti antara lain yaitu :
1. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa umur perusahaan dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil
tersebut dijadikan salah satu pertimbangan bagi manajemen perusahaan
dalam menentukan kebijakan perusahaan maupun pengambilan keputusan
untuk meningkatkan CSR perusahaan.
87

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :


1. Peneliti cukup kesulitan untuk mencari laporan tahunan 2015-2019
perusahaan yang diteliti pada laman situs Bursa Efek Indonesia maupun
laman situs perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
2. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, peneliti cukup memakan waktu lama
untuk mencari refrensi melalui buku karena keterbatasan waktu buka/tutup
di beberapa perpustakaan.
DAFTAR REFERENSI

Almar, Multafia. 2012. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan”. Seminar
Nasional Akuntansi & Bisnis. Bandung: Universitas Widyatama.
Diunduh tanggal 15 September 2020,
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/2309/.
Andriani, S. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderasi . Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. Vol 6, No 5. 76-87
Andrayani, Devi. (2016). “Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR)
Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2014)”. Sekolah
Tinggi Ilmu Perbanas. Surabaya. Diunduh 19 September 2020,
http://eprints.perbanas.ac.id/1804/.
Asyifa, Deanidis. 2016. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Seluruh
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi S1. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Arjanggie, Aulia Rizki. 2015. “Pengaruh Profitabilitas dan Umur Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi S1. Semarang: Universitas
Diponegoro.Indonesaia Stock Exchange. 2020. Laporan Keuangan
Perusahaan Tercatat. Diakses tanggal 27 Juli 2020,
https://idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan- dan-tahunan/.
Collins, James & Jerry Porras. 2001. Tradisi Sukses Perusahaan-Perusahaan
Visioner. Jakarta: Erlangga.
Fitri, Prasetyorini Bhekti, 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Price Earning Ratio dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 1. 1-25

88
89

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM


SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Indriani, Poppy; Jaka Darmawan dan Siti Nurhawa. 2014. Analisis
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Studi Khusus : Perusahaan Dagang Otomotif). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol.5, No. 1.
Kasmir. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Nuryati,Sri. (2018). “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Kepemilikan Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Pada Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode
2015-2017”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas
Pancasakti. Tegal.
Pradana, F. A., & Suzan, L. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR). e-Proceeding of Management, 346-347.
Ruroh, I. N., & Latifah, S. W. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Ukuran Perusahaan dan Risk Minimization Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2015- 2016).
Jurnal Ekonomi Akuntansi, 1(1). 1-12.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. 2015. Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Statisitik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Suwandi. (2017), Mengenal Corporate Social Responsibility (CSR) Teori dan
Praktek, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah
90

Mada.
Untung, Hendrik Budi. 2017. Corporate Social Responsibility. Jakarta:
Sinar Grafika.

Lampiran 1 : Data Penelitian


Rekap purposive sampling
Jumlah
No Keterangan
Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur sektor industri barang
1 (60)
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
2 (21)
yang baru masuk bursa pada periode pengamatan
3 Perusahaan dengan laporan keuangan tidak lengkap (4)
4 Perusahaan yang mengalami rugi pada periode penelitian (10)
Jumlah Perusahaan yang digunakan sebagai sampel 25
Periode pengamatan (tahun) 5
Jumlah Sampel 125

Rekap perusahaan sampel


Kode/
Nama
No Nama
Perusahaa
n
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
3 CINT Chitose Internasional Tbk.
4 DLTA Delta Djakarta Tbk.
5 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
6 GGRM Gudang Garam Tbk.
7 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
10 KAEF Kimia Farma Tbk.
11 KLBF Kalbe Farma Tbk.
12 MERK Merck Tbk.
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
14 MYOR Mayora Indah Tbk.
91

Kode/
Nama
No Nama
Perusahaa
n
15 PYFA Pyridam Farma Tbk
16 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
17 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido
18 SKBM Sekar Bumi Tbk.
19 SKLT Sekar Laut Tbk.
20 STTP Siantar Top Tbk.
21 TCID Mandom Indonesia Tbk.
22 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company
23 ULTJ
Tbk.
24 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
25 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.

Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data


Hasil Pengolahan Data Umur Perusahaan
Tahun
No Kode
2015 2016 2017 2018 2019
1 ADES 30 31 32 33 34
2 BUDI 36 37 38 39 40
3 CINT 37 38 39 40 41
4 DLTA 84 85 86 87 88
5 DVLA 39 40 41 42 43
6 GGRM 57 58 59 60 61
7 HMSP 102 103 104 105 106
8 ICBP 6 7 8 9 10
9 INDF 25 26 27 28 29
10 KAEF 46 47 48 49 50
11 KLBF 49 50 51 52 53
12 MERK 45 46 47 48 49
13 MLBI 86 87 88 89 90
14 MYOR 38 39 40 41 42
15 PYFA 39 40 41 42 43
16 ROTI 20 21 22 23 24
17 SIDO 40 41 42 43 44
18 SKBM 42 43 44 45 46
19 SKLT 39 40 41 42 43
20 STTP 28 29 30 31 32
21 TCID 46 47 48 49 50
92

22 TSPC 45 46 47 48 49
23 ULTJ 44 45 46 47 48
24 UNVR 110 111 112 113 114
25 WIIM 21 22 23 24 25

Hasil Pengolahan Data Ukuran Perusahaan


No KODE Tahun Total Asset Ukuran Perusahaan
LN (Total Aset)
1 ADES 2015 653.224.000.000 27,205186
ADES 2016 767.479.000.000 27,366377
ADES 2017 840.236.000.000 27,456949
ADES 2018 881.275.000.000 27,504636
ADES 2019 822.375.000.000 27,435462
2 BUDI 2015 3.265.953.000.000 28,814573
BUDI 2016 2.931.807.000.000 28,706640
BUDI 2017 2.939.456.000.000 28,709246
BUDI 2018 3.392.980.000.000 28,852730
BUDI 2019 2.999.767.000.000 28,729556
3 CINT 2015 382.807.494.765 26,670798
CINT 2016 399.336.626.636 26,713071
CINT 2017 476.577.841.605 26,889897
CINT 2018 491.382.035.136 26,920488
CINT 2019 521.493.784.876 26,979963
4 DLTA 2015 1.038.321.916.000 27,668627
DLTA 2016 1.197.796.650.000 27,811505
DLTA 2017 1.340.842.765.000 27,924319
DLTA 2018 1.523.517.170.000 28,052043
DLTA 2019 1.425.983.722.000 27,985883
5 DVLA 2015 1.376.278.237.000 27,950404
DVLA 2016 1.531.365.558.000 28,057181
DVLA 2017 1.640.886.147.000 28,126258
DVLA 2018 1.682.821.739.000 28,151493
DVLA 2019 1.829.960.714.000 28,235316
6 GGRM 2015 63.505.413.000.000 31,782146
GGRM 2016 62.951.634.000.000 31,773388
GGRM 2017 66.759.930.000.000 31,832124
GGRM 2018 69.097.219.000.000 31,866536
GGRM 2019 78.647.274.000.000 31,995994
7 HMSP 2015 38.010.724.000.000 31,268889
HMSP 2016 42.508.277.000.000 31,380720
HMSP 2017 43.141.063.000.000 31,395496
HMSP 2018 46.602.420.000.000 31,472674
HMSP 2019 50.902.806.000.000 31,560939
8 ICBP 2015 26.560.624.000.000 30,910451
93

ICBP 2016 28.901.948.000.000 30,994930


ICBP 2017 31.619.514.000.000 31,084796
ICBP 2018 34.367.153.000.000 31,168122
ICBP 2019 38.709.314.000.000 31,287101
9 INDF 2015 91.831.526.000.000 32,150977
INDF 2016 82.174.515.000.000 32,039866
INDF 2017 87.939.488.000.000 32,107670
INDF 2018 96.537.796.000.000 32,200956
INDF 2019 96.198.559.000.000 32,197435
10 KAEF 2015 3.236.224.076.311 28,805428
KAEF 2016 4.612.562.541.064 29,159805
KAEF 2017 6.096.148.972.533 29,438678
KAEF 2018 9.460.427.317.681 29,878139
KAEF 2019 18.352.877.132.000 30,540807
11 KLBF 2015 13.696.417.381.439 30,248155
KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,354026
KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,441402
KLBF 2018 18.146.206.145.369 30,529483
KLBF 2019 20.264.726.862.584 30,639903
12 MERK 2015 641.646.818.000 27,187304
MERK 2016 743.934.894.000 27,335219
MERK 2017 847.006.544.000 27,464974
MERK 2018 1.263.113.689.000 27,864601
MERK 2019 901.060.986.000 27,526839
13 MLBI 2015 2.100.853.000.000 28,373365
MLBI 2016 2.275.038.000.000 28,453018
MLBI 2017 2.510.078.000.000 28,551335
MLBI 2018 2.889.501.000.000 28,692105
MLBI 2019 2.896.950.000.000 28,694680
14 MYOR 2015 11.342.715.686.221 30,059597
MYOR 2016 12.922.421.859.142 30,189985
MYOR 2017 14.915.849.800.251 30,333446
MYOR 2018 17.591.706.426.634 30,498449
MYOR 2019 19.037.918.806.473 30,577454
15 PYFA 2015 159.951.537.229 25,798137
PYFA 2016 167.062.795.608 25,841636
PYFA 2017 159.563.931.041 25,795711
PYFA 2018 187.057.163.854 25,954680
PYFA 2019 190.786.208.250 25,974419
16 ROTI 2015 2.706.323.637.034 28,626612
ROTI 2016 2.919.640.858.718 28,702482
ROTI 2017 4.559.573.709.411 29,148250
ROTI 2018 4.393.810.380.883 29,111218
ROTI 2019 4.682.083.844.951 29,174764
17 SIDO 2015 2.796.111.000.000 28,659251
SIDO 2016 2.987.614.000.000 28,725496
94

SIDO 2017 3.158.198.000.000 28,781023


SIDO 2018 3.337.628.000.000 28,836281
SIDO 2019 3.536.898.000.000 28,894271
18 SKBM 2015 764.484.248.710 27,362467
SKBM 2016 1.001.657.012.004 27,632677
SKBM 2017 1.623.027.475.045 28,115314
SKBM 2018 1.771.365.972.009 28,202772
SKBM 2019 1.820.383.352.811 28,230068
19 SKLT 2015 377.110.748.359 26,655805
SKLT 2016 568.239.939.951 27,065810
SKLT 2017 636.284.210.210 27,178911
SKLT 2018 747.293.725.435 27,339724
SKLT 2019 790.845.543.826 27,396369
20 STTP 2015 1.919.568.037.170 28,283121
STTP 2016 2.336.411.494.941 28,479637
STTP 2017 2.342.432.443.196 28,482211
STTP 2018 2.631.189.810.030 28,598457
STTP 2019 2.881.563.083.954 28,689354
21 TCID 2015 2.082.096.848.703 28,364397
TCID 2016 2.185.101.038.101 28,412683
TCID 2017 2.361.807.189.430 28,490448
TCID 2018 2.445.143.511.801 28,525125
TCID 2019 2.551.192.620.939 28,567582
22 TSPC 2015 6.284.729.099.203 29,469144
TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,515938
TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,637206
TSPC 2018 7.869.975.060.326 29,694076
TSPC 2019 8.372.769.580.743 29,756006
23 ULTJ 2015 3.539.995.910.248 28,895147
ULTJ 2016 4.239.199.641.365 29,075396
ULTJ 2017 5.186.940.000.000 29,277165
ULTJ 2018 5.555.871.000.000 29,345876
ULTJ 2019 6.608.422.000.000 29,519366
24 UNVR 2015 15.729.945.000.000 30,386587
UNVR 2016 16.745.695.000.000 30,449162
UNVR 2017 18.906.413.000.000 30,570522
UNVR 2018 19.522.970.000.000 30,602613
UNVR 2019 20.649.371.000.000 30,658706
25 WIIM 2015 1.342.700.045.391 27,925704
WIIM 2016 1.353.634.132.275 27,933814
WIIM 2017 1.225.712.093.041 27,834543
WIIM 2018 1.255.573.914.558 27,858614
WIIM 2019 1.299.521.608.556 27,893017
95

Hasil Pengolahan Data CSR


Tota
Total l
No Tahun Kode Pengungkapa Item CSR
n CSR CSR
78 0.10256410
1 12/31/2015 ADES
8 3
78 0.10256410
1 12/31/2016 ADES
8 3
78 0.10256410
1 12/31/2017 ADES
8 3
78 0.10256410
1 12/31/2018 ADES
8 3
78 0.33333333
1 12/31/2019 ADES
26 3
78 0.23076923
2 12/31/2015 BUDI
18 1
78 0.15384615
2 12/31/2016 BUDI
12 4
78 0.15384615
2 12/31/2017 BUDI
12 4
78 0.15384615
2 12/31/2018 BUDI
12 4
78 0.15384615
2 12/31/2019 BUDI
12 4
78 0.10256410
3 12/31/2015 CINT
8 3
78 0.12820512
3 12/31/2016 CINT
10 8
78 0.10256410
3 12/31/2017 CINT
8 3
78 0.10256410
3 12/31/2018 CINT
8 3
78 0.32051282
3 12/31/2019 CINT
25 1
78 0.11538461
4 12/31/2015 DLTA
9 5
96

78 0.14102564
4 12/31/2016 DLTA
11 1
78 0.15384615
4 12/31/2017 DLTA
12 4
78 0.19230769
4 12/31/2018 DLTA
15 2
78 0.17948717
4 12/31/2019 DLTA
14 9
78 0.10256410
5 12/31/2015 DVLA
8 3
5 12/31/2016 DVLA 7 78 0.08974359
78 0.16666666
5 12/31/2017 DVLA
13 7
78 0.19230769
5 12/31/2018 DVLA
15 2
78 0.21794871
5 12/31/2019 DVLA
17 8
78 0.10256410
6 12/31/2015 GGRM
8 3
78 0.10256410
6 12/31/2016 GGRM
8 3
78 0.12820512
6 12/31/2017 GGRM
10 8
78 0.11538461
6 12/31/2018 GGRM
9 5
78 0.12820512
6 12/31/2019 GGRM
10 8
7 12/31/2015 HMSP 7 78 0.08974359
78 0.29487179
7 12/31/2016 HMSP
23 5
78 0.14102564
7 12/31/2017 HMSP
11 1
78 0.19230769
7 12/31/2018 HMSP
15 2
78 0.20512820
7 12/31/2019 HMSP
16 5
78 0.12820512
8 12/31/2015 ICBP
10 8
78 0.10256410
8 12/31/2016 ICBP
8 3
78 0.12820512
8 12/31/2017 ICBP
10 8
78 0.12820512
8 12/31/2018 ICBP
10 8
97

78 0.12820512
8 12/31/2019 ICBP
10 8
78 0.12820512
9 12/31/2015 INDF
10 8
78 0.19230769
9 12/31/2016 INDF
15 2
78 0.17948717
9 12/31/2017 INDF
14 9
78 0.16666666
9 12/31/2018 INDF
13 7
78 0.19230769
9 12/31/2019 INDF
15 2
78 0.25641025
10 12/31/2015 KAEF
20 6
78 0.20512820
10 12/31/2016 KAEF
16 5
78 0.19230769
10 12/31/2017 KAEF
15 2
78 0.19230769
10 12/31/2018 KAEF
15 2
78 0.12820512
10 12/31/2019 KAEF
10 8
78 0.17948717
11 12/31/2015 KLBF
14 9
78 0.19230769
11 12/31/2016 KLBF
15 2
78 0.17948717
11 12/31/2017 KLBF
14 9
78 0.19230769
11 12/31/2018 KLBF
15 2
78 0.19230769
11 12/31/2019 KLBF
15 2
78 0.19230769
12 12/31/2015 MERK
15 2
78 0.19230769
12 12/31/2016 MERK
15 2
78 0.19230769
12 12/31/2017 MERK
15 2
78 0.19230769
12 12/31/2018 MERK
15 2
78 0.19230769
12 12/31/2019 MERK
15 2
78 0.25641025
13 12/31/2015 MLBI
20 6
13 12/31/2016 MLBI 25 78 0.32051282
98

1
78 0.32051282
13 12/31/2017 MLBI
25 1
78 0.25641025
13 12/31/2018 MLBI
20 6
78 0.25641025
13 12/31/2019 MLBI
20 6
78 0.19230769
14 12/31/2015 MYOR
15 2
78 0.19230769
14 12/31/2016 MYOR
15 2
78 0.19230769
14 12/31/2017 MYOR
15 2
78 0.19230769
14 12/31/2018 MYOR
15 2
78 0.19230769
14 12/31/2019 MYOR
15 2
78 0.12820512
15 12/31/2015 PYFA
10 8
78 0.19230769
15 12/31/2016 PYFA
15 2
78 0.19230769
15 12/31/2017 PYFA
15 2
78 0.19230769
15 12/31/2018 PYFA
15 2
78 0.19230769
15 12/31/2019 PYFA
15 2
78 0.19230769
16 12/31/2015 ROTI
15 2
78 0.19230769
16 12/31/2016 ROTI
15 2
78 0.12820512
16 12/31/2017 ROTI
10 8
78 0.12820512
16 12/31/2018 ROTI
10 8
78 0.19230769
16 12/31/2019 ROTI
15 2
78 0.12820512
17 12/31/2015 SIDO
10 8
78 0.19230769
17 12/31/2016 SIDO
15 2
78 0.19230769
17 12/31/2017 SIDO
15 2
78 0.25641025
17 12/31/2018 SIDO
20 6
99

78 0.32051282
17 12/31/2019 SIDO
25 1
78 0.12820512
18 12/31/2015 SKBM
10 8
78 0.12820512
18 12/31/2016 SKBM
10 8
78 0.12820512
18 12/31/2017 SKBM
10 8
78 0.12820512
18 12/31/2018 SKBM
10 8
78 0.12820512
18 12/31/2019 SKBM
10 8
78 0.12820512
19 12/31/2015 SKLT
10 8
78 0.12820512
19 12/31/2016 SKLT
10 8
78 0.12820512
19 12/31/2017 SKLT
10 8
78 0.12820512
19 12/31/2018 SKLT
10 8
78 0.12820512
19 12/31/2019 SKLT
10 8
78 0.19230769
20 12/31/2015 STTP
15 2
78 0.19230769
20 12/31/2016 STTP
15 2
78 0.19230769
20 12/31/2017 STTP
15 2
78 0.19230769
20 12/31/2018 STTP
15 2
78 0.19230769
20 12/31/2019 STTP
15 2
78 0.23076923
21 12/31/2015 TCID
18 1
78 0.23076923
21 12/31/2016 TCID
18 1
78 0.23076923
21 12/31/2017 TCID
18 1
78 0.19230769
21 12/31/2018 TCID
15 2
78 0.19230769
21 12/31/2019 TCID
15 2
78 0.19230769
22 12/31/2015 TSPC
15 2
22 12/31/2016 TSPC 15 78 0.19230769
100

2
78 0.12820512
22 12/31/2017 TSPC
10 8
78 0.12820512
22 12/31/2018 TSPC
10 8
78 0.19230769
22 12/31/2019 TSPC
15 2
78 0.20512820
23 12/31/2015 ULTJ
16 5
78 0.25641025
23 12/31/2016 ULTJ
20 6
78 0.19230769
23 12/31/2017 ULTJ
15 2
78 0.12820512
23 12/31/2018 ULTJ
10 8
78 0.19230769
23 12/31/2019 ULTJ
15 2
78 0.25641025
24 12/31/2015 UNVR
20 6
78 0.25641025
24 12/31/2016 UNVR
20 6
78 0.25641025
24 12/31/2017 UNVR
20 6
78 0.32051282
24 12/31/2018 UNVR
25 1
78 0.25641025
24 12/31/2019 UNVR
20 6
78 0.19230769
25 12/31/2015 WIIM
15 2
78 0.19230769
25 12/31/2016 WIIM
15 2
78 0.19230769
25 12/31/2017 WIIM
15 2
78 0.19230769
25 12/31/2018 WIIM
15 2
78 0.19230769
25 12/31/2018 WIIM
15 2

Daftar Penilaian CSR

Nomo Kode
Jenis Pengungkapan Keterangan
r Pengungkapan
1 Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung
yang dihasilkan dan
didistribusikan
101

Implikasi finansial dan


risiko serta peluang lainnya
2 EC2
kepada kegiatan organisasi
karena perusbahan iklim
Cakupan kewajiban
3 EC3 organisasi atas program
imbalan pasti
Bantuan finansial yang
4 EC4
diterima dari pemerintah
Perbandingan manajemen
senior yang dipekerjakan
5 EC6 dari masyarakat
lokal di lokasi operasi yang
Kehadiran Pasar signifikan
Pembangunan dan dampak
dari investasi infrastruktur
6 EC7
dan jasa yang
diberikan

Dampak ekonomi tidak


7 EC8
langsung yang signifikan,
termasuk besarnya
Dampak Ekonomi dampak
Tidak Langsung Perbandingan pembelian
dari pemasok lokal di
lokasi operasional
8 EC9
yang signifikan

Bahan yang digunakan


9 EN1 berdasarkan bobot atau
volume
Aspek Material Persentase bahan yang
digunakan yang
10 EN2
merupakan bahan input
daur ulang
Konsumsi energi dalam
11 EN3
organisasi
Konsumsi energi di luar
12 EN4
organisasi
13 EN5 Intensitas energy
Aspek Energi
Pengurangan konsumsi
14 EN6
energy
Pengurangan kebutuhan
15 EN7 energi pada produk dan
jasa
16 Aspek Air EN8 Total pengambilan air
102

berdasarkan sumber
Sumber air yang secara
17 EN9 signifikan dipengaruhi oleh
pengambilan air
Persentase dan total
volume air yang didaur
18 EN10
ulang dan digunakan
kembali
Lokasi-lokasi operasional
yang dimiliki, disewa dan
dikelola di dalam,
atau yang berdekatan
19 EN11 dengan kawasan lindung
dan kawasan dengan
nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar
kawasan lindung
Aspek Biodiversitas
Uraian dampak signifikan
kegiatan, produk, dan jasa
terhadap
keanekaragaman hayati di
20 EN12 kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati
tinggi di luar kawasan
lindung
Habitat yang dilindungi
21 EN13
atau dipulihkan
Jumlah total spesies dalam
IUCN Red List dan spesies
dalam daftar
spesies yang dilindungi
22 EN14 nasional dengan habitat di
Aspek Biodiversitas
tempat yang
dipengaruhi operasional,
berdasarkan tingkat risiko
kepunahan
Emisi gas rumah kaca
23 EN15 (GRK) langsung (cakupan
1)
Emisi, Efluen dan Emisi gas rumah kaca
24 Limbah EN16 (GRK) tidak langsung
(cakupan 2)
Emisi gas rumah kaca
25 EN17 (GRK) tidak langsung
lainnya (cakupan 3)
26 EN18 Intensitas emisi gas rumah
kaca(GRK)
103

Pengurangan emisi gas


27 EN19
rumah kaca (GRK)
Emisi bahan perusak ozon
28 EN20
(BPO)
NOx, SOx, dan emisi
29 EN21
udara signifikan lainnya
Total air yang dibuang
30 EN22 berdasarkan kualitas dan
tujuan
Bobot total limbah
31 EN23 berdasarkan jenis dan
metode pembuangan
Jumlah dan volume total
32 EN24
tumpahan signifikan
Bobot limbah yang
dianggap berbahaya
menurut ketentuan
konvensi Basel Lampiran
I, II, III, dan VIII yang
33 EN25
diangkut, diimpor,
diekspor, atau diolah, dan
persentase limbah yang
diangkut untuk pengiriman
internasional
Identitas, ukuran, status
lindung, dan nilai
keanekaragaman hayati
dari badan air dan habitat
34 EN26
terkait yang secara
Produk dan Jasa signifikan terkena dampak
dari pembuangan air
limpasan dari organisasi
Tingkat mitigasi dampak
35 EN27 terhadap lingkungan
produk dan jasa
Prosentase produk yang
terjual dan kemasannya
36 Kepatuhan EN28
yang direklamasi menurut
kategori
Nilai moneter denda
signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter
Pengangkutan/
37 EN29 atas ketidakpatuhan
Transportasi
terhadap undang-undang
dan peraturan
lingkungan
38 Menyeluruh EN30 Dampak lingkungan
signifikan dari
104

pengangkutan produk dan


barang
lain serta bahan untuk
operasional organisasi dan
pengangkutan
tenaga kerja
Jumlah total dan tingkat
perekrutan karyawan baru
39 LA1 dan turnover karyawan
menurut kelompok umur,
gender, dan wilayah
Tunjangan yang diberikan
bagi karyawan purnawaktu
yang tidak diberikan bagi
Pekerjaan
40 LA2 karyawan sementara atau
paruh waktu, berdasarkan
lokasi operasi yang
signifikan
Tingkat kembali bekerja
dan tingkat retensi setelah
41 LA3
cuti melahirkan, menurut
gender
Jangka waktu minimum
pemberitahuan mengenai
perubahan
42 LA4 operasional, termasuk
apakah hal tersebut
tercantum dalam perjanjian
bersama
Tenaga kerja /
Persentase total tenaga
Hubungan Manajemen
kerja yang diwakili dalam
komite bersama formal
manajemen-pekerja yang
43 LA5
membantu mengawasi dan
memberikan saran program
kesehatan dan keselamatan
kerja
Kesehatan dan Jenis dan tingkat cedera,
Keselamatan Jabatan penyakit akibat kerja, hari
hilang, dan kemangkiran,
44 LA6
serta jumlah total kematian
akibat kerja menurut
daerah dan gender
45 LA7 Pekerja yang sering
terkena atau berisiko tinggi
terkena penyakit yang
terkait dengan pekerjaan
mereka
105

Topik kesehatan dan


keselamatan yang tercakup
46 LA8
dalam perjanjian formal
dengan serikat pekerja
Jam pelatihan rata-rata
pertahun per karyawan
47 LA9
menurut gender, dan
menurut kategori karyawan
Program untuk manajemen
ketrampilan dan
pembelajaran seumur
Pelatihan dan hidup yang mendukung
48 LA10
Pendidikan keberlanjutan kerja
karyawan dan membantu
mereka mengelola purna
bakti
Peresentase karyawan yang
menerima review kinerja
dan
49 LA11 pengembangan karier
secara regular, menurut
gender dan kategori
karyawan
Pelatihan dan
Komposisi badan tata
Pendidikan
kelola dan pembagian
karyawan perkategori
karyawan menurut gender,
50 LA12
kelompok usia
keanggotaan kelomok
minoritas, dan indikator
keberagaman lainnya
Rasio gaji pokok dan
remunerasi bagi
perempuan terhadap laki-
laki
51 LA13
menurut kategori
karyawan, berdasarkan
Keberagaman dan
lokasi operasional yang
Kesempatan Setara
signifikan
Persentase penapisan
pemasok baru
52 LA14 menggunakan kriteria
praktik
ketenagakerjaan
53 Praktek Investasi dan HR1 Jumlah total dan persentase
Pengadaan perjanjian dan kontrak
investasi yang signifikan
yang menyertakan klausul
106

terkait hak asasi manusia


atau penapisan berdasarkan
hak asasi manusia

Jumlah waktu pelatihan


karyawan tentang
kebijakan atau prosedur
54 HR2 hak asasi manusia terkait
dengan aspek hak asasi
manusia yang relevan
dengan operasi termasuk
persentase karyawan yang
dilatih
Jumlah total insiden
55 HR3 diskriminasi dan tindakan
korektif yang diambil
Operasi dan pemasok yang
diidentifikasi untuk
melatih kebebasan dari
asosiasi dan collective
56 Nondiskriminasi HR4
bargaining dalam risiko
yang signifikan dan
aksi yang diambil untuk
mendukung hal tersebut
Operasi dan pemasok yang
diindetifikasi berisiko
tinggi melakukan
Kebebasan Berserikat eksploitasi pekerja anak
57 dan Berunding Bersama HR5 dan tindakan yang diambil
Berkumpul untuk
berkontribusi dalam
penghapusan pekerja anak
yang efektif
Operasi dan pemasok yang
diidentifikasi berisiko
tinggi melakukan
pekerja paksa atau wajib
58 Pekerja Anak HR6 kerja dan tindakan untuk
berkontribusi dalam
penghapusan segala bentuk
pekerja paksa atau wajib
kerja
59 Kerja Paksa dan Kerja HR7 Persenatase petugas
Wajib pengaman yang dilatih
dalam kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia
di organisasi yang relevan
107

dengan operasi
Jumlah total insiden
pelanggaran yang
Praktek/Tindakan
60 HR8 melibatkan hak-hak
Pengamanan
masyarakat adat dan
tindakan yang diambil
Jumlah total dan persentase
operasi yang telah
61 Hak Penduduk Asli HR9 melakukan review atau
asesmen dampak hak asasi
manusia
Persentase operasi dengan
pelibatan masyarakat lokal,
62 Komunitas SO1 asesmen dampak, dan
program pengembangan
yang diterapkan
Operasi dengan dampak
negatif aktual dan potensial
63 SO2
yang signifikan terhadap
masyarakat
Jumlah total dan persentase
operasi yang dinilai
Korupsi terhadap risiko terkait
64 SO3
dengan korupsi dan risiko
signifikan yang
teridentifikasi
Komunikasi dan pelatihan
65 SO4 mengenai kebijakan dan
prosedur antikorupsi
Insiden korupsi yang
66 SO5 terbukti dan tindakan yang
diambil
Kebijakan Publik Nilai total kontribusi
politik berdasarkan negara
67 SO6
dan penerima/
penerima manfaat
Jumlah total tindakan
hukum terkait anti-
Kelakuan Tidak
68 SO7 persaingan, anti-trust, serta
Bersaing
praktik monopoli dan
hasilnya
Nilai moneter denda yang
signifikan dan jumlah total
sanksi nonmoneter atas
69 Kepatuhan SO8
ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan
peraturan
70 Kesehatan dan PR1 Persentase kategori produk
108

dan jasa yang signifikan


dampaknya
terhadap kesehatan dan
keselamatan yang dinilai
untuk peningkatan
Total jumlah insiden
Keamanan Pelanggan ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda
sukarela terkait dampak
71 PR2
kesehatan dan keselamatan
dari produk dan
jasa sepanjang daur hidup,
menurut jenis hasil
Jenis informasi produk dan
jasa yang diharuskan oleh
prosedur
organisasi terkait dengan
informasi dan pelabelan
72 PR3 produk dan jasa,
serta persentase kategori
produk dan jasa yang
signifikan harus
mengikuti persyaratan
Pemasangan Label bagi
informasi sejenis
Produk dan Jasa
Jumlah total insiden
ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda
73 PR4 sukarela terkait dengan
informasi dan pelabelan
produk dan jasa
menurut hasil
Hasil survey untuk
74 PR5 mengukur kepuasan
pelanggan
Penjualan produk yang
75 PR6 dilarang atau
disengketakan
Jumlah total insiden
ketidakpatuhan terhadap
Komunikasi Pemasaran peraturan dan koda
sukarela tentang
76 PR7
komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi,
dan
sponsor,menurut jenis hasil
77 Keleluasaan Pribadi PR8 Jumlah total keluhan yang
(privacy) Pelanggan terbukti terkait dengan
pelanggaran privasi
109

pelanggan dan hilangnya


data
Nilai moneter denda yang
signifikan atas
ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan
78 Kepatuhan PR9
peraturan terkait
penyediaan dan
penggunaan
produk jasa

Lampiran 3 : Hasil Pengujian


Hasil Pengujian Deskriptif
Date: 03/07/21
Time: 21:50
Sample: 1 125

X1 X2 Y

 Mean  48.16000  28.98899  0.178974


 Median  43.00000  28.70248  0.192308
 Maximum  114.0000  32.20096  0.333333
 Minimum  6.000000  25.79571  0.089744
110

 Std. Dev.  24.45153  1.609304  0.055464


 Skewness  1.193433  0.277402  0.683148
 Kurtosis  3.976907  2.337178  3.317322

 Jarque-Bera  34.64309  3.891357  10.24718


 Probability  0.000000  0.142890  0.005955

 Sum  6020.000  3623.624  22.37179


 Sum Sq. Dev.  74136.80  321.1427  0.381460

 Observations  125  125  125

Hasil Pengujian Common Effect Model (CEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:46
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

0.21529
C 1 0.080727 2.666906 0.0087
0.00029
X1 9 0.000237 1.263026 0.2090
-
0.00250 -
X2 5 0.002819 0.888732 0.3759

0.22477 0.1789
R-squared 2     Mean dependent var 74
0.20555 0.0554
Adjusted R-squared 1     S.D. dependent var 64
-
0.04943 3.1447
S.E. of regression 6     Akaike info criterion 85
-
0.29571 3.0542
Sum squared resid 8     Schwarz criterion 79
-
200.549 3.1080
Log likelihood 1     Hannan-Quinn criter. 17
11.6943 1.1825
F-statistic 7     Durbin-Watson stat 49
0.00000
Prob(F-statistic) 1

Hasil Pengujian Fixed Effect Model (FEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
111

Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

2.11495
C 4 0.674217 3.136905 0.0023
0.01490
X1 6 0.003720 4.007074 0.0001
-
0.09200 -
X2 7 0.027391 3.359009 0.0011

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

0.58618 0.1789
R-squared 6     Mean dependent var 74
0.47100 0.0554
Adjusted R-squared 0     S.D. dependent var 64
-
0.04034 3.3885
S.E. of regression 0     Akaike info criterion 25
-
0.15785 2.7549
Sum squared resid 3     Schwarz criterion 82
-
239.782 3.1311
Log likelihood 8     Hannan-Quinn criter. 50
5.08905 1.9063
F-statistic 9     Durbin-Watson stat 38
0.00000
Prob(F-statistic) 0

Hasil Pengujian Random Effect Model (REM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/07/21 Time: 21:49
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125
Swamy and Arora estimator of component variances

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

0.22086
C 9 0.113157 1.951885 0.0533
0.00049
X1 0 0.000302 1.619437 0.1080
-
0.00281 -
X2 5 0.003957 0.711263 0.4783

Effects Specification
S.D. Rho
112

Cross-section random 0.025803 0.2903


Idiosyncratic random 0.040340 0.7097

Weighted Statistics

0.12181 0.1025
R-squared 2     Mean dependent var 54
0.10003 0.0450
Adjusted R-squared 9     S.D. dependent var 87
0.04277 0.2213
S.E. of regression 2     Sum squared resid 67
5.59457 1.5108
F-statistic 6     Durbin-Watson stat 04
0.00125
Prob(F-statistic) 7

Unweighted Statistics

0.21810 0.1789
R-squared 8     Mean dependent var 74
0.29826 1.1213
Sum squared resid 0     Durbin-Watson stat 12

Hasil Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.529875 (24,97) 0.0000


78.46744
Cross-section Chi-square 9 24 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:48
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

0.21529
C 1 0.080727 2.666906 0.0087
0.00029
X1 9 0.000237 1.263026 0.2090
-
0.00250 -
X2 5 0.002819 0.888732 0.3759

0.22477 0.1789
R-squared 2     Mean dependent var 74
0.20555 0.0554
Adjusted R-squared 1     S.D. dependent var 64
S.E. of regression 0.04943     Akaike info criterion -
6 3.1447
113

85
-
0.29571 3.0542
Sum squared resid 8     Schwarz criterion 79
-
200.549 3.1080
Log likelihood 1     Hannan-Quinn criter. 17
11.6943 1.1825
F-statistic 7     Durbin-Watson stat 49
0.00000
Prob(F-statistic) 1

Hasil Uji Hausman


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq. Chi-Sq.
Test Summary Statistic d.f. Prob.

18.02888
Cross-section random 6 3 0.0004

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

0.01490
X1 6 0.000490 0.000014 0.0001
-
0.09200 -
X2 7 0.002815 0.000735 0.0010

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:49
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

2.11495
C 4 0.674217 3.136905 0.0023
0.01490
X1 6 0.003720 4.007074 0.0001
-
0.09200 -
X2 7 0.027391 3.359009 0.0011
0.10175
X3 6 0.053498 1.902044 0.0601

Effects Specification
114

Cross-section fixed (dummy variables)

0.58618 0.1789
R-squared 6     Mean dependent var 74
0.47100 0.0554
Adjusted R-squared 0     S.D. dependent var 64
-
0.04034 3.3885
S.E. of regression 0     Akaike info criterion 25
-
0.15785 2.7549
Sum squared resid 3     Schwarz criterion 82
-
239.782 3.1311
Log likelihood 8     Hannan-Quinn criter. 50
5.08905 1.9063
F-statistic 9     Durbin-Watson stat 38
0.00000
Prob(F-statistic) 0

Hasil Lagrange Multiplier


Lagrange multiplier (LM) test for panel data
Date: 03/07/21 Time: 21:03
Sample: 2015 2019
Total panel observations: 125
Probability in ()

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both


Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan  10.80619  1.029749  11.83593


(0.0010) (0.3102) (0.0006)
Honda  3.287276  1.014765  3.042003
(0.0005) (0.1551) (0.0012)

Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas


115

Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas


Heteroskedasticity Test: Glejser

2.41298
F-statistic 6     Prob. F(3,121) 0.0700
7.05612
Obs*R-squared 1     Prob. Chi-Square(3) 0.0701
6.81998
Scaled explained SS 8     Prob. Chi-Square(3) 0.0779

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:52
Sample: 1 125
Included observations: 125

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

0.10446
C 7 0.047234 2.211706 0.0289
-2.01E- -
X1 05 0.000139 0.145046 0.8849
-
0.00246 -
X2 9 0.001649 1.496965 0.1370

0.05644 0.0388
R-squared 9     Mean dependent var 25
0.03305 0.0294
Adjusted R-squared 5     S.D. dependent var 16
-
0.02892 4.2167
S.E. of regression 5     Akaike info criterion 10
-
0.10123 4.1262
Sum squared resid 9     Schwarz criterion 04
-
267.544 4.1799
Log likelihood 4     Hannan-Quinn criter. 42
2.41298 1.1678
F-statistic 6     Durbin-Watson stat 53
116

0.07002
Prob(F-statistic) 5

Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas


Variance Inflation Factors
Date: 03/07/21 Time: 21:51
Sample: 1 125
Included observations: 125

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C  0.006517  333.3133  NA


X1  5.62E-08  8.372578  1.704983
X2  7.95E-06  342.6113  1.044234
X3  0.002020  3.469056  1.697907

Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

1.46562
F-statistic 1     Prob. F(15,106) 0.1315
21.4716
Obs*R-squared 8     Prob. Chi-Square(15) 0.1224

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 03/07/21 Time: 21:52
Sample: 1 125
Included observations: 125
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Coeffici
Variable ent Std. Error t-Statistic Prob.

-
0.07449 -
C 0 0.094188 0.790866 0.4308
-1.44E- -
X1 05 0.000235 0.061275 0.9513
0.00270
X2 4 0.003317 0.815244 0.4168
0.26414
RESID(-1) 0 0.097894 2.698224 0.0081
0.05986
RESID(-2) 6 0.100627 0.594932 0.5532
0.02325
RESID(-3) 1 0.101340 0.229438 0.8190
-
0.03334 -
RESID(-4) 7 0.101462 0.328667 0.7431
0.08775
RESID(-5) 3 0.099166 0.884914 0.3782
117

-
0.03076 -
RESID(-6) 6 0.098849 0.311247 0.7562
0.02408
RESID(-7) 1 0.098516 0.244434 0.8074
0.01845
RESID(-8) 8 0.098673 0.187062 0.8520
0.11748
RESID(-9) 4 0.099081 1.185735 0.2384
0.20565
RESID(-10) 0 0.101382 2.028475 0.0450
-
0.17367 -
RESID(-11) 3 0.101683 1.707986 0.0906
0.00659
RESID(-12) 2 0.102933 0.064037 0.9491
0.02339
RESID(-13) 1 0.104372 0.224108 0.8231
0.05086
RESID(-14) 0 0.105442 0.482353 0.6305
0.03151
RESID(-15) 2 0.101750 0.309696 0.7574

0.17177 1.88E-
R-squared 3     Mean dependent var 17
0.03113 0.0488
Adjusted R-squared 1     S.D. dependent var 35
-
0.04806 3.0932
S.E. of regression 9     Akaike info criterion 54
-
0.24492 2.6633
Sum squared resid 2     Schwarz criterion 50
-
212.328 2.9186
Log likelihood 4     Hannan-Quinn criter. 07
1.22135 1.9602
F-statistic 0     Durbin-Watson stat 95
0.25781
Prob(F-statistic) 4

Lampiran 4 : Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi
Nama : Nurliani Shabrina
NPM : 11187000420
Tempat dan Tanggal Lahir : Bekasi, 23 September 1997
118

Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Kavling Rawa Mulya RT 006 RW 003
No 18. Bekasi
Telepon : 087812712803
Email : nurliani.shabrina@gmail.com

Pendidikan Formal
SDIT Teratai Putih Bekasi : Lulus tahun 2009
SMP Yadika 8 Jatimulya : Lulus tahun 2012
SMAN 5 Tambun Selatan : Lulus tahun 2015
STEI, Jakarta : Tahun 2019 sampai sekarang

Anda mungkin juga menyukai