MAKALAH
Psikodiagnostik
Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Ucapanterimakasih kami haturkan pula kepada Bu Nur Eva, S.Pd, M.Pd yang
telahmemberikanbimbingannyasehinggamakalahinibisaterselesaikan.Dan jugataklupakepadateman-
temananggotakelompok yang telahbanyakberkontribusidalamterselesaikannyamakalahini.
Dalampenyusunantugasmakalahinimasihterdapatbanyakkekurangannya.Untukitu, kritikdan
saran yang membangun agar makalahinidapatlebihbaiklagikedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 LatarBelakang........................................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah................................................................................................... 1
1.3 TujuanPenulisan..................................................................................................... 1
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi
wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif
diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran
manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik
proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global
approach).
Ada beberapa alasan mengapa kepribadian testi tidak diungkap atau ditanyakan
secara langsung kepada testi, seperti pada personality inventories:
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
Pengertian Proyeksi
Tes ini berawal dari lingkungan klinis dan tetap merupakan alat yang penting
bagi ahli klinis. Sejumlah metode berkembang dari prosedur terapeutis yang
digunakan pada pasien psikiatris. Dalam kerangka teoritis, kebanyakan teknik
proyektif mencerminkan pengaruh konsep psikoanalitik yang tradisional dan modern.
Ada berbagai upaya yang terpisah yang meletakkan dasar bagi teknik proyektif
dalam teori stimulus respon dan dalam teori perceptual tentang kepribadian. Asumsi
dasarnya adalah apabila subjek atau individu dihadapkan pada hal-hal yang
ambiguitas maka subjek akan memproyeksikan personalitinya melalui jawaban-
jawaban terhadap stimulus itu. Syarat-syarat untuk proyeksi antara lain
diperlukan screen dan layar. Screen adalah sebuah alat tes untuk memproyeksikan
gambar dan stimulus
Tes proyeksi adalah pengungkapan aspek psiklogis manusia dengan menggunakan alat
proyeksi. Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama aspek-aspek
ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau tidak berstruktur yang
sifatnya ambigious agar dapat memancing berbagai alternatif jawaban tanpa dibatasi oleh
apapun.
Pelopor tes proyeksi adalah Freud (1984) dengan teori psikodinamikanya, dan kemudian
dikembangkan oleh Herman Rorschach (1921) dengan tes Rorschach dan Murray (1935)
dengan tes TAT (Thematic Apperception Test) untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian
manusia.
Tes proyeksi memberikan stimuli yang artinya tidak segera jelas; yaitu beberapa hal yang berarti
dia mendorong pasien untuk memproyeksikan kebutuhannya sendiri kedalam situasi tes. Tes
proyeksi kemungkinan tidak mempunyai jawaban benar atau salah, orang yang diuji harus
memberikan arti terhadap stimulus sesuai dengan kebutuhan dalamnya, kemampuan dan
pertahanannya.
Oleh karena tes proyektif menuntut kesimpulan yang luas atau kualitatif (tend to subjective).
Kecenderungan untuk subjektif ini dapat diatasi dengan pengetahuan, pengalaman yang besar
terhadap tes. Validitas dan reliabilitas tes rendah, karena dalam memberikan kesimpulan sangat
luas.
Pada tahun 1896 dalam tulisan “On The Defense Neuropsychosis” Freud
menyampaikan elaborasi lebih jauh mengenai konsep proyeksi. Secara eksplisit
Freud mengatakan bahwa proyeksi merupakan proses pelampiasan keluar
dorongan-dorongan, perasaan-perasaan dan sentimen-sentimen yang ada pada diri
individu ke orang lain atau dunia luar sebagai proses yang sifatnya defensif dan
individu tidak menyadari fenomena yang terjadi pada dirinya.
Konsep proyeksi Freud ini serupa dengan konsep kompensasi dari Alder (prissip
inferioritas dan kompensasi). Sejak lahir manusia memiliki kelemahan, namun
manusia tidak putus asa dengan cara melakukan kompensasi untuk menutupi
kelemahan-kelemahannya. Bentuk kompensasi Alder ini sama dengan proyeksi.
Pada dasarnya memang tidak banyak ahli yang memberikan pengertian atau
definisi mengenai proyeksi. Oleh karena itu pengertiannya pun menjadi terbatas.
Freud sebagai ahli pertama yang memberikan pengertian konsep proyeksi lebih
memfokuskan dibidang klinis karena sesuai dengan asal usulnya freud memang
banyak menemukan gejala perilaku proyeksi dari kasus-kasus klinis yaitu psikosa
dan neurosa. Pada akhirnya konsep proyeksi menjadi paling banyak dipakai
dibidang klinis.
TEORI
Menurut Murray, dalam tes proyeksi bila subyek dihadapkan pada materi/
stimulus yang sifatnya ambigouos, kemudian subyek diminta untuk memeberi
respon terhadap stimulus tersebut, subyek akan memberi respon dengan cara
memproyeksikan dorongan – dorongan yang ada pada dirinya dalam perbuatan
yang biasanya melalui koreksi / kerjasama dengan tuntutan – tuntutan yang bersifat
eksternal. Dan menurut Murray reaksi individu terhadap stimulus ambigouos
tersebut merupakan kerjasama / interaksi antara need dan press yang disebut thema
PERNYATAAN FREUD
1. Associative Techniques
Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, image, atau ide-ide yang pertama kali
muncul. Ex : Rorschach Inkblots, Word Association
2. Construction Procedures
Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita). Dan dari cerita itulah
keadaan psikologis klien diungkap. Ex : TAT, MAPS (Make a picture story)
3. Completion Tasks
Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada disedikana sebelumnya. Ex : SSCT,
Rosenzweig Picture-Frustation Study
5. Expressive Methods
Gambar, cara / metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi. Ex : BAUM, HTP,
DAP
Psikoanalisis
Dalam teori ini inti dari kepribadian adalah ego. Menurut sigmun freud, ego harus
menghadapi konflik antara id (naluri agresif yang selalu minta disalurkan), dan
superego (larangan/ norma yang menghambat naluri itu). Menurut .C.G Jung ego
harus mengelola dorongan-dorongan yang datang dari ketidaksadaran kolektif
(naluri yang di peroleh dari pengalaman masa lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang
berisi pengalaman pribadi.
Berdasarkan aspek mental dan psikologis yang di ungkap, secara garis besar, tes
psikologi dibagi menjaadi dua jenis yaitu, integensi dan kepribadian, dalam tes
kepribadian, di kenal dua jenis tes yaitu, tes proyeksi dan tes non proyeksi.
a. Tes Proyeksi
Tes proyeksi adalah tes yang disusun atas dasar penggunaan mekanisme proyeksi.
Penugasan terhadap perilaku tes (testee) adalah proyeksi yang bersifat tak
berstruktur yang memungkinkan aneka ragam jawaban sehingga kehidupan awal
seseorang bias bergerak sebebas mungkin
Yang melatarbelakngi teknik ini adalah teori psikoanalisis freud. Pendekatan
psikoanalisis yakin bahwa hal yang terpenting dalam aspek kepribadian adalah hal
justru hal yang tidak disadarai dan sulit di buka melalui self report.
1. Stimulus tidak berstruktur --- Stimulus yang diberikan (tes) tidak terstruktur
seperti tes intelegensi.
2. Proses proyeksi --- pengungkapan keadaan psikologi klien dengan
memproyeksikannya dalam bentuk reaksi terhadap tes yang disajikan.
3. Administrasi longgar --- Administrasi tes proyeksi biasanya tidak ada aturan
baku, tergantung dengan kebutuhan klien dengan catatan tidak mempengaruhi hasil
tes.
4. Testee oriented --- tes ini berorientasi pada testee
5. Unsur subjektifitas dalam interpretasi --- Dalam menginterpretasikan tes ini,
unsure subjektivitas psikolog sangat berpengaruh.
6. Menyentuh bawah sadar --- tes proyeksi membantu mengungkapkan
keadaan bawah sadar manusia.
Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi bawah sadar manusia
yang selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan
dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat bantu tes-tes proyeksi.
Sebagai sebuh tes, tes proyeksi mempunyai kelebihan dan kekurangan jika
dibandingkan dengan tes-tes psikologi yang lain.
tes non proyeksi adalah tes kepribadian yang disusun dengan tidak
mempertimbangkan adanya proyeksi
Tes EPPS Tes EPPS diciptakan oleh Allen L. Edwards pada tahun 1953. Tes
Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang
mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan dan motivasi umum. Dalam tes
EPPS ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun hanya
merupakan tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan
pribadi. Dalam dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter
masing-masing karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat
menempatkannya pada bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya
dapat dioptimalkan
Pada dasarnya tes ini di kelompokkan menjadi tiga aspek yaitu, sikap kerja,
aspek sosial, aspek emosi.
Merupakan serangkaian tes yang terdiri dari kira-kira 550 pertanyaan tentang
Sikap
Reaksi emosional
Pengalaman masa lalu
Benar
Salah
Tidak dapat mengaatkan
Pada prinsipnya, jawaban nilai menurut kesesuaian jawaban yang di berikan oleh
orang-orang yang memiliki berbagai masalah psikology.
7. 16 PF
Faking
Norma
Reliabilitas
Validitas
Kekurangan
Klasifikasi Tes
1. Menurut L. K. Frank
2 Menurut Lindzey
2. Teknik Konstruksi
Subjek diminta untuk menyusun materi yang belum terbentuk menjadi suatu
cerita/gambar. Fokusnya adalah pada hasil subjek.
Contoh: TAT, CAT, sub tes mengatur gambar (dalam WAIS)
3. Teknik melengkapisubjek di beri materi yang belum lengkap kemudian di minta
untuk melengkapi
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi proyeksi merupakan dasar dari berbagai macam bentuk proteksi termasuk
tes-tes proyektif yang bersifat verbal maupun non verbal.
Pada dasarnya memang tidak banyak ahli yang memberikan pengertian atau
definisi mengenai proyeksi. Oleh karena itu pengertiannya pun menjadi terbatas.
Freud sebagai ahli pertama yang memberikan pengertian konsep proyeksi lebih
memfokuskan dibidang klinis karena sesuai dengan asal usulnya freud memang
banyak menemukan gejala perilaku proyeksi dari kasus-kasus klinis yaitu psikosa
dan neurosa. Pada akhirnya konsep proyeksi menjadi paling banyak dipakai
dibidang klinis.
Macam-macam tes proyeksi dapat diklasifikasikan adalah Associative
Techniques, Construction Procedures, Completion Tasks, Choice Or Ordering
Devices , Expressive Methods.
Daftar Pustaka
Kamiyati,diah & suryaningrum,cahyaning. Pengantar psikologi proyektif .
Bandung : UMM Press