Anda di halaman 1dari 104

PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA PARFUM REFILL

BUSINESS PLAN

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian
Sarjana Manajemen Program Studi Manajemen pada Fakultas
Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama

Disusun Oleh :

Mei Sinta Nurhidayah


0217101537

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (Accredited) “A”

SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)

Nomor : 204/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018

BANDUNG

2020
PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA PARFUM REFILL

MEI SINTA NURHIDAYAH


0210171537

Menyetujui :

Pipin Sukandi, S.E., M.M.


Pembimbing

Annisa Lisdayanti, S.E., M.M


Ketua Program Studi Manajemen S1
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
FAKULATS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA PARFUM REFILL

MEI SINTA NURHIDAYAH


0217101537

Menyetujui,

Pipin Sukandi , S.E., M.M.


Pembimbing

Mengetahui :

Annisa Lisdayanti, S.E., M.M. Dr.Hj.R.Adjeng Mariana F.,S.E.,M.M.


Ketua Program Studi Manajemen S1 Ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda Tangan dibawah ini :


Nama : Mei Sinta Nurhidayah
Tempat Tanggal Lahir : Pekanbaru, 4 Mei 1999
Jurusan : Manajemen S1
Fakultas : Bisnis dan Manajemen
Judul Skripsi :

PERENCANAAN BISNIS PADA PARFUM REFILL


Menyatakan bahwa laporan skripsi ini adalah bisnis saya sendiri. Bila terbukti
demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk pencabutan gelar
sarjana yang saya peroleh.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Bandung, November 2020

Mei Sinta Nurhidayah


i

ABSTRAK

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa


visi ke dalam kehidupan yang berupa ide inovatif, peluang, saran yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu, hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko ketidak pastian. Shin parfum fragrance
adalah tempat penjualan parfum refill. Retailing merupakan penjualan secara
langsung kepada konsumen untuk para kaum hawa terutama remaja, mahasiswa dan
kantoran, dimana parfum sangat dibutuhkan masyarakat. Dilihat dari hal tersebut
segmen ini merupakan segmen yang potensial. Tujuan penelitian ini adalah
bagaimana memberikan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan
bisnis dan bagaimana mempelajari perencanaan bisnis berdasarkan kriteria
kelayakan Timmons. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif
kualitatif untuk menggambarkan secara jelas, sistematis dan akurat mengenai
perencanaan bisnis pada parfum refill dengan membandingkan kriteria Timmons.
Sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan
data primer dan sekunder. Hasil menunjukkan bahwa perencanaan bisnis usaha
parfum refill merupakan usaha yang layak untuk dijalankan di lihat dari NPV, PI,
serta Payback Period yang dihasilkan.

Kata Kunci : Perencanaan Bisnis


ii

ABSTRACT

Entrepreneurship is the process of indentifyng, developing and bringing a vision


into life in the form of innovative ideas, oppurtunities, better suggestions for doing
something, the end result of this process is the creation of new businesses that are
formed in conditions of uncertain risk. Shin perfume fragrance is a place to sell
perfume refills. Retailing is direct sales to consumers for women, especially
teenegers, student and offices, where perfume is needed by the community. Judging
form this, this segment is a potential segment. The purpose of this research is how
to provide the fact needed in making a business pland and how to study business
planning based on the Timmons eligibility criteria. The research method used is a
qualitative descriptive method to describe clearly, systematically and accurately
the business planning on perfume refills by comparing the Timmons criteria. While
the data collections technique used is by using primary and secondary data. The
result show that the perfume refill business plan is feasible business to run as seen
from the NPV, PI and the resulting Payback Period.

Keywords : Business Planning


iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada


Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena Karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan Bisnis
Parfume Refill”.

Bisnis Plan ini disususn sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Manajemen pada Program Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama Bandung. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah bagi pembaca tentang perencanaan bisnis parfume refill.

Penulis menyadari Business Plan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan Business Plan ini sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan. Semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini. Dalam penyusunan Business Plan ini, penulis banyak
menerima bimbingan, bantuan, saran, semngat, serta doa dari berbagai pihak.
Oleh sebeb itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan segala kasih saying, kesempatan, rezeki
dan rahmat-Nya.
2. Bapak Prof.Dr.H.Obsatar Sinaga,S.IP.,M.Si selaku Rektor Universitas
Widyatama Bandung beserta jajarannya.
3. Ibu Dr.Hj.R.Adjeng Mariana F.,S.E.,M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
& Bisnis Universitas Widyatama Bandung.
4. Ibu Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., A.K., C.A. selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi & Bisnis, Universitas Widyatama Bandung.
iv

5. Ibu Annisa Lisdayanti, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Manajemen
S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Widyatama Bandung.
6. Ibu Vina Silviani Marinda, S.E., M.M. selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Widyatama
Bandung.
7. Bapak Pipin Sukandi, S.E., M.M. selaku pembimbing Business Plan. yang
dengan setulus hati dan kesabaran telah membimbing penulis dan
memberikan banyak masukan dalam penyusunan Business Plan ini.
8. Ibu Hj. Wien Dyahrini, DR.,S.E, M.Si, M.S.I.E. selaku dosen wali yang telah
membantu penulis dalam perkuliahan.
9. Seluruh dosen,asisten dan staff pengajar,Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Widyatama,yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan bekal pengetahuan sampai penulisan Business Plan ini selesai.
10. Seluruh staff Perpustakaan dan Administrasi yang telah memberikan bantuan
dalam mengerjakan Business Plan ini.
11. Papa, Mama, Uwo, dan Albyrr Kadarisman (abang), atas dukungan doa dan
semangat yang telah diberikan, hingga terselesaikannya penyusunan Business
Plan ini.
12. Lusi Tri Octaviani, Wulan Fajarwati, Sisca Febryan, Sonia Andini Putri,
Raisa Salsabila, Komala Rahayu, Shafira Khairunisa, Mia Mardiatulhuda,
Shania, dan dengan persaudaraan, kebersamaan dan keceriaan yang kalian
bawa serta saling mendukung selama dan sesudah perkuliahan memberikan
motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan Business Plan ini.
13. Yuni Ilfa , Tania Putri , Indah Mardhotillah, Dwi Kurnia, Elfa Nondi, Nadilla
Shafira, ,Citra Ayu, Vania Cheryl, Yezi Isnita, Renda Malenza, Fanny
Permatasari, Amanda, Citrasa, Muthia Nurul, Melani, Permata, Salshabila
dan Fidhyani yang telah memberikan semangat sejak di bangku SMA dan
banyak membantu memberikan masukan dalam penyusunan Business Plan
ini.
v

14. Aura Sardika, Nadia Putri Sania, Amanda Rizal, Anisa, Mely Maya, Nabilla
Androgi dan Feri Andika, yang telah memberikan semangat dan banyak
membantu memberikan masukan dalam penyusunan Business Plan ini.
15. Apriani Ayu, Rahmadina, Sri Ratih, Shinta Kusuma, dan Vina Azizzah yang
telah memberikan semangat dalam penyusunan Business Plan ini.
16. Melinda, Nabilla, Intan Lestari, Ar’adillah, Yayang Nurli, Dan Melina, yang
telah memberikan semangat dalam penyusunan Business Plan ini.
17. Kepada teman-teman angkatan 2017 Universitas Widyatama terimakasih
telah mendukung selama masa perkuliahan.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan s Business
Plan ini. Akhir kata, semoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, November 2020

Mei Sinta Nurhidayah


vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.4. Batasan Masalah................................................................................. 8
1.5. Sistematika Penulisan......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.............. 10
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
2.1.1. Kewirausahaan ....................................................................... 10
2.1.2. Perencanaan Bisnis................................................................. 14
2.1.3. Perencanaan Pemasaran ......................................................... 24
2.1.3.1. Segmentasi Pasar..................................................... 25
2.1.3.2. Market Targeting ..................................................... 26
2.1.3.3. Positioning .............................................................. 28
2.1.4. Perencanaan Strategi .............................................................. 29
2.1.5. Perencanaan Operasional ....................................................... 32
2.1.6. Perencanaan Sumber Daya Manusia ...................................... 33
2.1.7. Perencanaan Keuangan .......................................................... 35
2.1.8. Analisis SWOT ...................................................................... 36
2.1.9. Penelitian Terdahulu .............................................................. 37
2.1.10. Keunggulan Bersaing ........................................................... 38
vii

2.1.10.1. Inovasi ...................................................................... 39


2.1.10.2. Inovasi Produk ......................................................... 40
2.1.10.3. Jenis-Jenis Inovasi .................................................... 40
2.1.10.4. Kerangka Pemikiran ................................................. 41
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN....................................... 50
3.1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 50
3.2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 50
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 51
4.1. Metode Penelitian............................................................................. 51
4.1.1. Jenis Penelitian....................................................................... 51
4.1.2. Unit Analisis .......................................................................... 51
4.1.3. Time Horizon ......................................................................... 52
4.2 Operasional Variabel ....................................................................... 52
4.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 53
4.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................55
4.5 Metode Analisis ............................................................................... 55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 56
5.1. Profil Bisnis ...................................................................................... 56
5.2. Perencanaan Bisnis ........................................................................... 57
5.2.1. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................. 57
5.3. Analisis Lingkungan Usaha ............................................................. 57
5.3.1. Analisis Lingkungan Eksternal Makro ................................... 58
5.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal Mikro ................................... 59
5.3.3. Analisis Lingkungan Internal ................................................. 59
5.4. Analisis SWOT ................................................................................ 62
5.5 Hasil Strategi Bisnis ......................................................................... 66
5.5.1. Sasaran dan Strategi Usaha .................................................... 66
5.5.2. Perencanaan Pemasaran ......................................................... 67
5.5.3. Perencanaan Operasi .............................................................. 70
5.5.4. Perencanaan SDM .................................................................. 70
5.5.5 Perencanaan Keuangan ........................................................... 72
viii

5.5.6 Sumber Dana .......................................................................... 74


5.6 Manajemen Resiko .......................................................................... 74
5.7 Manajemen Inovasi .......................................................................... 76
5.7.1 Analisis Kelayakan Bisnis ...................................................... 76
5.7.2 Faktor Penghambat ................................................................. 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 84


6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 84
6.2. Saran ................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Survei Terhadap Pesaing ............................................................... 6


Tabel 1.2 Hasil Survei Minat Masyarakat Terhadap Parfume Refill ...................... 7
Tabel 2.1 Definisi Kewirausahaan ........................................................................ 12
Tabel 2.2 Tiga kunci pertanyaan ........................................................................... 21
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Struktur Legal Perusahaan........................ 23
Table 2.3 Jurnal Internasional Bussines Plan ........................................................ 44
Tabel 4.1 Kriteria Timmons untuk Mengavaluasi Kelayakan Usaha ................... 52
Tabel 4.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 54
Tabel 4.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 55
Tabel 5.1 Kekuatan Usaha Parfume Refill ............................................................ 63
Tabel 5.2 Kelemahan usaha Shin Parfume Fragrance ......................................... 63
Tabel 5.3 Peluang usaha Shin Parfume Fragrance .............................................. 63
Tabel 5.4 Ancaman terhadap Usaha Shin Parfume .............................................. 64
Tabel 5.5 Internal Strategic Factors Summary ..................................................... 64
Table 5.6 External Strategic Factors Summary .................................................... 65
Table 5.7 Strategi usaha Shin Parfume Fragrance ............................................... 66
Table 5.8 Perencanaan Pemasaran ........................................................................ 67
Table 5.9 Jabatan dan Tugas ................................................................................. 71
Tabel 5.10 Analisa Kelayakan Bisnis Shin Parfume Fragrance Berdasarkan
Kriteria Timmons Variabel Pasar ........................................................77
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Produk Parfume Refill ............................................................ 4

Gambar 2.1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran................................................... 43

Gambar 5.1 Bentuk Promosi ................................................................................. 69

Gambar 5.2 Struktur Organisasi ........................................................................... 71


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Kata


"parfum"berasal dari bahasa Latin per fume artinya "melalui asap". Salah
satu penggunaan parfum tertua berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal
aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan.
Parfume adalah wewangian atau bau-bauan yang berasal dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, kayu-kayuan, biji-bijian, akar-akaran,
dan bahan-bahan lain yang sekiranya dapat dijadikan bahan baku parfume
dengan cara diekstrak dengan metode penyulingan ataupun cara lain yang
dikenal pada umumnya. Bahan-bahan tersebut adalah sumber dari
wewangian yang kita cium dan kita temukan di berbagai tempat.
Kebiasaan menggunakan parfum merupakan gaya hidup yang sudah
dilakukan banyak kalangan masyarakat sejak lama, parfume digunakan
karena memberikan keharuman dan kesegaran bagi penggunanya, selain itu
dapat menjadi ciri khas seseorang dari aroma tubuhnya, dan parfum juga
dapat menambah kepercayaan diri penggunanya serta dapat menghilangkan
bau badan. Dahulu harga parfum dengan kualitas asli harganya sangat
mahal, sehingga hanya bisa dijangkau oleh sebagian masyarakat aja. Alam
berbisnis tentu laba usaha tentulah menjadi suatu pertimbangan utama,
karena dari laba itulah kita bisa mengembangkan bisnis kita menjadi besar
dan menjamin keberlangsungan bisnis kita. Untuk keuntungan usaha
parfum refill itu sendiri tidak bisa kita perkirakan secara detail, karena laba
dari satu daerah dan daerah lain itu bisa saja berbeda tergantung dari tingkat
penjualan, persaingan serta distribusi ke daerah tersebut. Jika tingkat
persaingan masih rendah, dan masih sangat jarang yang mengelola usaha
parfum refill isi ulang ini. Dari segi modal, usaha parfum refill ini juga bisa

1
2

di bilang sangat flexibel, karena kita bisa memulainya dengan sekala kecil
lebih dahulu ataupun langsung memulainya dengan sekala besar bagi kita
yang sudah siap dengan modal.

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
mahasiswa PNS WIRASWASTA

permintaan penawaran

Grafik 1.1
Data permintaan dan penawaran “Shin Parfume Refill” tahun 2019
Sumber : hasil survey 2019.
3

Berdasarkan data statistik diatas angka permintaan terbilang sangat


tinggi dibandingkan dengan tingkat penawaran, maka dari itu bisnis ini akan
melakukan pembahan jumlah stock perhari atau perbulannya agar
permintaan konsumen terpenuhi. Potensi usaha atau bisnis parfume di
Indonesia terutama di daerah pangkalan kerinci saat ini saat ini sedang
berkembang pesat, peluang bisnis parfume ini sangat terbuka untuk
berbagai kalangan. Parfume refiil sangat mendukung aktivitas hampir
semua kalangan atas berbagai macam profesi diantaranya pegawai kantoran,
mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga dan lain-lain. Seperti yang diketahui
hal layak umum bahwa harga parfume original saat ini masih sangat sangat
untuk dijangkau bagi kaum bawah yaitu kisaran 300-500 ribu rupiah untuk
tiap botolnya (Tergantung jenis merk). Mungkin jika digunakan untuk
kalangan atas tidak akan menjadi masalah. Bisnis parfume refill ini
memiliki potensi pasar yang besar. Seorang wirausaha adalah orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang
sudah ada.
Alasan saya memilih usaha ini karena beberapa hal :
1. Peneliti melihat perilaku manusia kekinian terutama kebanyakan anak
muda dan para pekerja yang selalu ingin terlihat segar telah menganggap
parfume sebagai salah satu kebutuhan yang harus dimiliki
2. Bibit Parfume, terutama didaerah pangkalan kerinci masyarakat
menginginkan bibit parfume yang terbaik dan dengan harga yang
terjangkau pula karena semua jenis parfume dijual dengan harga rata-
rata.
4

Gambar 1.1 Contoh Produk Parfume Refil

Sumber : Produk Parfume Refill “ Shin Parfume Fragrance”.

Untuk bisnis ini memerlukan modal sekitar Rp.16.399.500 yang


terdiri dari alat press parfum Rp.2.440.000 , gelas takar Rp.85.000, alcohol
Rp.600.000, bibit Rp.11.679.500, botol parfum ukuran 35 ml = 100 pcs Rp.
550.000,botol parfum 100 ml = 100 pcs Rp.550.000, botol parfum 60ml =
100 pcs Rp.495.000. di pangkalan kerinci penjual parfume refill belum
sebanyak toko-toko parfume refill di kota, dan meskipun ada bibitnya juga
belum tentu sebagus bibit yang asli. Segmentasi pasar pada bisnis ini untuk
semua kalangan (umum), harga jual produk yang saya pasarkan berkisar
dari harga Rp. 50.0000 sampai dengan Rp. 120.000, Adapun bentuk botol
yang di pasarkan yaitu size 35ml, 60 ml, 100ml.
untuk menangkap peluang bisnis tersebut, Analisa pasar dan
perencanaan bisnis parfume refill ini sangat penting dilakukan untuk
berinovasi. Terlebih produk parfume refill merupakan sudah tidak asing lagi
digunakan di Indonesia. Hal yang penting dalam memulai bisnis parfume
refill adalah membuat bibit yang bagus dan diminati pasar agar peluang
produk parfume refill dapat bertahan lama walaupun saingan bisnis parfume
refill sangat meningkat. Dalam melakukan perencanaan bisnis parfume
5

refill, landasan teori digunakan sebagai kerangka berpikir yang mendasari


pembentukan konsep, model dan indikator yang akan digunakan dari
perencanaan bisnis yang akan dibuat. Untuk membuat perencanaan bisnis
parfume refill, penulis terlebih dahulu menentukan visi, misi dan tujuan
usaha, kemudian melakukan analisis lingkungan usaha serta analisis faktor
internal dan eksternal dengan menggunakan SWOT. Setelah melakukan
analisis SWOT, penulis membentuk model bisnis dengan menggunakan
Timmons Model untuk mengoptimalkan perencanaan di mana terdapat. Dari
uraian latar belakang dan permasalahan tersebut, penulis mengambil
keputusan untuk membangun bisnis parfume refill yang bernama “ Shin
Parfume Fragrance”. Yang diawali dengan melakukan penelitian dan
menulis tugas akhir dengan judul “Perencanaan Bisnis Parfume Refill”

1.2. Identifikasi Masalah


Sebelum melakukan penelitian skripsi ini, Penulis melakukan survei
terkait untuk mengetahui gambaran minat masyarakat terhadap minyak wangi
dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat mengenai parfume
refill Survei tersebut juga menyertakan contoh gambar parfume refill. Survei
tersebut juga menyertakan contoh gambar parfume refill berbentuk kemasan
botol kaca. Survei dilakukan dengan cara menyebarkan ataupun menguploud
gambar parfume refill secara online ataupun offline melalui media Instagram
dan banner.
Dari survey yang dilakukan penulis menghimpun informasi-informasi
diantaranya sebagai berikut :
6

Tabel 1.1 Hasil Survei Terhadap Pesaing


NO PESAING UMUR HARGA KELEMAHAN KELEBIHAN
BERDIRI JUAL PESAING PESAING
NYA
PESAING
1 WAHID 7 35 ml : 55.000 • Harga yang ditawarkan • Jangkauan pasar
PARFUM TAHUN 60 ml : 95.000 relatif mahal yang luas
Jl. akasia pkl. • Warna pada parfum • Menawarkan
kerinci polos kurangnya fariatif berbagai jenis
• Hanya memakai bibit parfum untuk
yang standar laundry
• Memiliki tempat
yang strategis

2 LANDIE 5 35 ml : 55.000 • Bibit yang digunakan • Memiliki beberapa


PARFUM TAHUN 60 ml : 90.000 tidak tahan lama cabang di
Jl. Pemda pkl. • Harga yang ditawarkan pangkalan kerinci
kerinci relatif mahal • Menawarkan
• Kurangnya inovasi parfum laundry
• Menawarkan
macam botol-botol
7

3 D’COLLECTOR 12 35 ml : 60.000 • Harga parfum yang • memiliki umur


PARFUM TAHUN 60 ml:100.000 berbeda-beda usaha yang cukup
Jl. Maharaja indra. • Tidak membuat lama
Pkl. kerinci packaging yang • Jangkauan pasar
menarik yang luas
• Stock bibit kadang • Rata-rata
banyak yang habis konsumen yang
menengah ke atas

Tabel 1.2 Hasil Survei Minat Masyarakat Terhadap Parfume Refill


Pertanyaan survey Hasil survey
Berapa usia responden saat ini • 15-17 tahun 15%
• <21 tahun 25%
• 21-20 tahun 30,5%
• 41-50 tahun 21%
• >60 tahun 8,5%
Jenis kelamin konsumen • Lakilaki 51,4 %
• Perempuan 48,6 %
Apakah responden tertarik dengan Ya : 88%
parfum refill ? Tidak : 12%
Apakah responden mengetahui Ya : 50%
berbagai macam merek parfume Tidak. : 25%
Ragu- Ragu : 25%
8

Apakah responden akan Ya : 55%


merekomendasikan parfume refill Tidak : 15%
ke rekan kerja maupun keluarga Ragu- ragu. : 30%

Berdasarkan hasil survey, penulis semakin meyakini bahwa parfume


refill merupakan peluang bisnis yang besar karna terdapat kebutuhan
masyakarat pangkalan kerinci dan dengan ketersediaan produk parfume refill.
Agar dapat menangkap peluang dan melahirkan ide bisnis, perlu dilakukan
Analisa, perancangan. Perancangan rencana bisnis, rencana implementasi,
dan rencana evaluasi dari kegiatan usaha bisnis parfume refill ini untuk
memperluas pasar dan memperkuat posisi pengusaha agar mampu
menghadapi persaingan di masa mendatang.

1.3 Rumusan masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah yang akan di teliti dalam


penelitian dan perencanaan bisnis ini berdasarkan identifikasi yang telah di
paparkan sebelumnya, yaitu :
1. Bagaimana Perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahaan untuk
menjalankan bisnis Shin Parfume Fragrance yang sesuai dengan aspek-
aspek strategi bisnis, pemasaran, operasional, sumber daya manusia,
keuangan dan sistem manajemen bisnis ?
2. Apakah Perencanaan Bisnis Shin Parfume Fragrance layak berdasarkan
kriteria dan indikator kewirausahaan pada “Parfume Refill” dengan
melihat kepada segi pasar, ekonomi dan tim manajemen ?

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah dalam penelitian penting untuk dilakukan.


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya berlingkup pada kegiatan usaha di bidang parfume


refill.

2. Data penelitian ini dianalisis menggunakan SWOT.


9

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan merupakan penjelasan tentang isi dari masing-


masing bab secara terinci, singkat, dan jelas serta diharapkan dapat
mempermudah dalam memahami laporan penelitian. Penulisan laporan
penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut
:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, sistematika. penulisan
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
Bab ini berisi tentang teori-teori dan pendapat para ahli atau
pakar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian.
BAB III : TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tujuan penelitian dan manfaat
penelitian.
BAB IV : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang metode
penelitian, yaitu jenis penelitian, operasional variabel,
jenis dan sumber data, Teknik pengumpulan data, metode
analisis.
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas dan menguraikan mengenal
hasil dari penelitian yang dilakukan.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran,yang berisi
tentang kesimpulan dan hasil penelitian dan saran-saran
yang dibutuhkan guna pengembangan system lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali


diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom perancis, Richard
Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah «agent who buys means
of production ar certain prices in order to combine them».
Kewirausahaan adalah sikap mental yang memiliki
kreativitas , aktif, tercipta daya untuk membuat sesuatu yang unik
dan baru yang bermanfaat bagi banyak orang. Mempunyai
kemampuan untuk memanage suatu usaha kecil ataupun besar
dengan baik. Maka orang itu memiliki jiwa kewirausahaan yang
tinggi. Didalam pengertian kewirausahaan juga terdapat berbagai
penerapan yaitu memiliki kreatifitas dan inovasi yang baru pada
permasalahan yang sering dijumpai pada aktivitas sehari-hari.
Timmons and Spinelli (2015) menyatakan bahwa
Kewirausahaan adalah suatu cara berpikir dan bertindak yang
didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistik, dan
kepemimpinan yang seimbang. Kewirausahaan menghasilkan
kreasi, kemajuan, relasi dan pembaruan nilai perusahaan, bukan
hanya bagi pemiliknya, tetapi juga bagi pegawai dan pemegang
saham.
Hisrich terdapat dalam Hamali, (2016:32) mendefinisikan
kewirausahaan adalah proses dinamis dalam menciptakan
tamabahan kekayaan. Kekayaan didapatkan oleh individu yang
menanggung resiko utama dalam hal modalm waktu dan komitmen
karir atau tersedianya nilai dari beberapa produk barang atau jasa.

10
11

Kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai proses penciptaan


sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan , menanggung resiko keuangan, fisik serta resiko sosial
yang terima, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta
kepuasan dan kebebasan tersendiri.
Zimmerer dalam (Kasmir, 2016) kewirausahaan dapat
diartikan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang untuk
memperbaiki usaha. Dalam hal ini berarti bahwa untuk menciptakan
sesuatu diperlukan kreativitas dan inovasi yang itnggi. Seseorang
yang memiliki kreativitas dan bagi seorang inovator tentu berfikir
untuk mencari dan menciptakan peluang yang baru agar terlihat
lebih baik dari sebelumnya.
Wirakusuma dalam Alifarudin dan Razak (2015 : 8 ).
Kewirausahaan merupakan gabungan kreativitas,inovasi, dan
kebersnian menghadapi resiko, yang dilakukan dengan kerja keras
untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Kewirausahaan menurut (Peters dalam Alma, 2017)
entrepreneurship is the process of creating something different with
value by devoting the necessary time and effort, assuming the
accompanying financial, personal satisfaction and independence,
yang artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu
yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal
dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan
pribadi.
Jadi menurut Joseph Schumpeter Entrepreneur atau wirausaha
adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut akan melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang
12

baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah
ada.

Tabel 2.1

Definisi Kewirausahaan
Sumber Definisi
Timmons and Spinelli (2015) Menyatakan bahwa Kewirausahaan
adalah suatu cara berpikir dan bertindak
yang didasarkan pada peluang bisnis,
pendekatan holistik, dan kepemimpinan
yang seimbang. Kewirausahaan
menghasilkan kreasi, kemajuan, relasi
dan pembaruan nilai perusahaan, bukan
hanya bagi pemiliknya, tetapi juga bagi
pegawai dan pemegang saham.
Hisrich terdapat dalam Hamali, Mendefinisikan kewirausahaan adalah p
(2016:32) roses dinamis dalammenciptakan tamab
ahan kekayaan. Kekayaan didapatkan
oleh individu yang menanggung resiko
utama dalam hal modalm waktu dan
komitmen karir atau tersedianya nilai
dari beberapa produk barang atau jasa.
Zimmerer dalam (Kasmir, Kewirausahaan dapat diartikan sebagai
2016) suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan masalah dan
menemukan peluang untuk memperbaiki
usaha. Dalam hal ini berarti bahwa untuk
menciptakan sesuatu diperlukan
kreativitas dan inovasi yang itnggi.
Seseorang yang memiliki kreativitas dan
bagi seorang inovator tentu berfikir
13

untuk mencari dan menciptakan peluang


yang baru agar terlihat lebih baik dari
sebelumnya.
Wirakusuma dalam Alifarudin Kewirausahaan merupakan gabungan
dan Razak (2015 : 8 ). kreativitas,inovasi, dan kebersnian
menghadapi resiko, yang dilakukan
dengan kerja keras untuk membentuk
dan memelihara usaha baru.
Schumpeter dalam Alma Seorang wirausaha adalah orang yang
(2017) mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan
baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis
yang baru ataupun bisa pula dilakukan
dalam organisasi bisnis yang sudah ada.
Peneliti Kewirausahaan yaitu mempelajari
bagaimana berfikir, dan mencari peluang
bisnis serta mengetahui bagaimana cara
menangani resiko yang akan dialami
serta menambahkan inovasi baru dalam
menciptakan bisnis dan menawarkan
produk atau jasa.
14

2.1.2 Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh


wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik
internal, maupun eksterhal mengenai perusahaan untuk memulai
sewaktu usaha. Isinya Bering merupakan perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya
manusia. (Hisrich,Peter, 1995:113). Beberpa definisi perancaan
bisnis:
1. Menurut Zimmerer
“Perencanaan bisnis dapat diartikan sebagai ringkasan
yang tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh
wirausaha yang berisi perincian kegiatan operasi dan rencana
keuangan peluang usaha dan strategi pemasaran, serta
keterampilan dan kemampuan manajer"
Spinelli dan Adam (2012:245). Menyatakan bahwa
perencanaan bisnis merupakan puncak dari proses
pengmebangan ide menjadi peluang bisnis perencanaan bisnis
akan menghubungkan manfaat, kebutuhan, resiko serta
keuntungan potensial dari peluang bisnis secara menyeluruh,
kemudian membuat langkah-langkah untuk dapat mencapai
potensi tersebut secara maksimal.
15

2. Menurut Peters dalam Alma (2017:20)


“The business plan is a written document prepared by the
entrepreneur that describes all the relevant external and internal
elements involved in starting a new venture. It is often an
integration of functional plans such as marketing, finance,
manufacturing and human resoucer” yang artinya perencanaan
bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan bak
internal maupun eksternal mengenai perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran,permodalan, manufaktur dan sumber
daya manusia.
Sedangkan Timmons (2011) berpendapat perencanaan
bisnis adalah bagian dari proses memindahkan presentasi
kegagalan dan alat yang berguna untuk memahami
potensi,risiko,dan hasil untuk kesempatan tertentu.
Kesimpulan dari pendapat-pendapat diatas ialah bahwa
perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang menjelaskan
tentang gambaran bisnis yang akan dibuat atau yang akan
dijalankan dari awal hingga akhir dan berisi tentang perencanaan
bisnis, permodalan,manufaktur, dan sumber daya manusia untuk
memahami potensi,resiko, dan kesempatan akan diambil.
16

Menurut Alma (2017:198) Tujuan dari pembuatan Perencanaan


Bisnis adalah :
1. Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif
dalam membuka usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan itu dan
anda juga harus menyakinkan orang lain tidak akan merugi bila
melakukan kerja sama dengan anda. Dengan adanya bantuan
kerjasama dari berbagai pihak maka diharapkan usaha anda akan
maju dengan pesat. Bantuan yang diharapkan itu antara lain berupa
pinjaman melalui bank atau pinjaman melalui pihak-pihak lain
yanhg potensial.
2. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan pelaku bisnis yang
lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para
produsen yang dapat diharapkan memasok barang untuk bisnis
anda ataupun pelaku bisnis yang lebh besar memberi pekerjaan
atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh perusahaan anda.
3. Business Plan juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang
potensial atau mempunyai keahlian untuk bekerja sama dengan
anda. Mungkin saja anda memerlukan orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam
perusahaan anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu
yang dapat pula menjerumuskan perusahaan anda yang baru saja
berdiri.
4. Business Plan bertujuan untuk menjamin adanya focus tujuan dari
berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah
perusahaan aka. Bertumbuh makin lama makin komplek sehingga
Business Plan menjadi kompenen yang sangat penting bagi setiap
orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar.
5. Business Plan juga bertujuan untuk menjamin adanya focus tujuan
dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah
perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek sehingga
17

Business Plan menjadi kompenen yang sangat penting bagi setiap


orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar.

A. Fungsi Perencanaan Bisnis

Zimmerer (dalam Hamali, 2016) menyampaikan bahwa


perencanaan bisnis memiliki tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Memberi panduan operasi perusahaan dengan membuat rencana


untuk masa yang akan datang dan menuyusun strategi untuk
mencapai kesuksesan, menarik pemberi pinjaman dan investor,
perencanaan bisnis harus dapat membuktikan kepada calon
pemberi pinjaman dan investor bahwa perusahaan akan mampu
membayar kembali pinjamannya dan menghasilkan tingkat
pengembalian yang menarik.
2. Menjadi cerminan dari pembuatnya, perencanaan bisnis harus
menunjukkan keseriusan dan semangat wirausahawan dalam
memikirkan perusahaan dan hal-hal lain yang membuatnya
sukses.
Berdasarkan tiga fungsi pokok tersebut, Hamali (2016:29-30)
berpendapat bahwa terdapat tiga sudut pandang yang harus
dipertimbangkan dalam membuat perencanaan bisnis, yaitu :
a. Sudut pandang pengusaha, yaitu pandangan dari pengusaha yang
memahami rancangan dan kreatifitas dalam bisnis yang akan
dikembangkan.
b. Sudut pandang konsumen, di mana pengusaha harus
mempertimbangkan pandangan konsumen terhadap ide bisnis
yang akan dikembangkan, apakah konsumen bersedia
menggunakan produk atau jasa yang disediakan bisnis tersebut.
c. Sudut pandang Investor seorang pengusaha harus membuat
perkiraan finansial yang baik dan masuk akal untuk dapat menarik
investor yang dibutuhkan untuk mendanai pengembangan
bisnisnya.
18

B. Isi dan Penulisan Perencanaan Bisnis

Setelah melengkapi informasi yang benar, lengkap, dan akurat,


analisis kelayakan usaha maka wirausaha baru dapat menyusunnya
menjadi sebuah perencanaan bisnis. Isi perencanaan bisnis yang ingin
dikembangkan oleh Timmons yaitu mencakup ringkasan eksekutif,
lingkungan industry dan perusahaan, Analisa pasar,keadaan ekonomi
perusahaan, perencanaan pemasaran, perencanaan pembangunan dan
pengembangan, perencanaan operasi, tim manajemen, jadwal
kegiatan, riseiko permasalahan dan asumsi-asumsi, perencanaan
keuangan, penawaran perusahaan dan lampiran.
Sedangkan isi perencanaan bisnis menurut max coulth terdiri
dari direksi, fungsi-fungsi organisasi terdiri dari pemasaran,
operasional, sumber daya manusia dan keuangan. Bentuk isi
perencanaan bisnis tidak ada namun secara garis besarnya
perencanaan bisnis yang dipersiapkan harus dapat memperlihatkan
keadaan atau kondisi bisnis, arah bisnis, perencnaan, untuk mencapai
tujuan dan membuat prosedur operasi.
C. Arah Perencanaan Bisnis
Pada tahapan ini akan menjelaskan mengenai empat kompenen
yaitu, visi dan misi, lingkungan, tujuan dan strategig serts struktur.
1. Visi dan Misi
Zimmerer(dalam Hamali., 2016: 57) mengemukakan
bahwa seorang wirausahawan harus dapat mengembangkan visi
yang jelas dan menerjemahkannya menjadi pernyataan misi
yang bermakna. Visi yang menggambarkan tujuan utama dari
bisnis, visi ini berisi pernyataan yang jelas tentang posisi bisnis
yang dinginkan. Jadi pernyataan yang singkat ini dapat
menggambarkan tujuan utama dari usaha.
19

Sedangkan pernyataan misi yang dapat djawab dengan


beberapa pertanyaan berikut :
a. Pada bisnis apa kita berada ?
b. Apa yang akan kita lakukan ?
c. Untuk siapa dan kenapa ?
d. Apa yang membedakan bisnis ini dengan yang lain ?
Jadi pernyataan bisnis harus mendefenisikan bisnis dengan
jelas dan bagaimana tujuan perusahaan, konsumen, produk,
pelayanan, pasar dan filosofi yang terkandung untuk mencapai
visi perusahaan.

2. Lingkungan
Ketika menentukan lingkungan, harus dinilai pengaruh
dari factor internal dan eksternal bisnsi tersebut. Pengaruh dari
kedua factor tersebut akan menentukan untuk pengembangan
bisnis strategis dan akan membantu dalam mengidentifikssi
peluang potensial dan ancaman dalam bisnis. Ada dua jenis
lingkungan yang akan dibahas dalam perencanaan bisnis,
general environment dan immediate environment. Hal-hal yang
perlu ditinjau dari general environment :
20

a. Politik
Pemerintah menentukan pajak dan subsidi serta tarif
impor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung terhadap kompetisi lingkungan bisnis dan dapat
mengurangi maupun memotong the nature of your business.

b. Ekonomi
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi bisnis
adalah stabilitas pajak, simpanan masyarakat, depresisi,
pasar tenaga kerja, pembentukan ekonomi mikro,
infrastruktur politik eksternal (seperti, trade policy, strategi
pengembangan eksport dan lain-lain). Tapi factor yang perlu
di perhatikan yaitu factor yang mempengaruhi biaya
produksi (harga pemasok dan competitor serta fiscal
pemerintah dan monetary) dan kondisi pasar produk atau
jasan yang akan di produksi.
c. Sosial
Pengaruh soaial untuk bisnis adaah perbedaan budaya,
gaya hidup konsumen, dimana keduanya saling memiliki
pengaruh terhadap permintaan produk atau servus yang
diproduksi.

d. Teknologi
Kesempatan dalam teknologi bisa jadi ancaman dan
peluang dalam bisnis. Ancaman yang akan menjadi resiko
untuk nisnis ketika mengivestasikan sejumlah uang untuk R
dan D dengan tidak ada jaminan bahwa teknologi akan
diterima. Peluang didapatkan ketika teknologi membawa
pebisnis untuk bertahan dalam waktu yang lama dalqm
tantangan berkompetisi.
21

Selanjutnya, hal yang paling penting untuk dianalisa


dalam lingkungan bisnis adalah immediate environment yang
merupakan fundamental yang penting dalam kesehatan bisnis.
Lingkungan ini akan mengisolasi bisnis dari peluang dan
ancaman. Dalam immediate environment yang akan dianalisa
mengenai analisis industry dan five forces competitive
advantage dari porter.

3. Tujuan dan Strategi

Tujuan dan strategi yang diperlukan dalam perencanaan


bisnis, karena jika tujuan dan strategi tidak dapat dipastikan
perencanaan bisnis yang dibuat tidak akan dengan optimal.
Tujuan dan strategi yang utama dalam bsinis adalah bagaimana
membangun dan memperbaiki posisi bisnis dalam persaingan
bisnis jangka Panjang.
Untuk memperoleh suatu tujuan dan strategi harus
menjawab tiga kunci pertanyaan pada tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2
Tiga kunci pertanyaan
Kunci pertanyaan Langkah-langkah Alat/metode
1. Dimana posisi Present position • Analisa SWOT
bisnis sekarang. analysis (kekuatan,
kelemahan,
kesempatan, dan
ancaman)
2. Kemana arah Tujuan • Penetapan Tujuan
bisnis yang
diinginkan
3. Bagaimana cara Strategi • Penentuan strategi
mencapai tujuan • Driving force
bisnis tersebut analysis
22

• Sustainable
competitive
advantage

▪ Key success factors, merupakan kunci yang harus dimiliki usaha


untuk menemukan pilihan tujuan.
▪ Analisa kekuatan dan kelemahan, analisis ini akan
mengidentifikasikan factor internal yang membantu atau yang
menggambarkan usaha bisnis dalam menemukan tujuan usaha.
▪ Analisa kesempatan dan ancaman, factor-faktor lingkungan
yang akan mempengaruhi faourably atau unfavourably pada
usaha bisnis dalam mencari tujuannya.
▪ Driving force analysis, yang menggambarkan factor-faktor yang
akan memberikan pengaruh terpenting pada kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan tujuannya.
▪ Sustainable competitive advantage, yang menggambarkan
factor-faktor kemampuan yang dibutuhkan pelaku bisnis untuk
menjaga posisi relative yang mendukung untuk melawan
komoetitor.
▪ Gap analysis, usaha yang eksis menggunakan gap analysis
untuk meninjau keinginan masa yang akan datang dengan
keadaan masa sekarang terhadap tujuan bisnis. Hal ini akan
membantu usaha bisnis untuk meninjau dan memodifikasi
strategi yang dibutuhkan.
23

4. Struktur

Dalam mendirikan suatu usaha, terdapat dua hal penting


mengenai struktur usaha yang baru dibentuk, struktur berupa
legal yang dqpat diaplikasikan pada perusahaan, yaitu sole
proprietorship, partnership, limited company dan limited
liability partnership. Masing-masing struktur legal tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengaplikasikannya.

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Struktur Legal Perusahaan


Struktur Legal Kelebihan Kekurangan
Sole Proprietship Biaya rendah, mudah Memiliki kreadibitas
didirikan,pelaporan keuangan rendah, sulit
sederhana. meningkatkan modal
Partnership Lebih banyak input modal, Apa bila terjadi
lebih modal, lebih mudah kegagalan bisnis lebih
meningkatkan anggaran sulit diakhiri, seluruh
partner memiliki
tanggung jawab terhadap
utang usaha.
Limited Company Resiko tanggung jawab pribadi Pelaporan keuangan lebih
lebih rendah. Deviden dapat sulit, lebih banyak
menjadi tambahan terhadap dokumen yang harus
upah dikerjakan
Sumber : Georgina Palfii, How Business Works, (2015:29)

Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah


suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan, jenis wewenang
pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi. Struktur organisasi tidak memiliki suatu cara yang
24

benar untuk menstruktur suatu perusahaan. Biasanya perusahaan


tidak benar-benar menunjukkan satu versi struktur, tetapi lebih
kepada gabungan dari beberapa versi struktur. Struktur diperoleh
dari strategi dan menunjukkan framework atau kerangka kerja
untuk mencapai strategi tersebut. Struktur akan mengidentifikasi
hubungan antara manajer dengan sumberdaya yang mendukung
dan akan menentukan keputusan dan tindakan yang diambil.

2.1.3 Perencanaan Pemasaran

Menurut Spiro dkk. (dalam Solihin., 2015 : 175), konsep pemaran


merupakan sebuah filosofi yang menyatakan bahwa, “achieving
organizational goals depend on the firm’s ability to identify the needs and
wants of a target market, and then to safisfy those needs and wants better
than the competition does.”
Berdasarkan pendapat tersebut, Spiro dkk menyebutkan bahwa
terdapat tiga pilar dalam membentuk konsep pemasaran yaitu :
1. Customer/Market Orientation;
2. Coordination of Marketing Activities;
3. Profitable Sales Volume.
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan
tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya
pemasaran produk merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu
organisasi bisnis. Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan
perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak direncanakan
dengan baik. Banyak pengusaha, terutama yang berskala menengah ke
bawah sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun program
pemasaran secara formal, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu
mencapai pasar sasarannya.
25

2.1.3.1 Segmentasi Pasar (Segmenting)


Targeting dapat diartikan pula sebagai pasar sasaran. Selama
ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran
yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa
pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan
dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat
berpencar dan tersebar secara bervariatif dalam tuntutan kebutuhan
dan keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran yaitu sebuah pasar
yang terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau
keinginan tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil
bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan
tersebut.
Menurut Kotler,(2015) target market adalah spesifik grup
pelanggan yang ditujukan oleh perusahaan dalam memasarkan
barang dan jasanya. Sedangkan menurut Menurut Kotler dan
Aamstrong (2016: 223), setiap pembeli di pasar memiliki keinginan,
sumber daya, lokasi, sikap dalam membeli yang berbeda-beda.
Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar menjadi
segmen yang lebih kecil yang dapat diraih lebih efisien dan efektif
dengan produk dan jasa yang cocok dengan kebutuhan unik pembeli.
• Segmenting Costumer Markets
Ada beberapa variabel utama dari segmentasi pasar konsumen,
yaitu :

1. Geographic Segmentation

Segmentasi geografis meliputi bangsa, wilayah, negara,


kabupaten, kota, ataupun bahkan tetangga. Perusahaan dapat
memutuskan untuk menjalankan di dalam satu atau beberapa
area geografis, atau menjalankan disemua area tetapi
memperhatikan kepada perbedaan geografis dalam kebutuhan
dan keinginan.
26

2. Demographic Segmentation

Segmentasi geografis membagi pasar kedalam segmen-segmen


berdasarkan variabel seperti umur, siklus hidup, jenis kelamin,
pendapatan, pekerjaan, Pendidikan, agama, etnis, dan generasi.
3. Psychographic Segmentation
Segmentasi psikografis membagi pembelinya kedalam,
segmentasi berbeda ke dalam kelas social, gaya hidup, atau
karakteristik personal.
4. Behavioral Segmentation
Segmen ini membagi pembeli berdasarkan pengetahuan mereka,
tingkah laku, penggunaan dari barang, atau respon kepada
barang.
5. Segmenting Business Markets
Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel
yang sama untuk menentukan pasar local. Pembeli dapat
melakukan segmen berdasarkan pasar konsumen (costumer
markets), para pemasar juga menggunakan beberapa variabel
tambahan, seperti karakteristik operasi, pendekatan pembelian,
factor situasional, dan karakteristik personal.
6. Segmentation International Markets
Bentuk dari segmentasi konsumen yang mana mempunyai
kebutuhan sama dan tingkah laku pembelian bahkan mereka
berada dalam lokasi di berbeda negara.

2.1.3.2 Market Targeting

Target pasar adalah sekumpulan pembeli yang berbagi


kebutuhan yanag sama atau karakteristik dimana perusahaan
putuskan layani. Target pasar mengevaluasi setiap ketertarikan
segmen dalam pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk
dimasuki.
27

Ada beberapa jenis strategi target pasar, yaitu :

• Undifferentiated marketing atau mass marketing


Dengan menggunkan strategi ini, perusahaan
memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar
dan memenuhi keseluruhan pasar dengan satu tawaran.
Maksudnya, strategi lebih difokuskan kepada kebutuhan
konsumen pada umunya daripada yang lain.
• Differentiated marketing
Strategi ini digunakan perusahaan untuk
menargetkan beberapa segmen pasar dan mendesain tawaran
yang terpisah kepada setiap segmen pasar. Dengan
menawarkan berbagai variasi produk dan pemasaran ke
dalam segmen, perusahaan akan berharap untuk penjualan
yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat dalam setiap
segmen pasar.
• Concentrated (niche) marketing
Adalah strategi yang hanya focus memasarkan
produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja,
sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada
kelompok pembeli yang palingberpotensi. Dengan focus
pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan.
Produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu,
perusahaan lebih hemat biaya baik produksi, distribusi,
maupun promosi, sebab semuanya hanya focus pada satu
atau dua kelompok.
• Micromarketing
Dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk
untuk menyesuaikan spesifik individu (individual
marketing) dan lokasi tertentu (local marketing).
28

2.1.3.3 Positioning
Positioning yaitu mencoba menempatkan produk di benak
konsumen dengan ciri-ciri untuk dapat dibedakan dengan produk
lainnya. Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra,
persepsi dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada
konsumen melalui proses komunikasi.
Menurut Kotler dan Keller diterjemahkan oleh Sabran
(2014:262) positioning is the act of designin the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer
mind. Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:172) positioning adalah
cara produk, merek, atau organisasi perusahaan dipersepsikan secara
relatif dibandingkan dengan produk, merek dan organisasi pesaing
oleh pelanggan saat ini maupun oleh calon pelanggan.
Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalm upaya
penawaran nilai dimana dalam satu segmen tertentu konsumen
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan
dibandingkan dengan pesaingnya. Jadi positioning bukan
menciptakan produk dengan menempatkan pada segmen tertentu,
tetapi positioning menempatkan produk di benak konsumen pada
segmen tertentu dengan cara komunikasi. Komunikasi yang
dibangun oleh pemasar harus menciptakan hubungan yang positif.
Kotler dan Keller diterjemahkan oleh Sabran (2015:265)
menjelaskan bahwa terdapat beberapa cara product positioning yang
dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada
konsumen yang dituju antara lain:
1. Penepatan posisi menurut atribut Perusahaan memposisikan
dirinya berdasarkan atribut atau fitur spesifik.
2. Penentuan posisi menurut manfaat Dalam pengertian ini produk
diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.
3. Penentuan posisi menurut penerapan dan penggunaan Produk
29

diposisikan sebagai alternatif terbaik untuk situasi pemakaian


atau aplikasi tertentu.
4. Penentuan posisi menurut pemakai Produk diposisikan sebagai
pilihan terbaik untuk kelompok pemakai tertentu.
5. Penentuan posisi menurut pesaing Klaim produk dihubungkan
dengan posisi persaing utama, selain itu juga bisa berupa klaim
berupa perbandingan langsung dengan produk pesaing.
6. Penentuan posisi menurut kategori produk Produk diposisikan
sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu.
7. Penempatan posisi menurut harga Perusahaan berusaha
menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga premium
atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator
nilai.

Positioning harus memiliki integritas yang artinya dari


kualitas produk, pola pikir, proses internal administrasi, cara
pelayanan, dan human resources, harus memahami dan menjiwai
keunikan yang dimiliki oleh perusahaan.

2.1.4. Perencanaan Strategi


Adapun bauran pemasaran untuk pemasaran barang yang digunakan
adalah 4P, menurut Alma, (2017:202-206), yaitu :
a. Product
Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing
semua kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang
pemasaran produk. Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun
hebatnya usaha pro distribusi dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh
produk yang bermutu disenangi oleh konsumen maka kegiatan
marketing mix ini tidak akan berhasil. oleh sebab itu perlu diteliti
produk apa yang anda pasarkan bagaimana selera konsumen masa kini
perlu mendapat perhatian yang serius.
30

b. Price
Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan
pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap
satu lembaga yaitu kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir dan
retailer Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga
tinggi akan tetapi yang dimaksudkan adalah harga yang tepat.
Bagaimana menentukan harga yang tepat sangat tergantung kepada
berbagai faktor misalnya faktor harga pokok barang, kualitas barang,
daya beli masyarakat. keadaan persaingan, konsumen yang dituju dan
sebagainya.

c. Place/Saluran distribusi
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada
perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting
sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini
adalah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan
dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran jika
tidak ada orang yang menjajakan, tidak ada toko, kios, supermarket dan
sebagainya. Dalam sebuah ungkapan dikatakan: You can eliminate the
middle men, but cannot eliminate their functions. Artinya: anda dapat
meniadakan perantara akan tetapi tidak bisa menghilangkan fungsinya.
Perantara dapat menjadi agen pembelian yang baik bagi para konsumen,
dan dapat pula menjadi penjual yang ahli bagi produsen.
Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara
para retailer guna meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik
pajangannya akan diberi hadiah. Atau produsen tidak mengadakan
perlombaan, tapi hanya meminjam rak toko dari suatu toko selama
sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajangannya.
Distributor ini harus dipilih secara berhati-hati, sebab dalam
dunia bisnis banyak kemungkinan terjadi ketidak jujuran. Padahal sudah
ditekankan bahwa bisnis yang berhasil dan bisa hidup kontinu ialah
bisnis yang dijalankan atas dasar etika kejujuran, artinya berprilaku jujur
31

dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati janji,
dan sebagainya Ada ungkapan Choose your distribution channel like
chossing your wife, because when you get trouble it's difficult to set it
right.

d. Promotion
Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua
sejoli yang saling berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini
harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen,
dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu
suksesnya usaha marketing. Termasuk di dalam kombinasi promosi ini
adalah kegiatan-kegiatan advertising, personal selling, promosi
penjualan, publicity, yang kesemuanya perusahaan dipergunakan untuk
penjualan.
Advertising berarti berita tentang barang dan jasa pengertian
yang lebih lengkap tentang advertising ialah bentuk presentasi atau
penyajian dan promosi mengenai ide, barang-barang, atau jasa yang
dilakukan oleh sponsor tertentu. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk-
bentuk iklan di mass media cetak atau elektronik, papan reklame,
spanduk, poster dan sebagainya. Personal Selling adalah presentasi
melalui percakapan satu atau dua orang penjual untuk tujuan melakukan
penjualan. Personal Selling ini dapat terjadi di toko, di rumah-rumah
atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen
penjual.
Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi
dorongan kepada pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan
imbalan akan mendapat hadiah atau bonus tertentu. Biasanya sales
promotion dilakukan pada periode tertentu. Hadiah-hadiah yang
diberikan dapat dilakukan melalui undian, korting, atau jual obral.
32

Tujuan diadakan sales promotion:


• Menarik para pembeli baru
• Memberi penghargaan kepada pemakai yang lama
• Meningkatkan daya beli lain
• Menghindarkan konsumen lari ke merek lain
• Meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek
Public Relations atau Publicity tujuan dari publicity ini ialah
untuk memberikan citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan.
Melalui publicity dapat dibentuk pandangan baik dan mencegah berita-
berita negatif terhadap perusahaan. Contoh publicity ialah mengundang
para wartawan berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara
kemudian memuat berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa
pembayaran.

2.1.5 Perencanaan Operasional


Tujuan perencanaan operasi harus mengacu pada misi bisnis, basis
for growth dan apa yang dapat membuat bisnis menjadi sukses. Tujuan
operasi dapat memasukkan : target yang ditetapkan untuk produktivitas
pekerja, mengidentifikasi kontribusi utama yang memboroskan dan
menentukan target untuk membuang pemborosan tersebut, menentukan stok
optimum, mengidentifikasi dan memberikan prioritas pada item capital
expenditure untuk operasi, menentukan program dalam menjalankan
operasi.
Menurut Rangkuti (2015) “Manajemen Operasi adalah salah satu
kegiatan manajemen fungsional. Kegiatan manajemen operasional selalu
berkaitan dengan proses transformasi semua masukan (input) sumber daya
secara terpadu sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dalam bentuk
keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa. Kegiatan melalui
proses transformasi tersebut dilakukan secara efektif dan efesien, dan diukur
berdasarkan kriteria tertentu secara spesifik. Hasilnya berupa kinerja produk
33

atau jasa serta proses teknologi dan sesuai dengan tujuan pasar yang ingin
dicapai.”
Untuk memperoleh tujuan dapat mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut dalam strategi operasi:
• Fasilitas (lokasi, bangunan, layout, plant)
• Material (inventory/stok, raw materials)
• Proses (metoda produksi)
• Teknologi
Untuk produksi yang lebih baik, dibutuhkan penentuan standar dasar
dalam operasi agar dapat dilakukan pengukuran terus menerus (Pengukuran
performance). Perbaikan dapat terus dimonitor dan standar yang ditetapkan
dapat menunjukkan perbaikan. Terdapat lima dimensi yang dapat diusulkan
untuk mengukur performance, yaitu : kualitas, biaya, jasa, fleksibilitas dan
inovasi.

2.1.6 Perencanaan Sumber Daya Manusia


Kesuksesan suatu perusahaan ditunjang oleh sumber daya manusia
yang baik. Menurut Kasmir (2016) perencanaan sumber daya manusia
adalah kegiatan merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai
dengan analisis jabatan yang sudah dibuat. Perencanaan tenaga kerja
meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta persyaratan yang
diinginkan. Hal ini penting agar perusahaan tidak mengalami kekurangan
atau kelebihan karyawan.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam
suatu perusahaan. Perkiraan tentang kebutuhan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan perusahaan, dan jumlah orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan atau aktivitas tersebut yang didasarkan pada
berbagai pertimbangan, antara lain rencana produksi atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan jenis atau bidang investasi yang dijalankan.
34

Perencanaan sumber daya manusia harus dipastikan bahwa orang-


orang:
1. Diberdayakan secara efesien dengan kendala keputusan manajemen
operasi yang lain.
2. Memiliki kualitas lingkungan kerja yang memadai dalam atmosfir yang
terdiri dari komitmen dan kepercayaan satu sama lain.
Kualitas lingkungan kerja (quality of work life) yang memadai
adalah bahwa sebuahpekerjaanyang tidak hanya cukup aman dan dibayar
cukup, tetapi juga mencapai tingkat memadai bagi persyaratan baik fisik
maupun psikologis. Sedangkan Komitmen bersama (mutual commitment)
adalah baik manajemen dan karyawan sama-sama berjuang untuk
memenuhi tujuan umum. Kepercayaan bersama (mutual trust) juga
tergambar dalam kebijakan ketenagakerjaan yang layak dan
terdokumentasi, yang diterapkan secara jujur dan adil demi kepuasan
manajemen dan karyawan ( Heizer dan Render, 2005).

a. Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja (labor planning) menetukan kebijakan


yang berkaitan dengan (1) kestabilan tenaga kerja dan (2) jadwal kerja.
1. Kestabilan tenaga kerja

Kestabilan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah karyawan


yang dipertahankan oleh sebuah organisasi pada suatu waktu
tertentu. Terdapat dua kebijakan dasar yang berkaitan dengan
kestabilan.
a. Ikuti permintaan dengan tepat.

b. Menjaga jumlah karyawan secara konstan.


2. Jadwal Kerja
Menurut Heizer dan Render (2005), di Amerika Serikat
jadwal kerja standar ( standar work schedule) adalah 8 jam per hari
dan 5 hari per minggu. Akan tetapi, terdapat juga beberapa variasi
bergantung kepada perusahaan dan jenis industrinya. Selain itu,
35

minggu kerja yang fleksibel (flexible work week), yaitu sebuah


jadwal kerja yang berbeda dari jadwal normal atau jadwal standar
selama 8 jam per hari ( seperti 10 jam per hari selama 4 hari per
minggu).

2.1.7 Perencanaan Keuangan


Untuk mereprentasikan kesempatan investasi yang baik, barang atau
jasa harus menghasilkan keuntungan kompetitif dan memenuhi kebutuhan
konsumen tertentu. Adanya kesempatan investasi tersebut tergantung pada
tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan besarnya investasi yang
dibutuhkan untuk merebut kesempatan tersebut. Salah satu bagian penting
dalam penyusunan business plan adalah penyusunan perencanaan keuangan
(financial planner).
Untuk mempresentasikan kesempatan investasi yang baik,
perusahaan perlu melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut
dapat digunakan oleh investor sebagai ukuran kesehatan keuangan
perusahaan, apakah perusahaan daoat bertahan apabila kondisi
perekonomian memburuk, dan prospek seperti apa yang dapat dicapai
dalam perkembangan perusahaan di masa depan (Palffi, 2015 : 144-145).
a. Net Present Value

NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan
nilai sekarang dari investasi. Bila selisih antara present value dari cash
flow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek investasi
layak, sebaliknya bila present value dari cash flow lebih kecil investasi
maka NPV negative dan investasi dianggap tidak layak. Dengan
demikian dalam perhitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting,
yaitu :
36

a. Menaksir arus kas


b. Menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan
Untuk memperhitungkan nilai waktu uang dari semua arus kas
proyek. Arus kas dapat berupa pengeluaran (cash outflow) dan
penerimaan (cash inflow). Kriteria penerimaan bila NPV nol atau positif
berarti present value dari arus kas masuk sama dengan atau lebih besar
dari present value dari arus keluar.
b. Profitability Indeks (PI)
Profitability Indeks adalah rasio antara Present Value
penerimaan arus kas dan Present Value pengeluaran arus kas.
Kriteria penerimaan proyek dicapai apabila Present Indeks sama
dengan atau lebih besar dari 1, yang berarti Present Value arus kas
masuk sama dengan atau lebih besar dari Present Value arus kas keluar.
c. Payback Period
Payback period merupakan suatu periode yang menunjukkan
berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dalam
kembali.

2.1.8 Analisis SWOT

Analisis SWOT menurut Rangkuti (dalam Hamali, 2016 : 107)


menyatakan indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan kepada hubungan
antar berbagai faktor internal terhadap faktor eksternal suatu organisasi.

Analisis SWOT memungkinkan organisasi untuk memformulasikan


dan mengimplementasikan. Strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan
dan tujuan organisasi. Analisis ini merupakan bentuk analisis situasi dan
kondisi yang bersifat deskripsi, dimana situasi dan kondisi ditempatkan
sebagai faktor masukan, kemudian akan dikelompokkan menurut konribusi
masing-masing.
37

Analisis SWOT terbagi atas empat kompenen dasar, yaitu :


a. Strenghts (S), yaitu situasi atau kondisi yang internal berupa kekuatan
dari organisasi.
b. Weaknesses (W), yaitu situasi atau kondisi internal berupa kelemahan
dari organisasi.
c. Oppurtunities (O), yaitu situasi atau kondisi eksternal berupa peluang
bagi organisasi.
d. Threats (T), yaitu situasi atau kondisi eksternal berupa ancaman bagi
organisasi.
Metode analisis SWOT yang berguna untuk melihat suatu
permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisis ini merupakan
arahan untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari
peluang yang ada, dengan mengurangi kelemahan dan menghindari
ancaman (Hamali,2016:110).

2.1.9 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa temuan-temuan atau teori-teori


melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang dangat
perlu dan dapat dijadikan untuk data pendukung. Salah satu data pendukung
yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam
penelitian ini.

Dalam hal ini, fokus penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan


adalah terkait dengan penerapan Model Timmons. Oleh karena itu, peneliti
akan melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian yang
berisi jurnal-jurnal melalui web.

Berdasarkan penilitian ini dapat dilihat bahwa Model Timmons dapat


menjadi Tools yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi suatu
usaha yang berujung pada kelayakan finansial. Selanjutnya hasil penelitian
mengatakan bahwa Timmons Model dapat digunakan dengan baik oleh
38

bisnis ritel, menandakan dapat diterapkan di berbagai jenis usaha. Dan


menjadi alternatif untuk menuju finansial yang sehat.

2.1.10 Keunggulan bersaing


Konsep keunggulan bersaing digambarkan oleh Porter dalam
Sunyoto (2015) sebagai inti sari dari strategi bersaing. Menurut Porter ada
strategi bersaing yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh
keunggulan bersaing ada tiga, yaitu:
1. Strategi inovasi, yaitu digunakan untuk mengembangkan produk atau
jasa yang berbeda dari pesaing;
2. Strategi penurunan biaya, yaitu menekankan pada usaha perusahaan
untuk menjadi produsen dengan penawaran harga produk yang rendah;
3. Strategi peningkatan mutu, yaitu lebih mengutamakan pada penawaran
produk atau jasa yang lebih berkualitas, meskipun produknya sama
dengan pesaing.

Keunggulan bersaing yang sudah dicapai suatu perusahaan harus


dipertahankan, untuk menjadikan keunggulan bersaing tersebut menjadi
keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Menurut Barney dan Wright
dalam Sunyoto (2015), ada empat kondisi yang harus dipenuhi sebelum
suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan bersaing yang
berkelanjutan:
1. Merupakan sumber daya perusahaan yang sangat berharga (valueable),
terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memanfaatkan
kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan
perusahaan;
2. Relatif sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di
lingkungan kompetitif;
3. Sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi;
4. Tidak dapat dengan mudah digantikan/subtitute oleh produk lainnya
yang signifikan.
39

Dalam fokus biaya perusahaan mengusahakan keunggulan biaya


dalam segmen sasarannya, sementara dalam fokus diferensiasi perusahaan
mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya. Perusahaan yang
berhasil menciptakan keunggulan bersaing (competitve advantage) adalah
perusahaan yang menciptakan inovasi dan kreativitas melalui proses inovasi
yang efektif dan terencana menurut Gupta dan MacDaniel 2002 dalam
Wawan Dhewanto dan kawan-kawan (2014:2).

2.1.10.1. Inovasi

Mempertahankan produk untuk selalu diminati konsumen


memerlukan usaha yang kretif seperti membuat inovasi-inovasi
dari produk yang ditawarkan, dengan harapan dapat membuat
konsumen tidak akan berpindah keproduk yang lain. Inovasi itu
sendiri adalah salah satu faktor penentu dari sukses perusahaan
yang diperlukan agar tetap bertahan, atau menjadi lebij kompetetif.
Hubeis (2012:67) mendefinisikan inovasi sebagai suatu
perubahan atau ide besar dalam sekumpulan informasi yang
berhubungan antara masukan dan iuran. Dari definisi tersebut
didapat dua hal, yaitu inovasi apabila produk atau prosesnya
ditingkatkan, selanjutnya dapat menjadi awal dari proses
penjualan di pasar.
Berdasarkan paparan di atas, maka inovasi bak proses
maupun produk meruoakan suatu perubahan pada sekumpulan
informasi yang berhubungan dan terkait dengan upaya
meningkatkan atau memperaiki sumber daya dan menggabungkan
sumber daya yang menjadi suatu konfigurasi baru atau spesifikasi
produk yang lebih produktif, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dipengaruhi oleh kepastian untung atau rugi proses
waktu melaksanakannya , dalam rangka meraih keunggulan
kompetitif.
40

2.1.10.2. Inovasi Produk

Menurut Myers dan Marquis dalam Kotler (2016:454)


menyatakan bahwa inovasi produk adalah gabungan dari
berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang
satu dengan yang lain. Hal tersebut juga didukung oleh Freeman
(dalam sukmadi., 2016:30) yang berpendapat bahwa inovasi
merupakan upaya dari perusahaan melalui penggunaan teknologi
dan informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan
mesarkan produk atau jasa yang baru untuk industry. Dengan kata
lain, inovasi adalah memodifikasi atau penemuan ide untuk
perbaikan secara terus-menerus serta pengembangan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sedangkan Kilbourne and Woodman (dalam Sousa, et.al.
2012: 32) menunjukkan bahwa sistem inovasi tergantung pada
sejumlah variabel selain kreativitas, seperti otonomi, informasi
yang tersedia, sistem imbalan, pendidikan atau pelatihan, sistem
authority, partisipasi dalam pengambilan keputusan, atau
kekompakan tim.
Berkaitan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
inovasi produk adalah gambaran dari berbagai proses mulai dari
konsep suatu ide baru, penemuan baru dan suatu perkembangan
dari suatu pasar yang baru yang saling mempengaruhi antara yang
satu dengan yang lain.

2.1.10.3. Jenis-Jenis Inovasi

Menuru Hubeis (2012: 75) inovasi produk merupakan


pengetahuan produk baru, yang seringkali dikombinasikan dengan
hal baru untuk membentuk metode produksi yang tidak diketahui.
Sehingga inovasi produk terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Inovasi Produk Baru yaitu produk radikal
41

2. Inovasi Pengembangan Produk yaitu produk bertahap


Inovasi yang sukses adalah sederhana dan terfokus. Ia
harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat
diterapkan. Dalam prosesnya, ia menciptakan pelanggan dan pasar
yang baru. Dalam buku Lupiyoadi (2004:155) terdapat jenis-jenis
inovasi bedasarkan para ahli.
Menurut Schumpter inovasi yang dapat dilakukan wirausaha
adalah :
1. Pengenalan suatu barang baru, atau perbaikan dari barang yang
sudah ada
2. Pengenalan metode produksi baru
3. Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor pada daerah
baru
4. Penciptaan atau pegadaan persediaan bahan mentah atau
setengah jadi baru
5. Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru

2.1.10.4. Kerangka Pemikiran

Untuk memulai suatu bisnis di perlukan gagasan usaha.


Gagasan usaha berasal dari peluang, yaitu celah pasar atau
mungkin juga gagasan yang muncul dari dalam diri. Peluang dapat
di analisis dan diidentifikasi melalui pengembangan kreativitas
(gagasan), melalui metode pengamatan antara lain dengan
mengamati perkembangan competitor. Terkait dengan usaha jasa
ini, tentu idenya adalah bagaimana menyediakan produk Parfume
Refill ini dengan konsep menarik, inovasi, dan bernilai lebih.
Dengan tingginya masyarakat pangkalan kerinci yang akan
memakai produk Parfume Refill dari Shin Parfume Fragrance ini
yang sangatlah besar. Namun tentunya pangsa pasar ini, kualitas
produk dan jasa pelayanan harus di utamakan.
42

Inovasi pada produk parfume refill tersebut tentunya bisa


dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap jasa yang telah
ditawarkan oleh pesaing. Pengamatan ini berfungsi untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk. Inovasi tersebut
bisa dilakukan dalam segala hal, misalnya dalam hal pemasaran,
keuangan, sumber daya, dan kualitas bahan yang digunakan.
Namun tentunya hal ini tidaklah mudah dilakukan karenanya
seorang wirausahawan harus lebih jeli dalam melihat peluang
tersebut. Dengan kejadian dan nalurinya sebagai seorang
wirausaha, tentunya peluang tersebut dapat dicerna dan di
manfaatkan.
Gagasan atau inovasi tentang produk Parfume Refill dapat
menjadi usaha yang unggul, apabila produk tersebut dapat
dipasarkan. Karena itulah dibutuhkan analisis tentang potensi
pasar dari inovasi produk Parfume Refill. Dengan mengananalisa
lingkungan usaha serta persaingan yang ada, maka wirausahawan
dapat mengukur sejauh mana tingkat peluang dan keberhasilan
yang diharapkan. Dari hal tersebut makma dapat disusun suatu
target bisnis yang dapat terukur dan terealisasi.
Apabila potensi dari usaha tersebut dinilai layak untuk
ditindak lanjuti, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan
adalah membuat suatu perencanaan bisnis yang didalamnya
setidaknya membahas bagaimana perencanaan tersbut dari sisi
pemasaran, keuangan, sumber daya manusia dan operasiona.
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini :
43

Gambar 2.1
Diagram alur Kerangka Pemikiran

Gagasan

ANALISA POTENSI
PROYEK
Lingkungan & Keunggulan
Produk

TIDAK
Layak?
IYA

PERENCANAAN

PEMASAR OPERASI SDM KEUANGA


AN Deskripsi Struktur N
Proyeksi operasi dan organisasi Cash Flow
penjualan & Proses dan rincian Laba Rugi
rincian
program
operasi tugas Ratio

Layak? TIDAK

IYA

START UP
44

Table 2.4 Jurnal Internasional Bussines Plan


TITTLE/A Production and Effects of An international
A test method Effects of
U Characterizatio perfume study of unisex
for evaluation perfume
n of packaging on and “same‐
of on
Novel Perfume Basque female name” fragrance
colourfastness mechanic
d Curtain consumers brands
of textiles to al and
Fabrics purchase
perfumes color
decision in
properties
Spain
of cotton
fabrics

DETAIL L Afaf Management Kavitha Krishn Internation Journal of Product


Farag Shahba Decision amoorthi (Depar al Journal & Brand

Research tment of Fashion of Clothing Management


ISSN: 0025- Science and
Journal of Technology,
1747 Technology ISSN: 1061-0421
Textile and Kumaraguru
Apparel
Publication date: College of ISSN: 0955 Publication date: 1
13 August 2018 Technology, -6222 October 1999
ISSN: 1560-
6074 Coimbatore, Ind
ia) Publication

Publication date: date: 2


Srinivasan Jaga
1 November March 2015
nnathan (Depart
2008
ment of Fashion
Technology,
Kumaraguru
College of
Technology,
Coimbatore, Ind
ia)
45

.4
Type: Research
Article
DOI: https://doi
.org/10.1108/IJ
CoMA-10-
2012-0065

PURPOSE The purpose of The purpose of The


this paper is to this paper is to purpose of
examine the present a this paper is

effect of laboratory-based to examine


test method to the effects
working capital
evaluate of perfume
management on
colourfastness of on cotton
firms’
silk fabrics when fabrics and
performance
perfumes are satisfy the
for a sample of applied on it. perfume
firms listed on a user’s
small emerging curiosity on
market, namely this issue.
Amman Stock
Exchange

DESIGN The paper Three different In this


includes a simple methods study, the

conceptual as like simple spray selected


as method, rubbing perfume
well
and perspirometer was applied
empirical
were used. In on woven
analysis, in
simple spray and knitted
which data
method, standard cotton
from a sample quantity was fabric
46

of listed firms sprayed from samples in


for the period constant distance. order to

from 2000 to In rubbing investigate

2008 are fastness tester, the effects


perfume sprayed of perfume
analyzed to
fabric was on
examine if
subjected to mechanical
more efficient
rubbing. and colour
working capital
Similarly, properties
management perfume sprayed of the
improves fabric was kept in fabrics. For
firms’ perspirometer this purpose
accounting prof similar to the chosen
itability and fir perspiration perfume

ms’ fastness testing was applied


method. As a new in two
value. Cash co
method, perfume different
nversion cycles
applied fabric was amounts
as well as its
again treated with (four
components are
perspiration spraying
used as
solution and and eight
measures of colour change and spraying)
working capital staining were from the
management observed. same
skills. In this distance to
study, two the fabric

performance surface.
Then the
measures are
fabric
used: one
samples
accounting and
were left
one market
for 24 hours
measure,
in order to
believing that
47

wealth fulfill the


maximization daily usage

is shareholders’ conditions.
Samples
main concern.
were
To bring up
evaluated in
more robust
terms of
results, this
tensile
study used strength,
more than one pilling and
estimation abrasion
technique, tests,
including panel respectivel
data analysis, y. Colour

fixed and measureme


nt test was
performed
for
investigatin
g the fading
effect of the
perfume
and FTIR
analysis
was carried
out for
examining
the
chemical
changes.
48

FINDINGS Using robust The study results Result of


estimation reveal a strong the study

techniques this negative revealed

study found relationship that


between the perfume did
that profitabilit
measures of not have
y is affected
liquidity any effects
positively with
management and on tensile
the cash conver
On comparing the strength
sion cycle. This different methods, properties
indicates that it is suggested that of cotton
more profitable method using knitted and
firms are less fabric applied woven
motivated to with both perfume fabrics and
manage their and perspiration caused
solution kept in serious
working
perspirometer will decrease in
capital. In
simulate actual pilling and
addition,
wearing condition abrasion
financial
and will give the values and
markets failed
actual effect of negatively
to penalize Perfume on fabric affected
managers for colour. colour
inefficient characterist
working capital ics of
management in fabrics.

emerging
markets.

VALUE The paper's This study has In literature


originality and identified critical there was

value lies in management no study


practices which investigatin
suggesting that
are expected to g the effect
49

policy makers help out finance o of perfume


in emerging far, no standard on

markets need to method is mechanical


available. Hence, and colour
motivate and e
this test method properties
ncourage
will enable fabric of garment.
managers and s
manufacturers, Thus this
hareholders to
perfume study will
pay more
manufacturers and be the first
attention to customers to be concerning
working capital aware of effect of this issue.
through perfumes on
improving fabric colour and
investors’ aesthetics.

awareness and
improving
information
transparency.

Sumber : https://www.emerald.com/insight/
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan perencanaan bisnis ini adalah untuk :


1. Memberikan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan
bisnis yang dapat diterapkan “Shin Parfume Fragrance berdasarkan
aspek-aspek lingkungan bisnis, pemasaran, operasional, sumber daya
manusia, keuangan, dan system manajemen bisnis
2. Mempelajari layaknya perencanaan bisnis “Shin Parfume Infragrance”
berdasarkan kriteria kelayakan “Timmons Model “dengan melihat
kepada segi pasar ekonomi dan tim manajemen manajemen.

3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dan perencanaan bisnis ini diharapkan dapat menghasilkan


informasi yang relevan yang dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya :

• Implikasi Manajemen
Hasil Penelitian dan Perencanaan Bisnis Parfume ini diharapkan dapat
digunakan oleh penulis sebagai pendiri bisnis Shin Parfume Fragrance untuk
menjadi acuan dan pedoman dalam menjalankan bisnis dan menjadi tolak ukur
dalam mengevaluasi kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

• Implikasi Akademik
Penelitian dan perencanaan bisnis parfume ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kewirausahaan serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terkait bisnis Shin Parfume Fragrance.

50
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian


4.1.1 Jenis Penilitian
Jenis Penelitian ini merupakan applied Research, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah dalam
konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu
(Sekaran;2016:1). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
memecahkan permasalahan terkait perencanaan bisnis, dan hasil
penelitian ini akan diterapkan dalam perencanaan bisnis yang
kemudian akan diimplementasikan dalam menjalankan bisnis yang
telah direncanakan.

4.1.2 Unit Analisis


Unit analisis yang mengarah pada tingkat keseluruhan data
yang terkumpul selama tahap analisis data (Sekaran;2016: 32-33).
Dalam menyusun perencanaan bisnis, unit analisis yang digunakan
terdiri dari dua tingkatan, yaitu
1. Individu
Unit analisis individu dalam menyususn perencanaan
bisnis dianalisasi untuk mengetahui ketertarikan masyarakat
terhadap produk yang akan dipasarkan.
2. Industri
Unit analisis industry dalam menyusun perencanaan bisnis
yang dianalisa untuk mengetahui keadaan lingkungan bisnis,
pasar,pemasok, dan distributor yang memiliki pengaruh relevan
terhadap perencanaan bisnis.

51
52

4.1.3 Time Horizon


Penelitian ini dilakukan dengan cross-sectional studies,
yaitu sebuah studi yang dilaksanakan di mana data yang
dikumpulkan hanya sekali, pada suatu periode dari harian atau
mingguan atau bulanan, untuk menjawab pertanyaan penelitian
(Sekaran;2016:34).

4.2 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel yang ditetapkan sebagai dasar dalam


menyusun perencanaan bisnis adalah indicator untuk mengevaluasi peluang
usaha yang dikembangkan oleh oleh Timmons (dalam Spinelli dan Adams;
2012 :139-140). Sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kriteria Timmons untuk Mengavaluasi Kelayakan Usaha

VARIABEL KRITERIA INDIKATOR


Potensi Tinggi Potensi Rendah
1. 1. Pasar pasar Terindentifikasi Tidak
teridentifikasi
konsumen Terjangkau Tidak terjangkau
waktu Kembali modal < 1 tahun > 3 tahun
Nilai tambah Tinggi Rendah
usia produk Panjang Pendek
Ukuran pasar Potensi Potensi penjualan
penjualan rendah
tinggi
2. Keuangan Waktu mencapai arus kas 1,5 – 2 tahun > 4 tahun
positif
Potensi ROI >25% < 15% - 20%
Kebutuhan modal Rendah hingga Tinggi
53

menengah
Potensi IRR >25% < 15%
Beban belanja modal/SDM Rendah Tinggi
Laba Kotor >40% < 20%
Laba Setelah Pajak >10% Rendah
3. Keunggulan Biaya tetap dan biaya Rendah hingga tinggi
kompetitif variable menengah
Control terhadap biaya, kuat Lemah
harga dan distribusi

4. Tim Tim kewirausahaan Unggul Tidak unggul


Manajemen Pengalaman Dimiliki Tidak dimiliki
integritas Tinggi Rendah
5. Diferensiasi Manajemen pelayanan Terkonsep Diabaikan
strategis dengan baik
Pemilihan waktu Sesuai Tidak sesuai
Fleksibilitas Dapat Tidak dapat
beradaptasi beradaptasi
Saluran distribusi Dapat diakses Tidak dapat
diakses
Ruang untuk kesalahan elastis kaku

4.3 Jenis dan Sumber Data


Sumber data dalam penilaian adalah subjek dari mana data
didapatkan. Berdasarkan sumbernya, data terbagi menjadi dua jenis, yaitu
Data primer dan Data Sekunder. Dalam penelitian ini, data-data yang
digunakan mencakup kedua jenis data dengan sumber sebagai berikut :
54

a. Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri
atau dirinya sendiri. Ini adalah yang belum pernah dikumpulkan
sebelumnya, baik dengan cara. Tertentu atau pada waktu tertentu atau
pada waktu tertentu.
b. Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang
lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian
lain yang dilakukan oleh Lembaga-lembaga atau organisasi dan lain-
lain.

Tabel 4.2 Jenis dan Sumber Data

JENIS DATA SUMBER DATA

1. Data Primer Masyarakat kota pangkalan kerinci, Calon


Pemasok, dan Calon Distributor.

• Text Book, Jurnal, Artikel, Dokumen


2. Data Sekunder
• Internet
55

4.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 4.3 Teknik Pengumpulan Data


Instrumen Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer
Wawancara kepada pengusaha Tanya jawab secara langsung yang
parfume refill dilakukan untuk mendapatkan data-data
primer yang terkait dengan masalah
penelitian, serta data-data dari calon
konsumen dan pengusaha parfume refill
dibutuhkan untuk menyusun
perencanaan bisnis.
Observasi kepada sebagian tempat
usaha parfume refill di daerah
pangkalan kerinci.
b. Data Sekunder
Studi Literature Studi Literatur dilakukan untuk
memperoleh data dari berbagai text
book. Dokumen, jurnal dan artikel yang
relevan dengan perencanaan bisnis
yang akan disusun.

4.5 Metode Analisis


Metode Analisis yang digunkan merupakan metode deskriptif, yaitu
dengan menggunakan teori atau konsep perencanaan bisnis untuk
mengetahui situasi yang dapat diamati dan selanjutnya dapat dibuat suatu
perencanaan bisnis yang meliputi analisis lingkungan usaha, pembentukan
tujuan dan strategi bisnis, perencanaan operasi, perencanaan pemasaran,
perencanaan Sumber Daya Manusia, dan perencanaan keuangan.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Bisnis


Shin Parfum fragrance merupakan olahan atau campuran bibit bunga
dan pelarut yang akan melayani permintaan berbagai jenis macam aroma
wangian baik dari yang lembut maupun yang strong. Shin Parfume
Fragrance merupakan produk parfume isi ulang. Usaha parfume isi ulang
ini dimiliki oleh mahasiswa universitas widyatama bandung sejak tahun
2017 sampai saat ini, Shin Pafume fragrance ini diambil dari pendirinya
sendiri. Usaha parfume isi ulang ini pun berkembang pada tahun 2019
dengan bertambahnya peralatan dan juga karyawan yang dipekerjakan.
Pusat produksi dan usaha parfume refill ini beralamat di Jalan
Pemda Pangkalan Kerinci Riau. Segala aktivitas dari pemasaran,
operasional, keuangan, dan sumber daya manusia dilakukan di tempat yang
sama. Pemesaran parfum ini juga dapat secara langsung untuk menentukan
aroma yang disukai dan memilih ukuran botol yang tersedia.
Berikut adalah profil singkat usaha parfume refill :
a. Nama usaha : Shin Parfume Fragrance
b. Jenis Produk : Parfume Refill
c. Alamat Usaha : Jln. Pemda no.10 Pangakalan Kerinci, Riau
d. Nomor Telepon 08117581979
e. Tahun didirikan 2017
f. Nama Pemilik : Mei Sinta Nurhidayah

56
57

5.2 Perencanaan Bisnis


5.2.1 Visi, Misi dan Tujuan
Dalam menjalankan suatu bisnis, diperlukan pernyataan
yang dapat menggambarkan istilah utama dari bisni tersebut untuk
menjadi acuan dalam memberikan pelayanan yang terbaik.
Pernyataan-pernyataan dituangkan dalam visi, misi, dan tujuan
bisnis berikut :
a. Visi
Menjadi Parfume Refill di daerah Pangkalan Kerinci yang
ternama dan terpecaya
b. Misi
1. Memperkenalkan produk parfume refill kepada orang-orang
terdekat di sekitar daerah pangkalan kerinci
2. Melayani orang-orang yang memesan dan orang-orang yang
akan memilih aroma yang sesuai keinginan
3. Inovasi baru dalam aroma parfume refill yang mengandalkan
bibit yang bagus dan awet.
c. Tujuan
1. Mengembangkan dan menambah Aroma bibit parfume refill
untuk melengkapi berbagai macam aroma agar semakin
maju hingga luar daerah.
2. Mensejahterakan rakyat menengah agar bisa terlihat sama
dimata orang yang berkelas atas.

5.3 Analisis Lingkungan Usaha


Didalam melakukan analisis lingkungan usaha, perlu diketahui
terlebih dahulu pengaruh factor internal dan pengaruh factor eksternal
terhadap kegiatan usaha tersebut. Kedua factor tersebut akan menentukan
perlu atau tidaknya dilakukan pengembangan usaha, dan strategi apa yang
harus dilakukan apabila akan melakukan pengembangan usaha. Dengan
demikian, dapat membantu perusahaan diddalam mengidentifikasi peluang
58

yang potensial serta ancaman yang mungkin akan dihadapi.

5.3.1 Analisis Lingkungan Eksternal Makro


Dari beberapa literatur dikatakan beberapa factor yang
mempengaruhi lingkungan ekternal makro diantarannya adalah
politik, ekonomi, teknologi dan social.
Dari factor politik, kebijakan pemerintah sangat
mempengaruhi terhadap lingkungan bisnis suatu usaha. Kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi usaha dalam bidang usaha adalah
komitmen pemerintah dalam pengawasan dan pembatasan oleh
kebijakan pemerintah.sehinga dengan demikian, kebijakan-kebijakan
yang Panjang dan berbelit dalam hal perizinan usaha akan dipangkas
untuk mempermudah pelaku bisnis dalam melakukan aktivitasnya.
Sedangkan dari factor ekonomi, sedikit banyak akan mempengaruhi
daya beli konsumen dari parfume refill. Lingkungan bisnis ekonomi
ini adalah sebagai berikut :
1. Jika tingkat inflasi tinggi akan membuat daya beli masyarakat
menjadi rendah Masyarakat akan lebih cenderung menahan diri
untuk membelanjakan uangnya demi memenuhi keinginannya.
Hal ini terutama sangat dirasakan oleh kalangan menengah-
bawah.
2. Tingkat perekonomian yang mulai membaik membuat daya beli
masyarakat menjadi lebih tinggi.
3. Factor lingkungan eksternal teknologi, membuat akses konsumen
dan produsen menjadi lebih efisien dalam bertransaksi.
Jangakauan pemasaran juga akan lebih luas karena didukung oleh
teknologi.
4. Terakhir dari factor social, dengan berkembanganya zaman dan
kemudahan akses untuk bersosial dengan teman, keluarga, dan
kolega melalui media social, membuat orang banyak
memamerkan referensi makanan di akun media social yang ia
miliki. Dan biasanya orang yang melihat postingan aneka ragam
59

parfume. Akan membuat rasa penasaran untuk mencoba aroma


parfume refill. Hal ini akan membuat efek promosi yang luas,
sehingga mempermudah produseen untuk menawarkan
produknya.

5.3.2 Analisis Lingkungan Ekternal Mikro


Dalam lingkungan ekternal mikro, akan dibahas tiga factor
penting yang mempengaruhi lingkungan usaha ini, yaitu pesaing,
pasar dan pelanggan.
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual
barang atau jasa yang sama dengan produk yang kita tawarkan. Dalam
hal persaingan, parfum refill yang dihitung atau ditetapkan sebagai
pesaing parfum refill yang berada pada lokasi yang satu daerah dengan
“shin parfume fragrance”.
Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing adalah sebagai
berikut :
1. Kelengakapan, kualitas, alat-alat dan atmosfer tempat yang dibuat
oleh pesaing.
2. Harga yang ditawarkan pesaing
3. Memiliki supplier yang jarang dimiliki oleh pesaing lainnya.
4. Rencana kegiatan pesaing ke depan.

5.3.3 Analisis Lingkungan Internal

Dalam analisis lingkungan internal, diperlukan peralatan atau


metode untuk menganalisis posisi usaha pada saat ini, untuk gunakan
key success factor.
Key Success Factor (KSF), merupakan atribut yang harus dimiliki
perusahaan. Yang menjadi kunci keberhasilan dari bisnis ini adalah :
60

1. Reliability (keandalan)
a. Harga yang terjangkau
b. Inovasi dan variasi pelayanan jasa yang ditawarkan
c. Kelengkapan alat-alat parfum refill serta ketersediaan
perlengkapan pendukung.
d. Konsistensi dalam kerja, dalam hal ini “shin parfume
fragrance” memberikan kepuasan untuk kualitas aroma dalam
memberikan pelayanan sehingga dapat di percaya oleh para
konsumen.
2. Responsiveness ( ketanggapan)
a. Kemampuan atau persiapan dari para pegawai untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan konsumen.
b. Kemampuan pegawai “ shin parfume fragrance” untuk cepat
tanggap menyelesaikan keluhan konsumen.
3. Competence (Kemampuan/Keahlian)
a. Seluruh karyawan memiliki keterampilan dan pengetahuan
mengenai produk yang ditawarkan agar kualitas kerja baik
terhadap konsumen.
b. Memberikan informasi dan saran engenai konsep acara yang
akan dibuat, tentunya yang sesuai dengan keinginan
konsumen.
4. Access (Kemudahan)
a. Berkerja sama dengan penyedia layanan iklan di intener
sehingga membuat konsumen lebih mudah di cari.
b. Menyediakan kemudahan dalam melihat beragam ide desain
dekorasi yang disebarkan dimedia social.
c. Menghubungkan saluran komunikasi seperti, whatsapp.
5. Courtesy (Kesopanan/Kebaikan)
a. Memberikan pelayanan yang sopan dan ramah kepada semua
konsumen.
b. Memberikan pelayanan terhadap konsumen dengan tidak
61

memandang status social


c. Penerapan sikap sopan santun kepada seluruh pegawai untuk
melayani semua konsumen dengan benar.
6. Communication (Komunikasi)
a. Berkomunikasi kepada konsumen dengan Bahasa yang sopan
b. Menerima masukan dan kritikan dari konsumen dengan tidak
memandang status social.
7. Credibility (Kepercayaan)
a. Menjaga reputasi “shin parfume fragrance” dengan
memberikan pelayanan yang terbaik terhadap consume,
sehingga dapat terus dipercaya oleh para konsumen.
b. Menanamkan sifat jujur kepada pegawai dalam melayani
konsumen maupun dalam melakukan aktivitas kerja.
c. Memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen demi
menjaga nama baik “shin parfume fragrance”
8. Understanding/knowing the customer (Memahami konsumen)
a. “shin parfume fragrance” selalu memahami konsumen
dengan memperhatikan contoh tester yang ditawarkan dan
pelayanan yang diberikan.
b. “shin parfume fragrance” selalu menyesuaikan kebutuhan
dengan perkembangan aroma bibit agar bisa memenuhi
keinginan konsumen.
9. Tangibles (Bukti langsung)
a. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan peralatan atau alat-alat
yang dipakai.
b. Kerapihan dan kebersihan penampilan dari pegawai “shin
parfume fragrance” yang bertugas.
c. Responsive terhadap konsumen yang menanyakan harga
maupun konsep apa yang akan dibutuhkan.
10. Assurance (Jaminan)
a. Memberikan jaminan kepuasan konsumen dalam aroma
62

parfum yang disajikan pelayanan yang diberikan.


11. Empathy ( Empati)
a. Melayanai konsumen tanpa membedakan status social
12. Ethic (Etika)
a. Kecepatan pelayanan yang diberikan kepada konsumen
b. Ketetapan pelayanan yang diberikan kepada konsumen dengan
mengedepankan pencapaian kepuasan konsumen.
c. Kebersihan dan kerapihan penampilan dari pegawai “shin
parfume fragrance” yang bertugas.
d. Dan yang akan menjadi kunci utama dalam keberhasilan “shin
parfume fragrance” ini adalah dari konsep “parfume refill”
yang menawarkan kualitas pelayanan terbaik dan berbeda
harga yang terjangkau, agar dapat memenuhi konsumen dalam
menggunakan parfum refill tersebut.

5.4 Analisis Swot


SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi factor internal perusahaan, yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses), serta factor eksternal perusahaan , yaitu peluang
(oppurtunities) dan ancaman (threats). Analisa SWOT yang dilakukan
terhadap usaha Parfume Refill ( Shin Parfume Fragrance) adalah sebagai
berikut :
63

1. Strengths
Tabel 5.1 Kekuatan Usaha Parfume Refill
Strengths 1–S1 Inovasi baru pada produk shin parfume
fragrance dibuat dengan bibit yang pas dan
diberi pewarna agar terlihat lebih menarik.
Strengths 2–S1 Penyajian produk secara cepat dan akurat.
Strengths 3–S1 Isi parfume bisa mencapai 500 botol.

2. Weaknesses
Tabel 5.2 Kelemahan usaha Shin Parfume Fragrance
Weaknesses 1–W1 Produk belum dikenal masyarakat.
Weaknesses 2-W2 Masih terbatasnya tenaga kerja
Weaknesses 3-W3 Store belum ditempat yang strategis

3. Oppurtunities
Tabel 5.3 Peluang usaha Shin Parfume Fragrance
Oppurtunities 1-O1 Banyaknya peminat shin parfume
fragrance.
Oppurtunities 2-O2 Sedikitnya parfume refill yang
berkualitas.
Oppurtunities 3-O3 Edukasi dam pemasaran produk mudah
dilakukan dengan memanfaatkan.
64

4. Treaths
Tabel 5.4 Ancaman terhadap Usaha Shin Parfume
Thresths 1 - T1 Beberapa pesaing Parfume Refill.
Thresths 2 - T2 Munculnya pesaing baru dengan kualitas
yang bagus.
Thresths 3 – T3 Peraturan ekonomi pemerintah yang jika
suatu saat nanti berubah.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijabarkan di atas, terdapat factor internal


yang dimiliki oleh shin parfume fragrance. Factor-faktor internal strategis dari segi
usaha parfum refill dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 5.5 Internal Strategic Factors Summary


Internal strategic factors Weight Rating Weight
score
strength
Kualitas bibit yang baik 0,20 4 0,80
Memiliki pegawai dengan keahlian meracik parfum 0,20 3 0.60
yang baik
Menjalin kemitraan yang baik antar konsumen dan 0,15 4 0,60
produsen
Weakness
Keterbatasan Modal 0,20 2 0,40
Promosi baru hanya dari mulut ke mulut, menggunakan 0,10 4 0.15
media social media pun belum tentu berhasil
Belum memiliki alat press yang baik 0.10 4 0,30
Total 2,85
65

Adapun untuk factor-faktor eksternal strategis usaha dari usaha


parfume refill :

Table 5.6 External Strategic Factors Summary


Weight
External Strategic Factors Weight Rating Score
opportunity
Pasar terus berkembang yakni customer tiap
tahun meningkat 0,20 4 0,80
Gaya hidup masyarakat konsumtif 0,25 4 1,00
Edukasi dan pemasaran produk mudah
dilakukan dengan memanfaatkan. 0,10 4 0,60
Threats
Beberapa pesaing parfum refill di pangkalan
kerinci 0,20 3 0,70
Munculnya pesaing baru dengan tenaga kerja
yang lebih memadai 0,10 4 0,30
Peraturan ekonomi pemerintah yang jika suatu
saat nanti berubah 0,15 4 0,40
Total 3,8

Dari kedua tabel diatas, dapat diketahui bahwa total nilai factor
eksternal dari usaha parfum refill lebih besar dibandingkan dengan factor
internalnya. Hal tersebut dapat berarti bahwa dengan peluang yang masih
lebar dapat dimanfaatkan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
oleh shin parfume fragrance”.
66

5.5 Hasil Analisis Strategi Bisnis


Dari hasil perhitugan analisis SWOT yang telah dilakukan, didapat:
▪ Strength – Weakness : 2,85
▪ Opportunity – Threats : 3.8
Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika mengacu kepada matriks yang ada
dibawwah ini, maka didapatkan posisi bisnis pada Possible Diversufucation
Strategy, yang artinya bahwa pelaksanaan usaha shin parfume fragrance”
akan menguntungkan jika dijalankan

5.5.1 Sasaran dan Strategi Usaha


Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan
diatas, pengusaha dapat menentukan apa yang menjadi sasaran dan
strategi usaha untuk mencapai tujuan bisnis :

Table 5.7 Strategi Usaha Shin Parfume Fragrance


FAKTOR INTERNAL Strength Weakness
▪ Kualitas bibit yang baik ▪ Keterbatasan Modal
▪ Memiliki pegawai dengan ▪ Promosi baru hanya dari
keahlian meracik parfum yang mulut ke mulut,
baik menggunakan media social
▪ Menjalin kemitraan yang baik media pun belum tentu
antar konsumen dan produsen berhasil
▪ Belum memiliki alat press
FAKTOR EKSTERNAL yang baik
Opportunities Strategi S – O Strategi WO
• Membuat produk yang • Mencari tenaga SDM yang
▪ Pasar terus berkembang yakni
menjadi trend market handal
customer tiap tahun meningkat.
• Meningkatkan pendekatan • Memperluas jaringan usaha
▪ Gaya hidup masyarakat konsumtif.
▪ Edukasi dan pemasaran produk
dengan pelanggan baru baik dengan toko-toko

mudah dilakukan dengan offline maupun online


manfaatkan. • Memaksimalkan sarana dan
67

• Melakukan promosi dengan prasarana yang sudah ada


botol yang unik sehingga serta peningkatan kualitas
memunculkan efek booming pelayanan.

Threats Strategi S – T Strategi W – T


▪ Beberapa pesaing parfume refill • Terus berinovasi terhadap ▪ Mempertahankan brand
di pangkalan kerinci. produk image dan citra rasa sebagai
▪ Munculnya pesaing baru dengan • Upgrade berkala bibit yang pionir produk parfume refill
tenaga kerja yang lebih memadai. berkualitas ▪ Membuka SOP yang dapat
▪ Peraturan ekonomi pemerintah • Meningkatkan kualitas dan memaksimalkan kinerja.
yang jika suatu saat nanti berubah pengembangan produk ▪ Selalu sigap dengan
keputusan pemerintah jika
adanya perubahan yang akan
terjadi.

5.5.2 Perencanaan Pemasaran

Table 5.8 Perencanaan Pemasaran

Pemasaran Tahun Ke-1 Pemasaran Tahun Ke-2 Pemasaran Tahun Ke-3

Memperkenalkan Brand Meningkatkan brand Mempertahankan brand


dan Produk agar image di mata image
dikenalkan oleh masyarakat
masyarakat luas
terutama di Kota
Bandung
Mengedukasi Memperluas Memperluas pangsa pasar
masyarakat untuk pangsapasar kearea ke seluruh wilayah
meningkatkan kesadaran pulau Sumatra dan Negara Republik
atas manfaat produk. sekitaran riau Indonesia
68

a. Tujuan Perencanaan Pemasaran


Perencanaan pemasaran memiliki tujuan untuk
menentukan suatu strategi yang tepat dalam memasarkan suatu
produk agar produk yang ditawarkan dapat tersampaikan secara
tepat kepada target pasar. Rencana Pemasaran Shin Parfume
Fragrance memiliki beberapa tujuan utama, yakni sebagai
berikut :
• Riset target pasar
• Tentukan target penjualan
• Modal peralatan
• Mencari pelanggan
• Komunikasi dengan pelanggan.

b. Perencanaan Strategi Pemasaran


• Product
Produk yang shin parfume tawarkan adalah berbagai
macam aroma parfum, dan nama nama parfum. Konsumen
dapat memilih beberapa aneka aroma yang kami tawarkan
ada beberapa aroma yang manis maupun yang strong. Dan
shin parfume pun mengikuti keinginan konsumen tetapi
tidak lupa untuk mengarahkan aroma yang terbaik dan
nyaman digunakan untuk orang banyak.
69

Gambar 5.1 Bentuk Promosi

• Price
Harga produk aroma yang shin parfum tawarkan
bervariasi dari harga Rp. 50.000, Rp. 75.000, Rp. 120.000
dengan beberapa varian aroma parfum ada sampai 52 aroma
parfum yang dimiliki shin parfume fragrance, itupun
tergantung konsumen ingin aroma parfume yang seperti apa
dan tentunya disesuaikan oleh budget konsumen.

• Place
Shin parfume fragrance berencana membuka toko
parfume yang lebih besar di daerah pangkalan kerinci agar
konsumen dapat memilih aroma parfume lebih nyaman dan
mudah di toko shin parfume tersebut masih membuat racikan
parfum yang terbaik dan menyesuaikan segalanya.
• Promotion
Shin parfume fragrance merencanakan promosi
dengan media iklan online dengan cara membuat story
Instagram dengan selegram yang terkenal bahkan
memberikan tester ke kantor-kantor.
70

5.5.3 Perencanaan Operasi

a. Tujuan Perencanaan Operasi


Tujuan perencanaan operasi shin parfum fragrance
adalah memaksimalkan kualitas dan kauntitas produk serta
meningkatkan efisiensi waktu pengerjaan dan biaya mercaiknya
untuk memberikan pelayanan optimal kepada konsumen.
b. Rencana Alur Operasional
Terdapat beberapa aktivitas utama dalam kegiatan
operasional shin parfum fragrance, yaitu aktivitas produksi,
penjualan, serta distribusi, sementara aktivitas lainnya seperti
pemasaran, penelitian dan pengembangan, serta pencatatan dan
pembukuan menjadi pilar-pilar yang menopang aktivitas utama.
Proses penjualan mencakup penerimaan order dan konfirmasi
barang tiba di pelanggan proses produksi terbagi menjadi dua
dimana proses engraving dilakukan.

5.5.4 Perencanaan SDM


a. Tujuan Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia adalah tujuan untuk
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan bisnis
secara efektif dan efisien. Untuk dapat terus berjalan shin parfum
fragrance merekrut beberapa SDM untuk menjalankan aktifitas
bisnisnya.

b. Kebutuhan SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia harus dilakukan
walaupun usaha ini dikategorikan sebagai usaha kecil atau
menengah. Hal ini diperlukan agar operasional perushaan
berjalan efektif dan efisien. Kegiatan usaha ini akan dikelola
oleh sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas serta
pengalaman dalam bidangnya. Dan jumlah Sumber Daya
71

Manusia yang dibutuhkan saat ini adalah satu sampai 2 orang


Adapun tugas dan tanggung jawab yang ditanggung adalah
sebagai berikut:

Tabel 5.9 Jabatan dan Tugas


JABATAN TUGAS
karyawan • Menjalankan SOP
• Melayani konsumen
• Membantu meracik parfum
• Membantu mencari kebutuhan dari parfume refill

Dari uraian tersebut maka struktur organisasi yang dipergunakan


adalah sebagai berikut :

OWNER

KAPSTER

Gambar 5.2 Struktur Organisasi


c. Penempatan Sumber Daya Manusia
Agar kinerja usaha ini dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, setiap sumber daya manusia ditemoatkan sesuai dengan
kapabilitas dan kemampuan masing-masing Sumber Daya
Manusia telah diketahui memlalui hasil test dan referensi
pengalaman pekerjaan.

d. Sistem Perekrutan
Sistem yang dipergunakan dalam rekrutmen pegawai
dalam shin parfume fragrance berdasarkan tingkat kebutuhan
parfume refill tersebut untuk beroperasi melayani para
konsumennya. Dimana, penerimaan pegawai.
72

5.5.5 Perencanaan Keuangan


Dalam membuat suatu usaha sebuah perencanaan keuangan
sangat penting. Karena hal tersebut adalah bagian sesuatu yang
sangat vital dan harus direncanakan secara matang, supaya bisa
menjalankan sebuah roda suatu perusahaan. Adapun beberapa
Langkah-langkah yang kita harus buat dalam perencanaan keuangan
adalah sebagai berikut.

a. Tujuan perencanaan keuangan.


Tujuan membuat perencanaan keungan adalah untuk
mengetahui kelayakan usaha shin parfume fragrance dilihat dari
aspoek keuangannya.

b. Strategi perencanaan keuangan


Strategi perencanaan shin parfume fragrance adalah
sebagai berikut
1. Kebutuhan Modal
Modal yang diperlukan untuk usaha “shin parfume
fragrance” ini diperkirakan mencapai Rp. 42.230.000,-
(empat puluh dua juta dua ratus tiga puluh ribu rupiah), yang
diproyeksikan dalam jangka waktu (lima) tahun. Diharapkan
dalam kurun waktu tersebut kegiatan usaha ini sudah mampu
mengembalikan modal investasi yang telah ditanamkan.
2. Perkiraan Laba / Rugi
Perkiraan laba/ rugi di ilustrasikan dalam 2 (dua)
bagian :
• Bagian pertama menggambarkan ramalan perkiraan
laba/ rugi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun
pertama, dimana diuraikan perincian setiap bulannya
(lampiran V).
• Bagian kedua menggambarkan ramalan perkiraan laba/
rugi yang diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu
73

5( lima) tahun, dimana diuraikan perincian setiap


tahunnya.

BEP (Break Even Point)


BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Per Unit -
Biaya Variabel Per Unit)
= 420.000/ (120.000-60.000)
= 420.000/ 60.000
= 7 unit
BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / (Harga Jual - Harga
Variabel) / Harga Per Unit
= 420.000 / (120.000 – 60.000) / 120.000
= 420.000 / 0.5
= 840.000

3. Perikiraan Arus Kas


Perkiraan arus kas uang shin parfume fragrance
diilustrasikan dalam dua bagian:
• Bagian pertama dengan uraian perincian setiap akan
terjadi pada tahun pertama, dimana diuraikan perincian
setiap bulannya (lampiran VI)
• Bagian kedua menggambarkan ramalan perkiraan arus
uang yang diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu
(lima) tahun, dimana diuraikan perincian setiap tahunnya
(lampiran VII)
74

5.5.6 Sumber Dana

Sumber dana untuk modal investasi diperoleh dari modal


sendiri. Untuk pengembangan selanjutnya dimungkinkan untuk
pihak lain berinvestasi dalam usaha ini.

5.6 Manajemen Resiko

Selama proses operasional berlangsung ada beberapa risiko yang


mungkin muncul yang akan mengakibatkan penambahan biaya yang
dikeluarkan, antara lain dari aspek pemasaran, operasi, sumber daya
manusianya dan keuangan. Risiko akan menimbulkan kurangnya
profitabilitas perusahaan . oleh karen itu dibutuhkan manajemen risiko
untuk meminalisasi timbulnya risiko-risiko tersebut. Manajemen risiko
merupakan system pengawasan risiko dan perlindungan asset dan
keuntungan perusahaan terhadap kemungkinan timbulnya kerugian,
ketidakpastian, konsumen dan profitabilitas suatu hasil terhadap sesuatu
yang diharapkan.

A. Risiko Aspek Pemasaran


Masalah yang timbul dari aspek pemasaran pada usaha ini
bersumber dari factor eksternal perusahaan antara lain :
1. Kompetisi harga
Pada industri ini, bukan hal yang aneh bila terjadi saling
menjatuhkan saingannya dengan menetapkan harga yang lebih
rendah disbanding harga pesaingnya. Oleh karena itu, shin parfume
fragrance akan terus meningkatkan kinerjanya baik dari segi
pelayanan maupun tenaga kerja, Hal ini bertujuan untuk mencapai
kepuasan konsumen.
2. Perubahan permintaan pasar
Resiko yang timbul mungkin disebabkan oleh kurangnya
pelayanan dan tidak sesuainya permintaan jenis bibit yang lebih
dominan untuk aroma parfume yang cenderung lebih sama dengan
75

produk original yang diinginkan oleh konsumen. Hal ini dapat


diantisipasi dengan mengoptimalkan promotion mix, meningkatkan
kulaitas pelayanan dan penyesuaina konsep yang sesuai dengan
selera konsumen.
B. Risiko Aspek Operasi
Resiko dari aspek operasional shin parfume fragrance ini adalah
kelalaian kerja dalam pelayanan yang mungkin timbul selama kegiatan
operasional berlangsung. Antisipasinya memberikan pengarahkan dan
pengawasan serta memberika SOP agar ada standard pelayanan yang
sesuai dengan kriteria, dan pengecekan kinerja karyawan setiap
minggunya.

C. Risiko Aspek Sumber Daya Manusia


Resiko dari aspek sumber daya manusia diantaranya adalah rasa
memiliki yang kurang dari para pegawai dikarenakan status mereka
yang hanya pegawai. Selain itu karyawan yang mendadak keluar
membuat operasional tidak berjalan karena kekosongan karyawan, dan
kecurangan karyawan yang biasanya terhadap transaksi jual beli
ataupun lainnya. Antisipasinya dengan memberikan kenyamanan
kepada karyawean dengan bonus, memberikan perjanjian di awal kerja
dimana isinya berupa proses mengajukan pengunduran diri dan sanksi
apabila keluar mendadak, dan menggunakan system pencatatan yang
jelas dengan ERP.

D. Resiko Aspek Keuangan


Resiko dari aspek keuangan adalah apabila penjualan tidak
sesuai dengan target dan pengembalian investasi tidak berjalan sesuai
rencana. Untuk mengantisipasinta hal tersebut, usaha ini harus bersifat
fleksibel dan adaaptif agar dapat segera membuat dan menetapkan
rencana baru yang lebih menguntungkan perusahaan.
76

5.7 Manajemen Inovasi

Inovasi memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu


usaha. Inovasi penting yang dilakukan shin parfume fragrance berfokus
kepada inovasi produk. Shin parfume fragrance mengusung produk dua
bibit yang digabungkan menjadi satu dan menjadi aroma terbaru dari shin
parfume fragrance. Shin parfume fragrance menyadari bahwa ide produk
usaha parfume refill ini sudah banyak dipasaran dan dijual oleh orang lain.
Oleh karena itu, Shin parfume fragrance akan tetap berinovasi dengan terus
melakukan pengembangan produk aroma bibit yang terbaru yang terbaik
dan berkualitas. Shin parfume fragrance berharap inovasi pengembangan
produk parfume refill ini dapat pula mendorong terjadinya inovasi yang
lebih baik dengan pesaing lainnya dan berbisnis sama.

5.7.1 Analisis Kelayakan Bisnis


Analisa kelayakan bisnis dilakukan dengan menggunakan
kriteria Timmons yang meliputi permasalahan pada Shin parfume
fragrance, yaitu karyawan kantoran, mahasiswa,, tingkat SMA.
Melalui analisis kelayakan menggunakan kriteria Timmons yang
telah dilakukan, Shin parfume fragrance dapat menghadapi
tantangan yang ada melalui perencanaan yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan kriteria Timmons,
Shin parfume fragrance memenuhi kriteria-kriteria terkait dengan
penilaian potensi tinggi.
Potensi internal rate of return dari suatu perusahaan,
menurut Timmons, dikatakan berpotensi tinggi apabila memiliki
IRR lenbih dari 40 persen. Berdasarkan proyeksi keuangan, maka
shin parfume fragrance memiliki IRR sebesar 120,78 persen. Angka
tersebut jika diukur berdasarkan kriteria Timmons makan
digolongkan sebagai berpotensi tinggi.
Potensi internal rate of return dari suatu perusahaan,
menurut Timmons, dikatakan berpotensi tinggi apabila memiliki
77

IRR lebih dari 40 persen. Kriteria lain menyebutkan bila laba kotor
melebihi 20 persen maka usaha termasuk berpotensi tinggi sehingga
feasible untuk dijalankan. Dengan menggunakan data proyeksi
laporan keuangan diperoleh hasil sebesar 64,63 persen, artinya
proyek berpotensi tinggi.
Kategori competitive advantage, semua kategori termasuk
dslam potensi tinggi. Dimana, fixed and variable cost nya rendah
dan itu termasuk kategori tinggi. Begitu pula dengan degree of
control price and cost dan networknya kuat yaitu berpotensi tinggi.
Dari permasalahan ekonomi, Timmons mengatakan tingkat
pengembalian investasi yang berpotensi lebih dari 20 persen, dengan
waktu break even pount dan waktu arus kas bernilai positif kurang
dari 2 tahun. Waktu titik impas dari shin parfume fragrance pada
tahun 1 bulan ke depalan jadi lebih sedikit dari 2 tahu. Demikian jug,
waktu arus kas bernilai positif berada ditahun pertama berarti rata-
rata surplus pada pertengahan akhir tahun ke dua. Jadi berdasarkan
kriteria Timmons proyek memiliki potensi yang tinggi. Begitu pula
dengan profit after tax perusahaan sebesar 42,50 persen menjadikan
proyek dikategorikan berpotensi tinggi karena lebih dari 15 persen.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan kriteria
Timmons, Shin parfume fragrance memenuhi kriteria-kriteria terkait
dengan penilaian potensi dapat dilihar dari tabel Quick screen
dibawah ini.
78

Tabel 5.10 Analisa Kelayakan Bisnis Shin Parfume Fragrance Berdasarkan


Kriteria Timmons Variabel Pasar
SHIN PARFUME
INDIKATOR PENILAIAN
FRAGRANCE
VARIABEL KRITERIA
POTENSI POTENSI
TINGGI RENDAH
Competitive Advantage
Peluang yang besar
dan segmen pasar
yang potensial
Kebutuhan
membuka peneliti
dan Tidak Potensi
indentifikasi untuk membuka
keinginan terindentifikasi tinggi
sebuah bisnis
konsumen
parfum refull yang
inovatif dari
sebelumnya
Salah satu target
Market
Terjangkau dan konsumen shin
and
menerima Tidak/ sulit parfum fragrance Potensi
margin Konsumen
produk yang dijangaku adalah kalangan tinggi
related
ditawarkan kantoran dan
issues mahasiswa

Potensi
Value added IRR 45% + IRR < 20% 59,20%
tinggi
Untuk
Terus meningkatkan
Tingkat berkembang pertumbuhan pasar,
Potensi
pertumbuhan seiring dengan - maka harus
tinggi
pasar trend semakin menemukan aroma
berkembang yang tebaru dan
meningkatkan
79

kualitas parfum dan


pelayanan terhadap
konsumen dengan
harga terjangaku
dan memberikan
kenyamanan
dengan fasilitas
parfume refill yang
berkualitas
Potensi
Laba kotor >45% <20% 66,50%
tinggi
80

SHIN PARFUME
INDIKATOR PENILAIAN
FRAGRANCE
VARIABEL KRITERIA
POTENSI POTENSI
TINGGI RENDAH
Competitive Advantage
Fixed and Potensi
Tinggi Rendah Fixed
variable cost rendah
Degree of
Potensi
control price Tinggi Rendah Sedang
sedang
and cost
Untuk membuat
Competitive suatu jangkauan
Advantage yang luas shin
parfume fragrance
Contacts and
Luas dan kuat Sempit berencana Potensi
networks
melakukan endorse
terhadao
selebgram, dan artis
artis ppan atas

Value creation and realization issues


Profit after 10% - 15% < 5% 42,50% Potensi tinggi
tax
Valur Waktu break < 2 tahun >3 tahun 1 tahun 8 bulan Potensi tinggi
creation and even
realization waktu arus < 2 tahun > 3 tahun Tahun pertama Potensi tinggi
issues kas positif
ROA 40/5-70% <20% 42,50% Potensi tinggi
atau lebih
81

Gambaratan diatas ini menunjukkan bahwa secara


keseluruhan usaha shin parfume fragrance ini menunjukkan potensi
yang besar untuk dijalankan sebagai usaha. Dengan pangsa pasa
yang sangat besar dan menguntungkan walaupun terdapat banyak
pesaing namun tetap sangat menguntungkan bagi shin parfume
fragrance itu sendiri untuk menjual nilai value pada shin parfume
fragrance.
Kebutuhan dan keinginan konsumen parfume refill dengan
segmen market ini sudah bisa teridentifikasi dimana konsumen
menginginkan pelayanan yang terbaik dan dengan trend. Dan dari
segi harga pun segmen pasar ini tidak terlalu sensitive dengan harga
sehingga apabila harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal tetapi
sesuai dengan kualitas pelayanannya maka bagi konsumen tidak
menjadi masalah. Selain itu, promosi word of mouth sangatlah
efektif menjangkau konsumen yang ada di sekitaran wilayah shin
parfum fragrance, begitu juga konsumen potensial di pangkalan
kerinci.
Walaupun shin parfum fragrance terhitung usaha baru ,
namun keterampilan dan kemampuan manajemnen untuk
mengembangkan usaha ini tidak perlu diragukan lagi. Kemampuan
untuk mengontrol biaya tetap dan biaya langsung dan mengontrol
biaya-biaya lainnya serta harga jual yang telah membuat usaha ini
cepat berkembang. Selain itu, trend yang selalu mengikuti
perkembangan dan juga pelayanan tambahan lainnya telah membuat
parfume refill ini mempunyai nilai tambah dibandingkan pesaing
lainnya.
82

Sebagai risiko operasional, sebagai pegawai senantiasa


melakukan merawat dan memelihara yang baik untuk setiap alat-alat
dan perlengkapan dari parfum refill ini. Peningkatan kualitas produk
parfum refill ini dan jasa yang dilayani harus senantiasa dilakukan.
Trend yang semakin berkembang, serta semakin dinamis dan
munculnya pesaing baru serta pemain lama merupakan hal-hal yang
harus diperhatikan. Fenomena tersebut menjadikan loyalitas
konsumen semakin sulit untuk diraih karena memiliki banyak
pilihan sehingga apabila pelayanannya kurang memuaskan maka
mereka akan dengan sangat mudah berpindah kepada pesaing.
Dari sisi bisnis ini, tampak sekali bahwa usaha ini sangat
menguntungkan. Dengan tingkat laba yang bersih lebih dari 15
persen dan waktu mencapai titik impas yang kurang dari 2 tahun
menunjukkan bahwa usaha ini selain waktu arus kas positfinya pun
tidak jauh berbeda dimana menjelang tahun kedya arus kas posir=tif
sudah terjadi. Dan yang paling penting adalah tingkat pengembalian
investasi yang mencapai 85% menunjukkan bahwa bisnis ini
sangatlah menguntungkan. Karena itu tidak ada salahnya bisnis ini
kayak dijalankan.

5.7.2 Faktor Penghambat


Untuk membuka usaha, ada beberapa hal yang harus pelaku
bisnis perhatikan. Banyak sekali usaha dengan perencanaan yang
bagus namun akhirnya tidak berjalan lama karna ada beberapa hal.
Begitu pula dengan bisnis parfum refill ini, dalam kenyataan nya
bisnis ini sangat diminati oleh Sebagian masyarakat, namun jikalau
pelaku bisnisa tidak bisa merencanakan semuanya dengan matang
maka bisnis ini salah satunya adalah mahalnya biaya pengiriman ke
pangkalan kerinci. Tingginya harga bibit parfum dan tingginya nilai
mata uang dollar karna untuk membeli bibit parfum sesuai dengan
nilai kurs.
83

Selain itu pula, kemajuan teknologi yang semakin


berkembang membuat kita harus memperhatikan kualitas bibit yang
bagus agar operasional bisnis berjalan dengan baik, jikalau pelaku
bisnis tidak update untuk mengikuti merek parfum yang terbaru, hal
ini akan menjadi factor penghambat dalam menjalankan perencanaan
bisnis parfum refill setelah peneliti mendapatkan hambatan yang ada
maka dari itu peneliti akan memberikan solusi setiap hambatan yang
ada.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Untuk memenuhi tujuan penuliasan rencana pengembangan bisnis
ini, dari program yana dibuat dan dilakukan penelitian dengan
menggunakan landasan teori serta kerangka pemikiran, juga menggunakan
metodologi penelitian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menghasilkan dua kesimpulan yang
dapat menjawab tujuan tersebut, yaitu :
1. Faktanya yang temukan dalam penilitian menunjukkan bahwa shin
parfum fragrance menjadi market leader pada produk parfum refil .
peluang yang besar itu dilihat dari kondisi masyarakat dan kualitas
bibitnya. Produk shin parfum fragrance saat ini belum begitu dikenal
untuk Kawasan luar daerah pangkalan kerinci. Dengan inovasi baru,
serta penataan dengan mendorong minat orang luar daerah dan
konsumen yang datang diharapkan hal tersebut membuat suatu
masyarakat luaer daerah untuk membeli produk parfum refill dari shin
parfum fragrance.
2. Perencanaan bisnis shin parfum fragrance memiliki kriteria Timmons
dan memiliki potensi tinggi sehingga layak untuk diimplemantasikan
dalam bisnis secara nyata. Perencanaan bisnis yang dapat dijadikan
pedoman bagi shin parfum fragrance untuk memanfaatkan peluang dan
pengembangan usaha parfum refill ini. Untuk mengaplikasikannya,
Shin parfum fragrance tentunya harus dapat melakukan penyesusaian
dengan kondisi nyata yang terjadi di lapangan. Hal ini diperlukan untuk
menunjang keberhasilan dari perencanaan bisnis yang telah di buat.

84
85

6.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat
memberikan saran-saran berikut kepada shin parfum fragrance untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang dapat dihadapinya :
1. Untuk menambah lana maka sebaiknya waktu yang telah curahkan lebih
banyak kepada bagian pemasaran dan hilangkan rasa malu dan harus
percaya diri.
2. Pengembangan deain produk dapat terus dilakukan agar variasi produk
makanaan berat mampu memenuhi berbagai selera dan keinginan
pelanggan.
3. Sebaiknya bisa mencari sendiri dimana tempat mengambil bibit import
dari tangan orang pertama tanpa harus melewati toko parfum terlebih
dahulu untuk mengurangi besarnya modal.
4. Inovasi dan pengembangan secara menyeluruh perlu dikalukan agar
parfum refill dari shin parfum fragrance untuk menjadikan yang terbaik
dan banyak disukai dengan konsumen.
5. Untuk usaha parfum ini jangan sampai membuang botol parfum yang
kosong yang telah ada untuk mempangkas dana yang telah dikeluarkan
untuk membeli botol-botol parfum yang kosong itu.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Alma, Buchari. 2017.Kewirausahaan. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Kasmir. 2016. Kewirausahaan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kotler, P., & Amstrong, G. (Prinsip-prinsip Pemasaran. Edii13.). 2016. Jakarta :


Erlangga.

Rangkuti, F (2016 Gramedia Pustaka Utama.) Teknik membedah Kasus Bisnis


Analisis SWOT. Jakarta.

Timmons and Spinelli (2015) dalam Ayu.

WEBSITE :

https://www.emerald.com/insight/

https://www.scribd.com/document/430899155/AYU-KWU
LAMPIRAN

Lampiran 1
Varian Aroma Parfum

Lampiran 2
Alat press botol parfum
Lampiran 3
Daftar modal awal

KETERANGA KUANTIT
NO N AS HARGA JUMLAH
BIBIT IDR IDR
1 PARFUM 50 600.000 30.000.000
IDR IDR
2 ALAT PRESS 1 3.500.000 3.500.000
IDR IDR
3 GELAS UKUR 4 50.000 200.000
JARUM IDR IDR
4 SUNTIK 4 5.000 20.000
IDR IDR
5 ALKOHOL 20 60.000 1.200.000
BOTOL IDR IDR
6 KOSONG 200 6.000 1.200.000
BIAYA IDR IDR
7 POSTER 200 6.000 1.200.000
IDR IDR
8 MEJA 1 5.000.000 5.000.000
IDR
42.320.000
Lampiran 4
Bukti Pembayaran Shin Parfume
Lampiran 5
BEP (Break Even Point)
BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Per Unit - Biaya Variabel Per Unit)
= 420.000/ (120.000-60.000)
= 420.000/ 60.000
= 7 unit
BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / (Harga Jual - Harga Variabel) / Harga Per Unit
= 420.000 / (120.000 – 60.000) / 120.000
= 420.000 / 0.5
= 840.000

Anda mungkin juga menyukai