love
Submission (patuh)
optimism acceptance
Joy (riang)
anticipation fear
aggressiveness Awe
surprise (segan)
Anger
Disgust Sadness
(benci, muak) (sedih)
Contempt (jijik) Disappointment
Remorse (kecewa)
(sesal)
Klasifikasi Emosi
Pendekatan Dua Dimensi
Pendekatan ini berpandangan bahwa terdapat dua dimensi besar
pengalaman negatif (afek negatif dan positif)
o afek negatif merujuk pada emosi-emosi negatif seperti
kecemasan, marah, rasa bersalah dan kesedihan
o Afek positif merujuk pada emosi positif seperti gembira,
bahagia, cinta dan rasa tertarik
• Penelitian menunjukkan bahwa emosi cenderung muncul
bersamaan berdasarkan kekuatannya, sehingga bila seseorang
sedih, maka ia juga merasa marah dan kawatir, bila seseorang
bahagia ia juga merasa percaya diri, ceria dan sabar
• Emosi negatif ,membawa manfaat langsung dan segera dalam
adaptasi terhadap situai yang mengancam keberlangsungan hidup
Klasifikasi Emosi
Model meluas dan membangun
o Tokohnya Fredricson (1998) ia berpendapat bahwa fungsi
dari emosi positif terletak pada efeknya terhadap
perhatian kita dan kemampuan kita untuk membangun
sumber daya, model ini dimulai pengaruh dari emosi
positif pada pemrosesan kognitif
o Emosi positif berperan sebagai penanda kesejahteraan.
Ketika hidup orang-orang ditandai suka cita, bahagia,
cinta dan rasa tertarik maka kemungkinan hal ini akan
lebih berkuasa daripada emosi negatif seperti kemarahan,
putus asa
o Emosi positif juga meningkatkan upaya mengatasi stress
Klasifikasi Emosi
Sebuah emosi negatif : marah merupakan emosi yang
kuat. Rasa marah memiliki dampak yang kuat tidak
hanya pada hubungan sosial tetapi juga pada orang yang
mengalaminya.
Contoh kemarahan dilakukan berulang-ulang pada
orang lain, siksaan verbal dan fisik pada anak
Katarsis : pelepasan rasa marah atau energi agresif
secara langsung atau dengan terlibat pada kemarahan
atau agresi orang yang sudah dirasakan sendiri .
Hipotesis katarsis menyatakan bahwa dengan bertindak
marah atau menyaksikan orang lain marah akan
mengurangi kemarahan berikutnya
Klasifikasi Emosi
Teori Sosial Kognitif
o Teori ini menyatakan bahwa dengan bertindak
marah, seseorang sering-sering kali mendapatkan
penguatan rasa marah tersebut dan dengan
menyaksikan orang lain marah, orang belajar untuk
menjadi marah
o bagaimana kita dapat mengendalikan rasa marah
hingga tidak menjadi distruktif?
o Mark Twain (1989)pernah berpendapat “ ketika
marah hitung hingga empat; ketika sangat marah
maka keluarkanlah caci maki”
Klasifikasi Emosi
Teori Sosial Kognitif
Carol Tavris (1989) seorang peneliti tentang emosi membuat rekomendasi
sebagai berikut :
1. Ketika rasa marah mulai memuncak dan badan anda terangsang, usahakan
untuk menurunkan rangsangan dengan menunggu.Rangsangan emosional
biasa akan berkurang bila anda menunggu cukup lama
2. Atasi rasa marah dengan cara-cara melibatkan kemarahan kronis untuk
setiap gangguan kecil atau berada dalam keadaan pasif yang hanya
memperkuat latihan untuk alasan anda menjadi marah.
3. Bentuk kelompok-kelompok bantu diri dengan orang-orang yang pernah
mengalami pengalaman serupa dengan rasa marah. Orang lain
kemungkinan mengetahui apa yang anda rasakan dan bersama-sama anda
dapat menghasilkan solusi yang baik untuk permasalahan dengan rasa
marah ini.
Klasifikasi Emosi
Teori Sosial Kognitif
Carol Tavris (1989) seorang peneliti tentang emosi membuat
rekomendasi sebagai berikut :
4. Ambil tindakan untuk membantu orang lain. Strategi ini dapat
menempatkan penderitaan. Anda sebagai pertimbangan , seperti
ditunjukkan oleh tindakan oleh para wanita yang mengorganisasikan
Mother Against Drunk atau sejumlah orang yang berupaya mengubah
kondisi orang lain agar tidak mengalami penderitaan mereka.
5. Carilah cara untuk memencah atau keluar dari sudut pandang Anda
sehari-hari. Beberapa orang yang telah melatihkan “cerita” mereka
selama bertahun-tahun, mengulangi alasan marah lagi dan lagi.
Menceritakan kisah orang lain akan membawa pandangan yang
mungkin membantu orang untuk menemukan rasa simpatik
Klasifikasi Emosi
Emosi positif : sebuah emosi positif yang belum lama ini menarik
banyak ketertarikan adalah rasa syukur (Bertlett dan DeStefano 2006;
Miley & Spinella (2006); Tangney, Stuewig & Mashek, 2007)
merupakan sebuah emosi positif yang kompleks rasa syukur dari
pengalaman memiliki sesuatu yang baik dalam hidup anda yang anda
sadari tidak diperoleh dengan sulit atau layak anda miliki
Rasa syukur dapat didefinisikan sebagai kesadaran kita bahwa orang
lain bertanggung jawab atas hal baik itu.
Robert Solomon menyatakan bahwa rasa syukur tidak hanya “jawaban
terbaik untuk tragedi-tragedi kehidupan. Rasa syukur juga merupakan
pendekatan terbaik untuk kehidupan sendiri.
Robert Emmons dan Michael McCullough (2004) melakukan penelitian
yang menunjukkan cara-cara bersyukur dapat mengarah pada
kebahagiaan dan kesejahteraan diri yang meningkat.
Emosi Positif, Kesehatan dan Coping
Psikolog positif telah melahirkan sejumlah penelitian
tentang peran emosi positif dalam mengurangi sakit serta
meningkatkan kesehatan (Cloninger, 2006; Maskowits,
Folkman dan Acre, 2003; Vaughn dan Roesch, 2003).
Walau penelitian terkait dampak keadaan negatif lebih
banyak , keadaan emosi positif diduga memiliki hubungan
dengan pola fungsi dalam sistem kardiovaskuler maupun
sistem kekebalan tubuh (Barak, 2006).
Menjadi orang yang memiliki afeksi positif juga
dihubungkan dengan peningkatan usia harapan hidup
(Pressman dan Cohen, 2005)
Emosi Positif, Kesehatan dan Coping
Emosi positif telah dikaitkan dengan pelepasan
sekresi imunoglobulin A (S-IgA). Sebuah antibodi
yang dipercaya untuk menjadi lini pertahanan terdepan
terhadap penyakit flue yang biasa ditemukan (Barak,
2006)
Dalam satu penelitian tingkat S-IgA meningkat
ketika mahasiswa wanita yang sehat menontot
sebuah video yang lucu dan bahagia, tetapi menuruh
ketika wanita tersebut menontot video menyedihkan .
Maka tingkat S-IgA berhubungan positif dengan
penggunaan humor sebagai strategi mengatasi stress
Keterkaitan emosi positif dengan
ketangguhan
Ketangguhan adalah karakteristik yang diasosiasikan
dengan kemampuan untuk maju pada masa-masa
sulit. Ketangguhan merujuk pada kemampuan untuk
bangkit kembali dari pengalaman negatif untuk
menjadi fleksibel dan menyesuaikan diri ketika situasi
tidak berjalan dengan baik.
Penelitian Lisa (2004) menemukan bahwa kemampuan
superior untuk mengatasi stress pada individu yang
tangguh datang dari kemampuan mereka untuk
menggunakan emposi-emosi positif untuk bangkit
kembali dari pengalaman negatif
Tugas 5
1. Kognisi mempengaruhi emosi, atau emosi
mempngaruhi kognisi ? Jelaskan pendapat anda dan
berikan contoh.
2. Jelaskan bagaimana hubungan emosi dan perilaku.
Setidaknya penjelasan anda menyangkut dua hal.
3. Menurut anda cinta dahulu lalu menikah, atau menikah
dahulu lalu cinta. Jelaskan dengan menggunakan teori
hubungan antara emosi dan perilaku.
4. Jelaskan bagaiman emosi positif dapat membuat orang
terkena virus covid-19 menjadi sembuh ? Penjelasan
anda harus menyangkut dua hal.