Anda di halaman 1dari 136

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

KOPERASI SYARIAH (KOPSYAH) DAKWAH


UIN ANTASARI BANJARMASIN

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi syariah


Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana ekonomi Syariah (E.Sy)

SKRIPSI

Oleh :
Muhammad Najib Maulana
NIM; 2015.85.29.0091
Pembimbing :

1. Bahrurozi M.Pd.I

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARULLUGHAH WADDA’WAH
BANGIL - PASURUAN
2020 M / 1441 H
SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

KOPERASI SYARIAH (KOPSYAH) DAKWAH

UIN ANTASARI BANJARMASIN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Ujian

Akhir Program Sarjana Strata Satu (S1) Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam

Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan

Pembimbing :

1. Bahrurozi M.Pd.I

Oleh:
Muhammad Najib Maulana
NIM; 2015.85.29.0091

INSTITUT AGAMA ISLAM DARULLUGHAH WADDA’WAH


FAKULTAS SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
RACI – BANGIL - PASURUAN
2020 M / 1441 H
MOTTO

BUAT SETERANG MUNGKIN JALAN MENUJU CITA-CITAMU, BERHASIL ATAU TIDAK, ITU
ADALAH URUSAN YANG MAHA PENYAYANG
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk


1. Kedua orang tua tercinta yang telah mencurahkan
daya dan upayanya demi anak-anaknya tersayang
2. Kepada semua guru yang telah mendidik tanpa pamrih
dan rasa bosan dan lelah kepada murid-muridnya
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan pada nabi Muhammad SAW.

Banyak kesukaran dan hambatan yang dihadapi penulis selama penyusunan dan
penulisan skripsi ini. Namun dengan petunjuk dan rahmat Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang, dan berkat Rasullullah SAW, disertai usaha, bantuan, bimbingan dan
pengarahan berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi saya ini dapat diselesaikan

Pada kesempatan ini , penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada Rektor IAI Dalwa, Dr. Habib Seqaf Baharun, M.HI dan para
pembantu Rektor atas segala layanan dan fasilitas yang telah diberikan
selama penulis menempuh studi
2. Bapak Ahmad Misbah, M.Pd.I selaku Ka. Prodi Ekonomi Syariah yang telah
memberikan saran, bimbingan serta semangat kepada penulis dengan sabar
dan penuh perhatian, sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik dan
lancar.
3. Bapak Bahrurozi M.Pd.I selaku pembimbing yang telah membantu selama
penulisan skripsi ini dan menjadi guru bagi penulis untuk menjadi lebih baik
lagi.
4. Semua staf pengajar atau Dosen dan semua staf TU IAI Dalwa yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan wawasan
keilmuan dan kemudahan-kemudahan selama menyelesaikan studi.
5. Kedua orang tua, Ayahanda dan Ibunda yang tidak henti-hentinya
memberikan doa dan bantuan material sehingga menjadi dorongan dalam
menyelesaikan studi ini.

Tak ada gading yang tak retak, penulis yakin masih banyak kekurangan yang
masih harus disempurnakan dari penulisan skripsi ini. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat
dan mendorong kita untuk melakukan penelitian yang lebih baik dalam pembelajaran
yang akan datang.

Banjarmasin, Agustus 2020

Penulis
NOTA PEMBIMBING

Hal : Persetujuan Munaqasah Skripsi

Kepada : Yth. Bapak Rektor

Institut Agama Islam Darullughah

Wadda’wah Di tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Setelah memeriksa dan mengadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka


skripsi saudara

Nama : Muhammad Najib Maulana

NIM/Nimko : 2015.8529.0091

Fakultas/Prodi : Syari’ah/Ekonomi Syari’ah

Judul : Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah Dakwah


UIN Antasari Banjarmasin

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah skripsi Insitut Agama
Islam Darullughah Wadda’wah, untuk ini kami mengharap agar dapat segera di
munaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Pembimbing Ka. Prodi Ekonomi Syari’ah

(Bahrurozi M.Pd.I) (Ahmad Misbah, M.Pd.I)


PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah (KOPSYAH)


Dakwah UIN Antasari Banjarmasin”

Ini telah diuji dan dipertahankan didepan sidang dewan penguji pada

Hari : Selasa

Tanggal : 25 Agustus 2020

Dewan penguji

Nama

1. Bahru Rozi M.Pd.I 1.


Ketua/Sek

2. Ahmad Misbah M.Pd.i 2.


Penguji Utama

3. M Robi’in MM 3.
Penguji Kedua

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Syari’ah

(Ahmad Misbah, M.Pd.I)


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Najib Maulana

NIM : 2015.85.29.0091

Program Studi : Ekonomi Syariah

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah (KOPSYAH)

Dakwah UIN Antasari Banjarmasin

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa hasil penelitian saya ini

tidak terdapat penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang

pernah dilakukan atau dibuat oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar

pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti

terdapat unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari puhak lain, maka

saya bersedia untuk diproses sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-

benarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Banjarmasin, 19 Agustus 2020

Hormat saya Muhammad Najib Maulana

NIM : 2015.85.29.0091
ABSTRAK

Muhammad Najib Maulana, 2020. Strategi Pengembangan Bisnis

Koperasi Syariah (KOPSYAH) Dakwah UIN Antasari Banjarmasin.

Pembimbing : Bahrurozi M.Pd.I

Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Bisnis, Koperasi

Perkembangan teknologi canggih pada akhir-akhir ini dan adanya peningkatan


kebutuhan dan keinginan manusia baik dalam jumlah, variasi macamnya dan tingkat
mutunya menimbulkan tantangan untuk memenuhinya, dengan meningkatkan
kemampuan menyediakan dan menghasilkan. Sehingga untuk maneger-maneger
perusahaan yang menjalankan bisnis sekarang harus mengelola perusahaan secara
strategis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan
koperasi Syariah (Kopsyah) Dakwah dalam mengembangkan bisnis yang telah
dijalankan, apa saja faktor pendukung dan penghambatnya dan juga bagaimana
penerapan prinsip syariah yang dilaksanakan dilapangan.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian ini
merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Masalah yang diteliti ini
merupakan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara. Wawancara dilakukan pada
dua narasumber yang merupakan pengurus inti Koperasi Syariah / Kopsyah Dakwah
UIN Antasari Banjarmasin.

Hasil penelitian menunjukkan dalam hal pengembangan Bisnis, Kopsyah


Dakwah UIN Antasari menerapkan 5 strategi, yaitu Strategi Pertumbuhan, Strategi
Stabilitas, Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Pasar dengan
membuka cabang dan strategi pengembangan bisnis dengan cara kerjasama. Strategi
Pertumbuhan diterapkan pada saat Kopsyah sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan
bisnisnya. Dimana strategi pertumbuhan ini adalah strategi perusahaan mengacu pada
pencapaian pertumbuhan penjualan, modal, laba, atau kombinasi diantara itu.
Sedangkan Strategi Stabilitas digunakan Kopsyah Dakwah pada saat sebelum
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan perusahaan tanpa harus
berfikir untuk mengembangkannya. Strategi mengembangkan produk dengan
memperbanyak jenis usaha kopsyah, strategi distribusi dengan membuka cabang baru
di tempat lain, dan strategi kerjasama, yakni mengembangkan bisnis secara patungan
dengan pihak ketiga. Kelima strategi tersebut merupakan strategi yang diterapkan oleh
kopsyah dalam menjalankan program kerja dan mengembangkan usahanya. Adapun
faktor pendukung kopsyah dalam menjalankan bisnisnya adalah, pertama; jumlah
anggota yang dibatasi sekitar 35 orang memudahkan kopsyah dalam mengatur anggota
dan mengambilkan keputusan, kedua semua anggota kopsyah adalah Pegawai
Negeri/ASN yang berpenghasilan/memiliki gajih tetap. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah pertama; kurangnya modal usaha, kedua;semua pengurus
kopsyah Dakwah adalah Pegawai Negeri maka ruang gerak mereka dalam mengurus
koperasi menjadi terbatas terhambat oleh beban tugas mereka sebagai ASN. Adapun
penerapan prinsip syariah pada kopsyah Dakwah terlihat pada semua produk/usahanya;
- Unit Simpan Pinjam (USP) menggunakan pembiayaan murabahah, - penjualan ATK,
makanan dan minuman dengan akad jual beli, - layanan jasa photocopy, print dan
penjilidan dengan ijarah/upah, sedangkan -penyertaan modal dengan pihak ketiga
dengan system bagi hasil/mudhrabah.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................... ............................1
B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah..........................................7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... ...8
D. Manfaat Penelittian ................................................................... 8
E. Definisi Istilah ........................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 11
B. Kajian Teoritik ........................................................................ 14
1. Definisi Strategi Pengembangan Bisnis .............................14
2. Klasifikasi Strategi Pengembangan Bisnis......................... 23
3. Definisi dan Dasar Hukum Koperasi... .............................. 39
4. Landasan dan Asas Koperasi ..............................................42
5. Bisnis Dalam Koperasi ....................................................... 44
6. Bisnis Yang Berorientasi Pasar .......................................... 46
7. Koperasi Syariah Dalam Islam............................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian .............................................. 60
B. Lokasi Penelitian……………………………………………...61
C. Kehadiran Penelitian………………………………………….61
D. Data dan Sumber Data Penelitian………………………… …62
1. Data…………………………………………………….…62
2. Sumber Data……………………………………………… 62
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….63
1. Teknik Observasi……………………………………….…63
2. Teknik Dokumentasi……………………………………...63
F. Teknik Analisis Data……………………………………. ……65

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Dakwah……………….69
B. Penyajian Data………………………………………………78
C. Hasil Penelitian………………………………………………82
1. Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah Dakwah.82
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Koperasi Syariah…… Dakwah
Dalam Menjalankan Bisnis……………………...86
3. Penerapan Prinsip Syariah pada Koperasi Syariah
Dakwah……………………………………………………,,,88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………..90
B. Saran……………………………………………………………92

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..............93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

teknologi yang terarah kepada teknologi canggih pada akhir-akhir ini dan

adanyapeningkatan kebutuhan dan keinginan manusia baik dalam jumlah, variasi

macamnya dan tingkat mutunya.1Perkembangan ini menimbulkan tantangan untuk

memenuhinya, dengan meningkatkan kemampuan menyediakan dan

menghasilkan.2Sehingga untuk maneger-maneger perusahaan yang menjalankan

bisnis sekarang harus mengelola perusahaan secara strategis.

Perusahaan dapat menyesuaikan tawaran dan layanan sesuai dengan

kebutuhan pelanggan3 bahkan pada usaha yang paling kecil pun menjadi semakin

rumit sehubungan dengan globalisasi, peraturan pemerintah, dan tuntutan

pelanggan atas kualitas yang lebih baik dengan harga yang paling rendah. Iklim

bisnis yang sedang berubah secara konstan akan menantang bisnis untuk

memperbaiki strategy dalam setiap wilayah usaha ataupun bisnisnya.4

Strategi dalam perkembangan bisnis tersebut bukan hanya dilaksanakan

pada perusahaan-perusaan besar saja, namun juga perusaan-perusahaan kecil yang

ingin mengembangkan usaha-usahanya. Pengembangan usaha dan penggunaan

strategi seperti ini juga dilakukan oleh beberapa koperasi. Perkembangan usaha

1
Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi (Jakarta: Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) , hlm.1.
2
Sofyan Assauri, Manajemen Produksi, hlm. 1
3
Molan Benyamin, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT.Indeks, 2005) , hlm.3.
4
Frans Kowa, Knowledge Management Strategis(Strategi Managemen Pengetahuan)
(Jakarta: PT. Gramedia, 2000) hlm. 97

1
2

yang dilakukan koperasi dewasa ini, bukan hanya usaha simpan pinjam antar

anggota koperasi.Namun juga beberapa kegiatan seperti pengembangan tempat

usaha dan berbagai macam kegiatan bisnis lainnya.

Pada awal berdirinya di Indonesia, Koperasi di prakarsai jauh sebelum

kemerdekaan, yaitu oleh R. Aria Wiriatmaja dan Patih Perwokerto pada tahun

1895. Saat itu nama yang digunakan adalah Bank Penolong dan Tabungan (Hulp

en Spaarbank).5 Belum menggunakan kata koperasi, yaitu dengan cara

meminjamkan kepada anggota dengan bunga yang rendah, dan dana yang

dipinjamkan tersebut merupakan hasil dari simpanan para anggota sendiri.6

Perkembangan perkoperasian di bumi Nusantara ini bertepatan dengan

berdirinya perkumpulan Budi Oetomo pada tahun 1908. Melalui Budi Oetomo,

Raden Sutomo berusaha mengembangkan koperasi rumah tangga. Tapi karena

kesadaran masyrakat akan manfaat koperasi masih sangat rendah, usahanya ini

kurang begitu berhasil. Koperasi-koperasi rumah tangga ini pada umumnya tidak

mendapat dukungan yang diharapkan dari warga masyarakat.

Selanjutnya kegagalan dalam membentuk koperasi juga dirasakan oleh

Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1913.Serikat Dagang Islam (SDI)

mendirikan koperasi yang berorientasi pada industri kecil dan kerajinan. Penyebab

kegagalannya adalah karena rendahnya tingkat pendidikan,dan kurangnya

penyuluhan pada masyarakat serta miskinnya pemimpin saat itu.7

5
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktek (Jakarta, 2001), hlm.10.
6
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktek (Jakarta, 2001), hlm. 9.
3

Hambatan formal dari pemerintah Belanda juga merupakan salah satu

penyebab tidak berkembangnya koperasi pada saat itu.Hambatan tersebut berupa

diberlakukannya peraturan No.431 tahun 1915.Namun hal itu tidakbertahan lama

setelah pembentukan panitia yang diketuai Dr.J.H. Boeke pada tahun 1920.

Setelah itu, perkembangan koperasi di Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda

yang menggembirakan.

Sebuah organisasi yang bernama The Study Club 1928, yaitu kelompok

kaum intelektual Indonesia, mereka menyadari peran koperasi sebagai salah satu

alat perjuangan bangsa. Operasi ini mempelopori pendirian perkumpulan

organisasi di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Hingga pada tahun

1939 koperasi di Indonesia mencapai 1712 buah, dengan 172 buah terdaftar

dengan jumlah aggotanya sekitar 14.134 orang. Setelah kemerdekaan, tepatnya

pada tanggal 12 july 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se-jawa

yang pertama di Tasikmalaya.

Dalam kongres tersebut, diputuskan dibentuknya Sentral Organisasi

Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI). Hal ini menjadikan tanggal 12 juli juga

dijadikan sebagai hari Koperasi serta menganjurkan diadakannya pendidikan

koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat.7 Karena SOKRI tidak

mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana yang telah ditentukan pada kongres

ini, maka kongres keduapun dilakukan pada tanggal 15-17 juli 1953.

Kongres inilah yang salah satu hasilnya adalah mengangkat Bung Hatta

(Drs.H. Moh. Hatta) sebagai bapak koperasi.Hal ini dikarenakan beberapa

7
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek( Jakarta: Erlangga, 2001),
hlm. 11.
4

pemikiran beliau tehadap ekonomi di Negara ini. Dimana menurut beliau

kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilaksanakan di Indonesia mengakibatkan

pemerasan bagi kaum buruh, perampasan tanah rakyat, penindasan kemerdekaan

dan perkosaan perikemanusiaan.8

Tahun-tahun selanjutnya banyak kegiatan-krgiatan pemerintah untuk

memajukan koperasi. Hingga pada tahun 1965, pemerintah mengeluarkan

Undang-Undang No. 14 Tahun1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis,

Agama danKomunis) diterapkan pada Koperasi.

Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan

Undang-Undang No.12 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perkoperasian yang baru

berlaku pada tanggal 18 desember 1967.9 Dengan berlakunya UU ini,koperasi

wajib menyesuaikan diri dan dilakukan penertiban. Hingga mengakibatkan

penurunan jumlah koperasipada saat itu, yang awalnya berjumlah 64.000 unit

tinggal menjadi 15.000 unit.

Tahun 1997 pemerintah menyempurnakan UU No 12 Tahun 1967 menjadi

UU No 25 Tahun 1992 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Disamping itu juga,

Peraturan Pemerintah (PP) No 9 Tahun 1995 Tentang Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam oleh Koperasi, hal ini memperjelas kedudukan koperasi dalam usaha jasa

keuangan.10 Karna itu,seperti yang dikatakan Manteri Negara Koperasi dan UKM,

Syasrif Hasan, pada hari Selasa (12/7) bahwa jumlah koperasi di Indonesia

8
Jtptiain-gdl-SI-2005-fahrurojy-105-B-AB+III+5.pdf diakses pada tanggal 16 Oktober
2019 pukul 03.00 Wita
9
Jtptiain-gdl-SI-2005-fahrurojy-105-B-AB+III+5.pdf diakses pada tanggal 16 oktober
2019 pukul 03.00 Wita
10
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek.hlm. 12.
5

meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM

menyebutkan sampai juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit.

Dari 186.907 unit kopersi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume

usaha sebesar Rp 30,10 triliun. Dibandingkan dengan Desember 2008 angka

pertumbuhan koperasi mencapai 20,6%. Kementerian Negara koperasi dan UKM

berharap pertumbuhan koperasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap

perekonomian Negara. Terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran

retribusi termasuk pajak unit-unit usaha koperasi.

Dari sekian ribu koperasi yang tersebar di Indonesia, di kota Banjarmasin

sendiri terdapat 600 buah koperasi per januari 2015 yang terdaftar pada dinas

perkoperasian daerah. Dengan jumlah tersebut, terlihat jelas bahwa minat

masyarakat terhadap koperasi masih sangat rendah.Dan juga, dari jumlah diatas

koperasi yang memang benar-benar aktif dan melakukan kegiatannya hanya

berkisar 58% dari jumlah yang terdaftar yaitu sekitar 348 buah.

Salah satu dari koperasi yang terdaftar dan termasuk aktif dalam kegiatan-

kegiatannya adalah koperasi yang ada di IAIN Antasari Banjarmasin sekarang

atau sejak tahun 2017 berubah status menjadi UIN Antasari Banjarmasin. Ada

beberapa koperasi di UIN Antasari yang aktif dan berkembang, diantaranya

adalah Koperasi Pegawai Negeri (KPN), Koperasi Fakultas Tarbiyahdan Koperasi

Syariah Fakultas Dakwah (KOPSYAH) UIN Antasari Banjarmasin. Adapun

koperasi yang akan diteliti oleh penulis disini adalah Koperasi yang didirikan oleh

para pegawai (Dosen dan Pegawai Administrasi) Fakultas Dakwah yang

dinamakan “Koperasi Syariah Fakultas Dakwah (KOPSYAH) UIN Antasari


6

Banjarmasin. Kopsyah Dakwah ini berdiri pada tanggal 1 Februari 2010dan sudah

berbadan hukum: 23/BH/XIX.10/DISKOP/11 tanggal 11 April 2011.

Seiring dengan sudah berjalannya usaha simpan pinjam kepada anggota

kopsyah dengan jasa 1% perbulan untuk jangka waktu 10 bulan, muncul gagasan

dari anggota untuk menindaklanjuti dalam bentuk koperasi. Berdasarkan rapat

kelompok 11 selaku pendiri Kopsyah Dakwah pada hari Senin, 1 Februari

2010, di ruangpertemuansiaran radio Rafada. Seiring dengan sudah

berjalannya usaha simpan pinjam, muncul pula gagasan dari anggota untuk

menindaklanjuti dalam bentuk koperasi.

Awalnya kegiatan yang dilakukan oleh KOPSYAH Dakwah UIN Antasari

ini hanya berupa kegiatan simpan pinjam/murabahah yaitu dengan menghimpun

dana dari anggotanya, menyimpan, menyediakan pinjaman dalam bentuk barang

dan uang murni dalam jangka waktu tertentu.Kemudian seiring berjalannya waktu

dan semakin bertambahnya anggota dan jumlah mahasiswa yang kuliahpada

Fakultas Dakwah dan UIN Antasari membuat peluang untuk berusaha terbuka

lebar.Hingga kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh pengelola kopsyah. Pada

tanggal 24 Februari 2011 diadakan rapat persiapan pembukaan usaha yaitu

mendirikan Kantin Kopsyah yangmemberikan jasa fotokopy,pengetikan, print,

penjilidan sertamenjual ATK dan beberapa produk kebutuhansehari-

harianggotakopsyah, pegawai danmahasiswa UIN pada umumnya serta berbagai

macam makanan dan minuman kemasan.

Selanjutnya Kopsyah ini terus melebarkan sayap pengembangan usahanya

diluar lingkungan UIN Antasari yaitu mendirikan/membukatoko di atas tanah


7

hasil pembelian kopsyah sendiri (tidak menyewa) di jln. Hikmah Banua Km. 6.

kemudian ikut menyertakan modal usaha untuk bisnis rumah makan apung (Resto

Apung) di depan kantor walikota kotamadya Banjarmasin.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimanakah strategi pengembangan bisnis yang dilakukan oleh KOPSYAH

Fakultas Dakwah UIN Antasari Banjarmasin dalam mengembangkan usahanya

hingga berkembang seperti sekarang. Dengan kemajuan beberapa usaha tersebut

akhirnya bisa menambah penghasilan bagi koperasi dan otomatis bagi hasil yang

di dapatkan anggota juga akan meningkat, jika usaha-usaha itu berjalan dengan

lancar. Penulis menuangkan tulisan ini dalam sebuah penelitian yang berjudul

“Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah Fakultas Dakwah UIN

Antasari Banjarmasin”.

B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan penulis diatas, maka

yang jadi permasalahan dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimana strategi pengembangan bisnis Koperasi Syariah (KOPSYAH)

Dakwah UIN Antasari Banjarmasin?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambatdalam pengembanganbisnis

pada Koperasi Syariah (KOPSYAH) Fakultas Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin?

3. Bagaimana penerapan prinsip syariah pada koperasi Syariah (KOPSYAH)

Fakultas Dakwah UIN Antasari Banjarmasin dalam mengembangkan

usaha atau bisnisnya?


8

C. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, ditetapkan tujuan penelitian

ini, yaitu :

1. Mengetahui strategi pengembangan bisnis Koperasi Syariah (KOPSYAH)

Fakultas Dakwah UIN Antasari Banjarmasin.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan

bisnis pada Koperasi Syariah (KOPSYAH) Fakultas Dakwah UIN

Antasari Banjarmasin.

3. Untuk mengetahui penerapan prinsip syariah pada koperasi Syariah

(KOPSYAH) Fakultas Dakwah UIN Antasari dalam mengembangkan

usaha atau bisnisnya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai:

1. Bahan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian mendalam

berkenaan dengan permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda

2. Bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang

ilmu ekonomi syariah.

3. Kontribusi pengetahuan dalam memperkaya khazanah perpustakaan

Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah pada umumnya dan

Fakultas Syariah khususnya prodi Ekonomi Syariah serta pihak-pihak lain

yang berkepentingan dalam hasil penelitian ini.

E. Definisi Istilah
9

Agar penelitian ini mudah di pahami, perlu di berikan definisi istilah

sebagai berikut:

1. Strategi adalah suatu rencana kegiatan yang harus di tempuh untuk

mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan menggunakan sumber

daya untuk menanggapi lingkungan dan beriorentasi ke masa yang akan

datang dan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang akan

dihadapi perusahaan.11 Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

rencana kegiatan yang di lakukan oleh Koperasi Syariah Dakwah UIN

Antasari dalam mengembangkan usaha atau kegiatan bisnisnya, baik yang

telah dilaksanakan maupun yang baru di rencanakan.

2. Pengembangan bisnis adalah cara dalam memperbesar usaha (bisnis)

dalam waktu yang di tentukan.12 Pengembangan bisnis yang di maksud

dalam penelitian ini adalah cara-cara Koperasi Syariah (Kopsyah) Fakulats

Dakwah UIN Antasari dalam mengembangkan bisnis yang telah

dijalankan mulai awal tahun 2010 sampai sekarang.

3. Koperasi Syariah Fakultas Dakwah UIN Antasari adalah sebuah badan

usaha dalam bentuk koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan

pinjam/murabahah, yaitu dengan menghimpun dana dari anggotanya,

menyimpan, menyediakan pinjaman dalam bentuk barang dan uang murni

dalam jangka waktu tertentu. Kemudian dalam perkembangannya

Kopsyah ini berhasil mendirikan Kantin yang menyediakan jasa

11
Fred R. David, Strategi Manajemen, ter. Dono Sunardi (Jakarta: Salembia Empat, 2009)
hlm. 18.
12
http://id.m.wikipedia.org/wiki/bisnis/pengembangan diunduh pada tanggal 15 juli 2019,
pukul 13.15 wita
10

photocopy, jasa pengetikan, print, penjilidan, penjualan ATK dan beraneka

makanan dan minuman kemasan. Selanjutnya pada tahun 2018 kopsyah ini

terus melebarkan sayap usahanya yaitu para pengurusnya ikut

menyertakan modal usaha rumah makan apung (Resto Apung) di depan

Kantor Walikota Kotamadya Banjarmasin.

4. UIN ANTASARI adalah nama sebuah Universitas/Perguruan Tinggi Islam

negeri yang terdapat di Kotamadya Banjarmasin Provinsi Kalimantan

Selatan beralamat di jalan Jenderal Ahmad Yani Km.4,5 Banjarmasin

sebelumnya bernama IAIN Antasari Banjarmasin yang terdiri dari empat

Fakultas, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora dan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi. Kemudian pada bulan April tahun 2017 beralih status

menjadi UIN Antasari Banjarmasin yang memiliki lima Fakultas; Fakultas

Syariah, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang

penulis lakukan berkaitan dengan judul skripsi yang penulis teliti yaitu “Strategi

Pengembangan Bisnis Kopsyah Dakwah UIN Antasari Banjarmasin”, memang

ditemukan penelitian sebelumnya yang mengkaji masalah strategi pengembangan

bisnis ataupun yang sejenisnya, namun dalam objek penelitian yang berbeda

dengan objek yang akan penulis teliti. Berikut penelitian yang sejenis yang telah

diteliti:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Wahyudi NIM 1201150199

berjudul Strategi Pengembangan Bisnis kedai Coklat di kota

Banjarmasin”, adapun hasil penelitian ini adalah dengan meningkatkan

rasa dari produk sehingga konsumen tidak berkurang malah bisa

bertambah atau menggunakan jenis strategi pengembangan produk/kualitas

produk.1 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu dibidang layanan jasa/koperasi, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Slamet Wahyudi dibidang tentang produk makanan/minuman.

Meskipun dari segi obyeknya terdapat persamaan, yakni sama sama

meneliti bagaimana strategi dalam mengembangkan bisnis, namun subjek

yang diteliti sangat jauh berbeda.

1
Slamet Wahyudi, Strategi Pengembangan Bisnis kedai Coklat di kota Banjarmasin, Skripsi tidak
diterbitkan, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016), hlm. 83

11
12

2. Penelitian yang dilakukan oleh PP Rabiatul Adawiyah DND, NIM.

1101160237, berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) IAIN Antasari Banjarmasin”.Adapun hasil penelitian yang

dilakukan oleh saudari PP Rabiatul Adawiyah DND bahwa strategi yang

dipakai oleh KPN IAIN menggunakan strategi Wheelen-Hunger, yaitu

strategi pertumbuhan dan strategi stabilitas, dengan menggunakan kedua

strategi tersebut KPN mengalami kemajuan.2 Penelitian ini dari segi objek

penelitiannya ada kesamaan yaitu sama sama meneliti bagaimana strategi

pengembangan bisnis, namun penelitian yang penulis lakukan di sini jauh

berbeda dari segi subyeknya yaitu tentang Kopsyah Dakwah UIN Antasari.

Adapun dari segi obyeknya juga terdapat perbedaan, dalam penelitian

tentang Kopsyah Dakwah ini penulis lebih menitikberatkan kepada jenis

strategi dari segi pengembangannya (ekspansi). Ekspansi/pengembangan

bisnis ini ada beberapa alternatif yaitu bisa berdasarkan pengembangan

pasar, produk, organisasi, skala usaha dan inovasinya. Sementara

penelitian saudariPP Rabiatul Adawiyah DND menggunakan jenis strategi

berdasarkan tingkatannya (tingkatan tingkatan strategi manajemen).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nafisah, NIM. 1201151456, “Strategi

Pengembangan Bisnis Rumah Kecantikan Muslimah Aisya di

Banjarmasin”. Dalam penelitian saudari Siti Nafisah ini disebutkan

bahwa strategi yang digunakan dalam mengembangkan bisnis Rumah

Kecantikan Muslimah Aisya, yaitu antara lain dengan mengembangkan

2
PP Rabiatul Adawiyah DND, Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
IAIN Antasari Banjarmasin, Skripsi tidak diterbitkan, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016), hlm.73
13

produk perawatan yang mereka tawarkan, strategi promosi, memberikan

pelatihan terhadap para karyawannya serta membuka cabang baru di

tempat/daerah lain.3 Meskipun terdapat persamaan tentang obyek yang

diteliti yaitu sama sama meneliti bagaimana strategi dalam

mengembangkan bisnis, namun subjek yang diteliti sangat jauh berbeda.

Siti Nafisah meneliti Rumah Kecantikan Muslimah Aisya, sementara

subyek penelitian penulis adalah tentang Kopsyah Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Dwi Setya Putri, 2014. “Penerapan

Akad Mura<bahah Studi Kasus Koperasi Syariah Dakwah IAIN Antasari

Banjarmasin ”. Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah),

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Pembimbing: (I) Dr. H. Sukarni,

M.Ag. (II) Dra. Hj. Rusdiyah, MHI. Penelitian ini dilator belakangi oleh

adanya penerapan akad mura<bahah di Koperasi Syariah Dakwah

IAIN Antasari Banjarmasin yang pada kenyataannya tidak ada bukti

tertulis dalam melakukan akad, baik akad dalammura<bahah maupun

akad waka>lah yang disertakan dalam akad mura<bahah . Hal ini

menunjukkan adanya ketiadaan kekuatan hukum yang jelas. Sehingga

dapat dikatakan bahwa belum dapat memenuhi asas-asas dalam

berakad yang sesuai dengan hukum Islam. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui penerapan akad mura<bahah yang terjadi disalah

satu lembaga keuangan bukan bank yaitu di Koperasi Syariah Dakwah

3
Siti Nafisah, Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Kecantikan Muslimah Aisya di
Banjarmasin,Skripsi tidak diterbitkan, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016), hlm. 83
14

IAIN Antasari Banjarmasin, dan tinjauan hukum Islam terhadap akad

mura<bahah tersebut sesuai hukum Islam. Penelitian ini merupakan

penelitian lapangan bersifat deskriptif dengan menggambarkan

kejadian yang terjadi di lapangan, dan pengumpulan data melalui

wawancara. Hasilnya diolah dengan teknik editing, dan kategorisasi.

Kemudian, dianalisis secara kualitatif tentang akadmura<bahah dalam

hukum Islam. Menurut hukum Islam akad mura>bahah yang tidak

memenuhi bagian rukun dan syarat dari mura<bahah merupakan

bagian akad yang tidak sah. Penerapan akad mura<bahah yang

dilakukan oleh Koperasi Syariah Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin

dalam menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip syariah hanya

saja tidak memiliki kekuatan hukum, karena tidak mencantumkan

perjanjian secara tertulis dengan ketentuan yang ada pada

pembiayaan syariah.

Berkaitan dengan penelitian terdahulu ini, maka penulis menegaskan

bahwa penelitian yang penulis lakukan disini yaitu tentang Strategi

Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah (KOPSYAH ) Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang

Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Syariah (Kopsyah) Dakwah UIN

Antasari Banjarmasin” .

B. Kajian Teoritik

1. Definisi Strategi Pengembangan Bisnis

a. Pengertian Strategi
15

Secara bahasa kata “strategi” adalah turunan dari bahasa Yunani,

“strategos”.Adapun “strategos” dapat diterjemahkan sebagai komandan militer

pada zaman demokrasi Athena, atau ilmu siasat perang/ muslihat untuk mencapai

sesuatu.4

Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan siasat

penggunaan seluruh kegiatan militer untuk memenangkan peperangan. Seorang

yang berperan mengatur strategi, ia akan menimbangkan kemampuan dan apa

yang akan di hadapi baik dilihat dari kuantitas ataupun kualitasnya.5

Strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities

desegned to a chieves aparticular education goal (suatu perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan terentu).6

Menurut Thakor Anjan V,”A strategi is aroad map for getting to a goal.

Strategy determines how resources are allocated, both human and financial. It

provides a mechanism by which one to focus on reach its goal”. Strategy adalah

peta jalan untuk mendapatkan sesuatu sampai ke tujuan.Strategi menentukan

bagaimana sumberdaya dialokasikan, baik manusia dan keuangan. Menyediakan

mekanisme, yang mana suatu organisasi dapat memeriksa semua aktivitas

penciptaan nilai dan memutuskan mana yang lebih difokuskan untuk mencapai

tujuannya.7

4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.I Cet.5
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 123
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.I Cet.5
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 125
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.I Cet.5
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 126
7
Anjan V, Thakor, Becoming A Better Value Creator, (San Fransisco, Jossey Bas, 2000), Cet.
I,hlm. 17
16

Secara istilah, Strategi adalah pendekatan keseluruhan yang berkaitan

dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam

kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,

memiliki tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-

prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan

memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan

taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih

singkat walaupun pada umumnya orang seringkali mencampuradukkan kedua kata

tersebut.

b. Pengembangan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan

pengembangan berasal arti kata “kembang” yang artinya mekar terbuka atau

membentang. Kemudian mendapatkan awalan “pe” maka maksudnya pun berubah

menjadi proses,cara pembuatan pengembangan.8

Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang

belum ada atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Dalam konteks

pembangunan, pengertian pengembangan selama ini dikenal sebagai

pengembangan sektor ekonomi.Pengembangan dalam konteks pembangunan

pariwisata misalnya pengembangan produk wisata (obyek wisata), pengembangan

strategi pemasaran dan lain-lain. Dan arti lain pengembangan adalah

meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

c. Bisnis

8
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,, (Jakarta, Edisi Kelima, 2018), hlm. 414
17

Bisnis berasal dari bahasa Inggris “business” yang berarti usaha,

perdagangan, usaha komersial.Bisnis ini juga berarti aktivitas guna meningkatkan

nilai tambah barang dan jasa.9

Menurut Hooper, bisnis adalah segala dan keseluruhan kompleksitas yang

ada pada berbagai bidang seperti penjualan (commerse) dan industri, industri

dasar, processing, dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi, perbankan,

asuransi, transportasi, dan seterusnya yang kemudian melayani dan memasukkan

secara utuh dalam dunia bisnis secara menyeluruh.10

Urwich dan Hunt juga mengemukakan pengertian bisnis dimana, bisnis

adalah perusahaan yang membuat, mendistribusikan, ataupun menyediakan segala

barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia

dan mampu untuk membeli dan membayarnya.11

Secara etimologi bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau

sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan tergantung skupnya- penggunaan

singgular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis

(hukum), teknis, dan ekonomi yang bertujuan mencari laba dan keuntungan.

Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya

bisnis pertelevisian.Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas

yang di lakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.Namun definisi bisnis

yang tepat masih jadi bahan perdebatan saat ini.

9
Abdullah Ma’ruf, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 1
10
www.dosenpendidikan.com/20-pengertian-dan-tujuan-bisnis-menurut-para-ahli/ diakses pada
tanggal 15 September 2019 Pukul 15.30 Wita
11
www.dosenpendidikan.com/20-pengertian-dan-tujuan-bisnis-menurut-para-ahli/ diakses pada
tanggal 15 September 2019 Pukul 15.30 Wita
18

Proses pencapaian tujuan bisnis melalui pengelolaan sumber daya

ekonomi secara optimal bagi para pemilik sumber daya ekonomi atau faktor-

faktor produksi dan masyarakat pada umumnya. Para pemegang atau pemilik

faktor-faktor produksi ini memperoleh manfaat dan nilai ekonomi secara layak.12

Bertitik tolak pada usaha pencapaian tujuan-tujuan tersebut,maka tentunya

proses pencapaian tujuan bisnis melalui pengelolaan sumberdaya ekonomi secara

optimal harus dilakukan dengan memperhatikan kepentingan dan kemanfaatan

bagi para pemilik faktor-faktor produksi dan masyarakat pada umumnya.

Bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya adalah untuk

memperoleh keuntungan.13Menurut Skinner (1992), bisnis adalah pertukaran

barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.

Pada dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai“the buyingand selling of goods

and service”.Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat

dalam pertukaran barang, jasa, atau uang utntuk menghasilkan

keuntungan,”.Sedangkan menurut Reymond E. Glos et.al (1976), menyebutkan

bahwa bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisasi oleh orang-orang

yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri, menyediakan barang

dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta

kualitas hidup mereka.14

Kegiatan bisnis meliputi semua aspek kegiatan untuk menyalurkan barang

dan jasa melalui saluran produktif, dari membeli bahan baku (bahan mentah)

12
www.pengertianpakar.com/015/01/pengertian-manfaat-dan-tujuan-bisnis. diakses pada
tanggal 15 September 2019 Pukul 16.00 Wita
13
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis ( Jakarta:Kencana Prenada Media Grop, 2003) hlm. 6
14
Francis Tantri, Pengantar Bisnis, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009) hlm. 4
19

sampai dengan menjual barang jadi. Pada pokoknya, kegiatan bisnis memiliki

cakupan sebagai berikut:

1) Perdagangan (meliputi pedagang)

2) Pengangkutan (dengan alat-alat transfortasi)

3) Penyimpanan (sampai barang terjual)

4) Pembelanjaan (meliputi bank dan kreditor)

5) Pemberian informasi (dengan promosi)15

d. Pengertian Bisnis Islami

Didalam Al-qur'an, bisnis di ibaratkan dalam beberapa istilah diantaranya

adalah, At-tijarah yang bermakna berdagang atau berniaga. Yang menarik dengan

pengertiannya dapat dihubungkan dengan konteksnya masing-masing.Perniagaan

tidak hanya di hubungkan dengan hal-hal material dan kuantitas, tetapi

kebanyakan perniagaan lebih tertuju pada hal immaterial/kualitatif.16 Misalnya

terlihat dalam Al Qur’an surat At-taubah 9:24 yang isinya:

‫قل ان كانءاباؤكم وابناؤكم واخوانكم وازواجكم وعشيرتكم واموال اقترفتموهاوتجارة‬


‫تخشون كسادهاومساكن ترضونهاأحب إليكم من للا ورسوله وجهادفي سبيله فتربصوا حتى‬
‫يأتى للا بامره وللا اليهدي القوم الفاسقين‬

Artinya:”katakanlah: jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-

saudara mu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu

usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal

yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan rasulnya dan dari

berjihad di jalannya, maka tunggulah sampai Allah

15
Francis Tantri, Pengantar Bisnis……hlm. 5
16
Abdullah Ma’ruf, Manajemen Bisnis Syariah, hlm. 38
20

mendatangkankeputusannya”.dan Allah tdak memberi petunjuk kepada orang-

orang yang fasik.”17 (At-taubah 9:24)

Adapun Bisnis Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktifitas bisnis

dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi kuantitas kepemilikan hartanya

(barang/jasa) termasuk profitnya, tetapi dibatasi dalam cara perolehan dan

pendayagunaan hartanya terdapat aturan halal-haram.18

e. Pengembangan Bisnis

Istilah pengembangan usaha sering mengacu pada pengaturan dan

mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain, perusahaan pihak

ketiga. Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian,

teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka dalam

mengidentifikasi, meneliti, menganalisa dan membawa ke pasar bisnis baru dan

produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana

bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi/divestasi teknologi, produk

dan lain-lain. Jadi, Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan

analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan

pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang

strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.

Pengembangan bisnis adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang

peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang

pertumbuhan bisnis, tetapi tidak termasuk keputusan strategis dan implementasi

17
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Darus Sunah, 2012), hlm.
190
18
Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013), hl. 268
21

dari peluang pertumbuhan bisnis. Sedangkan untuk bisnis yang besar terutama

dibidang teknologi industri, istilah pengembangan bisnis mengacu pada

pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain.

Beberapa definisi pengembangan bisnis menurut ahli (Haris Fadilah, 2012) yaitu:

1. Mahmud Mach Foedz

Perkembangan usaha adalah perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang

yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Brown dan Petrello

Pengembangan usaha adalah usaha suatu lembaga yang menghasilkan barang dan

jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat,

maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk

memenuhi kebutuhan tersebut, disamping memperoleh laba.

3. Steinford

Pengembangan usaha adalah aktivitas yang menyediakan barang atau jasa yang

diperlukan oleh konsumen yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang

tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima

yang tidak memiliki surat izin ditempat usaha.

4. Hughes dan Kapoor

Pengembangan usaha ialah kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk

menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.


22

5. Mussleman dan Jackson

Pengembangan usaha adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorgranisasikan untuk terlibat

dalam aktivitas tersebut.

6. Allan Affuah

Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk

menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai

sumber daya barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

7. Glos, Steade dan Lawry

Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh

orang-orang yang kerkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang

menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan

memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

8. Huat T Chwee

Ada 2 pengertian pengembangan usaha, yaitu: pengembangan usaha dalam arti

yang luas adalah istilah umum menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang

memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.

F. Pengertian Strategi Pengembangan bisnis

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha

atau wirausaha yang membutuhkan pandangan ke depan, motivasi dan kreativitas.

Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap pengusaha, maka besarlah harapan untuk

dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan

menjadi sebuah usaha besar.


23

Menurut Mulyadi Nitisusantro, pengembangan usaha adalah upaya yang

dilakukan oleh pemerintah pemerintah daerah, masyarakat, dan stakeholder

lainnya untuk memberdayakan suatu usaha melalui pemberian fasilitas, bimbingan

pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan dan daya saing sebuah usaha. Dari penjelasan di atas, pengembangan

usaha adalah upaya yang dilakukan berbagai pihak yang terkait dalam usaha

tersebut, baik pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan terutama pengusaha

itu sendiri untuk mengembangkan usahanya menjadi usaha yang lebih besar

dengan daya saing tinggi melalui pemberian fasilitas dan bimbingan

pendampingan yang disertai dengan motivasi dan kreativitas.

Klasifikasi Strategi Pengembangan Bisnis

a. Strategi Ditinjau dari Jenis Pengembangannya (Ekspansi)

Jika ditinjau dari jenis pengembangannya (ekspansi), maka bisa dibagi

menjadi beberapa strategi, yaitu:19

(1) Strategi Mengembangkan Bisnis dengan Mengembangkan Pasar

a) Mengembangkan pasar dari segi produknya

Merupakan langkah yang paling memungkinkan untuk

dilakukan pertama kali karena produk utamanya telah

diperkenalkan dan sudah tumbuh, sehingga masalah profitabilitas

(kemampuan mendapatkan laba) serta popularitas dan kualitas

sudah diterima di pasar. Jenis-jenis nya adalah :

19
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2011), hlm. 515
24

(1).Memperbesar variasi produk, misalnya melalui kemasan botol,

sachet, gelas dan lain lain.

(2).Melalui kategori produk, misalnya kategori untuk anak-anak,

remaja, dan lain-lain, yang masing-masing kategori produk

bisa dibedakan secara dosis, ukuran atau kadarnya dan hal-hal

lain yang disesuaikan dengan kepentingan pemakainya.

(3).Berdasarkan lini produk, misalnya untuk produk dengan

bahan herbal, untuk produk tanpa bahan pengawet dan lain-

lain.

(4).Berdasarkan fungsinya, misalnya produk untuk rambut kering,

produk untuk rambut normal, rambut berminyak dan lain-lain.

(5).Menentukan produk baru dengan pasar yang baru. Dengan

pengembangan produk, maka diharapkan penjualan akan

meningkat karena pasar yang dibidiknya semakin berkembang

dan bervariasi.

b) Mengembangkan Pasar dari Sisi Sistem Penjualannya.

Banyak strategi mengembangkan pasar yang dilakukan dengan

mengembangkan sistem penjualannya, antara lain:

(1) Mengembangkan sistem distribusi penjualan ke dalam

(internal), antara lain:

(a) Mengembangkan sendiri, seperti membuka cabang baru di

kota-kota besar, membuka autlet, agen atau sejenisnya

atas dana sendiri dan jalur distribusi sendiri.


25

(b) Mengembangkan melalui kerjasama dengan pihak lain,

seperti:

- Melakukan kerjasama distribusi dengan perusahaan

lain.

- Melakukan kerjasama produksi dengan pihak lain

untuk memperbesar Kapasitas produksi.

- Mencari agen-agen penjualan di kota kota besar untuk

mengembangkan Pasar.

- Joint venture atau kerjasama permodalan membuat

distributordalam meningkatkan penjualan.

(2) Mengembangkan sistem jaringan pemasaran dengan pihak lain,

antara lain:

(a) Membuat jaringan pemasaran dengan berjenjang, yaitu

MLM (Multi Level Marketing) konsumen sebagai

pemasar (ranting pemasaran) sekaligus sebagai distributor.

(b) Membuat, menyusun merencanakan sistem franchising

dengan menjual,standar operasional prosedur, merek

produk, nama perusahaan popularitas, dan lain-lain.

(c) Subkontraktor sebagian dan seluruh proses pemasaran,

misalnya subdesain, supplier, broker, dan lain-lain.

(d) Kerjasama operasional atau outsourcing untuk bagian dari

kegiatan pemasaran, misalnya kerjasama Developer

dengan Broker.
26

(3) Mengembangkan pasar dengan menggabungkan bisnis yang

lain dalam satu industri

(a) Akuisisi (mengambil alih bisnis lain)

(b) Merger (menggabungkan dua badan usaha atau lebih)

3) Mengembangkan Pasar dengan Strategi Integrasi (Penyatuan)

Ada dua jenis strategi integrasi, yaitu :

(a) Integrasi vertikal (hulu ke hilir dari flow industri)

Penyatuan/integrasi vertikal ini dengan cara membeli

perusahaan ke dalam (pemasok, konsultan, produsen dan

lain-lain) atau membeli perusahaan ke luar arah konsumen

(distributor, wholeseller, agen, outlet dan lain-lain). Contoh

perusahaan mie membeli perusahaan gandum, perusahaan

hypermarket membeli jaringan minimarket dan lain-lain.

(b) Integrasi horizontal (antar-produk, antar-kategori)

Penyatuan/integrasi perusahan perusahaan yang produknya

tidak sama tetapi menunjang kesuksesan bisnisnya, contoh:

perusahaan sepatu membeli perusahaaan alat-alat olahraga,

dan lain-lain.

4) Mengembangkan Pasar dengan Sinergisme.

Melakukan pengembangan pasar dengan cara mengadakan

perjanjian kerjasama antara dua perusahaan yang berbeda pasar

dengan tujuan swap market atau tukar pasar dan memperkuat satu
27

sama lainnya karena keduanya mempunyai keistimewaan.

Perusahaanyang satu ingin memasarkan produknya ke pasar dan

perusahaan yang lainnya ingin menambah calon pelanggan.

Contohnya adalah Bank dan asuransi, rumah sakit dengan

asuransi, dealer mobil dengan asuransi dan lain-lain.

2) Strategi Mengembangkan Bisnis dengan Cara Kerja Sama untuk

Mencapai Puncak.

Salah satu cara untuk mengembangkan bisnis bila sebuah bisnis

sudah cukup besar dan ingin mengembangkan bisnisnya adalah

dengan cara mengembangkan skala organisasinya. Contohnya,

perusahaan kelapa sawit melakukan aliansi dengan perusahaan

distribusi minyak goreng dalam membuka perkebunan biji jarak

seluas sekian hektar karena sedang tren. Beberapa strategi yang

digunakan oleh pebisnis-pebisnis saat ini, yaitu:20

a) Membeli bisnis lain di luar industrinya.

(1) Mengakuisisi dengan tujuan untuk membuat fortofolio bisnis.

(2) Membeli sebagian saham kepemilikan di perusahaan lain

dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan dan pasarnya.

(3) Menjadi Investor dengan membeli saham-saham yang likuid

(lancar) di pasar modal dengan tujuan untuk mendapatkan

gain/keuntungan atas kepemilikan saham.

b) Menemukan bisnis baru dan memasukinya.

20
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan….hlm. 518 - 519
28

Dengan melakukan riset dan pengembangan pada divisi research

and development, maka suatu saat bisa diperoleh produk baru

untuk terus dikembangkan dan dijadikan bisnis yang baru di luar

industrinya atau melakukan riset baru untuk memasuki industri

yang baru. Misalnya adalah bisnis kelapa sawit ingin masuk ke

bisnis minyak/minyak goreng atau ke bisnis bahan bakar biji

jarak.

c) Melakukan aliansi strategi atau usaha patungan

Usaha patungan atau disebut aliansi strategi untuk bersama-sama

mendirikan bisnis baru dengan perushaan lain demi kepentingan

peningkatan laba bisnisnya. Ada tiga jenis aliansi strategi, yaitu :

(1) Strategi jaringan laba-laba (spiderweb strategi)

(2) Strategi berjalan bersama- berpisah (go togheter-split

strategy)

(3) Strategi aliansi secara berurutan atau peningkatan aliansi

Perusahaan memulai kerjasama aliansinya di suatu pekerjaan,

bidang, atau lapangan yang dirasa lemah dan bisa dilanjutkan

ke arah ayang lebih serius lagi, yaitu merger. Dalam

kenyataannya, usaha patungan dapat merupakan suatu tahap

awal sebelum dilakukan peningkatan aliansi ke arah akuisisi,

merger, dan penjualan saham. Misalnya, perusahaan

pengeboran minyak dengan perusahaan peralatan pengeboran


29

minyak melakukan aliansi yang kemudian melakukan merger

setelah proyeknya sukses.

3) Strategi Melakukan Sinergisme (Kerjasama Saling Menguatkan)

Sinergi dapat dikembangkan melalui ekspansi internal

untuk membesarkan organisasinya. Sinergi dilakukan bila kekuatan-

kekuatan perusahaan yang bersinergi dapat menutupi kelemahan-

kelemahan yang terjadi. Sebagai contoh: perusahaan bahan makanan

melakukan sinergi bisnis dengan perusahaan peralatan dapur

sehingga tercipta kekuatan baru dalam bersaing di pasar, bank

dengan asuransi, developer dengan hypermarket. Ada beberapa jenis

sinergi dalam bisnis, yaitu:21

a) Sinergisme Penjualan

b) Sinergisme investasi

c) Sinergisme operasional

d) Sinergisme manajemen.

4) Strategi Mengembangkan Bisnis yang sedang Stabil

Tidak banyak yang harus dilakukan bila bisnis sedang

tumbuh dengan stabil, namun dana yang ada dari pertumbuhan laba

bisa digunakan untuk keperluan sebagai berikut:22

a) Melakukan efisiensi produksi agar pertumbuhan laba lebih baik

lagi untuk mempersiapkan strategi ekspansi bisnis yang lebih

tepat.

21
Hendro, Dasar-DasarKewirausahaan….hlm. 519
22
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan….hlm. 519
30

b) Melakukan perencanaan strategi pemasaran yang kreatif dan

inovatif untuk memperkuat merek dan populairtas.

c) Melaukan perbaikan organisasi yang bias membuat perusahaan

lebih ramping efesien dan efektif.

d) Mempertahankan pangsa pasar dengan melakukan pembentukan

komunitas dan pertumbuhan bisnisnya.

e) Menyempurnakan produkdengan kreatif dan inovatif.

b. Ditinjau dari Segi Tingkatan/Levelnya

Ditinjau dari tingkatannya, strategiperusahaan pada umumnya

mempunyai beberapatingkatan strategi, yaitu:

1.Strategi Koorporasi

Strategi ini menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan

mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai

keseimbangan portofolio produk dan jasa. Sebagai tambahan,

strategi perusahaan adalah:

a) Pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang

perusahaan baiknya terlibat

b) Arus keuangan dan sumber daya lainnya dari dan divisi-divisi

yang ada di perusahaan

c) Hubungan antara perusahaan dan kelompok-kelompok utama

dalam lingkungan perusahaan.

2.Strategi Unit Bisnis


31

Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi dan

menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau

jasa perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang di layani

oleh divisi tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan pada

peningkatan laba produksi dan penjualan. Strategi bisnis yang di

implementasikan biasanya merupakan salah satu strategi overall,

cost leadership, atau diferensial.

b. Strategi Fungsional

Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan

sumberdaya produktivitas.Dalam batasan oleh perusahaan dan

strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, dapertemen fungsional

seperti fungsi-fungsi pemasaran, SDM, keuangan produksi-operasi,

mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama

sebagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja

perusahaan.

4. Strategi Versi Wheelen-Hunger

Strategi ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Strategi Strategi Utama


Generik
Strategi 1. Strategi pertumbuhan konsentrasi
pertumbuhan a. Horizontal
(growth strategi) b. Vertikal
2. Strategi pertumbuhan diversifikasi
a. terpusat
b. Konglomerasi
Strategi stabilitas 1. Strategi istirahat (pause strategy) / strategi terus
(stability strategy) dengan hati-hati procced with caution strategy)
2. Strategi tanpa perubahan (no change strategy)
3. Strategi laba (profit strategy)
32

Strategi penciutan 1. Strategi perubahan haluan (turnaround


(retrenchment strategy)
strategy) 2. Strategi memikat perusahaan lain (captive
co.pany strategy)
3. Strategi jual/ditutup (sell-out/divesment
strategy)
4. Strategi pelepasan (bankruptcy
strategy)/strategi likuiditas (liquidation
strategy)23

a. Strategi Pertumbuhan (Growth).

Tujuan strategi perusahaan mengacu pada pencapaian

pertumbuhan penjualan, modal, laba, atau kombinasi diantara itu.

Perusahaan harus terus tumbuh (dengan memanfaatkan peluang-

peluang dan memperkecil biaya-biaya)dalam rangka bertahan

hidup.pertumbuhan yang berkelanjutan berarti penjualan kurva

pengalaman untuk mengurangi harga pokok penjualan perunit,

sehingga akhirnya menaikan laba.

Strategi ini memiliki dua jenis strategi utama.Setiap jenis

strateginya terdiri dari dua macam. Dua jenis strategi utama

tersebut adalah:

b. Strategi Pertumbuhan Konsentrasi

Merupakan strategi dimana perusahaan berkonsentrasi dan

bertumbuh kembang pada semua atau hampir semua sumber daya

yang sejenis.Strategi ini memiliki dua substrategi, yaitu:

23
Hunger dan Wheelen, Strategic Management 5th, Edisi Terj. Julianto Agung (Yogyakarta: Andi,
2003), hlm. 54
33

1) Horizontal. Strategi yang dilakukan dengan memperluas

kegiatan-kegiatan perusahaan kedalam lokasi yang berbeda

dan/atau dengan menambah rentang produksi atau jasa yang di

tawarkan kepada pasar. Jika perusahaannya berada didalam

industri yang atraktif, tujuannya untuk meningkatkan

penjualan dan profit dengan memanfaatkan keuntungan

economics of scala di produksi dan pemasaran. Sementara jika

perusahaan berada dalam moderate attractive industry, strategi

yang diterapkan adalah konsolidasi. Dari sisi internal,

hendaknya sekmen pasar di perluas untuk mengurangi potensi

persaingan, sehingga skala ekonomi menjadi besar. Dari sisi

eksternal, perusahaan dapat melakukan akuisi atau joint

venture dengan perusahaan lain pada industri yang sama.

2) Vertikal. Strategi dapat dilakukan dengan cara mengambil alih

fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok (Backward

integration) atau oleh pihak distributor (forward integration).

Dengan kata lain, terdapat satu atau lebih bisnis yang selama

ini disediakan oleh perusahaan. Hal ini merupakan strategi

utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar

yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya

tarik tinggi. Daya tarik industri yang tinggi mengakibatkan

banyak pesaing baru masuk ke dalam industri.


34

Pada kedua strategi ini, dapat dilakukan pendekatan internal

dan eksternal. Pendekatan internal adalah dengan cat

mengembangkan anak perusahaan baru untuk memasok bahan baku

dan bahan setengah jadi untuk kebutuhan produk maupun jasa.

Pendekatan eksternal adalah dengan cara membeli perusahaan baru

dengan cara akusisi, merger atau joint ventura yang bertujuan

memasok kebutuhan barang untuk bisnis pelanggan mereka.

b. Strategi Pertumbuhan Diversifikasi

Strategi ini menuntut perusahaan untuk tumbuh dengan cara

menambahkan produk atau devisi yang berbeda dengan produk atau

divisi yang sudah ada. Strategi ini terdiri dari berbagai cara yaitu

terpusat (konsentrasi) atau konglomerasi secara internal maupun

eksternal. Jika dilaksanakan dengan cara internal, hal ini dapat

dilakukan melalui pengembangan produk baru, tetapi jika dengan

cara eksternal, dilakukan dengan cara akusisi. Sasaran dari

pertumbuhan produk antara lain untuk menjaga pangsa pasar,

mengurangi persaingan, menekan biaya dan meningkatkan

keuntungan, strategi pertumbuhan ini di bagi atas dua cara, yaitu:

(1) Terpusat, melakukan penambahan produk atau divisi yang sudah

ada pada perusahaan sebelumnya, dilakukan dengan cara yang

masih sama dengan produk atau jasa yang sudah ada. Strategi ini

dapat dilaksanakan apabila perusahaan memiliki posisi bersaing

yang kuat, tetapi daya tarik industri nya rendah. Perusahaan


35

yang melakukan diversifikasi jenis ini merupakan pemimpin

pasar dalam bisnis intinya.

(2) Konglomerasi. Melakukan penambahan produk atau devisi yang

tidak ada hubungannya dengan lini produk atau jasa yang telah

dimiliki sebelumnya. Strategi ini dapat dilaksanakan apabila

perusahaan memiliki posisi bersaing rata-rata, tetapi daya tarik

industrinya rendah. Kedua faktor itu mendorong perusahaan

untuk melakukan usahanya kedalam industri lain. Perusahaan

dapat mempertahankan tingkat penjualan dan laba yang baik

dalam bisnisnya selama industrinya berkembang dan memiliki

lebih banyak peluang dari pada ancaman. Tetapi pada saat

perusahaan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang

memiliki competitif position rata-rata akan mengalami

penurunan pada kinerjanya. Oleh karena itu, strategi

diversifikasi konglomerat diperlukan karena lebih menekankan

pada sinergi finansial dari pada product markrt sinergy.

b. Strategi Stabilitas (Stability).

Kategori stabilitas paling tepat digunakan oleh perusahaan yang

sukses beroperasi pada daya tarik industri menengah.Bisnis pada

industri berada pada daya tarik industri menengah. Bisnis pada industri

ini berada pada daya tarik industri menengah karena menghadapi

pertumbuhan yang biasa-biasa saja bahkan tidak ada pertumbuhan, atau

adanya perubahan lingkungan dan masa depan yang tidak pasti. Strategi
36

ini berguna untuk jangka pendek, tetapi berbahaya untuk jangka

panjang.

Strategi ini merupakan strategi yang sesuai bagi perusahaan

yang berhasil pada industri dengan daya tarik industri medium. Ada

empat bentuk strategi utama, yaitu:24

(1) Strategi istirahat (pause strategy). Strategi ini tepat dilakukan

sebagai strategi sementara agar perusahaan dapat mengonsolidasi

sumberdaya yang ada setelah menghadapi pertumbuhan cepat.

(2) Strategi waspada (procced with caution strategy). Perusahaan tetap

menjalankan usahanya dengan hati-hati karena adanya faktor-faktor

penting yang berubah pada lingkungan eksternal, seperti peraturan

pemerintah

(3) Strategi tanpa perubahan (no change strategi). Perusahaan tidak

melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Disini perusahaan

tetap melakukan usaha-usaha yang sedang dijalankan dan hanya

melakukan sedikit penyusaian misalnya karena terjadinya inflasi.

(4) Strategi laba (profit strategy). Strategi ini mengutamakan

keuntungan saat ini walaupun memiliki resiko besar dengan

mengorbankan pertumbuhan masa depan. Hasilnya sering kali

adalah kesuksesan dalam jangka pendek sekaligus dengan stagnasi

dalam jangka panjang.

24
Husien Umar, Studi Kelayakan Bisnis , (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001) hlm. 23
37

4. Strategi Penciutan (Retrenchment)

Strategi ini dilaksanakan jika perusahaan mempunyai posisi

persaingan yang lemah dalam daya tarik industri. Posisi kompetitif yang

lemah mengakibatkan kinerja yang buruk seperti penjualan menurun dan

laba berubah menjadi kerugian. Dalam usahanya untuk menghilangkan

kelemahan yang akan menyeret perusahaan mundur, pihak manajemen

dapat mengikuti satu dari beberapa pengurangan.

Ada 4 bentuk strategi utama dalam strategi penciutan ini, yaitu:25

(1) Strategi turnaround

Strategi ini dianjurkan untuk digunakan pada saat daya tarik

industri sedang tinggi walaupun sebenarnya perusahaan mengalami

kesulitan walaupun belum kritis. Strategi ini menekan pada upaya

peningkatan efisiensi operasional, yang pelaksanaannya terdiri dari

dua tahap yaitu:

(a) Pertama, masalah kontraksi, yaitu upaya-upaya mengurangi

biaya-biaya perusahaan, misalnya pengurangan karyawan dan

pengeluaran untuk hal-hal yang dianggap kurang perlu atau

membenarkan pengeluaran biaya-biaya kegiatan fungsional.

(b) Kedua, masalah konsolidasi, yaitu pengembangan program-

program untuk menstabilkan perusahaan yang sudah mengalami

perampingan tersebut.

(2) Strategi captive company

25
Husien Umar, Studi Kelayakan Bisnis, hlm. 17
38

Pada strategi ini beberapa aktivitas dari bagian tertentu yang

kurang menarik perlu dikurangi sehingga biaya akan berkurang

secara signifikan, kemudian diusahakan agar fungsi-fungsi lain

menjadi lebih menarik. Dengan demikian, diharapkan ada calon

investor mau menginvestasikan modalnya di perusahaan ini.26

(3) Strategi sell-out/divesment

Jika perusahaan tidak mampu melakukan strategi captive

company, perusahaan terpaksa harus dijual dan investor segera

meninggalkan bisnis seperti ini, asalkan saham-saham perusahaan

yang akan di jual tidak jatuh, sehingga tidak merugikan para

pemegang saham. Jika perusahaan memiliki banyak usaha, maka

divisi yang merugikan sebaiknya ditutup karena bidang usaha seperti

ini digolongkan divestasi atau divestment.

(4) Strategi bankuptcy (pailit)

Strategi ini dapat membantu perusahaan menghindar dari

tanggung jawab atau utang-utang dan juga dapat menyatakan tidak

berlakunya kontrak-kontrak kerja yang telah di setujui.Sebelum

kondisi pailit ini ditentukan, perusahaan dapat terlebih dahulu

menghasilkan uang tunai sebanyak-banyaknya dari penjualan aset-

aset. Bagi perusahaan multi bisnis, hendaknya divisi yang

mengalami kesulitan dapat dialokalisasi agar tidak berdampak pada

divisi-divisi lain.

26
Husien Umar, Studi Kelayakan Bisnis, hlm. 18
39

(5) Strategi Liquidation

Strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh manajemen

karena perusahaan sudah relatif tidak memiliki prospek lagi.Ketika

industri tidak menarik lagi dan perusahaan juga terlalu lemah untuk

dijual, manajemen dapat memilih mengubah sebanyak mungkin

kekayaan yang dapat di jual ke dalam bentuk kas, yang dibagikan

kepada para pemegang saham setelah membayar utang-

utangnya.Prinsipnya, lebih baik melakukan likuidasi secepatnya dari

pada menunggu kebangkrutan karena bagi pemilik saham, harga

saham perusahaan yang sudah bangkrut.27

3. Definisi dan Dasar Hukum Koperasi

a. Definisi Koperasi

Dilihat asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa Inggeris co-

operation yang bearti usaha bersama. Tetapi yang dimaksud dengan

koperasi dalam hal ini bukanlah segala bentuk pekerjaan yang dilakukan

secara bersama-sama dalam arti yang sangat umum tersebut. Yang

dimaksud Koperasi disini adalah suatu bentuk perusahaan yang didirikan

oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan kegiatan=kegiatan tertentu,

berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula. Koperasi adalah suatu

perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki kemampuan ekonomi

terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi

secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara

27
Husien Umar, Studi Kelayakan Bisnis, hlm. 19
40

terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta

menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan. Dalam

koperasi terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu

unsur peningkatan ekonomi, dan unsur sosial. Dasar hukum keberadaan

koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 yang dalam penjelasan

nya dikemukakan antara lain”...perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan menurut pasal 1

Undang Undang No. 25 tahun 1992 yang dimaksud koperasi adalah:

...suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan phukum

Koperasi dengan melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.28

b. Dasar Hukum Koperasi

1. Dasar Hukun Islam

Dalam bahasa Arab koperasi disebut Syirkah/Musyarakah yang

berarti al ikhtilath, yaitu suatu persyerikatan/perkongsian, suatu badan

usaha dengan prinsip syariah.Secara etimologis, syirkah mempunyai

arti percampuran, interaksi atau kemitraan antara beberapa mitra atau

perseroan. Secara terminologi, syirkah adalah suatu badan usaha di

bidang perekonomian yang memiliki keanggotaan sukarela atas dasar

persamaan hak, kerjasama, dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para

anggotanya dan masyrakat pada umumnya. Syirkah adalah akad

28
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia,(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000), hlm. 1 - 6
41

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu

dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

(amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan

ditanggung bersama sesuai kesepakatan.29Badan masalah koperasi

sebenarnya bukanlah masalah baru dalam masyarakat Islam, sebab ia

merupakan kelompok syirkah (kerjasama/kongsi) dalam masalah usaha.

Adapun dasar hukum syirkah/koperasi dalam Islam, yaitu:

a) Firman Allah dalam Al Qur’an Surah Al-Maidah 5:2

‫وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على االثم‬


....‫والعدوان واتقوا هللا ان هللا شديد العقاب‬

Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kabajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya”30

b) Firman Allah dalam Al Qur’an surah Shaad 38:24

‫وان كثيرامن الخلطاء ليبغي بعضهم على بعض االالدينءامنواوعملو‬

‫االصالحات وقليل ماهم‬

Artinya:“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang

yang bersyerikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada

29
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,, Cet. I (Jakarta,
Prenadamedia, 2015), hlm. 225 - 226
30
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 107
42

sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini”.31

c) Hadis Nabi Riwayat Abu Hurairah :

Artinya: “ Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman: “Aku

pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya

tidak mengkhianati lainnya”. (HR. Abu Daud)

2. Dasar Hukum Positif.

Dasar hukum koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21

Oktober 1992, ditandatangani oleh presiden RI Soeharto, dan diumumkan

pada lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dengan terbitnya UU

25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967

tentang pokok-pokok perkoperasian, Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832.

4.Landasan dan Asas Koperasi

Mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan tertentu.Landasan

ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk

tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya

untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.

Faktor utama yang menentukan terbentuknya koperasi adalah sekelompok

orang yang telah seia-sekata untuk mengadakan kerja sama. Oleh karena itu,

landasan koperasi terutama terletak pada anggota-anggotanya. Dalam sistem

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 455


31
43

hukum indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti, sehingga

landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat.32

Menurut Baswir,33 landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam

menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku

ekonomi lainnya.Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang No.25/1992

tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai landasan

sebagai berikut:

a. Landasan Idiil

Sesuai dengan Bab II UU No 25/92, landasan idiil koperasi Indonesia

adalah Pancasila.Penempatan Pancasila sebagai landasan koperasi Indonesia ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan

ideologi bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta

merupakan nilai-niilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam

kehidhupan sehari-harinya.

b. Landasan Strukturil

Selain menempatkan Pancasila sebagai landasan idiil koperasi Indonesia,

Bab II No.25/92 menempatkan UUD'45 sebagai landasan struktural koperasi

Indonesia UUD'45 sebagaimana telah diketahui merupakan aturan organisasi

Negara RI yang berdasarkan Pancasila.

Dalam UUD'45 terdapat berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek

kehidupan bangsa Indonesia dalam bernegara.

Adapun Asas Koperasi Indonesia berdasarkan adalah:

32
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 8-10
33
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia,,, hlm. 36 - 37
44

1) Asas kekeluargaan, yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi, hati

nurani manusia untuk bekerjasama dalam koperasi oleh semua untuk

semua, dibawah pimpinan pengurus serta pemilikan dari para anggota atas

dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan

bersama.

2) Asas gotong royong, yang berarti bahwa pada koperasi terdapat kenyataan

dan semangat bekerjasama, rasa tanggungjawab bersama tanpa

memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama.

5.Bisnis Dalam Koperasi

Bidang usaha (bisnis) koperasi mencerminkan jenis jasa yang ditawarkan

oleh koperasi kepada para pelanggannya. Berdasarkan bidang bisnis yang di

jalankan, koperasi digolongkan dalam beberapa kelompok antara lain:34

i. Koperasi konsumsi

Koperasi ini merupakan koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan

barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.Jenis konsumsi

yang dilayani oleh suatu koperasi sangat tergantung pada latar belakang

kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang

bersangkutan.

ii. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan/

pemproses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Namun

demikian, karena kegiatan memproduksi suatu barang biasanya terkait secara

34
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia, hlm. 76
45

langsung dengan kegiatan memasarkan barang-barang itu, koperasi produksi juga

biasanya bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang

diproduksinya.Tujuan utama koperasi produksi adalah menyatukankemampuan

dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui

suatu perusahaan.35

iii. Koperasi pemasaran

Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk

membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang mereka

hasilkan.Dalam kasus produsen kecil misalnya, maka masing-masing produsen itu

tetap melakukan produksi secara individual.Keikutsertaan mereka dalam koperasi

hanyalah sebatas memasarkan produk yang dibuatnya.Tujuan utama koperasi

pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata niaga, dan mengurangi

sampai sekecil mungkin keterlibatan pedagang perantara dalam memasarkan

produk-produk yang mereka hasilkan. Dengan membentuk koperasi pemasaran,

maka para petani dan produsen kecil akan dapat memasarkan produknya secara

langsung kepada para penyalur atau bahkan langsung kepada para konsumen.

iv. Koperasi Kredit

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang

bergerak di bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian

dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan

modal.Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya agar bersikap Hemat serta

gemar menabung.Koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebaskan

35
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia, hlm. 77
46

para anggotanya dari jeratan rentenir. Dengan menabung serta memperoleh modal

dari perusahaan yang mereka miliki sendiri, para anggota koperasi kredit tidak

hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaan, akan tetapi

mereka juga memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang

murah.36

v. Koperasi Pegawai/Karyawan

Koperasi karyawan/pegawai adalah merupakan salah satu koperasi

fungsional.Kebersamaan fungsional adalah kaitan yang dinamis dariaktivitas kerja

dan usaha pameran serta warga, golongan dan pelaku-pelaku dalam

penyelenggaraan tatanan, baik langsung maupun tidak langsung.Kebersamaan

fungsional tidak menghendaki dominasi pihak-pihak tertentu.37

6 Bisnis Koperasi Yang Berorientasi Pasar

Rencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan bisnis

menuju apa yang secara strategis dianggap benar, yakni sesuai dengan visi dan

misi suatu perusahaan. Bagi koperasi, apa yang dianggap strategi benar itu dengan

tegas tertulis dalam tujuannya, yakni mempromosikan ekonomi anggota atau

menyejahterakan anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan

koperasi (prinsip duel identity).38

Misi terbaik adalah yang dipandu oleh visi.Pernyataan misi perusahaan

harus menekankan kebijakan utama yang dilaksanakan perusahaan.Kebijakan

menentukan bagaimana karyawan berhubungan dengan pelanggan, pemasok,

36
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia, hlm. 78
37
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, 66
38
Abdul Basith, Islamdan Manajemen Koperasi Prinsip dan Strategi Pengembangan Koperasi
(Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 265
47

distributor, pesaing, dan kelompok penting lainnya.Kebijakan membatasi rentang

kebebasan individual, sehingga karyawan bertindak konsisten dalam hal-hal

penting. Pernyataan misi perusahaan harus memberikan visi dan arah bagi

perusahaan untuk sepuluh atau duapuluh yahun mendatang. Misi tidak perlu

direvisi setiap beberapa tahun untuk merespon setiap perubahan ekonomi.Di

lainpihak, perusahaan perlu meredefinisi misi mereka, apabila misinya sudah

kehilangan kredibilitas atau tidak lagi menunjukkan arah optimal bagi

perusahaan.39

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, menurut kotler, ada 3 pilihan

yakni: (1) pertumbuhan intensif, (2) pertumbuhan integratif, (3) pertumbuhan

diversifikasi. Pilihan pertama, dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang

untuk menumbuhkan lebih lanjut bisnis perusahaan saat ini(peluang pertumbuhan

intensif). Pilihan kedua, dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang untuk

membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan perusahaan ini (

peluang pertumbuhan integratif). Sedangkan pilihan ketiga, dilakukan dengan

mengidentifikasikan peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak

berkaitan dengan pertumbuhan bisnis saat ini (peluang pertumbuhan

diversifikasi).40

Ketiga pilihan tersebut, berhubungan dengan empat strategi yang akan di

pilih, yakni: (1) strategi penetrasi pasar, (2) strategi pengembangan pasar, (3)

strategi pengembangan produk, dan (4) strategi diversifikasi. Strategi penetrasi

pasar dapat dipertimbangkan jika perusahaan berusaha untuk meraih pangsa pasar
39
Kotler Philip dkk, Marketing manajemen, Terj. Fandy Ciptono dengan judul Manajemen
Pemasaran Psrspektif ASIA, (YOGYAKARTA , 2000).HLM
40
Abdul Basith, Islam dan Manajemen Koperasi….hlm.266
48

yang lebih luas dengan produk yang ada di pasarnya sekarang ini.Strategi

pengembangan pasar dapat dilakukan jika perusahaan ingin mengembangkan

pasar baru untuk produk yang sudah ada.Sementara strategi pengembangan

produk baru yang memberikan keuntungan potensial bagi pasar yang sudah ada

saat ini.Sedangkan strategi diversifikasi dapat dilakukan jika perusahaan ingin

menciptakan produk baru di pasar yang baru.

Untuk menentukan sebuah strategi pertumbuhan bisnis, suatu perusahaan

terlebih dahulu perlu mempertimbangkan dimana posisinya dalam suatu

pertumbuhan pangsa pasar. Matriks pertumbuhan pangsa pasar di bagi kedalam 4

bagian yaitu:41

a) Bagian pertama tanda tanya (question marks). Yang maksudnya adalah

semua bisnis dimulai dari tanda tanya, karena perusahaan baru memasuki

pasar. Pada posisi ini pertumbuhan tinggi, tetapi pangsa pasar rendah. Oleh

karena itu perusahaan pada umumnya masih memerlukan dana yang besar

untuk membiayai segala kebutuhannya untuk tumbuh. Strateginya adalah

kembangkan jika prospek bisnisnya diyakini akan terus tumbuh menjadi

bintang.

b) Kedua yaitu bintang (star). Apabila posisi tanda tanya berhasil, perusahaan

akan memasuki posisi bintang. Bintang adalah pemimpin pasar yang

berada di pasar yang tumbuh pesat. Strategi, yang dapat dipilih untuk

posisi ini adalah kembangkan, namun tidak berarti bahwa posisi bintang

akanmemberikan kas yang besar pada perusahaan. Perusahaan masih harus

41
Kotler Philip dkk, Marketing manajemen, hlm. 91
49

terus mengeluarkan uang banyak untuk mempercepat pertumbuhan pangsa

pasar dan memenangkan persaingan42.

c) Bagian ketiga yaitu sapi perah (cow). Sapi perah banyak menghasilkan kas

bagi perusahaan. Pada posisi ini perusahaan tidak perlu membiayai

pengembangan kapasitas bisnis karena pertumbuhan pasar telah mulai

melambat. Strategi bisnis yang tepat adalah pertahankan, agar dapat terus

memberikan arus kas yang positif. Tetapi jika sapi perah mulai melemah

dan masa depan bisnisnya suram, strategi yang tepat adalah panenlah,

karena pada akhirnya justru akan memerlukan suntikan dana yang lebih

besar. Strategi ini juga cocok untuk kategori tanda tanya dan anjing.

d) Selanjutnya bagian terakhir yaitu anjing (dog). Anjing menggambarkan

bisnis yang memiliki pangsa pasar yang tumbuh dengan lambat. Umumnya

posisi ini menghasilkan laba yang rendah, ataupun menderita rugi,

walaupun kadang-kadang juga menghasilkan kas. Selain strategi

“memanen” ada pilihan lain strategi yang cocok untuk posisi anjing atau

tanda tanya yang menghambat laba perusahaan, yaitu “lepaskan”43

Setelah menggambarkan masing-masing bisnisnya dalam matriks

pertumbuhan pangsa pasar, perusahaan harus memutuskan apakah portofolio

bisnisnya sehat. Portofolio yang tidak seimbang akanmemiliki terlalu banyak

anjing atau tanda tanya dan atau terlalu sedikit bintang dan sapi perah.

42
Kotler Philip dkk, Marketing manajemen, hlm. 92
43
Kotler Philip dkk, Marketing manajemen, hlm. 92
50

Tugas perusahaan selanjutnya adalah menentukan sasaran, strategi dan

anggaran yang diberikan kepada masing-masing unit bisnis. Ada 4 sasaran

alternatif yang bisa dipilih:44

a. Build: disini sasarannya adalah meningkatkan pangsa pasar unit bisnis,

meskipun harus mengorbankan laba jangka pendek. Strategi ini cocok

untuk tanda tanya yang pangsa pasarnya harus meningkat untuk jadi

bintang

b. Hold: disini sasarannya adalah mempertahankan pangsa pasar. Sasaran

ini cocok untuk sapi perah yang kuat supaya terus memberikan aliran

kasa positif yang besar

c. Harvest: disini sasarannya adalah meningkatkan aliran kasa jangka

pendek tanpa memperdulikan akibat jangka panjangnya.strategi ini cocok

untuk sapi perah lemah yang masa depannya suram dan perlu

menghasilkan aliran kas. Aliran ini juga bisa digunakan untuk tanda

tanya dan anjing.

d. Divest: disini sasarannya adalah untuk menjual atau melikuidasi bisnis

karena sumber dayanya lebih baik digunakan di tempat lain. Strategi ini

cocok untuk anjing dan tanda tanya yang menghambat laba perusahaan.

7. Koperasi syariah dalam Islam

a. Pengertian Koperasi di dalam islam

Sebagaimana disebutkan di dalam kitab karya Al-habib Hasan Al-kaf

Taqrirot al-Sadidah45 Kata Koperasi dalam Islam disebut syirkah/musyarakah,

44
Kotler Philip dkk, Marketing manajemen, hlm. 92-93
51

yang dapat dikategorikan kepada badan hukum usaha dengan prinsip syariah,

seperti perusahaan dan koperasi. Dalam bahasa Arab koperasi disebut

Syirkah/Musyarakah yang berarti al ikhtilath, yaitu suatu

persyerikatan/perkongsian, badan usaha dengan prinsip syariah.Secara etimologis,

syirkah mempunyai arti percampuran, interaksi atau kemitraan antara beberapa

mitra atau perseroan.46

Secara terminologi, syirkah adalah suatu badan usaha di bidang

perekonomian yang memiliki keanggotaan sukarela atas dasar persamaan hak,

kerjasama, dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dan

masyarakat pada umumnya.Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,

syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan,

keterampilan, dan atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian

keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak yang

terikat.47

Menurut Syafi’i Antonio, Syirkah/musyarakah adalah akad kerjasama

antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana atau amal dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.48

Dari definisi di atas dapat disimpulkan:

45
Hasan bin Ahmad Al-Kaf, Taqrirotus Sadidah,( Riyadh:Darul Mirosunnabawy, 2013)
hlm. 85
46
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, hlm. 225
47
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, hlm. 226
48
Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Syaraiah dari Teori dan Praktek, (Jakarta, Gema Insani
Press, Cet. 9, 2005), hlm. 90
52

a. Syirkah merupakan usaha penggabungan modal, keterampilan dalam suatu

usaha tertentu.

b. Syirkah merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan oleh beberapa

orang, baik dalam bentuk badan hukum maupun bukan badan hukum.

c. Masing-masing anggota dalam usaha tersebut mempunyai kesamaan hak,

kerjasama dan tujuan.

d. Berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak dapat membagi keuntungan

dan kerugian (risiko).

e. Dalam syirkah terjadi penggabungan modal dan keuntungan antara pihak-

pihak yang berserikat.49

b. Dasar Hukum Syirkah

Adapun dasar hukum syirkah sebagai berikut:

1) Firman Allah dalam Al Qur’an Surah Al-Maidah 5:2

‫وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على االثم‬


....‫والعدوان واتقوا هللا ان هللا شديد العقاب‬

Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kabajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya”50

2) Firman Allah dalam Al Qur’an surah Shaad 38:24

‫وان كثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم على بعض االالذ ينءامنوا وعملو‬

49
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, hlm. 227
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 107
50
53

‫االصالحات وقليل ماهم‬

Artinya:“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang

yang bersyerikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada

sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini”.51

3) Hadis Nabi Riwayat Abu Hurairah :

‫ انا ثالث الشريكين ما لم يخن احد هما صاحبه فاذا خانه خرجت من‬: ‫ان هللا يقول‬

‫بينهما‬

Artinya: “ Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman: “Aku pihak ketiga

dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati

lainnya”. (HR. Abu Daud no 2936, kitab Al-Buyu’ dan Al-Hakim)

4) Ijma’

Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al Mughni telah berkata,” kaum Muslimin

telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakh secara global walaupun

terdapat perbedaan pendapat dalam hal elemen darinya.52

c. Rukun dan Syarat Syirkah

Secara garis besar rukun syirkah terdiri dari:

1. Shigat (ucapan): Ijab dan Kabul (penerimaan dan penawaran).

2. Pihak yang berkontrak

3. Objek kesepakatan : modal dan kerja

Adapun syarat-syarat syirkah adalah :

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 455


51
52
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 230
54

1 Ucapan; tidak ada bentuk khusus dari kontrak syariah. Ia dapat berbentuk

ucapan yang menunjukkan tujuan, bias juga berbentuk tulisan dan dicatat

dan disaksikan bila mengadakan kontrak syirkah.

2. Pihak yang berkontrak; disyaratkan bahwa mitra harus kompeten dalam

memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.

3. Objek kontrak (dana dan kerja).

a. Dana; modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau yang

bernilai sama. Para ulama menyepakati hal demikian, namun para ulama

juga memberikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, midslnys

modal itu berwujud asset perdagangan, seperti barang-barang, property,

perlengkapan dan sebagainya.

b. Mazhab Syafi’i dan Maliki mensyaratkan dana yang disediakan oleh

masing-masing pihak harus dicampur. Tidak dibolehkan adanya

pemisahan dana dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus.

c. Kerja; partisipasi para mitra dalam pekerjaan syirkah adalah ketentuan

dasar. Tidak dibenarkan jika salah seorang di antara mereka menyatakan

tak akan ikut serta menangani pekerjaan dalam kerjasama itu. Namun

tidak ada keharusan mereka untuk menanggung beban kerja secara sama.

Salah satu pihak boleh menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain,

dan ia berhak menuntut pembagian keuangan lebih dari yang lain.53

d. Tujuan Syirkah

53
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 231
55

Menurut Mahmud Syaltut (guru besar hukum Islam Mesir) sebagaimana

dikutip oleh M. Zaidi, syirkah adalah perserikatan baru yang belum dikenal

oleh para Fuqaha masa lampau, tetapi baru dikenalkan oleh ahli ekonomi.

Menurutnya tujuan dan manfaat dari adanya syirkah paling tidak mencakup

hal-hal sebagai berikut:

1. Memberi keuntungan kepada anggota pemilik saham

2. Memberi lapangan kerja kepada para karyawannya.

3.Memberikan bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha syirkah untuk

mendirikan tempat ibadah, sekolah dan sebagainya.

e. Macam-macam Syirkah

Ulama Fiqih membagi syirkah kepada dua bentuk, yaitu:54

1. Syirkah al-amlak (perserikatan dalam kepemilikan)

Syirkah amlak maksud adalah adanya pemilikan satu barang oleh lebih dari

seorang. Dalam definisi lain syirkah amlak adalah dua orang atau lebih

memiliki suatu benda kepada yang lain tanpa adanya akad syirkah. Akad

syirkah amlak terbagi dua:

a) Syirkah ikhtiyar (perserikatan dilandasi atas pilihan orang yang

berserikat), yaitu perserikatan yang muncul akibat tindakan hukum orang

yang berserikat, seperti dua orang yang bersepakat membeli suatu

barang, atau mereka menerima harta hibah, wasiat atau wakaf dari orang

lain, lalu kedua orang itu menerima pemberian hibah, wasiat atau wakaf

itu dan menjadi milik mereka secara berserikat.

54
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 232
56

b) Syirkah Jabar (perserikatan yang muncul secara paksa, bukan atas

keinginan yang berserikat), yaitu suatu yang ditetapkan menjadi milik

dua orang atau lebih, tanpa kehendak dari mereka, seperti harta warisan

yang mereka terima dari seseorang yang wafat. Harta warisan itu menjadi

milik bersama orang-orang yang menerima warisan itu.

2. Syirkah al-‘uqud (perserikatan berdasarkan suatu akad), yaitu suatu

perkongsian/persekutuan yang terbentuk karena adanya ikatan perjanjian di

antara para pihak, dan masing-masing sepakat untuk memberikan

konstribusi sesuai dengan porsinya serta sepakat pula untuk berbagi

keuntungan dan kerugian. Syirkah al-uqud dibagi menjadi tiga jenis:

a. Syirkah al-mal, yaitu berkumpulnya dua orang atau lebih dalam

pemilikan barang dengan waris, pembelian, pemberian atau yang lainnya.

b. Syirkah al-abdan, yaitu perserikatan yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih untuk mengerjakan sesuatu dengan fisik mereka. Contohnya, jika

syirkah bergerak di bidang produksi, maka semua anggota syirkah

bersama-sama melakukan aktifitas produksi.55

c. Syirkah al-wujuh(nama baik), yaitu dua orang berserikat untuk membeli

suatu barang tanpa modal, tetapi dengan jaminan nama baik dan

kepercayaan para pedagang kepadanya, kemudian keduanya menjual

kembali barang itu yang keuntungannya dibagi berdua.

55
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 233
57

Masing-masing ketiga syirkah tersebut (syirkah al-mal, syirkah al-abdan

dan syirkah al-wujuh) dibagi menjadi tiga, yaitu:56

(1) Syirkah Inan;

Perserikatan/kerjasama antara dua orang atau lebih dalam

permodalan untuk melakukan suatu usaha bersama dengan cara

membagi untung atau rugi sesuai dengan jumlah modal masing-

masing. Namun apabila porsi masing-masing pihak, baik dalam dana

maupun kerja atau bagi hasil, berbeda sesuai dengan kesepakatan

mereka, semua ulama membolehkan.

(2) Syirkah Abdan

Perserikatanyang dilaksanakanoleh dua pihak untuk menerima suatu

pekerjaan yang masing-masing hanya memberikan kontribusi kerja

('amal), tanpa modal (mal).Kontribusi kerja itu dapat berupa kerja

pikiran (seperti pekerjaan arsitek atau penulis) ataupun kerja fisik

(seperti pekerjaan tukang kayu, tukang batu, sopir, pemburu,

nelayan, dan sebagainya). Hasil atau imbalan yang diterima itu

dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan mereka berdua.

(3) Syirkah Muwafadhah

Perserikatan/kontrak kerjasama antara dua pihak atau lebih pada

suatu objek, dengan masing-masing pihak memasukkan modal yang

sama jumlahnya, serta memberikan kontribusi kerja/amal yang sama,

56
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 233-234
58

sehingga masing-masing pihak dapat bertindak hukum atas nama

orang yang berserikat itu.57

f. Badan Usaha Koperasi Syariah (Syirkah)

Koperasi menurut Mahmud Syaltut (guru besar hukum Islam Mesir)

sebagaimana dikutip oleh Dr. Hendi Suhendi adalah suatu syirkah

(kerjasama)yang baru ditemukan oleh para ulama yang besar manfaatnya, yaitu

memberi keuntungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan

kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil

usahanya untuk mendirikan tempat (sarana) ibadah, sekolah, dan sebagainya.

Jelaslah dalam koperasi tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan,

pengelolaannya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan

kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

Usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah disebut koperasi

syariah. Model koperasi yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dapat dibedakan menjadi:

1. Kopersi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegitan

usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai

pola bagi hasil (syariah).

2. Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi (UJKS) Koperasi adalah unit usaha

pada koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan,

57
Muhammad Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam, Geliat Perbankan di Indonesia, (Malang, UIN-
Malang Press, Cet.I, 2009) hlm. 200
59

investasi, simpanan dengan pola bagi hasil (syariah), sebagai bagian dari

kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.58

58
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, hlm. 237
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode itu

sendiri merupakan seuatu prosedur atau cara yang digunakan untuk

mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah

sistematis.2Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek peneliti dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.3Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi

sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.Penelitian

kualitatif ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu

yang telah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-
4
sebab dari suatu gejala tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif ini

digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian

1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 1
2
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,(Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), hal. 41
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 6
4
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), hal. 22

60
61

penulis yaitu tentang Strategi pengembangan Bisnis Koperasi Syariah

(Kopsyah) Dakwah UIN Antasari Banjarmasin.

B.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses study yang

digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.5

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di jalan akhmad yani KM.

4,5 yaitu bertempat di kampus UIN Antasari Banjarmasin. Dimana

didalam kampus ini dijalankan sebuah koperasi Syariah yang anggotanya

sebagian besar pegawai yang ada di lingkungan Fakultas Dakwah UIN

Antasari.

C.Kehadiran Penelitian

Di dalam penelitian ini, peneliti menjadi instrument utama dalam

penelitian.Dalam arti peneliti mengambil andil dalam pengumpulan data

dan informasi sejak awal penelitian hingga akhir penelitian. Peneliti

diharuskan dapat beradaptasi dan memahami situasi selama proses

penelitian dilakukan sehingga hasil yang akan dicapai diharapkan dapat

memenuhi harapan peneliti atau hasil yang diperoleh dapat maksimal dan

memuaskan.

D.Data dan Sumber Data

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga

menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif


5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), hal. 53
62

yang menunjukkan fakta.6Sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen, dan lainnya.7Dalam penelitian ini jenis-jenis sumber data yang

dipakai oleh peneliti yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

dari hasil wawancara secara langsung dari sumber asli atau responden

untuk memperoleh data atau informasi yang akurat.Data yang digali

dalam penelitian ini atau yang menjadi data primer penelitian ini

meliputi informasi mengenai strategi bisnis yang diterapkan oleh

Kopsyah Dakwah UIN Antasari, faktor pendukung dan penghambat

serta penerapan prinsip syariah dalam menjalankan/mengembangkan

bisnis/usahanya.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data yang sekunder sebagai bahan pendukung untuk

memberikan kemudahan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan

buku-buku, literatur dan dokumen lain yang relevan dengan masalah

yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel model snowball sampling yaitu pengambilan sampel dengan

mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.8

6
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 106
7
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),
hal. 302
63

E.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan teknik triangulasi, yaitu gabungan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik dalam

triangulasi yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.

Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.9 Di dalam observasi ini peneliti akan belajar tentang perilaku,


10
dan makna dari perilaku tersebut. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi ini bertujuan untuk mengetahui lebih dekat

tentang objek yang diteliti.Penelitian ini menggunakan metode

observasi partisipatif, dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang

dilakukan oleh narasumber. Dengan observasi partisipan ini maka data

yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam

2. Wawancara

Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara

dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang yaitu yang

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada

orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan

keyakinannya. 11 Dalam jenis wawancara ada beberapa macam yaitu

9
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 139
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi …, hal. 309
11
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif:Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014),hal.50
64

wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak


12
tersrtruktur. Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur.

Dengan wawancara terstruktur setiap reponden diberikan pertanyaan

yang sama dan peneliti akan mencatatnya. Peneliti akan menyiapkan

pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya untuk memudahkan proses

wawancara dan memperoleh hasil yang diinginkan.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. 13 Dokumen ini sebagai pelengkap atas hasil observasi dan

wawancara.Bentuk dari dokumen ini beraneka ragam, seperti tulisan,

gambar ataupun sebuah karya monumental. Dengan metode

dokumentasi ini peneliti mencari dan mendapatkan data-data tertulis

laporan naskahnaskah kearsipan maupun data-data gambar

F.Teknik Analisi Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai

dilapangan. 14 Analisis data merupakan proses pencarian dan pengaturan

secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang

dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.15

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi …, hal. 317
13
Ibid.,hal. 326
14
Ibid., hal. 333
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), hal. 210
65

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, wawancara sampai

dengan dokumen pribadi.16 Analisis data ini disusun secara sistematis dan

dijabarkan dan ditarik kesimpulan sehingga dapat diceritakan kepada orang

lain. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan model

Miles dan Huberman. Dalam model ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:17

1.Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih data dan

memfokuskannya. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif

yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman

wawasan yang tinggi. Semua data yang didapatkan dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.Kemudiandisesuaikan

dengan fokus penelitian.

2. Data Display

Menampilkan data yang telah didapatkan dari hasil penelitian

lapangan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Mendisplaykan data

dapat mempermudah memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

sudah dirangkum untuk dipahami lebih dalam dengan tujuan

mencapai suatu kesimpulan.

3. Conclusing Drawing/ Verification

16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi …, hal. 334
66

Catatan yang diperoleh dari berbagi sumber dan dari observasi

disimpulkan dan disesuaikan dengan fokus penelitian. Setelah data

hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk naratif dan dipelajari lebih

dalam maka akan didapatkan suatu kesimpulan yang disesuaikan

dengan fokus penelitian.

G.Pengecekan Keabsahan Temuan

Setiap penelitian harus memiliki data yang valid, dimana kevalidan

dalam penelitian dapat dinyatakan keabsahannya melalui sebuah uji.Uji

dalam penelitian ini menggunakan tahapan uji keabsahan data.Yaitu

dengan menggunakan uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data dilakukan

dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,

trianggulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member

chek. Kemudian dapat dilakukan audit dari awal hingga akhir dengan

tujuan agar data yang diperoleh benar-benar data yang real dan valid.

Setiap data yang valid akan menjadikan data reliabel.

H.Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti melakukan:

a. Penentuan Masalah

Peneliti menemukan permasalahan yang terjadi dalam ruang

lingkup sehari-hari.Permasalahan yang diambil merupakan

permasalahan yang benar-benar layak untuk diteliti.

b. Latar Belakang Masalah


67

Latar belakang masalah merupakan sesuatu yang mendasari

mengapa permasalah yang ada layak untuk diteliti.

c. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah ditentukan maka, peneliti

menentukan rumusan masalah. Rumusan masalah ini dapat

membantu peneliti dalam mencari poin pokok dalam penelitian

d. Telaah Kepustakaan

Telaah kepustakaan yang dimaksud adalah mencari sumber

referensi dari buku-buku atau artikel yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan dan menemukan teori yang

sesuai dengan penelitian tersebut.

e. Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan memberikan manfaat, baik untuk manfaat

teoritis yang dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran

maupun manfaat praktis yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan terdapat 4 kegiatan yang harus dilakukan

a. Pengumpulan Data

Data yang ada di lapangan dikumpulkan menjadi satu.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi,

wawancara maupun dari dokumen-dokumen yangmendukung

penelitian.
b. Pengelolahan Data
68

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumen

dikumpulkan dan diolah.

c. Analisis Data

Setelah melakukan pengolahan data, maka data olahan tersebut

dianalisis. Ada beberapa cara dalam menganalisis data, namun

peneliti menggunakan analisis data model spradley karena lebih

luas sehingga penelitian akan lebih akurat.

d. Penafsiran Hasil Analisis

Analisis data yang telah dilakukan kemudian ditarik

kesimpulannya, sekaligus untuk memperjelas apakah preposisi

yang diajukan sudah tepat atau belum.

3. Tahap Penulisan Laporan Penelitian

Dalam tahap ini peneliti perlu memahami situsiasi, tentang bagaimana

golongan pembaca laporan itu sendiri.Bentuk dan isi laporan harus

sesuai dan mudah dipahami, dengan kalimat yang sopan maupun

dengan catatan kaki.


BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Dakwah UIN Antasari Banjarmasin

Koperasi Syariah Dakwah berkedudukan di jalan Ahmad Yani

kilometer empat koma lima, kelurahan Kebun Bunga, kecamatan Banjarmasin

Timur kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.

Koperasi ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945

serta berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi

diantaranya yaitu keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan

dilakukan secara demokrasi, pembagian hasil sisa usaha dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian

balas jasa yang terbatas terhadap modal, dan kemandirian.

Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula

prinsip yaitu pendidikan koperasi dan kerja sama antar koperasi.

Untuk mencapai maksud dan tujuan, maka koperasi menyelenggarakan

usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota guna

meningkatkan kesejahteraan anggota yang bergerak dibidang usaha unit

simpan pinjam dan pengadaan barang konsumsi keperluan anggota. Selain

kegiatan usaha sebagaimana dimaksud koperasi juga melaksanakan usaha

kredit barang, waserda atau toko, dan usaha jasa lainnya.

Koperasi juga mengadakan kerjasama dengan pelaku ekonomi lainnya,

mengadakan penerangan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kepada

69
70

anggota mengenai pembiayaan, mengenai pengetahuan perkoperasian dan

pengembangkan usaha kepada pengurus, pengelola serta anggota dalam

rangka membentuk kepribadian akhlak Islami yang utuh.

Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.

1. Sejarah Singkat Koperasi Syariah Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin

Pada bulan Agustus tahun 2007, H. Syarifuddin & Syuhada bertemu

tidak dengan sengaja di bandara syamsuddin noor karena sama-sama ingin

menjemput isteri. Sambil menunggu kedatangan isteri masing-masing, di

dalam pembicaraan mengarah pada perlunya ada tabungan rutin dosen dan

karyawan Fakultas Dakwah untuk keperluan rekreasi bersama keluarga

Hasil pembicaraan itu ditindaklanjuti, yaitu dengan mengajak para

dosen dan karyawan untuk menabung Rp. 100.00,- perbulan. Ada 11 orang

yang bersedia bergabung untuk menabung bersama-sama, yaitu: Syuhada,

H. Syarifuddin, H. Ahmad Nawawi, H. Bakhransyah, A. Rijali, Hj.

Mariatul NR dan Surianoor, dengan pengelola hanya satu orang yaitu H.

Syarifuddin.

Tabungan berlangsung dari bulan November 2007 sampai bulan

Desember 2009, dengan jumlah tabungan Rp. 11.300.000,-. Mulai awal

tahun 2010, atas kesepakatan kelompok 11, modal yang sudah terkumpul

dijalankan dalam bentuk pinjaman pada anggota dengan jasa 1% perbulan

untuk jangka waktu 10 bulan.


71

Seiring dengan sudah berjalannya usaha simpan pinjam, muncul

gagasan dari anggota untuk menindaklanjuti dalam bentuk koperasi.

Berdasarkan rapat kelompok 11 selaku pendiri koperasi Syariah Dakwah

pada hari senin, 1 Februari 2010, di ruang pertemuan siaran radio Rafada,

berlangsung dari pukul 10.50 s.d 12.00, dihasilkan :

a. Rapat dilaksanakan pada hari senin, 1 Februari 2010, di ruang

pertemuan siaran radio Rafada, berlangsung dari pukul 10.50 s.d 12.00

b. Peserta yang hadir dalam rapat sebanyak 11 orang anggota : Syuhada,

Syarifuddin, M. Abduh, Ilham, Surianoor, Syamsul Rijal, Raden Yani

Gusriani, Anita Ariani, Ahmad Salim, Hani, dan Nur Falikhah.

c. Keputusan rapat mengenai:

- Keanggotaan : jumlah anggota 20 orang, bila ada yang ingin masuk

harus tunduk pada aturan yang telah disepakati.

- Pengurus: terdiri dari :

ketua : Drs. H. Syarifuddin, M. Ag

Bendahara : Raden Yani Gusriani, SE., MM

Sekertaris : Nur Falikhah, M. Sc.

- Program kerja:

1. Tabungan anggota minimal Rp. 50.000,-

2. Penggunaan uang tabungan:

a. Melanjutkan gadai 1 pintu rumah bidakan Rp 7.500.000,-

b. Layanan pinjaman :

1) Maksimal pinjaman Rp. 2.000.000,-


72

2) Cicilan maksimal 10 bulan dengan jasa 1%per bulan.

c. Mengurus agar koperasi berbadan hukum dengan nama

“koperasi Syariah (Kopsyah) Dakwah”

d. Pengelolaan dana sosial (qordhul hasan) dengan cara :

1). Langsung diserahkan pada pengurus Koperasi Syariah

2). Melalui kotak infaq dan shodaqoh qordhul hasan

koperasi syariah dakwah

2. Organisasi dan Keanggotaan

a. Organisasi

Struktur organisasi Kopsyah Dakwah tahun 2018 terdiri dari

pengurus dan pengawas serta karyawan. Berdasarkan RAT tahun buku

2018 dan rapat pengurus, maka personalia pengurus kopsyah Dakwah

sebagai berikut:

1. Susunan Pengurus

Ketua : Drs. H. Syarifuddin, M. Ag

Wakil ketua : M. Rif’at, S. Ag, M. Si

Sekertaris : Nur Falikhah, S. Ant, M. Sc

Wakil sekertaris : Surya Eka P, M. Cs

Bendahara : Raden Yani Gusriani, SE, MM

Bidang Pengembangan Usaha : 1. Hj. Mariyatul NR, S.Ag., M.Ag

2. Anita Ariani, S.Ag., M.Pd.I

Bidang keuangan : 1. Istiyanita Rachman, MM

2. Meliani, SE
73

2. Susunan pengawas

1. Ketua : Drs. H. Ilham, M.AP.

2. Anggota : Drs. H. Syuhada SH, MM

3. Anggota : Drs. Ahmad Rijali, M. Pd

Staf bidang usaha : - Jumberi (Photo Copy & ATK)

- Arifin (Makanan & Minuman ringan)

- Erida (Print)

b. Keanggotaan

Sesuai dengan keputusan RAT Kopsyah Dakwah tahun 2018 yang

lalu, jumlah tidak ada penambahan, tetap 34 orang. Adapun dalam hal

pembinaaan organisasi dan keanggotaan, pada tahun 2018 Kopsyah

Dakwah memberikan kesempatan kepada para pengurus dan anggota

untuk ikut pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh Dinas Koperasi

dan UMKM Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan.

3. VISI dan MISI Koperasi Syariah Dakwah UIN Antasari Banjarmasin

Adapun VISI Kopsyah Dakwah adalah : Koperasi Syariah Dakwah

yang tangguh, mandiri, dan sejahtera

Sedangkan MISI Kopsyah sebagai berikut:

a. Mengembangkan ekonomi berbasis syariah

b. Membantu anggota dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup.

c. Mengutamakan kesejahteraan anggota


74

d. Meningkatkan profesionalisme pengelolaan koperasi syariah dengan

manajemen dan tata kelola yang transparan dan akuntabel.

e. Melakukan kerjasama usaha yang saling menguntungkan dalam rangka

pengembangan Kopsyah.

5. Pengembangan Usaha Koperasi Syariah Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin

Untuk memajukan usaha koperasi Syariah Dakwah, pengurus

beserta anggota koperasi syariah dakwah mengadakan beberapa kali rapat

guna menyamakan persepsi dan evaluasi tentang usaha yang

dikembangkan. Untuk tahun 2013 tidak ada pengembangan usaha yang

signifikan, kecuali meneruskan usaha yang ada dan penambahan mesin

fotocopy 1 buah. Usaha bidakan sudah dihentikan dan penjualan pulsa

karena operatornya pindah kerja juga tidak dilanjutkan. Adapun bidang

usaha yang operasional pada tahun 2013 sampai ini adalah sebagai berikut:

1) Usaha simpan pinjam/murabahah (kredit barang)

2) Jasa photocopy dan penjualan ATK

3) Jasa pengetikan, print dan penjilidan

4) Penjualan makanan dan minuman dalam kemasan

5) Meneruskan usaha simpan pinjam (USP) atau murabahah dengan

pinjaman maksimal tetap Rp.10.000.000,- dalam jangka waktu

pengembalian paling lama 20 bulan dengan margin/keuntungan/jasa

sebesar 1% perbulan. Dan pinjaman jangka pendek untuk 1 bulan

maksimal rp. 5.000.000,- dengan margin atau keuntungan sebesar 1%


75

6) Meneruskan dan mengembangkan usaha kantin koperasi syariah

dakwah

7) Melayani penjualan alat-alat elektronik dan keperluan rumah tangga

lain bagi anggota koperasi syariah

8) Melayani penjualan laptop atau notebook untuk mahasiswa fakultas

dakwah dalam jangka waktu maksimal 10 bulan dengan jasa pinjaman

sebesar 10%

9) Mengusahakan pinjaman/tambahan dana segar dari pihak ketiga

dengan jasa bersaing

10) Mengembangkan kerjasama dengan bank untuk tambahan modal usaha

dan memudahkan bagi anggota dalam peminjaman dana

11) Mengusahakan dibukanya usaha baru yang lokasinya diluar kampus

UIN Antasari (hasil keputusan pendiri Koperasi Syariah dalam rapat

tanggal 13 Desember 2012)

6. Keuangan dan Permodalan

Bidang Keuangan dan Permodalan terdiri dari:

a. Simpanan Anggota

Simpanan anggota ini terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan

Wajib dan Simpanan Sukarela.

Simpanan Pokok Rp. 17.000.000,-, simpanan wajib Rp. 146,400.000,-

dan simpanan sukarela Rp. 91.538.447,50,-, simpanan khusus Rp.

14.167.433,23,- sehingga total uang yang terhimpun dari anggota Rp


76

269.105.880,73,- ( Dua ratus enam puluh Sembilan juta seratus lima

ribu delapan ratus selapan pluh koma tujuh puluh tiga rupiah).

b. Pinjaman dari pihak ketiga

Untuk tahun 2018, Kopsyah Dakwah tidak melakukan pinjaman

dana pada pihak ketiga,

7. Pendapatan dan Biaya

Untuk usaha tahun 2018, Kopsyah Dakwah memperoleh

pendapatan Rp. 55.924.991,- Sedangkan biaya-biaya yang harus

dikeluarkan sebanyak Rp. 30.567.495,- sehingga jumlah Selisih Hasil

Usaha (SHU) yang akan dibagikan pada anggota tersisa Rp. 25.357.496.-

8. Program Kerja 2018

Rancangan Program Kerja Kopsyah Dakwah tahun 2018

a. Bidang administrasi

1. Lebih meningkatkan dan mengefektifkan tugas pengurus

2. Memberikan kesempatan kepada para anggota/pengurus untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan /penataran tentang

perekonomian /penataran perkantoran

3. Menata ulang administrasi bidang usaha, baik di Kopsyah Kantor

FDIK, maupun di jl. Hikmah Banua

4. Mengoptimalkan fungsi bangunan di jalan Hikmah Banua (JL.

Tembus Pal 6/JL. Pramuka) sebagai tempat usaha dan sekaligus

kantor Kopsyah dakwah.


77

b. Bidang Usaha

1. Meneruskan Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam (USP)/Murabahah

- Pinjaman untuk pembelian barang (murabahah) maksimal Rp

20.000.000,-

- Jangka waktu pembelian paling lama 20 bulan dengan

margin/keuntungan untuk Kopsyah sebesar maksimal 20%.

- Pinjaman jangka pendek (1 bulan) maksimal Rp. 5.000.000,-

dengan membayar biaya administrasi 1%.

- Pinjaman dalam bentuk uang murni untuk jangka waktu 10

bulan dikenai biaya administrasi 5% dari jumlah pinjaman,

yang dibayar diawal pinjaman.

- Pinjaman dalam bentuk uang murni untuk jangka waktu 20

bulan dikenai biaya administrasi 10% dari jumlah pinjaman,

yang dibayar diawal pinjaman.

2. Meneruskan dan mengembangkan usaha kantin Kopsyah Dakwah

3. Melayani penjualan alat-alat elektronik dan keperluan rumah

tangga lain bagi anggota kopsyah

4. Mengusahakan pinjaman/tambahan dana segar (fresh money) dari

pihak ketiga dengan jasa bersaing

5. Memaksimalkan fungsi toko FDIK dan di JL. Hikmah Banua

6. Meneruskan penyertaan modal untuk rumah makan terapung.

7. Mengusahakan keterlibatan Kopsyah dalam pengadaan barang

instansi pemerintah maupun swasta


78

c. Bidang Kesejahteraan

1. Memberikan bantuan kepada anggota yang meninggal dunia

sebesar Rp. 500.000

2. Memberikan bingkisan paket Ramadhan kepada seluruh snggots

sesuai dengan kemajuan Kopsyah Dakwah.

3. Melakukan upaya jaminan Asuransi bagi anggota yang melakukan

pinjaman jangka panjang (bila kerjasama dengan Bank)

d. Keanggotaan

Untuk tahun 2018, penambahan anggota Kopsyah Dakwah

ditiadakan, hal ini dilakukan untuk memudahkan konsolidasi dan

penguatan bidang usaha Kopsyah, terutama untuk menghadapi

pembangunan gedung baru Kopsyah di Banjarbaru nanti.

B. PENYAJIAN DATA PENELITIAN

1. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang strategi

pengembangan Bisnis pada Koperasi Syariah Dakwah (Kopsyah Dakwah)

IAIN Antasari Banjarmasin diperoleh data-data dari responden sebagai

berikut:

1. Responden Pertama

Nama : R. Yani Gusriani, SE, MM

TTL : Banjarmasin, 28 Agustus 1971

Jabatan : Bendahara Koperasi Syariah Dakwah


79

Beliau mengungkapkan bahwa keinginan yang pertama kali ketika ingin

mendirikan koperasi Dakwah ini adalah untuk melayani dan memfasilitasi

mahasiswa di Fakultas Dakwah, agar tidak terlalu jauh dan repot, dalam

memenuhi kebutuhan kuliah sehari-hari. Dan beliau juga mengatakan bahwa hal

yang pertama kali beliau dan beberapa anggota yang lain lakukan untuk

mendirikan koperasi adalah menabung, dikarenakan syarat dari dinas koperasi,

bahwasanya berdirinya sebuah koperasi adalah harus beranggotakan 25 orang dan

dana minimal Rp. 15.000.000,-. Akhirnya beliau dan beberapa anggota awal

menabung perbulan Rp. 100.000,-, sambil mencari anggota baru yang ingin

bergabung sehingga berjumlah 25 orang. Dan akhirnya pada tahun 2011 berdirilah

koperasi syariah dakwah dengan berbadan hukum, dan karena koperasi sudah

berbadan hukum secara otomatis akan terkena pajak setiap tahun.

Dan syarat dari koperasi berkembang itu adalah selalu bertambahnya anggota

setiap tahun, tapi beliau dan anggota yang lain sepakat untuk berbeda dari

koperasi-koperasi yang lain, yang mana koperasi yang lain itu merekrut anggota

sebanyak-banyaknya, sedangkan koperasi dakwah ini konsepnya adalah bisnis

bersama, badan usaha berbentuk koperasi tapi hanya dimiliki oleh sekelompok

orang dari pendiri pertama, dan jumlah anggota yang dimiki hanya sekitar 30-35

orang saja dan syarat untuk menjadi anggota juga akan diseleksi terlebih dahulu.

Walaupun anggotanya tidak bertambah, tetapi syarat berkembangnya koperasi

dengan cara anggota bertambah akan tetap dijaga, dengan cara misalkan ada yang

pindah atau meninggal akan diganti dengan anggota yang baru, dan misalkan

pindah atau meninggal di koperasi yang lain akan dianggap berhenti, maka di
80

koperasi dakwah ini keanggotaan juga bisa diwariskan kepada ahli waris. Dan

untuk simpanan ada simpanan wajib dan simpana sukarela, simpanan wajib hanya

sebesar Rp. 50.000,- dan simpanan sukarela bebas dari anggota berapa jumlahnya.

Dan kalau berharap dari pemasukan dari koperasi yang hanya ada di UIN

maka koperasinya tidak berkembang, dan pada saat bersamaan ada yg menjual

tanah di daerah Hikmah Banua sebesar 160jt, dan setelah melakukan musyawarah

dan mereka terinpirasi dari konsep saham, akhirnya mereka sepakat untuk

membeli tanah tersebut dengan konsep saham, mereka memiliki hak di tanah

tersebut sesuai dengan jumlah saham yg mereka tanamkan disana, dan

Alhamdulillah pada bulan Juni 2020 tadi sudah lunas, dalam bentuk saham tanah

dan saham gedung, tapi karena melihat gedung bisa mengalami kerusakan dan

kasihan dengan anggota akhirnya mereka menggabungkan saham bangunan dan

saham tanah menjadi satu.

Dan untuk bangunan di Hikmah Banua, disewakan kepada orang luar, untuk

memudahkan anggota yang rata-rata pegawai dan supaya tidak repot dalam

menata dan mengatur yg disana, dan juga dikarenakan ada pandemic covid 19,

sekarang dalam keadaan masih di berhentikan dulu.

Yang terakhir hasil wawancara dengan beliau adalah keunikan dari sedikitnya

anggota, adalah dalam gampangnya mengambil keputusan, dan gampangnya

mengatur anggota yg sedikit, adapun kekurangannya adalah dalam sedikitnya

SDM dan sedikitnya dana simpanan anggota, dan salah satu kelebihan anggota

kopsyah adalah rata-rata mereka orang akademisi dan orang yang berpendidikan
81

dan mereka adalah PNS yang memiliki gajih tetap, dan mereka memiliki visi yang

sama yaitu mengembangkan koperasi syariah dakwah ini.

2. Responden Kedua

Nama : Drs. H. Syarifuddin M.Ag

TTL : Barabai, 2 Agustus 1962

Jabatan : Ketua Kopsyah Dakwah UIN Antasari

Dari hasil wawancara dengan beliau. Beliau adalah salah seorang

pendiri Kopsyah Dakwah dan sejak berdiri sampai sekarang menjabat

sebagai pengurus yaitu Ketua Kopsyah Dakwah UIN Antasari. Pada bulan

Agustus tahun 2007, H. Syarifuddin & Syuhada bertemu tidak dengan

sengaja di bandara syamsuddin noor karena sama-sama ingin menjemput

isteri. Sambil menunggu kedatangan isteri masing-masing, di dalam

pembicaraan mengarah pada perlunya ada tabungan rutin dosen dan

karyawan Fakultas Dakwah untuk keperluan rekreasi bersama keluarga.

Hasil pembicaraan itu ditindaklanjuti, yaitu dengan mengajak para

dosen dan karyawan untuk menabung Rp. 100.00,- perbulan. Ada 11 orang

yang bersedia bergabung untuk menabung bersama-sama, yaitu: Syuhada,

H. Syarifuddin, H. Ahmad Nawawi, H. Bakhransyah, A. Rijali, Hj.

Mariatul NR dan Surianoor, dengan pengelola hanya satu orang yaitu H.

Syarifuddin.

Tabungan berlangsung dari bulan November 2007 sampai bulan

Desember 2009, dengan jumlah tabungan Rp. 11.300.000,-. Mulai awal

tahun 2010, atas kesepakatan kelompok 11, modal yang sudah terkumpul
82

dijalankan dalam bentuk pinjaman pada anggota dengan jasa 1% perbulan

untuk jangka waktu 10 bulan.

Seiring dengan sudah berjalannya usaha simpan pinjam, muncul

gagasan dari anggota untuk menindaklanjuti dalam bentuk koperasi.

Dan dari hasil wawancara terakhir dengan beliau, dalam beberapa

tahun terakhir, bisnis yang dijalankan belum ada bisnis yang baru,

namun hanya mengembangkan beberapa bisnis yang telah

direncanakan. Sebagai timbal balik bagi anggota, yang telah

menyimpan dananya untuk melancarkan kegiatan-kegiatan bisnis yang

dijalankan, setiap tahun pada RAT dan akan mendapatkan sisa hasil

usaha, yang bertambah setiap tahun, walaupun pertambahan SHU

tersebut hanya berkisar nol koma berapa persenlah, ucap beliau pada

saat mengakhiri wawancara.

C. HASIL PENELITIAN

1. Strategi Pengembangan Bisnis yang dilaksanakan Oleh Kopsyah

Dakwah UIN Antasari Banjarmasin

Straregi merupakan keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya

harus memberikan petunjuk tentang strategi bagaimana membawa organisasi

lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan sarana organisasi.

Sehingga perencanaan strategi dalam melaksanakan suatu bisnis itu sangat

diperlukan, mengingat jika strategi yang kita gunakan untuk memasarkan


83

produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka akan menjadikan

produk yang kita tawarkanpun tidak diminati.

Kopsyah Dakwah UIN antasari Banjarmasin, dalam melaksanakan

kegiatan baik itu yang bergerak di pelayanan, bisnis dan usaha jasa yang telah

dirintis, secara tidak langsung Kopsyah telah menerapkan strategi

pertumbuhan (Growl strategy) dan strategi Stabilitas (Stability) yaitu:

a. Strategi pertumbuhan (Growl strategy)

Tujuan strategi perusahaan mengacu pada pencapaian

pertumbuhan penjualan, modal, laba, atau kombinasi diantara itu.

Perusahaan harus terus tumbuh (dengan memanfaatkan peluang-

peluang dan memperkecil biaya-biaya) dalam rangka bertahan hidup.

Pertumbuhan yang berkelanjutan berarti penjualan yang meningkat dan

kesempatan untuk memanfaatkan kurva pengalaman untuk mengurangi

harga pokok penjualan perunit, sehingga akhirnya menaikkan laba.

Usaha yang telah dijalankan oleh Kopsyah Dakwah UIN Antasari

sekarang terus memanfaatkan peluang dan pangsa pasar. Peluang yang

terlihat yaitu, bertambahnya jumlah mahasiswa setiap tahun di UIN

Antasari Sehingga kebutuhan mahasiswa alat tulis, fotokopi, serta

tempat untuk memprint tugas sangat diperlukan. Sehingga muncullah

ide baru untuk membangun kantin yang juga merupakan kebutuhan

dari mahasiswa, dosen, karyawan yang berada dilingkungan UIN

Antasari.
84

Suatu bisnis yang dijalankanpun tidak luput dari kebutuhan modal

baik untuk pembelian alat-alat penunjang usaha, barang-barang yang

akan dijual kembali maupun pembangunan tempat untuk pelaksanaan

usaha yang baru. Hal ini juga pasti terjadi di Kopsyah Dakwah UIN

Antasari.

Untuk memperkecil biaya tersebut Kopsyah Dakwah bekerjasama

dengan pihak ketiga sebagai penyokong dana tetap untuk hal-hal

pembangunan. Dan juga kegiatan membatasi volume pinjaman bagi

anggota sebagai penambah dana dalam pengembangan usaha tersebut.

Kegiatan pada koperasi yang hanya dimulai dengan kegiatan

simpan pinjam oleh anggota dan merambah pada kegiatan usaha.

Menjadikan laba yang didapat oleh anggotapun meningkat. Meskipun

hitungan yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Namun karena

keberanian untuk menggunakan dana untuk kegiatan bisnis, menjadikan

anggota mendapatkan bagi hasil yang lebih pada saat pembagian sisa

hasil usaha pada setiap tahunnya di Kopsyah Dakwah.

Strategi ini digunakan setelah Kopsyah Dakwah untuk membangun

beberapa usaha yang bergerak dibidang penjualan barang dan jasa.

Sehingga seperti yang dijelaskan diatas, apa yang dilaksanakan oleh

Kopsyah Dakwah dapat menghasilkan keuntungan baik untuk pihak

pegawai pengelola, anggota Kopsyah maupun pihak ketiga yang telah

mau bekerjasama.

b. Strategi Stabilitas (Stability)


85

Kategori stabilitas paling tepat digunakan oleh perusahaan yang sukses

beroperasi pada daya tarik industri menengah. Bisnis pada industri ini

berada pada daya tarik industri menengah karena menghadapi

pertumbuhan yang biasa-biasa saja bahkan tidak ada pertumbuhan, atau

adanya perubahan lingkungan dan masa depan yang tidak pasti. Strategi

ini berguna untuk jangka pendek, tetapi berbahaya utuk jangka panjang.

Kopsyah Dakwah juga mengadopsi strategi ini, namun dari analisis

penulis, strategi ini digunakan sebelum Kopsyah Dakwah melaksanakan

usaha-usaha bisnisnya, dimana pada awal berdirinya saja.

c. Strategi pengembangan Pasar dari segi Produk

Bisnis yang berkembang bisa dinilai dari banyaknya pendapatan

yang didapatkan oleh suatu badan usaha sehingga bagi hasil yang

didapatkan oleh pemilik modal juga meningkat. dan juga bisa dinilai

dari beberapa produk yang telah dikembangkan oleh suatu perusahaan,

organisasi atau badan usaha.

Kopsyah Dakwah UIN Antasari telah mengalami perkembangan

tersebut. Bisa dilihat dari berbagai usaha/produk yang dikembangkan

dari tahun ketahun mengalami peningkatan dan juga peningkatan dalam

penghasilan yang didapatkan. Produk-produk usaha yang

dikembangkan Kopsyah Dakwah adalah;

1) Usaha simpan pinjam/murabahah (kredit barang)

2) Jasa photocopy dan penjualan ATK

3) Jasa pengetikan, print dan penjilidan


86

4) Penjualan makanan dan minuman dalam kemasan

5) Melayani penjualan alat-alat elektronik dan keperluan rumah tangga

6) Mengusahakan pinjaman/tambahan dana segar (fresh money) dari

pihak ketiga dengan jasa bersaing

7) Meneruskan penyertaan modal untuk rumah makan terapung.

d. Strategi Pengembangan Pasar dengan Mengembangkan Distribusi

Strategi ini berkaitan dengan tempat/lokasi, gabungan antara lokasi

dan penyaluran produk/distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara menyampaikan produk kepada konsumen dengan

memperhatikan lokasi yang strategis. Lokasi berarti behubungan

dengan tempat/lokasi dimana perusahaan atau organisasi harus

bermarkas dan melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya.

Strategi pengembangan bisnis keempat yang dilakukan oleh

Kopsyah Dakwah ini dengan membuka cabang baru yaitu membangun

toko di luar lingkungan kampus UIN selain satu kantin yang sudah ada

di kampus UIN. Kopsyah Dakwah lebih dahulu mengumpulkan dana

untuk membeli tanah di jalan Hikmah Banua km. 6 Banjarmasin,

kemudian baru dibangun sebuah toko/kantin dengan usaha seperti

kantin di lingkungan kampus juga, yaitu jasa photocopy, pengetikan.

print, penjualan ATK makanan dan minuman kemasan.

e. Strategi Pengembangan Bisnis dengan Cara Kerjasama

Adapun strategi kelima yaitu strategi kerjasama, ini dilakukan

Kopsyah dakwah dengan menyertakan modal untuk rumah makan


87

terapung, melakukan pinjaman modal dengan Bank BPD Syariah Kal-

Sel dan mengusahakan keterlibatan Kopsyah dalam pengadaan barang

instansi pemerintah maupun swasta.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Kopsyah Dakwah

dalam mengembangkan Bisnisnya

Anggota maupun pengurus dalam Koperasi Pegawai, pastilah terdiri

dari pegawai-pegawai dalam ruang tempat berdirinya koperasi tersebut. Begitu

juga pada Kopsyah Dakwah, disini, anggota koperasi terdiri dari pegawai

negeri/ASN yang ada di lingkungan Fakultas Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin yang sudah tentu terikat dengan beban tugas sebagai pegawai

negeri/abdi Negara. Sehingga dari Sumber daya Manusianya terdapat kendala.

Seorang Pegawai negeri yang berada di lingkungan kampus, tugas pokoknya

ialah menjadi pengajar. Sehingga mengelola sebuah koperasi hanyalah kerjaan

yang dianggap kerjaan sampingan sehingga tidak bisa fokus pada hal-hal yang

hanya berkaitan dengan koperasi. Walaupun ada beberapa pegawai yang

direkrut untuk menjadi karyawan, namun tetap saja jika terlalu banyak

karyawan untuk mengelolanya, akan dibutuhkan banyak dana pula untuk

menggaji karyawan, dan juga selain itu tugas utama untuk merencanakan

pengembangan bisnis-bisnis selanjutnya berada pada pengurus inti yang

mayoritasnya Pegawai Negeri di UIN Antasari.

Selain kendala di atas, modal juga merupakan satu kendala yang

menjadikan kurang berkembangnya bisnis-bisnis yang dijalankan. Apalagi

jika hanya mengharap dari modal anggota-anggota koperasi. Jika demikian,


88

apabila ada salah satu anggota yang pinjam dana kepada koperasi dalam

jumlah yang tidak sedikit, sedangkan pembayaran yang dilakukan tidak sesuai

dengan perjanjian yang dilakukan, hal ini diatasi Kopsyah dengan melibatkan

pihak ketiga dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.

Adapun faktor pendukung koperasi Dakwah ini adalah kesepakatan

bersama anggota ketika mendirikan kopsyah ini dengan konsep bisnis

bersama, badan usaha berbentuk koperasi tapi hanya dimiliki oleh sekelompok

orang dari pendiri pertama, dan jumlah anggota yang dimiki hanya sekitar 30-

35 orang saja dan syarat untuk menjadi anggota juga akan diseleksi terlebih

dahulu. Walaupun anggotanya tidak bertambah, tetapi syarat berkembangnya

koperasi dengan cara anggota bertambah akan tetap dijaga, dengan cara

misalkan ada yang pindah atau meninggal akan diganti dengan anggota yang

baru, dan misalkan pindah atau meninggal di koperasi yang lain akan

dianggap berhenti, selain itu di koperasi dakwah ini keanggotaan juga bisa

diwariskan kepada ahli waris. Dari keunikan sedikitnya anggota inilah

sehingga memudahkan pengurus kopsyah Dakwah ketika mengambil

keputusan, dan memudahkan untuk mengatur anggota yang sedikit.

Faktor pendukung lainnya adalah anggota kopsyah adalah rata-rata

mereka orang akademisi dan orang yang berpendidikan dan mereka adalah

PNS yang memiliki gajih tetap, dan mereka memiliki visi dan misi yang sama

yaitu bersama-sama mengembangkan dan memajukan koperasi Syariah

Dakwah.
89

3. Penerapan Prinsip Syariah pada Kopsyah Dakwah UIN Antasari

Banjarmasin

Sebagaimana telah diuraikan bahwa sejak berdirinya Koperasi Syariah

Dakwah menjalankan usahanya berdasarkan prinsip koperasi yang

berasaskan kekeluargaan dan berlandaskan syariah. Adapun bidang usaha

yang di kembangkan saat ini yaitu:

a. Unit Simpan Pinjam dengan pembiayaan murabahah (kredit barang).

Murabahah merupakan transaksi jual beli barang dengan menyatakan

harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati kedua

belah pihak antara koperasi dengan anggota koperasi. Koperasi syariah

dakwah ini memberikan pembiayaan ada yang berupa barang dan ada

juga berupa pinjaman uang. Pembiayaan murabahah dapat dilakukan

secara tunai maupun secara tangguh atau angsuran.

b. Pengelolaan Kantin Kopsyah

1) Penjualan makanan dan minuman kemasan serta Alat Tulis

Kantor/ATK dengan akad jual beli.

2) Melayani jasa photocopy, pengetikan, print dan penjilidan

menggunakan jasa ijarah (upah)

c. Melayani penjualan alat-alat elektronik dan keperluan rumah tangga

lain bagi anggota kopsyah dengan akad murabahah

d. Kerjasama dalam bentuk pinjaman dengan pihak ketiga yaitu Bank

BPD Syariah Kalsel dan penyertaan modal untuk rumah makan apung

dengan akad mudharabah/bagi hasil.


90
90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai strategi pengembangan

bisnis yang ada di Kopsyah Dakwah UIN Antasari Banjarmasin, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kopsyah Dakwah UIN Antasari menerapkan 5 strategi, yaitu Strategi Pertumbuhan,

Strategi Stabilitas, Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Pasar

dari segi Sistem Distribusi. Strategi Pertumbuhan diterapkan pada saat Kopsyah

sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan bisnisnya. Dimana strategi pertumbuhan ini

adalah strategi perusahaan mengacu pada pencapaian pertumbuhan penjualan, modal,

laba, atau kombinasi diantara itu. Sedangkan Strategi Stabilitas digunakan Kopsyah

Dakwah pada saat sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan

perusahaan tanpa harus berfikir untuk mengembangkannya. Strategi mengembangkan

produk dengan memperbanyak jenis usaha kopsyah, strategi distribusi dengan

membuka cabang di tempat lain dan strategi kerjasama dengan menyertakan modal

untuk rumah makan apung dan pinjaman dana pada pihak ketiga. Kelima strategi

tersebut diterapkan oleh kopsyah dalam menjalankan program kerja dan

mengembangkan usahanya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Kopsyah Dakwah dalam

mengembangkan Bisnisnya adalah:

a. Faktor pendukung pertama adalah kesepakatan bersama anggota ketika

mendirikan kopsyah ini dengan konsep membangun bisnis bersama berbentuk


91

koperasi dengan jumlah terbatas yaitu beranggotakan hanya sekitar 30-35 orang

saja dan syarat untuk menjadi anggota juga akan diseleksi terlebih dahulu.

Dengan terbatasnya anggota memudahkan pengurus kopsyah Dakwah ketika

mengambil keputusan, dan memudahkan untuk mengatur anggota yg sedikit.

Faktor Pendukung kedua adalah semua anggota kopsyah Dakwah orang

akademisi/berpendidikan dan pegawai yang memiliki penghasilan/gaji tetap dan

memiliki visi misi yang sama yaitu bersama-sama untuk mengembangkan dan

memajukan koperasi.

b. Kendala pertama: anggota dan pengurus kopsyah hampir seluruhnya Pegawai

Negeri Sipil/ASN yang berada di lingkungan kampus/Perguruan Tinggi pada

Fakultas Dakwah UIN Antasari yang terdiri dari Dosen/pengajar dan tenaga

Administrasi yang tentunya terikat dengan beban/tugas pokok mereka sebagai

ASN. Pengurus dalam mengelola sebuah koperasi tidak bisa fokus, dan

beranggapan sebagai kerjaan sampingan. Faktor kurangnya modal juga

merupakan kendala yang menjadikan tidak berkembangnya bisnis-bisnis yang

dijalankan oleh koperasi.

3. Penerapan prinsip Syariah pada Koperasi Syariah Dakwah

Secara garis besar Koperasi Syariah Dakwah sudah menerapkan prinsip

syariah pada semua produk/usahanya seperti Unit Simpan Pinjam dengan

pembiayaan murabahah (kredit barang), penjualan ATK, makanan minuman dengan

akad jual beli, layanan jasa photocopy, print dan penjilidan dengan ijarah/upah dan

penyertaan modal dengan pihak ketiga dengan system bagi hasil/mudhrabah.


92

B. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan Peneliti berkaitan dengan hasil analisis dan

pembahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kopsyah Dakwah UIN Antasari sebaiknya merancang juga strategi-strategi dalam

pencapaian keberhasilan bisnis, agar koperasi ini bisa berjalan dengan apa yang

diharapkan oleh anggota dan juga bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Agar, jika strategi itu juga dibuat, maka perjalanan bisnis kedepannya bisa

dijalankan dengan lebih baik hingga mendapatkan hasil yang juga sesuai dengan apa

yang diharapkan pengurus dan anggota.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk meneliti:

a. Aspek-aspek lain yang mempengaruhi berkembangnya bisnis yang dijalankan

koperasi Syariah Dakwah seperti pengelolaan Manajemen dan Dana pada

Koperasi Syariah Dakwah.

b. Kualitas pelayanan pada usaha-usaha Kopsyah Dakwah dan Sumber Daya

Manusia hingga nasabah yang bertransaksi di salah satu unit usaha yang

dijalankan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ma’ruf, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014)

Abdul Basith, Islam dan Manajemen, Koperasi Prinsip dan Strategi Pengembangan
Koperasi (Malang: UIN Malang Press, 2008)

Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek (Jakarta: Erlangga, 2001)

Francis Tantri, PengantarBisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)

Hasan Bin Ahmad AL-Kaf, Taqrirotus Sadidah ( Riyadh: Darul Mirosunnabawy, 2013)

Hendro, Dasar-DasarKewirausahaan (Jakarta : PenerbitErlangga, 2011)

Hunger danWheelen, Strategic Management 5th, EdisiTerj. JuliantoAgung (Yogyakarta:


Andi, 2003)

Husien Umar, StudiKelayakanBisnis , (Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama, 2001

KasmirdanJakfar, StudiKelayakanBisnis ( Jakarta:KencanaPrenada Media Grop, 2003)

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,, Cet. I (Jakarta,


Prenadamedia, 2015),

Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Syaraiah dari Teori dan Praktek, (Jakarta, Gema
Insani Press, Cet. 9, 2005),

Muhammad NurYasin, HukumEkonomi Islam, GeliatPerbankan di Indonesia, (Malang,


UIN-Malang Press, Cet.I, 2009

Nana Herdiana Abdurrahman, ManajemenBisnisSyariahdanKewirausahaan, (Bandung:


CV PustakaSetia, 2013),

PP Rabiatul Adawiyah DND, Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Pegawai Negeri


(KPN) IAIN Antasari Banjarmasin, Skripsi tidak diterbitkan, (Banjarmasin: IAIN
Antasari, 2016)

Slamet Wahyudi, Strategi Pengembangan Bisnis kedai Coklat di kota Banjarmasin,


Skripsi tidak diterbitkan, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016)

Siti Nafisah, Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Kecantikan Muslimah Aisya di


Banjarmasin,Skripsitidakditerbitkan, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016

Wina Sanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.I Cet.5


(Jakarta: Kencana, 2008)
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai