Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan I

EFI SUPARTI, M.PSI., PSIKOLOG


Emosi berasal dari Dalam Bahasa
Bahasa Inggris , Prancis disebut
“emouvois” -Chaplin mengatakan
yaitu “emotion”
emosi adalah suatu
keadaan yang terangsang
dari organisme yang
Grasha & Kirchenbaum mencakup perubahan-
Goldenson (1970) (1980) Pola-pola respons perubahan yang disadari ,
perasaan yang relatif terhadap stimulus yang sifatnya mendalam
menetap dalam diri internal dan eksternal. dari perubahan perilaku
seseorang. Perasaan Pola-pola respons tersebut. Suatu gejolak
tersebut biasanya tersebut akan dalam jiwa yang biasanya
mengarahkan perilaku mempengaruhi perilaku, diluapkan atau di
seseorang dan fisiologis,kognitif dan aplikasikan dalam bentuk
perubahan perubahan proses-proses gerakan perbuatan yang tidak
fisiologik. tubuh. terkendali
• Bahagia
Emosi • Senang
Positif • Gembira
• Cinta

• Takut
Emosi • Marah
Negatif • Sedih
• Cemas
Menurut Syamsu Yusuf (dalam Donsu 2013),
emosi individu dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian yaitu;
a. Emosi Sensoris
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan
oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh,
seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah,
kenyang, dan lapar.
a. Emosi Psikis
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai
alasan-alasan kejiwaan, seperti : perasaan
intelektual yang berhubungan dengan ruang
lingkup kebenaran perasaan sosial, yaitu
perasaan yang berhubungan dengan orang lain,
baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok.
Senang Sedih Takut Marah
Gembira Pilu Cemas Jengkel
Bahagia Duka Cemburu Jijik
Cinta Lara Ngeri Dendam
Suka Kecewa Malu Dongkol
Riang Hampa Ragu-ragu Geram
Gembira Merana Khawatir Kesal
Sayang Putus Asa Merinding Sebal
Takjub Galau Gelisah Benci
Kagum Frustasi Muak
Damai Rindu
1. Teori James-Lange
Adanya anggapan bahwa emosi berkaitan erat
dengan faktor fisiologik. Seseorang mengalami suatu
peristiwa, atau ada stimulus tertentu maka tubuh orang
akan bereaksi dan orang tersebut akan membuat
interpretasi terhadap perubahan tubuh yang merupakan
suatu emosi yang spesifik.

Persepsi Terhadap
Respon Tubuh Emosi
Stimulus
(Jantung Berdebar) (Takut)
(Melihat Buaya)
2. Teori Cannon-Bard
Selama persepsi terhadap stimulus yang menghasilkan
emosi (misal melihat ular lepas), thalamus mengirim pesan
secara bersamaan ke seluruh tubuh dan ke korteks. Pesan ke
korteks menghasilkan pengalaman emosi yaitu rasa takut,
sedangkan pesan ke thalamus mengakibatkan perubahan tubuh
seperti denyut jantung, tekanan darah dan mulut terbuka.
Respons Tubuh
(Jantung Berdebar)

Persepsi Terhadap Stimulasi


(Melihat Ular)

Emosi (Takut)
3. The Facial Feedback Hypothesis
Perubahan dalam ekspresi wajah akan
memberikan informasi tentang emosi yang dirasakan.

Persepsi Terhadap
Perubahan Ekspresi Emosi
Stimulus (Melihat
Wajah (Mata Melebar) (Takut)
Ular)
4. Teori Schacter-Singer (Teori Label Kognitif)
Baik reaksi fisik maupun kognisi keduanya
menentukan terjadinya pengalaman emosional. Apabila
salah satu dari kedua aspek tersebut tidak ada maka tidak
akan menimbulkan emosi. Label yang digunakan untuk
membuat atribut suatu emosi tergantung pada penilaian
kognitif terhadap situasi yang ada.
Contoh : Jika seseorang senyum pada upacara pernikahan,
senyum diinterpretasikan emosi yang muncul pada orang
itu adalah bahagia. Sebaliknya, jika orang tersebut
menangis pada upacara penguburan, maka label emosi
yang muncul adalah sedih .
Otak
Persepsi
Respons Membuat
Terhadap
Tubuh Label Emosi
Stimulus
(Jantung Terhadap (Takut)
(Melihat
Berdebar) Respon
Ular)
Tubuh
Ketika seseorang emosi, akan terjadi
beberapa komponen. Menurut Atkinson R.L.
(Donsu 2013), ada empat komponen seseorang
saat emosi
a. Respons Internal
Ketika seseorang mengalami emosi negatif,
misalnya dalam kondisi marah, orang
tersebut secara tidak sadar akan menaikan
nada/intonasi suara saat berbicara. Hal ini
terjadi karena reaksi tubuh internal.
b. Pengaruh Kognitif
Pengaruh kognitif turut andil dalam mengelola
emosi. Ketika kita berfikir positif, maka perilaku
yang keluar didorong oleh emosi positif berupa
otimisme. Sebaliknya, ketika berfikir negatif,
maka perilaku yang keluar akan didorong oleh
pikiran negatif yang hanya akan menjatuhkan
semangat, menguji mental, dan mengeluarkan
energi lebih besar.
c. Mikro Ekspresi
Perubahan wajah yang dipengaruhi olehg
dorongan emosi dari dalam dirinya. Misalnya
mengerutkan dahi, senyum sinis, sebagai bentuk
ketidaksetujuan dan masih banyak lagi.
d. Reaksi Emosional
Salah satu bentuk reaksi emosional barangkali
pernah anda rasakan. Misalnya, anda menerima
pengumuman bahwa anda diterima sebagai
mahasiswa keperawatan. Karena terlalu senangnya,
Anda meneteskan air mata. Contoh lain dari reaksi
emosional yang berlebihan adalah rasa marah.
Marah yang berlebihan dapat menimbulkan agresi
dan pemberontakan. Emosi memiliki kekuatan yang
besar, karena emosi mampu mempengaruhi fisologis
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai