Anda di halaman 1dari 11

Pendekatan Konstruktivitas Sosial

Pembelajaran
Kelompok 2 :

1. Anisah Nurul Fadiyah : 17101157510007


2. Gebby Gabriella : 17101157510015
3. M. Fadli : 17101157510023
4. Nurlela : 17101157510028
5. Slamet Maiwardi : 17101157510039
6. Thamri : 17101157510041
7. Odelia Yumna Zhafrany Zade : 17101157510029
8. Naufal Marzuqi Harma : 19101157510025
Pengertian Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pembelajaran

Konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran
(Hanifah & Suhana, 2009 : 62).

Menurut Trianto (2009 : 28) teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Brooks and Brooks dalam Hanifah & Suhana (2009 : 62) Konstruktivisme adalah suatu
pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan konsep yang lahir dari pandangan dan gambaran
serta inisiatif siswa. Selain itu menurut Piaget dalam Susanto (2014 : 133) bahwa pengetahuan itu akan bermakna bila
dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa bukan hasil pemberitahuan orang lain, termasuk guru. Dengan demikian tugas guru
adalah memotivasi siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi tersebut.
Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran dilakukan, melalui proses eksplorasi personal, diskusi dan penelitian
reflektif.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpilkan bahwa pendekatan Konstruktivisme
adalah suatu pola pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat di dalam proses pembelajaran agar dapat
mengembangkan dan membangun pengetahuan yang dimilikinya.
Tujuan Pendekatan Konstruktivitas Sosial Pembelajaran

Hanifah & Suhana (2009 : 62) mengemukakan bahwa pendekatan


Konstruktivisme disajikan supaya lebih merangsang dan memberi
peluang kepada siswa untuk belajar, berfikir inovatif dan
mengembangkan potensinya secara optimal. Satu prinsip yang paling
penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus
membangun sendiri pengetahuan yang ada dibenaknya (Susanto,
2014 : 134).

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan


dari pendekatan Konstruktivisme adalah agar siswa mampu
meningkatkan pengetahuan mereka untuk membangun sekaligus
menemukan hal-hal baru dan membuat pembelajaran yang lebih
terpusat kepada siswa (Student Centered) dalam proses pembelajaran
agar lebih mengesankan dan mudah untuk diingat dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Ciri-Ciri Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pengajaran
Yuleilawati (2004 : 54) mengemukakan ciri-ciri pengajaran konstruktivitas menurut
beberapa literatur yaitu sebagai berikut :

01 02
Pengetahuan dibangun Belajar adalah merupakan
berdasarkan pengalaman atau penafsiran personal tentang
pengetahuan yang telah ada dunia.
sebelumnya.

03 04 05
Belajar merupakan proses yang Pengetahuan tumbuh karena Belajar harus disituasikan
aktif dimana makna adanya perundingan dalam latar (setting) yang
dikembangkan berdasarkan (negosiasi) makna melalui realistik, penilaian harus
pengalaman. berbagai informasi atau terintegrasi dengan tugas dan
menyepakati suatu pandangan bukan merupakan kegiatan
dalam berinteraksi atau bekerja yang terpisah.
sama dengan orang lain.
Langkah-Langkah Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pengajaran
Pendekatan konstruktivitas sosial pengajaran menurut Suprijono terdapat 5 langkah-langkah karena lebih terperinci dan
sistematis dalam prosesnya, antara lain :

01 02 03
Orientasi Elicitasi Rekonstruksi Ide
Memberikan kesempatan Pada tahap ini guru membantu Siswa melakukan klasifikasi
kepada siswa untuk siswa untuk mengembangkan ide dengan cara
memperhatikan dan ide-idenya. mengonstraskan ide-idenya
mengembangkan motivasi ide dengan ide orang lain atau
terhadap topik materi teman melalui diskusi.
pembelajaran.
04 05
Aplikasi Ide Review
Siswa mengkomunikasikan Merevisi gagasan siswa dengan
hasil penyelidikan dan menambah suatu keterangan
temuannya, tahap ini guru atau dengan cara mengubahnya
menjadi fasilitator dalam menjadi lebih lengkap.
menampung penda[at siswa.
Proses Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pembelajaran

01 02 03
Asesmen kemampuan dan taraf Jabarkan tugas pemecahan masalah ke dalam Sajikan tugas belajar secara berjenjang
erkembangan setiap siswa untuk menentukan tahap-tahap yang rinci sehingga dapat sesuatu taraf perkembangan siswa. Ini dapat
Zone of Proximal Development (ZPD). membantu siswa melihat zona yang akan di- dilakukan dengan berbagai cara seperti
scaffold. melalui penjelasan, peringatan, dorongan
(motivasi), penguraian masalah ke dalam
langkah pemecahan dan pemberian contoh
(modeling).

04 05
Dorong siswa untuk menyelesaikan tugas Berikan dukungan dalam bentuk pemberian
belajar secara mandiri. isyarat, kata kunci, tanda mata (reminders),
dorongan, contoh atau hal lain yang dapat
memancing siswa bergerak ke arah kemandirian
belajar dan pengarahan diri.
Kelebihan Pendekatan Konstruktivitas Sosial Pembelajaran
Kelebihan konstruktivisme adalah siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan gagasan dan membuat keputusan. Siswa
dapat lebih paham karena terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru dan mereka dapat mengaplikasikannya dalam semua
situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama terhadap semua konsep yang dipelajarinya. Di
samping itu, kemahiran sosial diperoleh ketika berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru, sehingga :

Mengembangkan kemampuan siswa untuk Menekankan pada proses


mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri belajar bagaimana belajar
pertanyaannya. itu.
02 04

Memunculkan01 kesadaran Membantu siswa untuk


03 mengembangkan
bahwa belajar adalah tanggung pengertian dan pemahaman konsep secara
jawab siswa sendiri. lengkap, mengembangkan kemampuan
siswa untuk menjadi pemikir yang
mandiri.
Kekurangan Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pembelajaran

Kekurangan atau kelemahan dari konstruktivisme dapat kita


lihat dalam proses belajarnya yaitu peran guru sebagai
pendidik menjadi lebih pasif (hanya sebagai fasilitator) dan
dapat timbul persepsi yang berbeda antara siswa satu dengan
yang lainnya.
Contohnya adalah pada penerapan pembelajaran saat ini yaitu K13. Siswa lebih
banyak berinteraksi atau berdiskusi dan disini siswasebagai pusat di dalam proses
pembelajaran agar dapat mengembangkan dan membangun pengetahuan yang
dimilikinya. Dengan cara ini dapat membuat siswa menjadi memahami apa yang telah
dipelajarinya secara langsung. Sedangkan metode KTSP, siswa hanya mendengarkan
guru seperti metode ceramah. Hal ini menurut kami tidak begitu membuat siswa
mengerti karena hanya mendengarkan.

Contohnya bisa kita lihat pada anak IPS. Dengan menggunakan metode K13, anak IPS
bisa secara langsung mendiskusikan hal yang sedang ia pelajari dengan guru dan
teman-temannya. Dengan hal ini dapat membuat mereka menjadi lebih aktif. Begitu
juga untuk anak IPA, mereka lebih banyak praktek sehingga dengan metode K13 ini,
dapat memudahkan para siswa.

—Contoh Pendekatan Konstruktivitas Sosial Pembelajaran


Daftar Pustaka

http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/pendekatan-pembelajaran-konstruktivisme.html

http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-ciri-ciri-dan-definisi.html?m=1

http://rudy-unesa.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-konstruktivisme.html?m=1
THANKS!!!

Anda mungkin juga menyukai