SKRIPSI
IHDA HUSNAYAIN
135030201111091
Dosen Pembimbing
Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos, MAB, Ph.D
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI ADMINISTRASI PEMASARAN
MALANG
2017
MOTTO
i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iv
CURRICULUM VITAE
Agama : Islam
Telepon : 082122420327
E-mail : ihdahusnayainl@gmail.com
v
RINGKASAN
vi
SUMMARY
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
kasihi, Bapak Drs. H. Muhardanus Dt. Sampono Kayo, Ibu Hj. Fauziah, SKM.
Biomed, Abang Mukhtar Luthfi, Abang Ahmad Fauzi Alfaridsi, Adek Ismail
Faruqi, Adek Dina Syahidah serta sahabat dan teman-teman yang selalu memberi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Implementasi Lean Canvas Pada Startup Dalam Menghadapi
Persaingan (Studi Pada Startup Talangin)” yang bertujuan untuk memenuhi tugas
akhir sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya;
2. Bapak Mochammad Al Musadieq, Dr, MBA selaku Ketua Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya;
3. Bapak Mohammad Iqbal S.Sos, M.IB, DBA selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya;
4. Bapak Dr. Drs. Wilopo, M.AB selaku Ketua Program Studi Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
5. Bapak M. Kholid Mawardi, S.Sos, MAB, Ph.D selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan waktu, masukan, saran, serta sumbangsih
pemikiran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam pengerjaan skripsi
ini;
6. Seluruh Dosen pengajar di Prodi Administrasi Bisnis Universitas
Brawijaya Malang atas ilmunya yang telah diberi dan semoga bermanfaat
bagi penulis dalam menapaki jenjang hidup selanjutnya.
7. Kepada saudara Taufic Hidayat, Ismail Rabbanii dan Muhammad Daniel
Savariella, S.Pn. selaku narasumber dari startup Talangin yang telah
meluangkan waktu dan bersedia untuk penulis repotkan terkait
pengumpulan data penelitian.
ix
8. Ayah dan Ibuku tersayang Bpk. Drs. H. Muhardanus Dt. Sampono Kayo
dan Ibu Hj. Fauziah, SKM. Biomed yang tak henti memberikan dukungan
baik moral dan materi, selalu memberikan cinta bagi penulis dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
9. Abang-abangku Mukhtar Luthfi dan Ahmad Fauzi Alfaridsi, adik-adikku
Ismail Faruqi dan Dina Syahidah yang selalu memberikan semangat untuk
saudarinya yang jauh merantau dari Padang ke Malang.
10. Rahmi Trisna Yussy, Sri Septiani dan Amike Mutia Vidrin selaku sahabat
dari MAN 2 Padang (Love Mamen ‘LM’) dan sahabat dari SMP Annisa
Chairani hingga sekarang selalu memberikan semangat, menjadi tempat
curhat, menghibur dan memberikan cinta untuk penulis.
11. Tri Rahmawati, Dinda Mei Diana, Sabbihal Husni, selaku kawan dekat di
Malang yang selalu menjadi tempat curhat, memberikan semangat,
masukan dan sebagai penghibur penulis dalam proses pengerjaan skripsi
ini. Maaf jika penulis selalu merepotkan.
12. Seluruh keluarga besar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) FIA terkhususkan KAMMI FIA 2013, terimakasih atas
ukhuwah-nya selama ini.
13. Seluruh keluarga kepanitiaan Dies Natalis UB 54 th terutama SC
(Streering Commite) dan divisi Partnership yang selalu memberikan
dukungan untuk penulis.
Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat peneliti harapkan.Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
MOTTO…………………………………………………………………………..i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iv
CURRICULUM VITAE ....................................................................................... v
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
SUMMARY ......................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
xi
2. Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) ................................................................................................. 29
a. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) atau Usaha
Kecil Menengah (UKM) ......................................................................... 29
b. Strategi Pengembangan UMKM ......................................................... 32
3. Startup dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) ............................ 35
4. Teori Business Model Canvas ................................................................. 38
a. Definisi dan Tujuan Business Model ................................................... 38
b. Konsep Business Model Canvas ......................................................... 38
5. Teori Lean Canvas .................................................................................. 48
a. Pengertian Lean Canvas ...................................................................... 48
b. Konsep Lean Canvas .......................................................................... 48
c. Manfaat Lean Canvas.......................................................................... 52
d. Kendala Lean Canvas ......................................................................... 53
xii
1. Penerapan lean canvas pada startup Talangin ........................................ 77
a. Masalah (Problem) .............................................................................. 86
b. Solusi (Solution).................................................................................. 87
c. Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition) .............................. 88
d. Matrik Kunci (Key Matrix) ................................................................. 89
e. Struktur Biaya (Cost Structure) .......................................................... 90
f. Arus Pendapatan (Revenue Stream)..................................................... 90
2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan pengelola startup Talangin dalam
penerapan lean canvas ............................................................................ 91
3. Kendala dalam penerapan lean canvas pada startup Talangin ............... 93
4. Manfaat yang terdapat dalam penerapan lean canvas pada startup
Talangin .................................................................................................. 96
C. Analisis Data................................................................................................ 98
1. Penerapan lean canvas pada startup Talangin ........................................ 98
a. Masalah (Problem) .............................................................................. 99
b. Solusi (Solution)................................................................................ 100
c. Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition) ............................ 101
d. Matrik Kunci (Key Matrix) ............................................................... 101
e. Struktur Biaya (Cost Structure) ........................................................ 102
f. Arus pendapatan (Revenue Stream) ................................................... 103
2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan pengelola startup Talangin dalam
penerapan lean canvas .......................................................................... 104
3. Kendala dalam penerapan lean canvas pada startup Talangin ............. 105
4. Manfaat yang terdapat dalam penerapan lean canvas pada startup
Talangin ................................................................................................ 107
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
globalisasi. Adanya era globalisasi tersebut, banyak masyarakat kini tertarik untuk
Marketer, populasi netter tanah air mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Angka
yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses internet setidaknya satu kali
setiap bulan itu mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam
Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5
kesempatan untuk berinovasi dengan merintis usaha startup. Menurut Ries, dalam
1
2
didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan
pasar yang tepat. Perkembangan startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat,
setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) startup baru
dari bisnis yang lainnya. Model bisnis memiliki berbagai macam canvas seperti,
Business Model Canvas, Lean Canvas, Lean Change Canvas, Feedback Canvas,
SWOT Analysis, Open Innovation Canvas, Business Model Zen Canvas, dan
lainnya. Business Model Canvas (BMC) adalah salah satu metode yang digunakan
Sedangkan menurut Maurya (2010) Lean canvas adalah adaptasi Business Model
Canvas (BMC) oleh Alexander Osterwalder yang diciptakan Ash Maurya dalam
cepat,ringkas dan efektif), lean canvas menjanjikan rencana bisnis yang dapat
yang menggunakan Business Model Canvas (BMC) dan ada beberapa pula yang
menggunakan lean canvas. Salah satu contoh startup yang menggunakan lean
dengan proses cepat, aman dan angsuran ringan tanpa bunga (Talangin.com,
membeli barang namun harus menabung lama, proses pembayaran kredit namun
tidak memiliki kartu kredit, mau kredit proses berbelit. Melalui permasalahan
tersebut dapat terlihat adanya kebutuhan bagi para mahasiswa dalam memenuhi
kalangan.
mahasiswa yang menjadi sasaran pasarnya. Oleh karena itu strategi dalam
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu
B. Rumusan Masalah
menghasilkan rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
D. Kontribusi Penelitian
sebagai berikut :
1. Kontribusi Akademis
pengetahuan dan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa (peneliti) yang ingin
5
melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang, serta dapat bermanfaat
2. Kontribusi Praktis
Talangin untuk mengimplementasikan lean canvas agar dapat efektif dan efisien
E. Sistematika Pembahasan
pokok permasalahan pada penelitian ini. Maka pada sistematika pembahasan ini
BAB I : PENDAHULUAN
pembahasan.
hasil penelitian.
BAB V: PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Empiris
Contexts”
sebagai salinan dari sebuah logika bisnis organisasi, ini bisa menjadi titik awal
memungkinkan untuk menciptakan nilai pada tingkat swasta dan tingkat publik.
Oleh karena itu, perspektif model bisnis konvensional harus dilakukan dan
Setelah didiskusikan beberapa binis model rhetoric umum yang bisa menemukan
persimpangan yang saat ini dirasakan dalam keberlanjutan perusahaan dan model
7
8
bisnis. Kedua; contoh model bisnis generik untuk isu – isu keberlanjutan
perusahaan yang jarang terjadi. Celah yang harus diisi dengan bergerak dari
retorika ke contoh generik untuk model bisnis keberlanjutan. Ketiga; buka bidang
penggunaan strategi bisnis model. Studi ini telah di desain untuk mengembangkan
implikasi dan limitasi dari penggunaan bisnis model sebagai strategi yang cukup
baik bagi perusahaan. Bisnis model memberikan contoh nilai secara struktural
untuk menempatkan bisnis model perusahaan pada saat ini. Pengembangan dan
kreativitas dari proses pengambilan keputusan pada alat yang dapat menganalisis
terlihat secara berkembang. Manajer harus lebih peduli pada pembatasan dan
bisnis model sebagai alat yang dirancang dalam strategi yang sesungguhnya.
9
pendekatan yang berpusat pada pengguna: design thinking dan lean startup.
Meskipun ada perbedaan yang signifikan dalam kedua strategi tersebut, namun
ada beberapa kesamaan dalam metodologi dan perancangan proses. Artikel ini
baik tentang design thinking dan lean startup, dan ini dapat membantu
memperbaiki salah satu dari kedua strategi tersebut untuk mendorong konsep
inovatif.
Prinsip lean dikembangkan pada awal tahun tujuh puluhan (70-an) oleh
dalam prosesnya - ini bisa berarti pengurangan sumber daya (manusia atau
material) atau penghapusan aktivitas atau pengeluaran yang tidak perlu atau
proses produksi di industri otomotif. Saat ini, prinsip lean juga menjadi penting
bagi manajemen umum, dan disiplin lainnya seperti pengembangan IT, yang
manufaktur. Salah satu contohnya adalah "lean startup" (Ries, 2011) metode
inovasi untuk perusahaan startup yang mengklaim bahwa inovasi yang paling
efisien adalah salah satu yang ada permintaan aktual oleh pengguna. Kata lain
ialah: limbah terbesar adalah menciptakan produk atau layanan yang tidak
dibutuhkan siapapun.
Konsep ini sangat relevan untuk setiap strategi atau metode yang
industri IT untuk perangkat lunak pemula, namun lebih sering digunakan juga
untuk proyek inovasi lain di bidang lain (Ries, 2011). Startup didefinisikan
layanan baru dalam kondisi ketidakpastian ekstrem" (Ries, 2011). Tidak semua
perusahaan baru tergolong startup dan di sisi lain juga merupakan departemen
yang mapan di sebuah perusahaan besarbisa jadi lean startup berevolusi dari
ini adalah, bahwa selain sebuah proses untuk "pengembangan produk" sebuah
Melalui artikel ini, kami terutama menggunakan istilah "lean startup" dan
11
ini. Tujuan lean startup adalah untuk membangun umpan balik yang
(Maurya, 2012). Melalui ini mencoba untuk menguji asumsi bisnis utama di
Strategi inovasi berbasis pengguna lainnya yang telah menjadi semakin populer
oleh konsultan desain IDEO di akhir tahun 90an (Kelley & Littman, 2001).
Meskipun tidak mengacu pada prinsip lean, gagasan utama dibalik itu adalah
menciptakan solusi yang tepat. Serupa dengan lean startup, design thinking
centered dengan tim multi disiplin, ini bertujuan untuk memecahkan masalah
Secara teoritis peneliti memiliki dua pertanyaan yang saling berkaitan; (1)
12
model bisnis ? (2) Bagaimana kegiatan pemasaran mendukung nilai yang ada
dengan tiga puluh tujuh anggota dari empat percobaan proyek industri
pada inovasi model bisnis melalui negosiasi sebagai suatu proses sosial yang
sedang berjalan. Nilai tulisan dibentuk dari kegiatan pemasaran, interaksi dan
untuk melawan kekuatan yang tidak stabil dan ketegangan yang timbul dari
bisnis seperti berada di dalam jaringan bisnis yang dinamis dan sebuah konteks
Perspectives”
dalam ilmu manajemen. Aplikasi yang dihasilkan oleh peneliti dari berbagai
13
perspektif dan komponen dalam literatur, peneliti menemukan konsep baru dan
menghasilkan suatu artikel utama. Dalam hal ini, melalui pencarian database,
menganalisis secara kualitatif pada area penelitian yang di adopsi dari kerangka
empat fokus penelitian penting, yaitu; inovasi, perubahan dan evolusi, kinerja
penelitian masa depan melalui sebuah survei terhadap dua puluh satu pakar
mulai dari yang sederhana sampai teknologi terdepan dan sebagian besar
telah mendekati titik akhir dan dimulai dengan perencanaan sumber daya, rencana
penerimaan. Dalam proses ini sebagian besar rencana uji terdokumentasi dengan
mana proses pengujian dan dokumentasi yang panjang tidak diikuti secara ketat
karena iterasi kecil untuk pengembangan dan pengujian perangkat lunak, model
transformasi lean canvas bisa menjadi solusi. Makalah ini memberikan dimensi
metrics dalam rencana uji perangkat lunak untuk mempermudah proses pengujian
untuk penggunaan metrik uji ini lebih lanjut di atas kanvas. Studi ini menjelaskan
model transformasi lean canvas dan bisnis untuk mengidentifikasi metrik yang
tepat dalam siklus pengembangan perangkat lunak yang berbeda, proses pengujian
sebagai berikut:
lebih tepat, jika perlu; • Menggunakan papan kanvas berdasarkan metrik yang
kerangka kerja untuk mengembangkan papan kanvas yang sesuai dengan proses
pengujian.
pendekatan baru akan menghasilkan gagasan baru, dan beberapa gagasan baru
akan diambil dari artikel tersebut. Ini adalah pencarian tanpa akhir di bidang
pengembangan perangkat lunak dan pengujian untuk menemukan metrik uji yang
4. Mueller dan Design Thinking Menciptakan konsep - - Lean Startup Menggunakan Lean startup, design
Thoring (2012) VS. Lean desain atau bisnis yang - Desain metode thinking berfokus pada
Startup: A inovatif berdasarkan thinking penelitian pengguna atau
Comparison of pendekatan yang - User-Driven deskriptif pelanggan. Berdasarkan
Two User- berpusat pada pengguna: Innovation. dengan pendekatan user-
Driven design thinking dan lean pendekatan centered dengan tim
Innovation startup. kualitatif. multi disiplin, ini
Strategies. bertujuan untuk
memecahkan masalah
kompleks dan
menghasilkan solusi
inovatif.
5. Wirtz (2016) Business Menjelaskan bahwa Twenty-one - Menggunakan Inovasi, perubahan dan
Models: Origin, konsep model bisnis international metode evolution, dan desain
Development telah mencapai dampak expert. penelitian menjadi pertimbangan
and Future global, baik untuk deskriptif yang signifikan untuk
Research kesuksesan bersaing dengan pengembangan
Perspectives perusahaan maupun pendekatan penelitian model bisnis
dalam ilmu manajemen. kualitatif. di masa depan.
Aplikasi yang dihasilkan
oleh peneliti dari
berbagai bidang dalam
pemahaman konsep yang
sebelumnya sangat
beraneka ragam.
20
B. Tinjauan Teoritis
1. Startup
a. Definisi Startup
Startup merupakan sebuah perusahaan yang baru akan dibangun atau dalam
masa rintisan, namun tidak berlaku untuk semua bidang usaha, istilah startup
istilah merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu tindakan atau proses
memulai sebuah organisasi baru atau usaha bisnis, startup merujuk pada
perusahaan yang belum lama beroperasi dan sebagian besar merupakan bisnis
yang baru didirkan, yang berada dalam fase pengembangan untuk menemukan
pasar yang tepat menurut website resmi IT-Jurnal (it-jurnal.com, 2016). Dapat
disimpulkan dari definisi diatas bahwa startup merupakan bisnis yang baru
Startup, bisnis yang menggunakan model bisnis yang berbeda dari bisnis yang
lainnya yaitu dengan menggunakan Business Model Canvas, Lean Canvas atau
model bisnis canvas yang lainnya. Menggunakan model bisnis canvas tesebut,
startup akan lebih mudah untuk mengelompokkan dan menentukan alur dari
b. Terminologi Startup
perusahaan.
sebuah cap pada valuasi perusahaan, notes bisa diubah menjadi ekuitas.
pada early stage, umumnya akan dibarter dengan jumlah ekuitas dalam
startup.
15) Pivot; yaitu aksi startup untuk cepat mengubah strateginya. Sebagai
berbasis cloud.
24
17) Round; yaitu startup yang mencari pendanaan dari pemodal ventura
18) SaaS (Software as a Service); yaitu sebuah produk software yang di akses
19) Seed; seed round adalah putaran pendanaan pertama bagi startup. Pada
“seed stage”.
20) Sector; merupakan jenis, bidang, produk, atau jasa yang startup
tawarkan.
tinggi.
26) Vesting; yaitu ketika seseorang pekerja dari sebuah startup memiliki hak
perusahaan.
c. Strategi Startup
kegiatan yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Adapun esensi strategi
pesaing. Strategi generik terdiri dari dua hal, yaitu strategi kepemimpinan biaya
fokus pada cara membuat biaya startup lebih rendah sehingga startup mampu
menawarkan produk atau jasa dengan harga yang lebih redah dibandingkan
menawarkan sesuatu yang berbeda dari pada pesaing yang sudah ada terlebih
26
loyalitasnya.
yang tinggi karena mereka mencari tempat terbaik yang sesuai dengan
1) Rekrut Doers
2) Posisi
dibutuhkan untuk melengkapi adalah orang yang ahli dalam bidang sales yang
posisi mana yang lebih penting dan mendesak untuk diisi oleh karyawan baru.
3) Rekrut VS Partner
Startup mampu merekrut orang yang bekerja secara full time, tetapi
outsource atau cari partner yang berkeinginan untuk bekerja tanpa perlu di gaji
dan bayar tetap setiap bulannya sehingga tidak memberatkan keuangan startup
full time dan menjadi karyawan tetap kelak atau cukup dengan sistem kontrak
terlebih dahulu, misalnya 1 (satu) tahun dan kemudian dapat diperpanjang. Jika
karyawan baru ini memegang posisi strategis dan sangat membantu jalannya
bisnis startup, maka dapat menjadikan mereka sebagai karyawan full time.
28
Sebaliknya, jika posisi yang di tawarkan tidak strategis dan terlihat karyawan
5) Identifikasi Kandidat
menggunakan channel yang startup miliki, seperti media sosial, forum online,
6) Interview
7) Tes
Kandidat harus melalui proses seleksi terlebih dahulu untuk diuji agar
harapkan.
8) Rekrut
2. Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)
a. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) atau Usaha Kecil
Menengah (UKM)
Era persaingan global yang semakin ketat merupakan ancaman bagi UMKM
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Mikro adalah usaha produktif
2008 Pasal 1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
2008 Pasal 1. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2008 Pasal 2, Asas Usaha
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)
huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat
Peraturan Presiden.
wirausahawan yang kreatif dan inovatif dan penciptaan tenaga kerja terampil
32
pasar yang cepat (Tambunan, 2002). Di Indonesia, tidak dapat diingkari betapa
UMKM di Indonesia mencapai 99,99 persen dari jumlah seluruh unit usaha.
Peranan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja juga sangat besar, yaitu
masalah. Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan
mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau,
berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga
berbeda antar lokasi / antar wilayah, antar sentra, antar sektor / antar sub sektor
atau jenis kegiatan, dan antarunit usaha dalam kegiatan / sektor yang sama
(Tambunan, 2002).
panjang (Tiktik Sartika dan Soejoedono, 2002). Menurut Tiktik Sartika dan
ditinjau dari mobilisasi modal awal (startup capital) dan akses ke modal
perlu dipadukan tiga aspek yaitu bantuan keuangan, bantuan teknis, dan
UKM. Sementara itu daya serap UKM terhadap kredit perbankan juga
sumber daya lokal yang superior untuk menciptakan kemampuan inti dalam
keterampilan khusus yang secara internal bisa menciptakan produk inti yang
Startup dan UMKM tidak jauh beda, sama-sama suatu usaha rintisan
Pengertian tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Mikro
Dapat di lihat dari pengertian startup dan UMKM beberapa hal yang
proses jual beli dan sistem penjualan yang dilakukan berbeda. Startup bisnis
yang 98% menggunakan internet, dari proses jual beli produk, pembayaran,
tidak membutuhkan tempat untuk jual beli namun memiliki basecame atau
kantor untuk mengontrol sistem jual beli dll. Startup bisnis yang hampir
konsumen jasa ojek online, BukaLapak menawarkan jual beli suatu produk,
Traveloka menawarkan jasa penjualan tiket penerbangan, hotel dan kereta api.
Selanjutnya ada Olx menawarkan jasa pemasangan iklan untuk menjual suatu
barang yang bernilai, Zalora menawarkan jasa penjualan fashion untuk laki-
harus memiliki tempat untuk menjualkan suatu produk, seperti kafe-kafe yang
UKM yang melakukan proses jual belinya melalui internet atau media sosial
Sistem atau model bisnis yang digunakan oleh startup dan UMKM
jugalah beda. Startup memiliki sistem khusus yang dirancang agar bisnisnya
berjalan sesuai dengan tujuan, seperti startup Talangin yang menggunakan lean
37
canvas sebagai model bisnisnya. Lean canvas menjanjikan rencana bisnis yang
dapat ditindaklanjuti dan focus dalam berwirausaha, lean canvas pada startup
Sistem atau model bisnis yang digunakan UMKM adalah sesuai dengan
perbedaan pendapat dan, ini membuat UMKM tidak tertata dengan benar
UMKM tersebut mampu untuk bekerjasama dengan benar, maka sistem dari
memiliki anggota atau tim yang mampu bekerjasama dengan baik dalam
menjalankan usaha. Jika suatu usaha ditekuni dengan benar maka akan berjalan
sebagaimana strategi atau alur yang sudah di rancang dan di sepakati bersama
ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi,
umpan balik yang positif bagi semua pihak yang berkepentingan. Alexander
Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa pelanggan (yang
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, pelanggan merupakan elemen yang
perusahaan tersebut akan tetap bisa bersaing atau tidak. Untuk lebih
atribut lain. Ada beberapa jenis segmen pelanggan yang berbeda, berikut
beberapa contoh :
a) Pasar massa
Model bisnis yang berfokus pada pasar massa tidak membedakan antara
dan hubungan pelanggan berfokus pada satu kelompok besar pelanggan dengan
kebutuhan dan masalah yang sebagian besar sama. Model bisnis ini sering
b) Pasar Ceruk
pasar ceruk. Model bisnis ini banyak ditemukan dalam hubungan pemasok-
pembeli.
c) Tersegmentasi
masalahnya masing-masing.
d) Terdiversifikasi
pelanggan yang tidak terkait satu sama lain dengan kebutuhan dan masalah
saling bergantung.
nilai merupakan alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan
a) Sifat baru
b) Kinerja
c) Penyesuaian (kustomisasi)
3) Saluran (Channels)
pelanggan. Melalui saluran atau channel pelanggan akan lebih mudah untuk
produk atau jasa yang seperti apa. Saluran menjalankan beberapa fungsi,
termasuk :
Hubungan kepada pelanggan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi
perusahaan tersebut.
pelanggan.
43
a) Penjualan aset
b) Biaya penggunaan
membayar.
c) Biaya berlangganan
d) Pinjaman/Penyewaan/Leasing
e) Lisensi
f) Biaya Komisi
g) Periklanan
diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis
a) Fisik
jaringan distribusi.
b) Intelektual
paten dan hak cipta, kemitraan dan database pelanggan merupakan komponen-
c) Manusia
orang akan menonjol dalam model bisnis tertentu. Sebagi contoh, sebuah
industri kreatif akan merekrut karyawan namun yang dicari adalah sumber
d) Finansial
jaminan finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut
karyawan andalan.
dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Setiap model bisnis
yang harus diambil perusahan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti
a) Produksi
b) Pemecahan masalah
c) Platfrom/jaringan
utama didominasi oleh platfrom atau aktivitas kunci yang terkait dengan
jaringan.
Sebuah perusahaan tidak logis jika memiliki sumber daya atau mengerjakan
aktivitas-aktivitas tertentu.
a) Biaya Tetap
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda.
b) Biaya Variabel
c) Skala ekonomi
berkembang.
d) Lingkup ekonomi
semangat lean (perampingan), Startup Lean (startup yang cepat, ringkas dan
dan focus dalam berwirausaha. Lean startup berfokus pada masalah, solusi,
(Canvanizer.com, 2012)
kesuksesan kompetitif dan bisnis. Namun, lebih banyak ide muncul dari model
ini, di antaranya ialah lean canvas oleh Maurya (2012). Kanal lean
bisnis. Oleh karena itu sasarannya lebih spesifik dan menggabungkan bisnis
Lean canvas sangat berfokus pada faktor startup seperti ketidakpastian dan
risiko. Maurya (2012) menjelaskan elemen yang terdapat pada lean canvas :
1) Masalah (Problem)
banyak usaha, sumber daya keuangan dan waktu untuk membangun produk
50
yang salah. Oleh karena itu penting untuk memahami masalahnya terlebih
dahulu.
2) Solusi (Solution)
disertakan.
orang lain.
yang ingin diberikan. Oleh karena itu penting bahwa matrik yang benar di
a) Biaya Tetap
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda.
b) Biaya Variabel
pelanggan.
Ada beberapa elemen yang tidak disebutkan oleh Ash Maurya dari
resources)
52
fokus di luar bila diukur dengan kebutuhan wirausahawan. Mereka juga telah
pelanggan sejak awal. Dengan demikian, hal ini dicakup pula dalam kotak
Channels.
perusahaan pemula tidak memerlukan mitra kunci tertentu saat baru muncul
karena mereka menangani produk yang tidak diketahui dan belum diuji.
semacam itu.
kemudian beralih ke Business Model Canvas (BMC) atau dengan cara lainnya.
Meskipun lean canvas biasanya dimulai dengan ide bisnis yang konkret, akan
(Mueller and Thoring, 2012). Manfaat lean canvas menurut Maurya (2012)
ialah dapat dilihat dari Unique Value Proposition (UVP). Melalui UVP startup
yang mampu masuk ke pelanggan dan berfokus pada manfaat yang diperoleh
Formula yang bagus untuk membuat UVP yang efektif (dengan cara
Kendala pada lean canvas secara khusus tidak ada, namun menurut
mengibaratkan dengan video game The Sims, “The Sims merupakan video
industri video game The Sims, standarnya adalah avatar 3D harus bergerak
dan menempuh rute cerdas menuju tempat tujuan mereka. Membangun MVP
54
virtual yang mereka tinggali. Kami mengubah produk sehingga pelanggan bisa
mengeklik kemana mereka ingin avatar mereka pergi, dan avatar akan
terhadap MVPnya maka harus mampu membentuk MVP yang baru. MVP
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu
alamiah. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007)
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dipilih karena dinilai dapat menggambarkan fenomena yang terjadi secara lebih
rinci melalui rangkaian kata dalam kalimat. Selain itu mempermudah peneliti
dalam mendapatkan infomasi terkait model bisnis lean canvas yang digunakan
oleh startup Talangin. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam
sebagai berikut:
55
56
B. Fokus Penelitian
a. Masalah (Problem)
b. Solusi (Solution)
4. Manfaat yang terdapat dalam penerapan lean canvas pada startup Talangin
Malang dan pada situs startup Talangin. Alasan peneliti memilih Kota Malang
Universitas Brawijaya Malang. Selain itu lokasi yang mudah dijangkau serta
57
Talangin yang bertempatan di Perum. Griya Shanta Blok E-209 Kota Malang.
diperoleh. Menurut Lofland yang dikutip Moleong (2009) mengatakan bahwa jika
sumber data utama adalah dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan,
dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam
1. Data Primer
tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai dan digunakan sebagai data
utama. Sumber data ini dicatat melalui tulisan atau perekaman video atau audio
tape, pengambilan foto atau film. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
pada bidang tersebut. Data tersebut didapat dari hasil wawancara dan observasi
2. Data Sekunder
peneliti dimana data tersebut didapatkan dari hasil kegiatan orang lain, hal ini
Data-data yang digunakan adalah data statistik dari situs resmi marketing, arsip-
1. Wawancara
berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu
yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang
dalam teknik wawancara meminta informasi kepada sumber informasi tentang apa
2. Observasi
merekamnya untuk tujuan ilmiah. Tipe pengamatan menjadi empat (4) tipe yang
praktek penelitian pada startup Talangin penulis tidak bisa terlibat secara
langsung dengan aktivitas startup karena penulis bukan volunteer dari startup
tersebut. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh penulis hanya mengamati melalui
3. Dokumentasi
peneliti dengan cara mencatat dan memanfaatkan data yang tersedia di website
penelitian dimana berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, baik berupa
F. Instrumen Penelitian
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis
pendapat tersebut diatas, maka instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
telepon seluler.
61
G. Analisis Data
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari data menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Pada penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai
berdasarkan pada objek penelitian yang telah disusun. Analisis data dalam
tertentu. Peneliti dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunaakan teori
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
Adapun model analisa dari teori yang ada dapat dilihat pada gambar, sebagai
berikut :
62
memfokuskan hal-hal penting dari data yang diperoleh sesuai dengan tema dan
pola yang digunakan. Adanya kondensasi data akan mempermudah peneliti untuk
mendapatkan gambaran dan memahami atas data yang sudah diperoleh secara
lebih jelas. Kondensasi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah memilah
dan mengelompokkan hasil wawancara serta data-data yang telah didapatkan oleh
peneliti berdasarkan fokus yang ada. Hal tersebut memudahkan peneliti untuk
penyatuan dari informasi serta data yang diperoleh untuk kemudian diambil
63
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan lain-lain. Tujuan adanya
penyajian data guna mempermudah peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan
merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang sudah
dipelajari. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dengan menyajikan data
dan hasil wawancara yang telah diperoleh mengenai Implementasi lean canvas
terhadap startup dan apa keterkaitannya dengan teori yang ada untuk kemudian
ditarik kesimpulan terkait hasil yang terjadi antara data dan teori agar mudah
proses penelitian. Tahap ini merupakan tahap yang akan dapat menjawab atau
belum dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan peneliti sejak
awal karena penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
data selesai, tergantung pada besarnya data berdasarkan catatan lapangan yang
melakukan penyajian data dan memahami serta menganalisis apa yang ada di
penelitian kualitatif sebagai usaha untuk menilai akurasi dari berbagai temuan,
sebagaimana dideskripsikan dengan baik oleh para peneliti dan partisipan. Dalam
oleh para peneliti. Menurut Creswell (2014) menawarkan delapan (8) strategi
triangulasi, ulasan dan tanya jawab dengan rekan sejawat, analisis kasus negatif,
pemeriksaan anggota, deskripsi yang tebal dan kaya, mengklarifikasi bias peneliti,
partisipan membutuhkan hubungan yang erat dan lama dengan masyarakat yang
Ruang Perintis semakin jelas pula fenomena yang didapatkan oleh penalaran
peneliti. Melalui durasi waktu yang cukup lama saat penelitian, peneliti dapat
65
2. Triangulasi
yang dipergunakan untuk menganalisa data dan informasi adalah teknik analisa
kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Menurut Ali (2014), triangulasi merupakan proses validasi yang harus
dilakukan dalam penelitian untuk menguji kesahihan antara sumber data yang satu
dengan sumber data yang lainnya atau metode yang satu dengan metode yang
untuk pelacakan atau pengecekan kepada pihak ketiga atau sumber data untuk
mengenai lean canvasdi startup Talangin. Beberapa cara triangulasi metode yang
kredibilitas atas data yang dimiliki dan sebagai bahan pertimbangan untuk
keabsahan data tersebut. Melalui Tabel 3.1 dapat dilihat hasil dari triangulasi
3. Kendala dalam
5. Transkrip wawancara
penerapan lean canvas
(Dilampirkan pada halaman 113-
pada startup Talangin
129)
Pertanyaan terkait :
1) Apa saja kendala
dalam
menggunakan lean
canvas terhadap
Talangin ?
2) Apa solusi atas
kendala dalam
menggunakan lean
canvas pada
Talangin ?
68
1. Sejarah Talangin
Founder & Chief Executive (CEO) Talangin yang bernama Taufic Hidayat.
baru dikarenakan handphone yang dimilki rusak, berniat untuk membeli yang
baru tetapi harga handphone yang mahal dan tidak memiliki dana tabungan
yang cukup, ingin meminta kepada orangtua namun tidak ingin membebani.
permasalahan yang dia rasakan juga dirasakan oleh orang lain terutama
berdiskusi tentang masalah yang dia rasakan. Melalui masalah tersebut Taufic
menjelaskan maksud dan tujuan dia untuk berdiskusi dengan Ismail ialah untuk
bisnis prosesnya, apa saja yang dibutuhkan, butuh siapa saja. Bagian yang
April 2017, Taufic mengajak Novia Ulfa Nuraini, S.Kom dan Muhammad
Daniel Savariella, S.Pn untuk bergabung menjadi tim Talangin dan pada
69
70
menjadi tim Talangin. Pada 10 April merupakan meeting pertama tim Talangin
digunakan juga ditentukan pada meeting pertama tim Talangin. Model bisnis
yang digunakan ialah lean canvas. Tim Talangin menentukan lean canvas
sebagai model bisnis karena cocok untuk startup yang baru dan masih dalam
finansial, dapat membantu mahasiswa yang ingin membeli barang namun tidak
memiliki dana yang cukup. Dalam tahapan mencapai visi tersebut maka
Talangin menerapkan suatu misi. Berikut adalah misi dari Talangin yaitu
Talangin tidak memiliki makna khusus pada lambang atau logo yang
digunakan. Lambang atau logo di atas merupakan hasil kesepakatan tim dan
merupakan logo sementara, logo ini merupakan salah satu strategi awal
Malang, kantor ini disebut ruang perintis karena ruang perintis merupakan
working space untuk menaungi startup atau komunitas yang dimiliki oleh
dan memberi dampak positif bagi masyarakat. Ruang perintis sendiri didirikan
5. Produk Talangin
startup pada umunya seperti Go-jek yang memiliki berbagai macam produk
sistem yang cukup unik, belum dimiliki startup lainnya dan memudahkan
konsumen. Produk Talangin ialah menawarkan jasa talangin barang yang ingin
tidak memiliki dana yang cukup dan beberapa barang yang diiinginkan
kredit, pekerjaan tetap, gaji dan tabungan. Talangin dapat menalangin barang
dari e-commerce mana saja, namun batas maksimum barang yang mampu di
talangin oleh Talangin ialah Rp 1.500.000 dan tidak memiliki batas minumum.
sistem agar dapat menalangin barang sejumlah Rp 3.000.000 dan tidak hanya
atau jasa, Talangin memiliki cara kerja yang unik agar konsumen bisa
a. Pilih barang impian yang ingin di talangin, dengan cara copy dan paste
link barang dari e-commerce manapun atau pilih melalui katalog produk
online, customer bisa isi form request kepada Talangin, maka Talangin
customer akan di proses 1x24 jam dan apabila disetujui perwakilan dari
menit verifikasi.
d. Finish, jika customer lolos dalam tahap verifikasi maka barang yang akan
Talangin :
75
Dapat dilihat dari bagan di atas, yang teratas ada Co-Founder & Chief
Executive atau dapat di singkat menjadi CEO. CEO Talangin ialah Taufic
tim maupun eksternal dan business analyst dan business development. Dibawah
yang merangkap menjadi CMO Talangin. CPO memiliki tugas utama ialah
yang berhubungan dengan produk dan mengiris tiga divisi yaitu marketing,
pemasaran Talangin.
Talangin ialah Novia Ulfa Nuraini, S.Kom yang merupakan alumni Universitas
berkaitan erat dengan model bisnis yang digunakan yaitu lean canvas yang
tepat dengan sasaran. Sebelum lean canvas direncanakan baik untuk proses
bisnis startup Talangin, maka tim dari startup Talangin mampu memahami apa
yang dimaksud dengan lean canvas. Taufic Hidayat sebagai Co-Founder &
Chief Executive (CEO) Talangin menjelaskan apa yang dimaksud dengan lean
“ya..ya, lean canvas model bisnis yang fokus buat nemuin product,
market, fit (produk, pasar yang bisa cocok). Kalau di bisnis model
sebelumnya 2013 Alexander Osterwalder ngenalin bisnis model dibuat
untuk ngeliat keseluruhan bisnis proses dengan mudah. Nah, lean
canvas di design pada tahun 2014 untuk melengkapi business model
canvas gunanya fokus untuk menemukan product, market, fit, jadi lean
canvas belum membicarakan banyak tentang owner (pemilik) dan
segala macamnya. Lean canvas fokus pada produk, pasar, dan cocok
atau sesuai dengan kebutuhan konsumen, kurang lebih seperti itu.”
(Wawancara dengan Taufic Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan
pada tanggal 30 Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Kota Malang)
yang terdiri dari 9 blok. Lean canvas fokus pada produk, pasar dan kecocokan
atau kebutuhan konsumen. Tim Talangin lainnya yaitu Ismail Rabbanii juga
“Kalau secara teori saya kurang paham ya, tapi kalau yang saya tangkep
dari beberapa buku yang saya baca salah satunya di bagian perancangan
78
produk kan itu ada yang namanya lean UX lean new advance,dimana
lean UX itu mengambil core (inti atau pokok) dari lean canvasnya
untuk startup. Jadi kurang lebih dari mananya, misal dalam bisnis harus
seramping mungkin, seefisien mungkin dari segi tim dari segi waktu
gimana caranya buat suatu produk dalam waktu yang sempit tapi tetap
memuaskan.” (Wawancara dengan Ismail Rabbanii selaku Co-Founder
& Chief Product (CPO) Talangin dilakukan pada tanggal 31 Agustus
2017, pukul 13.20 WIB di Gazebo Perpustakaan Universitas Brawijaya
Kota Malang)
efisien digunakan oleh startup Talangin yang masih dalam tahap awal,
dikarenakan lean canvas lebih fokus pada apa yang dibutuhkan konsumen dan
apa masalah yang sedang di rasakan oleh konsumen maka dari itu Talangin
membutuhkan model bisnis yang efisien dalam mengatur waktu, tim dan
produk dalam waktu yang singkat untuk mencapai sasaran dan memuaskan
membutuhkan waktu yang lama untuk merancang sesuai dengan tepat sasaran
Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief Executive (CEO) Talangin alasan
berikut :
“Ya eee kebetulan eeee saya juga emang mentor di gerakan nasional
1000 startup programnya kominfo, program pemerintahan jokowi di
pegang sama kominfo dan keybar. Saya disana spesialis model bisnis
dan bisnis model yang dipake jadi eee eeee saya gak tau kenapa anak
FIA selalu bisnis model identik dengan business model canvas padahal
model bisnis itu banyak banget dan business model canvas hanya
sebagian kecil dari bisnis model. Lean canvas juga bagian dari bisnis
model jadi lean canvas juga bisnis model. Eeee then kenapa kita
(Talangin) pake model bisnis begitu juga di 1000 startup pake lean
canvas dimana mana pakai lean canvas karna ternayata kita sadar
business model canvas tidak sesuai untuk dipakai di startup tahap awal.
79
Gitu kenapa.. karna dia udah, udaaah apa namanya eee thingking too
much (terlalu banyak berfikir) buat yang nggak bisa ngapa-ngapain,
let’s say di business model canvas ada key partner yang itu gak ada di
lean canvas. Gojek saat ngeluarin go-food dia sama sekali gak
berpartner dengan restoran, café atau apapun itu. Andai Gojek
ngelakuin hal itu buat go-foodnya, go-food gak bisa segede yang
sekarang. Talangin dengan e-commerce seluruh Indonesia, orang bisa
beli barang langsung dari e-commerce seluruh Indonesia kita gak
berpartner dengane-commerce itu. Andai kita berpartner dengan itu,
lama banget kita buat ngurusin partner dengan itu dan segala
macemnya akhirnya kita gak bisa ngelakuin apa-apa gitu. Mungkin kita
bisa berpartner dengan mereka juga go-food dengan restoran, café yang
sekarang udah mulai ngebut partner, naikin partner, gitu next ketika itu
udah mulai masuk, itu udah mulai run. Bisnis modelnya udah keuji nih,
orang mau gitu, itu kenapa saya pake lean canvas gitu eeee juga ada eee
activity kalo di business model canvas, ada activity yang padahal
perbedaan antara startup dan coorporation itu adalah eee satu hal
mengenai activity. Kalo corporation dia bicara mengenai to execute x y
z, kalo startup to search (untuk mencari), Steve Blank bilang startup is
temporary organization create to search repeatable and sustainable
(startup adalah pembuatan organisasi sementara untuk mencari,
berulang dan berkelanjutan), apa yang dicari business model, apa yang
di search ? Kalo udah ada activity, yang di search apa? Nah, di lean
canvas, kita pakai key matrix, intinya goalnya ini but achieve
(pencapaian/tercapai)ini activitynya bodo amat. Kalo activitynya itu
eeee gak bisa achieve ini berarti kan kita masih cari terus tuh apa yang
kemudian bisa achieve. Setelah itu baru dikatakan success, baru kita
run (beranjak) naik level, naik kelas.Business model canvas kita liat ada
value proportition itu corporation (perusahaan) banget sebenernya.
Semua perusahaan punya value proposition but startup need unique
value proposition yang seperti ada di lean canvas, why? Karna bedanya
di value proposition itu just describe, eeeem solusi apa buat masalah
yang mana, di business model canvas itu. But diiii eee eee lean canvas,
masalah dan solusi udah ada sendiri blocknya kalo di business model
canvas masalah itu ada di customer segment solusi di value proposition.
Lean canvas, masalah solusi beda bloknya. Lalu di customer segment
bener-bener siapa dia orangnya? Dan di unique value proposition udah
ngomongin a single simple statement yang clear (pernyataan tunggal
sederhana yang sudah jelas) itu udah bener-bener yang orang tuh kalo
denger worth it to buy, worth it to take attention in it (layak untuk
dibeli, dan layak untuk diperhatikan) gitu, jadi bener- bener kayak how
you unique(gimana bisa unik),jadi kita misalnya kayak kita selalu
bilang eee Talangin bantu mahasiswa Indonesia buat bisa beli barang
dari seluruh e-commerce di Indonesia tanpa harus lama menabung,
bayar dengan cicilan tanpa menggunakan kartu kredit. Sekarang
mahasiswa gak perlu takut lagi buat punya barang tapi perlu nabung
80
lama, jadi bener-bener kok gila. Lo bisa beli nih serius nih e-
commercenya gak dibatesin, ya semua e-commerce, its so unique. Ini
serius nih gue bisa bayar di angsur ? Iya. serius tanpa kartu kredit? Iya.
Malah lebih spesifik lagi, kalau baca lean canvasnya Talangin itu
dengan harga murah dan proses super cepat, lembaga kredit manapun
ngasih kredit minimal banget tuh yang paling cepet itu tiga hari.
Talangin bisa kasih kredit 1x24 jam dan akan terus improve. insyaAllah
2 oktober orang akan pake Talangin cuma hitungan menit langsung bisa
approve jadi bener bener its too fast yang bener-bener wow it’s so
unique gitu. Ini itsdifferent between value proposition and unique value
proposition. Hardly different (bener-bener beda). Itu that’s why
Talangin pake lean canvas. (Wawancara dengan Taufic Hidayat selaku
CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2017, pukul 14.00
WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Kota
Malang)
Talangin menggunakan lean canvas sebagai model bisnis ialah karena lean
canvas cocok digunakan pada startup yang masih dalam tahap awal seperti
Talangin. Namun jika menggunakan business model canvas yang sudah lebih
blok yang ada dan akan membuat proses bisnis yang lama. Seperti yang
canvas akan kesulitan dalam halnya key partner karena harus meminta izin
segment dan solusi yang terdapat pada blok value proposition tetapi di lean
startup dalam menganalisa masalah yang ada dan solusi yang tepat atas
masalah yang ada. Dikatakan bahwa model bisnis lean canvas cocok
digunakan oleh startup pada tahap awal karena menjelaskan unique value
81
proposition yang ada di startup tersebut, hal ini berguna untuk strategi dan
Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief Executive (CEO) Talangin sebagai
berikut :
“Startup tahap awal cuma butuh satu hal product, market, fit. Yang saya
tawarin bisa diterima orang. Udah selesai gak usah ngomong banyak-
banyak yang saya tawarin bisa diterima orang an itu ada di lean canvas.
Jadi bener-bener itu kayak sisi kiri itu product, sisi kanan market.
Bener-bener cuma ngefit product, market, fit.” (Wawancara dengan
Taufic Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30
Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Kota Malang)
menggunakan lean canvas sebagai model bisnis pada startup ialah mampu
dengan mudah di terima oleh khalayak umum sebagai startup baru yang
menawarkan sesuatu yang baru. Selain dari Taufic Hidayat selaku CEO
sebagai berikut :
“Kalo di lean canvas kan gak ada key partner, tapi lean canvas secara
implicit jadi tuh sebenernya mengarah kesana tapi tidak dibahas dulu.
Kenapa di business model canvas (BMC) masih terlalu general ?
Karena pembahasannya masih terlalu melebar, key partner dibahas dulu
padahal itu sebenernya gak perlu dibahas dulu, dan lean canvas ngasih
tahapan yang sederhana, ini yang penting untuk diawal. Kalo BMC ini
penting diawal sampe terakhir. Kaya key partner yang nyambungin
antara kita ke customer itu gimana, sebenernya kan itu gak perlu dulu.
kalo lean canvas ada masalah, solusi, trus uniqe valuenya apa trus kita
bisa nyelesaiin apa dari situ, nah itu yang penting kita punya diawal
untuk bangun startup. Kalo BMC nanti bisa kita pake pas abis nyusun
lean canvas kalo menurutku” (Wawancara dengan Muhammad Daniel
82
“Kalo dari lean canvas, yang paling aku inget tuh ada key matrix ya,
kalo dari Business Model Canvas (BMC) kita tuh gak paham
pencapaiannya udah sejauh apa, apasih yang harus dicapai atau apa ya
bisnis kita tuh bisa dibilang good tuh apa parameternya gitu sedangkan
di lean canvas itu ada tolak ukuranya ya dari key matrix itu sebagai
tolak ukurnya. Jadi aku liatnya lean canvas better itu dari situ. Karna
kita dalam penentuannya key matrix itu kan gak sembarangan ya, beda
bisnis, beda industri otomatis beda key matrixnya jadi dalam
penentuannya aja ada komponen-komponen yang saling berkaitan.”
(Wawancara dengan Ismail Rabbanii selaku Co-Founder & Chief
Product (CPO) Talangin dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2017,
pukul 13.20 WIB di Gazebo Perpustakaan Universitas Brawijaya Kota
Malang)
menggunakan lean canvas ialah dapat dengan mudah diterima oleh khalayak
umum untuk startup yang masih baru. Lean canvas merupakan model bisnis
yang sederhana sehingga startup yang menggunakan model bisnis ini dapat
dengan mudah untuk berkembang dan lebih fokus pada tujuan, masalah dan
startup pada tahap awal karena lean canvas menyederhanakan 9 blok yang ada
di business model canvas. Blok yang terdapat pada lean canvas diantaranya
seperti, blok unique value proposition yang menjelaskan keunikan yang ada
pada startup sehingga menarik perhatian konsumen. Adapun blok key metrix
menjelaskan perkembangan startup atas masalah dan solusi yang sudah dilalui
83
dan pencapaian target tujuan startup, blok problem dan solution memaparkan
Agar startup berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka
dengan itu bisnis model harus memiliki alur yang jelas, Taufic Hidayat
menjelaskan alur dari lean canvas yang berbeda dengan business model canvas
sebagai berikut :
“Sebenarnya pemetaan ini lagi-lagi gak punya hal yang eeee fix, tapi
yang jelas pertama problem, kedua solution, eee sorry, dia tuh
mappingnya gak bisa di patok, jadi kalo liat sumber manapun kaya itu
beda beda, ada yang satunya disini ada yang satunya lagi disini, ada
yang satunya dimana gitu. jadi kayak aku, kalo aku biasanya focus aja
dulu ke eeem apa namanya, problem or ke customer segment, jadi si
customer segmetnya siapa baru ke problem. Jadi gini sama aja kayak di
dunia nyata, aku gak ngomong teori ya, kayak kadang kita nemuin
masalah, kayak misal aku dulu di Talangin, itu kan masalah pribadiku,
dulu hape aku rusak itu kayak aku, sialan banget nih gitu, eeem hape
rusak mau beli harganya mahal sekarang lagi tabungannya belum ada,
kalo nabung lagi lama sedangkan butuh hape cepet gitu. Ini gue harus
gimana sih gitu. Minta sama orang tua gak enak gitu kan. Itu kan kayak
bener-bener masalah dulu kan yang ada, baru aku uji, ini tuh bener-
bener gak sih dirasain juga sama orang-orang, ternyata bener dirasain
juga sama orang-orang banyak gitu, dan aku buat spesifik, bahwa
mahasiswa yang paling ngerasain ini. jadi itu kan keliatan dari masalah
dulu. Ada yang dari customer segment dulu, misal kayak aku bilang aku
mau nyelesain masalah yang ada di Kota Malang, kan customer
segment dulu di regional Malang lalu baru oh ternyata masalah terbesar
di Malang adalah… kan ini dulu, customer segment dulu. Awalnya
orang Malang dulu, baru problem, nah itu bisa optional. Yang ketiga
baru kemudian solusi, dari masalah ini solusi apa yang tepat kita lakuin
untuk dia, disesuaikan dengan dia (siapa orangnya) yang punya masalah
ini. misal, orang dengan kalangan ekonomi atas dengan penghasilan
diatas lima juta per month dan dia butuh duit cepet di satu tahun
kedepan dengan orang ekonomi bawah yang berpenghasilan dibawah
dua juta per month yang sama-sama butuh duit cepet di tahun depan.
Sama-sama butuhnya tapi solusinya beda. Solusi untuk yang kalangan
menegah atas itu tadi adalah wadah investasi yang bisa menghasilkan
duit cepat, karna dia emang udah punya duit, yang kalangan bawah tadi
dia butuh apa? loan (pinjaman). Dia butuh pinjaman untuk dapet duit
cepet, ini yang sering gak dibahas di kampus. Aku ngerasa bertanggung
jawab untuk jelasin ini juga karna aku expert di bisnis model dipercaya
84
sama bapak menteri. Bahwa masalahnya bisa sama tapi solusinya beda
siapa dia yang ngerasain masalah itu. Sama kayak tadi kita, masalahnya
adalah mahasiswa, jadi gak bisa pake kartu kredit disini karna
mahasiswa gak punya dan gak akan pernah punya kartu kredit. Yang
keempat itu, unique value proposition, akhirnya kita dapet deh unique
value proposition, yang bener- bener masalahnya ini, yang dirasain
sama si A ini, gue bener-bener bisa selesain dengan solusi ini, maka
untuk ngedelivervaluenya ini kita sampai pada apa, simple single
clearbuat ngedescribe ke orang, bahwa ini worth to take attention dan
worth to take a buy, so customer tuh pas denger itu, dia willing to pay
(bersedia untuk membayar),jadi itu bahasa marketing yang bakal
digunain tiap ketemu customer. Jadi yang nanya Talangin itu apasih,
Talangin adalah bla bla bla yang dari sana kita ambilnya. Itu kurang
lebih yang pokok dari lean canvas tadi, empat itu, sisanya random gak
papa. Nah yang terakhir yang gak kalah penting itu adalah key matrix,
itu paling penting. Kebanyakan startup tahap awal itu dia gak tau harus
ngelakuin apa, gak tau apa yang lagi terjadi pada startupnya, apa yang
butuh dia lakuin, karna apa? Karna dia gak punya key matrix yang jelas.
Ada dulu temenku dia pernah jadi ketua Lab, nama labnya EI lab, dia
punya startup, udah dua tahun tapi gak pernah berkembang gitu-gitu
aja, cuma ide, ide ide aja, ikut lomba mungkin udah kemana mana, kalo
ditanya gimana startupnya? Lagi research. Kenapa itu terjadi dua tahun
gak jalan-jalan lagi research, karna dia gak punya key matrix yang
jelas. Key matrix salah satunya gini, misal fase research, oke fase
research ini bakalan gue lakuin dalan waktu satu bulan, melibatkan
sekian orang dengan cara begini, research ini bisa berhasil atau gagal
jika apa, berhasil jika 80% dari orang yang gue interview ini
mengatakan apa gagal jika dibawah itu dia mengatakan apa. Ketika di
satu bulan itu dia nyelesain semua part-part tugasnya itu, dia decide
disana, oke gue harus lanjut ke fase berikutnya atau gue mundur lagi
tarik dari awal. Dia gak lakuin itu, itu kenapa dia gak jalan-jalan. Jadi
intinya tiap fase, key matrixnya bakal berubah. Jadi kayak fase
research, fase take transfer, fase produk yang udah diterima dan segala
macem. Jadi key matrix itu fokusnya ke produk, internal, ke dalam tim
itu sendiri. Key matrix adanya di produk, kayak tadi aku bilang kiri itu
produk kanan itu market.” (Wawancara dengan Taufic Hidayat selaku
Co-Founder & Chief Executive (CEO) Talangin dilakukan pada tanggal
30 Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Kota Malang)
sudah tertata mulai dari blok pertama customer segment hingga blok 9
85
alur lean canvas yang pertama lebih fokus pada customer segment yang kedua
menentukan problem yang ada, yang ketiga solution yang tepat untuk masalah
unik dari startup, kelima key metrix menentukan apa yang dibutuhkan atas
masalah yang sudah ada dan yang dibutuhkan oleh startup. Adapun penerapan
lean canvas pada startup Talangin dijelaskan oleh Taufic Hidayat selaku Co-
“Kalo lean canvas itu kan emang udah ngeformat blocknya itu yang
bener-bener dari awal lo pasti punya ini deh, kalo lo gak ada ini, pasti
ada yang sesuatu yang kurang nih dari lo. Jadi penerapannya itu,
penuhin, itu better. tapi ada satu block itu unfer advantange
(keuntungan tersendiri) atau barrier (pembatas) namanya yang gak bisa
diterapin diawal tapi harus dipikirin dari awal. Itu adalah sesuatu di kita
dan gak bisa ditiru orang lain” (Wawancara dengan Taufic Hidayat
selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2017, pukul
14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Kota Malang)
penerapan lean canvas pada startup itu harus memiliki konsep yang jelas,
harus memiliki konsep untuk jangkapanjang dan memiliki nilai khusus agar
tidak dapat ditiru oleh startup lainnya. Berikut penjelasan konsep atau alur lean
a. Masalah (Problem)
Talangin dalam menggunakan lean canvas sebagai model bisnis. Seperti yang
disampaikan oleh Co-Founder & Chief Executive (CEO) Talangin yaitu Taufic
“Kayak misal aku dulu di Talangin, itu kan masalah pribadiku, dulu
hape aku rusak itu kayak aku, sialan banget nih gitu, eeem hape rusak
mau beli harganya mahal sekarang lagi tabungannya belum ada, kalo
nabung lagi lama sedangkan butuh hape cepet gitu. Ini gue harus
gimana sih gitu. Minta sama orang tua gak enak gitu kan. Itu kan kayak
bener-bener masalah dulu kan yang ada, baru aku uji, ini tuh bener-
bener gak sih dirasain juga sama orang-orang, ternyata bener dirasain
juga sama orang-orang banyak gitu, dan aku buat spesifik, bahwa
mahasiswa yang paling ngerasain ini. jadi itu kan keliatan dari masalah
dulu. Ada yang dari customer segment dulu, misal kayak aku bilang aku
mau nyelesain masalah yang ada di kota Malang, kan customer segment
dulu di regional Malang lalu baru oh ternyata masalah terbesar di
Malang adalah… kan ini dulu, customer segment dulu. Awalnya orang
Malang dulu, baru problem, nah itu bisa optional.” (Wawancara dengan
Taufic Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30
Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Kota Malang)
handpone yang dimiliki sudah rusak, namun tidak memiliki dana tabungan
yang cukup dan tidak mau meminta kepada orangtua karena takut membebani.
Melalui permasalahan yang ada Taufic berfikir apakah masalah yang ia rasakan
mahasiswa.
87
b. Solusi (Solution)
atas masalah tersebut. Solusi yang dilakukan oleh Talangin atas masalah yang
dirasakan oleh Co-Founder & Chief Executive (CEO) Talangin sendiri ialah :
“Dari masalah ini solusi apa yang tepat kita lakuin untuk dia,
disesuaikan dengan dia (siapa orangnya) yang punya masalah ini. misal,
orang dengan kalangan ekonomi atas dengan penghasilan diatas lima
juta per month dan dia butuh duit cepet di satu tahun kedepan dengan
orang ekonomi bawah yang berpenghasilan dibawah dua juta per month
yang sama-sama butuh duit cepet di tahun depan. Sama-sama butuhnya
tapi solusinya beda. Solusi untuk yang kalangan menegah atas itu tadi
adalah wadah investasi yang bisa menghasilkan duit cepat, karna dia
emang udah punya duit, yang kalangan bawah tadi dia butuh apa? Loan
(pinjaman). Dia butuh pinjaman untuk dapet duit cepet, ini yang sering
gak dibahas di kampus. Aku ngerasa bertanggung jawab untuk jelasin
ini juga karna aku expert di bisnis model dipercaya sama bapak
menteri. Bahwa masalahnya bisa sama tapi solusinya beda siapa dia
yang ngerasain masalah itu. Sama kayak tadi kita, masalahnya adalah
mahasiswa, jadi ga bisa pake kartu kredit disini karna mahasiswa gak
punya dan gak akan pernah punya kartu kredit.” (Wawancara dengan
Taufic Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30
Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Kota Malang)
masalah yang sudah di analisa ialah dapat dilihat dari masalahnya dan siapa
yang merasakan masalah tersebut. Seperti masalah yang dirasakan oleh CEO
handphone tetapi karena masih mahasiswa yang tidak memiliki tabungan yang
cukup, penghasilan tetap dan kartu kredit untuk membeli suatu barang.
Sehingga dari masalah tersebut Taufic memberi solusi melalui adanya startup
88
Talangin yang dapat membantu mahasiwa untuk membeli suatu barang yang
menunggu dan menabung dengan waktu yang lama untuk mendapatkan barang
konsumen terhadap Talangin tidak mengandung unsur riba atau bunga tiap
bulannya.
89
Matrik kunci atau key matrix mencakup rangkaian produk atau layanan
yang ingin diberikan startup kepada konsumen. Oleh karena itu penting bahwa
metrik kunci harus diidentifikasi dengan benar, karena jika dilakukan dengan
tidak benar dan tidak sesuai maka dapat menimbulkan suatu masalah bagi
startup. Matrik kunci yang dimiliki oleh Talangin dapat dilihat pada
wawancara berikut oleh Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief Executive
“Key matrix, itu paling penting. Kebanyakan startup tahap awal itu dia
gak tau harus ngelakuin apa, gak tau apa yang lagi terjadi pada
startupnya, apa yang butuh dia lakuin, karna apa? Karna dia gak punya
key matrix yang jelas. Ada dulu temenku dia pernah jadi ketua Lab,
nama Labnya EI Lab, dia punya startup, udah dua tahun tapi gak
pernah berkembang gitu-gitu aja, cuma ide, ide ide aja, ikut lomba
mungkin udah kemana mana, kalo ditanya gimana startupnya? Lagi
research. Kenapa itu terjadi dua tahun gak jalan-jalan lagi research,
karna dia gak punya key matrix yang jelas. Key matrix salah satunya
gini, misal fase research, oke fase research ini bakalan gue lakuin dalan
waktu satu bulan, melibatkan sekian orang dengan cara begini, research
ini bisa berhasil atau gagal jika apa, berhasil jika 80% dari orang yang
gue interview ini mengatakan apa gagal jika dibawah itu dia
mengatakan apa. Ketika di satu bulan itu dia nyelesain semua part-part
tugasnya itu, dia decide disana, oke gue harus lanjut ke fase berikutnya
atau gue mundur lagi tarik dari awal. Dia gak lakuin itu, itu kenapa dia
gak jalan-jalan. Jadi intinya tiap fase, key matrixnya bakal berubah. Jadi
kayak fase research, fase take transfer, fase produk yang udah diterima
dan segala macem. Jadi key matrix itu fokusnya ke produk, internal, ke
dalam tim itu sendiri. Key matrix adanya di produk, kayak tadi aku
bilang kiri itu produk kanan itu market.” (Wawancara dengan Taufic
Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2017,
pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Kota Malang)
juga sangat berpengaruh terhadap produk dan market (pasar). Jika matrik kunci
pada startup bermasalah maka produk dan market (pasar) juga akan
bermasalah.
dikeluarkan untuk keperluan Talangin, hal ini dijelaskan oleh Taufic Hidayat
bersumber dari hasil penjualan dan proses bisnis Talangin. Modal awal yang
didapatkan oleh startup Talangin bersumber dari dana pribadi pada masing-
masing Co-Founder.
dengan baik agar startup dapat mencapai tujuan dan bersaing di dunia bisnis.
pertimbangan apa saja dalam menggunakan suatu model bisnis. Begitu juga
menggunakan lean canvas sebagai model bisnis agar dapat bersaing dengan
baik dengan startup lainnya. Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief
“Karna kita (Talangin) masih baru, dan kita sadar hal yang mau kita uji
itu product, market, fit, ketika kita udah dapet product, market, fit, udah
enak banget buat narik partner atau apapun itu, itu gampang banget lah.
karna kita fokusnya ke product, market, fit. Itu sih yang jadi landasan
kita.Kita menggunakan lean canvas karena kita masih pada tahap early
stage (tahap awal) fokus daripada lean canvas adalah product market
fit, setelah problem solution fit, product market fit, business model fit.
Nah goal daripada lean canvas adalah untuk mendapatkan product
market fit, jadi kita menggunakan lean canvas bukanbusiness model
canvas. Yang kedua alasan lain kita menggunakan lean canvas adalah
kemudahannya dalam memvalidasi, jadi di lean canvas itu adalah
sebuah proses literasi sampai menemukan product market fit yang
benar-benar jelas.Business plan terlalu banyak bicara, terlalu banyak
teori tapi kemudian gak tervalidasi. Dan kita tu belum sampai tahap
perencanaan yang sedemikian rupa kaya business plan, startup bulan
92
depan akan berubah model bisnisnya. Sedangkan business plan itu bisa
berbulan-bulan. Business swot kita pake, studi kelayakan juga
dilakukan.Bukan berarti menggunakan lean canvas tetapi tidak
menggunakan SWOT dan studi kelayakan.” (Wawancara dengan Taufic
Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2017,
pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Kota Malang)
cocok untuk startup yang masih baru. Lean canvas merupakan model bisnis
dengan tujuan dari startup yang menggunakan. Tim Talangin lainnya yaitu
“Kurang lebih sama ya sama taufik, jadi lean canvas itu lebih mudah
dan lebih cocok untuk startup yang sedang berkembang. Karna emang
di early stage sebenernya pada intinya ya kita butuh ini (lean canvas).
Dimana mana juga yang diajarin kalo ga BMC ya lean canvas pada
startup” (Wawancara dengan Ismail Rabbanii selaku Co-Founder &
Chief Product (CPO) Talangin dilakukan pada tanggal 31 Agustus
2017, pukul 13.20 WIB di Gazebo Perpustakaan Universitas Brawijaya
Kota Malang)
kurang cocok untuk startup yang masih dalam tahap awal dan berkembang.
Selain itu lean canvas juga lebih mudah untuk menetapkan produk,
Dalam menggunakan suatu model bisnis pada startup akan ada kendala
atau resiko yang harus dihadapi. Begitu juga dengan startup Talangin yang
dirasakan oleh Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief Executive (CEO)
“Sebenernya kendala gak ada sama sekali tapi kalo kendala dalam
bisnis secara keseluruhan pasti banyak. Dan perlu digaris bawahi kalo
kendala penggunaan itu sih tidak akan pernah menjadi masalah kecuali
si yang menggunakannya itu gak bisa atau gak tau apa apa. Udah itu aja
sih.” (Wawancara dengan Taufic Hidayat selaku CEO Talangin
94
dalam menggunakan lean canvas terhadap startup Talangin ialah tidak ada.
Namun kendala yang dirasakan oleh startup Talangin lebih kepada bisnis
model bisnis berarti startup yang menggunakan model bisnis tersebut kurang
“Kalo kita ngerasin, pake lean canvas, itu setelah kita masarin produk
di pasar, baru kita tau masalahnya apa ketika kita udah coba di pasar.
Kita tiap hari nyeles`aiin masalah masalah dan masalah, jadi gimana
cara kita nyelesain masalah. Kekurangan lean canvas adalah kita
kadang terlalu menggampangkan, yang diawal kita udah ngerasa bisa
karna kita ngeliat prosesnya yang kita tau lean canvas kan gampang.
Jadi intinya kalo pake lean canvas kita ngerasa ngegampangin aja.”
(Wawancara dengan Muhammad Daniel Savariella, S.Pn selaku Co-
Founder & Chief Finance (CFO) pada tanggal 1 September 2017, pukul
16.16 WIB via TeleponeSeluler)
“Sejauh ini sih aku liat tools bisnis model emang ngebantu, cuma kalo
yang aku liat dari sharing sama temen tuh kayak ada miss konsepsi
yang customer segment tuh dia anggepnya apa, customer relationship
tuh dia anggepnya apa, kalo menurut aku sih harusnya penggunaan
tools bisnis model itu harusnya ngebantu. Kalo misal gak ngebantu
mending gak usah pake. Lebih ke cara sih mungkin ya, kalo lean
canvas sih sejauh ini menurut aku gak ada kendala ya, malah
ngebantu.” (Wawancara dengan Ismail Rabbanii selaku Co-Founder &
Chief Product (CPO) Talangin dilakukan pada tanggal 31 Agustus
2017, pukul 13.20 WIB di Gazebo Perpustakaan Universitas Brawijaya
Kota Malang)
95
pada startupnya. Seharusnya model bisnis yang digunakan pada startup dapat
lebih baik tidak menggunakannya atau mempelajari model bisnis yang akan
dipakai dengan lebih baik. Namun pada startup pasti memiliki masalah atau
kendala yang dirasakan, adanya masalah tersebut startup harus mampu mencari
solusinya. Begitu juga dengan startup Talangin harus mampu mencari solusi
atas kendala atau masalah yang dirasakan Talangin, berikut solusi yang
(CEO) Talangin.
“Kita punya framework buat soving problem, tapi bukan kendala pada
lean canvasnya ya.. jadi bener bener tiap masalah yang kita hadapi kita
punya weekly meeting buat nyelesain masalah yang numpuk di minggu
itu udah harus selesai masalah itu. Jadi bener-bener pertama di define
masalahnya apa, baru kita segmenting problemnya, kayak oh, masalah
ini menyangkut sama hal ini, ketika itu udah di segmenin, baru
kemudian kita inisiate solution. Oke untuk satu masalah ini, masalah A
kita pake solusi A1,A2,A3,sampe A7 baru mana dari solusi ini mana
yang effornya paling kecil impactnya paling gede, kita scoring baru
kemudian kita pake. Kalo semua udah jadi kayak gitu, baru kemudian
kita pake action plan. Dari solusi ini misal, kita mau ngelakuin hal ini
seperti apa, bagaimana, sampai kapan, keberhasilannya seperti apa
dikatakan berhasil dan butuh apa aja. Jika butuh uang di alokasikan
segini butuh berapa, apakah itu worth atau tidak, baru kemudian itu di
scoring sampe dapet hasil. Jadi kita pake framework itu.” (Wawancara
dengan Taufic Hidayat selaku CEO Talangin dilakukan pada tanggal 30
Agustus 2017, pukul 14.00 WIB di Gazebo Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Kota Malang)
96
atau kendala yang dirasakan secara keseluruhan oleh startup Talangin ialah
adanya framework atas soving problem pada tim Talangin. Jika ada masalah
internal atau eksternal pada startup Talangin maka akan dilakukan diskusi
Talangin yaitu bertukar pikiran antar tim yang ada dan mengelompokkan
masalah dari yang paling kecil hingga yang paling besar dan permasalahan
Talangin
canvas sebagai model bisnis untuk strategi awal memasuki dunia bisnis
startup. Dapat dilihat dari hasil wawancara berikut terkait manfaat yang
bisnis.
“Kita bisa tau dengan mudah apakah product ini bisa diterima market
atau enggak gitu” (Wawancara dengan Taufic Hidayat selaku CEO
97
Manfaat lean canvas yang dirasakan oleh startup Talangin ialah dapat dengan
mudah mengetahui produk yang ditawarkan mampu diterima atau tidak oleh
market (pasar) dan kosumen. Manfaat lain dari lean canvas ialah proses bisnis
yang mudah dan sederhana. Dengan adanya manfaat tersebut, maka lean
mengetahui dengan mudah cara menemukan unique value yang ada pada
98
menjelaskan ciri khas dari suatu startup tersebut. Namun beda halnya yang
disampaikan oleh Taufic Hidayat selaku Co-Founder & Chief Executive (CEO)
C. Analisis Data
semangat lean (perampingan), startup lean (startup yang cepat, ringkas dan
pemasaran untuk kesuksesan kompetitif dan bisnis. Namun, lebih banyak ide
muncul dari model ini, di antaranya adalah lean canvas oleh Maurya (2012).
sebuah bisnis. Oleh karena itu sasarannya lebih spesifik dan menggabungkan
a. Masalah (Problem)
banyak usaha, sumber daya keuangan dan waktu untuk membangun produk
yang salah. Oleh karena itu penting untuk memahami masalahnya terlebih
dahulu (Maurya, 2012). Masalah merupakan hal pertama yang harus di analisa
oleh startup Talangin dalam menggunakan lean canvas sebagai model bisnis.
Talangin bermula dari permasalahan yang di alami oleh CEO (Co-Founder &
Taufic miliki rusak, ingin membeli baru tetapi harganya mahal dan tidak
tersebut. Sehingga Taufic memiliki ide untuk mendirikan startup bersama tim
dan startup tersebut diberi nama Talangin. Adanya permasalahan tersebut, blok
model bisnis efektif untuk tahap awal. Sehingga Talangin dapat melanjutkan
blok yang ada pada lean canvas untuk model bisnis agar dapat mencapai tujuan
startup.
b. Solusi (Solution)
solusi melalui adanya startup Talangin yang dapat membantu mahasiwa untuk
membeli suatu barang yang diinginkan tetapi tidak memiliki dana yang cukup.
masalah yang dialami Talangin dengan solusi adanya startup Talangin yang
orang lain (Maurya 2012). Proposisi nilai unik startup Talangin ialah,
terhadap Talangin tidak mengandung unsur riba atau bunga tiap bulannya.
Blok proposisi nilai unik yang dimiliki startup Talangin sudah sesuai dengan
yang ingin diberikan. Oleh karena itu penting bahwa matrik yang benar
diidentifikasi karena yang salah dapat menjadi masalah untuk startup (Maurya,
2012).
Blok ini digunakan untuk menentukan produk dan market (pasar) pada
Talangin. Matrik kunci juga sangat berpengaruh terhadap produk dan market
(pasar), jika matrik kunci pada startup bermasalah maka produk dan
1) Biaya Tetap
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda.
103
2) Biaya Variabel
untuk keperluan internal dan proses bisnis Talangin. Blok ini digunakan untuk
internal atau hal lainnya. Talangin merupakan startup yang masih dalam tahap
awal sehingga struktur biaya yang ada pada startup Talangin tidak begitu
banyak. Seperti contohnya, biaya yang dikeluarkan untuk proses bisnis, biaya
yang dikeluarkan untuk tiap divisi, dan lainnya. Namun struktur biaya yang
dimiliki startup Talangin belum sesuai dengan struktur biaya yang dijelaskan
pada lean canvas, karena Talangin belum memiliki biaya tetap dan biaya
pelanggan.
bisnis Talangin. Modal awal yang didapatkan oleh Talangin bersumber dari
dalam tahap awal Talangin belum memiliki arus pendapatan yang jelas, dapat
dilihat dari dana yang bersumber dari dana pribadi para Co-Founder. Sehingga
untuk blok arus pendapat startup Talangin belum memenuhi sesuai yang ada
Penerapan dari model bisnis yang digunakan startup Talangin yaitu lean
canvas sebagai strategi untuk memasuki dunia bisnis startup sudah tersusun
rapi. Seperti yang dijelaskan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
startup merupakan hal terpenting yang harus dimiliki. Adanya model bisnis
di dunia bisnis. Melalui model bisnis startup akan mudah melakukan inovasi
Model bisnis yang digunakan pada suatu startup merupakan hal umum
karena model bisnis yang baik dan tepat akan berdampak positif pada startup.
suatu model bisnis akan berdampak negatif pada startup tersebut. Begitu juga
yakni karena lean canvas cocok untuk startup yang masih baru.
dengan mudah di pahami dan di cocokan dengan tujuan dari startup yang
(BMC) sebagai model bisnis, karena BMC kurang cocok untuk startup yang
masih dalam tahap awal dan berkembang. Selain itu lean canvas juga lebih
konsumen. Selain itu dengan menggunakan lean canvas dapat lebih mudah
kendala internal atau eksternal, karena dengan adanya kendala startup dapat
106
lean canvas tidak mememiliki kendala. Namun kendala yang dirasakan oleh
merasakan kendala dalam menggunakan model bisnis itu berarti startup yang
proses bisnis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Namun pada startup
pasti memiliki masalah atau kendala yang dirasakan pada model bisnis atau
mampu mencari solusinya, Talangin memiliki solusi atas masalah atau kendala
problem pada tim Talangin. Jika ada masalah internal atau eksternal pada
Cara penyelesaian yang dilakukan oleh Talangin yaitu bertukar pikiran antar
tim yang ada dan mengelompokkan masalah dari yang paling kecil hingga
yang paling besar dan permasalahan tersebut akan dialokasikan sesuai dengan
skala permasalahannya.
keinginan. Ries (2011) mengibaratkan dengan video game The Sims, “The
rumah tangga. Dalam industri video game The Sims, standarnya adalah avatar
107
dijalan mereka, dan menempuh rute cerdas menuju tempat tujuan mereka.
pelanggan bisa mengeklik kemana mereka ingin avatar mereka pergi, dan
terletak pada lean canvasnya melainkan proses bisnis secara keseluruhan. MVP
produk dalam waktu yang singkat untuk mendesain dan mengembangkan atau
Talangin
Model bisnis yang digunakan pada suatu startup merupakan hal umum
yang harus diketahui. Dalam menggunakan model bisnis pada startup akan
memiliki manfaat yang dirasakan. Manfaat lean canvas yang dirasakan oleh
ditawarkan mampu diterima atau tidak oleh market (pasar) dan kosumen.
Manfaat lainnya yang juga di rasakan dari lean canvas yakni proses bisnis yang
108
mudah dan sederhana. Adanya manfaat tersebut, maka lean canvas memiliki
startup.
menemukan unique value yang ada pada startup tersebut. Unique value
startup lainnya, karena unique value menjelaskan ciri khas dari suatu startup
cara untuk menang dalam bersaing di dunia bisnis startup. Seperti yang
dari penggunaan bisnis model sebagai strategi yang cukup baik bagi
menempatkan bisnis model perusahaan pada saat ini. Sehingga dengan startup
Talangin yang menggunakan lean canvas sebagai model bisnis sudah benar
Mueller and Thoring (2012) Lean startup bisa diuntungkan dari penggunaan
dengan ide bisnis yang konkret, akan berguna untuk menggunakan metode
Menurut Maurya (2012) manfaat lean canvas dapat dilihat dari Unique
pelanggan untuk menggunakan produk. UVP yang baik yang mampu masuk ke
pelanggan dan berfokus pada manfaat yang diperoleh oleh pelanggan yang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
implementasi lean canvas pada startup dalam menghadapi persaingan (studi pada
1. Penerapan lean canvas pada startup Talangin sebagai model bisnis, dapat
yang masih dalam tahap awal, Talangin akan sulit dan kurang cocok
blok yang ada pada BMC tidak dapat dilakukan untuk startup tahap awal
berskala kecil. Salah satu contohnya blok key partner, jika Talangin
menggunakan Business Model Canvas (BMC) akan kesulitan dalam halnya key
partner karena harus meminta izin kerjasama dengan e-commerce yang ada di
Indonesia.
110
111
3. Dalam penerapan lean canvas pada startup Talangin tidak ada merasakan
yang dilakukan oleh Talangin atas kendala yang dirasakan ialah adanya
framework atas soving problem pada tim Talangin. Jika ada masalah internal
atau eksternal pada Talangin maka akan dilakukan diskusi bersama untuk
bertukar pikiran antar tim yang ada dan mengelompokkan masalah dari yang
paling kecil hingga yang paling besar dan permasalahan tersebut akan
4. Menggunakan lean canvas sebagai model bisnis pada startup Talangin, akan
penerapan lean canvas ialah dapat dengan mudah mengetahui produk yang
ditawarkan mampu diterima atau tidak oleh market (pasar) dan kosumen.
Manfaat lainnya yang juga di rasakan dari lean canvas yakni proses bisnis yang
mudah dan sederhana. Lean canvas berpengaruh pada startup Talangin dalam
dapat mengetahui dengan mudah cara menemukan unique value yang ada pada
startup tersebut.
Talangin dengan startup lainnya, karena unique value menjelaskan ciri khas
dari suatu startup tersebut. Unique value yang dimiliki Talangin ialah
112
memiliki barang atau produk yang diinginkan dengan cara talangin barang dari
B. SARAN
1. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap lean canvas kepada tim Talangin lainnya.
Pada saat wawancara hanya 1 (satu) narasumber yang mengerti lean canvas
secara keseluruhan. Seharusnya tim yang ada pada Talangin juga harus
menguasai model bisnis yang digunakan yaitu lean canvas. Model bisnis
Tunggal (UKT). Tidak semua mahasiswa yang mampu dengan mudah untuk
Brawijaya, masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui apa itu Talangin.
Talangin.
113
Universitas Brawijaya saja tetapi se-Indonesia. Akan tetapi dalam waktu dekat
Kota Malang.
5. Bagi pegiat startup yang ada di Universitas Brawijaya, Kota Malang dan
Seluruh Indonesia harus mampu memahami model bisnis yang digunakan dan
memiliki startegi yang baik agar startupnya mampu terus berkembang dan
melakukan inovasi.
startup yang masih tahap awal dan berkembang. Melalui startup akan
tenagakerja sendiri.
bisnis dan model bisnis yang digunakan.Pengaruh lean canvas terhadap startup
dan kendala yang dirasakan startup pada lean canvas agar pembaca mendapat
gambaran mengenai proses bisnis startup dan model bisnis lean canvaspada
startup.
DAFTAR PUSTAKA
114
115
Internet :
Canvanizer.com. 2012. Creat a New Lean Canvas. Diakses pada 2 April 2017 dari
https://canvanizer.com/new/lean-canvas
Ash Maurya. 2012. Why Lean Canvas VS Business Model Canvas?. Diakses pada
7 April 2017 dari https://blog.leanstack.com/why-lean-canvas-vs-business-
model-canvas-af62c0f250f0
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2014. Pengguna
Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. Diakses pada 27 Juli 2017 dari
https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-
nomor-enam-dunia/0/sorotan_media
IT-Jurnal.com. 2016. Pengertian Startup. Diakses pada 10 Agustus 2017 dari
https://www.it-jurnal.com/pengertian-startup/
Info Peluang Usaha. 2017. Pengertian Startup dan Contoh Bisnisnya Di
Indonesia. Diakses pada 10 Agustus 2017 dari
116
https://infopeluangusaha.org/pengertian-startup-dan-contoh-bisnisnya-di-
indonesia/
Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia. 2013. Undang-Undang No. 8 Tahun
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Diakses pada 4
September 2017 dari https://www.komisiinformasi.go.id/regulasi/view/uu-
nomor-20-tahun-2008
Innovation Throung Design. 2012. Design Thinking VS. Lean Startup: a
Comparison of Two User-Driven Innovation Strategies. Diakses pada 12
Desember 2017 dari
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40692530/Leading_In
novation_through_Design_Procee20151208-21966-
ccwlds.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires
=1513207897&Signature=WOfoeLPgfwWO209ep30HXxUEc8M%3D&r
esponse-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DLeading_Innovation_through_De
sign_Procee.pdf#page=181