Anda di halaman 1dari 146

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN


SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

TESIS

OLEH:
Liza Widya Hasyim
177017085

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister


Program Studi Magister Akuntansi

OLEH:

Liza Widya Hasyim


177017085

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
TIM PENGUJI TESIS

Telah Diuji dan Dinyatakan LULUS di Depan Tim Penguji

Pada Hari Kamis, 14 November 2019

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Liza Widya Hasyim


NIM : 177017085
Program Studi : Magister (S2) Akuntansi

Rina Br Bukit, SE, 0M.Si, 0Ak, 0CA, 0Ph.D Ketua Penguji/Pembimbing


Prof. 0Dr. 0HB. 0Tarmizi, 0SU Anggota Penguji/Pembimbing
Prof. Erlina, 0SE, M.Si, 0Ph.D, 0Ak, CA, 0CMA Anggota Penguji
Dr. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA Anggota Penguji
Dr. Murni Daulay, M.Si Anggota Penguji

iii
Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Liza Widya Hasyim


2. Tempat / tanggal Lahir : Tebing Tinggi / 21 Desember 1995
3. Agama : Islam
4. Nama orang Tua : Abdullah Hasyim (Ayah) dan Rita Mei Fina (Ibu)
5. Nama Saudara Kandung : Fahmi Reza Hasyim (Adik)
6. Alamat : Jl. Pulau Kampai LK VI Kelurahan Tualang
Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi
7. Pendidikan :
a. SD : SD Negeri 165717 Tebing Tinggi (2000-2006)
b. SMP : SMP Negeri 4 Tebing Tinggi (2006-2009)
c. SMA : SMA Negeri 2 Tebing Tinggi (2009- 2012)
d. Sarjana : Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi Syariah
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Medan (2012-2016)
8. Pengalaman Kerja : - Staff Admin R&D, PT Nusa Pusaka Kencana
(Asian Agri R&D Centre), (2017-2018)
- Finance, PT Afreko Binar Indonusa, (Sekarang)

vi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahirrabbilaalamin. Puji dan syukur

ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia-NYA serta shalawat dan

salam kita sampaikan kepada Rasullulah Muhammad SAW, yang sangat kita

harapkan safaatnya di kemudian hari kelak, Penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis dengan judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran dan tenaga

pada proses penulisan tesis ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH,.M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Akuntansi di Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan

masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

4. Bapak Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara sekaligus Dosen Pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan

masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

vii
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Rina Br Bukit, SE, M.Si, Ak, CA, Ph.D selaku Dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan waktu bimbingan, tenaga dan saran dalam

menyelesaikan penyusunan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. HB. Tarmizi, SU selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu

menghasilkan tesis yang lebih baik.

7. Bapak Dr. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu

menghasilkan tesis yang lebih baik.

8. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan

kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan

tesis yang lebih baik.

9. Seluruh staf pengajar Program Magister Ilmu Akuntansi atas segala ilmu dan

pengetahuan yang telah diberikan dan seluruh staf administrasi (kak Yusna)

Program Magister Ilmu Akuntansi.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Ayahanda Abdullah Hasyim dan

Ibunda Rita Mei Fina serta Adinda saya Fahmi Reza Hasyim yang telah

memberikan do’a, dukungan dan semangat serta kasih sayang kepada penulis

dalam menjalankan dan menyelesaikan tesis ini.

11. Teman seperjuangan saya Yustia Ulfa, Imam Malik, Ferry Ramadhana, Irsan

Munawir Marbun, Nurhujaima, yang selama ini membantu dan mendukung

saya dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa/i Magister Akuntansi Paralel Angkatan Tahun 2017

Genap Grup B dan Grup A, yang telah memberikan dukungan dan motivasi

kepada penulis dan seluruh teman – teman dekat lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.


viii
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu masih dihapkan masukan dan perhatian bagi pembaca untuk

memberikan saran yang konstruktif untuk perbaikan. Namun demikian, kiranya

tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu

Akuntansi.

Medan, 14 November 2019


Peneliti,

Liza Widya Hasyim

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii
Halaman Tim Penguji ............................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah ........................................... iv
Halaman Pernyataan Originalitas ........................................................................ v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Daftar Isi ................................................................................................................. x
Daftar Tabel ........................................................................................................... xi
Daftar Gambar ....................................................................................................... xii
Daftar Lampiran .................................................................................................... xiii
Abstrak ................................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 9
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 10
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
1.5 Kontribusi Penelitian ..................................................................................... 12
1.7 Ruang lingkup dan batasan penelitian ........................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 13


2.1 Landasan Teori.............................................................................................. 13
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ....................................................... 13
2.1.2 Teori Fraud (Fraud Theory) ............................................................... 14
2.1.3 Kecurangan Laporan Keuangan ........................................................... 22
2.1.4 Return On Assets .................................................................................. 24
2.1.5 Rasio Total Piutang .............................................................................. 25
2.1.6 Pergantian Kantor Akuntan Publik ....................................................... 27
2.1.7 Pergantian Direksi ................................................................................ 29
2.1.8 Dualisme Jabatan.................................................................................. 30
2.1.9 Independensi Komite Audit .................................................................. 31
2.2 Telaah Literatur ............................................................................................... 32

BAB III KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................................... 36


3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 36
3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 37

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 52


4.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 52
4.2 Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 52
4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 61
4.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 62
4.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 63
4.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 73


5.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 73
5.2 Pemilihan Model Estimasi ............................................................................... 74
5.2.1 Uji Chow .............................................................................................. 75

Universitas Sumatera Utara


5.2.2 Uji Hausman ........................................................................................ 76
5.2.3 Uji Lagrange Multiplier ........................................................................ 77
5.3 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................... 78
5.3.1 Analissi Regresi dengan data panel ...................................................... 78
5.3.2 Uji Statistik F (Simultan)...................................................................... 81
5.3.3 Uji Statistik t (Parsial) .......................................................................... 82
5.3.4 Uji Koefisien Determinasi .................................................................... 84
5.3.5 Uji Moderating ..................................................................................... 84
5.4 Pembahasan ..................................................................................................... 86

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 106


6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 106
6.2 Saran ............................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 109


LAMPIRAN ............................................................................................................. 120

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................... 33
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 49
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif ...................................................................... 73
Tabel 5.2 Hasil Uji Chow ........................................................................... 75
Tabel 5.3 Hasil Uji Hausman ...................................................................... 76
Tabel 5.4 Hasil Uji Lagrange Multiplier ..................................................... 77
Tabel 5.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................. 80
Tabel 5.6 Hasil Uji Simultan .............................................................. 81
Tabel 5.7 Hasil Uji t ........................................................................... 82
Tabel 5.8 Hasil Koefisien Determinasi ............................................... 84
Tabel 5.9 Hasil Regresi Dengan Variabel Moderating ....................... 85

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Teori-Teori Kecurangan .............................................................. 16
Gambar 2.2 Fraud Triangle Theory oleh Donald R Cressey ............................ 17
Gambar 2.3 Fraud Diamond ............................................................................ 18
Gambar 2.4 Pentagon Theory .......................................................................... 19
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian .................................................................... 36

xiii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Daftar Sampel .............................................................................. 120
Lampiran 2 Data Penelitian ............................................................................. 121
Lampiran 3 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 124
Lampiran 4 Hasil Uji Chow ............................................................................ 125
Lampiran 5 Hasil Uji Hausman ....................................................................... 126
Lampiran 6 Hasil Uji Lagrange Multiplier ...................................................... 127
Lampiran 7 Hasil Regresi Data Panel Dengan Random Effect ....................... 128
Lampiran 8 Hasil Uji Variabel Moderating Dengan Uji Interaksi ................... 129

xiv

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN


LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, rasio


total piutang, Pergantian kantor akuntan publik, Pergantian Direksi, dan dualisme
jabatan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui apakah Independensi Komite Audit dapat dijadikan sebagai variabel
pemoderasi didalam model tersebut.

Desain penelitian yang dilakukan merupakan penelitian hubungan kausal


dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 37 perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2016 hingga 2018. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dan teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji interaksi (moderating) yang
dilakukan dengan bantuan software Eviews.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On


Asset, Rasio Total Piutang dan pergantian Direksi memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Serta hasil lainnya yang
menunjukkan bahwa Independensi Komite Audit bukanlah variabel pemoderasi
dalam pengaruh Return On Asset, rasio total piutang, pergantian Direksi,
Pergantian Kantor Akuntan Publik, dan dualisme jabatan terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Return On Asset, Rasio Total Piutang, Pergantian Direksi,


Pergantian Kantor Akuntan Publik, Dualisme Jabatan,
Kecurangan Laporan Keuangan, Independensi Komite Audit

xv

Universitas Sumatera Utara


xvi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Laporan keuangan merupakan suatu performa perusahaan yang didalamnya berisi

informasi-informasi yang bisa digunakan oleh manajemen perusahaan dan

investor untuk mengetahui laba dan keuntungan perusahaan. Laporan keuangan

menjadi tolak ukur kinerja manajemen perusahaan yang berpengaruh dalam

melakukan investasi dimasa yang akan dating. Salah satu standar penting yang

harus dipenuhi dalam laporan keuangan yaitu bahwa laporan keuangan harus

bersifat andal (reliable), tidak menyesatkan bagi pembaca dan tidak salah secara

material (Siddiq, Achyani, dan Zulfikar, 2017).

Laporan keuangan menjadi cermin suatu perusahaan, dimana nantinya para

pengguna informasi bisa melihat apakah perusahaan tersebut baik tidaknya

melalui laporan keuangan tersebut yang mana didalamnya berisi tentang semua

data perusahaan dan semua aktivitas operasional perusahaan itu sendiri (Bawekes,

2016). Perusahaan merupakan sebuah lembaga profesional yang didirikan seorang

pemilik atau pemodal sudah tentu mempunyai banyak kompleksitas kegiatan dan

risiko bisnis yang besar. Salah satu risiko bisnis yang harus ditanggung oleh para

pemodal atau pemilik, dan juga harus dihadapi oleh manajemen adalah risiko

kecurangan (fraud) (Vasiu, et., al., 2003).

Fraud merupakan suatu fenomena yang tidak bisa diukur dari penampilan luar

perusahaan. Dengan sangat alaminya, fraud tidak bisa secara akurat diteliti atau

Universitas Sumatera Utara


2

diukur, fraud secara umum tersembunyi (Awang, et., al, 2015). Dari adanya

kecurangan yang terjadi, perusahaan juga bisa mengalami kerugian besar, bukan

hanya kerugian keuangan, namun juga kerugian penurunan nama baik

perusahaan. Kecurangan yang terjadi dapat mengurangi nama baik atau reputasi

perusahaan atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan bisnisnya (Priantara, 2013).

Pada bulan Desember 2001, dunia dihebohkan oleh bangkrutnya Enron. Enron

adalah organisasi raksasa terbesar dibidang energi yang terdaftar di New York

Stock Exchange (NYSE). Harga saham Enron dari USD 80 per lembar pada bulan

januari 2001 turun menjadi USD 40 pada bulan agustus 2001 dan akhirnya

menjadi USD 1 pada bulan desember 2001. Kebangkrutan ini disebabkan fraud

yang dilakukan oleh eksekutif dan CEO Enron. Fraud yang dilakukan adalah

dengan melebih-sajikan pendapatan dan tidak melaporkan biaya sehingga laba

menjadi naik dan mengakibatkan harga saham menjadi naik di New York Stock

Exchange (NYSE). Fraud ini gagal ditemukan oleh akuntan publik. Pada saat

harga saham naik, eksekutif dan Chief Executive Officer (CEO) (dan orang dalam)

Enron menjual seluruh sahamnya sehingga harga saham Enron terjun bebas.

(Purba, 2015)

Kasus kecurangan lain di Indonesia adalah kasus PT Kimia Farma yang dengan

sengaja memanipulasi laporan keuangannya sehingga terlihat lebih baik. Terdapat

kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT.Kimia Farma, adapun dampak

kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun

yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar 32,7 milyar Rupiah yang merupakan

Universitas Sumatera Utara


3

2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT.Kimia Farma Tbk (Badan

Pengawas Pasar Modal, 2002). Selain itu PT Great River International Tbk. juga

melakukan praktik kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan pemeriksaan yang

dilakukan oleh Bapepam pada tahun 2005 terdapat temuan overstatement atas

penjualan dan piutang pada laporan keuangan per 31 Desember 2003. Selain itu

terdapat penambahan aktiva perseroan, khususnya terkait dengan penggunaan

dana hasil emisi obligasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan

hasil temuannya, Bapepam menyatakan PT Great River International Tbk. Telah

melanggar pasal 107 Undang-Undang Pasar Modal.

Selanjutnya adalah kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang dilakukan

oleh PT Garuda Indonesia. Sebelumnya pada 24 April 2019 muncul dugaan

kejanggalan pada laporan keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2018. Hal ini

membuat Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil

tindakan. Garuda Indonesia sebelumnya menjalin kerja sama dengan PT Mahata

Aero Terknologi. Kerja sama itu nilainya mencapai US$ 239,94 juta atau sekitar

Rp 2,98 triliun. Dana itu masih bersifat piutang tapi sudah diakui oleh Manajemen

Garuda Indonesia sebagai pendapatan. Alhasil, pada 2018 secara mengejutkan

BUMN maskapai itu meraih laba bersih US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33

miliar (kurs Rp 14.000). Kejanggalan ini terendus oleh dua komisaris Garuda.

Sehingga keduanya enggan menandatangani laporan keuangan 2018 Garuda

Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria. Kedua komisaris itu merasa

keberatan dengan pengakuan pendapatan atas transaksi Perjanjian Kerja Sama

Penyediaan Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan, antara PT Mahata Aero

Universitas Sumatera Utara


4

Teknologi dan Citilink Indonesia. Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan

kaidah pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 23. Namun sayang

ketika RUPS 24 April 2019, Garuda mengurangi jumlah komisaris. Sehingga

Dony Oskaria dicopot dari jabatannya. (finance.detik.com, 2019). PT Garuda

Indonesia dinyatakan melakukan pelanggaran Peraturan OJK Nomor

29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan

diberikan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp100 juta. Kementerian

Keuangan juga menjatuhkan sanksi pembekuan izin selama 12 bulan kepada AP

Kasner Sirumapea dan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan,

selaku auditor laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas

Anak Tahun Buku 2018. (Kemenkeu.go.id, 2019).

Kasus yang juga terjadi di Indonesia, salah satunya pada dunia perbankan yaitu

kasus Bank Century dan Bank Lippo. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh

Bank Century dianggap menyesatkan karena terdapat banyak salah saji material.

Sedangkan pada Bank Lippo terdapat kasus laporan ganda agar bisa mendapatkan

rekapitalisasi dari pemerintah. (Suyanto, 2009).

Pencegahan dan pendeteksian fraud mutlak diperlukan dalam meminimalisasi

dampak fraud yang akan terjadi pada perusahaan. Namun, pendeteksian fraud

masih sulit dikarenakan kekurangan pendefinisian yang dapat diterima dan yang

masuk akal, terbatasnya metode audit, dan keterdesakan biaya (Hogan, et., al,

2008).

Perusahaan hanya dapat meminimalisasi kecurangan, tidak untuk menghilangkan,

dikarenakan faktor penyebab dari kecurangan itu ada berbagai macam dan

Universitas Sumatera Utara


5

kompleks (Tuanakotta, 2012). Sebelum membuat suatu usaha untuk mengurangi

kecurangan dan mengelola risiko secara proaktif, penting untuk organisasi bisnis

dalam mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan perilaku kecurangan

tersebut dengan memahami siapa pelaku kecurangan dan mengapa kecurangan

dilakukan (Ruankaew, 2013).

Beberapa teori sudah menjelaskan faktor faktor kecurangan dan ada dua teori

yang sering dikutip sebagian besar peneliti, yaitu fraud triangle theory dan fraud

diamond theory (Abdullahi dan Mansor, 2015). Cressey pada tahun 1953

menghipotesiskan terjadinya kecurangan dengan fraud triangle theory, dengan

tiga kriteria yang harus ditampilkan, yaitu perceived pressure, perceived

opportunity, dan rationalization (Skousen, et., al, 2009). Dalam meningkatkan

pendeteksian kecurangan, Wolfe dan Hermanson menyatakan konsep fraud

diamond dengan ditambahkannya aspek capability yang merupakan

pengembangan dari fraud triangle theory (Wolfe dan Hermanson, 2004).

Perkembangan teori fraud mengalami perubahan pada tahun 2011, Crowe juga

ikut terlibat dalam perkembangan teori fraud. Crowe melakukan penelitian dan

menentukan bahwa elemen arogansi juga berpengaruh dalam mendeteksi

terjadinya kecurangan. Tanpa meninggalkan elemen-elemen yang ada di dalam

teori triangle, Crowe menambahkan elemen yang diyakininya kedalam teori yang

sebelumnya dicetus oleh Cressey dan teori tersebut dikenal dengan sebutan

Crowe’s fraud pentagon theory. Teori ini terdiri dari 5 elemen yaitu pressure,

opportunity, rationalization, competence, dan arrogance (Bawekes, 2018).

Komponen kompetensi telah dijelaskan dalam fraud diamond. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara


6

menurut Horwath pada tahun 2009 bahwa arogansi adalah sikap superioritas atas

hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan

tidak berlaku untuk dirinya (Horwath, 2009). Pendapat lain juga disampaikan

bahwa arogansi merupakan sifat kurangnya hati nurani yang merupakan sikap

superioritas atau adanya sifat congkak pada seseorang yang percaya bahwa

pengendalian internal tidak dapat diberlakukan secara pribadi (Aprilia, 2017).

Penelitian ini akan menerapkan Crowe’s fraud pentagon theory. Hal ini karena

elemen indikator pada fraud pentagon lebih lengkap jika dibandingkan daripada

teori sebelumnya yaitu fraud triangle dan fraud diamond (Junardi, 2017)

Salah satu bagian dari perusahaan yang turut andil dalam penyusunan Laporan

Keuangan yang berintegritas adalah Komite Audit. Komite Audit merupakan

komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan

direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang

memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor (Nurjannah dan Pratomo,

2014).

Komite audit memiliki tujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang

dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang sebenernya. Perusahaan

yang memiliki komite audit biasanya memiliki manajemen perusahaan

yang lebih transparan dan akuntabel. Berdasarkan peraturan Bapepam No

IX.I.5 tahun 2012 tugas komite audit adalah memberikan pendapat

independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan

akuntan publik terkait jasa audit yang diberikan. Hal ini menyiratkan

bahwa peran komite audit tersebut adalah menegakkan fungsi dari audit

Universitas Sumatera Utara


7

internal dan eksternal. Semakin banyak anggota komite audit yang dimiliki,

perusahaan akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan fungsi

audit internal dan eksternal. Pendeteksian Kecurangan tidak luput dari

pengawasan pihak-pihak internal yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan.

(Gusnardi, 2009)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa research gap pada penelitian terdahulu.

Penelitian yang dilakukan oleh Maridiani (2018) menyatakan dalam penelitiannya

bahwa target keuangan yang di proksikan dengan ROA berpengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan. Sementara Jalaludin (2017) menyatakan dalam

penelitiannya bahwa target keuangan yang di proksikan dengan ROA tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan

oleh Pardosi (2015) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pergantian direksi

sebagai proksi dari variabel capability berpengaruh positif signifikan terhadap

risiko terjadinya kecurangan laporan keuangan. Sementara Yudhanti, dkk (2016)

menyatakan dalam penelitiannya bahwa pergantian direksi sebagai proksi dari

variabel capability berpengaruh negatif terhadap risiko terjadinya kecurangan

laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tessa, Chyntia (2017)

menyatakan dalam penelitiannya bahwa variabel dualisme jabatan (dualism

position) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sementara

Rachmawati (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa faktor multijabatan

dewan direksi memiliki pengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan

keuangan.

Universitas Sumatera Utara


8

Perbankan merupakan sektor yang penuh dengan peraturan dan pengawasan atau

biasa disebut dengan istilah highly regulated. Mengingat bank adalah sebuah

lembaga intermediasi antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of

fund) dengan pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (lack of fund).

Dimana bank melakukan usaha yang berasal dari dana masyarakat yang disimpan

berdasarkan kepercayaan sehingga setiap bank perlu untuk menjaga kesehatan

usahanya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan

masyarakat. Kepercayaan masyarakat tersebut sangat bergantung pada kinerja

bank dan kemampuan bank dalam mengelola resiko, profesionalisme, dan

integritas pengurus bank serta transparansi publik (Winda, 2016)

Penelitian ini mengambil sampel data dari sektor perbankan, alasan dari pemilihan

sampel penelitian karena perusahaan perbankan memiliki kewajiban yang lebih

kuat dalam melaporkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar dan telah di

audit, hal ini karena tertera dalam peraturan BAPEPAM Nomor Kep 431/BL/2012

dan Peraturan Bank Indonesiaa No 14/14/PBI/2012. Sektor Perbankan adalah

salah satu sektor perusahaan yang memberikan kontribusi besar terhadap

perkembangan perekonomian di Indonesia sehingga sangat perlu meminimalisir

terjadinya asimetri informasi didalam perusahaan yang dapat memicu terjadinya

praktik manajemen laba yang merupakan salah satu penyebab terjadinya

kecurangan. Dunia perbankan rentan dengan adanya kecurangan atau fraud.

Banyak kasus kecurangan yang terjadi di dunia perbankan dan menimbulkan

banyak kerugian oleh berbagai pihak (Ulfah, 2017).

Universitas Sumatera Utara


9

1.2 Rumusan Masalah

Kasus terkait financial statement fraud atau kecurangan laporan keuangan dari

dulu sudah ada. Namun, sekarang ini perilaku tersebut lebih marak terjadi.

Beberapa contoh kecurangan laporan keuangan telah disebutkan pada bagian latar

belakang. Berbagai metode pun digunakan dalam upaya pendeteksian kecurangan

laporan keungan untuk meminimalkan kerugian pihak-pihak yang bersangkutan.

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan

keuangan adalah fraud triangle yang berisi tiga komponen, yaitu tekanan,

peluang, dan rasionalisasi. Namun seiring dengan perkembangannya, kini telah

ada tambahan satu komponen lagi yaitu kapabilitas sehingga disebut sebagai fraud

diamond. Kemudian bertambah satu komponen lagi yaitu arogansi sehingga

disebut sebagai fraud pentagon. Fraud pentagon ini dapat digunakan pula untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan research gap yang terjadi, maka

rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi kecurangan laporan keuangan menggunakan prespektif fraud

pentagon. Penelitian ini mencoba membuktikan kemampuan dari fraud pentagon

dalam mendeteksi tingkat kecurangan di sebuah perusahaan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Apakah Return On Assets berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan?

2. Apakah Rasio Total Piutang berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan?

Universitas Sumatera Utara


10

3. Apakah Pergantian Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan ?

4. Apakah Pergantian Direksi berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan?

5. Apakah Dualisme Jabatan berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan?

6. Apakah Independensi komite audit dapat memoderasi hubungan Return

On Assets terhadap Kecurangan Laporan Keuangan?

7. Apakah Independensi komite audit dapat memoderasi hubungan Rasio

Total piutang terhadap Kecurangan Laporan Keuangan?

8. Apakah Independensi komite audit dapat memoderasi hubungan

Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan?

9. Apakah Independensi komite audit dapat memoderasi hubungan

Pergantian Direksi terhadap Kecurangan Laporan Keuangan?

10. Apakah Independensi komite audit dapat memoderasi hubungan Dualisme

Jabatan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh Return On Assets terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan

2. Mengetahui pengaruh Rasio Total Piutang terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara


11

3. Mengetahui Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan

4. Mengetahui pengaruh pergantian direksi terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan

5. Mengetahui pengaruh Dualisme Jabatan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan

6. Mengetahui pengaruh Independensi komite audit sebagai variabel

moderasi hubungan Return On Assets terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

7. Mengetahui pengaruh Independensi komite audit sebagai variabel

moderasi hubungan Rasio Total piutang terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

8. Mengetahui pengaruh Independensi komite audit sebagai variabel

moderasi hubungan Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan

9. Mengetahui pengaruh Independensi komite audit sebagai variabel

moderasi hubungan Pergantian Direksi terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

10. Mengetahui pengaruh Independensi komite audit sebagai variabel

moderasi hubungan Dualisme Jabatan terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Universitas Sumatera Utara


12

1.5 Kontribusi Penelitian

Kontribusi penelitian merupakan cara atau bagaimana manfaat penelitian dapat

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan pembangunan

dalam arti yang lebih luas. Adapun kontribusi penelitian ini adalah:

1. Kontribusi Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap perluasan wawasan, pemahaman mengenai kecurangan dan

faktor yang memengaruhi kecurangan laporan keuangan.

b. Bagi praktisi, memberikan wacana bagi auditor dalam mendeteksi

danmemprediksi adanya kecurangan. Selain itu, diharapkan bisa

menjadi pedoman bagiinvestor dalam membuat suatu keputusan yang

rasional ketika akan maupun sedang berinvestasi.

c. Bagi penelitian selanjutnya, menjadi referensi dan acuan bagi peneliti

selanjutnya yang berniat meneliti dan mengembangkan penelitian ini.

2. Kontribusi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan temuan terbaru penelitian mengenai

mengenai kecurangan dan faktor yang memengaruhi kecurangan laporan

keuangan.

1.6 Ruang lingkup dan batasan penelitian

Ruang lingkup dan batasan penelitian membuat asumsi-asumsi yang digunakan

dalam penelitian dan merupakan penegasan dari batasan masalah. Ruang lingkup

penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan perbankan di Indonesia selama

tahun 2016-2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory )

Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan kerjasama antara pihak pemegang

saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan agensi ada

ketika salah satu pihak (prinsipal) yang dalam hal ini adalah pemilik perusahaan

atau pemegang saham menyewa orang lain (agen) yaitu manajemen perusahaan

untuk melaksanakan suatu jasa dan para prinsipal mendelegasikan wewenang

pada agennya untuk membuat keputusan. (Anthony dan Govinderajan, 2005)

Teori keagenan sebagai sebuah kontrak satu atau lebih orang yaitu principal

menggunakan orang lain (agen) untuk menyediakan beberapa jasa untuk

kepentingan mereka (prinsipal) yang meliputi mendelegasikan beberapa hak

pembuatan keputusan kepada agen. Prinsipal menganggap bahwa agen dapat

melakukan hal yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Namun pada

kenyataannya, kedua belah pihak memiliki hubungan untuk memaksimalkan

kepuasannya masing-masing, disinilah kenapa prinsipal mempunyai alasan untuk

tidak selalu percaya bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan principal.

Untuk mengatasi adanya tindakan agen yang dapat merugikan prinsipal, prinsipal

akan mengeluarkan biaya untuk mengawasi aktivitas agen. Prinsipal akan

membayar agen dengan mengeluarkan biaya perikatan agar agen tidak melakukan

13

Universitas Sumatera Utara


14

tindakan yang dapat merugikan prinsipal atau dengan memberikan kompensasi

jika agen sudah mengambil tindakan yang sesuai (Jensen dan Meckling, 1976).

Ketika sebuah kerja sama terjadi masing-masing pihak pasti mempunyai harapan

atas kerja sama tersebut. Dalam hal ini principal diasumsikan menginginkan

peningkatan kinerja keuangan perusahaan berupa return tinggi atas investasi yang

telah dikeluarkan perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan tersendiri

yaitu untuk mendapatakan kompensasi yang lebih besar atas hasil kinerjanya. Hal

tersebut menujukkan adanya benturan kepentingan antara principal dan agent

yang sering di sebut dengan conflict of interest. Agent memiliki lebih banyak

informasi dibandingkan principal. Hubungan ini dapat mengarah pada kondisi

ketidakseimbangan informasi atau disebut asimetri informasi (Amara, Amar, and

Jarboui, 2013). Dengan terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak,

secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada agent untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal dengan

tujuan tertentu (Nurbaiti and Hanafi, 2017). Agen akan berusaha mencari

keuntungannya sendiri dengan berbagai cara seperti manipulasi angka-angka

dalam laporan keuangan, penyembunyian informasi yang sebenarnya dan

penyajian keliru yang dapat menyesatkan pembaca laporan keuangan (Priantara,

2013)

2.1.2 Teori Kecurangan (Fraud Theory)

Kecurangan merupakan suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan secara

sengaja, sadar, tahu dan mau untuk menyalahgunakan segala sesuatu yang

dimiliki secara bersama, misalnya sumber daya perusahaan dan negara demi

Universitas Sumatera Utara


15

kenikmatan pribadi dan kemudian menyajikan informasi yang salah untuk

menutupi penyalahgunaan tersebut (Tuanakotta, 2013).

Albrecht dkk (2011) dalam bukunya menyatakan bahwa fraud adalah istilah

umum dan mencakup beragam cara yang dapat dilakukan oleh kecerdasan

manusia, melalui satu individu untuk mendapatkan suatu keuntungan dari orang

lain melalui representasi atau penyajian yang salah. Tidak ada aturan yang pasti

dan seragam untuk dijadikan dasar dalam mendefiniskan fraud karena fraud

mencakup kejutan, penipuan, kelicikan, dan cara-cara lain dimana orang lain

dicurangi.

Kecurangan merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

ACFE mendefi nisikan kecurangan (fraud) sebagai tindakan penipuan atau

kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa

kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik

kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst & Young, 2009). Secara

umum, fraud diartikan sebagai kecurangan yang sengaja dilakukan. Fraud

menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan memberikan keuntungan bagi pelaku

kecurangan dan atau kelompoknya (Suyanto, 2009).

Menurut ACFE, fraud didefinisikan sebagai perbuatan-perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam maupun luar organisasi

dengan tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak

lain) untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara

langsung maupun tidak langsung akan merugikan pihak lain. (Association of

Certified Fraud Examiners, 2016)

Universitas Sumatera Utara


16

TEORI-TEORI
KECURANGAN

Gambar 2.1 Teori-Teori Kecurangan

Sumber : Buku Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif (2012), Wolfe dan

Hermanson (2004) dan Crowe Horwath (2011)

2.1.2.1 Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)

Teori fraud triangle merupakan teori pertama yang mampu menjelaskan

elemen-elemen penyebab fraud yang dikenal dengan konsep segitiga kecurangan.

Teori ini dikemukakan oleh Cressey pada tahun 1953 yang berpendapat bahwa

sampai batas tertentu terdapat tiga kondisi yang selalu mempengaruhi terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Kondisi ini terdiri dari pressure, opportunity, dan

rationalization. Berikut merupakan gambar fraud triangle.

Universitas Sumatera Utara


17

Pressure

Opportunity Rationalization

Gambar. 2.2 Fraud Triangle

Sumber: Fraud Triangle Theory oleh Donald R. Cressey (1953)

2.1.2.2 Fraud Diamond Theory

Fraud diamond theory pertama kali dikenalkan oleh Wolfe dan Hermanson

pada bulan Desember 2004. Hal ini dipandang sebagai penyempurnaan

yang diperluas dari fraud triangle theory.

Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa kecurangan tidak akan terjadi

apabila tidak ada orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kecurangan tersebut secara detail. Kecurangan terjadi berawal dari adanya

pressure (tekanan), setelah mendapatkan tekanan, pelaku berusaha melepas

tekanan tersebut dengan cara mencari kesempatan atau peluang, selanjutnya yang

membatasi seseorang untuk melalukan kecurangan adalah rasionalisasi, apabila

kecurangan telah dirasionalisasi, terakhir pelaku harus menilai apakah ia mampu

untuk melakukan kecurangan tersebut. Kemampuan ini tidak hanya tentang

keahliannya dalam melakukan kecurangan tetapi juga kemampuannya dalam hal

posisi/kedudukan di perusahaan (Wolfe dan Hermanson, 2004).

Universitas Sumatera Utara


18

Variabel kemampuan (capability) dapat dijadikan sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi seseorang melakukan fraud di lingkungan organisasi.

Fraud diamond ini terdiri dari empat elemen indikator yaitu tekanan

(pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization) dan

kemampuan (capability). Berikut merupakan gambar fraud diamond:

Opportunity

Pressure Rationalization

Capability

Capability

Gambar 2.3 fraud diamond

Sumber : Wolfe dan Hermanson, 2004

2.1.2.3 Teori Segiempat Kecurangan (Fraud Pentagon Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howart pada 2011. Teori fraud pentagon

merupakan peluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh

Cressey 1953, dan teori fraud diamond yang sebelumnya dikemukakan oleh

Wolfe dan Hermanson 2004, dalam teori ini menambahkan satu elemen fraud

lainnya yaitu dan arogansi (Herviana, 2017).

Alasan teori ini dikembangkan karena kecurangan zaman sekarang lebih

dilengkapi dengan informasi lebih dan akses ke dalam asset perusahaan

dibandingkan dengan eranya Cressey (Kurnia dan Anis, 2017). Berikut ini Fraud

pentagon divisualisasikan dalam gambar berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


19

rationalization

pressure arrogance

opportunity capability

Gambar 2.4 Pentagon Theory

Sumber: The Crowes fraud pentagon, Marks (2012)

Fraud pentagon terdiri dari 5 elemen yaitu pressure, opportunity, rationalization,

capability, dan arrogance:

1) Tekanan (Pressure)

Tekanan adalah dorongan orang untuk melakukan fraud, dapat mencakup hampir

semua hal baik keuangan maupun non keuangan (Widarti, 2015). Suatu kondisi

dimana seseorang memiliki tekanan untuk melakukan kecurangan,yang biasanya

dikarenakan adanya beban keuangan maupun non keuangan. Konsep yang penting

dari tekanan adalah bahwa seseorang memiliki kebutuhan yang mendesak

(financial need), yang tidak dapat diceritakan kepada orang lain (perceived non

shareable financial need) (Tuanakotta, 2012).

2) Peluang (Opportunity)

Opportunity (peluang) adalah suatu kondisi yang memberikan kemungkinan

seseorang untuk berbuat atau menempati suatu tempat pada posisi tertentu

(Nurbaiti dan Hanafi, 2017). Fraud tidak hanya terjadi jika ada tekanan,

Universitas Sumatera Utara


20

tetapi juga ketika calon pelaku melihat adanya peluang untuk melakukan

kecurangan (Rahmanti & Daljono, 2013). Peluang muncul ketika pengendalian

internal lemah, pengawasan yang kurang, dan penyalahgunaan posisi atau jabatan

untuk kepentingan pribadi (Rahmanti and Daljono, 2013).

Cressey berpendapat, ada dua komponen dari persepsi tentang peluang ini.

Pertama, general information, yang merupakan pengetahuan bahwa kedudukan

yang mengandung trust atau kepercayaan, dapat dilanggar tanpa konsekuensi.

Pengetahuan ini diperoleh dari apa yang di dengar atau lihat, seperti dari

pengalaman orang lain yang melakukan kecurangan tidak ketahuan atau tidak

dihukum. Kedua, technical skill atau keahlian yang dibutuhkan untuk

melaksanakan kecurangan tersebut (Tuanakotta, 2012).

3) Rasionalisasi (Rationalization)

Rationalization yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai

etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan

kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud (Siddiq dan

Zulfikar, 2017).

Rasionalisasi terjadi ketika seorang pegawai membenarkan mengapa

mereka melakukan kecurangan (Auditor of Public Accounts, 2011). Para

pelaku kecurangan meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan

merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan

haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak

Universitas Sumatera Utara


21

untuk organisasi. Para pelaku biasanya mencari berbagai alasan secara rasional

untuk menjustifikasi tindakan mereka (Sukirman dan Sari, 2013).

Rasionalisasi atau mencari pembenaran sebenarnya merupakan bagian yang harus

ada dari kejahatan itu sendiri, bahkan merupakan bagian dari motivasi untuk

melakukan kejahatan. Karyono (2013) berpendapat bahwa pelaku kecurangan

mencari pembenaran antara lain (Ulfah, dkk., 2017) :

a) Pelaku menganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan hal yang

biasa/wajar dilakukan oleh orang lain pula.

b) Pelaku merasa berjasa besar terhadap organisasi dan seharusnya ia

menerima lebih banyak dari yang telah diterimanya.

c) Pelaku menganggap tujuannya baik yaitu untuk mengatasi masalah, nanti

akan dikembalikan

4) Kemampuan (Capability)

Kemampuan adalah keahlian karyawan untuk mengabaikan kontrol internal,

mengembangkan strategi penyembunyian,dan mengamati kondisi sosial untuk

memenuhi kepentingan pribadinya (Horwath, 2011).

Kemampuan merupakan besarnya daya dan kapasitas yang dilakukan sesorang

untuk melakukan fraud di lingkungan perusahaan. Kecurangan terhadap laporan

keuangan bisa terjadi ketika terdapat perubahan direksi untuk memperbaiki

kinerja manajemen sebelumnya (Nurbaiti dan Hanafi, 2017).

5) Arogansi (Arrogance)

Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan

merasa bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk

Universitas Sumatera Utara


22

dirinya. Kesombongan ini muncul dari keyakinan bahwa dirinya mampu

melakukan kecurangan dan internal kontrol yang ada tidak akan mempengaruhi

dirinya sehingga pelaku melakukan kecurangan tanpa takut adanya sanksi yang

akan menjeratnya (Achsin & Cahyaningtyas, 2015).

Horwath (2011) mengemukakan bahwa ada lima elemen dari arogansi dari

perspektif CEO, sebagai berikut :

a) Ego yang besar – CEO terlihat seperti selebriti daripada seorang pengusaha.

b) Mereka menganggap pengendalian internal tidak berlaku untuk dirinya.

c) Memiliki karakteristik perilaku pengganggu.

d) Memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter.

e) Memiliki ketakutan akan kehilangan posisi dan status

2.1.3 Kecurangan Laporan Keuangan

American Institute Certified Public Accountant (AICPA) mendefinisikan

Kecurangan Laporan Keuangan adalah tindakan yang disengaja atau kelalaian

yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan

(Moeller, 2004). Kecurangan laporan keuangan merupakan suatu usaha yang

dilakukan dengan sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan para

pengguna laporan keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan menyajikan

dan merekayasa nilai material dari laporan keuangan. Kecurangan tersebut

dilakukan oleh individu, golongan, ataupun perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan tertentu (Rezaee, 2002)

Kecurangan merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mendefinisikan kecurangan

Universitas Sumatera Utara


23

(fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau

badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa

manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst &

Young, 2009). Kecurangan merupakan suatu perbuatan dan tindakan yang

dilakukan secara sengaja, sadar, tahu dan mau untuk menyalahgunakan segala

sesuatu yang dimiliki secara bersama, misalnya sumber daya perusahaan dan

negara demi kenikmatan pribadi dan kemudian menyajikan informasi yang salah

untuk menutupi penyalahgunaan tersebut (Tuanakotta, 2013). Wells (2011)

menjelaskan bahwa kecurangan laporan keuangan mencakup beberapa modus,

antara lain:

1. Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan (financial record),

dokumen pendukung atau transaksi bisnis.

2. Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau informasi

signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan.

3. Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan, dan

prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan

mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.

4. Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya disajikan dan

diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

membuat laporan keuangan

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commissions

dalam Tuanakotta (2010) melakukan kajian terhadap financial statement fraud dan

mengembangkan suatu taksonomi yang mungkin dapat terjadi pada semua bisnis.

Universitas Sumatera Utara


24

Dijelaskan oleh Tuanakotta (2010) juga bahwa COSO mengidentifikasi enam

modus fraud pada beberapa area, antara lain :

a. Mengakui pendapatan yang tidak semestinya.

b. Melebih sajikan aset (selain piutang usaha yang berhubungan dengan

kecurangan terhadap pengakuan pendapatan).

c. Beban/liabilitas yang kurang saji.

d. Penyalahgunaan aset.

e. Pengungkapan yang tidak semestinya.

f. Teknik lain yang mungkin dilakukan

Model yang paling umum digunakan untuk mendeteksi kecurangan adalah melalui

deteksi manajemen laba dengan variabel laporan keuangan adalah apa yang

dikenal sebagai ukuran discretionary accruals. Model ini sedemikian banyaknya

digunakan dalam kajian mengenai kecurangan laporan keuangan, khususnya

manajemen laba.

2.1.4 Return On Assets

Return On Assets merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas

perusahaan. Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang ada, setelah biaya-

biaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai asset) dikeluarkan dari

analisis. Fokus analisis Return On Assets adalah profitabilitas, independen

terhadap biaya modalnya (Hanafi, 2004)

Universitas Sumatera Utara


25

Rasio return on assets (ROA) ini melihat sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang

diharapkan Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang

sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat

dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai salah

satu ukuran ke efektifan, maka semakin tinggi hasil pengembalian, semakin

efektiflah perusahaan (Widyastuti, 2009). Return On Assets dirumuskan sebagai

berikut:

Return On Asset =

Target keuangan menurut Manurung dan Hardika (2015) merupakan patokan

perusahaan dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai besaran tingkat laba

yang harus diperoleh. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang

diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA. Perbandingan

laba tehadap jumlah aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang banyak

digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja (Skousen et

al., 2009). ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam

menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.

2.1.5 Rasio Total Piutang

Menurut PSAK (2001) yang dimaksud dengan piutang adalah Suatu hak

kontraktual untuk menerima uang atau kas berdasarkan permintaan atau pada

tanggal yang ditentukan, yang tercantum sebagai asset di dalam neraca. Menurut

Stice, Stice dan Skousen (2009: 216) piutang diklasifikasikan ke dalam dua

kategori, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


26

1. Piutang Usaha

Piutang usaha umumnya adalah kategori yang paling signifikan dari

piutang, dan merupakan hasil dari aktivitas normal bisnis yaitu,

penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Piutang

usaha mewakili pemberian kredit jangka pendek kepada pelanggan.

2. Piutang Non Usaha

Piutang jenis ini meliputi semua jenis piutang lainnya selain piutang

usaha. Piutang non usaha harus diikhtisarkan dalam akun-akun dengan

nama yang sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan

keuangan.

Opportunity merupakan kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya

suatu kejahatan. Shelton (2014) menyatakan opportunity adalah metode kejahatan

yang bisa dilakukan seperti beban keuangan. Menurut SAS No.99 dalam Skousen

et al.(2009) terdapat beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang

mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu: nature of industry

dan ineffective of monitoring.

Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalam

indusri. Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu yang besarnya saldo

ditentukan oleh perusahaan berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang tak

tertagih dan akun persediaan. Summers dan Sweeney (1998) mencatat bahwa

akun piutang dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam

memperkirakan tidak tertagihnya piutang. Summers dan Sweeney, (1998) juga

Universitas Sumatera Utara


27

menyatakan bahwa manajer akan focus terhadap kedua akun tersebut jika berniat

melakukan manipulasi pada laporan keuangan.

Rasio Total Piutang merupakan suatu bentuk dari nature of industry yang

dapat direspon dengan reaksi yang berbeda dari masing-masing manajer

perusahaan. Perusahaan yang baik akan berusaha untuk memperkecil jumlah

piutang dan memperbanyak penerimaan kas perusahaan (Sihombing dan

Rahardjo,2014).

Dalam perusahaan perbankan biasanya sistem penjualannya umumnya

dilakukan secara kredit. Keadaan ini dapat menekan manajer untuk melakukan

manipulasi laporan keuangan pada akun piutang tak tertagih dan persediaan yang

usang. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total Piutang sabagai

proksi dari Nature of Industry. Rasio total piutang dihitung dengan rumus yang

digunakan Skousen (2009) yaitu:

( ) ( )
RECEIVABLE =
() ( )

2.1.6 Pergantian Kantor Akuntan Publik

Definisi pergantian auditor menurut Arens et al. (2012:81) adalah

Keputusan manajemen untuk mengganti auditornya dalam rangka

mendapatkan pelayanan jasa dengan kualitas yang lebih baik. Menurut Aprilia

(2017), pergantian auditor adalah suatu pergantian KAP baik secara mandatory

maupun secara voluntary. Pergantian auditor secara mandatory adalah

pergantian KAP yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur

pemerintah. Sedangkan pergantian auditor secara voluntary adalah pergantian

KAP yang dilakukan diluar ketentuan yang diatur oleh pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


28

Pergantian auditor secara voluntary inilah yang menimbulkan kecurigaan pihak

tertentu khususnya investor mengenai faktor apa saja yang

menyebabkan pergantian KAP secara sukarela ini.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur

tentang pergantian kantor akuntan publik di Indonesia. Undang-undang

tersebut pertama kali diberlakukan di tahun 2002 dengan dikeluarkannya

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4

dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum

atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling

lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan

Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama,

karena pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang

menjelaskan mengenai jangka waktu pengauditan yang sama dengan

peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang mengatur mengenai

jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5

Februari 2008, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No.

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup berbeda

dengan peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat

pada jangka waktu perikatan audit yang dilakukan oleh sebuah KAP yang

semakin bertambah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan

bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu

Universitas Sumatera Utara


29

entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku

berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)

tahun buku berturut-turut.

2.1.7 Pergantian Direksi

Wolfe dan Hermanson (2004) meneliti tentang capability sebagai salah

satu fraud risk factor yang melatar belakangi terjadinya fraud dan menyimpulkan

bahwa perubahan direksi dapat mengindikasikan terjadinya kecurangan.

Perubahan direksi tidak selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahaan

direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi

sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun perekrutan

direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya.

Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan

untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan

perusahaan serta perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi

sehingga kinerja awal tidak maksimal.

Pergantian direksi (change in directors) dapat menyebabkan stress period

yang berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud,

perubahan CEO atau direksi dapat mengindikasi terjadinya kecurangan (Wolfe

dan Hermanson, 2004). Penelitian ini semakin kuat dengan hasil yang telah diuji

oleh Sari (2013) bahwa financial distress memiliki pengaruh signifikan terhadap

fraud dalam pelaporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


30

2.1.8 Dualisme Jabatan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan rangkap adalah

melakukan lebih dari satu. Sedangkan pekerjaan memiliki definisi suatu

kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia (Wikipedia:2019). Dalam arti

sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang

menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang. Berdasarkan

pengertian diatas, rangkap pekerjaan memiliki arti suatu kegiatan aktif yang

dilakukan lebih dari satu.

Dualisme jabatan (dualism position) merupakan multijabatan yang

dimiliki oleh seorang direksi. Dengan adanya rangkap jabatan tersebut dapat

mengakibatkan pekerjaan mereka terganggu karena sibuk dan kurang fokus untuk

menjadi pemantau yang efektif (Crowe, 2011).

Dualism position merupakan keadaan di mana seorang direksi memiliki

jabatan lain baik di dalam maupun luar perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik

sebaiknya tidak ada hubungan dengan jabatan ganda direksi. Dengan adanya

jabatan ganda ini memungkinkan efek negatif. Misalnya dari beberapa jabatan

ganda ini mendorong seseorang untuk melakukan kolusi bahkan mengorbankan

kepentingan pemegang saham. Selain itu anggota dewan direksi dapat terganggu

kinerjanya karena terlalu sibuk dan tidak fokus.

Pernyataan di atas didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Oktariagusta (2015) yang menunjukkan bahwa CEO yang memiliki jabatan

dualisme berpengaruh signifikan dalam mendeteksi terjadinya kecurangan laporan

keuangan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2014)

Universitas Sumatera Utara


31

menunjukkan bahwa faktor multijabatan dewan direksi memiliki pengaruh

signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan

2.1.9 Independensi Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris sebagai

penghubung komisaris melakukan tugas pengawasan (oversight) perusahaan

sesuai dengan Kep. 29/PM/2004. Komite audit mempunyai tanggungjawab utama

yaitu sebagai menjalakan tugas yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi

perusahaan, pengawasan dan pengendalian internal, dan sistem pelaporan

keuangan perusahaan.

Komite audit merupakan salah satu elemen Good Corporate Governance

(GCG) yang diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang cenderung meningkatkan

skandal-skandal penyelewengan dan kelalaian pihak manajemen yang terjadi pada

akhir-akhir ini. Komite audit memiliki peran dalam mengawasi pihak manajemen

dan memberikan pendapat professional yang independen kepada dewan

komisaristerhadap laporan keuangan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi.

Hal ini dilakukan agar pihak manajemen tidak melakukan tindakan yang dapat

menguntungkan dirinya sendiri sehingga dapat merugikan pemilik perusahaan.

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM-LK) mewajibkan perusahaan go publik untuk membentuk suatu

komite audit yang beranggotakan paling sedikit tiga orang dan diketuai oleh

komisaris independen, dengan pihak lain yang berasal dari luar perusahaan

(eksternal). Komposisi pembentukan tersebut untuk membentuk suatu sifat

independensi yang sangat berpengaruh terhadap kinerja komite audit. Adanya

Universitas Sumatera Utara


32

anggota komite audit yang pernah menjabat, atau yang sedang aktif sebagai

bagian dari manajemen perusahaan, sangat mempengaruhi independensi dari

komite audit tersebut. Dengan kata lain, pihak diluar perusahaan yang tidak

memiliki hubungan keluarga, hubungan usaha atau bisnis, dan hubungan bisnis

dengan perusahaan, dewan komisaris, dewan direksi, dan pemegang saham

perusahaan. Sehingga mampu memberikan pendapat profesional secara bebas

sesuai dengan etika profesionalnya, tanpa memihak kepada siapapun. Untuk

menjadi independen, auditor harus mempunyai jiwa yang jujur. Selain itu, nama

anggota komite audit haruslah diumumkan ke publik sehingga terjadi kontrol

sosial terhadap independensinya.

Abbott and Parker (2001), Abbott et al. (2000), Beasley et al. (2000), dan

Robinson(2002) dalam Skousen et.al (2009) menunjukkan bahwa indepensi

anggota komite audit berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan. Anggota

komite yang independen juga menurunkan tingkat ketidak efektifan pengawasan

atas sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan anggota independen tersebut tidak

memiliki hubungan istimewa (memiliki saham, bekerja, atau memiliki hubungan

saudara dengan salah satu pemilik perusahaan). Komite audit yang independen

adalah anggota yang tidak bekerja di perusahaan tersebut ketika sedang mejabat

posisi komite audit.

2.2 Telaah Literatur

Adapun penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dirangkum

dalam tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara


33

Nama
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun
Kennedy Analisis Fraud Variabel Dependen:  Variabel stabilitas
Samuel Diamond Dalam Fraud Financial keuangan yang
Sihombing Mendeteksi Statement : Earning diproksikan oleh
dan Shiddiq Financial Statement Management perubahan dalam total
Nur Fraud : Studi Variabel Independen: aktiva, variabel tekanan
Rahardjo Empiris Pada a) Financial Target eksternal yang
(2014) Perusahaan b) Financial Stability ditunjukkan oleh rasio
Manufaktur Yang c) External Pressure leverage, sifat industri
Terdaftar Di Bursa d) Nature of Industry yang diproksikan oleh
Efek Indonesia e) Ineffevtive perubahan Rasio piutang
(BEI) Tahun 2010- monitoring dan rasionalisasi variabel
2012 f) Change in auditor yang ditunjukkan oleh
g) Rationalization perubahan rasio total
h) Capability akrual terbukti
mempengaruhi penipuan
1 laporan keuangan.
 Penelitian ini tidak tidak
membuktikan bahwa
variable target keuangan
yang ditunjukkan oleh
ROA (Return On Asset),
variabel pemantauan
efektif yang ditunjukkan
oleh rasio independen
papan, perubahan auditor,
dan kemampuan yang
ditunjukkan oleh
perubahan direksi
memiliki pengaruh pada
penipuan laporan
keuangan.
Laila Deteksi Financial Variabel Dependen:  Financial stability
Tiffani Statement Fraud Financial Statement (ACHANGE) dan external
Marfuah, dengan Analisis Fraud pressure (LEVERAGE)
2014 Fraud Triangle pada Variabel Independen: berpengaruh positip
Perusahaan Financial stability, signifikan terhadap
Manufaktur yang Personal Financial kecurangan laporan
Terdaftar di Bursa Need, LEV, ROA, keuangan.
Efek Indonesia Nature of industry,  Variabel effective
Innefective monitoring berpengaruh
Monitoring, Change negatip signifikan
2 in Auditor, terhadap kecurangan.
 Variabel personal
financial need (OSHIP),
financial target (ROA),
nature of industry
(RECEIVABLE) dan
rationalization
(AUDCHANGE) tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kecurangan
laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


34

Nama
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun
Merissa Analisis Fraud Variabel Dependen:  External pressure dan
Yesiariani, Diamond Dalam Financial Statement variable rationalization
Isti Rahayu, Mendeteksi Fraud terbukti berpengaruh
2016 Financial Statement Variabel Independen: positif signifikan terhadap
Fraud (Studi Financial stability, financial statement fraud
Empiris Pada External Pressure,  Variabel financial stability
Perusahaan LQ-45 Personal Financial dan variabel financial
Yang Terdaftar Di Need, Financial target, berpengaruh negatif
Bursa Efek Targets, Nature of signifikan terhadap
3 Indonesia Tahun industry, Innefective financial statement fraud.
2010 - 2014) Monitoring, Change  Variabel personal
in Auditor, financial need, variabel
Rationalization, nature of industry ,
Capability variabel ineffective
monitoring, variabel
change in auditor dan
variabel capability tidak
berpengaruh terhadap
financial statement fraud.
Faiz Fraud Pentagon Variabel dependen  Pressure financial
Rahman Dalam Mendeteksi dalam penelitian ini stability, berpengaruh
Siddiq, Financial Statement kecurangan laporan terhadap financial
Fatchan Fraud keuangan. variabel statement fraud.
Achyani, & independen ini terdiri  Opportunity Quality of
Zulfikar, dari Pressure, external audit tidak
2016 Opportunity, berpengaruh terhadap
Rationalization, financial statement fraud
Competence, dan  Rationalization; change
Arrogance. auditor berpengaruh
4
terhadap financial
statement fraud.
 Competence; change of
directors berpengaruh
terhadap financial
statement fraud
 Arrogance; frequency
numbers of CEO’s picture
berpengaruh terhadap
financial statement fraud
Nindya Faktor – Faktor Variabel dependen:  Manajemen laba dan
Carla Yang Memengaruhi kecurangan dalam nature of industry
Yudhanti Indikasi laporan keuangan memiliki pengaruh positif
Erni Kecurangan Dalam Variabel Independen: terhadap fraud dalam
Suryandari Pelaporan manajemen laba, pelaporan keuangan.
F, S.E., Keuangan Dengan nature of industry,  Profitabilitas memiliki
5 M.Si. 2016 Model Fraud Profitabilitas, pengaruh negatif terhadap
Diamond (Studi Likuiditas, financial fraud dalam pelaporan
Empiris Pada distress, financial keuangan. Likuiditas
Perusahaan leverage, ukuran memiliki pengaruh positif
Manufaktur Yang perusahaan, terhadap fraud dalam
Terdaftar Di BEI capalibity pelaporan keuangan.
Periode 2013-2015)

Universitas Sumatera Utara


35

Nama
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun
Didin Pengaruh Stabilitas Variabel dependen:  stabilitas keuangan,
Ijudien, Keuangan, Kondisi kecurangan dalam kondisi industri, tekanan
2017 Industri Dan laporan keuangan. eksternal tidak
6 Tekanan Eksternal Variabel Independen berpengaruh terhadap
Terhadap stabilitas keuangan, kecurangan laporan
Kecurangan kondisi industri, keuangan
Laporan Keuangan tekanan eksternal
Pera Fraud Pentagon Variabel dependen:  Stabilitas keuangan
Husmawati, Analysis in kecurangan dalam dihitung dengan
Yossi Assessing the laporan keuangan. perubahan rasio total aset,
Septriani, Likelihood of Variabel Independen tekanan eksternal yang
Irda Rosita, Fraudulent stabilitas keuangan, dihitung oleh rasio
dan Desi Financial Statement kondisi industri, leverage, perubahan
Handayani, (Study on tekanan eksternal, auditor dan perubahan
2017 Manufacturing perubahan auditor, anggota dewan komisaris
Firms Listed in perubahan anggota berpengaruh dalam
Bursa Efek dewan komisaris menjelaskan kemungkinan
Indonesia Period terjadinya laporan
7 2013-2016) keuangan yang tidak baik
melalui manajemen laba
 Return On Asset,
perubahan rasio piutang,
TATA, dan jumlah
gambaran CEO tidak
berpengaruh signifikan
dalam menilai
kemungkinan kecurangan
laporan keuangan

Wahyuni Fraud Triangle Variabel Dependen:  Rationalization


dan Sebagai Pendeteksi Financial Statement berpengaruh positif
Budiwitjaks Kecurangan Fraud terhadap Financial
ono, 2017 Laporan Keuangan Variabel Independen: Statement Fraud.
Rationalization,  Financial Stability,
Financial Stability, External Pressure,
External Pressure, Financial Targets, Nature
8 Financial Targets, of Industry, Ineffective
Nature of Industry, Monitoring,Organzational
Ineffective Structure tidak
Monitoring,Organzat berpengaruh terhadap
ional Structure Financial Statement
Fraud.

Marsellisa Financial statement Variabel Dependen:  Lima faktor dalam teori


Nindito, fraud: perspective Financial Statement Fraud Pentagon, yaitu
2018 of the pentagon Fraud tekanan, peluang,
fraud model in Variabel Independen: rasionalisasi, dan
9 indonesia Pressure, kemampuan, terbukti
Opportunity, secara signifikan
Rationalization, mempengaruhi terjadinya
Competence, dan penipuan laporan
Arrogance keuangan di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis peraturan antar

variable yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar

variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2017).

Berikut disajikan kerangka teoritis dalam penelitian ini. Berdasarkan

penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat digambarkan kerangka

konseptual penelitian sebagai berikut :

Return On Assets (ROA) (X1)

H1
Rasio Total Piutang (X2)

H2

Pergantian Kantor Akuntan Kecurangan Laporan


Publik (X3) Keuangan (Y)
H3

Pergantian Direksi (X4)


H4
H10
H9
Dualisme Jabatan (X5) H8
H5
H7
H6

Independensi komite audit


(Variabel Moderating)

Gambar 3.1

Kerangka Penelitian

36

Universitas Sumatera Utara


37

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan

Kebanyakan tekanan berasal dari beban keuangan seperti dari gaya hidup,

keserakahan ataupun tuntutan ekonomi dikarenakan standar hidup yang terlalu

tinggi. Selain itu, tekanan juga bisa melibatkan beban non keuangan seperti

tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan, misalkan adanya ketidakadilan

antara karyawan, frustasi atas pekerjaannya, kebutuhan hasil laporan yang lebih

baik daripada penampilan aktual, dan sebagainya yang bisa memicu terjadinya

kecurangan yang dilakukan oleh karyawan untuk memperoleh imbalan atas kerja

kerasnya (Albrecht et al., 2011).

Menurut SAS No. 99 (AICPA 2002), terdapat beberapa kondisi terkait dengan

tekanan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan, yaitu:

a. Financial stability (stabilitas keuangan)

b. External pressure (tekanan dari luar)

c. Personal financial need (kebutuhan keuangan pribadi)

d. Financial target (target keuangan)

Dalam menjalankan tugasnya, manajer perusahaan diminta untuk menunjukkan

kinerja terbaiknya dalam mencapai target yang telah direncanakan (Financial

Target). Target keuangan menurut Manurung dan Hardika (2015) merupakan

patokan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai besaran

tingkat laba yang harus diperoleh. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat

laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA.

Universitas Sumatera Utara


38

Perbandingan laba tehadap jumlah aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional

yang banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja

(Skousen et al., 2009).

Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut untuk melakukan

performa terbaik dalam pencapaian target yang telah direncakan. ROA merupakan

rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya

(Skousen et al., 2008). ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan

dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain. Summerrs dan Sweeney

(1998) melaporkan bahwa ROA secara signifikan berbeda antara fraud firm dan

non-fraud firm (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai

proksi variabel financial targets.

Penelitian yang dilakukan oleh Indarto dan Ghozali (2016) menunjukkan bahwa

ROA berpengaruh positif signifikan terhadap potensi kecurangan laporan

keuangan. Kesimpulannya semakin tinggi target ROA dalam suatu perusahaan,

semakin tinggi juga potensi kecurangan laporan keuangan yang dilakukan melalui

manajemen laba. Jika target ROA tinggi, manajemen akan berusaha untuk

mencapai target tersebut. Ketika ROA perusahaan menunjukkan nilai yang

rendah, hal itu memungkinkan manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan

dengan cara meninggikan laba yang ada.

ROA digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam menghasilkan

laba secara keseluruhan. Perusahaan yang dapat menghasilkan ROA yang tinggi

disertai dengan peningkatan ROA dari periode ke periode selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


39

menunjukkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik dari segi penggunaan

asetnya (Dendawijaya, 2005). Hal ini meningkatkan daya tarik investor terhadap

saham perusahaan, sehingga harga saham meningkat.

Penelitian Widyastuti (2009) membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki laba

besar (diukur dengan profitabilitas atau ROA) lebih memungkinkan dilakukannya

manajemen laba daripada perusahaan yang memiliki laba yang kecil dan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Summerrs dan Sweeney (1998)

menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap kecurangan

laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap kecurangan

laporan keuangan

3.2.2 Rasio total piutang berpengaruh positif terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan.

Menurut SAS No. 99 (AICPA 2009), terdapat beberapa kondisi terkait

kesempatan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan, yaitu:

a. Nature of industry (sifat industri)

b. Ineffective of monitoring (pengawasan yang tidak efektif)

c. Organization structure (struktur organisasi)

Salah satu kondisi terkait dengan peluang adalah kondisi industri. Kondisi

industry adalah keadaan atau kondisi ideal suatu perusahaan atau organisasi dalam

industry. Salah satu bentuk kondisi industri adalah kondisi persediaan perusahaan,

perusahaan yang baik akan memiliki persediaan yang tidak terlalu tinggi, karena

Universitas Sumatera Utara


40

apabila perusahaan tersebut memiliki persediaan yang terlalu tinggi berarti

penjualan pada suatu perusahaan menjadi rendah dan akan mengganggu jalannya

kegiatan operasional perusahaan karena rendahnya dana yang masuk pada

perusahaan. Persediaan yang terlalu tinggi pada perusahaan juga akan

menyebabkan persediaan disimpan terlalu lama yang akan meningkatkan risiko

kerugian akibat penurunan harga dan kerusakan (Skousen, 2009).

Pengaruh sifat Industri (nature of Industry) merupakan keadaan ideal suatu

perusahaan dalam industri. Kondisi piutang usaha merupakan suatu bentuk dari

nature of industry yang dapat direspon dengan reaksi yang berbeda dari masing-

masing manajer perusahaan. Perusahaan yang baik akan berusaha untuk

memperkecil jumlah piutang dan memperbanyak penerimaan kas perusahaan

(Sihombing dan Rahardjo, 2014). Dalam perusahaan perbankan biasanya system

penjualannya umumnya dilakukan secara kredit. Keadaan ini dapat menekan

manajer untuk melakukan manipulasi laporan keuangan pada akun piutang tak

tertagih dan persediaan yang usang. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

Rasio Total Piutang sabagai proksi dari Nature of Industry.

Kondisi piutang usaha merupakan suatu bentuk dari nature of industry

yang dapat direspon dengan reaksi yang berbeda dari masing-masing manajer

perusahaan. Perusahaan yang baik akan berusaha untuk memperkecil jumlah

piutang dan memperbanyak penerimaan kas perusahaan (Sihombing dan

Rahardjo,2014).

Pada laporan keuangan terdapat akun-akun yang besaran saldonya

ditentukan oleh perusahaan itu sendiri melalui suatu estimasi, misalnya estimasi

Universitas Sumatera Utara


41

saldo piutang yang tidak tertagih. Karena adanya penilaian subjektif dalam

menentukan saldo dari akun tersebut, manajemen dapat menggunakan akun

tersebut sebagai alat untuk manipulasi laporan keuangan. Argumen ini didukung

oleh Loebbecke et al. (1989), yang mengamati bahwa sejumlah penipuan dalam

sampel penelitian mereka melibatkan piutang sebagai salah satu peluang yang

dimanfaatkan agen atau manager dalam memanipulasi laporan keuangan.

Dengan diperbolehkannya perusahaan dalam mengestimasi nilai piutang,

perusahaan dapat menggunakan akun tersebut untuk memanipulasi laporan

keuangan dengan cara melebihsajikan saldo penyisihan piutang tak tertagih agar

dapat mengurangi laba. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan cadangan laba

yang dapat digunakan untuk menaikkan laba di kemudian hari saat perusahaan

tidak dapat mencapai target. Oleh karena itu, nature of industry dalam penelitian

ini diproksikan dengan rasio perubahan piutang penjualan selama dua tahun.

Semakin tinggi rasio perubahan piutang yang merupakan proksi dari nature of

industry, kemungkinan terjadinya kecurangan juga tinggi.

Akun piutang dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam

memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan persediaan (Siddiq et al., 2017).

Akun tersebut memiliki kerentasan saldo akun atau golongan transaksi terhadap

suatu salah saji material, dengan asumsi tidak ada pengendalian terkait. Selain itu

kecurangan dapat terjadi ketika persediaan menjadi usang dan perhitungan yang

rumit lebih mungkin disajikan salah.

Menurut penelitian Summers dan Sweeney (1998) kedua akun tersebut dapat

mendorong manajer untuk melakukan manipulasi pada laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara


42

perusahaan. Sejalan dengan penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014), Putriasih,

Herawati, dan Wahyuni (2017), serta Kurnia dan Anis (2017) menyatakan nature

of industry berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

Hipotesis 2: Rasio Total Piutang berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

3.2.3 Pergantian Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan

Rationalization merupakan sikap/rasionalisasi anggota dewan,

manajemen, atau karyawan yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan/

atau membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Salah satu faktor yang

menyebabkan seseorang melakukan tindakan fraud adalah rasionalisasi.

Rasionalisasi memberikan alasan bahwa seseorang melakukan fraud karena hal

yang wajar dan seharusnya. Sebelum melakukan tindakan fraud seseorang

akan mencari suatu pembenaran.

Kurnia (2017) menjelaskan bahwa hubungan antara manajer dan auditor

yang menunjukkan rasionalisasi manajemen. Hasil dari penelitian Kurnia

(2017) menyatakan bahwa dengan adanyapengunduran diri atau

pergantian auditor, maka akan berpengaruh terhadapkemungkinan

kecurangan laporan keuangan. Peneliti menyimpulkan bahwa Change in auditor

atau pergantian auditor yang digunakan perusahaan dapat dianggap sebagai

suatu bentuk untuk menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan

oleh auditor sebelumnya. Kemudian kecenderungan tersebut mendorong

Universitas Sumatera Utara


43

perusahaan untuk mengganti auditor independennya guna menutupi

kecurangan yang terdapat dalam perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat

diambil hipotesis:

Hipotesis 3: Pergantian Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan

3.2.4 Pergantian Direksi berpengaruh positif Terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan

Perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga berdampak pada

semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud. Perubahan direksi dapat

menimbulkan kinerja awal yang tidak maksimal karena membutuhkan waktu

untuk beradaptasi (Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Wolfe dan Hermanson (2004) meneliti tentang capability sebagai salah satu fraud

risk factor yang melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa

perubahan direksi dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan direksi

tidak selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Manurung dan Hardika (2015)

menjelaskan bahwa perubahaan direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan

untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan melakukan perubahan

susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih

berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi

bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang

dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan direksi

dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja awal tidak

maksimal.

Universitas Sumatera Utara


44

Capability merupakan kemampuan seseorang dalam suatu perusahaan untuk

memberi kesempatan dalam melakukan fraud (Siddiq, Achyani, and Zulfikar

2017). Proksi dari capability dalam penelitian ini yaitu Pergantian Direksi. Dalam

penelitian Wolfe dan Hermanson (2004) mengatakan bahwa indikasi kecurangan

dapat terjadi apabila dilaksanakan oleh orang yang tepat serta memahami dan

dapat memanfaat peluang yang ada. Pergantian direksi yang dianggap lebih

berkompeten dilakukan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya. Selain itu

dari pergantian ini juga bisa dimaksudkan untuk kepentingan politik tertentu

untuk menggantikan jajaran direksi sebelumnya (Tessa and Harto, 2016). Oleh

karena itu perubahan direksi dimungkinkan sebagai upaya perusahaan untuk

menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui kecurangan yang telah

dilakukan perusahaan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian

Putriasih et. al. (2016) menunjukkan bahwa capability yang diproksikan dengan

perubahan direksi memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud.

Penelitian Pardosi (2015) juga membuktikan kemampuan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kecurangan terhadap laporan keuangan. Sedangkan menurut

penelitian Tessa (2016), Kurnia dan Anis (2017) dan Ulfah et. al. (2017) variabel

pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

Hipotesis 4: Pergantian direksi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

Universitas Sumatera Utara


45

3.2.5 Dualisme Jabatan berpengaruh positif Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Dualism position merupakan keadaan di mana seorang direksi memiliki jabatan

lain baik di dalam maupun luar perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik

sebaiknya tidak ada hubungan dengan jabatan ganda direksi. Dengan adanya

jabatan ganda ini memungkinkan efek negatif. Misalnya dari beberapa jabatan

ganda ini mendorong seseorang untuk melakukan kolusi bahkan mengorbankan

kepentingan pemegang saham. Selain itu anggota dewan direksi dapat terganggu

kinerjanya karena terlalu sibuk dan tidak fokus.

Pernyataan di atas didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Oktariagusta (2015) yang menunjukkan bahwa CEO yang memiliki jabatan

dualisme berpengaruh signifikan dalam mendeteksi terjadinya fraudulent financial

reporting dan penelitian Oktavia (2017) yang menyatakan apabila dalam

sebuah perusahaan memiliki jabatan dualisme akan ada kemungkinan untuk

melakukan fraud. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rachmawati (2014) menunjukkan bahwa faktor multijabatan dewan direksi

memiliki pengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Perusahaan yang anggotanya tidak memiliki dualisme jabatan, mereka lebih

fokus dalam menjalankan pekerjaannya sehingga kinerja perusa haan tetap

terlihat baik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil hipotesis:

Hipotesis 5: Dualisme jabatan berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

Universitas Sumatera Utara


46

3.2.6 Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh antara

Return On Assets (ROA), Rasio Total Piutang (RECEIVABLE), Pergantian

Kantor Akuntan Publik, Pergantian Direksi (DCHANGE), Dualisme Jabatan

(DUALISM) terhadap kecurangan laporan keuangan.

Komite audit merupakan komite yang menyediakan forum komunikasi

formal antara dewan, sistem pengawasan internal, dan auditor eksternal (Alves,

2013). Salah satu cara komite audit menjalankan fungsi pengawasan adalah

melakukan pertemuan dengan sesama anggota komite audit. Sebuah komite audit

yang lebih aktif diharapkan dapat memberikan suatu mekanisme monitoring yang

lebih efektif dalam perusahaan.

Menurut Pedoman Umum Good corporate governance Indonesia yang

dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2008), Komite Audit

bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa:

a. laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum,

b. struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,

c. pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan

standar audit yang berlaku, dan

d. tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

Komite Audit memiliki fungsi utama dalam pengawasan penyusunan Laporan

Keuangan yang berintegritas, yaitu Laporan keuangan yang jujur dan memenuhi

prinsip standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Komite Audit

mendukung dewan komisaris dalam memantau penyusunan laporan keuangan,

Universitas Sumatera Utara


47

mekanisme pengendalian internal, dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik

(Puspita ningrum, 2012). Komite audit tidak hanya berperan penting dalam

pemantauan untuk menjamin kualitas pelaporan keuangan dan akuntabilitas

perusahaan akan tetapi juga menentukan keefektifan dari pengendalian internal

yang terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan dalam perusahaan (Zhang,

2006).

Financial target dapat disebut sebagai target-target keuangan yang merupakan

laba atau usaha yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Annisya et all (2016) yang menyatakan pihak manajer berusaha untuk

meningkatkan kinerjanya guna mencapai berbagai target perusahaan salah satunya

adalah target keuangan. Menurut sugita (2018) Manajer perusahaan dalam

menjalankan kinerjanya selalu dituntut untuk dapat menjalankan aktivitas

perusahaan dengan performa terbaik sehingga dapat mencapai target keuangan

yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan agar kegiatan perusahaan dapat

berlangsung terus menerus. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk

menentukan target keuangan (financial target) pada suatu perusahaan adalah

dengan ROA. Semakin tinggi ROA yang ditargetkan perusahaan maka

semakin rentan perusahaan akan melakukan kecurangan laporan keuangan.

Target keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan dinilai mampu

meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan Fraudulent financial

reporting. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu mekanisme pemantauan yang

bisa menjamin proses pelaporan keuangan berlangsung dengan baik. Pemantauan

terhadap proses pelaporan keuangan salah satunya dilakukan oleh komite audit

Universitas Sumatera Utara


48

perusahaan. Keberadaan komite audit dalam perusahaan dapat memberikan

pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen dan memberikan informasi

yang akurat dan tepat terhadap pelaporan perusahaan (Sugita, 2018).

Sehingga, hubungan target keuangan untuk mendeteksi kecurangan laporan

keuangan akan semakin kuat dengan keberadaan komite audit di perusahaan

tersebut. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Mardiani (2018) yang

membuktikan bahwa komite audit memperkuat financial target terhadap

pendeteksian fraudulent financial reporting. Komite audit bertugas untuk

memberikan pendapat profesional dan independen kepada dewan komisaris

mengenai laporan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh direksi kepada dewan

komisaris, serta untuk mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian

dewan komisaris (Sugita, 2018).

Pergantian auditor yang digunakan perusahaan dapat dianggap sebagai sebuah

bentuk untuk menghilangkan jejak kecurangan yang ditemukan oleh auditor

sebelumnya. Menurut Sihombing dan Rahardjo (2014) menunjukkan bahwa

perubahan auditor dapat terjadi karena alasan yang sah, resiko kegagalan

audit, dan litigasi berikutnya akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun

berikutnya. Rentannya kecurangan laporan keuangan yang terjadi akibat

pergantian auditor pada perusahaan. Sehingga, diperlukan adanya suatu

mekanisme pemantauan yang bisa menjamin proses pelaporan keuangan dapat

berlangsung dengan baik. Pemantauan terhadap proses pelaporan keuangan dapat

dilakukan oleh komite audit perusahaan. Keberadaan komite audit merupakan

salah satu komponen corporate governance yang berperan penting dalam proses

Universitas Sumatera Utara


49

pelaporan keuangan dengan cara mengawasi pekerjaan auditor independen dalam

proses pelaporan keuangan serta membantu tugas dari dewan komisaris (Mariani,

2016).

Keberadaan komite audit di suatu perusahaan diharapkan dapat semakin

membantu terciptanya kondisi perusahaan yang baik dan dapat terhindar dari

terjadinya kecurangan laporan keuangan. Sehingga, hubungan antara

pergantian auditor untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan akan

semakin kuat dengan keberadaan komite audit yang terlibat dalam

pemantauan dan pengawasan pada perusahaan tersebut.

Kecurangan laporan keuangan semakin rentan akibat terjadinya pergantian

direksi pada suatu perusahaan. Pergantian direksi adalah penyerahan wewenang

dari direksi lama ke direksi baru. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja

manajemen sebelumnya. Namun pergantian direksi dapat menimbulkan stress

periode sehingga berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan

farud (Devy et al, 2017). Adanya pergantian direksi juga dapat

mengindikasikansuatu kepentingan politik tertentu untuk menggantikan

kedudukan direksi sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi

dianggap dapat mengurangi efektifitas dalam bekerja. Oleh karena itu, diperlukan

adanya suatu mekanisme pemantauan yang bisa menjamin proses pelaporan

keuangan perusahaan dapat berlangsung dengan baik. Pemantauan

terhadap proses pelaporan keuangan salah satunya dilakukan oleh komite

audit perusahaan. Komite audit mempunyai peranan untuk membantu direksi

Universitas Sumatera Utara


50

dalam hal pengawasan perusahaan, serta membantu direksi dalam hal pemenuhan

Good Corporate Governance (Sugita, 2018).

Komite audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menelaah aktivitas

pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, serta komite audit

juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan

oleh Direksi atas temuan auditor internal. Dengan pemenuhan tugas dan tanggung

jawab dari komite audit pada suatu perusahaan diharapkan akan semakin

membantu dalam pendeteksian kecurangan laporan keuangan di perusahaan

tersebut.

Komite audit bertujuan untuk memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan

tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum,

memastikan bahwa internal kontrolnya memadai, menindaklanjuti terhadap

dugaan adanya penyimpangan yang material dibidang keuangan dan implkasi

hukumya komite audit juga bertujuan untuk membantu dewan komisaris untuk

memenuhi tanggugjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh

(Januanto, 2018).

Menurut Islahuzzaman (2012),komite audit independen adalah auditor yang tidak

dipengaruhi oleh berbagai pihak yang berasal dari luar diri auditor atau tidak

memiliki hubungan dengan auditor dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang

ditemukan dalam proses audit. Independen adalah bebas dari pengaruh dan

tekanan, tidak dikendalikan pihak lain, atau tidak tergantung oleh pihak manapun.

Menurut teori keagenan anggota independen merupakan pengawas yang dapat

Universitas Sumatera Utara


51

menurunkan asimetri informasi dan menjembatani kepentingan antara agent dan

principal.

Anggota komite audit independen merupakan anggota dari pihak independen yang

tidak memiliki hubungan langsung kepada pihak perusahaan. Semakin banyaknya

anggota komite audit yang independen diharapkan akan mengahasilkan kualitas

laporan keuangan akan semakin baik. Keberadaan komite audit bermanfaat untuk

menjamin transparansi, keterbukaan laporan keuangan, keadilan untuk semua

pihak berkepentingan (stakeholder), dan pengungkapan semua informasi

perusahaan telah dilakukan oleh pihak manajemen. Berdasarkan uraian tersebut,

hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:

Hipotesis 6: Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh antara

Return On Assets (ROA) terhadap kecurangan laporan keuangan

Hipotesis 7: Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh antara

Rasio Total Piutang terhadap kecurangan laporan keuangan

Hipotesis 8: Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh antara

Pegantian Kantor Akuntan Publik terhadap kecurangan laporan keuangan

Hipotesis 9: Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh antara

Pergantian Direksi terhadap kecurangan laporan keuangan

Hipotesis 10: Independensi Komite Audit mampu memoderasi pengaruh

Dualisme Jabatan terhadap kecurangan laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kausal (causative). Penelitian kausatif

merupakan tipe penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel

terhadap variabel lainnya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari publikasi suatu perusahaan. Data

sekunder dinilai mudah didapatkan, tidak membutuhkan biaya yang tinggi, serta

datanya lebih akurat dan valid karena laporan keuangan yang dipublikasikan

telah diaudit oleh akuntan publik. Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia

(BEI) melalui situs www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

sector perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai

dengan 2018.

4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiataan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Sekaran (2003:78) menyatakan variabel merupakan sesuatu yang

mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda

dalam waktu yang lain untuk objek yang sama atau dapat juga berbeda pada

waktu yang sama untuk objek yang berbeda. Penelitian ini menggunakan

variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating. Adapun

52

Universitas Sumatera Utara


53

definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Variabel Definisi Indikator Skala


Return on ROA merupakan ukuran yang Return On Asset = Rasio
Assets digunakan untuk
(ROA) menunjukkan kinerja
manajemen dalam
menghasilkan laba secara
keseluruhan.
Rasio Total Piutang usaha adalah suatu RECEIVABLE = Rasio
Piutang jumlah pembelian kredit dari ( ) ( )

pelanggan. Piutang timbul ( ) ( )

sebagai akibat dari penjualan


barang atau jasa
Pergantian Pergantian Kantor Akuntan Kode satu (1) jika terdapat Nominal
Kantor Publik yang dilakukan perubahan KAP dalam
Akuntan perusahaan periode 2 tahun dan kode
Publik nol (0) untuk sebaliknya
Pergantian Pergantian direksi merupakan Kode satu (1) jika terdapat Nominal
Direksi pergantian dewan direksi perubahan direksi
yang menjabat dalam suatu perusahaan setiap
perusahaan dalam periode tahunnya dan kode nol (0)
tertentu. untuk sebaliknya
Dualisme Dualisme jabatan (dualism Kode (1) jika ada Nominal
jabatan position) merupakan Dualisme jabatan dan (0)
multijabatan yang dimiliki jika tidak ada
oleh seorang direksi.
Kecurangan Kecurangan Laporan Total Accrual – Rasio
Laporan Keuangan adalah tindakan Nondiscretionary Accrual
Keuangan yang disengaja atau kelalaian
yang berakibat pada salah saji
material yang menyesatkan
laporan keuangan
Independens Sejumlah anggota IND = Rasio
i komite Independen yang
audit bertanggungjawab membantu
auditor mempertahankan
indenpendensinya.

4.2.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh variabel

lainnya (Ghozali, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah financial statement

fraud pada perusahaan sector keuangan di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


54

Manajemen laba digunakan untuk mengukur Kecurangan dalam laporan

keuangan. Manajemen laba muncul karena adanya kesempatan bagi manajemen

perusahaan untuk memilih metode akuntansi tertentu tanpa mengikuti peraturan

yang berlaku sehingga dapat memanipulasi laba perusahaan yang akhirnya

mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Kecurangan dalam laporan keuangan

dapat dilakukan dengan berbagai cara (Spathis, 2002). Salah satu proksi yang bisa

digunakan untuk mengukur Kecurangan dalam laporan keuangan adalah

Manajemen laba. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rezaee (2002) bahwa

Kecurangan dalam laporan keuangan berkaitan erat dengan tindakan manipulasi

laba yang dilakukan oleh manajemen. Kecurangan dalam laporan keuangan yang

tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi sebuah skandal besar yang merugikan

banyak pihak (Skousen et al., 2009).

Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan manajer untuk memilih

kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya dengan

dengan berbasis akuntansi akrual. FASB (1978) menyatakan bahwa laporan

keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi akrual memberikan keunggulan

karena informasi laba perusahaan dan pengukuran komponennya mempunyai

indikasi yang lebih baik dibandingkan informasi yang dihasilkan dari akuntansi

berbasis kas. Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan

kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan

jumlah laba yang diinginkan. Jumlah akrual yang tercermin dalam penghitungan

laba terdiri dari discretionary accruals dan non discretionary accruals.

Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring

Universitas Sumatera Utara


55

dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary accruals merupakan

komponen akrual yang berasal dari earnings management yang dilakukan

manajer.

Tindakan earnings management merupakan awal dari terjadinya financial

statement fraud. Cornett et al. menyatakan bahwa tindakan earnings management

telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang diketahui

secara luas, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain

di Amerika Serikat. Tuanakotta (2010) juga menyatakan bahwa beberapa kasus

yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga

melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi

adanya manipulasi laba. Berbagai fakta dan teori yang telah diuraikan di atas

mengindikasikan bahwa terdapat hubungan erat antara earnings management dan

financial statement fraud. Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Rezaee

(2002) yang menyatakan bahwa:”Suatu financial statement fraud sering diawali

dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang

dianggap tidak material tetapi akhirnya berkembang menjadi fraud secara besar

besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara

material”.

Berdasarkan uraian di atas, sangat relevan apabila penelitian untuk mendeteksi

financial statement fraud diproksikan dengan earnings management yang

dilakukan oleh perusahaan karena keduanya memiliki hubungan kausalitas.

Manajemen laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary accrual yang

dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary

Universitas Sumatera Utara


56

accruals (NDACC).Discretionary accruals (DACC) merupakan tingkat akrual

yang tidak normal yang berasal dari kebijakan manajemen untuk melakukan

rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang mereka inginkan. Dalam menghitung

DACC, digunakan Modified Jones Model. Alasan penggunaan model ini karena

Modified Jones Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan

dengan model-model lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. (1995)

dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007). Model perhitungannya sebagai berikut,

untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung total akrual

untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan metode modifikasi Jones yaitu:

TAC it = Niit – CFOit …………………………….……………………(1)

Dimana,

TAC it = Total akrual

Niit = Laba Bersih

CFOit = Arus kas Operasi

Nilai total accrual (TAC) diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai

berikut:

TACit/Ait-1 =β1(1/Ait-1)+β2(ΔRevt/Ait-1)+β3(PPEt/Ait-1)+e.....................(2)

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, nilai non discretionary accrual

(NDA) dapat dihitung dengan rumus :

NDAit = β1(1/Ait-1)+β2(ΔRevt/Ait-1-ΔRect/Ait-1)+β3(PPEt/Ait-1)…(3)

Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut:

DAit = TACit/Ait-NDAit ……………………………………………(4)

Dimana,

Universitas Sumatera Utara


57

DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TACit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

Niit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t

CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke- t

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t

ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

e = error

4.2.2. Varibel Independen (X)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Assets

(ROA), jumlah Komisaris Independen, Pergantian Kantor Akuntan Publik,

Pergantian Direksi, Dualisme Jabatan

4.2.2.1. Return On Assets (ROA)

Tekanan adalah kondisi ketika manajemen sebagai agen yang harus bekerja

semaksimal mungkin untuk pihak prinsipal yaitu pemegang saham dalam bentuk

laba yang meningkat setiap tahunnya meskipun dalam kondisi mengalami

kesulitan keuangan tetap dituntut memiliki kinerja yang baik, hal ini

menimbulkan tekanan bagi pihak manajemen (Ana, 2014). Kondisi tersebut

membuat pihak manajemen berupaya untuk memanipulasi laporan. Tekanan

dapat motivasi seseorang untuk melakukan penipuan, biasanya karena beban

keuangan (Shelton, 2014). Sesorang melakukan penipuan dan penggelapan uang

Universitas Sumatera Utara


58

perusahaan karena adanya tekanan yang menghimpitnya, tekanan itu dapat

berupa adanya kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan (tekanan keuangan)

(Tuanakota, 2012).

Tekanan dalam penelitian ini diproksikan dengan target keuangan. Target

keuangan (financial target) merupakan salah satu target dari sebuah perusahaan

mengenai kinerja keuangan misalnya laba atas usaha yang ingin dicapai dalam

perusahaan tersebut. Target laba yang ditetapkan oleh perusahaan inilah yang

dinamakan financial target. Pada kondisi ini manajer mempunyai risiko yang

tinggi terhadap target keuangan yang telah ditentukan oleh direksi dan

manajemen, sehingga kinerjanya harus selalu ditingkatkan agar target tersebut

dapat tercapai. Target keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan Return

on Assets (ROA), yang merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis

laporan keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan (Skousen et. al., 2008).

ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang ada di dalam perusahaan tersebut.

ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROA =

4.2.2.2 Rasio Total Piutang

Dalam perusahaan perbankan biasanya sistem penjualannya umumnya dilakukan

secara kredit. Keadaan ini dapat menekan manajer untuk melakukan manipulasi

laporan keuangan pada akun piutang tak tertagih dan persediaan yang usang. Oleh

karena itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total Piutang sabagai proksi dari

Universitas Sumatera Utara


59

Nature of Industry. Rasio total piutang dihitung dengan rumus yang digunakan

Skousen (2009) yaitu:

( ) ( )
RECEIVABLE =
() ( )

4.2.2.3 Pergantian Kantor Akuntan Publik

Change in auditor pada suatu perusahaan dapat dinilai sebagai suatu upaya untuk

menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan oleh auditor sebelumnya.

Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan untuk mengganti auditor

independennya guna menutupi kecurangan yang terdapat dalam perusahaan. Oleh

karena itu, penelitian ini memproksikan Change in auditor dengan pergantian

kantor akuntan publik yang diukur dengan variable dummy dimana apabila

terdapat perubahan Kantor Akuntan Publik selama periode 2 tahun maka diberi

kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan kantor akuntan publik maka

diberi kode 0

4.2.2.4 Pergantian direksi

Pergantian direksi (change in directors) mengemukakan bahwa perubahan CEO

atau direksi dapat menyebabkan stress period yang berdampak pada semakin

terbukanya peluang untuk melakukan fraud, perubahan CEO atau direksi dapat

mengindikasi terjadinya kecurangan (Wolfe dan Hermanson, 2004). Pada

penelitian ini capability/competence diproksikan dengan pergantian direksi

perusahaan yang diukur dengan variabel dummy dimana apabila terdapat

perubahan direksi perusahaan setiap tahunnya selama periode 2016-2018 maka

diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan

selama periode tersebut maka diberi kode 0.

Universitas Sumatera Utara


60

4.2.2.5 Dualisme jabatan

Dualisme jabatan (dualism position) merupakan multijabatan yang

dimiliki oleh seorang direksi. Dengan adanya rangkap jabatan tersebut dapat

mengakibatkan pekerjaan mereka terganggu karena sibuk dan kurang fokus untuk

menjadi pemantau yang efektif. Dalam penelitian ini dualisme jabatan diukur

dengan melihat CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam

perusahaan sebagai variabel indikator dengan dummy nilai 1 jika ada dan 0 jika

tidak ada.

4.2.3 Variabel Moderating (Z)

Variabel moderating merupakan variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan

dependen (Sugiono,2013). Variabel moderating (z) dalam penelitian ini adalah

Independensi Komite Audit. Kebijakan mengenai Komite Audit ditetapkan

berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.04/2015 tentang

Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit bahwa

Keanggotaan Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota

yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau

Perusahaan Publik.

Skousen et.al (2009) menunjukkan bahwa indepensi anggota komite audit

berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan. Anggota komite yang independen

juga menurunkan tingkat ketidak efektifan pengawasan atas sebuah perusahaan.

Hal ini dikarenakan anggota independen tersebut tidak memiliki hubungan

istimewa (memiliki saham, bekerja, atau memiliki hubungan saudara dengan

Universitas Sumatera Utara


61

salah satu pemilik perusahaan). Komite audit yang independen adalah anggota

yang tidak bekerja di perusahaan tersebut ketika sedang mejabat posisi komite

audit.

IND =

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 sampai dengan 2018 yang

diperoleh melalui website www.idx.co.id.

4.3.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil

dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili). Ukuran

sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar

dari 100 orang responden, maka penulis mengambil seluruh jumlah

populasi yang ada pada Sektor Perbankan yaitu sebanyak 37 perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018 Jumlah sample dalam

penelitian ini berjumlah 37 perusahaan dengan jumlah tahun yang diteliti

Universitas Sumatera Utara


62

selama 3 tahun dan total sampel yang digunakan menjadi 111 sampel (37

Perusahaan x 3 tahun).

4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. ”Sehingga sampel

merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan

sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh

pertimbangan-pertimbangan yang ada.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh (Sensus).

Sampling jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sample bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan

data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi,

formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

(Menurut Notoatmodjo,2010). Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia

dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek

Universitas Sumatera Utara


63

Indonesia dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsungmelalui media perantara. Data yang

digunakan merupakan gabungan data antara perusahaan (cross section) dan

antar waktu (time series) yang disebut juga dengan pooling data dari tahun

2016-2018.

4.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

analisis statistik yang menggunakan perangkat lunak statistik. Alat analisis data

yang digunakan adalah statistik deskriptif, yakni untuk mendeskripsikan

variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan

bantuan software Eviews. Data dianalisis dengan metode analisis regresi data

panel dan pengujian moderating.

4.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari

variabel penelitian. Statistik deskriptif berhubungan dengan metode

pengelompokkan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih

infromatif (Santosa, 2005). Sebagai pengambilan keputusan data-data tersebut

harus diringkas dengan baik dan teratur. Dalam penelitian ini analisis deskriptif

ditujukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen

yaitu kecurangan laporan keuangan, serta variabel independen berupa komponen

dari fraud pentagon yaitu, pressure, opportunity, rationalization, capability, dan

arrogance.

Universitas Sumatera Utara


64

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata, varian, maksimum, minimum, sum, dan standar deviasi. Analisis

deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data dari variabel

dependen berupa kecuranganlaporan keuangan, serta variable independen berupa

komponen dari fraud pentagon yakni, tekanan, kesempatan, rasionalisasi,

kapabilitas dan arogansi.

4.6.2 Analisis Regresi Data Panel

4.6.2.1 Pemilihan Model Analisis Regresi Data Panel

Data panel adalah data yang dikumpulkan secara cross section dan

pada periode waktu tertentu. Dalam mengestimasi parameter model

dengan data panel, terdapat beberapa teknik, yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square

Teknik ini mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada,

menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap

berlaku pada semua objek pada semua waktu. Kelemahan asumsi ini

adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya.

Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pasa suatu waktu

akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu lain

(Winarno, 2015).

2. Fixed Effect Model

Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar objek, meskipun

dengan koefisien regresor yang sama. Efek tetap di sini maksudnya

adalah bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap yang besarnya

Universitas Sumatera Utara


65

untuk berbagai periode waktu dan juga koefisien regresinya (Winarno,

2015).

3. Random Effect Model

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang

menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian

(Winarno, 2015).

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel adalah

sebagai berikut:

1. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan, common

effect model atau fixed effect model (Widarjono, 2009). Dalam pengujian ini

dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Common Effect Model

H1 = Fixed Effect Model

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Terima H0 bila p-value >nilai signifikan (0,05).

Tolak H0 (terima H1) bila p-value <nilai signifikan (0,05).

2. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah fixed effect model

atau random effect model lebih tepat digunakan dalam regresi data panel

(Gujarati, 2012). Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0 = Random Effect Model

H1 = Fixed Effect Model

Universitas Sumatera Utara


66

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Terima H0 bila p-value >nilai signifikan (0,05).

Tolak H0 (terima H1) bila p-value <nilai signifikan (0,05).

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier adalah pengujian statistik untuk memilih apakah common

effect model atau random effect model lebih tepat digunakan dalam regresi data

panel (Gujarati, 2012). Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0 = Common effect model

H1 = Random effect model

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Terima H0 bila p-value >nilai signifikan (0,05).

Tolak H0 (terima H1) bila p-value <nilai signifikan (0,05).

4.6.2.2 Regresi Linier Berganda Data Panel

Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi data panel,

yaitu dengan regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi data

panel pada penelitian ini yang merupakan gabungan data dari data cross section

dan data times series adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5+ e

Keterangan:

Y = Kecurangan Laporan Keuangan

α = Konstanta

Universitas Sumatera Utara


67

β1,β2,β3,β4,β5 = Koefisien regresi variabel independen

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Rasio Total Piutang

X3 = Pergantian Kantor Akuntan Publik

X4 = Pergantian Direksi

X5 = Dualisme Jabatan

e = Error term

4.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan apabila model yang terpilih adalah Common Effect

Model (CEM) atau Fixed Effect Model (FEM). Bila yang terpilih adalah model

Random Effect Model (REM) maka tidak perlu melakukan uji asumsi klasik

karena persamaan yang memenuhi asumsi klasik hanya persamaan yang

menggunakan metode Generalized Least Square (GLS).

Dalam Eviews model estimasi yang menggunakan metode GLS hanya REM,

sedangkan FEM dan CEM menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Dengan

demikian perlu atau tidaknya pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini

tergantung pada hasil pemilihan metode estimasi. Apabila berdasarkan pemilihan

metode estimasi yang sesuai untuk persamaan regresi adalah REM, maka tidak

perlu dilakukan uji asumsi klasik. Sebaliknya, apabila persamaan regresi lebih

cocok menggunakan CEM atau FEM (OLS) maka perlu dilakukan uji asumsi

klasik. (Gujarati, 2012).

Adapun syarat Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda

sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


68

4.6.3.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) tujuan dari uji normalitas adalah sebagai berikut:

“Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk

melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan”.

Model regresi yang baik adalah model yang memliki residual normal. Jika

residual normal maka hasil penelitian bisa di generalisasikan. Dalam penggunaan

Eviews, uji normalitas residu dapat ditempuh dengan Uji Jarque-Berra (JB test)

dengan hipotesis sebagai berikut:

1. H0: Residual berdistribusi normal.

2. H1: residual tidak berdistribusi normal.

Dengan menggunakan tingkat signifikan ( 5% (0,05). Jika nilai p-value>

taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi normal.

Sebaliknya jika nilai p-value < taraf nyata (α), maka H1 diterima artinya data

residual tidak berdistribusi normal.

4.6.3.2 Uji Multikolineritas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, di

antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada

atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien

korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi di antara masing-

Universitas Sumatera Utara


69

masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas (Ajija,

2011).

4.6.3.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ajija (2011), Autokorelasi (atau otokorelasi) menunjukkan korelasi

antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang.

Untuk mendeteksi adanya indikasi autokorelasi, hal-hal yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan uji Breusch-Godfrey.

4.6.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ajija (2011), heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua

gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang

sama. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara seperti ini.

1. Melihat pola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak konstan,

maka tidak ada heteroskedastisitas. Akan tetapi, jika residual membentuk suatu

pola tertentu, terdapat indikasi heterokedastisitas.

2. Untuk membuktikan dugaan pada uji heterokedastisitas, maka dilakukan uji

Glejser yang tersedia dalam program Eviews. Hasil yang diperhatikan dari uji ini

adalah nilai F dan Obs*R-Squared. Jika nilai Obs*R-Squared lebih besar dari 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas, demikian juga sebaliknya.

Pengujian hipotesis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:

1. H0: tidak terjadi heterokedasitas.

2. H1: terjadi heterokedasitas.

Jika p-value Obs*R-square > α, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

tidak terjadi masalah heteroskedasitas.

Universitas Sumatera Utara


70

4.6.4 Uji Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis suatu perhitungan sehingga disebut signifikan

secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah

dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya

berada dalam daerah dimana H0 diterima. Model pengujian yang dilakukan yaitu

uji F dan uji t.

4.6.4.1 Uji Signifikan Simultan (F-Test)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model ini mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama

terhadap variabel dependen yaitu Kecurangan Laporan Keuangan. Variabel-

variabel independen tersebut dikatakan mempunyai pengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap variabel independen apabila memiliki nilai signifikan (sig)

dibawah 0,05. (Ghozali, 2013).

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda

untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan menggunakan uji F dengan tingkat signbifikan pada 5%.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis diterima jika signifikan < = 0,05

2. Dan hipotesis tidak dapat diterima jika signifikan > = 0,05

4.6.4.2 Uji Signifikan Parsial (t-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk meilihat besarnya masing-masing variabel

dependen dengan menggunakan t-test yaitu pengujian yang dilakukan untuk

Universitas Sumatera Utara


71

melihat ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji parsial digunakan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel terikat yaitu

Kecurangan Laporan Keuangan. Variabel independen dikatakan memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut memiliki nilai

signifikan (sig) dibawah 0,05.

4.6.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel independen

terhadap variabel dependen. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji

regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasinya. Apabila nilai

R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan jika

semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa

menjelaskan variabel dependen.

4.6.4.4 Moderated Regression Analysis

Uji Interaksi atau yang dikenal dengan Moderated Regression Analysis (MRA)

merupakan pengujian khusus regresi liniear berganda yang memiliki unsur

interaksi degan variable lain sebagai moderasi Dalam penelitian ini, uji

moderating akan dilakukan dengan uji interaksi yang akan dilakukan dengan

bantuan software Eviews. Berikut persamaan penelitian dengan menggunakan

variabel moderating.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X1.Z + β7X2.Z

+β8X3.Z + β9X4.Z + β10X5.Z+e

Universitas Sumatera Utara


72

Keterangan:

Y = Kecurangan Laporan Keuangan

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Kondisi Piutang Usaha

X3 = Pergantian Kantor Akuntan Publik

X4 = Pergantian Direksi

X5 = Dualisme Jabatan

Z = Independensi Komite Audit

β1,β2,β3,β4,β5 = Nilai Koefisien

β6,β7,β8,β9,β10 = Nilai Koefisien Efek Moderasi

[X.Z] = Interaksi Variabel

e = Koefisien Error

α = Konstanta

Universitas Sumatera Utara


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam Penelitian ini, variable dependen yang digunakan

adalah kecurangan dalam laporan keuangan yang dihitung dengan menggunakan

manajemen laba. Variabel independen yang digunakan adalah Return On Asset

(X1), Rasio Total Piutang (X2), Pergantian Kantor Akuntan Publik (X3),

Pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5) dengan Independensi Komite

Audit (Z) sebagai Variabel Moderating. Berdasarkan data yang dianalisis dan

yang diperoleh dari laporan keuangan (2016-2018) dengan jumlah data sebesar

111, adapun hasil pengolahan data dalam bentuk deskriptif statistik dapat dilihat

pada tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1 Statistik Deskriptif

X1 X2 X3 X4 X5 Z Y

Mean 0.685856 0.173063 0.351351 0.144144 0.729730 0.847117 0.022342


Median 1.020000 0.110000 0.000000 0.000000 1.000000 1.000000 0.000000
Maximum 5.020000 1.780000 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 4.220000
Minimum -11.15000 -0.330000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -1.350000
Std. Dev. 2.559676 0.267578 0.479558 0.352829 0.446113 0.318389 0.494510
Skewness -2.767151 3.379977 0.622752 2.026307 -1.034587 -2.033301 5.830459
Kurtosis 12.01594 16.35152 1.387821 5.105921 2.070370 5.618071 51.12197

Jarque-Bera 517.6101 1035.815 19.19562 96.47097 23.79883 108.1859 11339.11


Probability 0.000000 0.000000 0.000068 0.000000 0.000007 0.000000 0.000000

Sum 76.13000 19.21000 39.00000 16.00000 81.00000 94.03000 2.480000


Sum Sq. Dev. 720.7135 7.875759 25.29730 13.69369 21.89189 11.15088 26.89939

Observations 111 111 111 111 111 111 111

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

73

Universitas Sumatera Utara


74

Tabel 5.1 di atas menunjukkan karakteristik dari masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian ini kecurangan dalam laporan

keuangan (Y) sebagai variabel dependen memiliki nilai minimum -1.350000,

nilai maksimum 4.220000 dan nilai mean 0.022342 dengan total observasi

sebanyak 111 data. Z sebagai variabel moderating memiliki nilai minimum 0,

nilai maksimum 1.000000 dan nilai mean 0.847117 dengan total observasi

sebanyak 111 data.

X1 sebagai variabel independen memiliki nilai minimum -11.15000,

nilai maksimum 5.020000 dan nilai mean 0.685856 dengan total observasi

sebanyak 111 data. X2 sebagai variabel independen memiliki nilai minimum -

0.330000, nilai maksimum 1.780000 dan nilai mean 0.173063 dengan total

observasi sebanyak 111 data. X3 sebagai variabel independen memiliki nilai

minimum 0, nilai maksimum 1.000000 dan nilai mean 0.351351 dengan total

observasi sebanyak 111 data. X4 sebagai variabel independen memiliki nilai

minimum 0, nilai maksimum 1.000000 dan nilai mean 0.144144 dengan total

observasi sebanyak 111 data. X5 sebagai variabel independen memiliki nilai

minimum 0, nilai maksimum 1.000000 dan nilai mean 0.729730 dengan total

observasi sebanyak 111 data.

5.2 Pemilihan Model Estimasi

Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk data panel dalam

penelitian yaitu model regresi Common Effect (CE), Fixed Effect (FE) dan

Random Effect (RE). Untuk menentukan model estimasi yang terbaik dalam

Universitas Sumatera Utara


75

penelitian ini maka dilakukan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Lagrange

Multiplier.

5.2.1 Uji Chow

Untuk menentukan apakah model fixed effect atau common effect yang

paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel, maka dilakukan Uji

Chow (Chow test). Uji ini bertujuan untuk menentukan manakah model yang

paling baik diantara keduanya yaitu fixed effect (FE) atau common effect (CE).

Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow adalah sebagai berikut:

1. H0 : maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah common effect.

2. H1 : maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah fixed effect

Ketentuannya, apabila probabilitas ≥ 0,05 maka H 0 diterima, artinya

model common effect (pool least square) yang akan digunakan. Tetapi jika

nilai probabilitas < 0,05, maka H1 diterima, berarti menggunakan pendekatan

fixed effect. Berikut hasil pengujian untuk memilih apakah estimasi yang

terbaik adalah fixed effect (FE) atau common effect (CE) dengan uji Chow.

Tabel 5.2 Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.109928 (36,69) 0.0000


Cross-section Chi-square 107.021236 36 0.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Jika nilai probability lebih kecil dari 0,05 (<0,05), maka model yang terbaik

untuk digunakan adalah Fixed Effect (FE). Namun jika nilai probability lebih besar

dari 0,05 (> 0,05), maka model yang digunakan adalah Common Effect (CE).

Universitas Sumatera Utara


76

Nilai probability Uji Chow terlihat berdasarkan probabilitas Cross-section

Chi-Square pada tabel di atas yang memiliki nilai 0.000. Berdasarkan tabel tersebut

maka Uji Chow menyatakan bahwa model estimasi yang lebih baik adalah fixed

effect (FE) daripada common effect (CE).

5.2.2 Uji Hausman

Setelah melakukan Uji Chow dan menentukan estimasi yang terbaik adalah

fixed effect, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji Hausman untuk menguji

kembali model yang lebih baik antara fixed effect (FE) atau random effect (RE).

Berikut hasil pengujian untuk memilih apakah estimasi yang terbaik adalah random

effect (RE) atau fixed effect (FE) dengan uji Hausman.

Tabel 5.3 Hasil Uji Hausman

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.540350 5 0.9084

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Hipotesis yang digunakan dalam Uji Hausman adalah sebagai berikut:

1. H0: maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah random effect

2. H1: maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah fixed effect.

Dapat diketahui bahwa nilai P-Value Cross-section Random lebih besar

dari 0.05 yaitu 0. 0.9084 (0.9084> 0.05). Maka H0 diterima yang berarti metode

terbaik yang harus digunakan adalah random effect daripada fixed effect.

Karena berdasarkan hasil Uji Chow dapat diketahui bahwa model yang

lebih baik adalah fixed effect (FE) daripada common effect (CE), dan hasil Uji

Hausman menunjukkan bahwa random effect lebih baik daripada fixed effect.

Universitas Sumatera Utara


77

Maka selanjutnya dilakukan uji lanjutan yaitu Uji Lagrange Multiplier untuk

memastikan apakah metode estimasi yang terbaik adalah random effect atau

common effect.

5.2.2 Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier bertujuan untuk memastikan apakah metode

estimasi yang terbaik adalah random effect atau common effect. Uji Lagrange

Multiplier merupakan pengujian statistik untuk memilih apakah common effect

model atau random effect model lebih tepat digunakan dalam regresi data panel

(Gujarati, 2012). Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:

1. H0 = Common effect

2. H1 = Random effect

Berikut adalah hasil pengujian Lagrange Multiplier dalam model penelitian ini:

Tabel 5.4 Hasil Uji Lagrange Multiplier


Test Hypothesis
No Effect Test
Cross-section Time Both
1 Breusch-Pagan 19.26044 0.507835 19.76827
(0.0000) (0.4761) (0.0000)
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Dapat diketahui bahwa nilai P Value Cross-section Breusch-Pagan lebih

kecil dari 0.05 yaitu 0.0000 (0.0000 < 0.05). Sehingga H1 diterima yang berarti

metode terbaik yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah random effect

daripada common effect.

Karena berdasarkan pemilihan metode estimasi diketahui bahwa hasil

pemilihan metode estimasi yang sesuai untuk persamaan regresi data panel dalam

Universitas Sumatera Utara


78

penelitian ini adalah random effect, maka tidak perlu dilakukan uji asumsi klasik

atas data yang digunakan (Gujarati dan Porter, 2009).

5.3 Uji Hipotesis Penelitian

5.3.1 Analisis Regresi Dengan Data Panel

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda dengan data panel untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh

Return On Asset (X1), Rasio Total Piutang (X2), Pergantian Kantor Akuntan

Publik (X3), Pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5) terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan. Pada pemilihan metode estimasi dibagian

sebelumnya dapat diketahui bahwa metode estimasi yang terbaik digunakan dalam

penelitian ini adalah random effect. Berikut hasil analisis regresi linear berganda

dengan menggunakan random effect dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.240690 0.095192 -2.528473 0.0129


X1 0.034893 0.013798 2.528897 0.0129
X2 1.128208 0.140584 8.025133 0.0000
X3 -0.090296 0.070559 -1.279729 0.2035
X4 0.277061 0.092254 3.003254 0.0033
X5 0.048838 0.084228 0.579829 0.5633

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui persamaan regresi linier

bergandanya, yaitu:

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


79

1. Konstanta (a) = -0. 240690 menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai

seluruh variabel independen sama dengan nol, maka variabel

Kecurangan Laporan Keuangan (Y) sama dengan -0. 240690.

2. Koefisien Return On Asset (X1) = 0.034893, artinya berdasarkan

penelitian ini jika variabel lain nilainya tetap dan Return On Asset

mengalami kenaikan 1 satuan maka Kecurangan Laporan Keuangan akan

mengalami kenaikan sebesar 0.034893 (3,48%). Nilai Unstandardized

Coefficients B bernilai positif ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan

yang positif antara Return On Asset (X1) dengan Kecurangan Laporan

Keuangan (Y). Artinya jika Return On Asset meningkat maka

Kecurangan Laporan Keuangan juga akan meningkat.

3. Rasio Total Piutang (X2) = 1.128208 artinya berdasarkan penelitian ini

jika variabel lain nilainya tetap dan Rasio Total Piutang mengalami

kenaikan 1 satuan maka Kecurangan Laporan Keuangan akan mengalami

penurunan sebesar 1.128208 (112,8%). Nilai Unstandardized

Coefficients B bernilai positif ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan

yang positif antara Rasio Total Piutang (X3) dengan Kecurangan Laporan

Keuangan (Y). Artinya jika Rasio Total Piutang meningkat maka

Kecurangan Laporan Keuangan juga akan meningkat.

4. Pergantian Kantor Akuntan Publik (X3) = -0.090296 artinya berdasarkan

penelitian ini jika variabel lain nilainya tetap dan Pergantian Kantor

Akuntan Publik mengalami kenaikan 1 satuan maka Kecurangan Laporan

Keuangan akan mengalami peningkatan sebesar -0,090296 (9,02%).

Universitas Sumatera Utara


80

Nilai Unstandardized Coefficients B bernilai negatif ini menunjukkan

bahwa terjadi hubungan yang negatif antara X2 dengan Kecurangan

Laporan Keuangan (Y). Artinya jika Pergantian Kantor Akuntan Publik

meningkat maka Kecurangan Laporan Keuangan akan menurun.

5. Pergantian Direksi (X4) = 0.277061artinya berdasarkan penelitian ini

jika variabel lain nilainya tetap dan Pergantian Direksi mengalami

kenaikan 1 satuan maka Kecurangan Laporan Keuangan akan mengalami

penurunan sebesar 0.277061 (27,7%). Nilai Unstandardized Coefficients

B bernilai positif menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang positif

antara Pergantian Direksi (X4) dengan Kecurangan Laporan Keuangan

(Y). Artinya jika Pergantian Direksi meningkat maka Kecurangan

Laporan Keuangan juga akan meningkat.

6. Dualisme Jabatan (X5) = 0.048838 artinya berdasarkan penelitian ini jika

variabel lain nilainya tetap dan Dualisme Jabatan mengalami kenaikan 1

satuan maka Kecurangan Laporan Keuangan akan mengalami kenaikan

sebesar 0.048838 (4,88%). Nilai Unstandardized Coefficients B bernilai

positif ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang positif antara

Dualisme Jabatan dengan Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Artinya,

jika Dualisme Jabatan meningkat maka Kecurangan Laporan Keuangan

juga akan meningkat.

5.3.2 Uji Statistik F (Simultan)

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh Return On Asset (X1), rasio

piutang (X2), Rasio Total Piutang (X2), Pergantian Kantor Akuntan Publik (X3),

Universitas Sumatera Utara


81

Pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5) terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan secara simultan. Pengaruh ini perlu diuji untuk melihat apakah

model regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t (parsial) atau

tidak. Jika hasil uji F menyimpulkan bahwa seluruh variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen maka model regresi ini

dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t. Sebaliknya jika tidak

berpengaruh, maka uji t (uji parsial) tidak perlu dilakukan, karena semua

variabel independen tidak ada yang mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 5.6 Hasil Uji Simultan

Cross-section Fixed

1 F-statistic 21.58713

2 Prob. (F-statistic) 0.000000


Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, terlihat bahwa hasil uji F

menunjukkan nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hasil uji F ini

menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama -sama (simultan)

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Kecurangan

Laporan Keuangan. Untuk melihat variabel independen apa saja yang

berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, maka dilakukan uji t

(uji secara parsial).

5.3.3 Uji Statistik t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut:

Universitas Sumatera Utara


82

1. H0 : Xi = 0, artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2. H1 : Xi ≠ 0, artinya variabel independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapat

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05, maka H0 diterima. Hal ini

berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi t statistik < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti

bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen.

Tabel 5.7 Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 0.034893 0.013798 2.528897 0.0129


X2 1.128208 0.140584 8.025133 0.0000
X3 -0.090296 0.070559 -1.279729 0.2035
X4 0.277061 0.092254 3.003254 0.0033
X5 0.048838 0.084228 0.579829 0.5633

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, hasil analisis regresi menyatakan

bahwa Return On Asset (X1) secara parsial (individual) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Begitu juga untuk

variabel Rasio Total Piutang (X2), dan pergantian Direksi (X4) Masing-

masingnya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan

Universitas Sumatera Utara


83

Laporan Keuangan. Sementara variabel Pergantian Kantor Akuntan Publik

(X3), dualisme jabatan (X5) tidak.

Return On Asset (X1) memiliki prob. sebesar 0.0129 < 0.05, artinya

Return On Asset (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Rasio Total Piutang (X2) memiliki

prob. sebesar 0.0000 > 0.05, artinya Rasio Total Piutang (X2) secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

(Y). Pergantian Kantor Akuntan Publik (X3) juga memiliki nilai prob.

sebesar 0.2035 > 0.05, artinya Pergantian Kantor Akuntan Publik secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

(Y). Pergantian Direksi (X4) memiliki nilai prob. sebesar 0.0033 < 0.05,

artinya Pergantian Direksi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Dan yang terakhir dualisme

jabatan (X5) yang memiliki nilai prob. sebesar 0.5633 > 0.05, sehingga

dualisme jabatan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan secara parsial.

5.3.4 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya

adalah 0 sampai 1, apabila nilai R 2 kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

terbatas. Sebaliknya apabila R 2 besar (mendekati nilai 1) berarti

Universitas Sumatera Utara


84

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen besar.

Tabel 5.8 Hasil Koefisien Determinasi

Cross-section Fixed

1 R-squared 0.506893

2 Adjusted R-squared 0.483412

3 S. E. of regression 0.273307
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Berdasarkan Tabel 5.8, besarnya nilai R Square (R 2 ) adalah 0.506893

yang berarti sebesar 0.506893 atau (50,68%) variabel independen yaitu

Return On Asset (X1), rasio total piutang (X2), Pergantian KAP (X3),

pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5) mampu menjelaskan

Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Sedangkan sisanya sebesar 49,31%

digambarkan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian ini.

5.3.5 Uji Moderating

Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, ada

kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model statistik, yang disebut dengan istilah variabel moderator atau

moderating. Variabel moderating adalah variabel independen yang dapat

memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen

terhadap variabel dependen.

Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Independensi Komite Audit (Z). Untuk melihat mampukah Independensi

Universitas Sumatera Utara


85

Komite Audit dijadikan sebagai variabel moderating dalam model

penelitian ini maka dapat dilihat berdasarkan interaksinya terhadap model

penelitian dalam tabel berikut.

Tabel 5.9 Hasil Regresi Dengan Variabel Moderating

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.310510 0.094643 -3.280868 0.0014


X1 0.291383 0.127982 2.276752 0.0249
X2 0.079035 0.300711 0.262828 0.7932
X3 -0.235622 0.179013 -1.316228 0.1911
X4 0.200206 0.216801 0.923455 0.3580
X5 -0.257676 0.235880 -1.092406 0.2773
X1_Z -0.247849 0.128041 -1.935702 0.0557
X2_Z 1.316988 0.331404 3.973962 0.0001
X3_Z 0.145918 0.196928 0.740970 0.4604
X4_Z 0.060029 0.242772 0.247262 0.8052
X5_Z 0.368569 0.246394 1.495854 0.1378

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat masing interaksi antara variabel

moderating yaitu Independensi Komite Audit dengan masing-masing variabel

independen yaitu Return On Asset (X1), rasio piutang (X2), Pergantian Kantor

Akuntan Publik (X3), Pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5)

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Namun berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa tidak semua interaksi variabel moderating memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan karena nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05.

X1_Z yang merupakan interaksi antara Independensi Komite Audit (Z)

dengan Return On Asset (X1) memiliki nilai signifikansi 0.0557 yang lebih besar

dari 0,05. X2_Z yang merupakan interaksi antara Independensi Komite Audit (Z)

Universitas Sumatera Utara


86

dengan rasio total piutang (X2) memiliki nilai signifikansi 0.0001 yang lebih kecil

dari 0,05. X3_Z yang merupakan interaksi antara Independensi Komite Audit (Z)

dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik (X3) memiliki nilai signifikansi 0.4604

yang lebih besar dari 0,05. X4_Z yang merupakan interaksi antara Independensi

Komite Audit (Z) dengan pergantian Direksi (X4) memiliki nilai signifikansi

0.8052 yang lebih besar dari 0,05. X5_Z yang merupakan interaksi antara

Independensi Komite Audit (Z) dengan dualisme jabatan (X5) memiliki nilai

signifikansi 0.1378 yang lebih besar dari 0,05. Dengan hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Independensi Komite Audit (Z) bukan merupakan variabel

moderating dalam pengaruh Return On Asset (X1), rasio piutang (X2), Pergantian

Kantor Akuntan Publik (X3), Pergantian Direksi (X4), dan dualisme jabatan (X5)

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y)

5.4 Pembahasan

5.4.1 Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa Return On

Asset berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Asset

secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa

Efek Indonesia tahun 2016-2018. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 1

diterima.

Universitas Sumatera Utara


87

Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut

untuk melakukan performa terbaik dalam pencapaian target yang telah

direncakan. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Skousen et al., 2008). ROA

digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam menghasilkan

laba secara keseluruhan.Perusahaan yang dapat menghasilkan ROA yang

tinggi disertai dengan peningkatan ROA dari periode ke periode selanjutnya

menunjukkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik dari segi

penggunaan asetnya (Dendawijaya, 2005). Hal ini meningkatkan daya tarik

investor terhadap saham perusahaan, sehingga harga saham meningkat.

Analisis ROA diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai

rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan dalam

menghasilkan laba pada masalalu. Laba masa lalu kemudian

diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan

perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang

(Skousenet al., 2008). Oleh karena itu semakin tinggi ROA yang

ditargetkan perusahaan maka semakin rentan perusahan akan melakukan

manjemen laba yang merupakan salah satu bentuk kecurangan laporan

keuangan karena semakin tinggi tekanan yang diterima. Financial target

dapat disebut sebagai target-target keuangan yang merupakan laba

atau usaha yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


88

Tekanan yang berlebihan pada manajemen untuk mencapai target

keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen dapat mendorong

manajemen untuk melakukan fraud. Hal ini sejalan dengan pendapat

Annisya et all (2016) yang menyatakan pihak manajer berusaha untuk

meningkatkan kinerjanya guna mencapai berbagai target perusahaan salah

satunya adalah target keuangan. Untuk menjalankan kinerjanya, manajer

harus melakukan performa yang terbaik sehingga target keuangan yang

direncanakan dapat tercapai. Salah satu alat untuk mengukur atau menilai

tingkat laba yang diperoleh adalah dengan menggunakan Return On Asset

(ROA) (Sihombing dan Siddiq, 2014).

Menurut Yesiariani dan Rahayu (2016) dan Firmanya dan

Syafruddin (2014) menyatakan bahwa ROA sebagai proporsi dari financial

target mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap fraud. Hasil penelitian

ini sejalan dengan Septiani (2018) membuktikan bahwa perusahaan yang

memiliki laba yang besar (diukur dengan profitabilitas atau financial

targets) lebih memungkinkan melakukan manajemen laba daripada

perusahaan yang memiliki laba kecil. Hasil penelitian ini didukung oleh

Amara et al.,(2013) dan Widyastuti (2009).

5.4.2 Pengaruh Rasio total piutang terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa rasio total

piutang berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2018.

Universitas Sumatera Utara


89

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio total piutang

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek

Indonesia. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 2 diterima.

Artinya, pengelolaan piutang pada sebuah perusahaan dapat

mendorong pihak manajemen atau direksi untuk melakukan kecurangan

laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Summer dan Sweeney (1998) menunjukkan piutang berbeda antara

perusahaan yang melakukan fraud dengan yang tidak melakukan fraud.

Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu yang

besarnya saldo ditentukan oleh perusahaan berdasarkan suatu estimasi,

misalnya akun piutang dan akun persediaan. Jika kedua akun tersebut

terdapat kesalahan secara sengaja dalam menentukan estimasi, ini

dapat menjadi sebuah kesempatan bagi manajemen untuk melakukan

kecurangan. Summers dan Sweeney (1998) menyatakan bahwa

manajer akan fokus terhadap kedua akun tersebut jika berniat melakukan

manipulasi pada laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014) menunjukkan

bahwa nature of industry berpengaruh positif terhadap kecurangan

laporan keuangan karena dengan adanya peningkatan piutang,

Peningkatan jumlah piutang perusahaan dari tahun sebelumnya dapat

menjadi indikasi bahwa perputaran kas perusahaan tidak baik.

Banyaknya piutang usaha yang dimiliki perusahaan pasti akan

Universitas Sumatera Utara


90

mengurangi jumlah kas yang dapat digunakan perusahaan untuk

kegiatan operasionalnya. Terbatasnya kas dapat menjadi dorongan bagi

manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan. Mengacu pada

penelitian yang dilakukan Skousenet al., (2009) proksi rasio perubahan

piutang pada penjualan selama dua tahun (INVENT) akan berpengaruh

positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian ini juga didukung penelitian sebelumnya Summers

dan Sweeney (1998) dan Diany (2014) membuktikan bahwa rasio total

piutang yang merupakan bentuk dari nature of industry berpengaruh

terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

5.4.3 Pengaruh Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa Pergantian

Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil

pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Pergantian Kantor

Akuntan Publik secara parsial memiliki pengaruh yang negatif dan tidak

signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 3

ditolak.

Dalam penelitian ini, sesering apapun pergantian auditor dalam suatu

perusahaan tidak mempengaruhi potensi kecurangan laporan keuangan. Hal

ini terjadi karena manajemen perusahaan terbiasa melakukan perikatan

Universitas Sumatera Utara


91

dengan auditor eksternal yang mempunyai profesionalitas dan track record

yang baik. Ketika memulai perikatan, auditor mampu untuk memahami

perusahaan secara keseluruhan untuk mencegah terjadinya kegagalan

auditor. Sehingga terjadi pergantian auditor ataupun tidak, mereka tetap

tidak akan melakukan kecurangan dan rasionalisasi kecurangan bukan

menjadi kebiasaan mereka. Kebiasaan tersebut lama-kelamaan menjadi

budaya organisasi perusahaan tersebut.

Pergantian auditor dapat disebut sebagai penghilangan jejak

bagi perusahaan dimana kecurangan mungkin saja ditemukan oleh

auditor lama. Tetapi berdasarkan hasil penelitian, adanya pergantian

auditor tidak menjadikan pembenaran atas tindakan yang dilakukan

(rasionalisasi) yang dapat dijadikan alasan bagi para pelaku untuk

melakukan tindakan kecurangan. Selain itu adanya pergantian auditor lama

ke auditor baru tidak dapat disimpulkan bahwa auditor pengganti tersebut

tidak memiliki pengalaman dalam bidang auditing. Dari sampel

penelitian ini, peneliti melihat ada beberapa nama yang melakukan audit

ke banyak perusahaan yang sama tetapi dengan waktu yang berbeda.Tetapi

dengan hasil statistik yang menunjukkan arah yang positif, tidak bisa

menutup kemungkinan kecurangan bisa saja terjadi. Untuk itu

diperlukan juga kewaspadaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi pihak stakeholder untuk lebih berhati-hati pada saat terjadinya

pergantian auditor didalam perusahaan. Pergantian auditor juga tidak

selalu berkaitan dengan adanya jejak kecurangan pada suatu perusahaan

Universitas Sumatera Utara


92

tetapi masih ada hal lain mengapa dilakukannya pergantian auditor

oleh klien mereka. Salah satu alasannya adalah perusahaan ingin

mendapatkan auditor yang lebih efisien serta memiliki keahlian sesuai

dengan bidang industri perusahaan. Selain itu, tidak adanya

kecocokan antara pihak internal perusahaan dan auditor independen

dalam menentukan metode akuntansi yang tepat dan tidak melanggar

standar akuntasi yang berlaku sekarang juga dapat memicu terjadinya

pergantian auditor. Alasan lainnya adalah dikarenakan perusahaan

inginmenaati peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan

Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 ayat 1 yang

menyebutkan bahwa jasa audit umum pada laporan keuangan dari

sebuah entitas paling lama dilakukan selama 6 tahun berturt -turut

untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) dan 3 tahun berturut -turut untuk

auditor yang sama atas klien yang sama.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Summer dan Sweeney (1998), Akbar (2017), Tessa dan Harto (2016),

Aprilia (2017), Bayagub et all (2018) dan Septriani dan Desi (2018)

yang menyatakan auditor change tidak berpengaruh signifikan terhadap

kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Sedangkan hasil

penelitian yang berbeda ditunjukkan pada hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lou dan Wang (2009) dan Rachmawati (2014) yang

menyebutkan bahwa pergantian auditor berpengaruhterhadap

kecurangan pelaporan keuangan. Lou dan Wang (2009) menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara


93

sebuah perusahaan bisa mengganti auditor untuk mengurangi

kemungkinan pendeteksian kecurangan laporan keuangan o leh pihak

auditor. Adanya pergantian auditor mengindikasikan bahwa

kegagalan audit semakin meningkat danmenunjukkan bahwa telah

terjadi kecurangan dalamperusahaan yang diketahui oleh auditor

sebelumnya.Chen dan Elder (2007) menyatakan bahwa perusahaan

dengan pergantian auditor yang lebih sering terjadi, cenderung lebih

dikaitkan dengan kecurangan laporan keuangan.

5.4.4 Pengaruh Pergantian Direksi terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa

pergantian Direksi berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia . Hasil

pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian Direksi

secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa

Efek Indonesia. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 4 diterima.

Artinya, kemampuan dan kapasitas dari seseorang berpengaruh

terhadap terjadinya financial statement fraud. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wolfe dan Hermanson (2004) meneliti

tentang capability sebagai salah satu fraud risk factor yang

melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa perubahan direksi

dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan doreksi tidak selamnya

Universitas Sumatera Utara


94

berdampak baik bagi perusahaan. Perubahan direksi bisa menjadi upaya

perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan

melakukan perubahan susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru

yang dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi

lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk

menyingkirkan yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan

serta perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi

sehingga kinerja awal tidak optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Wolfe dan Hermanson (2004) dan Pardosi (2015) bahwa pergantian

dewan direksi tidak selalu berdampak baik bagi perusahaan. Pergantian

dewan direksi bisa menjadi upaya untuk memperbaiki kinerja dewan direksi

sebelumnya pada perusahaan tersebut.

5.4.5 Pengaruh Dualisme Jabatan Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan

Hipotesis kelima dalam penelitian ini menyatakan bahwa dualisme

jabatan berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dualisme jabat an secara parsial

tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek

Indonesia. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 5 ditolak.

Universitas Sumatera Utara


95

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin

besar atau kecil nilai dualisme jabatan, tidak akan mempengaruhi potensi

terjadinya kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Oktavia (2017) yang menyatakan apabila dalam sebuah

perusahaan terdapat CEO yang memiliki jabatan dualisme akan ada

kemungkinan untuk melakukan fraud. Begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rachmawati (2014) yang menunjukkan bahwa multi jabatan

dewan direksi memiliki pengaruh signifikan. Dari hasil penelitian ini

mungkin terjadi karena CEO atau direksi yang memiliki multi jabatan

dalam perusahaan tidak mencantumkan dualisme jabatannya tersebut dalam

data profil anggota di laporan keuangan. Selain itu mungkin perusahaan

yang terdapat anggota dengan dualisme jabatan mereka lebih memanfaatkan

jabatannya untuk meningkatkan performa perusahaan dan menjaga

kinerjanya agar tetap bertahan dalam perusahaannya. Sedangkan untuk

perusahaan yang anggotanya tidak memiliki dualisme jabatan, mereka lebih

fokus dalam menjalankan pekerjaannya sehingga kinerja perusahaan tetap

terlihat baik.

5.4.6 Pengaruh Independensi Komite Audit sebagai variable

moderating pengaruh antara Return On Assets (ROA) terhadap

kecurangan laporan keuangan.

Hipotesis keenam dalam penelitian ini menyatakan bahwa

Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh ROA terhadap

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan

Universitas Sumatera Utara


96

di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa interaksi antara Independensi Komite Audit dan ROA tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan karena

nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Dengan hasil tersebut maka

Hipotesis 6 ditolak.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sri wahyuni (2018) dan

Januanto (2018) yang menyatakan bahwa komite audit tidak mampu

memoderasi financial target yang di proksi kan dengan ROA terhadap

kecurangan laporan keuangan. Meskipun suatu perusahaan tidak mampu

mencapai target yang ditetapkan atau terjadi financial target tetapi

corporate governance atau komite audit perusahaan dalam kondisi baik,

tidak menjadikan sebuah tekanan/pressure bagi pihak manajemen untuk

melakukan fraudulent financial reporting. Berdasarkan teory agency sering

terjadi asimetri informasi antara agen dan principal. Untuk itu, komite audit

dibutuhkan untuk menegahi perbedaan kepentingan dalam perusahaan.

Karena dengan adanya komite audit yang independen diharapkan dapat

mengurangi kecurangan dalam laporan keuangan.

Januanto (2018) menjelaskan bahwa meskipun suatu perusahaan

tidak mampu mencapai target yang ditetapkan atau terjadi financial target

tetapi corporate governance atau komite audit perusahaan dalam kondisi

baik, tidak menjadikan sebuah tekanan/pressure bagi pihak manajemen

untuk melakukan fraudulent financial reporting. Berdasarkan teory agency

sering terjadi asimetri informasi antara agen dan principal. Untuk itu,

Universitas Sumatera Utara


97

komite audit dibutuhkan untuk menegahi perbedaan kepentingan dalam

perusahaan. Karena dengan adanya komite audit yang independen

diharapkan dapat mengurangi kecurangan dalam laporan keuangan.

Semakin tinggi ROA yang ditargetkan maka semakin rentan

manajemen akan memanipulasi laba yang menjadi salah satu bentuk

kecurangan. Untuk itu perusahaan harus menerapkan corporate governance

sebagai bagian dari strategi bisnis. Masalah Corporate Governace muncul

karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian

perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada Teori Agensi yang dalam h al ini

manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada

tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, selain memiliki kinerja keuangan yang

baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola (Corporate

Governance) yang baik.

Corporate governance yang baik dapat diraih dengan adanya fungsi -

fungsi yang berjalan. Fungsi pertama adalah pengawasan oleh dewan

direksi dan pengawas, pengawas oleh individu yang tidak terlibat

menjalankan berbagai bidang usaha setiap hari, garis pengawasan langsung

dari area bisnis yang berbeda dan manajemen resiko yang independen,

kepatuhan dan fungsi audit. Dengan adanya upaya international, tata kelola

perusahaan mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak Negara,

dalam perdebatan kebijakan public atau reaksi terha dap perkembangan

negative di sektor perusahaan dan pasar keuangan yang disebabkan tata

kelola yang tidak mencukupi. (Mardiana, 2018)

Universitas Sumatera Utara


98

5.4.7 Pengaruh Independensi Komite Audit sebagai pemoderasi

pengaruh antara Rasio Total Piutang terhadap kecurangan laporan

keuangan.

Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini menyatakan bahwa

Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Rasio Total

Piutang terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penguji an dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa interaksi antara Independensi Komite Audit dan

Rasio Total Piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan karena nilai signifikansinya lebih besar dari

0,05. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 7 diterima.

SAS 99 menyatakan bahwa sifat industry dalam penelitian ini

dihitung dengan Rasio Total Piutang perusahaan dapat memberikan peluang

terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Menurut Sihombing (2014)

kondisi piutang merupakan suatu bentuk yang dapat direspon dengan reaksi

yang berbeda dari masing-masing manager perusahaan. Perusahaan yang

baik akan berusaha untuk memperkecil jumlah piutang dan

memperbanyak penerimaan kas perusahaan. Peran komite audit adalah

melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

emiten. Dengan adanya komite audit diharapkan laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen akan terhindar dari penyimpangan

akuntansi. Tindakan kecurangan dengan cara melakukan manaje men laba

dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme pengawasan yang

Universitas Sumatera Utara


99

baik. Komite Audit bertugas untuk menjamin terlaksananya strategi

perusahaan dan mengawasi manajemen, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas (Sihombing, 2014).

Semakin besar organisasi perusahaan, persoalan yang dihadapi

perusahaan akan semakin kompleks. Peningkatan volume penjualan

mengakibatkan perlunya pendelegasian/pengaturan wewenang dari

pimpinan kepada bawahan untuk meyakinkan bahwa semua prosedur dan

metode pengendalian serta tata kelola perusahaan dapat terlaksana

sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, pengawasan yang baik pada

penagihan sangat perlu selain untuk mengurangi kerugian akibat piutang tak

tertagih juga untuk pembiayaan operasinya di masa yang akan data ng.

Corporate governance yang baik dapat diraih dengan adanya fungsi -fungsi

yang berjalan. Fungsi pertama adalah pengawasan oleh dewan direksi dan

pengawas, pengawas oleh individu yang tidak terlibat menjalankan berbagai

bidang usaha setiaphari, garis pengawasan langsung dari area bisnis yang

berbeda dan manajemen resiko yang independen, kepatuhan dan fungsi

audit Salah satu prinsip dalam Corporate Governance yaitu prinsip

akuntabilitas. Prinsip ini dapat meminimalisir adanya peluang (opportunity)

untuk melakukan fraud karena setiap komponen perusahaan telah mendapat

haknya masing-masing. Perusahaan akan terhindari dari penyalahgunaan

wewenang, penyimpangan serta kecurangan karena tidak ada rangkap

jabatan atau mismanagement di perusahaan yang dapat memicu t erjadinya

fraud. (Mardiana, 2018).

Universitas Sumatera Utara


100

5.4.8 Pengaruh Independensi Komite Audit sebagai pemoderasi

pengaruh antara Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap

kecurangan laporan keuangan

Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini menyatakan bahwa

Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Pegantian Kantor

Akuntan Publik terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara Independensi

Komite Audit dan Pegantian Kantor Akuntan Publik tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan karena

nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Dengan hasil tersebut maka

Hipotesis 8 ditolak.

Hal ini didukung oleh penelitin Sugita (2018) yang menyatakan

bahwa komite audit tidak mampu memoderasi Pegantian Kantor Akuntan

Publik terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Menurut Bayagub (2018)

perbankan melakukan Pegantian Kantor Akuntan Publik bukan k arena ingin

mengurangi pendeteksian kecurangan laporan keuangan oleh auditor lama,

tetapi perusahaan mentati Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2015 pasal 11 ayat 1 yang menyakan bahwa pemberian jasa audit

atas laporan keuangan terhadap suatu entitas oleh seorang akuntan

public dibatasi paling lama lima tahun buku berturut-turut. Hal ini

menjelaskan bahwa ketika terjadi pergantian auditor dalam suatu

perusahaan sebagai bentuk untuk menutupi tindak kecurangan yang terjadi

Universitas Sumatera Utara


101

dan corporate governance perusahaan tersebut baik maka akan menghindari

terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan. Berdasarkan teory agency sering

terjadi asimetri informasi antara agen dan principal. Untuk itu, komite audit

dibutuhkan untuk menegahi perbedaan kepentingan dalam perusahaan.

Karena dengan adanya komite audit yang independen diharapkan dapat

mengurangi kecurangan dalam laporan keuangan.

Rasionalisasi yang merupakan pembenaran terhadap tindakan yang

dilakukan. Para pelaku fraud biasanya mencari berbagai alasan secara

rasional untuk menjustifikasi tindakan mereka. Tiffani dan Marfuah (2015)

Perusahaan yang melakukan fraud lebih sering melakukan pergantian

auditor, karena manajemen perusahaan cenderung berusaha mengurangi

kemungkinan pendeteksian oleh auditor lama terkait tindak financial

statement fraud. Lou dan Wang (2009) menyatakan bahwa sebuah

perusahaan bisa mengganti auditor untuk mengurangi kemungkinan

pendeteksian financial statement fraud oleh pihak auditor. Loebbecke et al.

(1989) menunjukkan bahwa 36 persen dari kecurangan dalam sampel

mereka dituduhkan dalam dua tahun awal masa jabatan auditor

Pembuktian kewajaran laporan keuangan oleh para auditor

berhubungan dengan salah satu faktor internal corporate governance yaitu

sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk

menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Sistem audit

yang efektif adalah hasil dari keberhasilan auditor mempertahankan

independensinya. Nasser et al, (2006) menyatakan bahwa untuk

Universitas Sumatera Utara


102

menghindari penyimpangan yang dapat memengaruhi independensi auditor

adalah dilakukannya pergantian auditor. Maka corporate governance dan

system pengawasan komite audit merupakan faktor yang tidak bisa

dipisahkan dari suatu pergantian auditor.

5.4.9 Pengaruh Independensi Komite Audit sebagai pemoderasi

pengaruh Pergantian Direksi terhadap kecurangan laporan keuangan

Hipotesis kesembilan dalam penelitian ini menyatakan bahwa

Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Pergantian Direksi

terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa interaksi antara Independensi Komite Audit dan

Pergantian Direksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.

Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 9 ditolak.

Hal ini didukung oleh penelitian Sugita (2018) dan Mardiani et all

(2018) yang menyatakan bahwa komite audit tidak mampu memoderasi

pergantian direksi terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Pergantian

direksi perusahaan tersebut dilakukan untuk perekrutan direksi yang lebih

kompeten dari sebelumnya. Pergantian direksi yang lebih kompeten

dianggap efektif untuk memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja

perusahaan yang lebih baik dari sebelumnya (Annisya et all 2016).

Selain itu,hasil menunjukkan bahwa pergantian direksi yang terjadi

tidak dimanfaatkan manajemen untuk melakukan tindakan kecurangan. Hal

Universitas Sumatera Utara


103

ini menjelaskan ketika dalam suatu perusahaan terjadi pergantian direksi

yang dikarenakan adanya tindak kecurangan tetapi corporate governance

perusahaan tersebut baik maka tindakan kecurangan laporan keuangan tidak

akan terjadi. Berdasarkan teory agency sering terjadi asimetri informasi

antara agen dan principal. Untuk itu, komite audit dibutuhkan untuk

menegahi perbedaan kepentingan dalam perusahaan. Karena dengan adanya

komite audit yang independen diharapkan dapat mengurangi kecurangan

dalam laporan keuangan.

Kemampuan yang dimilki agen akan mempengaruhi agen dalam

melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan. Fraud tidak akan

terjadi tanpa keberadaan Orang-orang yang tepat. Semakin tinggi

kemampuan manajemen dalam mengelola laporan keuangan maka besar

kemungkinan manajemen untuk melakukan kecurangan.

5.4.9 Pengaruh Independensi Komite Audit sebagai pemoderasi

pengaruh antara Dualisme Jabatan terhadap kecurangan laporan

keuangan

Hipotesis kesepuluh dalam penelitian ini menyatakan bahwa

Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Dualisme Jabatan

terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa interaksi antara Independensi Komite Audit dan

Dualisme Jabatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


104

Kecurangan Laporan Keuangan karena nilai signifikansinya lebih besar dari

0,05. Dengan hasil tersebut maka Hipotesis 10 ditolak.

Umumnya komite audit beranggotakan tiga sampai lima atau

terkadang sebanyak tujuh direktur yang bukan merupakan bagian dari

manajemen perusahaan. Komite audit juga merupakan bagian dari

dewan komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan. Komite audit

bertugas untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada

dewan komisaris mengenai laporan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh

direksi kepada dewan komisaris, serta untuk mengidentifikasi hal -hal

yang memerlukan perhatian dewan komisaris (Sugita, 2018).

Jensen and Meckling dalam teorinya tentang hubungan antara

principal dan agen (manajemen) yang lebih mementingkan kepentingan

pribadi dibandingkan dengan kepentingan perusahaan. Seseorang CEO

cenderung lebih ingin menunjukkan kepada semua orang akan status dan

posisi yang dimilikinya dalam sebuah perusahaan karena mereka tidak

ingin kehilangan status atau posisi tersebut. Tingkat arogansi juga

yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya kecurangan dimana dengan

arogansi dan superioritas yang dimiliki CEO, dapat membuat CEO merasa

kalau control internal apapun tidak akan berlaku bagi dirinya karena

status dan posisi yang dimiliki (Bawakes, 2018).

Tingkat arogansi yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya fraud

karena dengan arogansi dan superioritas yang dimiliki seorang CEO,

membuat CEO merasa bahwa control internal apapun tidak akan berlaku

Universitas Sumatera Utara


105

bagi dirinya karena status dan posisi yang dimiliki. Menurut Crow (2011)

dalam Tessa dan Harto (2016) banwa juga terdapat kemungki nan bahwa

CEO akan melakukan cara apapun untuk mempertahankan posisi dan

kedudukan yang sekarang dimiliki

Namun dalam penelitian ini, teori tersebut tidak dapat dibuktikan

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam

penelitian ini secara parsial komite audit tidak mampu mempengaruhi

Kecurangan laporan keuangan secara signifikan. Sehingga kemampuan

independensi komite audit dalam memperlemah atau memperkuat pengaruh

dualisme jabatan juga sangat sedikit sehingga tidak signifikan.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Return On Asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Hipotesis

1 diterima.

2. Rasio Total Piutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Hipotesis 2 diterima.

3. Pergantian Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh yang negatif dan

tidak signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga Hipotesis 3 ditolak.

4. Pergantian Direksi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Hipotesis

4 diterima.

5. Dualisme Jabatan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada perusahaan sektor

106

Universitas Sumatera Utara


107

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Hipotesis

5 ditolak.

6. Independensi Komite Audit tidak dapat memoderasi pengaruh Return

On Asset terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga

Hipotesis 6 ditolak.

7. Independensi Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Rasio Total

Piutang terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga

Hipotesis 7 diterima.

8. Independensi Komite Audit tidak dapat memoderasi pengaruh

Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek

Indonesia. Sehingga Hipotesis 8 ditolak.

9. Independensi Komite Audit tidak dapat memoderasi pengaruh

Pergantian Direksi terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga

Hipotesis 9 ditolak.

10. Independensi Komite Audit tidak dapat memoderasi pengaruh

Dualisme Jabatan terhadap terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga

Hipotesis 10 ditolak.

Universitas Sumatera Utara


108

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa

saran yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan agar kembali menguji pengaruh variabel-

variabel lain yang dapat mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan pada

perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

2. Dalam hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Independensi Komite

Audit tidak dapat dijadikan sebagai variabel moderating dalam pengaruh

Return On Asset, rasio total piutang, pergantian Auditor Independen,

Rasio Total Akrual, dan dualisme jabatan terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

Sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan mencari variable lain

yang cocok digunakan sebagai variable moderating.

3. Dalam hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel independen

yaitu Return On Asset, rasio total piutang, pergantian Auditor Independen,

Rasio Total Akrual, dan dualisme jabatan hanya menjelaskan 50,68%

pengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Sedangkan

sisanya sebesar 49,31% digambarkan atau dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Peneliti selanjutnya

diharapkan menambahkan variable lain yang mempengaruhi kecurangan

laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


109

DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, R., Mansor, N., Kida, M. I., & Safi, N. 2016. An Empirical Analysis on the
Influence of Social Conditioning and Capability toward Financial Fraud in
Kano State Public Sectors. Journal of Research in Humanities and Social
Sciences, 100-106

Abbott, L., Y. Park, and S. Parker. 2000. The effects of audit committee activity and
independence on corporate fraud. Managerial Finance 26 (11): 55-67.

Achsin, M dan Ruri Ihsanra Cahyaningtyas. 2015. Studi Fenomenologii Kecurangan


Mahasiswa dalam Pertanggungjawaban Dana Kegiatan Mahasiswa: Sebuah
Realita dan Pengakuan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya.
Vol 3(1): 1-17.

AICPA. 2002. Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Statement on


Auditing Standart No.99.AICPA. New York.

Akbar, T. 2017. The Determination of Fraudulent Financial Reporting Causes by


Using Pentagon Theory On Manufacturing Companies In Indonesia.
International Journal of Business, Economics and Law, 14 (December), 106–
113.

Albrecht, W. S., C. O. Albrecht and C. C. Zimbelman. 2011. Fraud Examination, 4th


Edition (Cengage Learning: Mason, Ohio).

Alves, Sandra. 2013. “The Impact of Audit Committee Existence and External Audit
on Earning Management: Evidence from Portugal”. Journal of Financial
Reporting and Accounting, Vol. 11 No. 2, h. 143-166.

Amara, I., Anis, B. A., & Anis J. 2013. Detection of Fraud in Financial Statements:
French Companies as a Case Study. International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and Management Sciences, Vol. 3, No. 3,
456-472-6990. Available at https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v3i3/34

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2002. Consideration of


Fraud in a Financial Statement Audit, AICPA. New York.

Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y. 2016. Pendeteksian Kecurangan


Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal Bisnis Dan
Ekonomi (JBE), Vol. 23 No. 1, 72 – 89 ISSN: 1412-3126.

Anthony, R. N., and Govindarajan Vijay. 2005. Management Control System: Sistem
pengendalian manajemen. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat

Universitas Sumatera Utara


110

Aprilia. 2017. Analisa Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan


Keuangan Menggunakan Beneish Model pada Perusahaan yang Menerapkan
Asean Corporate Governance Scorecard. Jurnal Akuntansi Riset, 6, 1, 96-126.

Arens, Alvin A., Elder, J.R., Beasley, M.S. 2012. Auditing and Assurance Service.
14th Edition. Prentice Hall. E-Book

Association of Certified Fraud Examiners. 2016. Report to the Nations on


Occupational Fraud and Abuse. Association of Certified Fraud
Examiners.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2000. “Report to Nation”. http://


marketplace.cfenet.com/Download.asp

Association of Certified Fraud Examiners. 2017. Report to the nation on


occupational fraud and abuse (2016 global fraud stud). Available at
https://www.acfe.com/rttn2016/docs/2016-report-to-the-nations.pdf

Auditor of Public Accounts. 2011. The Fraud Triangle. Virginia SEC Semper
Tyrannis.

Awang, Y., Ismail, S., & Abdul Rahman, A. 2015. Inclination Towards Fraud
Among the Participants in Financial Reporting Process. International
Conference on Accounting Studies (ICAS) 2015. Johor: International
Conference on Accounting Studies (ICAS).

Badan Pengawas Pasar Modal. 2002. Siaran Pers Badan Pengawas Pasar Modal
tanggal 27 Desember 2002.

Bawekes, Helda F. 2016. Pengujian Teori Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent


Financial Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah
Volume 13, Nomor 1, Mei 2018: 114–134

Bayagub, Amira, Khusnatul Zulfa dan Aratedyan Firdausi Mustoffa. 2018.


Analisis Elemen-Elemen Fraud Pentagon sebagai Determinan Fraudulent
Financial Reporting (Studi pada Perusahaan dan Real Estate yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). Jurnal Ekonomi, Manajemen
dan Akuntansi. ISOQUANT, Vol 2(1): 1-11.

Beneish, M. 1997. Detecting GAAP violation: Implications for assessing eranings


management among firms with extreme financial performance. Journal of
Accounting and Public Policy 16 (3): 271-309.

Universitas Sumatera Utara


111

Cressey, D. 1953. “The Internal Auditor as Fraud Buster”. Managerial Auditing


Journal. MCB University Press.

Crowe Horwath. 2009. Playing Offense in a High – Risk Environment.

Crowe Horwath. 2010. The Institute of International Auditors (IIA) Practice Guide:
Fraud and Internal Auditing. Western Regional Conference.

Crowe Horwath. 2011. Article on Fraud.

Crowe Horwath. 2012. Why The Fraud Triangle is No Longer Enough

Dechow, Patricia M., Weili Ge, Chad R. Larson, and Richard G Sloan. 2009.
Predicting material accounting misstatements. Working Paper. University of
California, Berkeley, available at http://ssrn.com/abstract=997483.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,


Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.

Devy, Koomang Leela Shanti, Made Arie Wahyuni dan Ni Luh Gede Erni
Sulindawati. 2017. Pengaruh Frequent Number Of CEO’s Picture, Pergantian
Direksi Perusahaan dan External Pressure dalam Mendeteksi Fraudulent
Financial Reportin (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi Yang Listing Di
BEI Periode 2012-2016). E-Junal Universitas Pendidkan Ganesha. Vol 8 (2):
1-12.

Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Peraturan Otoritas Jasa


Keuangan nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan Dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit

Erik Gautama, dkk. 2017. Peran Moderasi Kompetensi Komite Audit Pada Hubungan
Antara Struktur Kepemilikan Dan Kualitas Pelaporan Keuangan.

Ernst and Young, 2009, Detecting Financial Statement Fraud: What Every Manager
Needs to Know

Firmanaya,F. dan Syafruddin, M. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Non
Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2008-2011).
Diponegoro Journal of Accounting.Vol 3 (1): 1-11.

Universitas Sumatera Utara


112

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

Gunarti, Yuliana. 2015. Pengaruh struktur kepemilikan retrun on asset dan leverage
terhadap manajemenlaba. Jurnal akuntansi dan sitem teknologi informasi.
Vol.11, No.1. Hal. 9-16

Gusnardi. 2009. Pengaruh Peran Komite Audit, pengendalian internal, audit internal
dan pelaksanaan tata kelola perusahaan terhadap pencegahan kecurangan,
universitas Riau

Hanafi, M Mahmud dan Abdul Halim, 2004. Manajemen Keuangan. PT. BPFE.
Yogyakarta

Herawati, Nyoman Trisna, Kadek Emi Kristiani, dan Ni Luh Gede Erni Sulindawati,
2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEI. Jurnal Akuntansi S1 AkuntansiUniversitas Pendidikan Ganesha, Vol.
2(1).

Herviana, E. (2017). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian Teori Fraud


Pentagon Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2016. Skripsi, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hogan, C. E., Rezaee, Z., Riley, R. A., & Kelury, U. K. 2008. Financial Statement
Fraud: Insights form the Academic Literature. Auditing: A Journal of
Practice & Theory, 231-252

Horward, C. (2009). Playing Offense In a High Risk Environment

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-putusan-kasus-laporan-keuangan-
tahunan-pt-garuda-indonesia-2018/

https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4603666/terbukti-cacat-status-laporan-
keuangan-garuda-rugi

http://www.idx.co.id/

Huang , S. Y., Lin, C.-C., Chiu, A.-A., & Yen, D. C. 2016. Fraud Detection Using
Fraud Triangle Risk Factors. Springer Science

Universitas Sumatera Utara


113

I Gst, Ayu, dkk. 2017. Pengaruh Financial Targets Dan Ineffective Monitoring
Terhadap Terjadinya Fraud (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Dana
Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali).
Universitas Pendidikan Ganesha.

Iqbal, M., & Murtanto.2016. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle


Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property dan Real
Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Journal of Seminar Nasional
Cendekiawan 2016, ISSN (E) : 2540-7589 ISSN (P) : 2460-8696.

Islahuzzaman. 2012. Istilah – istitlah akuntansi dan auditing. Edisi kesatu. Bumi
Aksara, jakarta

Jalaludin Rifki. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Fraud Diamond Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan LQ-45 (Studi Empiris pada
Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Januanto, Muhammad Ikram Marham. 2018. Analisis Fraud Diamond Terhadap


Pendeteksian Financial Statement Fraud Dengan Corporate Governance
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq-45 Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015).ACCOUNTIA:
Accounting, Trusted, Inspiring, Authentic Journa. Vol 2 (2): 1-13

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.

Junardi. 2017. Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial


Reporting Dengan Menggunakan Model Altman (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia). Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura – Magister Akuntansi

Kartikasari, R.N., & Irianto, G. 2010. Penerapan Model Beneish (1999) dan Model
Altman (2000) Dalam Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma. Vol.1 No. 2. Malang: Universitas Brawijaya

Karyono. 2013. Forensic Audit. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Kurnia, A. A., & Anis, I. 2017. Analisis Fraud Pentagon dalam Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan dengan Menggunakan Fraud Score Model.
Journal of Simposium Nasional Akuntansi XX.

Universitas Sumatera Utara


114

Laila Tiffani Dan Marfuah. 2014. Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis
Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

Loebbecke, J.K., Eining, M.M., and Willingham, J.J. 1989. Auditor’s experience with
material irregularities: Frequency, nature, and detectability. Auditing: A
Journal of Practice & Theory.9 (1): 1-28.

Manurung, Daniel T. H. dan Hardika, Andhika Ligar. Analysis of factors that


influence financial statement fraud in the perspective fraud diamond:
Empirical study on banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange year 2012 to 2014. International Conference on Accounting Studies
(ICAS) 2015 17-20 August 2015, Johor Bahru, Johor, Malaysia

Mardiana, Ana. 2018. Peranan Corporate Governance Dalam Diamond Fraud Model.
Desertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar

Mardiani, Syifa, Edi Sukarmanto Th dan My Mauimuna SE. 2018. Pengaruh Fraud
Diamond Terhadap Pendeteksian Financial Statemnt Fraud Dengan Komite
Audit Sebagai Variabel Pemoderasi (Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
yabg terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol 3 (2): 1-9.

Moeller, Robert. Witt, Herbert N. Brink’s. 2004. “Modern Internal Auditing”, 5th
edition. JohnWiley & Sons, Inc.

Mustikasari, Elia. 2008. Faktor Perilaku dan Lingkungan Organisasi yang


Mempengaruhi Ketidakpatuhan Tax Profesional dalam Melaksanakan
Kewajiban Perpajakan pada Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya.

Nurbaiti, Z., & Hanafi, R. 2017. Analisis Pengaruh Fraud Diamond Dalam
Mendeteksi Tingkat Accounting Irregularities. Jurnal Akuntansi Indonesia,
Vol. 6 No. 2, 167–184

Nurjannah, Lita dan Dudi Pratomo. 2014. Pengaruh Komite Audit, Komisaris
Independen dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. E-
Proceeding of Management, Vol.1, No.3: 99-105.

Pardosi, Rica Widia. 2015. “Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Kecurangan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia dengan
Menggunakan Fraud Score Model”. Skripsi. Universitas Lampung.

Oktariagusta, Lutfanah. 2015. Analisis Fraud Diamond untuk mendeteksi


financial statement fraud diperusahaan ( Studi Empiris pada Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


115

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015). Juronal Ekonomi


Manajemen Sumber Daya . Vol 19 (2):o 1-16.

Pamudji dan Trihartati, 2010. Pengaruh independensi dan Efitifitas komite audit
terhadap manajemen laba (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI).

Prasastie, Agung. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang MemepengaruhiKecurangan


Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud Diamond:Studi Empiris Pada
Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun2005-2013. Journal Of
Accounting Vol 3 No 28. Universitas Lampung.

Priantara, D. 2013. Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Puji, Hastututi, sugeng, Santotoso. 2017. Pengaruh solvabilitas, Ukuran kap, Umur
perusahaan dan komite audit terhadap audit delay pada perusahaan tekstil
dan garment yang terdaftar di BEI 2010-2013. ISSN 2085-2215 Vol.15.No.1.
Jurnal Penelitian Dan Kajian Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Purba, B. P. Fraud dan Korupsi: Pencegahan, Pendeteksian, dan Pemberantasannya.


Jakarta: Lestari Kiranatama, 2015

Puspitaningrum, Sari Atmini. 2012. Corporate Governance Mechanism and The


Level of Internet Financial Reporting: Evidence from Indonesian companies.
Procedia Economics and Finance, Vol. 2: 157 – 166.

Putriasih, K., `Ni N. T. H., & Made A. W. 2016. Analisis Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Vol:6 No:3.

Rachmawati, Kurnia Kusuma. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor dalam Perspektif Fraud


Triangle terhadap Fraudulent Financial Reporting. Skripsi. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmanti, M., & Daljono, M. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan


Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus Pada Perusahaan
Yang Mendapat Sanksi Dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro
Journal Of Accounting. Volume 2, Nomor 2. Semarang:Universitas
Diponegoro

Rini, Viva Yustitia dan Tarmizi Achmad. 2012. Analisis Prediksi Potensi Risiko
Fraudulent Financial Statement Melalui Fraud Score Model. Diponegoro
Journal of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Universitas Sumatera Utara


116

Rezaee, Z, 2002, Financial Statement Prevention and Detection, John Wiley $ Sons,
Inc.

Rezaee, Z., Olibe, K. and Minmier, G. 2003. improving corporate governance: the
role of audit committee disclosures. Managerial Auditing Journal. 18(6): 530-
537

Romney, M. B., dan Steinbart, P. J. 2012. Accouting Information System (12th ed.).
Harlow: Pearson Education Limited.

Ruankaew, T. 2013. The Fraud Factors. International Journal of Management and


Administrative Sciences (IJMAS), 1-5.

Sari, Maylia Pramono dan Sukirman, 2013.Model Deteksi Kecurangan Berbasis


Fraud Triangle (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik Di Indonesia).Jurnal
Akuntansi &Auditing. Vol. 9, No. 2: 199- 225.

Sari, S. T. 2016. Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Financial Targets,


Ineffective Monitoring, Rationalization pada Financial Statement Fraud
Dengan Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan
Periode 20122014 yang Terdaftar di Bursa . Jurnal Online Mahasiswa, 3(1),
664.

Sekaran, Uma. 2015. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.

Septiani,Yossi dan Desi Handayani.2018. Mendeteksi Kecurangan Laporan


Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon. Jurnal Akuntansi,Keuangan dan
Bisnis. Vol 11(1): 11-23.

Siddiq, F. R., Achyani, F., & Zulfikar. 2017. Fraud Pentagon dalam Mendeteksi
Financial Statement. Journal of Seminar Nasional Dan The 4th Call for
Syariah Paper, 1-14-784.

Sihombing, K. S., & Rahardjo, S. N. 2014. Analisis Fraud Diamond dalam


Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012,
Diponegoro Journal of Accounting Vol. 03 No. 02. ISSN (Online) : 2337 -
3806.

Skousen, C.J. 2009. Detecting& Predicting Financial Stability: The Effectiveness of


the Fraud Triangle and SAS N0. 99. Journal of Accounting and Auditing.
SSRN (Social Science Research Network), Vol. 13, 53-81

Universitas Sumatera Utara


117

Skousen, Christopher J., and Brady James Twedt. 2009. Fraud Score analysis in
emerging markets. Cross Cultural Management Vol 16: 301 – 316.

Spathis, Charalambos T. 2002. Detecting False Financial Statements Using


Published Data: Some Evidence from Greece. Managerial Auditing Journal,
Vol. 17(4): 179-191.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugita, Meliana. 2018. Peran Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi


Terhadap Hubungan Fraud Diamond Dan Pendeteksian Financial Statement
Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2014-2016). JOM FEB, Vol 1(1): 1-15.

Sukirman & Maylia, Pramono S. 2012. Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud
Triangle (Studi Kasus Perusahaan Publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi &
Auditing, Volume 9/No. 2 Mei 2013:199-225. Universitas Negeri Semarang.

Sukrisnadi, Dedy. 2010. Pemakaian Ukuran F-Score dalam Kasus-Kasus Salah Saji
Laporan Keuangan di Pasar Modal Indonesia. Tesis. Jakarta:Universitas
Indonesia.

Summers, S. L., & Sweeney, J. T. 1998. Fraudulently Misstated Financial Statements


and Insider Trading: An Empirical Analysis. The Accounting Review. Vol. 73
No.1, 131-146.

Suyanto. 2009. Fraudulent Financial Statement Evidience From Statement on


Auditing Standard No.99. Gadjah Mada International Journal of Business.
Vol. 11, No. 1: 117–14.

Tessa,Chyntia dkk. 2016. Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud


Pentagon Pada Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia” Simposium
Nasional Akuntansi XIX, Lampung.

Tiffani, Laila dan Marfuah. 2015. Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis
Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. JAAI, Vol. 19 No.2: 112-125

Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:


Lembaga Penernit FE-UI.

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta


:Salemba Empat

Universitas Sumatera Utara


118

Tuanakotta. T. 2013. Audit berbasis ISA (International Standards on Auditing).


Jakarta: Salemba Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2014. Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan.


Salemba Empat. Jakarta.

Ulfah, M., Nuraina, E., & Wijaya, A. L. 2017. Pengaruh Fraud Pentagon dalam
Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris pada Perbankan
di Indonesia Yang Terdaftar di Bei. Journal of The 9th FIPA: Forum Ilmiah
Pendidikan Akuntansi - Universitas PGRI Madiun, Vol. 5 No.1, 399-418NaN-
9723.

Vasiu, L., Warren, M., & Mackay, D. 2003. Defining Fraud: Issues for Organizations
from an Information Systems Perspective. 7th Pacific Asia Conference on
Information Systems, (pp. 971-979). Adelaide

Wahyuni dan Budiwitjaksono, G.S. 2017. Fraud Triangle Sebagai Pendeteksi


Kecurangan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur. Vol XXI No. 01: 47-61

Wells, J.T., 2011, New approaches for fraud deterrence. Journal of Accountancy.
Association of Certified Fraud Examiners. February.

Widarti. 2015. Pengaruh fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan


Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, Vol.13 No. 2

Widyastuti, Tri. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan terhadap


Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Jurnal
Magister Akuntansi, Vol 9 No.1, Januari 2009.

Winda, Arie dan Basuki. 2016. Studi Finansial Statement fraud pada perbankan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun XXVI,
No 2 Agustus 2016.

Wolfe, David T., and Dana R. Hermanson. 2004. The Fraud Diamond: Considering
The Four Element of Fraud. CPA Journal. 74.12: 38-42.

Yesiariani, M., & Rahayu, I. 2016.Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi


Financial Statement Fraud (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).Simposium
Nasional Akuntansi XIX.Lampung: Simposium Nasional Akuntansi XIX.

Universitas Sumatera Utara


119

Yudhanti, Nindya dan Erni Suryandari. 2016. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi
Indikasi Kecurangan Dalam Pelaporan Keuangan Dengan Model Fraud
Diamond (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). E-Journal Universitas
Muhammadiyah Yogayakarta

Zhang, Yan & Jian, Zhou. 2006. Audit Committee Quality, Auditor Independence,
and Internal Control Weaknesses, American Accounting Association Annual
Meeting.

Universitas Sumatera Utara


120

LAMPIRAN 1
DAFTAR SAMPEL
No Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
2 AGRS Bank Agris Tbk
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
5 BBHI Bank Harda International Tbk
6 BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
11 BBTYB Bank Yudha Bhakti Tbk
12 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
14 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk
15 BINA Bank Ina Perdana Tbk
16 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
17 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
18 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
19 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
20 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
21 BNBA Bank Bumi Artha Tbk
22 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
23 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
24 BNLI Bank Permata Tbk
25 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
26 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
27 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
28 BVIC Bank Victoria International Tbk
29 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk
30 INPC Bank Artha Graha Internationa Tbk
31 MCOR Bank China Construction Bank Ind. Tbk
32 NAGA Bank Mitraniaga Tbk
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk
34 NOBU Bank Nationalnobu Tbk
35 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
36 PNBS Bank Panin Syariah Tbk
37 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

Universitas Sumatera Utara


121

LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN
No X1 X2 X3 X4 X5 Z Y X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z X5*Z
1 1,49 0,0449 0.00 0.00 1 1 -0,0832 1,4900 0,0449 0.0000 0.0000 1,0000
1 1,45 0,0816 0.00 0.00 1 1 0,0721 1,4500 0,0816 0.0000 0.0000 1,0000
1 1,54 0,2388 0.00 0.00 1 1 -0,1513 1,5400 0,2388 0.0000 0.0000 1,0000
2 0,15 0,0531 0.00 0.00 1 1 0,0349 0,1500 0,0531 0.0000 0.0000 1,0000
2 -0,20 0,0217 0.00 0.00 1 1 -0,0191 -0,2000 0,0217 0.0000 0.0000 1,0000
2 -0,77 0,0432 0.00 0.00 1 1 -0,0304 -0,7700 0,0432 0.0000 0.0000 1,0000
3 0,11 0,8382 1.00 0.00 0 1 -0,0309 0,1100 0,8382 1.0000 0.0000 0,0000
3 -7,47 0,8579 0.00 1.00 0 1 0,0867 -7,4700 0,8579 0.0000 1.0000 0,0000
3 0,74 0,8834 1.00 0.00 0 1 0,0137 0,7400 0,8834 1.0000 0.0000 0,0000
4 1,00 0,1249 1.00 0.00 1 1 -0,0504 1,0000 0,1249 1.0000 0.0000 1,0000
4 0,79 0,1127 0.00 1.00 1 1 0,0815 0,7900 0,1127 0.0000 1.0000 1,0000
4 0,9 0,1496 0.00 0.00 1 1 -0,0791 0,9000 0,1496 0.0000 0.0000 1,0000
5 0,53 0,1167 1.00 0.00 0 0,43 -0,0229 0,2271 0,0500 0.4300 0.0000 0,0000
5 0,69 0,1184 1.00 1.00 0 0,63 0,0783 0,4313 0,0740 0.6300 0.6300 0,0000
5 -5,06 0,1283 1.00 0.00 0 1 0,0493 -5,0600 0,1283 1.0000 0.0000 0,0000
6 0,54 0,1955 0.00 0.00 1 0,80 -0,0504 0,4320 0,1564 0.0000 0.0000 0,8000
6 0,09 0,3069 0.00 0.00 1 1 0,0071 0,0900 0,3069 0.0000 0.0000 1,0000
6 0,22 0,2618 1.00 0.00 1 1 0,0666 0,2200 0,2618 1.0000 0.0000 1,0000
7 2,30 -0,0657 0.00 0.00 0 1 -0,0378 2,3000 -0,0657 0.0000 0.0000 0,0000
7 3,19 -0,3284 1.00 0.00 0 1 -0,0135 3,1900 -0,3284 1.0000 0.0000 0,0000
7 2,96 0,0988 1.00 0.00 0 1 0,0478 2,9600 0,0988 1.0000 0.0000 0,0000
8 2,70 0,1222 1.00 0.00 1 1 -0,0275 2,7000 0,1222 1.0000 0.0000 1,0000
8 2,70 0,1294 0.00 0.00 1 1 -0,0266 2,7000 0,1294 0.0000 0.0000 1,0000
8 2,80 0,1101 0.00 0.00 1 1 0,0328 2,8000 0,1101 0.0000 0.0000 1,0000
9 2,23 1,093 0.00 0.00 1 0 -0,0137 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
9 2,45 0,1197 1.00 0.00 1 0 -0,1653 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
9 2,55 0,1193 0.00 0.00 1 0 -0,0037 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
10 1,76 0,0218 1.00 0.00 1 0 -0,1353 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
10 1,71 0,0616 0.00 0.00 1 0 0,0450 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
10 1,34 0,0698 0.00 0.00 1 0 0,0485 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
11 0,53 0,0297 1.00 0.00 1 1 -0,4544 0,5300 0,0297 1.0000 0.0000 1,0000
11 0,43 0,0155 0.00 0.00 1 1 -0,0773 0,4300 0,0155 0.0000 0.0000 1,0000
11 2,83 0,0652 0.00 0.00 1 1 0,0507 2,8300 0,0652 0.0000 0.0000 1,0000
12 0,02 0,0097 1.00 0.00 1 0,43 -1,2647 0,0086 0,0042 0.4300 0.0000 0,4286
12 0,73 0,0565 1.00 0.00 0 0,63 -0,3374 0,4563 0,0353 0.6300 0.0000 0,0000
12 5,02 0,0952 0.00 0.00 1 1 0,0067 5,0200 0,0952 0.0000 0.0000 1,0000
13 1,53 0,2118 0.00 1.00 1 1 0,6020 1,5300 0,2118 0.0000 1.0000 1,0000
13 2,10 0,1836 1.00 0.00 1 1 -0,0037 2,1000 0,1836 1.0000 0.0000 1,0000
13 2,20 0,1669 0.00 0.00 1 1 -0,0001 2,2000 0,1669 0.0000 0.0000 1,0000
14 -9,58 0,2217 0.00 1.00 1 1 0,1050 -9,5800 0,2217 0.0000 1.0000 1,0000
14 -1,43 0,1759 0.00 0.00 1 1 -0,0467 -1,4300 0,1759 0.0000 0.0000 1,0000
14 -1,57 0,0135 1.00 0.00 1 1 -0,1140 -1,5700 0,0135 1.0000 0.0000 1,0000

Universitas Sumatera Utara


122

No X1 X2 X3 X4 X5 Z Y X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z X5*Z


15 1,02 0,0989 0.00 0.00 1 1 -0,0867 1,0200 0,0989 0.0000 0.0000 1,0000
15 0,82 0,8779 0.00 1.00 0 1 0,0975 0,8200 0,8779 0.0000 1.0000 0,0000
15 0,50 0,8854 0.00 1.00 1 1 0,1373 0,5000 0,8854 0.0000 1.0000 1,0000
16 2,22 0,0897 1.00 0.00 0 0,80 -0,1312 1,7760 0,0718 0.8000 0.0000 0,0000
16 2,01 0,0665 0.00 0.00 1 0,80 -0,0104 1,6080 0,0532 0.0000 0.0000 0,8000
16 1,71 0,0982 1.00 1.00 1 1 0,0781 1,7100 0,0982 1.0000 1.0000 1,0000
17 2,98 0,1108 0.00 0.00 1 1 0,0235 2,9800 0,1108 0.0000 0.0000 1,0000
17 3,12 0,0983 1.00 0.00 1 1 -0,1265 3,1200 0,0983 1.0000 0.0000 1,0000
17 2,96 0,0223 1.00 0.00 0 0,75 -0,1339 2,2200 0,0167 0.7500 0.0000 0,0000
18 -3,34 0,1021 0.00 0.00 1 1 0,0442 -3,3400 0,1021 0.0000 0.0000 1,0000
18 -3,72 0,1002 0.00 0.00 1 1 -0,0583 -3,7200 0,1002 0.0000 0.0000 1,0000
18 0,12 0,1232 1.00 0.00 1 1 0,0102 0,1200 0,1232 1.0000 0.0000 1,0000
19 1,67 0,1021 0.00 0.00 0 1 -0,0048 1,6700 0,1021 0.0000 0.0000 0,0000
19 1,60 0,1605 0.00 0.00 0 1 -0,0449 1,6000 0,1605 0.0000 0.0000 0,0000
19 1,54 0,1435 0.00 0.00 1 1 -0,0202 1,5400 0,1435 0.0000 0.0000 1,0000
20 1,95 0,0417 0.00 0.00 1 0 -0,0962 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
20 2,72 0,0815 0.00 0.00 1 0,67 0,0147 1,8133 0,0543 0.0000 0.0000 0,6667
20 3,17 0,0897 0.00 0.00 1 1 0,0715 3,1700 0,0897 0.0000 0.0000 1,0000
21 1,52 0,0109 1.00 0.00 0 1 -0,1655 1,5200 0,0109 1.0000 0.0000 0,0000
21 1,73 0,1547 0.00 0.00 0 1 -0,0049 1,7300 0,1547 0.0000 0.0000 0,0000
21 1,77 0,0723 0.00 0.00 0 1 0,0430 1,7700 0,0723 0.0000 0.0000 0,0000
22 1,09 0,0812 0.00 0.00 1 1 -0,0275 1,0900 0,0812 0.0000 0.0000 1,0000
22 1,70 0,1116 0.00 0.00 1 1 -0,0738 1,7000 0,1116 0.0000 0.0000 1,0000
22 1,85 0,104 0.00 0.00 0 1 0,0231 1,8500 0,1040 0.0000 0.0000 0,0000
23 1,60 0,7761 0.00 1.00 1 1 2,0263 1,6000 0,7761 0.0000 1.0000 1,0000
23 1,48 1,7843 0.00 1.00 1 1 4,2207 1,4800 1,7843 0.0000 1.0000 1,0000
23 1,74 0,0907 0.00 0.00 1 1 0,0673 1,7400 0,0907 0.0000 0.0000 1,0000
24 -4,90 0,0889 0.00 0.00 1 1 0,0199 -4,9000 0,0889 0.0000 0.0000 1,0000
24 0,60 0,1104 0.00 0.00 1 1 0,0746 0,6000 0,1104 0.0000 0.0000 1,0000
24 0,80 0,0777 0.00 0.00 1 1 0,0542 0,8000 0,0777 0.0000 0.0000 1,0000
25 1,19 0,0769 1.00 0.00 0 1 -0,0734 1,1900 0,0769 1.0000 0.0000 0,0000
25 1,26 0,152 0.00 0.00 1 1 0,0203 1,2600 0,1520 0.0000 0.0000 1,0000
25 0,25 0,1838 0.00 0.00 1 1 0,0437 0,2500 0,1838 0.0000 0.0000 1,0000
26 -11,15 0,951 1.00 0.00 0 1 0,0435 -11,1500 0,9510 1.0000 0.0000 0,0000
26 -3,39 0,0987 1.00 0.00 1 1 0,0604 -3,3900 0,0987 1.0000 0.0000 1,0000
26 0,24 0,1103 0.00 1.00 1 1 0,1151 0,2400 0,1103 0.0000 1.0000 1,0000
27 3,10 0,1139 0.00 0.00 1 1 -0,0569 3,1000 0,1139 0.0000 0.0000 1,0000
27 2,10 0,1666 0.00 0.00 1 1 0,0095 2,1000 0,1666 0.0000 0.0000 1,0000
27 3,10 0,1471 0.00 0.00 1 1 -0,0159 3,1000 0,1471 0.0000 0.0000 1,0000
28 0,52 0,1387 0.00 0.00 1 0,75 -0,0503 0,3900 0,1040 0.0000 0.0000 0,7500
28 0,64 0,11 0.00 0.00 0 0,75 0,0580 0,4800 0,0825 0.0000 0.0000 0,0000
28 0,33 0,0861 0.00 0.00 1 1 0,0575 0,3300 0,0861 0.0000 0.0000 1,0000
29 0,83 0,1098 1.00 0.00 0 0,75 0,0569 0,6225 0,0824 0.7500 0.0000 0,0000
29 0,57 0,0943 1.00 0.00 0 0,75 -0,0741 0,4275 0,0707 0.7500 0.0000 0,0000
29 0,81 0,1083 1.00 0.00 0 1 -0,0887 0,8100 0,1083 1.0000 0.0000 0,0000

Universitas Sumatera Utara


123

No X1 X2 X3 X4 X5 Z Y X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z X5*Z


30 0,35 0,1705 1.00 0.00 1 0,67 -0,0463 0,2333 0,1137 0.6700 0.0000 0,6667
30 0,31 0,1031 1.00 0.00 1 0,67 -0,0594 0,2067 0,0687 0.6700 0.0000 0,6667
30 0,27 0,1485 0.00 0.00 1 1 -0,0455 0,2700 0,1485 0.0000 0.0000 1,0000
31 0,09 0,0015 1.00 0.00 1 1 -1,3489 0,0900 0,0015 1.0000 0.0000 1,0000
31 0,14 0,0299 1.00 0.00 1 1 -0,5145 0,1400 0,0299 1.0000 0.0000 1,0000
31 0,86 0,1458 0.00 1.00 1 1 0,1641 0,8600 0,1458 0.0000 1.0000 1,0000
32 0,76 0,0552 0.00 1.00 0 1 0,2713 0,7600 0,0552 0.0000 1.0000 0,0000
32 0,37 0,0933 0.00 0.00 0 1 -0,1238 0,3700 0,0933 0.0000 0.0000 0,0000
32 0,51 0,0675 0.00 0.00 1 1 0,0659 0,5100 0,0675 0.0000 0.0000 1,0000
33 1,85 0,0952 1.00 0.00 0 1 -0,1169 1,8500 0,0952 1.0000 0.0000 0,0000
33 1,96 0,0991 0.00 0.00 0 1 0,0275 1,9600 0,0991 0.0000 0.0000 0,0000
33 2,10 0,0747 0.00 0.00 1 1 -0,0210 2,1000 0,0747 0.0000 0.0000 1,0000
34 0,78 0,1021 1.00 0.00 1 1 -0,1876 0,7800 0,1021 1.0000 0.0000 1,0000
34 0,48 0,1131 1.00 0.00 1 1 -0,0892 0,4800 0,1131 1.0000 0.0000 1,0000
34 0,42 0,0997 0.00 0.00 1 1 0,0113 0,4200 0,0997 0.0000 0.0000 1,0000
35 1,69 0,1295 1.00 0.00 1 0,75 -0,0578 1,2675 0,0971 0.7500 0.0000 0,7500
35 1,61 0,1204 0.00 0.00 1 0 0,0412 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
35 2,16 0,1227 0.00 1.00 1 1 0,0831 2,1600 0,1227 0.0000 1.0000 1,0000
36 0,37 0,1171 1.00 0.00 0 1 -0,0130 0,3700 0,1171 1.0000 0.0000 0,0000
36 -10,77 0,1521 1.00 0.00 1 1 -0,1468 -10,7700 0,1521 1.0000 0.0000 1,0000
36 0,26 0,1979 0.00 1.00 1 0 0,1533 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
37 1,93 0,092 0.00 0.00 1 0 -0,0641 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
37 2,37 0,0579 0.00 0.00 1 0 0,0081 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000
37 2,59 0,0639 0.00 1.00 1 0 0,1942 0,0000 0,0000 0.0000 0.0000 0,0000

Universitas Sumatera Utara


124

LAMPIRAN 3
HASIL UJI ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

X1 X2 X3 X4 X5 Z Y

Mean 0.685856 0.173063 0.351351 0.144144 0.729730 0.847117 0.022342


Median 1.020000 0.110000 0.000000 0.000000 1.000000 1.000000 0.000000
Maximum 5.020000 1.780000 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 4.220000
Minimum -11.15000 -0.330000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -1.350000
Std. Dev. 2.559676 0.267578 0.479558 0.352829 0.446113 0.318389 0.494510
Skewness -2.767151 3.379977 0.622752 2.026307 -1.034587 -2.033301 5.830459
Kurtosis 12.01594 16.35152 1.387821 5.105921 2.070370 5.618071 51.12197

Jarque-Bera 517.6101 1035.815 19.19562 96.47097 23.79883 108.1859 11339.11


Probability 0.000000 0.000000 0.000068 0.000000 0.000007 0.000000 0.000000

Sum 76.13000 19.21000 39.00000 16.00000 81.00000 94.03000 2.480000


Sum Sq. Dev. 720.7135 7.875759 25.29730 13.69369 21.89189 11.15088 26.89939

Observations 111 111 111 111 111 111 111

Universitas Sumatera Utara


125

LAMPIRAN 4
HASIL UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.109928 (36,69) 0.0000


Cross-section Chi-square 107.021236 36 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/19 Time: 09:26
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 37
Total panel (balanced) observations: 111

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.210428 0.090112 -2.335176 0.0214


X1 0.033094 0.014122 2.343467 0.0210
X2 1.057039 0.143379 7.372344 0.0000
X3 -0.129244 0.079070 -1.634546 0.1051
X4 0.288202 0.108361 2.659652 0.0090
X5 0.042489 0.082701 0.513771 0.6085

R-squared 0.480381 Mean dependent var 0.022342


Adjusted R-squared 0.455637 S.D. dependent var 0.494510
S.E. of regression 0.364854 Akaike info criterion 0.873899
Sum squared resid 13.97744 Schwarz criterion 1.020360
Log likelihood -42.50141 Hannan-Quinn criter. 0.933314
F-statistic 19.41422 Durbin-Watson stat 1.185678
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


126

LAMPIRAN 5
HASIL UJI HAUSMAN

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.540350 5 0.9084

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 0.035799 0.034893 0.000070 0.9140


X2 1.191033 1.128208 0.007783 0.4764
X3 -0.064624 -0.090296 0.000939 0.4022
X4 0.277042 0.277061 0.001088 0.9995
X5 0.051744 0.048838 0.003436 0.9605

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/19 Time: 09:28
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 37
Total panel (balanced) observations: 111

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.263322 0.100186 -2.628322 0.0106


X1 0.035799 0.016150 2.216613 0.0299
X2 1.191033 0.165971 7.176131 0.0000
X3 -0.064624 0.076925 -0.840091 0.4038
X4 0.277042 0.097974 2.827719 0.0061
X5 0.051744 0.102618 0.504239 0.6157

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.801867 Mean dependent var 0.022342


Adjusted R-squared 0.684135 S.D. dependent var 0.494510
S.E. of regression 0.277924 Akaike info criterion 0.558393
Sum squared resid 5.329668 Schwarz criterion 1.583620
Log likelihood 11.00921 Hannan-Quinn criter. 0.974297
F-statistic 6.810980 Durbin-Watson stat 2.889162
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


127

LAMPIRAN 6
HASIL UJI LAGRANGE MULTIPLIER

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 19.26044 0.507835 19.76827


(0.0000) (0.4761) (0.0000)

Honda 4.388672 -0.712625 2.599357


(0.0000) -- (0.0047)

King-Wu 4.388672 -0.712625 0.313212


(0.0000) -- (0.3771)

Standardized Honda 4.682430 -0.377229 -1.813567


(0.0000) -- --
Standardized King-Wu 4.682430 -0.377229 -2.045793
(0.0000) -- --
Gourierioux, et al.* -- -- 19.26044
(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:


1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952

Universitas Sumatera Utara


128

LAMPIRAN 7
HASIL REGRESI DATA PANEL DENGAN RANDOM EFFECT

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/12/19 Time: 09:27
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 37
Total panel (balanced) observations: 111
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.240690 0.095192 -2.528473 0.0129


X1 0.034893 0.013798 2.528897 0.0129
X2 1.128208 0.140584 8.025133 0.0000
X3 -0.090296 0.070559 -1.279729 0.2035
X4 0.277061 0.092254 3.003254 0.0033
X5 0.048838 0.084228 0.579829 0.5633

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.252965 0.4531


Idiosyncratic random 0.277924 0.5469

Weighted Statistics

R-squared 0.506893 Mean dependent var 0.011968


Adjusted R-squared 0.483412 S.D. dependent var 0.380258
S.E. of regression 0.273307 Sum squared resid 7.843136
F-statistic 21.58713 Durbin-Watson stat 2.019404
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.478017 Mean dependent var 0.022342


Sum squared resid 14.04102 Durbin-Watson stat 1.128014

Universitas Sumatera Utara


129

LAMPIRAN 8

HASIL UJI VARIABEL MODERATING DENGAN UJI INTERAKSI

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/12/19 Time: 09:31
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 37
Total panel (balanced) observations: 111
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.310510 0.094643 -3.280868 0.0014


X1 0.291383 0.127982 2.276752 0.0249
X2 0.079035 0.300711 0.262828 0.7932
X3 -0.235622 0.179013 -1.316228 0.1911
X4 0.200206 0.216801 0.923455 0.3580
X5 -0.257676 0.235880 -1.092406 0.2773
X1_Z -0.247849 0.128041 -1.935702 0.0557
X2_Z 1.316988 0.331404 3.973962 0.0001
X3_Z 0.145918 0.196928 0.740970 0.4604
X4_Z 0.060029 0.242772 0.247262 0.8052
X5_Z 0.368569 0.246394 1.495854 0.1378

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.282954 0.5711


Idiosyncratic random 0.245234 0.4289

Weighted Statistics

R-squared 0.608232 Mean dependent var 0.009998


Adjusted R-squared 0.569055 S.D. dependent var 0.363935
S.E. of regression 0.238910 Sum squared resid 5.707822
F-statistic 15.52529 Durbin-Watson stat 2.063561
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.523226 Mean dependent var 0.022342


Sum squared resid 12.82494 Durbin-Watson stat 0.918401

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai