Pembelajaran
Kelompok 2 :
Konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran
(Hanifah & Suhana, 2009 : 62).
Menurut Trianto (2009 : 28) teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Brooks and Brooks dalam Hanifah & Suhana (2009 : 62) Konstruktivisme adalah suatu
pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan konsep yang lahir dari pandangan dan gambaran
serta inisiatif siswa. Selain itu menurut Piaget dalam Susanto (2014 : 133) bahwa pengetahuan itu akan bermakna bila
dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa bukan hasil pemberitahuan orang lain, termasuk guru. Dengan demikian tugas guru
adalah memotivasi siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi tersebut.
Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran dilakukan, melalui proses eksplorasi personal, diskusi dan penelitian
reflektif.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpilkan bahwa pendekatan Konstruktivisme
adalah suatu pola pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat di dalam proses pembelajaran agar dapat
mengembangkan dan membangun pengetahuan yang dimilikinya.
Tujuan Pendekatan Konstruktivitas Sosial Pembelajaran
01 02
Pengetahuan dibangun Belajar adalah merupakan
berdasarkan pengalaman atau penafsiran personal tentang
pengetahuan yang telah ada dunia.
sebelumnya.
03 04 05
Belajar merupakan proses yang Pengetahuan tumbuh karena Belajar harus disituasikan
aktif dimana makna adanya perundingan dalam latar (setting) yang
dikembangkan berdasarkan (negosiasi) makna melalui realistik, penilaian harus
pengalaman. berbagai informasi atau terintegrasi dengan tugas dan
menyepakati suatu pandangan bukan merupakan kegiatan
dalam berinteraksi atau bekerja yang terpisah.
sama dengan orang lain.
Langkah-Langkah Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pengajaran
Pendekatan konstruktivitas sosial pengajaran menurut Suprijono terdapat 5 langkah-langkah karena lebih terperinci dan
sistematis dalam prosesnya, antara lain :
01 02 03
Orientasi Elicitasi Rekonstruksi Ide
Memberikan kesempatan Pada tahap ini guru membantu Siswa melakukan klasifikasi
kepada siswa untuk siswa untuk mengembangkan ide dengan cara
memperhatikan dan ide-idenya. mengonstraskan ide-idenya
mengembangkan motivasi ide dengan ide orang lain atau
terhadap topik materi teman melalui diskusi.
pembelajaran.
04 05
Aplikasi Ide Review
Siswa mengkomunikasikan Merevisi gagasan siswa dengan
hasil penyelidikan dan menambah suatu keterangan
temuannya, tahap ini guru atau dengan cara mengubahnya
menjadi fasilitator dalam menjadi lebih lengkap.
menampung penda[at siswa.
Proses Pendekatan Konstruktivitas
Sosial Pembelajaran
01 02 03
Asesmen kemampuan dan taraf Jabarkan tugas pemecahan masalah ke dalam Sajikan tugas belajar secara berjenjang
erkembangan setiap siswa untuk menentukan tahap-tahap yang rinci sehingga dapat sesuatu taraf perkembangan siswa. Ini dapat
Zone of Proximal Development (ZPD). membantu siswa melihat zona yang akan di- dilakukan dengan berbagai cara seperti
scaffold. melalui penjelasan, peringatan, dorongan
(motivasi), penguraian masalah ke dalam
langkah pemecahan dan pemberian contoh
(modeling).
04 05
Dorong siswa untuk menyelesaikan tugas Berikan dukungan dalam bentuk pemberian
belajar secara mandiri. isyarat, kata kunci, tanda mata (reminders),
dorongan, contoh atau hal lain yang dapat
memancing siswa bergerak ke arah kemandirian
belajar dan pengarahan diri.
Kelebihan Pendekatan Konstruktivitas Sosial Pembelajaran
Kelebihan konstruktivisme adalah siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan gagasan dan membuat keputusan. Siswa
dapat lebih paham karena terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru dan mereka dapat mengaplikasikannya dalam semua
situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama terhadap semua konsep yang dipelajarinya. Di
samping itu, kemahiran sosial diperoleh ketika berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru, sehingga :
Contohnya bisa kita lihat pada anak IPS. Dengan menggunakan metode K13, anak IPS
bisa secara langsung mendiskusikan hal yang sedang ia pelajari dengan guru dan
teman-temannya. Dengan hal ini dapat membuat mereka menjadi lebih aktif. Begitu
juga untuk anak IPA, mereka lebih banyak praktek sehingga dengan metode K13 ini,
dapat memudahkan para siswa.
http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/pendekatan-pembelajaran-konstruktivisme.html
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-ciri-ciri-dan-definisi.html?m=1
http://rudy-unesa.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-konstruktivisme.html?m=1
THANKS!!!