Anda di halaman 1dari 86

Pengaruh Financial Perfomance Terhadap Environment, Social,

dan
Governance (ESG) Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus

Tahun 2018 - 2021

Disusun Oleh:

I Desak Made Ferla Apriandini

20181211076

Skripsi

SEKOLAH TINGGI ILMU

EKONOMI INDONESIA BANKING

SCHOOL JAKARTA

2023
Pengaruh Financial Perfomance Terhadap Environment, Social,
dan
Governance (ESG) Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus

Tahun 2018 - 2021

Disusun Oleh:

I Desak Made Ferla Apriandini

20181211076

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna


Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2023
Pengaruh Financial Perfomance Terhadap Environment, Social,
dan
Governance (ESG) Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus

Tahun 2018 - 2021

Disusun Oleh:

I Desak Made Ferla Apriandini

20181211076

Diterima dan telah disetujui telah menyelesaikan Skripsi,

Jakarta, 15 Oktober 2023

Dosen Pembimbing Skripsi

(Nova Novita, S.E., M.S.Ak )

i
Indonesia Banking School
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJIAN SIDANG AKHIR

Nama Mahasiswa : I Desak Made Ferla Apriandini


NIM 20181211076
Judul Skripsi : Pengaruh Financial Performance Terhadap
Environment, Social dan Governance (ESG) Pada
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus
Tahun 2018 - 2021
Tanggal Ujian :
Ketua Penguji : Dr. Sparta, Ak., M.E., C.A.
Anggota Penguji : 1. Lediana Sufina, S.E.Ak., M.Si
2. Nova Novita, S.E., M.S.Ak
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas telah mengikuti ujian
siding akhir,
Pada Tanggal :
Dengan Hasil :
Tim Penguji
Ketua,

(Dr. Sparta, Ak., M.E., C.A.)


Anggota 1, Anggota 2,

(Lediana Sufina, S.E.Ak., M.Si) (Nova Novita, S.E., M.S.Ak)

ii
Indonesia Banking School
HALAMAN PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertenda tangan dibawah imi:

Nama Mahasiswa : I Desak Made Ferla


Apriandini NIM 20181211076
Program Studi : Akuntansi

Dengan ini telah menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat ini merupakan

hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila kemudian hari ternyata skripsi

ini merupakan hasil plagiat atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia

mempertanggungjawabkannya dan sekaligus menerima sanksi sesuai dengan

peraturan STIE IBS.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar.

Penulis

I Desak Made Ferla Apriandini

iii
Indonesia Banking School
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai civitas akademik STIE Indonesia Banking School, saya yang


bertandatangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : I Desak Made Ferla
Apriandini NIM 20181211076
Program Studi : Akuntansi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIE Indonesia Banking School Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-excluxive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Financial
Perfomance Terhadap Environment, Social, dan Governance (ESG) Pada
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus Tahun 2018 - 2021
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIE Indonesia Banking School berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Dibuat di Jakarta
Pada Tanggal 15 Oktober 2023
Yang menyatakan,

I Desak Made Ferla Apriandini

iv
Indonesia Banking School
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Financial Perfomance Terhadap Environment, Social, dan Governance (ESG)

Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Studi kasus Tahun 2018 - 2021”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan guna memperoleh

gelar Sarjana Manajemen di STIE Indonesia Banking School. Penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari doa, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayahanda tercinta I Dewa Nyoman Artanaba dan Ibunda tercinta Yuliati

selaku orang tua penulis yang selalu memberikan doa, dukungan,

kebahagiaan serta kasih sayang tiada henti kepada penulis.

3. Kakak-kakak saya tercinta Desak Gede Enjelina Marta dan Muhammad Fathi

serta ponakan saya tercinta Ryshaka Elfathnan yang selalu memberikan

dukungan, kebahagiaan dan yang selalu menguatkan penulis.

4. Ibu Dr. Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, S.H., LL.M. selaku Ketua

STIE Indonesia Banking School.

5. Bapak Dr. Erric Wijaya, S.E., M.E. selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik

6. Nova Novita, S.E., M.S.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Dosen

Pembimbing penulis yang telah mendukung, meluangkan waktu untuk

v
Indonesia Banking School
membimbing, membantu serta memberikan saran kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. Sparta S.E., M.E., Ak., CA dan Lediana Sufina, S.E.Ak. M.Si selaku

dosen Penguji penulis yang telah menguji juga membimbing penulis untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staff karyawan STIE Indonesia Banking School yang telah

membimbing saya dalam proses pembelajaran.

9. Sahabat saya Aisyah Zira yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

10. Pasangan saya Fadhil Achmad yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis.

11. Kepada kesayangan saya, Fally, Cicho dan Loki yang mendukung penulis dan

memberi cinta kepada penulis saat pembuatan skripsi ini

12. Teman-teman seperjuangan kuliah yaitu Hepri Eka, Devina Andini, Kak Deni

Fansuri dan Amelia yang selalu memberikan semangat, bantuan dan

dukungan kepada penulis.

Jakarta, 15 Oktober 2023

I Desak Made Ferla Apriandini

vi
Indonesia Banking School
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................ i


HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI KOMPREHENSIF..................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KARYA SENDIRI …….……………..…… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..………... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
ABSTRAK ……………………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Perumusan Masalah....................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 8
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 11
2.1 Landasan Teori ……………………………….………………… 11
2.2.1. Stakeholder Theory ……………………..……………… 11
2.1.2 Legitimacy Theory …………………….……………... 13
2.1.3 Environment, Social, dan Govarnance ……………… 14
2.1.4 Profitabilitas …...……….…………………………….. 17
2.1.5 Leverage …..…...……….…………………………….. 19
2.1.6 Firm Size ……………..…...………………………….. 20
2.1.7 Pandemi Covid – 19 …..…...……….…………….….. 21
2.2 Penelitian Terdahulu …………………………………………... 23
2.3 Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 27
2.4 Hipotesis ……..…………………………………………… 27

vii
Indonesia Banking School
2.4.1 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..…………. 27
2.4.2 Leverage berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..………...…. 28
2.4.3 Firm Size berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..…………... 29
2.4.5 Pandemi Covid berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..………….... 30
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….… 32
3.1 Objek Penelitian ……………………………………………….. 32
3.2 Metode Pengambilan Sampel …………………………………. 32
3.3 Variabel dan Operasional Variabel …………………………….. 33
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data……. ……………………. 36
3.4.1 Analisis Deskriptif ……………………….……………... 36
3.4.2. Analisis Persamaan Regresi dan Koefisien Determinasi.. 35
3.4.3. Analisis Data Panel ……………………...……………... 37
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ………………………..……………. 39
3.4.5. Koefisien Determinasi (R2) ………………………….. 41
3.4.6. Uji F …………………………………………………... 41
3.4.7. Uji t …………………………………………………... 42
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………... 43
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian …………………………… 43
4.2 Analisa Pembahasan ……………………………………………. 44
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif …………………………….. 44
4.2.2 Analisa Data Panel ……………………………………... 50
4.2.3 Asumsi Klasik ………………………………………….. 52
4.2.4 Analisis Regresi ………………………………………… 55
4.2.5 Koefisien Determinasi ………………………………….. 57
4.2.6 Uji F …………………………………………………….. 58
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………... 58

viii
Indonesia Banking School
4.3.1 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..…………. 58
4.3.2 Leverage tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..………...…. 60
4.3.3 Firm Size berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..…………... 61
4.3.4 Pandemi Covid berpengaruh positif terhadap Kinerja
Environment, Social, dan Govarnance.…………..………….... 62
4.4 Implikasi Manajerial …………………………………………… 63
BAB V KESIMPULAN ………………………………………………….. 64
5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 64
5.2 Keterbatasan ……………………………………………………. 65
5.3 Saran ……………………………………………………………. 65
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 67

ix
Indonesia Banking School
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………………. 23


………..
Tabel 3.1 Tabel Operasional ….……………………………….. 34
………………
Tabel 3.2 Tabel Autokorelasi….………………...……………..……………… 40
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel 42
………………………………………….
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif …………………………………………………. 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow …………………………………………………….. 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman ………………………………………………… 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Langrange Multiplier ……………………………………. 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ………………………………………… 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………………………. 53
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Durbin Watson ……………………………………. 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi 54
……………………………………………………
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………………… 56
Tabel 4.11 Hasil Uji F 57
…………………………………………………………

x
Indonesia Banking School
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ESG Scores …………………….. 2


Gambar 2.1 Dimension and Criteria Weight by S&P Global ………………… 16
Gambar 2.2 S&P Global Captures Material Risks and Opportunites within
criteria weight by industries ………………………………………………….. 17
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………... 26
Gambar 4.1 Distribusi Perusahaan per sektor ………………………………… 43
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ……………………………………………... 51

xi
Indonesia Banking School
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Financial Perfomance

Terhadap Environment, Social, dan Governance (ESG) Pada Perusahaan di Bursa

Efek Indonesia. Faktor-faktor ini adalah profitabilitas, leverage, firm size, dan

Covid. Studi ini menggunakan skor ESG yang dirilis oleh S&p dan 25 sampel dari

2018 hingga 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas, size, dan covid

memiliki efek positif pada Kinerja ESG. Sementara itu, leverage tidak

berpengaruh pada Kinerja ESG.

Kata Kunci: Environment, Social, Governance, and Indonesia

ABSTRACT

This study aims to analyze the Effect of Financial Performance on Environment,

Social, and Governance (ESG) in Companies on the Indonesia Stock Exchange.

These factors are profitability, leverage, firm size, and Covid. The study used

ESG scores released by S&P and 25 samples from 2018 to 2021. The results of

this study show profitability, size, and covid have a positive effect on ESG

Performance. Meanwhile, leverage has no effect on ESG Performance.

Keywords: Environment, Social, Governance, and Indonesia

xii
Indonesia Banking School
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyebaran virus COVID-19 di seluruh dunia telah berkembang pesat

yang mana hal ini telah menjadi fenomena pandemi kesehatan yang menyebabkan

gangguan yang mengkhawatirkan dalam berbagai aspek di seluruh penjuru dunia

(WHO 2021) khususnya di bidang ekonomi. Beberapa negara memberlakukan

pembatasan sosial dimana masyarakat dilarang untuk berinteraksi di luar rumah

guna menahan penyebaran virus COVID-19 (WHO and ILO 2021). Pembatasan

tersebut mengakibatkan guncangan sektor riil yang belum pernah terjadi

sebelumnya bagi perusahaan dalam beberapa cara: (a) berkurangnya permintaan

untuk produk, (b) membatas kegiatan untuk menekan pengeluaran, dan (c)

gangguan rantai pasokan. Akibatnya, perusahaan merespons dengan meningkatkan

likuiditas mereka, terutama pada kas, dengan menerbitkan utang jangka panjang.

Sementara kebutuhan pembiayaan eksternal meningkat selama periode Pandemi

COVID-19, sangat mendalam untuk pembiayaan utang yang diperoleh perusahaan

(Hartzmark and Sussman 2019)

Dalam penelitian (Susilowati, Wafirotin, and Hartono 2018) Berdasarkan

hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

pandemi covid-19 berdampak positif pada kinerja dari industri barang konsumsi.

abnormal return yang terdapat pada sektor barang konsumsi mengindikasikan

pandemi covid-19 memiliki kandungan informasi yang berharga bagi pasar bahwa

dengan ada panemi covid 19, kebutuhan akan barang konsumsi akan meningkat

1
Indonesia Banking School
2

sehingga prospek dari perusahaan-perusahaan pada industri ini akan membaik,

sehingga sektor barang konsumsi dapat menjadi salah satu pilihan untuk

melakukan investasi. Sementara itu tidak terdapat abnormal return signifikan pada

8 sektor industri yang lain di BEI yang meliputi sektor pertanian, sektor

pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor

properti, real estat dan konstruksi, sektor Infrastruktur, utilitas, dan transportasi,

sektor keuangan, serta sektor perdagangan, jasa dan investasi (Susilowati,

Wafirotin, and Hartono 2018).

Pandemi merupakan kondisi darurat yang menyebabkan terjadinya gejolak

ekonomi yang menyebabkan turunnya pendapatan serta meningkatknya beban

perusahaan, kewajiban perusahaan untuk melakukan legitimasi terhadap dampak

lingkungan serta kewajiban perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan baik

dikarenakan selain kepada pimpinan perusahaan, perusahaan memiliki kewajiban

terhadap para pemangku kepentingan (Ismail et al. 2020) Oleh karena itu

meskipun terjadi pandemic kinerja ESG tetap meningkat hal ini tergambar pada

Gambar 1.1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ESG Score sebagai berikut:

Sumber: S&P Global


Gambar 1.1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ESG Score

Indonesia Banking School


3

Dalam penelitian (Aybars, Ataünal, and Gürbüz 2018) menjelaskan terkait

hubungan antara Kinerja Keuangan dengan ESG yang mana dalam penelitiannya

beranggapan bahwa perusahaan yang memperhatikan aspek keberlanjutan akan

memiliki kinerja keuangan yang lebih baik seperti ROA. Sehubungan dengan

banyaknya variasi jenis perusahaan yang di ambil dalam penelitian (Garcia,

Mendes-Da-Silva, and Orsato 2017) menjelaskan bahwa adanya kelompok

perusahaan yang sensitive dengan kinerja keberlanjutan. (minyak; gas; bahan

kimia; pertambangan; pembuatan baja; kertas; dan pulp). Kinerja keuangan adalah

pencapaian kinerja keuangan perusahaan untuk periode tertentu yang meliputi

pengumpulan dan alokasi keuangan. Kinerja keuangan memiliki beberapa aspek

seperti likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas. Dalam penelitian ini

kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas yang di ukur menggunakan

return on Asset dimana dalam buku (Weygandt and Kimmel 2022) Rasio

profitabilitas mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi perusahaan untuk

jangka waktu tertentu. Pendapatan, atau kekurangannya, mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk memperoleh pembiayaan utang dan ekuitas. Hal ini

juga mempengaruhi posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan

untuk tumbuh (Weygandt and Kimmel 2022).

Menurut (Friede, Busch, and Bassen 2015) wawasan mengenai kinerja

keuangan dan aspek ESG telah berkembang. Dalam penelitian (Garcia, Mendes-

Da-Silva, and Orsato 2017) juga telah menemukan bahwa terjadi perbedaan

potensial dalam pengungkapan kinerja keuangan dan ESG di berbagai wilayah.

Dalam penelitian (Ismail et al. 2020) ditemukan bahwa Profitabilitas dan Firm

Size

Indonesia Banking School


4

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Environtment, Social, dan

Govarnance, sedangkan Economic Performance dan Leverage tidak berpengaruh

dan tidak signifikan terhadap Environtment, Social, dan Govarnance. Penelitian

(Abdul Rahman and Alsayegh 2021) ditemukan bahwa Economic Performance,

Profitabilitas, Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Environtment, Social, dan Govarnance, namun Leverage tidak berpengaruh dan

tidak signifikan terhadap Environtment, Social, dan Govarnance. Penelitian

(Drempetic, Klein, and Zwergel 2020) menemukan bahwa Firm Size memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap Environtment, Social, dan Govarnance.

Dalam penelitian (Englich and Gedda 2020) menemukan bahwa Firm Size,

Return on Asset, dan Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Environtment, Social, dan Govarnance.

Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam mengelola

asetnya dimana dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA atau

kemampuan perusahaan dalam mengelola aset dimana ESG menjelaskan terkait

dampak lingkungan dimana semakin perusahaan dapat meningkatkan ESG nya

maka akan meningkatkan aset. Hal ini dikarenakan pemangku kepentingan akan

yakin bahwa perusahaan akan mampu mengelolah asetnya. Sejumlah penelitian

sudah mencoba membuktikan, dalam penelitian (Ismail et al. 2020), (Abdul

Rahman and Alsayegh 2021), (Englich and Gedda 2020) dan (Sharma, Panday,

and Dangwal 2020) dimana dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Profitabilitas

berpengaruh positif terhadap ESG. Namun penelitian (Hardianti and Anwar 2020)

dan (Susilowati, Wafirotin, and Hartono 2018) dimana dalam penelitian nya

Indonesia Banking School


5

menjelaskan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab

social sehingga penelitian ini masih menjadi kontradiktif.

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang

perusahaan dimana perusahaan diharapkan dapat mampu mengelola hutangnya

dengan baik dimana dalam hal ini ESG berperan dalam memberikan citra baik

terhadap perusahaan dimana meskipun memiliki hutang yang banyak pemangku

kepentingan akan tetap mempercayai perusahaan. Sejumlah penelitian telah

membuktikan, dalam penelitian (Abdul Rahman and Alsayegh 2021) dimana

dalam penelitiannya menjelaskan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

ESG. Namun penelitian (Sitompul 2021), (Krisdamayanti and Retnani 2020),

dan (Hardianti and Anwar 2020) menemukan bahwa Leverage tidak berpengaruh

terhadap tanggung jawab sosial. sehingga penelitian ini masih menjadi

kontradiktif. Firm Size menggambarkan besaran suatu perusahaan dimana

dalam penelitian ini diukur dengan total aset dimana dijelaskan dalam penelitian

(Ismail et al. 2020) bahwa semakin banyak asset perusahaan maka akan semakin

banyak kemampuan perusahaan dalam mengimplementasikan ESG dalam

perusahaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ismail et al. 2020), (Abdul

Rahman and Alsayegh 2021), (Safaeianpoor and Shoorvarzy 2017) dan (El

Khoury, Nasrallah, and Alareeni 2023) dimana dalam penelitiannya dijelaskan

bahwa Firm Size berpengaruh positif terhadap ESG. Namun penelitian ini

tidak sejalan dengan (Susilowati, Wafirotin, and Hartono 2018) dimana dalam

penelitian nya menjelaskan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh

terhadap tanggung jawab sosial. Penelitian (Susilowati, Wafirotin, and Hartono

2018) sejalan dengan

Indonesia Banking School


6

(Zulhaimi and Nuraprianti 2019) dimana dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial.

Penelitian ini replikasi dari penelitian sebelumnya (Ismail et al. 2020)

Penelitian ini memiliki beberapa kontribusi Pertama, cakupan dalam penelitian ini

berada di wilayah Indonesia pada perusahaan yang sudah listed di Bursa Efek

Indonesia sedangkan penelitian (Ismail et al., 2020) cakupannya perusahaan listed

di Malaysia. Ke-dua, penelitian ini melakukan pengambilan sampel saat sebelum

masa pandemi dan pada masa ketika pandemi. Disisi penelitian sebelumnya

(Ismail et al., 2020) tidak diterangkan penelitian ketika pandemi Covid-19.

1.2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, perlu adanya pembatasan yang jelas

yang ditimbulkan dari permasalahan dan pelebaran masalah yang terjadi agar

tujuan penelitian dapat tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Penelitian ini menggunakan Environtment, Social, dan Govarnance Score

yang diterbitkan oleh S&P Global untuk pengukuran Kinerja Environtment,

Social, dan Govarnance.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang berada di

Indonesia yang memiliki Environtment, Social, dan Govarnance Score yang

diterbitkan oleh S&P Global

3. Periode pengambilan sampel dalam penelitian ini sejak tahun 2018 sampai

2021.

Indonesia Banking School


7

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah yang telah ditetapkan maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja Environtment,

Social, dan Govarnance?

2. Apakah Leverage berpengaruh positif terhadap terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance?

3. Apakah Firm Size berpengaruh positif terhadap terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance?

4. Apakah Pandemi Covid-19 berpengaruh positif terhadap terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance ?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini

adalah untuk menguji Pengaruh Kinerja Keuangan Kinerja Environment, Social,

dan Govarnance (ESG) pada perusahaan di Indonesia. Tujuan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh positif Profitabilitas terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance

2. Menguji dan menganalisis pengaruh positif Leverage terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance

Indonesia Banking School


8

3. Menguji dan menganalisis pengaruh positif Firm Size terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance

4. Menguji dan menganalisis pengaruh positif terhadap Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap penelitian ini memiliki

manfaat sebagai berikut:

1.5.1. Manfaat Pengembangan Ilmu

1. Menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance.

2. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini sebagai referensi

peneliti selanjutnya.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan Kinerja

Environtment, Social, dan Govarnance perusahaan dalam menghadapi

permasalahan keberlanjutan.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi

dengan mengevaluasi Kinerja Environtment, Social, dan Govarnance

perusahaan.

Indonesia Banking School


9

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam penyusunan

skripsi ini maka perlu ditentukan sistematika penulisan yang baik. Sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi latar belakang yang menjadi dasar dalam penelitian ini.

Pendahuluan penelitian memuat latar belakang penelitian, batasan masalah

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan penelitian.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab II penelitian berisi mengenai teori yang mendasari penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka pemikiran serta pengembangan hipotesis untuk

memecahkan masalah terkait bahasan dalam peneltian.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III menjelaskan tentang bagaimana penelitian ini dilakukan,

menguraikan objek penelitian, jenis dan sumber data penelitian, pengukuran

yang digunakan, definisi operasional dari variabel penelitian, dan metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian.

4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi mengenai hasil dari metode yang digunakan selama penelitian

serta interpretasi data dan implikasi hasil penelitian ini.

Indonesia Banking School


10

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V merupakan penutup dari penulisan skrisi ini yang berisi

pemaparan kesimpulan secara singkat dari analisis dari hasil penelitian serta

saran untuk para penelitian selanjutnya.

Indonesia Banking School


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Stakeholder Theory

Stakeholder theory dicetuskan pertama kali sebagai teori yang

menjelaskan mengenai stakeholder yang dikemukakan oleh Stanford Reasearch

Institute pada tahun 1963. Freeman menjelaskan terkait definisi stakeholder

sebagai “any group or individual who can affect or be affected by the achievement

of an organization’s objective.” (Freeman 2015). Menurut Freeman Stakeholder

merupakan setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh suatu organisasi.

Stakeholder di gambarkan sebagai pihak yang memiliki pengaruh dan

dapat mempengaruhi kebijakan maupun operasi perusahaan. (Liao and Tsai 2019)

dalam penelitiannya menjelaskan perusahaan besar telah mengetahui, bahwa yang

harus diperhatikan bukan hanya kepentingan pemilik modal, tetapi juga pemangku

kepentingan lainnya secara lebih luas. Salah satu aspek teori stakeholder

menjelaskan bahwa stakeholder perusahaan seperti manajemen perusahaan,

karyawan, pemasok perusahaan, dan sekitarnya harus diuntungkan dan diamankan

(Andries and Stephan 2019) Oleh karena itu, tidak hanya menjadi tanggung jawab

etis perusahaan tetapi juga permintaan stakeholder untuk memastikan keamanan

lingkungan dengan sengaja. Secara intuitif, tekanan stakeholder juga merupakan

11
Indonesia Banking School
12

penyebab kuat yang memaksa tata kelola perusahaan untuk mengadopsi strategi

lingkungan proaktif (Schmitz et al. 2019)

Dalam penelitian (Deegan and Unerman 2011) berpendapat bahwa sebuah

perusahan bukan hanya beroperasi untuk dirinya sendiri dimana perusahaan

memiliki tanggung jawab serta memiliki kewajiban untuk memeberikan manfaat

bagi stakeholders baik itu pemegang saham, kreditor, konsumen, suplier,

pemerintah, masyarakat, analis maupun pihak lain. Sehingga keberadaan suatu

perusahan sangat dipengaruhi oleh para stakeholders perusahaan tersebut. Selain

itu, stakeholders juga memiliki hak untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas

yang dilakukan oleh perusahaan yang mana dapat memengaruhi pengambilan

keputusan mereka. Stakeholder juga mempunyai hak untuk tidak menggunakan

informasi tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu

perusahaan.

Berdasarkan teori stakeholder dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan

memiliki kewajiban untuk meningkatkan serta mengelola kemampuan asset nya

dengan baik meskipun di masa pandemi. Oleh karena itu, dapat di simpulkan

bahwa teori ini mendukung penelitian ini yang menjelaskan bahwa semakin baik

kemampuan perusahaan semakin sadar perusahaan dalam mengimplementasikan

ESG dalam perusahaannya.

Dalam penelitian ini teori stakeholder digunakan karena melihat

kemampuan setiap perusahaan dalam mengelola kemampuan asset serta hutang

yang mana hal ini memiliki kecocokan serta korelasi terhadap kewajiban

perusahaan atas dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta pemangku

Indonesia Banking School


13

kepentingan seperti para investor, pemilik, maupun masyarakat yang terkena

dampak lingkungan.

2.1.2. Legitimacy Theory

Legitimacy theory pertama kali di kemukakan oleh John Dowling dan

Jeffrey Pfeffer pada tahun 1975. (Dowling and Pfeffer 1975) mendefinisikan

legitimasi sebagai “legitimacy is important to organizations, constraints imposed

by social norms and values and reactions to such constraints provide a focus for

analyzing organizational behaviors taken with respect to the environment”. Teori

legitimasi merupakan teori yang menggambarkan kewajiban perusahaan terkait

nilai serta norma berlaku di masyarakat (Gómez-Carrasco, Guillamón-Saorín, and

García Osma 2021) Menurut (Ali, Lodhia, and Narayan 2020) memperluas

penerapan teori legitimasi dalam pegungkapan studi ini ke dalam penggunaan

serta pengungkapan keberlanjutannya dan berfokus bagaimana perilaku yang

menghubungkan legitimasi dengan meningkatkan kepercayaan pemangku

kepentingan.

Teori legitimasi dapat menjelaskan hubungan antara ESG dan kinerja

perusahaan. ESG adalah tindakan perusahaan yang sah. “Legitimacy is a

generalized perception or assumption that the actions of an entity are desirable,

proper, or appropriate within some socially constructed system of norms, values,

beliefs, and definitions” (Mao 2008) Perusahaan dapat mengungkapkan lebih

banyak informasi terkait kegiatan lingkungan serta sosialnya untuk mengurangi

asimetri informasi dan mendapatkan kepercayaan stakeholder. Setiap kelalaian

Indonesia Banking School


14

dalam kegiatan ESG dapat dianggap sebagai sifat ceroboh perusahaan terhadap

masyarakat dan masyarakat dapat menghukum perusahaan karena keengganan

perusahaan untuk bertindak atas masalah sosial dan lingkungan, sehingga

kelangsungan hidup perusahaan akan terancam (Deegan and Unerman 2011)

Legitimasi merupakan suatu kewajiban yang harus di lakukan setiap

perusahaan dimana proses legitimasi ini berfungsi untuk mendapatkan

kepercayaan dari baik dari masyarakat maupun para pemangku kepentingan. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin perusahaan mampu mengelola asset

dan hutang maka perusahaan akan semakin sadar untuk melakukan legitimasi

terkait dampak perusahaan terhadap lingkungan.

Dalam penelitian ini teori letigimasi digunakan karena melihat

kemampuan setiap perusahaan dalam menanggulangi dampak yang ditimbulkan

oleh perusahaan baik itu limbah maupun polusi. Hal ini memiliki kecocokan serta

korelasi antara teori letigimasi dengan vaiabel yang digunakan dalam penelitian

ini serta kemampuan perusahaan untuk mengseimbangkan antara mengelola asset

dan hutan dengan menanggulangi dampak terhadap lingkungan.

2.1.3. Environtmental, Social, dan Govarnance

Environtmental, Social, dan Governance (ESG) adalah seperangkat kode

untuk operasi perusahaan yang digunakan oleh investor untuk menyaring investasi

masa depan (Chen and Yang 2020) Remy Briand, Managing Director, MSCI ESG

Research mendefinisikan ESG sebagai salah satu pertimbangan faktor lingkungan,

sosial dan tata kelola di samping faktor keuangan dalam proses pengambilan

Indonesia Banking School


15

keputusan investasi (MSCI 2021) Hal ini merupakan campuran dari kegiatan

lingkungan dan sosial tanggung jawab social perusahaan bersama dengan

indikator tata kelola perusahaan (Gerard 2019) dijelaskan bahwa teori legitimasi

dan penerapannya untuk memahami praktik pengungkapan sukarela perusahaan,

penerapan teori legitimasi berguna untuk memberikan wawasan tentang perilaku

pengungkapan manajemen (Dyduch and Krasodomska 2017) Kinerja ESG diukur

dengan menggunakan ESG Scores yang dikeluarkan oleh S&P Global.

Menurut (Cardillo and Longo 2020) Baru-baru ini, perusahaan lebih

memperhatikan dan mengerahkan lebih banyak upaya dalam Environmental,

Social, and Governance (ESG) management. Upaya yang dapat dilakukan oleh

perusahaan terkait meningkatkan ESG tergambar pada Gambar 1.2 Dimension

and Criteria Weights by S&P Global sebagai berikut:

Indonesia Banking School


16

Sumber: S&P Global


Gambar 2.1 Dimension and Criteria Weights by S&P Global
Manajemen ESG bukanlah metode manajemen baru; metode ini

merupakan metode yang digunakan berdasarkan strategi untuk mengembangkan

perusahaan bersama dengan para pemangku kepentingan. Ada banyak diskusi

tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen keberlanjutan

perusahaan, yang berlaku untuk semua kegiatan perusahaan, mulai dari bentuk

manajemen ESG yang lebih baru. Keberlanjutan sosial mengusung aspek yang

sangat mempertimbangkan hubungan yang terjadi antara perusahaan baik dengan

pihak internal maupun

Indonesia Banking School


17

eksternal. Hal ini mencakup dengan apek stabilitas sumber daya manusia yang

terjadi dalam lingkungan perusahaan. Semua perusahaan dinilai menggunakan

kuesioner dan metodologi CSA khusus industri yang mencerminkan skor

perusahaan dibandingkan dengan rekan-rekan industrinya. CSA berfokus pada

kinerja masa lalu dan saat ini pada isu-isu ESG. S&P Global telah memilih

kriteria yang paling relevan dalam setiap dimensi keberlanjutan berdasarkan

bobotnya dalam penilaian dan signifikansinya saat ini atau yang diharapkan untuk

industri. Bagan laba-laba di bawah ini memvisualisasikan kinerja terhadap skor

terbaik yang dicapai dalam industri di setiap kriteria dan skor industri rata-rata.

Hal ini tergambar pada Gambar 1.3 S&P Global Captures Material Risks and

Opportunities within Criteria Weights by Industry sebagai berikut:

Sumber: S&P Global


Gambar 2.2 S&P Global Captures Material Risks and Opportunities
within Criteria Weights by Industry

2.1.4. Profitabilitas

Menurut (Sparta, Ayu 2016) Profitabilitas adalah rasio yang digunakan

dalam mengukur kauntungan yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas

dapat digunakan dalam menilai pekembangan laba perusahaan dari waktu ke

waktu.

Indonesia Banking School


18

Selain itu, dapat digunakan untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang

telah digunakan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang telah memiliki laba

yang tinggi cenderung dapat lebih menarik perhatian investor dikarenakan mereka

menganggap perusahaan yang memiliki laba tinggi menggambarkan kinerja

perusahaan yang tinggi pula (Ismail et al. 2020). Perusahaan yang memiliki

profitabilitas yang lebih tinggi cenderung akan melakukan pengungkapan yang

lebih. Salah satunya yaitu dengan melakukan pengungkapan Kinerja

Environtmental, Social, dan Govarnance. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu

menunjukkan kinerja perusahaan yang baik kepada stakeholder. Hal ini juga dapat

menjadi nilai tambah bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan Kinerja

Environtmental, Social, dan Govarnance (Abdul Rahman and Alsayegh 2021).

Profitabilitas perusahaan akan diteliti melalui tata kelola perusahaan.

Profitabilitas perusahaan dibesar - besarkan dengan mempraktikkan strategi tata

kelola perusahaan yang baik, dalam penelitiannya mendefinisikan “Firm

Profitability is a measurement of proficiency to create income and what is left

from income after all expenditures revenue are the business income.” (Iriyadi,

Tartilla, and Gusdiani 2020) dalam penelitiannya mendefinisikan “Understanding

Profitability is the company's ability to generate profits for a certain period”,

dimana rasio profitabilitas menunjukkan efek gabungan dari likuiditas,

manajemen aset dan manajemen utang pada hasil operasi.

Menurut (Weygandt and Kimmel 2022) pengukuran rasio profitabilitas

memiliki beberapa tujuan, Seperti menilai posisi laba tahun sebelumnya

perusahaan dengan tahun berjalan, menilai perkembangan pendapatan dari

waktu ke waktu,

Indonesia Banking School


19

menilai laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, dan mengukur

produktivitas semua dana perusahaan digunakan baik modal pinjaman dan modal

sendiri (Weygandt and Kimmel 2022)

2.1.5. Leverage

Leverage pada dasarnya adalah uang pinjaman atau utang digunakan untuk

memaksimalkan pengembalian investasi, memperoleh aset tambahan atau

mengumpulkan dana untuk perusahaan. Individu atau bisnis menciptakan utang

dengan meminjam uang atau modal dari pemberi pinjaman dan berjanji untuk

melunasi utang ini dengan bunga tambahan. Dengan demikian, leverage juga bisa

berarti perdagangan ekuitas. Setiap kali sebuah perusahaan atau bisnis individu

disebut sebagai sangat leveraged, itu berarti bahwa utang pada mereka lebih dari

ekuitas. Mengetahui hal ini membantu investor untuk membuat keputusan yang

tepat sebelum berinvestasi di properti, perusahaan, atau perusahaan apa pun.

Perusahaan atau individu dapat menggunakan leverage karena berbagai alasan,

tetapi alasan ini berbeda dari perusahaan ke individu. Dengan kata lain,

perusahaan dapat menggunakan leverage untuk berbagai alasan seperti

meningkatkan nilai aset mereka, memperoleh peralatan baru untuk meningkatkan

nilai pemegang saham, dan banyak lagi. Sedangkan investor individu biasanya

menggunakan leverage untuk meningkatkan pengembalian investasi mereka.

Individu yang tidak ingin menggunakan leverage secara langsung dapat

melakukannya secara tidak langsung dengan berinvestasi di perusahaan yang

menggunakan leverage dalam kegiatan bisnis mereka. Untuk memahami

leverage dengan lebih baik, Anda harus tahu

Indonesia Banking School


20

bahwa nilai aset dan bunga pinjaman yang dipinjam perusahaan adalah dua faktor

utama. Ketika dan jika nilai aset meningkat dan menjadi lebih dari bunga

pinjaman, investor atau perusahaan yang memiliki aset akan mendapatkan

pengembalian yang lebih tinggi dan dengan demikian mengalami keuntungan.

Sedangkan jika nilai aset menurun, maka investor atau perusahaan yang memiliki

aset tersebut akan mengalami kerugian. Perhitungan Leverage dapat

menggunakan DER (Debt to Equity Ratio) atau DAR (Debt to Asset Ratio)

(Weygandt and Kimmel 2022)

Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to asset ratio

dimana rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara utang

perusahaan dengan aset perusahaan. Semakin tinggi debt to asset ratio, maka

semakin tinggi risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan (Abdul Rahman and

Alsayegh 2021) dimana debt to asset menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya serta untuk melihat komposisi hutang dan asset

perusahaan. Selain itu, dapat dijadikan pertimbangan oleh para pemangku

kepentingan dalam mengambil keputusan.

2.1.6 Firm Size

Firm Size atau ukuran perusahaan merupakan besaran suatu perusahaan

dimana dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset. Perusahaan

yang memiliki asset yang besar menggambarkan besaran dari suatu perusahaan

dimana semakin banyak asset yang di miliki suatu perusahaan maka semakin

mampu perusahaan mengungkapkan kinerja keberlanjutan dimana semakin besar

perusahaan menunjukan bahwa kepentingan yang dimiliki perusahaan semakin

Indonesia Banking School


21

besar dan luar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan

memiliki memiliki dampak yang lebih besar dan luar yang mana bagi investor hal

ini menjadi prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan, bagi para

regulator hal ini berdampak pada besarnya pajak serta peran pemberian dan

perlindungan terhadap masyarakat umum. Menurut (Weygandt and Kimmel

2022).

2.1.7 Pandemi Covid - 19

Penyebaran virus COVID-19 di seluruh dunia telah berkembang pesat

yang mana hal ini telah menjadi fenomena pandemi kesehatan yang menyebabkan

gangguan yang mengkhawatirkan dalam berbagai aspek di seluruh penjuru dunia

(WHO 2021) khususnya di bidang ekonomi. Beberapa negara memberlakukan

pembatasan sosial dimana masyarakat dilarang untuk berinteraksi di luar rumah

guna menahan penyebaran virus COVID-19 (WHO and ILO 2021). "Ilmu

pengetahuan" yang telah memandu pemerintah sebagian besar didorong oleh

pemodel epidemi dan spesialis penyakit menular, yang dapat dimengerti

membingkai keadaan darurat kesehatan saat ini dalam istilah wabah yang telah

berusia berabad-abad. Tetapi apa yang telah di pelajari sejauh ini memberi tahu

bahwa kisah Pandemi COVID-19 tidak sesederhana itu. Dua kategori penyakit

berinteraksi dalam populasi tertentu—infeksi sindrom pernapasan akut parah

coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan berbagai penyakit tidak menular (PTM).

Kondisi ini mengelompok dalam kelompok sosial sesuai dengan pola

ketimpangan yang tertanam dalam masyarakat. Agregasi penyakit-penyakit ini

dengan latar belakang kesenjangan sosial dan ekonomi memperburuk efek buruk

dari setiap penyakit yang

Indonesia Banking School


22

terpisah. Dalam hal ini pandemi diduga memiliki pengaruh kuat dikarenakan

timbulnya gejolak ekonomi yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami

krisis yang mana perusahaan dengan kewajibannya terhadap stakeholder atau

pemangku serta kewajiban untuk melakukan legitimasi terhadap dampak

lingkungan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Garcia et al., 2017) dimana

pengungkapan ESG dapat meningkatkan citra baik meskipun memiliki hutang

yang banyak dan sejalan dengan hasil penelitian dimana Leverage berpengaruh

negative terhadap ESG.

Indonesia Banking School


23

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis dan Judul Dependen Independen Hasil Penelitian Kesenjangan penelitian


Variabel Variabel
1. Ismail et al. (2020) ESG Scores Kinerja Temuan menunjukkan bahwa 1) Penelitian ini dilakukan
ekonomi Profitabilitas dan Firm size hanya dengansampel
Profitabilitas memiliki dampak positif dan perusahaan yang berada di
Firm Size signifikan terhadap Sustainability Malaysia.
Leverage Performance. 2) Penelitian ini hanya
Sedangkan, Leverage menggunakan sampel10
berpengaruh negatif dan industri dari tahun 2010
tidak signifikan terhadap samapai 2018.
Sustainability Performance. 3) Mengukur dampak ESG
terhadap kinerjakeuangan
.
2. Abdul et al. (2021) ESG Scores Kinerja Temuan menunjukkan bahwa 1) Menggunakan sampel
Ekonomi Firm Size, Leverage, Perusahaan publik Asia yang
Profitabilitas Profitabilitas dan Kinerja terdaftar dari 2005 hingga 2017.
Firm Size Ekonomi memiliki dampak 2) Data untuk karakteristik
Leverage positif dan signifikan perusahaan dari Firm Size,
terhadap kinerjaESG. Leverage, Profitabilitas dan
Kinerja Ekonomi dikumpulkan
dari set data Thomson Reuters
Asset 4.

Indonesia Banking School


24

No Penulis dan Judul Dependen Independen Hasil Penelitian Kesenjangan penelitian


Variabel Variabel
3. Nega (2017) ESG Scores Firm Size Temuan menunjukkan 1) Penelitian ini menggunakan
Return hubungan positif yang sampel yangdikumpulkan dari
on Equity signifikan antara Firm Size. set data Bloomberg Terminal.
Leverage Temuan menunjukan hubungan 2) Penelitian ini dilakukan hanya
negative antara Return on dengan menggunakan 119
Equity danLeverage terhadap sampel perusahaan diUS.
ESG. 3) Penelitian ini dilakukan pada
perusahaanyang listed pada
russel 100 Index.
4. Englich et ESG Scores Firm Size Temuan menunjukkan bahwa 1) 100 perusahaan dipilih secara
al. (2020) Return on Returnon Asset, Return on acak dengandata ESG yang
Asset Equity dan Net Income memiliki berjalan dari 2004 hingga 2020.
Return on dampak positif dansignifikan 2) Sampel yang di
EquityNe terhadap Sustainability gunakan merupakan
t Income Performance. Sedangkan, Firm databulanan.
Size berpengaruh negatif dan 3) Penelitian ini dilakukan
tidak signifikan terhadap hanya dengan sampel
Sustainability Performance. perusahaan yang
berada UnitedStates.
5. Sharma et ESG Market performance Temuan menunjukkan bahwa 1) Sampel perusahaan dari
al. (2020) ROCE Return on Asset, Return on periode 2013sampai 2016.
Return Equity dan ROCE memiliki 2) Sampel penelitian
on dampak positif dan signifikan perusahaan yang terdaftar
AssetFIIs terhadap ESG. Sedangkan, di Bombay Stock
stake Market Perfomace, FIIs stake, Exchange(BSE) India.
Leverage dan Leverage tidak berpengaruh
terhadap ESG.

Indonesia Banking School


25

No Penulis dan Judul Dependen Independen Hasil Penelitian Kesenjangan penelitian


Variabel Variabel
6. Khoury et al. ESG Scores Size Size berpengaruh positif terhadap 1. Banking Sektor
(2023) Perfomance ESG. Sedangkan Perfomance 2. Negara Afrika Utara
berpengaruh negative terhadap
ESG

7 Dewi & Tanggung Profitabilitas profitabilitas perpengaruh positif 1. Penelitian di lakukan pada
Sedana jawab social Ukuran perusahaan dan tidak signifikan terhadap perusahaan sektor industri
(2019) Leverage pengungkapan CSR, ukuran dasar dan kimia yang
perusahaan berpengaruh positif terdaftar di Bursa Efej
dan signifikan terhadap Indonesia
pengungkapan CSR, leverage 2. Sampel pada tahun 2014-
berpengaruh negatif dan 2017
signifikan terhadap
pengungkapan
CSR.
8. Yanti et al Tanggung Ukuran Perusahaan; Ukuran Perusahaan, Kepemilikan 1. Penelitian ini dilakukan di
(2021) Jawab Sosial Ukuran Dewan; Institutional tidak berpengaruh perusahaan tambang
Komisaris terhadap tanggung jawab social. 2. Penelitian ini tahun 2017 -
Kepemilikikan Sedangkan, Ukuran Dewan, 2019
Institutional; Leverage, dan Profitabilitas
Leverage; berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas tanggung jawab sosial.

Indonesia Banking School


26

9. Vilas et al. Tanggung Size Size tidak berpengaruh terhadap 1. Penelitian ini menggunakan
(2021) jawab sosial tanggung jawab social negara eropa
perusahaan 2. Penelitian dilakukan dengan
sampel 2007 - 2017
10 Safaeianpor ESG Size Size berpengaruh terhadap ESG 1. Sampel menggunakan
& perusahaan yang terdaftar di
Shoorvarzy Tehran Stock Exchange
(2017) 2. Menggunakan sampel
Perusahaan dari tahun 2010
sampai 2014
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Indonesia Banking School


27

2.3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran


Sumber: Ismail et al. (2020)

2.4. Hipotesis

2.4.1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja Environment,

Social, dan Govarnance.

Menurut teori legitimasi dan pemangku kepntingan yang mengemukakan

bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan yang lebih tinggi mengungkapkan

lebih banyak informasi ESG yang menggambarkan tanggung jawa sosial

perusahaan. Berdasarkan teori yang di ungkapkan oleh (Freeman 2015) dan

(Dowling and Pfeffer 1975) perusahaan yang memiliki aset yang lebih banyak

cenderung akan memungkapkan ESG yang lebih banyak lagi dikarenakan

perusahaan beranggapan bahwa semakin tinggi perusahaan kesadaran perusahaan

dalam mengungkapkan ESG semakin tinggi ketertarikan pemangku kepentingan

terhadap perusahaan.

Indonesia Banking School


28

Penelitian ini sejalan dengan (Ismail et al. 2020), (Abdul Rahman and

Alsayegh 2021), dan (Englich and Gedda 2020) dimana dalam penelitiannya di

jelaskan bahwa temuan ini memberikan bukti ada hubungan positif yang

signifikan antara profitabilitas dan Kinerja Environment, Social, dan Govarnance.

Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menguntungkan secara sukarela

mempraktikkan pengungkapan Kinerja Environment, Social, dan Govarnance.

Berdasarkan teori hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja Environment, Social,

dan Govarnance.

2.4.2. Leverage berpengaruh terhadap Kinerja Environment, Social, dan

Govarnance.

Berdasarkan Teori legitimasi menegaskan bahwa pemangku kepentingan

lebih memilih perusahaan dengan pengungkapan berkelanjutan yang lebih tinggi

dan mereka tidak mau menerima informasi berkualitas rendah. Dengan demikian,

perusahaan ditekan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi ESG untuk

memberikan bukti legitimasi dan jaminan pada keberhasilan keuangan

perusahaan. Berdasarkan teori yang di ungkapkan oleh (Freeman, 2015) dan

(Dowling & Pfeffer, 1975) perusahaan yang memiliki kewajiban yang tinggi

memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengungkapkan informasi ESG.

Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kewajiban yang dimiliki oleh

perusahaan semakin tinggi pula kekhawatiran para pemangku kepentingan terkait

pengembalian dana yang mereka investasikan terhadap perusahaan dimana

perusahaan yang memiliki skor

Indonesia Banking School


29

ESG yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi ESG yang lebih banyak

sehingga perusahaan dengan skor ESG yang tinggi cenderung lebih di percaya

oleh para pemangku kepentingan. Penelitian ini sejaln dengan dengan penelitian

(Abdul Rahman and Alsayegh 2021), (Dyduch and Krasodomska 2017), (Hummel

and Schlick 2016), dan (Karaman, Kilic, and Uyar 2018) dalam penelitiannya

bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ESG. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih leverage mengungkapkan informasi

ESG yang lebih tinggi hal ini sejalan dengan teori pemangku kepentingan dan

teori Legitimasi dimana perusahaan memiliki kewajiban dalam mengungkapkan

informasi dalam upaya meyakinkan pemangku kepentingan terkait pengembalian

dana yang diberikan kepada perusahaan. Berdasarkan teori hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

H2 : Leverage berpengaruh terhadap Kinerja Environment, Social, dan

Govarnance.

2.4.3. Firm Size berpengaruh positif terhadap Kinerja Environment, Social,

dan Govarnance.

Menurut teori legitimasi dan pemangku kepentingan yang mengemukakan

bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar mengungkapkan lebih banyak

informasi ESG yang menggambarkan tanggung jawab sosial perusahaan.

Berdasarkan teori yang di ungkapkan oleh (Freeman 2015) dan (Dowling and

Pfeffer 1975) perusahaan yang memiliki aset yang lebih banyak cenderung akan

memungkapkan ESG yang lebih banyak lagi dikarenakan perusahaan

beranggapan

Indonesia Banking School


30

bahwa semakin tinggi perusahaan kesadaran perusahaan dalam mengungkapkan

ESG semakin tinggi ketertarikan pemangku kepentingan terhadap perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan (Ismail et al. 2020), (Abdul Rahman and

Alsayegh 2021), dan (Safaeianpoor and Shoorvarzy 2017) dimana dalam

penelitiannya di jelaskan bahwa temuan ini memberikan bukti ada hubungan

positif yang signifikan antara Firm Size dan Kinerja Environment, Social, dan

Govarnance. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang besar secara sukarela

mempraktikkan pengungkapan Kinerja Environment, Social, dan Govarnance.

Berdasarkan teori hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H3: Firm Size berpengaruh positif terhadap Kinerja Environment, Social,

dan Govarnance.

2.4.4. Pandemi Covid – 19 berpengaruh positif terhadap Kinerja

Environment, Social, dan Govarnance.

Pandemi merupakan kondisi darurat atas kesehatan (WHO 2021) yang

menyebabkan terjadinya gejolak ekonomi yang berdampak terdahap segala sektor.

Pandemi ini menyebabkan turunnya pendapatan serta meningkatknya beban

perusahaan, kewajiban perusahaan untuk melakukan legitimasi terhadap dampak

lingkungan serta kewajiban perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan baik

dikarenakan selain kepada pimpinan perusahaan, perusahaan memiliki kewajiban

terhadap para pemangku kepentingan. Dalam hal ini pandemi diduga memiliki

pengaruh kuat dikarenakan timbulnya gejolak ekonomi yang menyebabkan

banyak perusahaan mengalami krisis yang mana berpengaruh terhadap Aset dan

Hutang

Indonesia Banking School


31

perusahaan. Oleh karena itu, semakin parah pandemi ini perusahaan dituntut

untuk melakukan pelaporan atas kegiatan usahanya secara berkala baik secara

keuangan dan manajerial perusahaan maupun dari lingkungan atas kegiatan

usahanya sehingga citra perusahaan tetap terjaga dalam memenuhi kewajiban

legitimasi serta kewajiban terhadap pemaku kepentingan. Berdasarkan teori dan

fenomena hipotesis Ke-4 sebagai berikut:

H4: Pandemi Covid-19 berpengaruh positif terhadap Kinerja Environment,

Social, dan Govarnance.

Indonesia Banking School


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diukur yang meliputi

kuantitas serta memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari. Sampel merupakan sebagian kecil dari jumlah populasi yang digunakan

oleh peneliti. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan di negara Indonesia.

Penelitian ini menggunakan Teknik pengambilan sampel dengan metode

purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik dimana peneliti dalam

menentukan sampel dengan menetapkan kriteria :

1. Perusahaan yang memiliki ESG Score yang di terbitkan oleh S&P Global

tahun 2018 – 2021.

2. Perusahaan yang tersedia data – data yang di butuhkan untuk variabel

pengukuran.

3. Telah menerbitkan laporan annual report selama kurun waktu di tahun 2018 –

2021 yang dinyatakan dalam mata uang negara Indonesia melalui website

perusahaan ataupun website Bursa Efek Indonesia.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor yang mempengaruhi Kinerja

Environment, Social, dan Govarnance. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui annual report periode

32
Indonesia Banking School
33

2018 – 2021. Pengambilan data menggunakan annual report dari www.idx.co.id.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan ESG Scores yang di keluarkan

SPGlobal.com.

3.3. Variabel dan Operasional Variabel

3.3.1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi akibat dari adanya

variabel independen atau bisa diketaui dengan variabel yang dipengaruhi (terikat).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Environment, Social, dan

Govarnance. Kinerja Environment, Social, dan Govarnance dalam penelitian ini

menggunakan Environment Social Govarnance (ESG) Scores.

3.3.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi (bebas) dengan

timbulnya variabel dependen atau bisa menjadi penyebabnya adanya perubahan

variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Profitabilitas, Leverage, dan Firm Size. Penjelasan dari masing – masing

penilaiannya sebagai berikut:

1. Profitabilitas

Profitabilitas adalah salah satu faktor yang menentukan pelaporan Kinerja

ESG. Profitabilitas dalam penelitian ini digambarkan dengan Return on Assset

sebagai salah satu aspek yang dipakai oleh stakeholder untuk memberikan

gambaran terkait kinerja keuangan Perusahaan. Dalam buku (Weygandt and

Kimmel 2022) “profitability measure the income or operating success of

Indonesia Banking School


34

company for a given period of time” yang berarti Profitabilitas mengukur

pendapatan atau keberhasilan operasi perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Dalam penelitian ini profitabilitas di ukur dengan Return on Asset yang

menggambarkan kemampuan Perusahaan dalam mengelola asetnya yang

dirumuskan sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

2. Leverage

Leverage merupakan berapa banyak kegiatan perusahaan yang dibiayai oleh

pinjaman. leverage adalah rasio dengan membandingkan utang dengan aset

yang dimiliki perusahaan. Dalam buku (Weygandt and Kimmel 2022) “Debt

to asset measures the percentage of the total assets that creditors provide”

yang berarti Debt to asset mengukur seberapa besar aktiva Perusahaan di

biayai oleh hutang. Leverage diproksikan dengan menggunakan Debt to Asset

Ratio, sebagai berikut:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐴𝑅 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

3. Firm Size

Firm Size merupakan suatu ukuran besarnya perusahaan. Dalam penelitian

(Weygandt and Kimmel 2022) ukuran Perusahaan di gambarkan dengan

seberapa besar asset yang dimiliki oleh Perusahaan. Firm Size dapat diukur

dengan sebagai berikut:

𝐿𝑛(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡)

Indonesia Banking School


35

4. Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 dalam penelitian ini diukur oleh variabel dummy dengan

menguji 1 untuk tahun covid dan 0 untuk tahun tidak covid.

Berdasarkan penjelasan dapat disimpulkan terkait table operasional sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Operasional


No. Variabel Definisi Pengukuran Skala
Independen
Profitabilitas Rasio
1. Profitabilitas dalam penelitian 𝑅𝑂𝐴
ini digambarkan 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
dengan Return =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
on Assset
sebagai salah
satu aspek yang Sumber :
dipakai oleh
stakeholder (Weygandt and Kimmel
untuk
memberikan 2022)
gambaran terkait
kinerja keuangan
perusahaan
Leverage adalah Rasio
2. Leverage rasio dengan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐴𝑅 =
membandingkan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
utang dengan
aset yang Sumber :
dimiliki (Weygandt and Kimmel 2022)
perusahaan
Firm Size Rasio
3. Firm Size merupakan suatu LN(Total Assets)
ukuran besarnya
perusahaan. Sumber :
(Weygandt and Kimmel 2022)
4. Pandemi Masa Pandemi Dummy, 1 tahun Covid; Nominal
Covid-19 0 Tahun tidak Covid
Dependen
1 ESG ESG Score
Sumber : SP&Global
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Indonesia Banking School


36

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil faktor - faktor yang

mempengaruhi Kinerja ESG pada sampel penelitian sebelum dan saat pandemi.

Perhitungan Kinerja ESG dilakukan menggunakan uji statistik dengan program

Eviews 13.

3.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan serta

dapat mengdeskripsikan suatu data secara numerik. Deskripsi suatu data tersebut

dapat digunakan untuk menguji hasil data dari ukuran – ukuran numerik. Hasil

dari ukuran numerik dinilainya dengan rata - rata (mean), standar deviasi, varian,

maksmimum dan minimum dari penyajian variabel yang diteliti (Damodar N.

Gujarati 2015).

3.4.2. Analisis Persamaan Regresi dan Koefisien Determinasi

Analisis persamaan regresi merupakan analisis yang dapat menguji

pengaruh hubungan antar lebih dari satu variabel bebas (independen) terhadap

variabel terikat (dependen). Analisis data persamaan regresi dengan metode

analisis linear berganda untuk menghubungkan antar variable (Damodar N.

Gujarati 2015) Rumus dari model analisis linear berganda penelitian ini sebagai

berikut:

ESGit = β0it + β1ROAit + β2LEVit + β3SIZEit + β4DCOVit + eit

Keterangan:

β0 = Konstanta

β1- β4 = Koefisien Regresi

ESG = Environment, Social, and Govarnance Scores

Indonesia Banking School


37

ROA = Profitabilitas

LEV = Leverage

SIZE = Firm Size of Company

DCOV = Dummy Pandemi Covid - 19

e = Error

3.4.3. Analisis Data Panel

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis data panel.

Model regresi data panel adalah regresi yang menggunakan data panel, dalam

bentuk penggunaan data panel time series dan data penampang. Ada beberapa

metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan model regresi data panel,

termasuk model efek umum, model efek tetap dan model efek acak. Untuk

memilih model estimasi terbaik, langkah pengujian digunakan seperti yang

dijelaskan di bawah ini (Damodar N. Gujarati 2015)

1. Uji Chow

Chow Test adalah teknik yang bertujuan untuk memilih model terbaik antara

model Common Effect dan Model Efek Tetap, dengan hipotesis:

Ho: Model mengikuti Efek Umum

Ha: Model mengikuti Efek Tetap

Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (5%),

maka tolak Ho. Sebaliknya jika nilai probabilitas F- statistik lebih besar dari

tingkat signifikansi (5%), Kemudian menerima Ho. Dapat disimpulkan

bahwa model

Indonesia Banking School


38

akan mengikuti pendekatan efek tetap jika nilai probabilitas statistik F

signifikan <5% (Damodar N. Gujarati 2015)

2. Uji Hausman

Tes Hausman bertujuan untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau

Random Effect Model (REM), atau tes yang bertujuan untuk melihat apakah

ada efek acak dalam panel data. Nilai yang harus dipertimbangkan dalam Tes

Hausman adalah nilai probabilitas dari penampang acak. Hipotesis dalam tes

adalah sebagai berikut:

Ho: Model mengikuti Random

Effect Ha: Model mengikuti Efek

Tetap

Ketentuan tes F menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (5%).

Hasil tes akan dilihat dengan memenuhi persyaratan berikut:

Statistik F < Tingkat signifikansi, Ho ditolak atau statistik F > tingkat

Signifikansi, Ho diterima (Damodar N. Gujarati 2015)

3. Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Test (Breusch - Pagan Random Effect) dilakukan untuk

memilih model terbaik apakah efek umum atau efek acak. Tes ini dilakukan

jika hasil tes tetap dan acak tidak konsisten dalam tes chow dan Hausman

Test. Hipotesis dalam tes adalah sebagai berikut:

Ho: Model mengikuti Common

Effect Ha: Model mengikuti Efek

Acak

Jika probabilitas Breusch - Pagan < 0,05 maka Ho ditolak, dengan kata lain

model yang cocok adalah Random Effect Model (Damodar N. Gujarati 2015)

Indonesia Banking School


39

3.4.4. Uji Asumsi Klasik

Pada uji asumsi klasik dilakukan pengambaran korelasi dengan model

regresi untuk dilihat adanya hubungan signifikan dan representatif, secara asumsi

klasik regresinya yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas tujuannya untuk menguji data variabel dengan hasil distribusi

normal atau tidak. Diterapkan dari grafik variabel sumbu horizontal (X) dan

vertikal (Y), yaitu dapat menghasilkan distribusi normal dengan dilakukan

garis lurus tanpa adanya simpang kanan dan kiri (Damodar N. Gujarati 2015)

Dengan uji Jarque – Bera melakukan uji tentang normalitas residual dengan

hipotesisnya sebagai berikut:

Ho: Data yang residualnya terdistribusi normal

Ha: Data yang residualnya tidak terdistribusi normal

Dengan hasil uji tersebut, dapat menguji hasil nilai probabilitas secara

signifikan sebesar 0,05. Data hasil dengan nilai probabilitas < 0,05 sehingga

hasil hipotesisnya Ho ditolak dan Ha diterima. Dan Sebaliknya, data hasil

dengan nilai probabilitas > 0,05 sehingga hasil hipotesisnya Ha ditolak dan Ho

diterima (Damodar N. Gujarati 2015)

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas ini, bertujuan untuk menguji dan mengasumsi apakah

terjadinya kolerasi pada model regresi diantara varibel independen. Hasil

kolerasi yang tinggi artinya terjadi kolerasi antar variabel independen yang

terdapat multikolonieritas (Damodar N. Gujarati 2015)Mengasumsi besarnya

Indonesia Banking School


40

nilai dalam uji multikolonieritas, penilaian nilai regresinya yaitu > 0,8 dan

sebaliknya < 0,8 tidak terdapat multikolonieritas (Damodar N. Gujarati 2015)

3. Uji Heteroskedasitisitas

Uji heteroskedasitisitas tujuannya untuk menguji penjelasan dalam model

regresi apakah adanya perbedaan pengamatan antara homoskedasitisitas dan

heterokedastisitas (Damodar N. Gujarati 2015) Homokedasitas memiliki

variansi residual yang sama dan menghasilkan nilai model regresi yang baik.

Heterokedastisitas memiliki variansi yang berbeda dan menghasilkan nilai

model regresi yang tidak baik.

Pengujian ini menentukan terjadi atau tidaknya heterokedasitas dengan

dilakukan uji gletser untuk menurunkan nilai absolute dari variabel

independent, (Damodar N. Gujarati 2015) kriteria penentuannya adalah

menggunakan hasil signifikansi koefisiennya sebesar 5%. Jika nilai hasilnya

signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heterokedasitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi tujuannya untuk menguji apakah adanya penyimpangan yang

terjadi antara periode t dengan residual t-1 dalam hasil model regresi linear

(Damodar N. Gujarati 2015) Model regresi yang bebas dari autokorelasi bisa

dinyatakan model regresi yang baik. Menurut (Damodar N. Gujarati 2015)

Pengujian dari autokeralasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test)

dengan ketentuanya sebagai berikut:

Indonesia Banking School


41

Tabel 3.2 Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tidak adanya autokorelasi positif Ditolak 0 <d <dl
Tidak adanya autokorelasi positif Tidak adanya keputusan dl <d <du
Tidak adanya autokorelasi negatif Ditolak 4 - dl <d < 4
Tidak adanya autokorelasi negatif Tidak adanyakeputusan 4 – du <d < 4 – dl
Tidak adanya Tidak ditolak du <d < 4 – du
autokorelasi positif
ataupun negatif
Sumber: (Damodar N. Gujarati 2015)

3.4.5. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determisi (R2) digunakan untuk menguji kemampuan model

regresi dalam menjelaskan hasil perbedaan dari variasi variabel dependen

(Damodar N. Gujarati 2015) Nilai koefisien dari R 2 ini adalah 0 atau 1. Hasil nilai

dari R2 yang mendekati 0, diartikan kemampuan dari variabel independen

terhadap variabel dependen hasilnya terbatas atau kecil. Dan sebaliknya, hasil dari

nilai R2 yang mendekati 1 atau lebih artinya variabel independen dapat hasil yang

besar untuk variabel dependen (Damodar N. Gujarati 2015)

3.4.6. Uji F

Uji statistik F merupakan uji yang digunakan untuk menguji variabel

independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan besaran nilai

signifikansinya sebesar 0,05. Jika hasil dari nilai F-hitung < 0,05 maka Ha ditolak

dan Ho diterima. Jika F > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Damodar N.

Gujarati 2015)

Indonesia Banking School


42

3.4.7. Uji t

Uji t tujuannya untuk menguji koefisien dapat diambil atau tidak dari

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut (Damodar

N. Gujarati 2015) Uji t dilakukan penilaian signifikansi variabel independen

terhadap dependen dengan kriterianya sebagai berikut:

Jika Sig > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Indonesia Banking School


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengaruh

Financial Perfomance terhadap Environment, Social, dan Governance (ESG)

Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Objek dalam penelitian ini adalah

perusahaan di Indonesia yang memiliki ESG Score yang di terbitkan oleh

S&PGlobal dengan jangka waktu pengamatan 4 tahun yaitu dari tahun 2018

sampai 2020. Data yang digunakan berupa laporan tahunan perusahaan selama

periode pengamatan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel


Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan yang memiliki ESG Scores dan annual Report berturut- 25
turut pada tahun 2018 sampai 2020
Perusahaan yang tidak memiliki ESG scores annual report berturut- 0
turut pada tahun 2018 sampai 2020
Jumlah Perusahaan yang memiliki ESG Scores dan annual report 25
berturut-turut pada tahun 2018 sampai 2020
Periode pengamatan x4
Jumlah Observasi Awal 100
Outliers atau data ekstrem 1
Jumlah observasi setelah dikurangi outliers 99
Sumber: Output Eviews di olah Penulis, (2023)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa jumlah perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 perusahaan dengan

jumlah observasi sebanyak 99. Berikut distribusi perusahaan yang dijadikan

sampel penelitian berdasarkan sektor industri:

43
Indonesia Banking School
44

Distribusi perusahaan per sektor

Cigarette 1

Health Care 2

Telecomunication Services 3

Consumer Staples 5

Industrial 1

Energy & Mining 8

Materials 1

Financials 4

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Distribusi perusahaan per sektor

Sumber: diolah peneliti, 2023


Gambar 4.1 Distribusi perusahaan per sektor

Berdasarkan Gambar 4.1 Distribusi perusahaan per sektor sampel

penelitian ini berjumlah 25 perusahaan yang terdiri dari beberapa sektor industri

yaitu, 8 perusahaan sektor Energy, 5 perusahaan konsumen pokok (consumer

staples), 8 perusahaan keuangan, 3 perusahaan teknologi informasi, 2 perusahaan

kesehatan, 1 perusahaan rokok, 1 perusahaan industry, dan 1 perusahaan material.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa indutri Energi dan pertambangan merupakan

industri yang paling baik dikarenakan memiliki tingkat pengungkapan ESG paling

tinggi dibandingkan dengan industri lainnya.

4.2. Analisis dan Pembahasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan software Eviews 13 untuk menganalisa model

regresi. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi dengan ESG sebagai

Indonesia Banking School


45

variabel dependen serta Return on Asset, leverage, Firm Size, dan Covid sebagai

variabel independen.

4.2.1. Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif menggambarkan deskripsi karakteristik setiap variabel

dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil informasi yang diberikan

yaitu nilai mean (nilai rata-rata), nilai minimum (nilai terkecil), nilai maximum

(nilai terbesar) dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Berdasarkan hasil

uji statsitik deskriptif menggunakan Eviews 13 didapatkan hasil seperti pada tabel

4.2 Statistik Deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif


Mean Max Min Std.Dev Skew Sample
ESG (% Score) 18.6868 52.0000 5.0000 8.6645 1.2724 99
ROA (Ratio) 0.1097 0.5976 0.0020 0.1099 2.1122 99
LEV (Ratio) 0.4759 0.8736 0.1256 0.2211 0.1904 99
FIRM SIZE 32.1390 35.084 29.2581 1.3881 0.1904 99
(Ratio)
COV (Dummy) 0.4949 1.0000 0.0000 0.5025 0.0202 99
Sumber: Penulis, (2023)

Berdasarkan hasil olah data pada table 4.2 berikut adalah uraian statistik deskriptif

setiap variabel penelitian:

1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Environtment, Social, dan

Govarnance (ESG). Nilai rata-rata untuk ESG Score pada penelitian ini adalah

18.68%. Dalam penelitian (Safriani and Utomo 2020) semakin tinggi skor

pengungkapan ESG yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula

kesadaran perusahaan atas pentingnya penerapan kinerja ESG dan kepedulian

terhadap lingkungan semakin tinggi. Nilai maximum variabel ini adalah 52%

yang terdapat pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2021 angka

Indonesia Banking School


46

tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat

kepedulian terhadap lingkungan serta penerapan kinerja ESG yang lebih baik

daripada perusahaan lainnya. Nilai minimum variabel ini adalah 5% yang

terdapat pada perusahaan PT Barito Pacific Tbk tahun 2018. Nilai standar

deviasi variabel ini 8.6645 kali angka ini menjelaskan bahwa lebih kecil dari

nilai mean yang menunjukan tidak ada penyimpangan data yang tinggi

sehingga tidak menyebabkan bias. Serta nilai skewness dalam penelitian ini

1.2724 dimana angka ini menunjukan bahwa data mendekati 0, berarti data

cenderung terdistribusi normal atau hampir normal.

2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA). Nilai

rata-rata untuk ROA adalah 0.1097 kali atau 10,97% dimana Dalam penelitian

(Abdul Rahman and Alsayegh 2021) ROA digunakan untuk menggambarkan

efisiensi perusahaan yang memanfaatkan asetnya untuk kegiatan

operasionalnya. Dalam penelitian (Abdul Rahman and Alsayegh 2021) besar

nilai ROA, berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktiva

atau semakin besar aktiva semakin besar pula aktiva tersebut menciptakan laba

yang besar begitupun sebaliknya. Nilai maximum ROA dalam penelitian ini

0.5976 kali atau 59.76% yang mana nilai ini diperoleh PT Unilever Indonesia

Tbk pada tahun 2018 dengan perolehan asset Rp20.326.869.000.000 dengan

perolehan laba setelah pajak Rp.9.081.187.000.000, berarti perusahaan PT

Unilever Indonesia Tbk dapat mengefisienkan pengelolaan aktiva daripada

perusahaan lainnya sehingga dalam hal ini perusahaan dapat menerapkan

implementasi ESG secara maksimal. Nilai minimum ROA dalam penelitian

ini 0.0020 kali

Indonesia Banking School


47

atau 2% diperoleh perusahaan PT XL Axiata Tbk pada tahun 2020 dimana

angka ini menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian yang cukup

signifikan dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola aktivanya pada

masa pandemi sehingga dalam hal ini perusahaan belum dapat

memaksimalkan implementasi ESG dalam perusahaannya. Nilai standar

deviasi dalam penelitian ini 0.1099 kali atau 10.99% dimana angka ini

menjelaskan bahwa lebih besar dari nilai mean. Nilai skewness dalam

penelitian ini 2.1122 dimana angka ini menunjukan bahwa data mendekati 0,

berarti data cenderung terdistribusi normal.

3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, dimana dalam

penelitian ini diukur dengan mengggunakan Debt to asset ratio (DAR). Nilai

rata-rata leverage penelitian ini 0.4759 kali atau 47.59%. Leverage yang lebih

tinggi akan menyebabkan terganggunya solvabilitas perusahaan dimana hal ini

akan menyebabkan terganggunya profitabilitas serta implementasi ESG dalam

sebuah perusahaan dalam penelitian Ismai et al. (2020) DAR dilakukan untuk

mengukur berapa banyak aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa

besar utang perusahaan mempengaruhi manajemen asetnya. Semakin tinggi

rasio utang, semakin besar kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi

kewajibannya, oleh karena itu pinjaman harus dihabiskan dengan benar untuk

mendapatkan peluang keuntungan yang lebih besar. Nilai maximum DAR

dalam penelitian ini 0.8736 kali atau 87.36% yang berada pada Tower

Bersama Infrastructure Tbk tahun 2018 angka ini menunjukan bahwa hutang

perusahaan lebih tinggi di banding perusahaan lain sehingga dapat

mengindikasikan bahwa

Indonesia Banking School


48

perusahaan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyelesaikan kewajiban

sehingga implementasi ESG belum dapat diterapkan secara maksimal

dikarenakan perusahaan akan berfokus pada kewajiban yang dimiliki

perusahaan. Nilai minimum variabel ini 0.1256 kali atau 12,56% yang berada

pada Tower Bersama Infrastructure Tbk tahun 2018. Nilai standar deviasi

dalam penelitian ini 0.2211 kali atau 22.11% dimana angka ini menjelaskan

bahwa variabel leverage memiliki nilai lebih kecil dari nilai mean yang

menunjukan tidak ada penyimpangan data yang tinggi sehingga tidak

menyebabkan bias. Nilai skewness dalam penelitian ini 0.1904 dimana angka

ini menunjukan bahwa data mendekati 0, berarti data cenderung terdistribusi

normal atau hampir normal. Nilai mean dalam penelitian ini mendekati

minimum dimana hal ini menggambarkan bahwa data penelitian berada di

bawah rata-rata dimana hal ini yang menyebabkan tidak adanya hubungan

yang terjadi antara leverage dan ESG.

4. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Firm Size (SIZE), dimana

dalam penelitian ini diukur dengan mengggunakan LN (total asset). Nilai

rata- rata Firm Size penelitian ini 32.1390 kali. Firm Size atau ukuran

Perusahaan merupakan gambaran seberapa besar kapabilitas suatu Perusahaan

yang dimana hal ini akan mempengaruhi implementasi ESG dalam sebuah

perusahaan dalam penelitian (Vilas, Andreu, and Sarto 2022) Firm Size

digunakan untuk mengukuran seberapa besar ukuran suatu perusahaan dimana

semakin besar ukuran Perusahaan kemungkinan perusahaan dapat

mengimplementasikan ESG akan yang lebih besar karena memiliki keuangan

yang lebih stabil. Nilai

Indonesia Banking School


49

maximum Firm Size dalam penelitian ini 35.084 yang berada pada Bank

Mandiri Tbk tahun 2021 angka ini menunjukan bahwa Asset yang dimiliki

Perusahaan lebih tinggi di banding perusahaan lain sehingga dapat

mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih tinggi

dalam implementasi ESG dengan asset yang dimiliki sebesar

Rp1.725.611.128.000.000. Nilai minimum variabel ini 29.2581 yang berada

pada Mitra Keluarga Karyasehat Tbk tahun 2018 dengan nilai asset yang

dimiliki sebesar Rp5.089.416.875.753. Nilai standar deviasi dalam penelitian

ini 1.3881 kali dimana angka ini menjelaskan bahwa variabel Firm Size

memiliki nilai lebih kecil dari nilai mean yang menunjukan tidak ada

penyimpangan data yang tinggi sehingga tidak menyebabkan bias. Nilai

skewness dalam penelitian ini 0.1904 dimana angka ini menunjukan bahwa

data mendekati 0, berarti data cenderung terdistribusi normal atau hampir

normal.

5. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Tahun covid (COV), dimana

dalam penelitian ini diukur dengan mengggunakan dummy. Nilai rata-rata cov

penelitian ini 0.4949 kali. Tahun covid merupakan tahun terjadinya wabah

covid yang mana terjadi perubahan yang signifikan khususnya pada

perekonomian dunia termasuk Indonesia dimana banyak perusahaan yang

mengalami krisis yang disebabkan wabah tersebut, terjadi perubahan yang

signifikan pada permintaan dan penawaran di pasar. Nilai maximum cov

dalam penelitian ini 1.000 yang berada pada tahun covid untuk 2020 dan

2021. Nilai minimum variabel ini 0.0000 yang berada pada tahun tidak covid

untuk 2018 dan 2019. Nilai standar deviasi dalam penelitian ini 0.5025 kali.

Nilai skewness

Indonesia Banking School


50

dalam penelitian ini 0.0202 dimana angka ini menunjukan bahwa data

mendekati 0, berarti data cenderung terdistribusi normal atau hampir normal.

4.2.2. Analisis Data Panel

Dalam menggunakan data panel, diharuskan memilih model data panel

terbaik atau fit yang akan digunakan dalam penelitian ini. Model data panel

memiliki tiga pendekatan yaitu, common effect, fixed effect, dan random effect.

Dalam menentukan model yang akan dipilih dapat menggunakan pengujian. Uji

Chow digunakan untuk menentukan apakah penelitian menggunakan model

common effect atau fixed effect. Uji Hausman untuk menentukan apakah penelitian

menggunakan model random effect atau fixed effect. Serta Uji Lagrange Multiplier

digunakan untuk menentukan apakah penelitian menggunakan model common

effect atau random effect.

1. Uji Chow

Uji Chow digunakan dalam menentukan model common effect atau Fixed

effect. Berikut ini hasil uji Chow dalam panelitian ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow


Cross-section
Cross-section F 0.0000
Cross-section Chi-square 0.0000
Sumber: Output Eviews 13, diolah 2023

Berdasarkan tabel Tabel 4.3 Hasil Uji Chow dapat dilihat bahwa

probabilitas cross section F dan Chi Square sebesar 0.0000. Nilai tersebut lebih

kecil dari α (5%) sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Fixed effect.

Indonesia Banking School


51

2. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan dalam menentukan model Fixed effect atau

Random effect. Berikut ini hasil uji Hausman dalam panelitian ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman


Cross-section
Cross-section Random 0.4780
Sumber: Output Eviews 13, diolah 2023

Berdasarkan tabel Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman dapat dilihat bahwa

probabilitas cross section Random sebesar 0.4780. Nilai tersebut lebih besar dari

α (5%) sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random

effect.

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier digunakan dalam menentukan apakah model

common effect atau random effect. Berikut ini hasil uji lagrange multiplier dalam

panelitian ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Lagrange Multiplier


Cross-section
Breusch-Pagan 52.7225
(0.0000)
Sumber: Output Eviews 13, diolah 2023

Berdasarkan table 4.5 Hasil Uji Lagrange Multiplier dapat dilihat bahwa

probabilitas cross section Breusch-Pagan sebesar 0.0000. Nilai tersebut lebih kecil

dari α (5%) sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah random

effect.

Berdasarkan hasil analisis data panel yang dilakukan dengan melakukan

uji Chow, Hausman, dan Lagrange Multiplier model terpilih terbaik dalam

penelitian ini random effect model.

Indonesia Banking School


52

4.2.3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan uji ketepatan model regresi dalam

penelitian sumber data sekunder. Uji asumsi yang berada di dalam asumsi klasik

yaitu, asumsi data normal, multikoleniaritas, asumsi heteroskedastisitas, dan

asumsi autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

terdistribusi dengan normal dan dapat digunakan pada statistik parametrik.

Dengan pengujian ini dapat mengetahui apakah data berdistribusi normal dan

menghindari bias atau kesalahan (Damodar N. Gujarati 2015). Jika

probabilitas jarque- bera >0.05 maka residual data terdistribusi dengan normal.

Berikut hasil uji normalitas yang telah dilakukan menggunakan Eviews 13.

12
Series: Standardized Residuals
Sample 2018 2021
10
Observations 99

8
Mean -1.80e-15
Median -1.352223
6
Maximum 22.54206
Minimum -12.89827
4 Std. Dev. 7.289999
Skewness 0.490063
2 Kurtosis 3.238457

0 Jarque-Bera 4.197224
-10 -5 5 10 15 20 Probability 0.122627
0

Sumber: Output Eviews diolah penulis, 2023


Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas menunjukkan bahwa probabilitas

jarque- bera yaitu sebesar 0.122. Nilai probabilitas jarque-bera lebih besar

dari nilai

signifikansi 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan

normal.

Indonesia Banking School


53

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui

bahwa apakah ada hubungan korelasi yang terjadi antara variabel bebas dalam

model regresi. Metode yang digunakan dalam mendeteksi multikolinearitas adalah

melihat koefisien korelasi antar variabel bebas pada output correlation matrix.

Model regresi mengalami masalah multikolinearitas apabila koefisien korelasi

lebih besar dari 0.8 (Damodar N. Gujarati 2015) Berikut hasil uji multikolinearitas

yang telah dilakukan dalam penelitian ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas


ROA LEV FIRM SIZE COV
ROA 1.0000
LEV -0.1997 1.0000
FIRM SIZE -0.4617 0.6854 1.0000
COV -0.0978 -0.0128 0.0292 1.0000
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.6 Hasil Uji

Multikolinearitas menunjukan bahwa hasil correlation matrix antar variabel

independen memiliki kolerasi dibawah 0.80 dimana menurut (Damodar N.

Gujarati 2015) hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak

terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

atau disebut sebagai varians tak sama atau nonkonstan. Untuk mengetahui apakah

ada masalah heteroskedastisitas dalam model regresi, dilakukan uji park pada

Eviews

13. Jika nilai probabilitas masing-masing variabel independen >0.05 maka tidak

Indonesia Banking School


54

terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi tersebut, begitu pula

sebaliknya. Berikut hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan:

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.0005 17.0321 -3.17E- 1.0000
ROA -4.2327 4.8226 -0.8776 0.3824
LEV 1.7781 2.9746 0.5977 0.5514
FIRM
SIZE 0.1569 0.5510 0.2847 0.7765
COV 0.7442 0.7917 0.9399 0.3496
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji heteroskedastisitas diatas dapat dilihat

bahwa nilai probabilitas variabel Return on Asset, leverage, Firm Size, dan Covid

yang ada pada penelitian ini lebih dari 0.05. Dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menilai hubungan korelasi yang terjadi

antar variabel gangguan satu observasi dengan yang lain menggunakan uji Durbin

Watson. Ketentuan dalam menentukan uji ini yaitu melihat nilai kritis dL dan dU

lalu dibandingkan dengan Durbin Watson. Nilai kritis dL dan dU dapat dihitung

menggunakan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel independen (k).

Selanjutnya nilai kritis dL dan dU dapat dicari pada tabel statistik Durbin Watson.

Berikut hasil uji autokolerasi yang telah dilakukan:

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Durbin Watson


Durbin-Watson stat 1.4934
n k dL dU
99 4 1.5897 1.7575
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Indonesia Banking School


55

Berdasarkan tabel 4.8 Hasil Koefisien Durbin-Watson menunjukan bahwa

hasil uji regresi dibawah nilai nilai 0<d< dL atau 0 < 1.4934 < 1.5897, sehingga

disimpulkan model regresi terkena autokorelasi positif. Dalam penelitian

(Damodar

N. Gujarati 2015) Uji autokorelasi tidak dapat digunakan sebagai bagian asumsi

klasik dalam regresi data panel hal ini dikarenakan uji autokorelasi hanya akan

terjadi pada model regresi linier data time series. Menurut (Damodar N. Gujarati

2015) uji autokorelasi hanya memiliki satu nilai dalam satu model regresi, dan

jika terdapat beberapa nilai (hasil uji) dalam satu model maka uji tersebut tidak

lagi sah. Hasil uji autokorelasi akan berubah kalau urutan data diubah-ubah

(dalam hal ini mengarah ke cross-section) sedangkan data time series hanya

memiliki satu urutan data. Sehingga bisa ditarik kesimpulan uji autokorelasi tidak

dibutuhkan dalam uji regresi linier data panel atau hasil ujinya tidak memiliki

makna sama sekali.

4.2.4. Analisis Persamaan Regresi

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi berganda. Model

persamaan regresi berganda adalah model yang memiliki variabel independen

lebih dari satu yang mempengaruhi variabel dependen (Damodar N. Gujarati

2015). Berikut analisis persamaan regresi dalam penelitian ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi


Var. Pred Coeff. Std. Error t-Stat. Prob. Kesimpulan
C -48.7348 29.2345 -1.6670 0.0988 -
ROA + 13.8174 6.7787 2.0383 0.0443 Signifikan
LEV + 1.3609 4.3626 0.3119 0.7558 Tidak Sig.
FIRM
SIZE + 1.9697 0.9414 2.0922 0.0391 Signifikan
COV + 3.9369 0.9316 4.2255 0.0001 Signifikan
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Indonesia Banking School


56

Berdasarkan tabel 4.9 Hasil Uji Regresi, diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

ESGit = -48.7348 +13.8174ROAit +1.3609LEVit +1.9697SIZEit +3.9369COVit +eit

1. Pengaruh profitabilitas terhadap kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi dapat dilihat bahwa koefisien regresi

dan nilai probabilitas statistik t variabel interaksi antara profitabilitas dan

Environtment, Social, dan Govarnance sebesar 13.8174 dan 0.0443. Nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05 hasil tersebut menunjukan variabel

profitabilitas berpengaruh positif terhadap Environtment, Social, dan

Govarnance. Dengan demikian, hipotesis 1 (H1) diterima atau tidak dapat

ditolak.

2. Pengaruh leverage terhadap kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi dapat dilihat bahwa koefisien regresi

dan nilai probabilitas statistik t variabel interaksi antara leverage dan

Environtment, Social, dan Govarnance sebesar 1.3609 dan 0.7558. Nilai

probabilitas lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukan variabel leverage tidak

berpengaruh terhadap Environtment, Social, dan Govarnance. Dengan

demikian, hipotesis 2 (H2) ditolak atau tidak dapat diterima.

3. Pengaruh firm size terhadap kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi dapat dilihat bahwa koefisien

regresi dan nilai probabilitas statistik t variabel interaksi antara Firm Size dan

Indonesia Banking School


57

Environment, Social, dan Govarnance sebesar 1.9697 dan 0.0391. Nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukan variable Firm Size

berpengaruh positif terhadap Environtment, Social, dan Govarnance. Dengan

demikian, hipotesis 3 (H3) diterima atau tidak dapat ditolak.

4. Pengaruh Covid terhadap Kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi dapat dilihat bahwa koefisien

regresi dan nilai probabilitas statistik t variabel interaksi antara covid dan

Environment, Social, dan Govarnance sebesar 3.9369 dan 0.0001. Nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukan variabel covid

berpengaruh positif terhadap Environtment, Social, dan Govarnance. Dengan

demikian, hipotesis 3 (H3) diterima atau tidak dapat ditolak.

4.2.5. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji kemampuan

model regresi dalam menjelaskan hasil perbedaan dari variasi variabel dependen

(Damodar N. Gujarati 2015) Nilai koefisien dari R2 ini adalah 0 atau 1.

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi


R-Squared 0.2304
Adjusted R-Squared 0.1977
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien

Determinasi menunjukan bahwa nilai adjusted R-Square untuk model regresi

diatas 19,77% yang berarti masing-masing variabel independen model regresi

dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel Environment, Social, dan

Govarnance

Indonesia Banking School


58

diatas 19,77% dimana dapat disimpulkan bahwa sisanya dijelaskan oleh faktor

diluar model peneltian.

4.2.6. Uji F

Uji statistik F merupakan uji yang digunakan untuk menguji variabel

independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan besaran nilai

signifikansinya sebesar 0,05. Jika hasil dari nilai F-hitung < 0,05 maka Ha ditolak

dan Ho diterima. Jika F > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Damodar N.

Gujarati 2015) Tabel 4.11 Hasil Uji F

Prob(F-statistic) 0.0000
Sumber: Output Eviews 13 diolah penulis, 2023

Hasil Uji F(simultan) berdasarkan Tabel 4.11 Hasil Uji F menunjukan

hasil prob. F-statictic model regresi adalah sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut

lebih kecil dari α (5%). Sehingga hal ini menunjukan bahwa model dalam

penelitian ini fit dan secara bersama-sama (simultan) variabel profitabilitas,

leverage, firm size od company, dan covid berpengaruh terhadap Environment,

Social, dan Govarnance (ESG) secara signifikan.

4.3. Pembahasan hasil penelitian

4.3.1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja ESG

Penelitian ini dilakukan karena ditemukannya keterbatasan yang terdapat

pada penelitian sebelumnya terkait dengan kinerja Environment, Social, dan

Governance (ESG). Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi menunjukan hasil

profitabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja ESG. Penelitian ini sejalan

Indonesia Banking School


59

dengan teori legitimasi dan pemangku kepntingan yang mengemukakan bahwa

perusahaan dengan kinerja keuangan yang lebih tinggi mengungkapkan lebih

banyak informasi ESG yang menggambarkan tanggung jawab sosial perusahaan.

Saat masa pandemi yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021 menyebabkan

perusahaan yang memiliki aset yang lebih banyak cenderung akan menungkapkan

ESG yang lebih banyak lagi dikarenakan perusahaan beranggapan bahwa semakin

tinggi perusahaan kesadaran perusahaan dalam mengungkapkan ESG semakin

tinggi ketertarikan pemangku kepentingan terhadap perusahaan sehingga saat


masa
pandemi perusahaan yang dapat mengelola perusahaannya dengan baik akan dapat

mengungkapkan ESG saat pandemi. Penelitian ini sejalan dengan (Ismail et al.

2020), (Abdul Rahman and Alsayegh 2021), dan (Englich and Gedda 2020)

dimana perusahaan yang memiliki profitabilitas lebih besar cenderung lebih

terbuka dalam pengungkapan ESG.

Gejolak ekonomi yang terjadi saat pandemi tahun 2020 dan 2021

menjadikan pengungkapan ESG sebagai upaya untuk mendapatkan citra baik dari

pemangku kepentingan. Dalam penelitian (Abdul Rahman and Alsayegh 2021)

menjelaskan bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan yang relatif tinggi

mengungkapkan lebih banyak informasi ESG untuk melegitimasi serta untuk

meminimalkan kemungkinan yang merugikan. Hal ini didukung oleh teori

pemangku kepentingan bagi perusahaan untuk memberikan pengungkapan ESG.

Pengungkapan ESG akan mengurangi asimetri informasi dan menghindari

pemilihan yang merugikan yang menghasilkan informasi perusahaan berkualitas

lebih baik daripada berbagai pemangku kepentingan. Dalam penelitian (Englich

Indonesia Banking School


60

and Gedda 2020) semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba hal ini membuat perusahaan memiliki kemampuan dalam menggungkapkan

ESG yang mana hal ini diharapkan juga dapat meningkatkan pendapatan bersih

perusahaan. Penelitian ini juga sejalan dengan (Ismail et al. 2020) dimana di

jelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tanggung jawab social

perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam mengelola asetnya yang mana semakin efektif perusahaan dapat mengelola

asetnya maka perusahaan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam

mengungkapkan tanggung jawab social yang semakin besar.

4.3.2. Leverage tidak berpengaruh terhadap ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi menunjukan hasil leverage tidak

berpengaruh terhadap kinerja Environment, Social, dan Governance (ESG).

Penelitian ini sejalan dengan (Sharma, Panday, and Dangwal 2020), (Ismail et al.

2020) dan (Dyduch and Krasodomska 2017) menemukan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap ESG.

Gejolak ekonomi yang terjadi pada saat pandemi tahun 2020 dan 2021

menjadikan keadaan perusahaan menjadi tidak stabil dimana pengungkapan ESG

di anggap sebagai hambatan dimana hal ini di dukung oleh (Sharma, Panday, and

Dangwal 2020) beranggapan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial akan

menghambat kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang, sedangkan

perusahaan dengan utang yang kecil akan melaksanakan aktivitas tanggung jawab

sosial kepada pemangku kepentingan sekitar perusahaan untuk mendapatkan

Indonesia Banking School


61

kepercayaan dari pemangku kepentingan. Dalam penelitian (Ismail et al. 2020)

juga mengungkapkan bahwa tidak adanya hubungan antara leverage dengan ESG

dikarenakan perusahaan dapat mengungkapkan ESG untuk memberikan citra baik

dan hal ini dapat terjadi baik di perusahaan dengan hutang kecil maupun besar.

Dalam penelitian (Ismail et al. 2020) yang menguji hubungan antara

tanggung jawab social dengan leverage tidak menemukan adanya hubungan yang

terjadi. Dalam penelitian (Dyduch and Krasodomska 2017) menjelaskan bahwa

dalam penelitiannya menemukan fakta terkait tidak ada hubungannya tanggung

jawab social dengan leverage karena cara yang digunakan oleh perusahaan. Di

mana perusahaan dapat menggunakan sumber pembiayaan lain yang di harapkan

dapat mengurangi efek terhadap pengungkapan sukarela seperti kredit bank dan

lembaga keuangan lainnya.

4.3.3. Firm Size berpengaruh positif terhadap kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi menunjukan hasil Firm Size

berpengaruh positif terhadap ESG. Penelitian ini sejalan dengan teori legitimasi

dan pemangku kepntingan yang mengemukakan bahwa perusahaan dengan

ukuran yang besar dapat mengungkapkan lebih banyak informasi ESG yang

menggambarkan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang memiliki

aset yang lebih banyak cenderung akan memungkapkan ESG yang lebih banyak

lagi dikarenakan perusahaan beranggapan bahwa semakin tinggi perusahaan

kesadaran perusahaan dalam mengungkapkan ESG semakin tinggi ketertarikan

pemangku

Indonesia Banking School


62

kepentingan terhadap perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan (Dyduch and

Krasodomska 2017) dan (Ismail et al. 2020)

Gejolak ekonomi yang terjadi akibat pandemi covid yang terjadi pada tahun

2020 dan 2021 menyebabkan ketidakstabilan pada perusahaan dimana perusahaan

besar memiliki kemampuan dalam mengungkapkan ESG dengan baik dimana hal

ini didukung (Dyduch and Krasodomska 2017) mengungkapkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki efek positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial,

bervariasi tergantung pada ukuran ukuran. Dalam penelitian (Dyduch and

Krasodomska 2017) menjelaskan bahwa perusahaan dengan asset tinggi dianggap

lebih terlihat oleh pemangku kepentingan seperti investor maupun masyarakat dan

rentan terhadap pengawasan mereka. Para pemangku kepentingan peduli terhadap

pemeliharaan citra perusahaan mereka yang baik untuk memperoleh dan

mempertahankan loyalitas mitra bisnis dan pelanggan. Mereka juga mampu

menyerap biaya tambahan dari pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam

penelitian (Ismail et al. 2020) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki

ukuran lebih besar memiliki kemampuan yang lebih besar dalam pengungkapan

tanggung jawab social. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki

ukuran perusahaan yang besar cenderung lebih di kenal yang mana hal ini

menyebabkan perusahaan lebih banyak mendapatkan perhatian khusus yang

berdampak pada informasi yang akan lebih banyak terkait pengungkapan

tanggung jawab sosialnya.

Indonesia Banking School


63

4.3.4. Covid berpengaruh positif terhadap kinerja ESG

Berdasarkan Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi menunjukan hasil covid

berpengaruh positif terhadap ESG. Menurut (WHO 2021) Pandemi merupakan

kondisi darurat keshatan yang menyebabkan terjadinya ekonomi yang

menyebabkan turunnya pendapatan serta meningkatknya beban perusahaan,

kewajiban perusahaan untuk melakukan legitimasi terhadap dampak lingkungan

serta kewajiban perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan baik dikarenakan

selain kepada pimpinan perusahaan, perusahaan memiliki kewajiban terhadap para

pemangku kepentingan. Hasil penelitian ini di dukung oleh data dimana terjadi

peningkatan score esg pada sampel penelitian pada saat tahun 2020 dan 2021

dimana peningkatan ini terjadi karena adanya kondisi darurat yang menyebabkan

perusahaan harus terus meningkatkan kepercayaan untuk tetap bertahan pada

situasi pandemi. Kondisi yang tidak pasti dimana terjadi perubahan yang cukup

signifikan pada pasar yang mempengaruhi pendapatan perusahaan oleh karena itu

pengungkapan ESG ini diharapakan dapat meningkatkan kepercayaan pemangku

kepentingan di Tengah kondisi yang tidak pasti.

4.4. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, mengenai

profitabilitas terhadap ESG menunjukan bahwa ESG merupakan salah satu aspek

yang cukup diperhatikan oleh pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan

dalam masa pandemi covid-19 perusahaan perlu melakukan legitimasi perusahaan

dalam meningkatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan. Dalam masa

Indonesia Banking School


64

pandemi covid-19 perusahaan dapat meningkatkan kembali aspek-aspek yang

mempengaruhi pengungkapan ESG terutama pada kemampuan perusahaan dalam

mengelola laba serta kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan supaya dapat

meningkatkan laba perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, mengenai

leverage terhadap ESG dimana penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan


harus
tetap mempertahankan performa kinerja ESG hal ini disebabkan karena saat

pandemi perusahaan dengan hutang besar maupun kecil dapat meningkatkan

perfoma ESG untuk meningkatkan citra perusahaan serta mempertahankan

kepercayaan dari investor.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Firm Size berpengaruh terhadap

ESG hal ini disebabkan dalam pengungkapan ESG perusahaan memerlukan biaya

tambahan untuk pengungkapan tersebut. Saat masa pandemi banyak timbul


gejolak
ekonomi yang terjadi dimana perusahaan besar cenderung memiliki dana yang
lebih
besar untuk mengungkapkan informasi tersebut.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan covid berpengaruh positif

terhadap ESG hal ini disebabkan karena dikondisi darurat perusahaan perlu tetap

meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan untuk keberlangsungan

perusahaan sehingga perusahaan akan tetap mengungkapkan informasi ESG untuk

mendapatkan kepercayaan tersebut.

Indonesia Banking School


BAB IV

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Financial Perfomance

Terhadap Environment, Social, dan Governance (ESG) Pada Perusahaan di Bursa

Efek Indonesia. Studi empiris ini dilakukan pada perusahaan yang sadar akan

pengungkapan ESG serta memiliki ESG Scores yang di keluarkan S&P Global

2018 - 2021. Selanjutnya, sampel akhir yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 25 perusahaan dengan data sampel 4 tahun. Total observasi akhir sebesar

99 observasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadapap Kinerja Environmental, Social,

dan¸ Governance

2. Leverage tidak berpengaruh terhadapap Kinerja Environmental, Social, dan¸

Governance

3. Firm Size berpengaruh positif terhadapap Kinerja Environmental, Social, dan¸

Governance

4. Covid berpengaruh positif terhadapap Kinerja Environmental, Social, dan¸

Governance

64
Indonesia Banking School
65

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terbatas hanya pada Perusahaan di

negara Indonesia.

2. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya 4 tahun.

3. Berdasarkan hasil Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi menunjukan

bahwa nilai adjusted R-Square untuk model regresi pengaruh profitabilitas,

Leverage, Firm Size dan covid adalah 23,04% dan 19,77% dimana sisanya di

pengaruhi oleh variabel lain.

4. Dalam penelitian ini leverage di ukur dengan debt to asset ratio

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada diatas, maka saran yang dapat

diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan yang berada

di negara lain, seperti singapura, Malaysia, filipina, dan lain - lain.

2. Menambah jangka waktu penelitian menggunakan tahun terbaru untuk

mendapatkan hasil yang paling terkini.

3. Meneliti pengaruh variabel lain terhadap ESG seperti kinerja ekonomi, ukuran

perusahaan, dewan independen, dan lainnya

4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran leverage lain seperti

DER

Indonesia Banking School


66

5. Saran untuk pemerintah yaitu dengan memberikan award kepada perusahaan

yang mengungkapkan informasi ESG

Indonesia Banking School


67

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Rashidah, and Maha Faisal Alsayegh. 2021. “Determinants of


Corporate Environment, Social and Governance (ESG) Reporting among
Asian Firms.” Journal of Risk and Financial Management 14(4): 167.
Ali, Irshad, Sumit Lodhia, and Anil K. Narayan. 2020. “Value Creation Attempts
via Photographs in Sustainability Reporting: A Legitimacy Theory
Perspective.” Meditari Accountancy Research 29(2): 247–63.
Andries, Petra, and Ute Stephan. 2019. “Environmental Innovation and Firm
Performance: How Firm Size and Motives Matter.” Sustainability
(Switzerland) 11(13): 1–17.
Aybars, Aslı, Levent Ataünal, and Ali Osman Gürbüz. 2018. “ESG and Financial
Performance.” : 520–36.
Cardillo, Eleonora, and Maria Cristina Longo. 2020. “Managerial Reporting Tools
for Social Sustainability: Insights from a Local Government Experience.”
Sustainability (Switzerland) 12(9).
Chen, Hong Yi, and Sharon S. Yang. 2020. “Do Investors Exaggerate Corporate
ESG Information? Evidence of the ESG Momentum Effect in the Taiwanese
Market.” Pacific Basin Finance Journal 63(August): 101407.
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2020.101407.
Damodar N. Gujarati, Dawn C Porter. 2015. Introductory Econometrics: A
Practical Approach Single-Equation Regression Models.
Deegan, Craig, and Jeffrey Unerman. 2011. Financial Accounting Theory:
European Edition.
Dowling, John, and Jeffrey Pfeffer. 1975. “Pacific Sociological Association
Organizational Legitimacy: Social Values and Organizational Behavior.”
Source: The Pacific Sociological Review 18(1): 122–36.
Drempetic, Samuel, Christian Klein, and Bernhard Zwergel. 2020. “The Influence
of Firm Size on the ESG Score: Corporate Sustainability Ratings Under
Review.” Journal of Business Ethics 167(2): 333–60.

Indonesia Banking School


68

https://doi.org/10.1007/s10551-019-04164-1.
Dyduch, Justyna, and Joanna Krasodomska. 2017. “Determinants of Corporate
Social Responsibility Disclosure: An Empirical Study of Polish Listed
Companies.” Sustainability (Switzerland) 9(11).
Englich, Frans, and Oscar Gedda. 2020. “Financial Characteristics of Firms With
High ESG Scores.” Master Thesis Spring 2020 Master of Science in Finance.
Freeman, R. Edward. 2015. “Stakeholder Theory.” Wiley Encyclopedia of
Management: 1–6.
Friede, Gunnar, Timo Busch, and Alexander Bassen. 2015. “ESG and Financial
Performance: Aggregated Evidence from More than 2000 Empirical
Studies.” Journal of Sustainable Finance and Investment 5(4): 210–33.
Garcia, Alexandre Sanches, Wesley Mendes-Da-Silva, and Renato Orsato. 2017.
“Sensitive Industries Produce Better ESG Performance: Evidence from
Emerging Markets.” Journal of Cleaner Production 150: 135–47.
Gerard, Bruno. 2019. “ESG and Socially Responsible Investment: A Critical
Review.” SSRN Electronic Journal.
Gómez-Carrasco, Pablo, Encarna Guillamón-Saorín, and Beatriz García Osma.
2021. “Stakeholders versus Firm Communication in Social Media: The Case
of Twitter and Corporate Social Responsibility Information.” European
Accounting Review 30(1): 31–62.
Hardianti, Dwicitra, and Anwar Anwar. 2020. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Corporate Social Responsibility.” Jae
(Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi) 5(1): 107–14.
Hartzmark, Samuel M., and Abigail B. Sussman. 2019. “Do Investors Value
Sustainability? A Natural Experiment Examining Ranking and Fund Flows.”
Journal of Finance 74(6): 2789–2837.
Hummel, Katrin, and Christian Schlick. 2016. “The Relationship between
Sustainability Performance and Sustainability Disclosure – Reconciling
Voluntary Disclosure Theory and Legitimacy Theory.” Journal of
Accounting and Public Policy 35(5):
455–76. http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2016.06.001.

Indonesia Banking School


69

Iriyadi, Iriyadi, Nilda Tartilla, and Rini Gusdiani. 2020. “The Effect of Tax
Planning and Use of Assets on Profitability with Good Corporate
Governance as a Moderating Variable.” 143(Isbest 2019): 220–27.
Ismail, Norashikin, Mohamad Azwan MD. Isa, Nor Hadaliza Abd. Rahman, and
Nurul Farhana Mazlan. 2020. “Sustainability Perfomance Using
Enviromental, Social and Governance : Evidence from Public Listed
Companies (PLCS) in Malaysia.” International Journal of Accounting 5(30):
183–94.
Karaman, Abdullah S., Merve Kilic, and Ali Uyar. 2018. “Sustainability
Reporting in the Aviation Industry: Worldwide Evidence.” Sustainability
Accounting, Management and Policy Journal 9(4): 362–91.
El Khoury, Rim, Nohade Nasrallah, and Bahaaeddin Alareeni. 2023. “The
Determinants of ESG in the Banking Sector of MENA Region: A Trend or
Necessity?” Competitiveness Review 33(1): 7–29.
Krisdamayanti, Dhea Cipta, and Endang Dwi Retnani. 2020. “Pengaruh CSR,
Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.”
Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Riset Akuntansi 9(4): 1–17.
Liao, Yi Chuan, and Kuen Hung Tsai. 2019. “Innovation Intensity, Creativity
Enhancement, and Eco-Innovation Strategy: The Roles of Customer Demand
and Environmental Regulation.” Business Strategy and the Environment
28(2): 316–26.
Mao, Feng. 2008. “Photolysis and Photocatalytic Degradation.” Natural
Processes and Systems for Hazardous Waste Treatment 20(3): 120–60.
MSCI. 2021. “ESG 101: What Is Environmental, Social and Governance?”
Safaeianpoor, Hasan, and Mohammad Reza Shoorvarzy. 2017. “The Relationship
between Corporate Social Responsibility, Financial Performance, and Firm
Size.” Journal of Economic & Management Perspectives 11(4): 969–78.
https://search.proquest.com/docview/2267400590?accountid=14338%0Ahttp
s://tilburguniversity.on.worldcat.org/atoztitles/link?genre=article&issn=2523
5338&title=Journal+of+Economic+%26+Management+Perspectives&volum
e=11&issue=4&date=2017&atitle=The+Relationshi.

Indonesia Banking School


70

Safriani, Maulida Nur, and Dwi Cahyo Utomo. 2020. “Pengaruh Environmental,
Social, Governance (ESG) Disclosure Terhadap Kinerja Perusahaan.”
Diponegoro Journal of Accounting 9(3): 1–11. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting.
Schmitz, Eva Alexandra, Matthias Baum, Pascal Huett, and Ruediger Kabst.
2019. “The Contextual Role of Regulatory Stakeholder Pressure in Proactive
Environmental Strategies: An Empirical Test of Competing Theoretical
Perspectives.” Organization and Environment 32(3): 281–308.
Sharma, Preeti, Priyanka Panday, and R. C. Dangwal. 2020. “Determinants of
Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) Disclosure: A
Study of Indian Companies.” International Journal of Disclosure and
Governance 17(4): 208–17. https://doi.org/10.1057/s41310-020-00085-y.
Sitompul, Saleh. 2021. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage Dan Jumlah Anggota Komisaris Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility.” Jurnal Ilmiah Pendidikan 10(3): 54–60.
Sparta, Ayu, Dita. 2016. “Dampak Enviromental Performance ….” 13(1): 35–54.
Susilowati, Fera, Khusnatul Zulfa Wafirotin, and Arif Hartono. 2018.
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
LEVERAGE, TIPE INDUSTRI, DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS
TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Perio.” ISOQUANT : Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi 2(2): 18.
Vilas, Pablo, Laura Andreu, and José Luis Sarto. 2022. “Cluster Analysis to
Validate the Sustainability Label of Stock Indices: An Analysis of the
Inclusion and Exclusion Processes in Terms of Size and ESG Ratings.”
Journal of Cleaner Production 330.
Weygandt, Jerry J, and Paul D. Kimmel. 2022. Financial Accounting with
International Financial Reporting Standards. 5th Editio. New York, USA:
WILLEY.
WHO. 2021. “Considerations in Adjusting Public Health and Social Measures in

Indonesia Banking School


71

the Context of COVID-19.” World Health Organisation Interim Guidance


(November): 1–13. https://www.who.int/publications/i/item/considerations-
in-adjusting-public-health-and-social-measures-in-the-context-of-covid-19-
interim-guidance.
WHO, and ILO. 2021. “Preventing and Mitigating COVID-19 at Work.”
Preventing and mitigating COVID-19 at work: policy brief, 19 May 2021
(May): 1–21. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-
workplace-actions-policy-brief-2021-1.
Zulhaimi, Hanifa, and Neng Riyanti Nuraprianti. 2019. “Pengaruh Profitabilitas ,
Ukuran Dewan Komisaris , Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure Terhadap Lingkungan ( Planet ) Dan
Masyarakat Komisaris , Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosur.” 7(3): 555–66.

Indonesia Banking School

Anda mungkin juga menyukai