Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI STRATEGI PEMASARAN DALAM

MEMPERTAHANKAN BISNIS UMKM DI TENGAH


PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS UMKM KEDAI DZULI)
SKRIPSI

Diajukan Oleh :

AHMAD SUPRIANDI
NIM : 17612011140
Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

SKRIPSI STRATEGI PEMASARAN DALAM


MEMPERTAHANKAN BISNIS UMKM DI TENGAH
PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS UMKM KEDAI DZULI)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

AHMAD SUPRIANDI
NIM :17612011140
Program Studi Manajemen

Pembimbing I Pembimbing II

WINARTI SETYORINI, SE.,MM HENDRA JAYUSMAN, ST.,MM


NIDN : 11.0907.7903 NIDN : 11.2402.7601

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen,

HENDRA JAYUSMAN, ST.,MM


NIDN : 11.2402.7601
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SKRIPSI STRATEGI PEMASARAN DALAM


MEMPERTAHANKAN BISNIS UMKM DI TENGAH
PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS UMKM KEDAI DZULI)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

AHMAD SUPRIANDI
NIM :17612011140
Program Studi Manajemen

Menyetujui,
Tim Penguji,

Pembimbing I Pembimbing II

WINARTI SETYORINI, SE.,MM HENDRA JAYUSMAN, ST.,MM


NIDN : 11.0907.7903 NIDN : 11.2402.7601

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen,

HENDRA JAYUSMAN, ST.,MM


NIDN : 11.2402.7601
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenarnya-benarnya bahwa skripsi dengan judul

“Strategi Pemasaran Dalam Mempertahankan Bisnis Umkm Di Tengah Pandemi

Covid-19 (Studi Kasus Umkm Kedai Dzuli)” tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu

perguruan tinggi dan tidak terdapat karya-karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali dikutip dalam naskah dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dibuktikan terdapat unsur-unsur

jiplakan atau meniru orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti

saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh

(sarjana) dibatalkan.

Pangkalan Bun,

Mahasiswa,

AHMAD SUPRIANDI
NIM : 17612011140
ABSTRAK

Ahmad Supriandi. 2023. Mahasiswa yang belajar pada Universitas


Antakusuma Pangkalan Bun Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen,
Skripsi Strategi Pemasaran Dalam Mempertahankan Bisnis Umkm Di Tengah
Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Umkm Kedai Dzuli). Dengan Pembimbing I,
Winarti Setyorini, SE.,MM. dan Pembimbing II, Hendra Jayusman, ST.,MM,

Skripsi ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan


metode analisis SWOT yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
pemasaran UMKM Kedai Dzuli untuk mempertahankan bisnis dimasa pandemi
COVID-19 terlebih dahulu menganalisis atau mengetahui bagaimana keadaan
perusahaan. Penelitian ini selain diteliti dengan pendekatan deskriptif kualitatif
juga menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat).

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor


secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan observasi langsung
yang dilakukan pada perusahaan dan melakukan wawancara dengan
owner/pemilik UMKM Kedai Dzuli Kemudian juga dengan menambahkan dari
buku-buku bacaan dan juga sumber lain yang berhubungan dengan judul
penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dan kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui apa saja kekuatan,
kelemaan, peluang serta ancaman dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh
pemilik UMKM Kedai Dzuli.

Posisi UMKM Kedai Dzuli berada pada Kuadran I, yang menunjukkan


bahwa UMKM dianggap cukup menguntungkan. Strategi agresif merupakan
strategi yang tepat untuk diterapkan pada UMKM Kedai Dzuli melalui strategi
intensif, yaitu startegi yang mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Strategi
intensif yang dapat diterapkan pada UMKM Kedai Dzuli adalah memanfaatkan
sosial media untuk mempromosikan layanan delivery, konsisten membuat produk
yang berkualitas dengan biaya yang efisien, memanfaatkan lokasi yang mudah
didatangi dan event pemerintah daerah dengan baik.

Kata kunci : Strategi Pemasaran, SWOT

i
ABSTRACT

Ahmad Supriandi. 2023. A student studying at Antakusuma University,


Pangkalan Bun, Faculty of Economics, Management Study Program, Marketing
Strategy in Maintaining the UMKM Business in the Midst of the Covid-19
Pandemic (Case Study of the MSME Kedai Dzuli). With Advisor I, Hendra
Jayusman, ST., MM, and Advisor II, Winarti Setyorini, SE., MM.

This thesis is the result of qualitative research using the SWOT analysis
method that aims to find out how the strategy of developing glutinous rice
business to increase sales turnover by first analyzing or knowing how the
company is doing. In addition to this research, a qualitative descriptive approach
was also used using the SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
analysis method.

SWOT analysis is a way to systematically identify various factors in order to


formulate a company strategy. The data collection technique carried out by the
researcher was by direct observation conducted at the company and conducted
interviews with the owner of the MSME Kedai Dzuli. Then also by adding reading
books and other sources related to the research title. The data obtained from the
results of the collection and then analyzed using SWOT analysis to find out what
are the strengths, weaknesses, opportunities and threats of the marketing strategy
carried out by the MSME owner of Kedai Dzuli.

The position of MSME Kedai Dzuli is in Quadrant I, which shows that


MSME are considered quite profitable. An aggressive strategy is the right
strategy to apply to MSME Kedai Dzuli through an intensive strategy, namely a
strategy that requires intensive efforts to improve the company's competitive
position with existing products. An intensive strategy that can be applied to
MSME Kedai Dzuli is to utilize social media to promote delivery services,
consistently produce quality products at an efficient cost, make good use of easy-
to-reach locations and local government events.

Keywords : Marketing Strategy, SWOT

ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan berkah, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga proposal skripsi

saya yang berjudul “Skripsi Strategi Pemasaran Dalam Mempertahankan Bisnis

Umkm Di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Umkm Kedai Dzuli)” dapat

terselesaikan dengan lancar.

Proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar karena penulis

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari orang-orang yang mendapatkan

hidayah dari Allah SWT yang membagikan sebagian dari ilmu pengetahuan yang

telah dimilikinya kepada penulis. Pada kesempatan ini saya sebagai penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Jeffrie Wattimena, MP sebagai Rektor Universitas

Antakusuma Pangkalan Bun yang telah memberi kesempatan penulis

untuk menempuh perkuliahan di Universitas Antakusuma.

2. Drs. Bakhtiar.HM.,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang

memudahkan proses perijinan untuk melakukan penelitian.

3. Ibu Siti Khotimah, SE.,MM, selaku Wakil Dekan dan yang telah sabar,

tulus, dan ikhlas untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta tidak

bosan-bosannya dalam memberikan saran dan masukan untuk saya yang

dapat digunakan untuk membantu memperbaiki proposal skripsi.

4. Bapak Hendra Jayusman, S.T., M.M. selaku Kepala Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi yang memudahkan dalam memberikan

perijinan dalam proses penelitian dan Dosen Pembimbing II

iii
5. Ibu Winarti Setyorini Selaku Dosen Pembimbing I.

6. Pemilik Usaha dan karyawan Kedai Dzuli yang telah menerima dan

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan proses penelitian.

7. Dan untuk teman-teman seperjuangan kelas manajemen angkatan 2017

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang sampai saat ini

memberikan dukungan dan doa serta motivasi kepada saya sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini.

Akhirnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan manusia itu tidak ada

yang sempurna disetiap karyanya, untuk itu saran dan kritik yang membangun

terhadap skripsi ini sangat penulis harapkan, dan semoga skripsi ini dapat

digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah yang ada dan serupa, Amin.

Pangkalan Bun, Januari 2022

Ahmad Supriandi

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3. Batasan Masalah.................................................................................................6
1.4. Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.5. Manfaat Penelitian..............................................................................................7
1.6. Kerangka Pemikiran...........................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................9
2.1. Penelitian Terdahulu...........................................................................................9
2.2. Landasan Teori.................................................................................................28
2.2.1. Pengertian Manajemen.............................................................................28
2.2.2 Pengertian Strategi...................................................................................30
2.2.3. Manajemen Strategi..................................................................................32
2.2.4. Pengertian Pemasaran...............................................................................34
2.2.5. Strategi Pemasaran...................................................................................35
2.2.6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix).........................................................37
2.2.7 Manajemen Pemasaran.............................................................................40
2.2.8 Lingkungan Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT...................41
2.2.9 Matriks EFAS & IFAS.............................................................................46
BAB III..................................................................................................................50
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................50
3.1. Lokasi Penelitian..............................................................................................50

v
3.2. Jenis Penelitian.................................................................................................50
3.3. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................50
3.4. Metode Pengumpulan Data..............................................................................50
3.5. Informan Penelitian..........................................................................................54
3.6. Validitas dan Realibilitas..................................................................................55
3.7. Metode Studi Kasus.........................................................................................57
3.8. Alat Analisis Data............................................................................................58
3.8.1. Matriks Evaluasi Faktor Internal..............................................................58
3.8.2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal............................................................59
3.8.3. Matrik Evaluasi Swot...............................................................................61
3.8.4. Diagram Kartesius....................................................................................62
BAB IV..................................................................................................................63
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................63
4.1. Gambaran Umum Objek Yang Diteliti.............................................................63
4.1.1. Sejarang Singkat Kedai Dzuli...................................................................63
4.1.2. Visi dan Misi Kedai Dzuli........................................................................63
4.1.3. Struktur Organisasi...................................................................................64
4.2. Pembahasan......................................................................................................74
4.2.1. Analisis SWOT.........................................................................................76
4.2.2. Diagram Kartesius....................................................................................80
4.2.3. Matriks SWOT.........................................................................................83
BAB V....................................................................................................................87
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................87
5.1. Kesimpulan......................................................................................................87
5.2. Saran................................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................89
LAMPIRAN..............................................................Error! Bookmark not defined.

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1..................................................................................................................4
Data Penjualan Kedai Dzuli....................................................................................4
Tabel 1.2.................................................................................................................5
Data Penjualan Kedai Gerobak...............................................................................5
Tabel 1.3..................................................................................................................5
Data Penjualan Kedai Retorika...............................................................................5
Tabel 2.1..................................................................................................................9
Jurnal Penelitian......................................................................................................9
Tabel 3.1................................................................................................................59
Matriks IFE...........................................................................................................59
Tabel 3.2................................................................................................................61
Matriks EFE..........................................................................................................61
Tabel 4.1................................................................................................................77
Analisis SWOT UMKM Kedai Dzuli...................................................................77
Tabel 4.2...............................................................................................................78
Matriks IFAS.........................................................................................................78
Tabel 4.3................................................................................................................79
Matriks EFAS.......................................................................................................79
Tabel 4.4...............................................................................................................83
Matriks SWOT.......................................................................................................83

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.............................................................................................................8
Kerangka Pemikiran.................................................................................................8
Gambar 4.1...........................................................................................................72
Struktur Organisasi................................................................................................72
Gambar 4.2...........................................................................................................82
Diagram Kartesius..................................................................................................82

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang

dimiliki dan dikelola oleh perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi

kriteria sebagai usaha mikro. Kriteria kekayaan dan hasil penjualan UMKM diatur

kekayaan dan hasil penjualan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang UMKM Pasal 6.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM di Indonesia

mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pada tahun 2010, jumlah UMKM ada

sekitar 52,8 juta dan pada tahun 2018 bertambah menjadi 64,2 juta usaha.

Kenaikan jumlah ini membawa UMKM sebagai kontributor terbesar dalam

produk domestik bruto (PDB) yaitu 60,3 persen. Menariknya lagi, melansir

katadata, UMKM telah menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total

lapangan pekerjaan. Sayangnya pandemi Corona yang terjadi di tahun 2020,

membuat sejumlah UMKM kesulitan dan nyaris gulung tikar. Oleh karena itu

pelaku UMKM harus menentukan strategi pemasaran yang tepat agar mampu

terus bertahan dimasa pandemi.

Secara Teoritis Pemasaran menurut Kothler dan Amstrong adalah proses sosial

manajerial, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran

produk serta nilai dengan pihak lain. Adapun tujuan dari pemasaran adalah untuk

memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi

konsumen sehingga produk dan jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya.

1
Pemasar dituntut untuk dapat memahami permasalahan pokok di bidangnya serta

dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan

perusahaan dan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

(Wibowo and Arifin n.d.) mengatakan strategi pemasaran adalah salah satu

cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk

perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat

dipandang sebagai salah satu dasar yang di pakai dalam menyusun perencanaan

perusahaan secara menyeluruh untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan

dalam menjalankan kegiatannya.

Strategi pemasaran terdapat istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix).

Bauran pemasaran merupakan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi

konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta

perlu dilakukan tindakan-tindakan yang konkret. Untuk keperluan tersebut

pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu

tindakan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan

produk (place) dan promosi (promotion).

Kegiatan pemasaran ada beberapa tujuan yang akan dicapai baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk menarik konsumen

terutama untuk produk baru diluncurkan, sedangkan jangka panjang dilakukan

untuk mempertahakankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis. Guna

mencapai tujuan tersebut pengusaha harus bisa menarik perhatian para

konsumennya melalui produk yang ditawarkannya dapat dilakukan dengan cara

2
promosi. Promosi bisa dilakukan dengan mengikuti pameran dan melalui media

seperti majalah, Koran, tv, radio dan internet.

Strategi Pemasaran mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan

usaha, oleh karena itu bidang pemasaran berperan penting merealisasikan rencana

usaha. Selain itu strategi pemasaran juga berperan penting bagi pelaku usaha

UMKM di masa pandemi seperti ini, pelaku usaha UMKM harus mampu

melakukan penyesuaian diri dalam hal produk dan melakukan beberapa strategi

pemasaran.

Hasil penelitian (Horpsrn n.d.), menunjukkan bahwa minimnya pengetahuan

pengusaha dalam bidang produksi dan pemasaran serta perkembangan usaha yang

belum stabil telah menjadikan belum optimalnya UMKM di Indonesia. Oleh

karena itu, peningkatan kemampuan SDM untuk memiliki strategi pemasaran

yang efektif dalam rangka menciptakan produk-produk unggulan yang lebih baik,

pencarian pasar, alih pengetahuan dan teknologi serta pembinaan industri kecil

dan kegiatan usaha pada skala lokal.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau disingkat UMKM merupakan salah

satu unit usaha yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

perekonomian di Indonesia. UMKM juga merupakan salah satu penyokong

perkekonomian di Indonesia khususnya masyarakat golongan menengah kebawah.

Selain itu UMKM juga memiliki peran strategis dalam membantu program

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran, karena UMKM dapat

meningkatkan pendapatan perkapita dan memperluas lapangan pekerjaan.

3
Di awal tahun 2020, serangan pandemi COVID-19 di Indonesia membuat

pemerintah membuat kebijakan pembatasan kegiatan di luar rumah sehingga

memberikan dampak negatif terhadap perekenomian Indonesia khususnya bisnis

UMKM. Mulai dari pengurangan pendapatan secara signifikan, pengurangan

karyawan dan masih banyak dampak negatif lain yang dirasakan oleh pelaku

usaha.

Berdasarkan hasil dari observasi, rata-rata UMKM yang bergerak dibidang

makanan dan minuman ringan mengalami penurunan pendapatan selama pandemi

COVID-19, salah satunya adalah Kedai Dzuli UMKM yang bergerak di bidang

makanan dan minuman ringan. Kedai yang berdiri pada tahun 2016 ini juga

merasakan penurunan pendampatan akibat dampak pandemi COVID-19. Seperti

yang bisa dilihat dari data penjualan berikut ini :

Tabel 1.1
Data Penjualan Kedai Dzuli
Produk
Tahun Omset
Makanan ringan Minuman ringan
2016 Rp. 21.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 36.000.000
2017 Rp. 26.500.000 Rp. 20.300.000 Rp. 46.800.000
2018 Rp. 30.000.000 Rp. 24.000.000 Rp. 54.000.000
2019 Rp. 32.400.000 Rp. 32.400.000 Rp. 64.800.000
2020 Rp. 18.150.000 Rp. 16.050.000 Rp. 34.200.000
Sumber :Kedai Dzuli

Dari data diatas bisa dilihat bahwa UMKM sejak tahun 2016 pendapatan

Kedai Dzuli selalu meningkat, hanya pada tahun 2020 Kedai Dzuli mengalami

penurunan pendapatan, hal ini dikarenakan himbauan dari pemerintah untuk tidak

keluar dari rumah akibat pandemi COVID – 19.

Temuan lain berdasarkan hasil observasi, Kedai Dzuli salah satu UMKM yang

mampu meminimalisir dampak dari pandemi COVID-19 dan bisa melakukan

4
penyesuaian diri dalam hal strategi pemasaran untuk bisa bertahan di masa

pandemi COVID-19. Selain Kedai Dzuli ada juga UMKM lain yang bergerak di

bidang makanan dan minuman ringan yang mampu bertahan dan menyesuaikan

diri dimasa pandemi COVID-19 diantaranya adalah Kedai Gerobak dan Kedai

Retorika. Seperti yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2
Data Penjualan Kedai Gerobak
Produk
Tahun Omset
Makanan ringan Minuman ringan
2016 Rp. 18.000.000 Rp. 15.200.000 Rp. 33.200.000
2017 Rp. 24.370.000 Rp. 19.380.000 Rp. 43.750.000
2018 Rp. 27.790.000 Rp. 24.210.000 Rp. 52.000.000
2019 Rp. 30.798.000 Rp. 33.412.000 Rp. 64.210.000
2020 Rp. 16.230.000 Rp. 15.460.000 Rp. 31.690.000
Sumber :Kedai Gerobak

Tabel 1.3
Data Penjualan Kedai Retorika
Produk
Tahun Omset
Makanan ringan Minuman ringan
2016 Rp. 27.100.000 Rp. 22.920.000 Rp. 50.020.000
2017 Rp. 24.370.000 Rp. 19.380.000 Rp. 55.200.000
2018 Rp. 30.600.000 Rp. 36.960.000 Rp. 67.560.000
2019 Rp. 30.798.000 Rp. 33.412.000 Rp. 74.120.000
2020 Rp. 17.580.000 Rp. 25.620.000 Rp. 43.200.000
Sumber :Kedai Retorika

Berdasarakan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul “STRATEGI

PEMASARAN DALAM MEMPERTAHANKAN BISNIS UMKM DI MASA

PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS UMKM KEDAI DZULI)”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarakan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

5
1. Strategi Pemasaran apa yang diterapkan Kedai Dzuli di tengah pandemi

COVID-19 ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Kedai Dzuli dalam menerapkan

strategi pemasaran agar mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 ?

3. Apa saja faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Kedai Dzuli

dalam menentukan strategi pemasaran ?

4. Apa solusi Kedai Dzuli dalam menghadapi pandemi COVID-19 agar

mampu mempertahankan bisnis ?

1.3. Batasan Masalah


Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang

menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang

telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini

hanya membahas dari sudut pandang pengusaha khususnya Kedai Dzuli yang

melakukan penjualan makanan dan minuman dan strategi yang dipakai adalah

strategi pemasaran bauran 4P.

1.4. Tujuan Penelitian


Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka

ditetapkan tujuan penetilian ini antara lain :

1. Ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang diterapkan Kedai Dzuli di

tengah pandemi COVID-19 ?

6
2. Ingin mengetahui kendala yang dihadapi oleh UMKM dalam menerapkan

strategi pemasaran agar mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 ?

3. Ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kedai Dzuli dalam

menentukan strategi pemasaran

4. Ingin mengetahui solusi dari Kedai Dzuli dalam menghadapi pandemi

COVID-19 agar mampu mempertahankan bisnis

1.5. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan referensi bagi Universitas

Antakusuma jika melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi

pemasaran di tengah pandemi COVID-19.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha khususnya UMKM dalam

menentukan strategi pemasaran di masa yang akan datang.

1.6. Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan rancangan atau garis besar yang telah digagas

oleh peneliti dalam merancang proses penelitian. Skema kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

7
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

Pengamatan dan Pengumpulan data (wawancara, observasi, angker, dokumentasi)

Marketing Mix (price, place, product, promotion)

Matriks IFE dan EFE

Analisis SWOT

Kesimpulan

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan perbandingan referensi
penelitian ini adalah :
Tabel 2.1
Jurnal Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Mia Mulyani Strategi pemasaran Penelitian ini bertujuan untuk
Putri (2020) dalam mengetahui strategi pemasaran
mempertahankan pada UMKM Buket Bunga Gallery
bisnis UMKM di Daisuki khususnya bauran
tengah pandemi pemasaran (Marketing Mix) yang
covid-19 (studi ditetapkan UMKM. Penelitian ini
kasus UMKM menggunakan metode kualitatif,
buket bunga gallery yaitu studi kasus yang
daisuki jambi) menghasilkan data-data deskriptif
yang dituangkan dalam kata-kata.
Sumber data pada penelitian ini
penulis melakukan kunjungan
langsung ke UMKM Gallery
Daisuki untuk melakukan
wawancara pribadi dengan Owner
Ibu Rahayu. Dilengkapi dengan
data-data penjualan beberapa tahun
kebelakang. Peneliti menyimpulkan
bahwa ada beberapa pembahasan
yaitu Strategi, Kendala dan Solusi.
Strategi yang dilakukan Gallery
Daisuki yaitu Bauran 4P (Product,
Promotion, Price, dan Place).
Strategi product berupa inovasi
buket masker, strategi promotion
berupa potongan harga, strategi
price yaitu setiap pembelian buket
mendapatkan bonus masker, dan
strategi place berupa fleksibilitas
dalam pengiriman produk, sehingga
dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk.
Meskipun ada kendala dalam

9
keuangan dan bahan baku tetapi
Gallery Daisuki masih bisa
menemukan solusi dan
alternatifnya yaitu dengan
mengelola keuangan dan
menggunakan bahan baku secara
efisien. Kemudian, solusi UMKM
Gallery Daisuki dalam menghadapi
COVID-19 adalah dengan menjaga
cashflow, inovasi produk,
memaksimalkan media sosial dan
memaksimalkan layanan antar atau
delivery.
2 Vibrianti Analisis SWOT Hasil penelitian ini menunjukkan
Widiantuti dalam menerapkan bahwa strategi tepat yang dapat
(2020) strategi pemasaran digunakan untuk meningkatkan
untuk penjualan pada Home Industri Mie
meningkatkan Triple 8 di Kabupaten Malang
penjualan pada adalah: Strategi SO: selalu
home industri mie memberikan pelayanan yang baik
triple 8 di pada konsumen agar tetap percaya
Kabupaten Malang pada produk yang ditawarkan,
mempertahankan hubungan baik
kepada konsumen,
mempertahankan hubungan dengan
pemasok bahan baku. Strategi WO:
meningkatkan promosi pada Home
Industri Mie Triple 8, menambah
jenis produk mie yang ada pada
Home Industri Mie Triple 8,
menambah cabang Home Industri
Mie Triple 8, dan membuat catatan
keuangan menggunakan teknologi.
Strategi ST: menetapkan harga
produk yang mampu bersaing
dipasaran dan meningkatkan
kualitas produk. Strategi WT:
melakukan kerjasama dengan pihak
yang akan mendukung usaha ini
dan menambah mesin produksi.
3 Rochim Strategi bersaing Hasil penelitian menunjukkan
Sidik (2020) dengan metode bahwa Strategi Bisnis yang
SWOT dilakukan oleh “Toko Purnama”
pada UMKM yang mencakup bidang Produksi,
kerajinan tas Manajemen Sumber Daya Manusia,
purnama Keuangan, dan Pemasaran ini dapat

10
tanggulangin berjalan lancar dan seimbang di
tengah banyaknya para Pesaing di
Pasaran saat ini. Dengan adanya
pesaing tersebut justru menjadi
tantangan tersendiri bagi pemilik
usaha untuk menciptakan inovasi
untuk mengembangkan usahanya
dan sepanjang perjalanan usaha
“Toko Purnama” sampai saat ini
belum pernah mengalami
Penurunan melainkan selalu
menunjukkan Kenaikan dalam
penjualannya. Itu dikarenakan
Strategi Berdaya Saing tinggi untuk
mempertahankan Kualitas yang ada
di Toko tersebut.
4 Almira Strategi pemasaran Hasil penelitian menunjukkan
Nabila pisang pasir di Kota bahwa: 1) Kekuatan dalam
(2020) Medan pemasaran pisang pasir
di daerah penelitian adalah promosi
produk yang rutin, proses produksi
cepat dan mudah, varian rasa
produk yang banyak, rasa produk
pisang manis dan gurih,
sikap pelayan yang cepat dan
ramah , penggunaan teknologi,
banyak produk terjual/bulan; 2)
Kelemahan dalam pemasaran
pisang pasir di daerah penelitian
adalah modal usaha terbatas,
jumlah tenaga kerja kurang sesuai;
3) Peluang dalam pemasaran pisang
pasir di daerah penelitian adalah
ketersediaan bahan baku, pengaruh
perubahan harga bahan baku,
persaingan harga, harga jual
produk/kotak;4) faktor ancaman
dalam pemasaran pisang pasir di
daerah penelitian adalah
permintaan pasar, perusahaan
pesaing. 5) Strategi pemasaran
pisang pasir di Kota Medan
berdasarkan hasil analisis SWOT
terletak di kuadran I dan strategi
yang digunakan adalah strategi S-O
(Strength – Opportunities) Strategi

11
ini adalah dimana prusahaan
memiliki kekuatan dan peluang
sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada.
5 Rozi Strategi pemasaran Hasil penelitian menunjukan
Pratama depot air minum isi strategi promosi yang digunakan
(2019) ulang alhamra adalah tidak hanya dengan door to
dalam door depot air minum isi ulang
meningkatkan alhamra juga mengunakan radio
penjualan di nagari untuk memasarkan produknya dan
limo kaum dari segi produk depot air minum
batusangkar mengunakan mesin R.O (Reserve
Osmosis) yang memproduksi air
yang sehat dan higenis, strategi
harga yang ditawarkan oleh Depot
Air Minum Isi Ulang Alhamra
sangat terjangkau, strategi segi
tempat adalah produk tersebut
diantarkan pada pelanggan yang
telah melakukan pemesanan
melalui telepon, sms ataupun
datang langsung ke depot Air
minum isi ulang Alhamra.
Keunggulan dari Depot Air Minum
Isi Ulang Alhamra ini terletak pada
produk air minum R.O (reseerve
osmosis) yang sudah teruji di
laboratorium dan juga sudah
mendapatkan sertifikat layak dari
dinas terkait. Keunggulan dari segi
harga adalah harga pada Depot
Alhamra ini sangat terjangkau.
Promosi Keunggulan keungulan
adalah Depot Alhamra memberikan
hadiah pada konsumen yang telah
memenuhi syarat. Hambatan dalam
memasarkan produk depot air
minum isi ulang Alhamra yaitu,
Produk yaitu Sulitnya memperoleh
komponen mesin atau alat
operasional apabila terjadi masalah
sehingga menggangu proses
produksi dan pemasaran. Pada
promosi hambatanya adalah
Sulitnya menarik konsumen yang
sudah loyal terhadap suatu produk.

12
Distribusi Hambatannya adalah
ketika terjadi hujan deras dan
kendaraan operasional mengalami
kerusakan maka pendistribusian
produk terlambat sampai kepada
konsumen
6 Utari Pradita Analisis SWOT Hasil penelitian menunjukan bahwa
Sari (2019) terhadap strategi strategi pemasaran usaha tepung
pemasaran usaha pisang Desa Ture apabila dilihat
tepung pisang Desa mengunakan analisis SWOT
Ture mempunyai cukup kekuatan dan
peluang yang baik meskipun harus
tetap waspada terhadap ancaman
dan kelemahan yang ada dan
analisis SWOT dalam prespektif
islam dalam hal modal tidak
mengunankan peminjaman yang
mengunakan bunga, telah memiliki
sertifikasi halal. Strategi pemasaran
yang dilakukan usaha tepung
pisang ini pun telah efektif dan
efesien dalam menerapkan startegi
pemasarannya dan menampilkan
keunggulan dan kualitas bahan
baku utama, memaksimalkan
kekuatan pasar yaitu dengan
memasukan produk ke toko
maupun swalayan besar serta
menjual diacara bazar ataupun
pameran, promosi yang dilakukan
oleh Usaha Tepung Pisang Desa
Ture adalah promosi masih
seadanya seperti brosur, atau
menawarkan secara langsung
kepada konsumen-konsumen baru,
dan hanya mencantumkan nomer
telpon pada label tepung pisang.
7 Teguh Riski Strategi pemasaran Dari analisis SWOT dapat
Ariansyah keripik sanjai ditawarkan kepada Industri Rumah
(2018) balado pada Tangga Bersaudara berbagai
industri rumah alternatif strategi pemasaran yang
tangga bisa diterapkan oleh Industri
bersaudara Rumah Tangga Bersaudara yaitu :
menggunakan Strategi SO adalah tetap menjaga
analisis SWOT keorisinilan produk dan
meningkatkan kualitas produk

13
sehingga konsumen semakin loyal
dengan produk kita. Srategi WO
adalah menggunakan media
internet untuk melakukan promosi
untuk meningkatkan penjualan dan
memperluas pangsa pasar, kelola
lahan yang kosong dengan mulai
menanam umbi singkong sehingga
menghemat biaya untuk bahan
baku. Strategi ST adalah menjaga
kualitas keripik sanjai balado dan
mulai mencoba menciptakan variasi
rasa yang baru untuk mengalahkan
pesaing yang memiliki produk yang
sejenis dan produsen makanan –
makanan yang memproduksi
makanan modern. Strategi WT
adalah mulai gencar untuk
melakukan kegiatan promosi untuk
menarik pelanggan dalam
menghadapi persaingan,
mengusahakan untuk mulai
menanam umbi singkong sendiri
karena bahan baku yang sulit
didapat dan cuaca yang tidak
menentu akan menyebabkan
hambatan dalam berproduksi.
8 Mukti Ali Analisis SWOT Nampak posisi Grand Celino Hotel
(2019) dalam merumuskan pada hasil Analisis Diagram
strategi Cartesius berada pada Sel 1 pada
pemasaran pada posisi tumbuh dan kembangkan
grand celino hotel yang merupakan posisi kompetitif
di makassar pasar yang kuat.
Pada Matriks SWOT ada 4
alternatif strategi yang dapat
digunakan oleh Grand Celino Hotel
Makassar. Pada strategi SO
memanfaatkan kekuatan untuk
mendapatkan peluang yaitu fasilitas
yang lengkap beserta makanan dan
minuman yang beragam, reputasi
pelayanan terbaik, serta lokasi yang
strategis akan lebih mudah menarik
minat konsumen yang semakin
banyak berkunjung ke Makassar
ditunjang dengan perkembangan

14
teknologi yang semakin canggih
sehingga lebih cepat dan mudah
dalam menyalurkan promosi.
Pada strategi WO yaitu mengatasi
kelemahan dengan memanfaatkan
peluang yang ada. Dengan
perkembangan teknologi yang ada
dapat digunakan untuk penyaluran
promosi kepada konsumen scara
cepat dan luas serta peningkatan
daya beli dan selera konsumen
berdampak baik pada hotel dengan
disediakannya fasilitas yang
memadai seperti menyediakan
ruangan untuk perjamuan misalnya
pernikahan.
Untuk strategi ST yaitu dengan
memanfaatkan kekuatan untuk
menghindari ancaman yaitu dengan
memiliki fasilitas serta makanan
dan minuman yang beragam. Grand
Celino Hotel harus terus berinovasi
agar produk yang dihasilkan tidak
mudah ditiru oleh pesaing.
Strategi WT yaitu menciptakan
strategi khusus untuk meyalurkan
promosi kepada konsumen.
9 Narto (2020) Penguatan strategi Hasil analisis SWOT diperoleh
pemasaran pudak di nilai IFAS sebesar 2,7013
tengah pandemi sedangkan nilai EFAS sebesar
covid-19 untuk 2,9400. Dengan demikian matrik IE
meningkatkan untuk UMKM Pudak Gresik berada
keunggulan di posisi pertumbuhan dan
bersaing usaha stabilitas. Hasil pemilihan strategi
mikro kecil menggunakan metode AHP untuk
menengah kota menentukan strategi alternatif yaitu
gresik mempertahankan harga dan
meningkatkan kualitas produk
tanpa bahan pengawet untuk
meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk dan memperoleh
keuntungan yang menjanjikan,
dengan nilai bobot sebesar 0,300.
Prioritas kedua yaitu strategi
melakukan promosi berbasis online
dan memberikan diskon agar lebih

15
dikenal luas dan menarik minat
para konsumen diluar kota Gresik.
Kedua strategi ini merupakan
kombinasi yang dipilih untuk
penguatan strategi pemasaran
sehingga dapat meningkatkan
keunggulan bersaing UMKM
Pudak Gresik.
10 Herlina Strategi UMKM Penelitian ini menggunakan metode
Muksin dalam menghadapi penelitian kualitatif, dengan
(2020) pasar di era menggunakan dua metode
pandemi covid-19 pengumpulan data observasi,
(umkm dalam wawancara dokumentasi. Dari
bidang kuliner di penelitian yang dilakukan ini di
seputaran gomong dapatkan beberapa strategi yang di
mataram) lakukan oleh para Pelaku UMKM
Bidang Kuliner di Gomong
Mataram diantaranya adalah
strategi E-Commers, Digital
Marketing dan Customer
Relationship Marketing (CRM).
Dimana ketiga strategi ini sangat
berpengaruh bagi Pelaku UMKM
dalam menghadapi Pasar di Era
Pandemi Covid-19 ini.
11 Priyo Strategi komunikasi Ditengah situasi merebaknya
Suswanto & pemasaran dalam pandemi virus Covid-19
Sri Dewi membangun mengharuskan masyarakat
Setiawati positioning di melakukan kegiatannya dirumah
(2020) tengah pandemi dan menjaga jarak sosial (social
covid-19 di distancing) sesuai dengan anjuran
Indonesia pemerintah. Dalam mendukung
program pemerintah tersebut
Shopee menyatakan dirinya sebagai
pejuang belanja dari rumah dengan
program kampanyenya yang
disebut #ShopeeDariRumah.
Tujuan Penelitian ini adalah
menganalisis strategi komunikasi
pemasaran Shopee ditengah
merebaknya pandemi virus Covid-
19 yang mengharuskan masyarakat
mengurangi interaksi sosial secara
langsung (social distancing) dan
menghadapi ketatnya persaingan
E-Commerce di Indonesia. Dalam

16
hal ini peneliti menggunakan
metode penelitian studi kasus
dengan pendekatan secara
kualitatif, karena permasalahannya
membutuhkan pengamatan secara
kualitatif. Hasil dari penelitian ini,
dengan memanfaatkan media baru
yang di adopsi kedalam fitur-fitur
media chanel yang dimiliki
Shopee, ditunjang dengan
menggunakan metode strategi ide
isi pesan rasional, emosional dan
moral melalui pemanfaatkan media
serta celah konsumen yang tepat
berdasarkan syarat membangun
positioning, Shopee berhasil
mendapat perhatian konsumen
dan kepedulian di mata
penggunanya, sehingga secara
langsung terbentuk positioning di
kalangan penggunanya khususnya
masyarakat Indonesia.
12 Mohammad Strategi surival Dari hasil penelitian ini, dapat
Rosyada & umkm batik tulis diketahui bahwa dalam
Ana pekalongan di menjalankan bisnisnya, “Batik
Wigiawati tengah pandemi Pesisir Pekalongan” menggunakan
(2020) covid-19 (studi berbagai macam strategi dalam
kasus pada batik menghadapi persaingan industri
pesisir pekalongan) batik di tengah pandemi Covid-
19. Strategi bersaing yang
diambil dengan melakukan
differensiasi produk setiap
minggunya, inovasi dan kreatifitas
menerapkan pelayanan yang ramah
dan prima kepada konsumen
sedangkan dalam strategi promosi
“Batik Pesisir Pekalongan”
menggunakan beberapa bauran
promosi seperti periklanan
(advertising), promosi penjualan
(sales promotion), hubungan
masyarakat (public relation) dan
publikasi, pemasaran langsung
(direct marketing), personal selling
dan juga internet marketing seperti
pemanfaatan media sosial dan

17
shorby (link bisnis).
13 Moh. Amien Penentuan strategi Hasil penelitian yang ditujukan
Rais (2021) pemasaran UMKM oleh diagram cartesius
tanocraft tanoker bahwa UMKM (Usaha Mikro Kecil
ledokombo Menengah) berada pada kuadran I,
menggunakan yaitu agresif dengan penerapan
analisis SWOT strategi Growth Oriented Strategy
yang merupakan situasi yang
sangat menguntungkan bagi
UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah). Dimana UMKM
memiliki kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada.
14 Dina Penerapan analisis Hasil penelitian menunjukan bahwa
Agustina SWOT dan penerapan analisis SWOT dan
(2018) manajemen mutu manajemen mutu terpadu (TQM)
terpadu (TQM) yang baik akan menghasilkan
dalam penetapan strategi pemasaran yang tepat. PD.
strategi pemasaran Fajar Toserba sebaiknya
toserba melaksanakan routine strategy
change (strategi perubahan rutin)
terhadap strategi-strategi selama ini
yang dilakukan agar tidak tergusur
dengan adanya pesaing-pesaing
yang ada. Perubahan tersebut dapat
dilakukan melalui perubahan
penetapan strategi produk,
perubahan strategi harga,
penambahan strategi promosi dan
pengoptimalan strategi
pendistribusian untuk menciptakan
loyalitas konsumen.
15 Nofita Strategi pemasaran Berdasarkan hasil penelitian
Hidayatul pada usaha kue haii penulis, untuk mengembangkan
Rahmi dalam strategi pemasaran Usaha Kue Haii
(2021) mempertahankan dapat di lakukan dengan cara
penjualana di sebagai berikut: Memproduksi
tengah pandemi usaha kue dengan cara
covid-19 menonjolkan keunggulan dalam
artian meningkatkan kualitas
produk, memberikan harga yang
terjangkau bagi masyarakat, lebih
mengembangkan wilayah
pendistribusian pemasaran usaha
kue, memperluas pasar sasaran dan
melakukan promosi.

18
Sumber : Peneliti 2022
Adapun uraian dari tabel 2.1 penelitian terdahulu diatas sebagai berikut :

Mia Mulyani Putri (2020) : Strategi pemasaran dalam mempertahankan

bisnis umkm di tengah pandemi covid-19 (studi kasus UMKM buket bunga

gallery daisuki jambi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi

pemasaran pada UMKM Buket Bunga Gallery Daisuki khususnya bauran

pemasaran (Marketing Mix) yang ditetapkan UMKM. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif, yaitu studi kasus yang menghasilkan data-data deskriptif yang

dituangkan dalam kata-kata. Sumber data pada penelitian ini penulis melakukan

kunjungan langsung ke UMKM Gallery Daisuki untuk melakukan wawancara

pribadi dengan Owner Ibu Rahayu. Dilengkapi dengan data-data penjualan

beberapa tahun kebelakang. Peneliti menyimpulkan bahwa ada beberapa

pembahasan yaitu Strategi, Kendala dan Solusi. Strategi yang dilakukan Gallery

Daisuki yaitu Bauran 4P (Product, Promotion, Price, dan Place). Strategi product

berupa inovasi buket masker, strategi promotion berupa potongan harga, strategi

price yaitu setiap pembelian buket mendapatkan bonus masker, dan strategi place

berupa fleksibilitas dalam pengiriman produk, sehingga dapat mempertahankan

dan meningkatkan kualitas produk. Meskipun ada kendala dalam keuangan dan

bahan baku tetapi Gallery Daisuki masih bisa menemukan solusi dan alternatifnya

yaitu dengan mengelola keuangan dan menggunakan bahan baku secara efisien.

Kemudian, solusi UMKM Gallery Daisuki dalam menghadapi COVID-19 adalah

dengan menjaga cashflow, inovasi produk, memaksimalkan media sosial dan

memaksimalkan layanan antar atau delivery.

19
Vibrianti Widiantuti (2020) : Analisis SWOT dalam menerapkan strategi

pemasaran untuk meningkatkan penjualan pada home industri mie triple 8 di

Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi tepat yang

dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan pada Home Industri Mie Triple 8

di Kabupaten Malang adalah: Strategi SO: selalu memberikan pelayanan yang

baik pada konsumen agar tetap percaya pada produk yang ditawarkan,

mempertahankan hubungan baik kepada konsumen, mempertahankan hubungan

dengan pemasok bahan baku. Strategi WO : meningkatkan promosi pada Home

Industri Mie Triple 8, menambah jenis produk mie yang ada pada Home Industri

Mie Triple 8, menambah cabang Home Industri Mie Triple 8, dan membuat

catatan keuangan menggunakan teknologi. Strategi ST: menetapkan harga produk

yang mampu bersaing dipasaran dan meningkatkan kualitas produk. Strategi WT:

melakukan kerjasama dengan pihak yang akan mendukung usaha ini dan

menambah mesin produksi.

Rochim Sidik (2020) : Strategi bersaing dengan metode SWOT pada

UMKM kerajinan tas purnama tanggulangin Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Strategi Bisnis yang dilakukan oleh “Toko Purnama” yang mencakup bidang

Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Keuangan, dan Pemsaran ini dapat

berjalan lancar dan seimbang di tengah banyaknya para Pesaing di Pasaran saat

ini. Dengan adanya pesaing tersebut justru menjadi tantangan tersendiri bagi

pemilik usaha untuk menciptakan inovasi untuk mengembangkan usahanya dan

sepanjang perjalanan usaha “Toko Purnama” sampai saat ini belum pernah

mengalami penurunan melainkan selalu menunjukkan kenaikan dalam

20
penjualannya. Itu dikarenakan Strategi Berdaya Saing tinggi untuk

mempertahankan kualitas yang ada di toko tersebut.

Almira Nabila (2020) : Strategi pemasaran pisang pasir di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kekuatan dalam pemasaran pisang pasir

di daerah penelitian adalah promosi produk yang rutin, proses produksi cepat dan

mudah, varian rasa produk yang banyak, rasa produk pisang manis dan gurih,

sikap pelayan yang cepat dan ramah, penggunaan teknologi, banyak produk

terjual/bulan; 2) Kelemahan dalam pemasaran pisang pasir di daerah penelitian

adalah modal usaha terbatas, jumlah tenaga kerja kurang sesuai; 3) Peluang dalam

pemasaran pisang pasir di daerah penelitian adalah ketersediaan bahan baku,

pengaruh perubahan harga bahan baku, persaingan harga, harga jual

produk/kotak ;4) faktor ancaman dalam pemasaran pisang pasir di daerah

penelitian adalah permintaan pasar, perusahaan pesaing. 5) Strategi pemasaran

pisang pasir di Kota Medan berdasarkan hasil analisis SWOT terletak di kuadran I

dan strategi yang digunakan adalah strategi S-O (Strength – Opportunities)

Strategi ini adalah dimana prusahaan memiliki kekuatan dan peluang sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Rozi Pratama (2019) : Strategi pemasaran depot air minum isi ulang

alhamra dalam meningkatkan penjualan di nagari limo kaum batu sangkar. Hasil

penelitian menunjukan strategi promosi yang digunakan adalah tidak hanya

dengan door to door depot air minum isi ulang alhamra juga mengunakan radio

untuk memasarkan produknya dan dari segi produk depot air minum mengunakan

mesin R.O (Reserve Osmosis) yang memproduksi air yang sehat dan higenis,

21
strategi harga yang ditawarkan oleh Depot Air Minum Isi Ulang Alhamra sangat

terjangkau, strategi segi tempat adalah produk tersebut diantarkan pada pelanggan

yang telah melakukan pemesanan melalui telepon, sms ataupun datang langsung

ke depot Air minum isi ulang Alhamra. Keunggulan dari Depot Air Minum Isi

Ulang Alhamra ini terletak pada produk air minum R.O (reseerve osmosis) yang

sudah teruji di laboratorium dan juga sudah mendapatkan sertifikat layak dari

dinas terkait. Keunggulan dari segi harga adalah harga pada Depot Alhamra ini

sangat terjangkau. Promosi Keunggulan keungulan adalah Depot Alhamra

memberikan hadiah pada konsumen yang telah memenuhi syarat. Hambatan

dalam memasarkan produk depot air minum isi ulang Alhamra yaitu, Produk yaitu

Sulitnya memperoleh komponen mesin atau alat operasional apabila terjadi

masalah sehingga menggangu proses produksi dan pemasaran. Pada promosi

hambatanya adalah Sulitnya menarik konsumen yang sudah loyal terhadap suatu

produk. Distribusi Hambatannya adalah ketika terjadi hujan deras dan kendaraan

operasional mengalami kerusakan maka pendistribusian produk terlambat sampai

kepada konsumen.

Utari Pradita Sari (2019) : Analisis SWOT terhadap strategi pemasaran

usaha tepung pisang Desa Ture. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi

pemasaran usaha tepung pisang Desa Ture apabila dilihat mengunakan analisis

SWOT mempunyai cukup kekuatan dan peluang yang baik meskipun harus tetap

waspada terhadap ancaman dan kelemahan yang ada dan analisis SWOT dalam

prespektif islam dalam hal modal tidak mengunankan peminjaman yang

mengunakan bunga, telah memiliki sertifikasi halal. Strategi pemasaran yang

22
dilakukan usaha tepung pisang ini pun telah efektif dan efesien dalam menerapkan

startegi pemasarannya dan menampilkan keunggulan dan kualitas bahan baku

utama, memaksimalkan kekuatan pasar yaitu dengan memasukan produk ke toko

maupun swalayan besar serta menjual diacara bazar ataupun pameran, promosi

yang dilakukan oleh Usaha Tepung Pisang Desa Ture adalah promosi masih

seadanya seperti brosur, atau menawarkan secara langsung kepada konsumen-

konsumen baru, dan hanya mencantumkan nomer telpon pada label tepung pisang.

Teguh Riski Ariansyah (2018) : Strategi pemasaran keripik sanjai balado

pada industri rumah tangga bersaudara menggunakan analisis SWOT. Dari

analisis SWOT dapat ditawarkan kepada Industri Rumah Tangga Bersaudara

berbagai alternatif strategi pemasaran yang bisa diterapkan oleh Industri Rumah

Tangga Bersaudara yaitu : Strategi SO adalah tetap menjaga keorisinilan produk

dan meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen semakin loyal dengan

produk kita. Srategi WO adalah menggunakan media internet untuk melakukan

promosi untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar, kelola

lahan yang kosong dengan mulai menanam umbi singkong sehingga menghemat

biaya untuk bahan baku. Strategi ST adalah menjaga kualitas keripik sanjai balado

dan mulai mencoba menciptakan variasi rasa yang baru untuk mengalahkan

pesaing yang memiliki produk yang sejenis dan produsen makanan – makanan

yang memproduksi makanan modern. Strategi WT adalah mulai gencar untuk

melakukan kegiatan promosi untuk menarik pelanggan dalam menghadapi

persaingan, mengusahakan untuk mulai menanam umbi singkong sendiri karena

23
bahan baku yang sulit didapat dan cuaca yang tidak menentu akan menyebabkan

hambatan dalam berproduksi.

Mukti Ali (2019) : Analisis SWOT dalam merumuskan strategi pemasaran

pada grand celino hotel di Makassar. Nampak posisi Grand Celino Hotel pada

hasil Analisis Diagram Cartesius berada pada Sel 1 pada posisi tumbuh dan

kembangkan yang merupakan posisi kompetitif pasar yang kuat. Pada Matriks

SWOT ada 4 alternatif strategi yang dapat digunakan oleh Grand Celino Hotel

Makassar. Pada strategi SO memanfaatkan kekuatan untuk mendapatkan peluang

yaitu fasilitas yang lengkap beserta makanan dan minuman yang beragam,

reputasi pelayanan terbaik, serta lokasi yang strategis akan lebih mudah menarik

minat konsumen yang semakin banyak berkunjung ke Makassar ditunjang dengan

perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga lebih cepat dan mudah

dalam menyalurkan promosi. Pada strategi WO yaitu mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan perkembangan teknologi yang

ada dapat digunakan untuk penyaluran promosi kepada konsumen scara cepat dan

luas serta peningkatan daya beli dan selera konsumen berdampak baik pada hotel

dengan disediakannya fasilitas yang memadai seperti menyediakan ruangan untuk

perjamuan misalnya pernikahan. Untuk strategi ST yaitu dengan memanfaatkan

kekuatan untuk menghindari ancaman yaitu dengan memiliki fasilitas serta

makanan dan minuman yang beragam. Grand Celino Hotel harus terus berinovasi

agar produk yang dihasilkan tidak mudah ditiru oleh pesaing. Strategi WT yaitu

menciptakan strategi khusus untuk meyalurkan promosi kepada konsumen.

24
Narto (2020) : Penguatan strategi pemasaran pudak di tengah pandemi

covid-19 untuk meningkatkan keunggulan bersaing usaha mikro kecil menengah

kota gresik Hasil analisis SWOT diperoleh nilai IFAS sebesar 2,7013 sedangkan

nilai EFAS sebesar 2,9400. Dengan demikian matrik IE untuk UMKM Pudak

Gresik berada di posisi pertumbuhan dan stabilitas. Hasil pemilihan strategi

menggunakan metode AHP untuk menentukan strategi alternatif yaitu

mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk tanpa bahan pengawet

untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk dan memperoleh

keuntungan yang menjanjikan, dengan nilai bobot sebesar 0,300. Prioritas kedua

yaitu strategi melakukan promosi berbasis online dan memberikan diskon agar

lebih dikenal luas dan menarik minat para konsumen diluar kota Gresik. Kedua

strategi ini merupakan kombinasi yang dipilih untuk penguatan strategi pemasaran

sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing UMKM Pudak Gresik.

Herlina Muksin (2020) : Strategi UMKM dalam menghadapi pasar di era

pandemi covid-19 (UMKM dalam bidang kuliner di seputaran gomong mataram).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan

dua metode pengumpulan data observasi, wawancara dokumentasi. Dari

penelitian yang dilakukan ini di dapatkan beberapa strategi yang di lakukan oleh

para Pelaku UMKM Bidang Kuliner di Gomong Mataram diantaranya adalah

strategi E-Commers, Digital Marketing dan Customer Relationship Marketing

(CRM). Dimana ketiga strategi ini sangat berpengaruh bagi Pelaku UMKM dalam

menghadapi Pasar di Era Pandemi Covid-19 ini.

25
Priyo Suswanto & Sri Dewi Setiawati (2020) : Strategi komunikasi

pemasaran dalam membangun positioning di tengah pandemi covid-19 di

Indonesia. Ditengah situasi merebaknya pandemi virus Covid-19

mengharuskan masyarakat melakukan kegiatannyadirumah dan menjaga jarak

sosial (social distancing) sesuai dengan anjuran pemerintah. Dalam mendukung

program pemerintah tersebut Shopee menyatakan dirinya sebagai pejuang

belanja dari rumah denga program kampanyenya yang disebut

#ShopeeDariRumah. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis strategi

komunikasi pemasaran Shopee ditengah merebaknya pandemi virus Covid-19

yang mengharuskan masyarakat mengurangi interaksi sosial secara langsung

(social distancing) dan menghadapi ketatnya persaingan E-Commerce di

Indonesia. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus

dengan pendekatan secara kualitatif, karena permasalahannya membutuhkan

pengamatan secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini, dengan memanfaatkan

media baru yang di adopsi ke dalam fitur-fitur media chanel yang dimiliki

Shopee, ditunjang dengan menggunakan metode strategi ide isi pesan rasional,

emosional dan moral melalui pemanfaatan media serta celah konsumen yang tepat

berdasarkan syarat membangun positioning, Shopee berhasil mendapat perhatian

konsumen dan kepedulian di mata penggunanya, sehingga secara langsung

terbentuk positioning di kalangan penggunanya khususnya masyarakat Indonesia.

Mohammad Rosyada & Ana Wigiawati (2020) : Strategi survival UMKM

batik tulis pekalongan di tengah pandemi covid-19 (studi kasus pada batik pesisir

pekalongan). Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa dalam

26
menjalankan bisnisnya, “Batik Pesisir Pekalongan” menggunakan berbagai

macam strategi dalam menghadapi persaingan industri batik di tengah

pandemi Covid-19. Strategi bersaing yang diambil dengan melakukan

differensiasi produk setiap minggunya, inovasi dan kreatifitas menerapkan

pelayanan yang ramah dan prima kepada konsumen sedangkan dalam strategi

promosi “Batik Pesisir Pekalongan” menggunakan beberapa bauran promosi

seperti periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion),

hubungan masyarakat (public relation) dan publikasi, pemasaran langsung (direct

marketing), personal selling dan juga internet marketing seperti pemanfaatan

media sosial dan shorby (link bisnis).

Moh. Amien Rais (2021) : Penentuan strategi pemasaran umkm tanocraft

tanoker ledokombo menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian yang ditujukan

oleh diagram cartesius bahwa UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) berada

pada kuadran I, yaitu agresif dengan penerapan strategi Growth Oriented Strategy

yang merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi UMKM (Usaha Mikro

Kecil Menengah). Dimana UMKM memiliki kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada.

Dina Agustina (2018) : Penerapan analisis SWOT dan manajemen mutu

terpadu (TQM) dalam penetapan strategi pemasaran toserba. Hasil penelitian

menunjukan bahwa penerapan analisis SWOT dan manajemen mutu terpadu

(TQM) yang baik akan menghasilkan strategi pemasaran yang tepat. PD Fajar

Toserba sebaiknya melaksanakan routine strategy change (strategi perubahan

rutin) terhadap strategi-strategi selama ini yang dilakukan agar tidak tergusur

27
dengan adanya pesaing-pesaing yang ada. Perubahan tersebut dapat dilakukan

melalui perubahan penetapan strategi produk, perubahan strategi harga,

penambahan strategi promosi dan pengoptimalan strategi pendistribusian untuk

menciptakan loyalitas konsumen.

Nofita Hidayatul Rahmi (2021) : Strategi pemasaran pada usaha kue haii

dalam mempertahankan penjualan di tengah pandemi covid-19. Berdasarkan hasil

penelitian penulis, untuk mengembangkan strategi pemasaran Usaha Kue Haii

dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut: Memproduksi usaha kue dengan

cara menonjolkan keunggulan dalam artian meningkatkan kualitas produk,

memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat, lebih mengembangkan

wilayah pendistribusian pemasaran usaha kue, memperluas pasar sasaran dan

melakukan promosi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen


Menurut Athoillah (2013 : 13) menyatakan bahwa Manajemen

berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus atau

mengelola. Kata tersebut secara subtantif, makna manajemen mengandung

unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan. Dengan demikian, muncul

pertanyaan apa yang dikelola, bagaimana mengelolanya, untuk apa dikelola,

dan siapa yang bertindak sebagai pengelola. Manajemen adalah ilmu dan

seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara

efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainya dalam suatu organisasi

28
untuk mencapai tujuan. Pengertian ini terdapat dua sistem yang harus selalu

ada dalam manajemen, yaitu sistem organisasi dan sistem adminsitrasi.

Menurut Millet dalam Sukarna (2011:2) menyatakan bahwa

management in the public service : Management is the process of directing

and afacilitating the work of people organized in format group to achive a

desired end. ( Manajemen ialah proses pembimbingan dan pemberian

fasilitas terhadap perkerjaan orang – orang yang terorganisir dalam kelomok

formil untuk mendapat suatu yang dikehendaki).

Menurut Terry dalam Sukarna (2011:3) menyatakan bahwa

management is the accomplishinh of predetermined objective through the

efforts of other people. (Manajemen ialah pencapaian tujuan – tujuan yang

telah ditetapkan melalui/bersama-sama usaha orang lain).

Menurut Griffin dalam Fahmi (2014:2) menyebutkan bahwa

manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanan dan

pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi

(manusia, finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi

dengan cara efektif dan efisien. Menurut Stoner dalam Fahmi (2014:2)

menyebutkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

perorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi

dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Menurut Wilson (2015) dalam Ibrahim (2016) menyatakan

manajemen adalah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh

29
anggota-anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya menurut

Koontz (2015), menyatakan bahwa manajemen adalah seni yang paling

produktif selalu didasarkan pada pemahaman terhadap ilmu mendasarinya.

Namun ruang lingkup manajemen tidak terbatas hanya pada leader. Karena

kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen. Sebagaimana yang telah

disebutkan bahwa manajemen itu adalah seni dalam mengelola. Sebuah seni

tentunya tidak hanya menggunakan satu metode semata. Metode yang

digunakan haruslah banyak untuk kemudian menjadikannya sebagai seni

yang bernilai tinggi. Begitu pula dengan manajemen. Untuk menata sebuah

sistem harus memiliki manajemen yang baik dan hadal agar sistem tersebut

bisa berjalan sebagaimana mestinya.

2.2.2 Pengertian Strategi


Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategeia (Stratus =

militer dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi

jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering

diwarnai perang, dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu

angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Konsep strategi

militer sering kali di adaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, strategi

menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan

merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu

organisasi.

Menurut Kenneth R. Adrews (2005), strategi adalah suatu proses

pengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan

30
peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi dan

memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan

perusahaan dengan peluang lingkungan. Sedangkan Hamel dan Prahalad

(2015) menyatakan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa

depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Hisyam Alie menyatakan, strategi yang disusun, dikonsentrasikan

dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang

disebut strategis. Menurutnya, untuk mencapai strategi yang strategis harus

memperhatikan hal-hal berikut :

1. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya

menyangkut manusia dan dana.

2. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang

dimiliki yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan.

3. Peluang, melihat seberapa besar peluang yang mungkin tersedia diluar

hingga peluang yang sangat kecil sekalipun.

4. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari

luar.

Trout dalam bukunya Trout On Strategy, inti dari strategi adalah

bagaimana membuat persepsi yang baik dibenak konsumen menjadi

berbeda. Mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing menjadi spesialisasi,

31
menguasai suatu kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang

member arah dan memahani realitas pasar dengan menjadi yang pertama

dari pada menjadi yang lebih baik. Strategi dalam hal ini ialah

merencanakan penjualan kepada pasar dengan perencanaan dan

pelaksanaan pemasaran yang baik dan tepat untuk mencapai penjualan yang

maksimal demi tercapainya misi perusahaan untuk menguasai pasar.

2.2.3. Manajemen Strategi


Menurut Siagian (2000) dalam Rachmat (2014:14) menjelaskan

bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan

mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh

seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

tersebut.

Menurut Fred R. David (2011) manajemen strategi adalah seni dan

ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi keputusan

lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.

Menurut Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert

E.Hoslisson (1997) adalah proses untuk membantu organisasi dalam

mengidentifikasi siapa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya

mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen

strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa

sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan

barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-

perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari

32
perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan

produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering

menghasilkan laba diatas rata rata.

Manajemen strategi menurut Michael Porter (1980) adalah sesuatu

yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah lebih dari bagian-

bagian dengan demikian ada unsur sinergi di dalamnya.

Menurut H. Igor Ansoff (1979) manajemen strategi adalah analisis

yang logis tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi terhadap

lingkungan baik yang berupa ancaman maupun kesempatan dalam berbagai

aktivitasnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Manajemen Strategi

didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu memformulasikan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan-keputusan antar fungsi

(crassfunctional) yang membuat organisasi dapat mencapai

tujuantujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintegrasian

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/ operasi, riset dan

pengembangan, sistem informasi komputer untuk mencapai kesuksesan

organisasi.

Pengertian lain manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-

keputusan dan tindakan-tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi)

dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

33
2.2.4. Pengertian Pemasaran
Pemasaran berasal dari kata pasar atau dapat diartikan pula dalam

konteks tradisional “tempat orang jual beli”. Pemasaran merupakan suatu

proses dan manajerial di mana individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan

dan saling mempertukarkan produk dan jasa serta nilai antara seseorang

dengan yang lainnya.

Peranan pemasaran sekarang ini tak hanya menyampaikan produk

atau jasa hingga ke tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk atau

jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan secara

berkelanjutan. Sehingga, keuntungan perusahaan dapat diperoleh dengan

terjadi pembelian barang secara berulang.

Menurut Kotler (Kharisma, 2016) pemasaran adalah suatu proses

sosial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dari pihak lain.

Pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan menjual produk dan jasa, namun

didalam pemasaran harus ada kerjasama yang baik antar bagian agar

tercapai pemasaran yang efektif.

Menurut Philip Kotler (2000, h. 9) mengidentifikasikan pemasaran

sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingikan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain. Sedangkan menurut William J.Stanton dan Charles

34
Futrell (2013:11) pemasaran dalah salah satu sistem keseluruhan dari

kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar

sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan definisi-definisi

yang telah dijelaskan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemasaran adalah salah satu kegiatan usaha untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa

agar mencapai tujuan organisasi dan dapat diterima serta disenangi oleh

konsumen.

2.2.5. Strategi Pemasaran


American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2016)

menyatakan pemasaran sebagai pelaksana dunia usaha yang mengarahkan

arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai.

Definisi ini lebih menekankan aspek distribusi daripada kegiatan pemasaran.

Sedangkan fungsi-fungsi lain yang tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak

memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.

Definisi lain dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2012) bahwa

pemasaran secara lebih luas, yaitu suatu proses sosial, dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan

dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu

dan kelompok lainnya. Pemasaran yang baik bukanlah hal yang kebetulan,

melainkan hasil dari perencanaan dan implementasi yang cermat. Praktik

pemasaran harus terus menerus ditingkatkan dan diperbaharui, mengikuti

35
perubahan lingkungan yang terjadi untuk meningkatkan peluang

keberhasilan.

Strategi pemasaran menurut Cravens (2010) bahwa mempunyai

implikasi yang penting dalam interaksi antara perusahaan dan konsumen,

untuk mengidentifikasi tujuan perusahaan, kepuasan dan kebutuhan

pelanggan. Strategi pemasaran merupakan proses manajerial di bidang

pemasaran untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, skill,

knowledge, resources, sesuai dengan peluang dan ancaman di pasar yang

selalu berubah-ubah dan bertujuan untuk menyempurnakan usaha dan

produk dari perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan

penjualan.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan, dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai

tujuan dari sebuah perusahaan. Menurut Stanton (2012) pemasaran adalah

sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan

untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa

memuaskan kenutuhan pembeli aktual maupun potensial.

Menurut Kotler dan Amstrong (2010) strategi pemasaran moderen

secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting),

penepatan pasar sasaran (targeting) dan penepatan posisi pasar (postioning).

Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar dan posisi pasar maka dapat

36
disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk,

harga, penyaluran/distribusi dan promosi.

2.2.6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Strategi atau rencana pemasaran diperlukan untuk dapat

menjalankan aktifitas pemasaran yang lebih baik dalam mencapai tujuan

perusahaan. Program atau rencana pemasaran tersebut terdiri dari beberapa

alat pemasaran yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing

mix).

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu strategi

mencampuri kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal

sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan (Alma, 2016: 205).

Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P yaitu product

(produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing

unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) :

1) Produk (Product), Menurut Kotler dan Amstrong (2015:248) Produk

adalah sebagai berikut: “Suatu produk sebagai apa saja yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, akuisisi, penggunaan

atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. John

W. Mullins dan Orville C. Walker (2013:252) mendefinisikan produk

sebagai berikut: “Suatu produk dapat didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang memenuhi keinginan atau kebutuhan melalui penggunaan,

konsumsi atau akuisisi”. Berbeda halnya dengan pendapat Stanton yang

37
dikutip oleh Buchari Alma (2013:139) yang mendefinisikan produk

sebagai berikut: “Suatu produk adalah seperangkat atribut berwujud dan

tidak berwujud, termasuk pengemasan, warna, harga, prestise pabrikan,

dan pengecer manufaktur yang dapat diterima pembeli sebagai

penawaran yang diinginkan”.

2) Harga (Price), Menurut Suparyanto dan Rosad (2015:141), harga

adalah jumlah sesuatu yang memiliki nilai pada umumnya berupa uang

yang harus dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk. Sedangkan

menurut Kotler & Amstrong (2016:324) “Price the amount of money

charged for a product or service, or the sum of the value that customers

exchange for the benefits or having or using the product or service”.

Arti dari pernyataan tersebut adalah, harga merupakan sejumlah uang

uang yang dikeluarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau sejumlah

nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat atau

kepemilikan atau penggunaan atas sebuah produk atau jasa. Semakin

tinggi harga maka semakin rendah permintaan terhadap produk dan

sebaliknya, semakin rendah harga maka semakin tinggi permintaan

terhadap produk (Syaleh, 2017). Semakin baik strategi harga yang

ditawarkan oleh perusahaan baik tentang strategi harga cash, pemberian

potongan harga maupun harga kredit akan membuat konsumen semakin

senang, sehingga mereka akan mau membeli produk tersebut (Putra dan

Agustin, 2016). Setiap harga yang ditetapkan perusahan akan

38
mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk berbeda (Poluakan,

et al., 2017).

3) Tempat (Place), Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat

produk tersedia bagi sasaran. Place merujuk pada menyediakan produk

tersebut pada sebuah tempat yang nyaman bagi pelanggan. Place hampir

sama dengan distribusi, penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana

dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan

agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada.Lokasi berarti

berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan

melakukan operasi. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang mudah

dijangkau dengan kata lain strategis.

4) Promosi (Promotion), Menurut Buchari Alma (2012:179 ) promosi

adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang menyakinkan

calon konsumen tentang barang dan jasa. Sedangkan menurut Kotler dan

Keller (2016:47) promosi merupakan aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan

sasaran untuk membelinya. Kotler dan Armstong (2016:518)

mengemukakan bahwa promosi penjualan terdiri dari insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau

layanan. Dengan memilih media promosi yang tepat dan jangkauan

yang cukup luas maka diharapkan segala informasi yang hendak

disampaikan kepada masyarakat dan konsumen baik mengenai produk

baru maupun nilai lebih dan manfaat tambahan bagi konsumen

39
diharapkan akan dapat diterima dengan baik sehingga hal ini nantinya

dapat menyakinkan dan mempengaruhi konsumen untuk mengambil

keputusan untuk membeli produk tersebut (Devy dan Sinulingga, 2018).

2.2.7 Manajemen Pemasaran


Menurut Richard L. Daft (2002:8) manajemen adalah pencapaian

sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian

sumberdaya organisasi. Menurut Alma (2002) manajemen pemasaran

berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Pemasaran

merupakan analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian darin

program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk

mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan manajemen adalah proses

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan

(actuating) dan pengawasan (controling). Jadi dapat diartikan bahwa

manajemen pemasaran merupakan sebagai analisis, perencanaan, penerapan,

dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,

dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran

dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

40
2.2.8 Lingkungan Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT
2.2.8.1 Lingkungan Eskternal

Menurut H. Abd Rahman Rahim & Enny Radjab (2017)

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi dan

perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman

(threath) yang akan dihadapi perusahaan. Terdapat dua perspektif untuk

mengkonseptualisasilkan lingkungan eksternal. Pertama, perspektif yang

memandang lingkungan eksternal sebagai wahana yang menyediakan

sumberdaya (resources) (Clark et al., 1994: Tan &Litschert, 1994). Kedua

perspektif yang memandang lingkungan eksternal sebagai sumber

informasi. Perspektif pertama berdasar pada premis bahwa lingkungan

eksternal merupakan wahana yang menyediakan sumber daya yang kritikal

bagi kelangsungan hidup perusahaan (Tan & Litschert, 1994). Perspektif ini

juga mengandung makna potensi eksternal dalam mengancam

sumberdayainternal yang dimiliki perusahaan. Pemogokan, deregulasi,

perubahan undang-undang, misalnya, berpotensi merusak sumber daya

internal yang dimiliki perusahaan (Clark et al., 1994). Perspektif kedua

mengaitkan informasi dengan ketidak pastian lingkungan (environmental

uncertainty). Ketidak pastian lingkungan mengacu pada kondisi lingkungan

eksternal yang sulit diramalkan perubahannya (Clark et al., 1994). Hal ini

berhubungan dengan kemampuan anggota organisasi dalam pengambilan

keputusan (decision making) (Clark et al., 1994).

41
2.2.8.2 Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari struktur (structure), budaya

(culture), sumber daya (resources) (Wheelen & Hunger, 2000; 10).

Menurut H. Abd. Rahman Rahim & Enny Radjab (2017) Lingkungan

internal perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan (strength) dan

kelemahan (weaknesses) yang ada dalam perusahaan, dimana faktor ini

menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini

mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan. Struktur

adalah bagaimana perusahaan di organisasikan yang berkenaan dengan

komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering juga disebut rantai

perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan

organisasi. Budaya merupakan pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-

nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi

secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat

diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif.

Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi

barang dan jasa organisasi. Aset ini dapat meliputi keahlian seseorang,

kemampuan, dan bakat manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas

pabrik dalam wilayah fungsional. Peter et al., (1996:52) menjelaskan

bahwa:

“A firm’s resources constitute its strengths and weaknesses. They

include human resources (the experience, capabilities, knowledge, skills,

and judgment of all the firm’s employees) organizational resources (the

42
firm’ssystems and processes, including its strategies, structure, culture,

puchasing/materials management, production/operations, financial base,

research and development, marketing, information system, and control

systems), and physical resources (plant and equipment, geographic

locations, access to raw materials, distribution network, and technology).

Menurut Peter et al., lingkungan internal perusahaan merupakan

sumber daya perusahaan (the firm’s resources) yang akan menentukan

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sumber daya perusahaan ini meliputi

sumber daya manusia (human resources) seperti pengalaman

(experiences), kemampuan (capabilities), pengetahuan (knowledge),

keahlian (skill), dan pertimbangan (judgment) dari seluruh pegawai

perusahaan, sumber daya perusahaan (organizational resources) seperti

proses dan sistem perusahaan, termasuk strategi perusahaan, struktur,

budaya, manajemen pembelian material, produksi/operasi, keuangan, riset

dan pengembangan, pemasaran, sistem informasi, dan sistem

pengendalian), dan sumber daya fisik seperti (pabrik dan peralatan, lokasi

geograpis, akses terhadap material, jaringan distribusi dan teknologi). Jika

perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya tersebut

maka, ketiga sumber daya diatas memberikan perusahaan sustained

competitive advantage.

43
2.2.8.3 Analisis SWOT

SWOT singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan),

opportunities (peluang), threats (ancaman), merupakan sangat penting

untuk mengetahui posisi usaha yang dijalankan saat ini.

Dalam strategi pemasaran dipergunakan SWOT yaitu :

a. Kekuatan (strength) merupakan sumber atau kemampuan yang

dikuasai atau tersedia bagi perusahaan dan memberikan keuntungan

dibandingkan dengan para pesaingnya dalam melayani kebutuhan para

pelanggan. Mempelajari perspektif strategis yang ada dapat

menjelaskan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan kekuatan

dan kelemahan.

b. Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasa atau kekurangan dalam

salah satu sumber daya atau kemampuan (capability) perusahaan

dibandingkan dengan dengan para pesaing yang menciptakan kerugian

dalam usaha memenuhi kebutuhan para pelanggan secara efektif.

c. Peluang (opportunity) merupakan situasi yang menguntungkan

didalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan yang

terdapat didalam lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan

merupakan sebuah peluang. Begitu pula perubahan – perubahan

didalam peraturan-peraturan pemerintah pusat atau setempat dan

perubahan-perubahan yang terjadi di bidang teknologi, serta perbaikan

hubungan antara pembeli dan penjual dapat merupakan sebuah

peluang.

44
d. Ancaman (threats) merupakan situasi utama yang tidak

menguntungkan atau menyenangkan didalam sebuah lingkungan.

Ancaman adalah rintangan utama terhadap posisi saat ini atau posisi

yang diinginkan perusahaan. Masuknya persaingan baru, pertumbuhan

pasar yang tersendat-sendat, kekuatan tawar-menawar dari para

pemasok atau pemakai utama, perubahan teknologi, serta peraturan-

peraturan baru yang dapat merupakan ancaman terhadap keberhasilan

perusahaan. Setelah sependapat mengenai peluang-peluang dan

ancaman-ancaman utama yang dihadapi perusahaan para manajer akan

mempunyai kerangka referensi atau konteks dari mana mereka harus

mengevaluasi kemampuan perusahaannya demi memanfaatkan

peluang-peluang dan meminimalkan dampak dari ancaman-ancaman

utamanya, dan sebaliknya. Segera setelah sependapat mengenai

kekuatan dan kelemahan – kelemahan tertentu yang mungkin ada

(Udaya, Wennadi & Lembana, 2013, hal. 40-41).

2.2.8.4 Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk

memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,

sehingga dengan penempatan analisis SWOT tersebut nantinya dapat

dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik

dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang

mungkin bisa terjadi dimasa-masa yang akan datang. Tujuan lain

dilakukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang

45
beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan

atau yang dikenal dengan daur hidup produk.

2.2.9 Matriks EFAS & IFAS


2.2.9.1 Matriks EFAS

Menurut (Rangkuti, 2017), dalam membuat matriks faktor strategi

eksternal beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan faktor

strategi eksternal. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan

karena mungkin akan mempengaruhi perusahaan dimasa mendatang,

metode-metode kuantitatif sangat dianjurkan untuk membuat peramalan

(forcasting), dan asumsi seperti eksplorasi, brainstorming, statistik model

riset pasar dan sebagainya. Berikut adalah cara-cara penentuan faktor

strategi eksternal:

1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap

faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memeberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang

bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi

jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating

46
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat

besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit

ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

2.2.9.2 Matriks IFAS

Dalam membuat faktor strategi internal, perlu mengetahui internal

strategic factor analysis summary (IFAS) terlebih dahulu. Setelah

faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu

label IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun

untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam

kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Berikut ini adalah

47
langkah-langkah penentuan internal strategic factor analysis summary

(IFAS) (Rangkuti, 2017) :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari

1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis

perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi

skor total 1,0.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif

(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai

dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan

membandingkannya dengan ratarata industri atau dengan pesaing

utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan

dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika

kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah

4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa

48
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan

mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor

pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai

total ini menunjukkan 57 bagaimana perusahaan tertentu bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat

digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.

2.

3.

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kedai Dzuli yang beralamat di Jl. Pangeran

Antasari Lapangan Tugu Telp atau Handphone 082244870503 Kelurahan Raja

Pangkalan Bun.

3.2. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan jenis

penelitian berupa Studi Dokumen/Teks (Dokument Study), studi dokumen atau

teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interprestasi

bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang

terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian,

naskah, artikel, internet dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang

tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian

jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku

atau naskah-naskah yang terpublikasikan.

3.3. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini memfokuskan pada STRATEGI PEMASARAN DALAM

MEMPERTAHANKAN BISNIS UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19

(STUDI KASUS KEDAI DZULI).

50
3.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih

jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan

data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan

gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara angket observasi, dokumentasi, dan wawancara.

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 142). Sementara Suharsimi

(1995: 136-138) mengatakan angket tertutup adalah angket yang disajikan

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan

tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket terbuka

adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikaian rupa sehingga

responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan

keadaannya. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan

tertutup. Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

berupa angket tertutup.

2. Observasi

Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan

dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain

yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu

51
observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan

observasi non partisipan. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek

penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi

partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil

bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang

ada di UMKM sekitaran Pangkalan Bun. Sehingga peneliti dapat

menetukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahu jabatan,

tugas/kegiatan, alat, nomor telepon dan calon informan sehingga mudah

untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.

3. Wawancara

Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama

dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara

mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan

wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang

kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman

pribadi. Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta

ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum

dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau

memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas

52
mengenai topik penelitian. Peneliti harus memperhatikan cara-cara yang

benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki artiganda,

taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas.

b. Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung

banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya

dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru.

c. Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan

acuan waktu dan tempat yang jelas.

d. Pewawancara mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman

konkrit si responden.

e. Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau

sama sekali tidak menyebutkan alternatif.

f. Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden

marah, malu atau canggung, gunakan kata atau kalimat yang dapat

memperhalus.

4. Studi Pustaka

Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari

buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan

media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

5. Dokumentasi

Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto,

53
gambar, serta data-data mengenai UMKM yang ada di sekitaran Pangkalan

Bun. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan

dapat semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.

3.5. Informan Penelitian


Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tetapi

lebih menekankan pada tingkat makna sehingga tidak dikenal populasi dan sampel

(Bagong suyanto,2005:171). Sehingga subjek penelitian yang telah tercermin

dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang

akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang

diperlukan selama proses penelitian.

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan

kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau

informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti.

Sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar

pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan. Dalam

menentukan informan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2008:53-54), yang dimaksud dengan purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi Informan kunci

adalah mereka yang memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

54
penelitian, dimana dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah pemilik UMKM

Kedai Dzuli, dan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti, dalam hal ini para pengunjung di Kedai Dzuli.

3.6. Validitas dan Realibilitas


Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan

data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability

(obyektivitas). Dalam keabsahan data peneliti dilakukan dengan cara melihat

validitas dan reliabilitas pada data yang diperoleh. Uji validitas adalah derajat

kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif. Agar data dalam penelitian

kualitatif dapat di pertanggung jawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu

dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan

pada penelitian ini menggunakan Credibility Uji (kredibilitas) atau uji

kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil

penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah.

Kemudian perpanjangan pengamatan agar dapat meningkatkan kredibilitas

/kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan dimana peneliti kembali ke

lapangan yaitu ke UMKM Kedai Dzuli, melakukan pengamatan, wawancara lagi

dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.

Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan

55
semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan,

sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang

diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau

masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah

dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan

pengamatan perlu diakhiri. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian atau

ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis

peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan

kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah

data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.

Selain itu, untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan

cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-

dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.

Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat

laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas.

Uji validitas adalah derajat kepercayaan terhadap hasil penelitian

kualitatif. Agar data dalam penelitian kualitatif dapat di pertanggung jawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Metode yang

dilakukan dalam menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi.

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

dan berbagai waktu.

56
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan dua model yaitu triangulasi sumber

data dan triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji kredibilitas dengan

mengecek data melalui beberapa sumber yakni pernyataan dari Pemilik Usaha

Kedai Dzuli. Sedangkan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Dalam uji triangulasi ini sumber data diperoleh dari hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas

data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana

yang dianggap benar. Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik

wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data

lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka

dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

3.7. Metode Studi Kasus


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

menggunakan metode studi kasus. Menurut Yin (2008:18) metode studi kasus

adalah suatu inquiry (penyelidikan) empiris yang menyelidiki fenomena dalam

konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batasan tarfenomena dan konteks tak

tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan.

57
Menurut Pollit & Hungler (1990) menjelaskan bahwa fokus studi kasus

terletak pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut, mengapa

seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan

metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan

psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.

Dalam penelitian ini adalah identifikasi faktor penghambat dan pendukung

untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah atau konsep

Strategi Mempertahankan bisnis UMKM Kedai Dzuli di masa pandemi COVID-

19 yang berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal dengan menggunakan

empat konsep, yaitu: kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats).

3.8. Alat Analisis Data

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

58
3.8.1. Matriks Evaluasi Faktor Internal
Menurut David (2010,230-232), Matriks Evaluasi Faktor Internal digunakan

untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan, untuk merumuskan faktor-

faktor evaluasi internal tersebut dalam kerangka kekuatan dan kelemahan

(strength dan weakneass).

Tahapannya adalah :

a. Buatlah daftar critical success factors (hal-hal yang diperlukan

perusahannya agar dapat mencapai visi misi perusahaan) untuk aspek

internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses).

b. Tentukan bobot (weight) dan critical success factors tadi dengan skala yang

lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah

seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan

rata-rata industrinya.

c. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang

memiliki nilai.

Keterangan Nilai (rating) :

Angka 1 = Sangat lemah

Angka 2 = Lemah

Angka 3 = Kuat

Angka 4 = Sangat kuat

Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu

pada industri dimana perusahaan berada.

d. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya.

59
e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang

dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan

bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang

berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Matriks IFE

terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak

pada jumlah bobot karena data selalu berjumlah 1,0.

Tabel 3.1
Matriks IFE
Faktor Strategi
Bobot (a) Rating (b) Skor (axb)
Internal
Kekuatan
a.
b.
c.
Kelemahan
a.
b.
c.
Jumlah
Sumber : David, Fred.R (2006, 207)

3.8.2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal


Menurut David (2010,158-159), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

memungkinkan para penyusun strategi untuk mengevaluasi informasi

ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah,

hukum, teknologi, dan kompetitif. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dalam

kerangka ancaman dan peluang (threat dan opportunity).

Tahapannya adalah :

a) Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang

mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha)

60
untuk aspek eksternal yang mencakup perihal opportunities (peluang)

dan threats (ancaman) bagi perusahaan.

b) Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan

skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula

sebaliknya.

c) Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan

dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4,

dimana:

Keterangan Nilai (rating) :

1 = Respon Kedai Yang Kurang

2 = Respon Kedai Yang Biasa-Biasa Saja

3 = Respon Kedai Diatas Rata-Rata

4 = Respon Kedai Yang Tinggi

d) Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan, dengan

demikian nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

e) Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor emua

critcal success factors.

f) Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang

dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan

cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari

ancaman ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0

61
menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang

ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.

Tabel 3.2
Matriks EFE
Faktor Strategi
Bobot (a) Rating (b) Skor (axb)
Eksternal
Peluang :
a.
b.
c.
Ancaman :
a.
b.
c.
Jumlah
Sumber : David, Fred. R (2006,146)

3.8.3. Matrik Evaluasi Swot


Menurut David (2010,330), Matriks Evaluasi SWOT Faktor Eksternal

memungkinkan para penyusun strategi untuk mengevaluasi informasi ekonomi,

sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi,

dan kompetitif.

Tahapannya adalah:

a) Buat daftar peluang eksternal perusahaan

b) Buat daftar ancaman eksternal perusahaan

c) Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan

d) Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan

e) Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan

catat hasilnya dalam sel strategi SO.

f) Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal

dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.

62
g) Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan

catat hasilnya dalam sel strategi ST.

Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal

dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.

3.8.4. Diagram Kartesius


Hasil analisis pada tabel Matriks Internal Factor Analysis Summary

IFAS dan Eksternal Factor Analysis Summary EFAS dipetakan pada

diagram kartesius analisis SWOT dengan cara sebagai berikut :

a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi organisasi ditentukan dengan hasil analisa sebagai berikut.

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y>0 dan

sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y<0.

d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan

sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0.

63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

4.1.1. Sejarang Singkat Kedai Dzuli


Kedai Dzuli adalah salah satu UMKM yang ada di Kotawaringin

Barat yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang didirikan oleh

Utin Rahmawati. UMKM Kedai Dzuli nama bisnisnya dahulu Dzuli’s

Food hanyalah bisnis rumahan yang mulai beroperasi sejak 17 April 2015

konsumennya pun terbatas hanya pada kontak Whatsapp pemilik kedai,

pada tahun 2016 bisnis Dzuli’s Food semakin berkembang dan berganti

nama menjadi Kedai Dzuli setelah membuat lapak kecil di Jl. P. Antasari

Kel. Raja kemudian lapak Kedai Dzuli berpindah tempat ke dalam

lapangan tugu Istana Kuning. Nama Kedai Dzuli sendiri diambil dari nama

anak pemilik kedai.

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.1.1.

4.1.2. Visi dan Misi Kedai Dzuli


Dengan hasil Observasi penelitian ini, Visi dan Misi dalam sebuah

organisasi sangatlah penting untuk mengarahkan tujuan organisasi serta

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, visi dan

64
misi dan tujuan harus dikomunakasikan dengan baik kepada seluruh pihak

yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Jika dirumuskan

dan dijalankan dengan baik,pernyataan visi, misi dan tujuan akan memliki

dampak yang positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi.

Sebagai sebuah usaha yang memiliki mindset untuk terus maju dan

berkembang, UMKM Kedai Dzuli juga memiliki visi dan misi usaha.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik usaha didapatkan

visi Kedai Dzuli yaitu :

“Dengan berlandaskan kerja keras, kejujuran, dan semangat untuk menjadi

salah satu UMKM yang terdepan dan produktif”.

Sedangkan misi Kedai Dzuli adalah :

1. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

2. Menciptakan lapangan kerja

3. Menjadi usaha yang terus maju dan berkembang

4. Menghadirkan makanan dan minuman yang enak dengan harga

terjangkau

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.1.1.

4.1.2.

65
4.1.3. Struktur Organisasi
4.1.3.1 Pengertian Struktur Organisasi

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.

Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai

pelaksanaan kegiatan organisasi, dengan kata lain penyusunan struktur

organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk

melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Menurut Stephen Robbins (2008 : 214) struktur organisasi

adalah menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikansecara formal”. Sedangkan Gibson, Ivancevich, &

Donnely (2006:394) mengemukakan bahwa struktur oganisasi adalah

“Organizational Structure in an abstract concept. Noone has ever actually

seen one. What we see is the evidence of structure. Then Fromthat

evidence we inter the presence of structure”.

Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang

mendeskripsikan berbagai komponen yang menyusun perusahaan, dimana

setiap individu atau Sumber Daya Manusia pada lingkup perusahaan

tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Struktur

organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan

sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan

bidang dan keahliannya.

4.1.3.2 Jenis Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure

Organization)

66
Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur

organisasi ini yang paling umum digunakan oleh sebuah organisasi

atau perusahaan. Dalam struktur organisasi fungsional, pembagian

kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-

masing manajemen. Diantaranya Manajemen Keuangan,

Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Manajemen

Produksi, dan lain-lain. Setiap karyawan yang memiliki skill dan

keterampilan yang sama, akan dikelompokkan ke dalam satu unit

kerja. Inilah yang menyebabkan jenis struktur organisasi ini sangat

tepat diterapkan pada sebuah organisasi maupun perusahaan yang

hanya menghasilkan beberapa jenis produk atau jasa layanan.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya

operasional perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk

melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja karyawan.

Namun sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat

berdampak pada kesulitan dalam berdiskusi dan berkomunikasi

antara unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain itu, pelatihan

manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.

b. Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure

Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur

organisasi yang melakukan pengelompokan berdasarkan pada

kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar, dan letak

67
geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan

pada sebuah perusahaan berskala menengah hingga perusahaan

besar, karena biasa operasional yang dikeluarkan akan lebih tinggi

jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional. Dengan

menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan Anda

lebih memiliki kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-

divisi dalam perusahaan menjadi bagian yang lebih kecil.

Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber

daya, serta distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan.

c. Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah

struktur organisasi lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan

antara atasan dengan bawahan terjadi secara langsung dan

vertikal.Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan

karyawan dengan jabatan terendah dalam struktur organisasi ini

dihubungkan dengan garis komando atau garis wewenang.Itulah

sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan

struktur organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur

organisasi lini adalah kesatuan pimpinan terletak pada satu

orang.Sedangkan kelemahannya adalah adanya ketergantungan

pada satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis organisasi ini

68
sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil seperti kedai nasi,

warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.

d. Struktur Organisasi Lini dan Staff

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara

beberapa kombinasi dari struktur organisasi lini dengan asas

komando, akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh beberapa staff.

Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran

dalam memberikan saran, masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan

gagasan baru, serta data-data informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinannya. Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok

diterapkan pada perusahaan berskala kecil karena memiliki

kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para karyawan sesuai

dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi, solidaritas

para karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang

tidak saling mengenal satu sama lain.

e. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur

organisasi yang merupakan penggabungan antara struktur

organisasi fungsional dengan struktur organisasi divisional dengan

tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut.

Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama

struktur organisasi proyek karena setiap karyawan pada unit kerja

69
struktur organisasi fungsional harus mengerjakan proyek-proyek

organisasi yang dibebankan kepadanya. Penerapan jenis struktur

organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando dimana

seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua

orang pimpinan yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan

fungsional. Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan

pada perusahaan berskala besar hingga perusahaan-perusahaan

tingkat multinasional karena kemampuannya mencapai tingkat

koordinasi yang sangat diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda

pada lingkungan perusahaan. Namun sayangnya, struktur

organisasi matriks juga memiliki kelemahan, dimana terkadang

karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan adanya

kebingungan.

f. Struktur Organisasi Komite atau Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh

perusahaan adalah struktur organisasi komite. Dalam struktur

organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan tugas-tugas khusus

lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara

kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.

Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite

(Executive Committee) yang merupakan pimpinan dengan

kewenangan lini, dan staff committee yang merupakan karyawan

dengan kewenangan staf. Kelebihan jenis struktur organisasi ini

70
adalah pelaksanaan pengambilan keputusan yang berlangsung

dengan baik karena melalui musyawarah bersama antara pemegang

saham dengan dewan. Sedangkan kelemahannya terletak pada

penghindaran tanggung jawab jika terjadi masalah.

4.1.3.3 Fungsi Struktur Organisasi

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam

perusahaan kemudian menjadi sangat penting, adalah karena berbagai

fungsinya, sebagai berikut :

a. Memberi Kejelasan Tanggung Jawab

Masing-masing anggota dalam hierarki sebuah struktur

organisasi dalam perusahaan memiliki tanggung jawab tentang

tugas-tugas dan segala kewajiban yang harus mereka

pertanggungjawabkan pada atasannya langsung yang telah

memberikan wewenang terhadapnya.

Inilah pentingnya memiliki struktur organisasi perusahaan,

yaitu memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan atau

pengimplementasian terhadap kewenangan yang perlu

dipertanggungjawabkan oleh masing-masing anggota yang berada

dalam struktur organisasi tersebut.

b. Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing

Penyusun Perusahaan

Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki

struktur organisasi sebuah perusahaan, sebenarnya dapat lebih

71
mempermudah dalam mengkoordinasikan kedudukan dan

hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang telah dipercayakan

kepadanya. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya

kesalahan informasi atau komunikasi (missed communication)

yang berdampak negatif pada bisnis Anda yang sedang

berkembang, serta dapat digunakan sebagai landasan dalam

menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan komunikasi dan

diskusi antar jenjang atau jabatan dalam struktur organisasi

tersebut.

c. Menjelaskan Bagaimana Jalur Hubungan antara Masing-

masing Hierarki

Dalam sebuah organisasi, sangat dibutuhkan kejelasan

hubungan yang tergambar dalam hierarki atau jenjang struktur

organisasi tersebut. Ini dibutuhkan untuk mengefektifkan jalur

penyelesaian sebuah pekerjaan sehingga dapat saling memberikan

keuntungan pada masing-masing anggota dalam struktur organisasi

tersebut.

d. Memberikan Uraian Tugas yang Dibebankan Secara Jelas

Setiap tugas atau deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam

sebuah struktur organisasi dalam perusahaan tentunya akan sangat

membantu semua pihak yang terkait di dalamnya. Baik itu atasan,

maupun bawahannya dalam struktur organisasi tersebut.

72
Bagi seorang atasan, setiap deskripsi pekerjaan

bawahannya akan membantu mereka dalam melakukan

pengawasan dan pengendalian bila ada uraian pekerjaan yang tidak

sesuai.

Sedangkan bagi seorang bawahan, setiap deskripsi

pekerjaan yang jelas dapat membantu mereka untuk lebih

berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya.

4.1.3.4 Struktur Organisasi Kedai Dzuli

Berikut adalah struktur organisasi Kedai Dzuli :

Gambar 4.1
Struktur Organisasi

Pemilik (Owner)
Utin Rahmawati

Bendahara Pemasaran & Kurir Produksi


Siska 2023
Sumber : Peneliti Fedriansyah Naldi & Desi

Berdasarkan jenisnya UMKM Kedai Dzuli menggunakan struktur

organisasi lini, karena dinilai paling tepat apabila diterapkan pada

73
UMKM Kedai Dzuli. Pada struktur organisasi tersebut ada beberapa

bagian dan tugasnya masing-masing, antara lain :

a. Pemilik (Owner)

Ibu Utin Rahmawati selaku pemilik UMKM Kedai Dzuli bertugas

sebagai pengawas, pengelola, dan bertanggung jawab terhadap

pengambilan keputusan yang terkait dengan aktivitas UMKM

Kedai Dzuli. Pemilik juga berwenang dalam pembagian tugas dan

tanggung jawab di kelompok UMKM tersebut. memberikan

pengarahan, pelatihan, serta motivasi kepada seluruh karyawan

yang tergabung dalam UMKM Kedai Dzuli sehingga dapat

berjalan sesuai harapan dan target yang telah ditentukan.

b. Bendahara

Ibu Siska selaku bendahara UMKM Kedai Dzuli bertugas sebagai

mengurus pencatatan pembukuan dan manajemen arus kas masuk

dan keluar. Bendahara harus Mampu mengendalikan segala biaya

agar selalu efektif dan efisien.

c. Pemasaran & Kurir

Saudara Fedri selaku bagian pemasaran & kurir bertugas dalam

manajemen pemasaran produk sekaligus juga yang mengantar

pesanan kepada konsumen. Saudara Fedri juga memiliki tanggung

jawab dalam meningkatkan hasil penjualan sesuai dengan target

yang telah ditentukan. Memberikan informasi terhadap ketua

74
maupun anggotanya mengenai informasi-informasi pasar dan

persaingan usaha.

d. Produksi

Saudara Naldi dan Saudari Desi selaku bagian produksi bertugas

untuk membeli dan menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk

membuat produk. Selain itu bagian produksi juga bertugas untuk

memastikan kualitas produk tetap terjaga.

4.1.3.4 Produk Kedai Dzuli

Produk yang dihasilkan UMKM Kedai Dzuli adalah minuman

seperti Jus Buah, Es The, Es Jeruk, Kopi, aneka minuman

sachet, dan makanan seperti kentang goreng, cireng, ceker

goreng, empek-empek, dan mie ayam.

4.1.3.5 Jam Operasional

Lapak Kedai Dzuli di buka mulai pukul 16.00 Wib – 22.00

WIB, sebelum itu pada pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB Kedai

Dzuli beroperasi di rumah pemilik.

4.

4.1.

4.2. Pembahasan
4.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 4P UMKM Kedai Dzuli

75
a. Product (Produk)

Mayoritas produk yang dijual oleh Kedai Dzuli adalah produk

yang sangat digemari oleh masyarakat, bahan bakunya pun mudah

untuk didapat. Akan tetapi bukan produk yang sulit untuk dibuat

dan produk yang memiliki inovasi baru, sehingga mudah untuk

ditiru dan akan sulit bersaing dengan pesaing yang memiliki

inovasi terhadap produknya. Produk yang dihasilkan UMKM

Kedai Dzuli adalah minuman seperti Jus Buah, Es The, Es Jeruk,

Kopi, aneka minuman sachet, dan makanan seperti kentang goreng,

cireng, ceker goreng, empek-empek, dan mie ayam.

b. Price (Harga)

Harga yang ditawarkan oleh Kedai Dzuli relatif murah dan dapat

bersaing, meski begitu berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan pemilik ada konsumen yang menilai harga beberapa produk

Kedai Dzuli sedikit lebih tinggi dari harga yang diberikan pesaing

dan tidak sesuai dengan apa yang mereka dapat. Produk yang

dimkasud adalah minuman sachet dan empek-empek.

c. Place (Lokasi Usaha)

Lokasi usaha Kedai Dzuli berada di Jl. P. Antasari Kel. Raja

tepatnya didalam Lapangan Tugu atau yang sering disebut oleh

masyarakat dengan Alun-alun. Lokasi tersebut cukup luas dan

76
mudah untuk didatangi konsumen, pemerintah juga menjadikan

tempat tersebut sebagai wisata kuliner di Kotawaringin Barat.

Yang menjadi kelemahan dari lokasi Kedai Dzuli adalah meja

untuk konsumen yang harus berbagi dengan UMKM lain dan

parkiran yang terbatas, kelemahan lain dari lokasi Kedai Dzuli

adalah lapak yang hanya bisa dibuka mulai dari sore hari.

d. Promotion (Promosi)

Pemilik Kedai Dzuli sejauh ini sudah melakukan promosi melalui

akun media sosialnya seperti Whatsapp dan Facebook. seperti

media sosial Instagram dan brosur serta memanfaatkan event-event

yang dibuat oleh pemerintah di Lapangan Tugu. Pemilik Kedai

Dzuli juga belum membuat akun media sosial Berdasarkan hasil

pengamatan peneliti pemiliki Kedai Dzuli juga melakukan promosi

melalui mulut ke mulut. Promosi yang dilakukan Kedai Dzuli

sejauh ini memang cukup efektiv, namun Kedai Dzuli masih bisa

melakukan promosi yang lebih luas lagi khusus untuk Kedai Dzuli.

4.2.1. Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi pemasaran di UMKM Kedai Dzuli. Terdapat dua faktor

yang menjadi komponen penting analisis SWOT yaitu Faktor Internal (IFAS)

dan Faktor Eksternal (Efas)

Faktor Internal adalah faktor yang bisa mempengaruhi bagaimana suatu

usaha bisa mencapai hasil yang diinginkan, faktor-faktor ini berada sangat

77
dekat dan bisa di kontrol perusahaan. Dalam analisis SWOT yang termasuk

kedalam faktor internal adalah Kekuatan (Strength) dan Kelemahan

(Weakness).

Faktor eksternal adalah sesuatu yang berasal dari luar perusahaan atau

bisnis. Berbeda dengan faktor internal faktor eksternal tidak bisa dikontrol

oleh perusahaan. Dalam analisis SWOT yang faktor-faktor tersebut adalah

Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat),

Tabel 4.1 Analisis SWOT UMKM Kedai Dzuli

Kekuatan Kelemahan
1. Kualitas produk yang dihasilkan 1. Produk yang mudah ditiru
FAKTOR INTERNAL

terjamin 2. Harga minuman sachet lebih


2. Bahan baku yang digunakan mahal dari pesaing
mudah di dapat 3. Lahan parkir konsumen terbatas
3. Mayoritas harga produk 4. Tidak memiliki akun media sosial
terjangkau khusus untuk Kedai Dzuli
4. Tempat usaha yang mudah
didatangi konsumen
5. Memanfaatkan media sosial
Whatsapp dan Facebook
Peluang Ancaman
1. Memberikan layanan delivery 1. Jam operasional usaha yang
EKSTERNAL

2. Pesaing yang berkurang selama terbatas


FAKTOR

pandemi 2. Harga bahan baku yang tidak stabil


3. Mampu melakukan efisiensi 3. Muncul produk serupa yang lebih
biaya inovatif
4. Lokasi usaha ditetapkan
pemerintah sebagai culinary

78
night market
5. Mendapat bantuan tenda usaha
dari pemerintah
Sumber : Peneliti 2022

untuk mengolah data tersebut melalui Analisis SWOT, maka dilakukan terlebih

dahulu tahap-tahap seperti menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary

(IFAS) dan External Factor Analysis Summary (EFAS) dengan memasukkan

faktor-faktor yang menjadi Strength dan Weakness, serta Opportunity dan Threat

selanjutnya memberikan bobot masing-masing faktor dari skala mulai dai 0,0

tidak penting) sampai dengan 1,00 (sangat penting) dimana semua bobot tersebut

jumlahnya tidak lebih dari skor total 1,00. Menghitung rating untuk masing-

masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (dibawah rata-rata) sampai

dengan 4 (sangat baik). Nilai rating Strength dan Weakness selalu bertolak

belakang, begitu juga dengan Opportunity dan Threat.

Tabel 4.2 Matrik IFAS

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor


KEKUATAN (Strenght)
1. Kualitas produk yang
0,16 3 0,48
dihasilkan terjamin
2. Bahan baku yang digunakan
0,15 4 0,6
mudah di dapat
3. Mayoritas harga produk
0,15 3 0,45
terjangkau
4. Tempat usaha yang mudah
0,20 4 0,8
didatangi konsumen
5. Memanfaatkan media sosial
0,14 3 0,42
Whatsapp dan Facebook
SUB TOTAL 0,80 2,75
KELEMAHAN (Wekaness)
1. Produk yang mudah ditiru 0,05 3 0,15
2. Harga minuman sachet lebih
0,05 4 0,2
mahal dari pesaing

79
3. Lokasi usaha ditetapkan
pemerintah sebagai culinary 0,07 2 0,14
night market
4. Tidak memiliki akun media
sosial khusus untuk Kedai 0,03 4 0,12
Dzuli
SUB TOTAL 0,20 0,61
TOTAL 1,00
Selisih Skor Kekuatan dan
2,14
Kelamahan
Sumber : Peneliti 2022

Matriks IFAS diperoleh berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor

strategi internal perusahaan yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weaknesses). Hasil identifikasi faktor-faktor strategi internal diperoleh dari lima

faktor kekuatan dan empat faktor kelemahan. Faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan tersebut kemudian diberi bobot dan rating oleh responden, hasil

pembobotan dan pemberian rating pada faktor-faktor strategis internal yang telah

dihitung menurut bobot dan ratingnya adalah pada tabel 4.2. Dari hasil analisis

pada Tabel 4.2 IFAS, faktor kekuatan (Strength) paling besar S4 dengan skor 0,8,

yang paling kecil adalah S5 dengan skor 0,42 dan sub total nilai skor faktor

kekuatan adalah 2.75, sedangkan faktor kelemahan (Weakness) paling besar W2

dengan skor 0,2 dan yang paling kecil adalah W4 dengan skor 0,12 dan sub total

nilai skor 0.61. Selisih Sub Total keduanya adalah 2,14

Tabel 4.3 Matrik EFAS

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor


PELUANG (opportunity)
1. Memberikan layanan delivery 0,16 2 0,32
2. Pesaing yang berkurang selama
0,10 4 0,4
pandemi
3. Mayoritas harga produk
0,12 3 0,36
terjangkau

80
4. Tempat usaha yang mudah
0,13 4 0,52
didatangi konsumen
5. Mendapat bantuan tenda usaha
0,12 3 0,36
dari pemerintah
SUB TOTAL 0,63 1,96
ANCAMAN (threat)
1. Jam operasional usaha yang terbatas 0,15 2 0,3
2. Harga bahan baku yang tidak stabil 0,15 4 0,6
3. Muncul produk serupa yang lebih
0,17 3 0,51
inovatif
SUB TOTAL 0,47 1,41
TOTAL 1
Selisih Skor Kekuatan dan
0,55
Kelamahan
Sumber, Peneliti 2022

Matriks EFAS diperoleh berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor

strategis eksternal perusahaan yang merupakan peluang (opportunities) dan

ancaman (threats). Hasil identifikasi faktor-faktor strategis eksternal diperoleh

lima faktor peluang dan tiga faktor ancaman. Faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan tersebut kemudian diberi bobot dan rating oleh responden. Hasil

pembobotan dan pemberian rating pada faktor-faktor strategis eksternal yang telah

diperingkatkan menurut bobot dan pengaruhnya disajikan pada tabel. Dari hasil

analisis pada Tabel 4.3. EFAS faktor peluang (opportunity) paling besar adalah

O4 dengan skor 0,52 yang paling kecil adalah O1 dengan skor 0,32 dan sub total

nilai skor 1,96, sedangkan faktor ancaman (threat) yang paling besar adalah T2

dengan skor 0,6 yang paling kecil adalah T1 dengan skor 0,3 dan sub total nilai

skor 1,41. Selisih Sub Total keduanya adalah 0,55.

Dilanjutkan dengan membuat Diagram Kartesius untuk menunjukan

bahwa perusahaan berada di kuadran 1,2,3 atau kuadran 4.

81
1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.2.1.

4.2.2. Diagram Kartesius


4.2.2.1. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan

berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif,

artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga

benar-benar dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

4.2.2.2. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi

menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu

Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada

situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat.

Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik

sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk mulai

memperbanyak variasi strategi taktisnya.

4.2.2.3. Kuadran III (negatif, positif)

82
Posisi ini menggambarkan sebuah organisasi yang lemah namun

sungguh-sungguh berpeluang. Anjuran taktik yang disarankan

ialah Ubah Taktik, artinya organisasi disarankan untuk mengubah

strategi sebelumnya. Karena, strategi yang lama dikhawatirkan

susah untuk dapat menangkap kesempatan yang ada sekaligus

memperbaiki performa organisasi.

4.2.2.4. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang lemah dan

menghadapi tantangan besar. Anjuran taktik yang diberikan adalah

Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada

alternatif dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk

memakai strategi bertahan, mengontrol performa internal supaya

tak semakin terjerembab. Taktik ini dipertahankan sambil terus

berusaha memperbaiki diri.

Di dalam perhitungan strateginya memerlukan penegasan dari adanya

posisi dalam sumbu-sumbunya itu antara kekuatan dan kelemahan, maupun

peluang dan ancaman yang ke semuanya digambarkan dalam garis-garis positif

dan negatif. Untuk mencari koordinatnya, dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi organisasi ditentukan dengan hasil analisa sebagai berikut.m

83
c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y>0 dan

sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y<0

d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan

sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0.

Gambar 4.2 Diagram Kartesius

KUADRAN III KUADRAN I

KUADRAN IV KUADRAN II

Sumber : Peneliti 2022

Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X

dan Y), maka posisi Kuadran diketahui berada di I. Dari gambar dan tabel

di atas, sangat jelas menunjukan bahwa Kedai Dzuli berada pada Kuadran

I, dimana ini menandakan bahwa Kedai Dzuli berada dalam posisi yang

kuat dan sudah On The Track. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah

Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga

84
benar-benar dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

4.2.3. Matriks SWOT


Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi

pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki dalam rangka merespon peluang dan menghadapi ancaman

yang ada. Analisis matriks ini akan menghasilkan empat jenis strategi

utama yaitu: strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T yang sebagaimana tersaji

pada table dibawah ini.

Tabel 4.4 Matriks SWOT

Strenght (S) Weakness (W)


1. Kualitas produk 1. Produk yang
IFAS yang dihasilkan mudah ditiru
terjamin 2. Harga minuman
2. Bahan baku yang sachet lebih mahal
digunakan mudah di dari pesaing
dapat 3. Lahan parkir
3. Mayoritas harga konsumen terbatas
produk terjangkau 4. Tidak memiliki
4. Tempat usaha yang akun media sosial
mudah didatangi khusus untuk
EFAS konsumen Kedai Dzuli
5. Memanfaatkan
media sosial
Whatsapp dan
Facebook
Oppotinities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Memberikan 1. Memanfaatkan 1. Menyesuaikan
layanan delivery sosial media untuk harga produk
2. Pesaing yang mempromosikan minuman sachet
berkurang selama layanan delivery dengan biaya yang
pandemi (S5 & O1) efisien (W2 & O3)
3. Mampu melakukan 2. Konsisten membuat 2. Pesaing yang
efisiensi biaya produk yang berkurang

85
4. Lokasi usaha berkualitas dengan membuat Kedai
ditetapkan biaya yang efisien Dzuli bisa lebih
pemerintah sebagai (S1 & O3) leluasa
culinary night 3. Memanfaatkan mengembankan
market lokasi yang mudah produk yang unik
5. Mendapat bantuan didatangi dan event dan inovatif dan
tenda usaha dari pemerintah daerah mempromosikanya
pemerintah dengan baik (S4 & melalui media
O4) sosial khusus
Kedai Dzuli (W1
& O2)
Threats (T) S-T W-T
1. Jam operasional 1. Mempertahankan 1. Meningkatkan
membuka lapak kualitas produk dan pelayanan dan
usaha yang terbatas terus membuat kenyamanan
2. Harga bahan baku inovasi produk (S1 pelanggan (W3 &
yang tidak stabil & T3) T1.
3. Muncul produk 2. Menginformasikan 2. Memperluas
serupa yang lebih kepada konsumen promosi dan
inovatif setiap kali Kedai pemasaran (W5 &
mulai beroperasi T3).
(S5 & T1)
Sumber : Peneliti (2022)

Dari kombinasi pada table Matriks SWOT 4.4 di atas dapat ditentukan

strategi peninjauan yang dapat mendukung pertumbuhan yang agresif dengan

memanfaatkan peluang yang ada.

4.3.4.1. Strategi S-O

Strategi ini menggunakan kekuatan internal usaha untuk meraih

peluang-peluang yang ada di luar usaha, yaitu dengan memanfaatkan

kekuatan (strength) untuk meraih peluang (opportunity). Alternatif

strategi S-O antara lain adalah:

1. Memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan layanan

delivery.

86
2. Konsisten membuat produk yang berkualitas dengan biaya yang

efisien.

3. Memanfaatkan lokasi yang mudah didatangi dan event

pemerintah daerah dengan baik.

4.3.4.2. Strategi W-O

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan

internal usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Strategi ini dibuat untuk meminimalisir kelemahan Kedai Dzuli.

Untuk meraih peluang-peluang yang ada, alternatif strategi W-O

antara lain:

1. Menyesuaikan harga produk minuman sachet karena bahan baku

yang murah.

2. Pesaing yang berkurang membuat Kedai Dzuli bisa lebih leluasa

mengembankan produk yang unik dan inovatif dan

mempromosikanya melalui media sosial khusus Kedai Dzuli.

4.3.4.3. Strategi S-T

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi ini

dibuat untuk meminimalkan ancaman yang dihadapi Kedai Dzuli.

Dengan memaksimalkan kekuatan-kekuatan yang ada, alternatif

strategi S-T adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan kualitas produk dan terus membuat inovasi

produk

87
2. Menginformasikan kepada konsumen setiap kali Kedai mulai

beroperasi.

4.3.4.4. Strategi W-T

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Strategi ini dibuat

untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman yang dihadapi Kedai

Dzuli, adapun strategi W-T untuk Kedai Dzuli adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pelanggan.

Untuk meningkatkan pelayanan memberikan suasana dan tempat

yang nyaman, karyawan juga harus ramah kepada pelanggan.

2. Memperluas promosi dan pemasaran

Kedai Dzuli hanya promosi melalui Whatsapp dan Facebook saja

perlu diperluas melalui media instagram sehingga mampu

menjangkau pasar yang lebih luas, selain itu juga dapat

menyampaikan informasi terkait Kedai Dzuli.

88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada lingkungan internal dan eksternal,

matriks IFAS dan matriks EFAS, Diagram Cartesius Analisis SWOT, dan

Matriks SWOT maka dapat diambil kesimpulan untuk menentukan strategi

pengembangan UMKM Kedai Dzuli. Posisi UMKM Kedai Dzuli berada

pada Kuadran I, yang menunjukkan bahwa UMKM dianggap cukup

menguntungkan. Strategi agresif merupakan strategi yang tepat untuk

diterapkan pada UMKM Kedai Dzuli melalui strategi intensif, yaitu

startegi yang mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk

meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada.

Strategi intensif yang dapat diterapkan pada UMKM Kedai Dzuli adalah :

1. Memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan layanan

delivery.

2. Konsisten membuat produk yang berkualitas dengan biaya yang

efisien.

3. Memanfaatkan lokasi yang mudah didatangi dan event

pemerintah daerah dengan baik.

5.2. Saran

89
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang

dapat dijadikan sebagai masukan bagi UMKM Kedai Dzuli dalam

menjalankan usahanya, yaitu :

3. Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pelanggan.

Untuk meningkatkan pelayanan memberikan suasana dan tempat

yang nyaman, karyawan juga harus ramah kepada pelanggan.

4. Memperluas promosi dan pemasaran

Kedai Dzuli hanya promosi melalui Whatsapp dan Facebook saja

perlu diperluas melalui media instagram sehingga mampu

menjangkau pasar yang lebih luas, selain itu juga dapat

menyampaikan informasi terkait Kedai Dzuli.

90
DAFTAR PUSTAKA

Agus Hermawan. 2012. Komunikasi Pemasaran. Malang : PT. Gelora Aksara


Pratama

Allison, M., dan Kaye, J. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Angipora. 2022. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Raja Grifindo Persada

Anwar Arifin. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : PT.
Raja Grifindo Persada

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004.

Cipta, Hendra dan Hatamar. Analisis SWOT Integrasi Industri Halal dan
Perbankan Syariah di Indonesia. Bangka Belitung : Shiddiq Press, 2020.

David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis, Edisi Kedua belas. Jakarta:


Salemba Empat

Dewi, Lhutfi Nur S. “Strategi Pengembangan Usaha Makanan Tradisional


Dengan Metode Analisis Swot (Studi Kasus Usaha Rengginang Ketan Pak
Seger Di Kumpai Batu Atas Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakulta Ekonomi.
Universitas Antakusuma : Pangkalan Bun.

Djatmiko, Yayat Hayati. 2003. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Drs. J. Indriyono Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis,


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.

Ernawati, Rini. “Analisis Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Tepung


Tapioka Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada PT Tepung
Tapioka Serupa Indah Pakuan Ratu Way Kanan). Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam. IAIN Metro : Metro.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,


2004

Fandy, Tjiptono, Strategi Pemasaran, Jogyakarta: Andi Press, 2004, Cet. Ke 5.

91
H. Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE, Yogyakarta
Erlangga.

Hermawan, Marketing, Jakarta : Gramedia, 2002.

Husein Umar, strategic management in action, Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Hunger, David K. dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis..


Yogyakarta: Penerbit Andi

Ismail Solihin. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Jatmiko. 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press

Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia ,Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi


Coronavirus Disease (COVID-19), 2020.

M.Madjid B. Damanik, dkk.2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Medan:


USU Press

Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Petri, Mia Mulyani. “Strategi Pemasaran dalam Mempertahankan Bisnis UMKM


di Tengah Pandemi Covid-19 (studi UMKM Buket Bunga Gallery Daisuki
Jambi)”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin : Jambi.

Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 1997,


Edisi 2, Jilid 1.

Rangkuti, Freddy. 2009.Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Rangkuti, Fredy. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Ristiyanti Prasetijo. Perilaku konsumen. Yokyakarta: Andi Offset, 2005.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:


Kanasius.

92
Saputra, Deni. “Pengaruh Bauran Pemasaran 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion) Terhadap Keputusan Pelanggan Dalam Menggunakan
Aplikasi Transportasi Online (Survei Pengguna Aplikasi Gojek dan Grab
di Kota Tangerang). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : Serang

Solihin, 2006. Melacak Pemikiran Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.


Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai


Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media.

Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori-Aplikasi.


Jakarta: Bumi Akasara.

93
LAMPIRAN
Dokumentasi Operasional Kedai Dzuli

94
95
96

Anda mungkin juga menyukai