Anda di halaman 1dari 9

A.

Sejarah tes Rorschach


1. Periode Sebelum Rorschach
Orang yang pertama kali tercatat sebagai ahli yang menaruh perhatian terhadap
bercak tinta adalah justinus kerner. Dia mulai menyadari bahwa dari suatu bercak
tinta ternyata orang dapat melihat berbagai macam objek di dalamnya. Dengan
tulisannya yang berjudul kleksographein yang terbit pada tahun 1857 di Tubingen,
Jerman Justinus Kerner dapat dipandang sebagai pelopor dalam bercak tinta. Kernet
lebih banyak menaruh perhatian pada pengaruh dari bercak tinta terhadap respon yang
diberikan subjek. Hasil pengamatannya antara lain menunjukkan bahwa pada bercak
yang sama respon subjek satu berbeda dengan respon subjek yang lain.
Pada tahun 1895, Alfred Binet yang dikenal dalam bidang tes inteligensi
menyarankan bahwa bercak tinta dapat digunakan untuk menyelidiki imajinasi visual
seseorang. Setahun kemudian Dearborn (1896) dari Harvard University Menulis
artikel yang menceritakan Bagaimana cara membuat bercak tinta baik yang hitam
putih maupun yang berwarna. Dia juga menyarankan untuk mengadakan eksperimen-
eksperimen di bidang psikologi untuk menggunakan bercak tinta ini. Dari
eksperimennya sendiri Dearborn menggunakan 12 seri bercak tinta yang masing-
masing terdiri dari 10 kartu. Bercak tinta tersebut kemudian diberikan kepada
sekelompok subjek yang terdiri dari mahasiswa maupun dosen di Harvard dari
eksperimen itu disimpulkan bahwa pengalaman masa lalu terutama pengalaman masa
kecil mempunyai pengaruh terhadap persepsi pada kerja tinta tersebut.
Ahli lain yang bernama Kirkpatrick (1900) memberikan bercak tinta pada anak-
anak dan menggabungkan dengan teks lain. Dia mengatakan bahwa umur merupakan
faktor yang penting untuk menentukan kualitas respon yang diberikan subjek.
Pada tahun 1910, Whipple orang pertama yang menerbitkan 1 seri bercak tinta
yang sudah di standar disisir dan dilengkapi dengan buku petunjuk (manual). Tetapi
alat yang dibuat level ini hanya dapat digunakan untuk mengetahui imajinasi subject
saja. Belum ada perhatian yang sungguh-sungguh mengenai hubungan antara
karakteristik kepribadian dengan respon yang diberikan.
Dalam bukunya yang berjudul examination of school children, Pyle pada tahun
1915, menyimpulkan dari penelitiannya bahwa dengan melihat waktu reaksi yang
dibutuhkan subjek untuk memberikan respon pada bercak tinta, dapat dilihat
kecepatan proses asosiasi seseorang.
Pada tahun berikutnya perkembangan bercak tinta sudah agak maju. F.C. Barlet
(1916) dari Cambridge University menggunakan bercak tinta sebagai bagian dari
perlengkapan biasanya untuk mempelajari persepsi dan imajinasi. Kemudian tahun
1917, Cicely Parson dari University of South Wales melakukan penelitian pada
murid-murid sekolah dasar dan menengah dengan menggunakan bercak tinta dari
Whipple. Disimpulkan bahwa kebanyakan itu jawaban mereka adalah hewan dan
manusia, perbedaan jenis kelamin ternyata menimbulkan perbedaan respon, tipe dan
kualitas dari deskripsi jawaban tergantung pada usia.
Dari hasil analisis isi jawaban pada Barlett dan Parson inilah kemudian
Rorschach membuat beberapa formulasi untuk eksperimennya.
2. Periode Rorschach
Hermann Rorschach dilahirkan di Zurich, Swiss pada 8 Nopember 1884. Pada
mulanya Rorschach mendalami ilmu pengetahuan alam kemudian menjadi tertarik
pada bidang kedokteran, terutama Psikiatri di Nuenberg, Zurich, Berne dan Berlin.
Setelah lulus pada tahun 1910, Rorschach bekerja dibeberapa klinik dan rumah sakit.
Selama 10 tahun Rorschach bekerja sekaligus melakukan penelitian mengenai bercak
tinta yang menjadi minatnya setelah lulus dari kedokteran. Hail penelitian tersebut
diterbitkan pada tahun 1921 dengan judul Psychodiagnstik.
Rorschach melakukan eksperimen dengan membuat ribuan kartu bercak tinta
dan menyeleksi 10 diantaranya sebagai kartu yang terstandarisasi berdasarkan cara
membuatnya, bentuk gambarnya yang simpel dan distribusi bercak yang tidak terlalu
sugestif serta bentuk yang simetris. Cara penyeleksian kartu-kartu itu juga dijelaskan
secara garis besar. Pertama Rorschach menyebutkan cara pembuatan kartu kerja tinta
yaitu tinta diteteskan di atas selembar kertas kosong kemudian dilipat di tengah dan
ditekan. Setelah kertas itu dibuka maka tinta terbentuk menyebar ke berbagai bagian
kertas dan membentuk suatu pola tertentu. Melalui 10 kartu tersebut Rorschach
melakukan penelitiannya mengenai bercak tinta kepada sebagian besar penderita
gangguan jiwa (yang memiliki kepribadian psychopathic, kasus-kasus alcoholic,
retardasi mental, skizofrenia, manik depresif, epilepsy, paretic, demensia senilis,
demensia arteriosclerosis, dan korsakoff) dan beberapa orang yang normal (baik yang
berpendidikan maupun tidak berpendidikan).
Penelitian yang dilakukannya itu berasumsi untuk menjawab beberapa
pertanyaan berikut, yaitu: berapa jumlah respon yang diberikan? Berapa lama waktu
reaksinya? Seberapa sering adanya penolakan pada beberapa kartu? Apa dasar dari
bentuk tersebut (bentuk atau apersepsi terhadap gerak dan warna)? Apakah bercak
tersebut diinterpretasikan secara keseluruhan atau sebagian? Bagian mana yang
diinterpretasikan? dan apa yang dilihat oleh subyek?
Dari penjelasan di atas tampak bahwa dalam menganalisis, Rorschach juga
memperhatikan apa yang sudah dilakukan para ahli bercak tinta sebelumnya yaitu
berkaitan dengan jumlah respon, waktu reaksi, dan isi jawaban. Tetapi Rorschach
lebih menekankan bagaimana subjek memperlakukan bercak yang dapat dilihat pada
penggunaan aspek dari bercak seperti bentuk, gerakan, dan warna. Di sini terlihat
bahwa Rorschach belum menggunakan aspek shading yaitu gelap terangnya bercak
sebagai salah satu aspek yang perlu dianalisis. Tampaknya para ahli yang meneruskan
pemikiran Rorschach yang mengembangkan konsep shading.
Tes Rorschach ini memberikan pengertian tersendiri mengenai hubungan antara
persepsi seseorang dengan kepribadiannya. Bercak tinta yang mempunyai banyak arti
dan tidak berstruktur memberikan banyak peluang bagi subyek untuk
mempersepsikannya secara personal. Tes Rorschach memberikan gambaran mengenai
individu secara keseluruhan (gestalt) dengan arti klinis serta memberikan prediksi
mengenai tingkah laku seseorang yang nyata dengan memberikan gambaran tentang
struktur kepribadian dasar yang melandasi tingkah lakunya.
Aspek-aspek yang diungkap dalam tes Rorschach antara lain: aspek kognitif
(status dan fungsi intelektual; pendekatan terhadap masalah; kekuatan observasi;
pemikiran orisinil; produktivitas ide; luas interes), aspek afektif (suasana emosi secara
umum; perasaan terhadap diri sendiri; responsifitas terhadap orang lain; reaksi
terhadap tekanan emosional; kontrol terhadap dorongan emosional), dan aspek fungsi
ego (kekuatan ego; daerah konflik; pertahanan).
3. Periode Sesudah Rorschach
Pada tahun 1924 tulisan Rorschach bersama asistennya Emil oberholzer,
pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris. Dalam tulisan itu dijelaskan mengenai
Analisis yang dilakukan dalam teknik Rorschach dan juga di demonstrasikan cara
penyekoran serta interpretasinya.
David Levy yang dilatih oleh Obelholzer, kemudian memperkenalkan tes ini di
Amerika. Samuel beck, yang banyak dipengaruhi Levy kemudian menerbitkan
bercak tinta untuk tes Rorschach dan juga mengembangkan metode interpretasi yang
masih banyak dipakai sampai sekarang. Setelah itu Hertz banyak mengadakan
penelitian tentang aspek aspek metodologis dalam tes Rorschach.
Tokoh yang paling berjasa dalam perkembangan tes Rorschach adalah Bruno
Klopfer. Sejak tahun 1934 dia telah mengembangkan ide-ide dari Rorschach dalam
kelompok studinya. Teknik skoring yang sekarang banyak dipakai adalah hasil
penyempurnaan dari Klopfer. Pada tahun 1936 ia dan teman-temannya mendirikan
Rorschach Institute sebagai suatu lembaga untuk melatih para ahli untuk
menggunakan tes ini. Kesuksesan penggunaan teknik bercak tinta dari Rorschach ini
ternyata merangsang perkembangan teknik proyektif lainnya seperti TAT dan tes
proyektif lain.

B. Bentuk Test Rorschach


Test Rorschach terdiri dari 10 buah kartu, dimana masing – masing kartu memiliki
pola – pola berbeda yang berasal dari bercak – bercak tinta. Kartu berukuran panjang 24,5
cm dan lebar 17 cm. Dari 10 kartu tersebut, terdapat dua jenis kartu, yaitu:
1. Kartu kromatik (hitam putih)
Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I,
IV, V, VI, dan VII.
2. Kartu akromatik (kartu berwarna).
Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna lain seperti merah, biru, hijau, dan
sebagainya, yaitu kartu II, III, VIII, IX, dan X.

Kartu I
Dalam kartu I, yang termasuk kartu akromatik, terdapat bercak besar yang
berwarna hitam keabu-abuan dengan empat lubang putih yang menyolok di tengah. Di
sekitarnya ada beberapa bercak kecil yang berwarna hitam. Bercak yang besar itu
dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian sebelah kanan bagian tengah dan bagian
sebelah kiri. Reaksi pertama biasanya akan menggunakan perselingkuhan bercak itu
dan Melihatnya sebagai makhluk bersayap. Testi yang imajinasinya baik kadang-
kadang dapat melihat gerakan manusia. Jarang sekali testi mengamati beberapa
bagian yang kecil atau menggunakan bagian yang putih secara terpisah. Pada
umumnya bagian yang putih ini digunakan sebagai bagian dari keseluruhan bercak.
Disamping makhluk bersayap bercak ini memungkinkan dipersepsi sebagai
manusia, khususnya wanita, yaitu pada bagian tengah. Orang-orang yang terlalu
menaruh perhatian pada tubuhnya biasanya akan melihat keseluruhan bercak itu
sebagai tulang pinggul .kadang-kadang testi menggunakan bagian kecil di tengah
sebelah atas untuk jawaban tangan. Wajah orang kadang juga dilihat pada bagian Sisi
dari bercak.
Subjek yang tidak mampu memberikan jawaban secara keseluruhan untuk
kartu I ini, diindikasikan kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi baru kurang.

Kartu II
Kartu ini adalah Kartu pertama meskipun hanya merah saja. Terdiri dari 2
bagian hitam agak keabu-abuan di kedua Sisi, tiga bagian merah di atas dan di bawah,
serta bagian putih di tengah. Biasanya testing memberikan jawaban dengan
menggunakan bagian-bagian bercak itu secara terpisah. Hanya testi yang mempunyai
perhatian dan kemampuan mengorganisir yang baik, yang menggunakan bercak
secara keseluruhan. Bagian hitam sering direspon sebagai manusia atau binatang yang
sedang bergerak (aktif). Bagian putih di tengah maupun di atasnya biasanya menarik
perhatian testi untuk memberi jawaban sebagai pesawat. Kupu-kupu sering muncul
pada bagian bercak yang berwarna merah di bawah, sedangkan bagian atas dan bagian
bawah sering menimbulkan kesan organ seks.

Kartu III
Kartu ini terdiri dari dua bagian berwarna hitam keabu-abuan yang terpisah
dan dihubungkan oleh warna abu-abu muda. Diantara kedua bagian itu terdapat
bercak merah yang cukup jelas. Dibandingkan dengan kartu I dan II, kartu ini tampak
terpisah-pisah secara jelas dan lebih sugestif, sehingga lebih mudah untuk
memberikan respon. Oleh karena itu batu ini sering disebut sebagai “kartu penolong”
terutama untuk subjek yang mengalami kesulitan dengan kartu I.
Dalam memberikan respon, pertama kali Kebanyakan orang akan
menggunakan bagian yang hitam untuk melihat manusia yang sedang bergerak.
Biasanya juga dijelaskan jenis kelaminnya, pakaiannya dan juga macam gerakannya.
Bagian merah di tengah sering dilihat sebagai dasi, pita rambut atau kupu-kupu.
Bagian abu-abu di tengah sering dijawab sebagai kepiting atau sesuatu yang
diperebutkan dua orang dikiri kanannya. Dua bercak merah di pinggir atas
memberikan kemungkinan variasi jawaban mungkin seperti lambung atau seperti
darah merah. Jaranh testee yang menggunakan bercak kartu ini sebagai suatu
keseluruhan untuk memberikan jawaban.
Kartu IV
Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar, berat, utuh, dan masif.
Berwarna hitam dengan shading yang kuat dan tak jelas bentuknya, sehingga sering
membingungkan subjek. Respon yang sering muncul adalah monster, raksasa, gorila
yang sedang duduk atau berjalan mendekat. Kadang pula direspon sebagai hutan yang
lebat dengan gunung dan danau-danau. Karena bentuknya yang berkesan besar dan
kuat, kadang-kadang juga menakutkan dan ada unsur berkuasa, namun ada juga unsur
sebagai tempat bergantung maka kartu ini disebut sebagai father card.
Testee yang suka melihat hal-hal kecil bukan keseluruhan sering memberi
respon pada bagian bawah samping dari bercak sebagai sepatu. Bagian atas kiri dan
kanan direspon sebagai ular. Kartu ini cenderung dijawab secara keseluruhan. Pada
bagian atas dan bawah sering muncul jawaban yang berhubungan dengan seks.
Bila shading tidak mengganggu, maka dapat menimbulkan kesan lembut dan
halus seperti misalnya Selimut atau mantel bulu.

Kartu V
Bentuk bercak dalam kartu ini sangat jelas dan hampir semua berwarna hitam
pekat, shading tidak kuat, warnanya hitam rata. Kebanyakan testi akan mudah sekali
memberikan respon terutama bagi yang mengalami kesulitan memberikan respon
pada kartu sebelumnya. Oleh karena itu kartu ini juga disebut sebagai “kartu
penolong” atau recovery card seperti kartu III. Bagi yang mengalami kesulitan
memberikan jawaban, Kemungkinan dia terganggu dengan warna hitam yang pekat,
keadaan ini disebut sebagai Black Shock.
Jawaban yang sering muncul adalah makhluk bersayap, kelelawar atau kupu-
kupu yang sedang bergerak. Bagian kecil di bawah kadang direspon sebagai kepala
binatang atau manusia. Variasi jawaban untuk kartu ini tidak terlalu banyak karena
bentuknya yang jelas dan sederhana.

Kartu VI
Kartu ini disebut sebagai sex card, karena bagian atas sering dipersepsi
sebagai alat kelamin pria dan bagian bawah Seperti alat kelamin wanita, juga bagian-
bagian lain yang sangat memungkinkan menimbulkan kesan hal-hal yang
berhubungan dengan seks, dengan kata lain banyak fasilitas seksual dalam kartu ini.
Mungkin organ seks atau aktivitas atau hal-hal lain yang berhubungan dengan
seksual. Kualitas shading kartu ini sangat jelas, sehingga jawaban yang mengandung
shading banyak muncul. Misalnya keseluruhan bercak ini sering direspon sebagai
selimut berbulu yang lembut atau hangat, kulit kambing yang dikeringkan dengan
penjelasan mengenai bulunya. Bagi testi yang mempunyai problem seksual
kemungkinan kartu ini sangat mengganggu sehingga menolak memberi jawaban.

Kartu VII
Bercak pada kartu VII ini mempunyai kesan ringan dan lembut. Warnanya
abu-abu muda dengan sedikit bagian agak gelap di bagian tengah bawah. Kartu ini
memungkinkan testi memberikan respon secara keseluruhan berupa awan atau asap.
Respon yang sering muncul adalah figur manusia, terutama wanita yang sedang
bergerak atau binatang yang mempunyai bulu lembut. Bagian tengah bawah yang
agak gelap kadang direspon sebagai organ seks wanita. Karena banyak berkaitan
dengan kewanitaan dan kelembutan maka kartu ini disebut sebagai mother card.

Kartu VIII
Kartu ini adalah Kartu pertama yang seluruhnya berwarna, warnanya tidak
hanya merah saja seperti pada kartu II dan III, tetapi juga ada warna-warna yang lain.
Bentuknya agak kecil dan menyatu dengan beberapa bagian-bagian yang jelas dan
terpisah. Bagian atas berwarna abu-abu kehijau-hijauan, bagian tengah berwarna biru,
bagian bawah berwarna merah muda dan orange dan bagian samping kiri dan kanan
berwarna merah muda.
Bagian samping yang berwarna merah muda sering direspon sebagai bentuk
binatang berkaki empat yang sedang bergerak misalnya harimau, musang, tikus dan
hewan sejenis, bukan dua buaya, cicak atau ikan. Bagian-bagian lain dapat dijadikan
sebagai jawaban jika tidak digunakan secara bersama-sama. Memang agak sulit untuk
memberikan jawaban secara keseluruhan pada kartu ini karena bercak-bercak nya
yang terpisah. Jawaban secara keseluruhan yang mungkin muncul adalah lambang
suatu organisasi dengan 2 binatang termasuk di dalamnya. Jika aspek warna
diperhatikan oleh testee sering muncul jawaban kupu-kupu berwarna atau gambar
anatomi.
Kartu IX
Bercak pada kartu ini menimbulkan kesan besar dibandingkan dengan bercak
pada kartu VIII maupun kartu-kartu yang lain, tetapi bentuk atau strukturnya tidak
jelas, sehingga sulit untuk dibedakan bagian-bagiannya. Warna-warnanya saling
tumpang tindih atau tercampur dan struktur bercak yang tidak jelas membuat
beberapa testi mengalami kesulitan untuk memberikan jawaban secara keseluruhan
atau memilih bagian-bagian tertentu. Hanya saja orang yang mempunyai tingkat
intelektual yang cukup tinggi atau di atas rata-rata saja yang mampu memberikan
jawaban dengan baik (jawaban berkualitas baik). Oleh karena itu kartu ini disebut
intelektual blocking card.
Bagian yang berwarna orange di atas (kiri dan kanan) bagi orang Barat sering
menimbulkan kesan sebagai nenek sihir yang naik sapu terbang, sedangkan di
Indonesia banyak testi yang memberikan jawaban sebagai kuda laut atau lambang
Pertamina. Kalau posisi di Balik, bagian merah muda di bawah sering memberikan
kesan sebagai suatu ledakan mungkin gunung berapi atau bom atom.
Respon pada kartu ini sangat bervariasi, bahkan dibanding kartu yang lain
variasi jawabannya paling besar, sehingga jawaban dari kartu ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk menginterpretasi keadaan testi secara cepat, terutama interpretasi
keadaan intelek subjek.

Kartu X
Warna-warna tersebar secara terpisah, sehingga sulit bagi testi untuk melihat
bercak sebagai suatu yang utuh. Kalau testee mempunyai kemampuan
mengorganisasikan bercak dengan baik, respon yang sering muncul adalah palet
seorang pelukis atau pemandangan di bawah laut. Tetapi pada umumnya testi
memberikan jawaban secara terpisah-pisah. Jawaban “ulat atau ular yang berwarna
hijau” sering muncul pada bagian tengah yang berwarna hijau dan bentuknya
memanjang, sedangkan Bagian kecil dari bercak hijau ini yang berwarna lebih muda
dijawab sebagai hewan bertelinga panjang. Bagian luar yang berwarna biru sering
direspon sebagai hewan berkaki banyak misalnya “kepiting”. Bagian-bagian lain juga
banyak yang memberikan kesan sebagai binatang. Respon manusia jarang dilihat
kecuali pada bagian besar di tengah yang berwarna merah muda.
Daftar Pustaka
Subandi & Wulan, R. Tes Rorschach: administrasi dan skoring. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai