Anda di halaman 1dari 16

TEORI CATTEL-HORN-CARROLL (CHC)

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Assesmen Kecerdasan

Anggota Kelompok :

Zidan Naufal Januarta (202110230311306)

Nadya Oza Sunna S (202110230311307)

Rizka Amelya A. P (202110230311320)

Alvira Putri Aisha (202110230311344)

Clairine Alyfia Affaline (202110230311356)

Dosen Pengampu :

Udi Rosida Hijrianti, M. Psi.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2023
DAFTAR ISI
MAKALAH TEORI CHC…………..……………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………..…………………...………..ii
I. BIOGRAFI TOKOH………………………….…………….……….1
A. Raymond Cattell……………………………….....……………1
B. John Horn………………………………………..…………….1
C. John Bissel Carrol………………………………………..……2
II. DEFINISI TEORI CHC………………………………………..……3
III. SEJARAH TEORI CHC…………………………………...…..……4
IV. KONSEP TEORI CHC………………………………………..…….5
A. Fluid-Chrystallized (Gf-Gc) Theory…………………………..5
B. Carroll’s Three Stratum Theory………………………...……..5
C. Perbedaan dan Persamaan antara Model Cattell-Horn dan
Model Carroll………………………………………………….6
V. TEORI CATTELL-HORN-CARROLL (CHC Theory)…………..8
A. Stratum I (narrow)………………………………………..……8
B. Stratum II (board)…………………………….……………..…8
• Pemahaman verbal/kecerdasan terkristalisasi (Gc)…....8
• Fluid reasoning (Gf)………………………..………….8
• Pemrosesan visual-spasial (Gv)……………………..…9
• Memori jangka pendek (Gsm/Gwm)……………..……9
• Kecepatan pemrosesan (Gs)……………………….....10
• Pengambilan jangka panjang (Glr)………………..….10
• Pengetahuan umum (khusus domain) (Gkn)………....10
• Pengetahuan kuantitatif (Gq)………………………...11
• Kemampuan membaca/menulis (Grw)……………....11
• Pemrosesan pendengaran (Ga)………………….…...11
• Kemampuan penciuman (Go)………………….…….11
• Kemampuan taktil (Gh)………………………..……..12
• Kemampuan psikomotor (Gp)……………………..…12
• Kemampuan kinestetik (Gk)………………...…..…...12
• Kecepatan keputusan/waktu reaksi (Gt)…………..….12
• Kecepatan psikomotor (Gps)………………………....12
C. Stratum III (General )………………………………….……..12
VI. KELEBIHAN & KEKURANGAN TEORI CHC……..………….13
A. Kelebihan………………………..…………………………...13
B. Kekurangan…………………………………..………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….14
I. BIOGRAFI TOKOH

Teori Cattell-Horn-Carroll atau kerap disebut dengan teori CHC merupakan


kolaborasi perkembangan dari dua tokoh penting, dimana keduanya
mengembangkan mengenai teori tentang tes intelegensi kontemporer yang telah
disertai bukti empiris prinsip-prinsip psikometri.
a. Raymond Cattell
lahir pada 20 maret 1905 di kota kecil daerah inggris, memiliki
ketertarikan di bidang sains dan karena ketertarikan tersebut berhasil
membawanya duduk dibangku perkuliahan serta menjadi satu-satunya orang
pertama di keluarganya yang menempuh pendidikan dibangku kuliah. Lulus
dengan gelar BS dalam bidang kimia di University Of London pada umur 19
tahun, Catell mulai tertarik menggunakan sains untuk menyelesaikan /
memecahkan permasalahan manusia usai kehancuran yang diakibatkan
perang dunia ke 1. cattel juga sempat mengajar selama beberapa tahun di
Universitas Exeter, Universitas Columbia, pada tahun 1938 Catell juga telah
menjadi profesor di Universitas Clark, 1941 dia dipindahkan ke Harvard
setelah pertemuan oleh Gordon Allport dan pada tahun 1945 akhirnya dia
mendirikan departemen penelitian di University Of Illinois. kemudian pada
tahun 1973 catell pensiun dari University of Illinois dan menetap di Hawai
untuk melanjutkan hidupnya hingga pada 2 februari 1998 ia menghembuskan
nafas terakhirnya.

b. John Horn
John Horn merupakan seorang sarjana, psikolog kognitif dan pelopor
dalam mengembangkan teori kecerdasan ganda. seseorang yang kerap disapa
Doctor Horn tersebut lahir pada 07 september 1928. memulai karirnya
sebagai dosen psikologi pendidikan di University of California, Berkeley di
tahun 1967, kemudian ia juga sempat bergabung di Associate Professor Of
Psychology di University of Denver pada tahun 1970-1986. Pada tahun 1972
ia juga sempat menjadi Research Associate di Institute Of Psychiatry of The

1
University of London, pada 1982 menjadi research associate of psychiatric
University Hospital Lund, Swedia. kemudian pada tahun 1986 hingga 2006
ia menjadi profesor psikologi dan kepala perkembangan dewasa dan penuaan
di University of Southern California.

c. John Bissell Carroll


Merupakan psikolog asal Amerika pada bidang linguistik dan psikometri.
Lahir di Hartford, Connecticu pada 5 juli 1916. ia mulai mengawali karirnya
dengan ketertarikanya dalam bidang musik dan bahasa, hingga pada akirnya
berteman dengan Benjamin Lee Whorf diusianya yang menginjak tiga belas
tahun kemudian ia juga mulai menciptakan gagasan Whorf dimana adanya
hubungan erat antara budaya dan bahasa. Carroll menempuh pendidikan di
University Wesleyan pada tahun 1937 dengan mata kuliah Klasikal bergelar
summa cum laude, kemudian ia melanjutkan gelar doktor di University Of
Minnesota pada bidang psikologi dibawah BF Skinner yang mana kemudian
Carroll diarahkan untuk menempuh pendidikan dibawah LL Thurstone di
University of Chicago dalam bidang Psikometri hingga pada tahun 1941
carroll hanya berfokus pada kemapuan verbalnya “A Factor Analysis OF
Verbal Abilities. hingga pada akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir di
Fairbanks, Alaska, Amerika Serikat pada 1 juli 2003.

2
II. DEFINISI TEORI CHC

Teori CHC (Cattell-Horn-Carroll) yang didalamnya terdapat kemampuan


yang pervasive (menyebar), broad (luas), dan narrow (terbatas) lalu disusun secara
hierarkis dengan tingkat paling tinggi dan pervasive dikenal dengan stratum III.
Didalam stratum III terdiri faktor umum tunggal dan disebut sebagai “little g” yang
tujuannya untuk mengawasi setiap keseluruhan aktivitas kognitif. Stratum II
dibawahi general intelligence g (intelegensi umum) terdiri dari beberapa
kemampuan (broad factors) yaitu fluid intelligence, crystallised intelligence,
domain-specific knowledge, visual-spatial abilities, auditory processing, broad
retrieval (memory), cognitive processing speed, dan decision/reaction time of
speed. Broad factor didalamnya terdiri dari aturan-aturan dasar dan karakteristik
setiap individu yang mampu memimpin dan mempengaruhi berbagai perilaku
dalam domain tertentu. Stratum I didalamnya terdapat kurang lebih 70 kemampuan
tinjauan terkait penelitian analisis faktor intelegensi, yang berhubungan dengan
kemampuan yang spesifik, pembelajaran, pengalaman, adopsi serta strategi dari
kinerja yang sebelumnya. Dari hal tersebut teori CHC ini kemudian dipakai untuk
mengklasifikasikan intelegensi dan tes pencapaian neuropsikologi yang tujuannya
guna memfasilitasi interpretasi dari performa kognitif serta menyediakan dasar
untuk mengorganisasi asesmen khususnya bagi disabilitas belajar ( Flanagan &
Dixon, 2013)

3
III. SEJARAH TEORI CHC

Teori CHC merupakan integrasi teori dari 3 tokoh, yaitu Cattell-Horn-


Carroll. Pada tahun 1905 – 1998, Raymond Cattel mengembangkan teori mengenai
fluid intelligence (gf) dan crystallized intelligence (gc) yaitu Fluid-Crystallized (Gf-
Gc) Theory yang didasari oleh teori Thurstone.Cakupan faktor yang disebutkan
dalam teori Cattel dinilai kurang luas sehingga, John K. Horn memperluas cakupan
teori Cattel dengan menambahkan delapan faktor tambahan pada tahun 1965 dan
1990-an, yaitu persepsi (Gv), memori jangka pendek (Gsm), memori jangka
Panjang (Glr), kemampuan dalam memproses informasi (Gs), kecepatan individu
dalam bereaksi serta mengambil keputusan (Gt), berhitung (Gq), dan lainnya. Horn
menyumbang banyak ide dalam teori ini sehingga teori ini dikenal sebagai Teori
Cattel-Horn Gf-Gc.

Pada tahun 1916, Carroll mengembangkan three stratum theory. Dalam


teori ini Carroll membedakan kemampuan menjadi 3 strata. Kemampuan Gf-Gc
pada teori Cattel-Horn Gf-Gc diklasifikasikan pada strata 2 dalam teori Carrol.
Walaupun sekilas teori yang dikembangkan oleh CatteLl-Horn dan Carroll ini
sama, namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam mengklasifikasikan
jenis kemampuan. Kemudian pada tahun 1997, Kevin Mc. Grew mengembangkan
teori CHC dengan tujuan untuk membuat taksonomi tunggal. Pada tahun 1998
Mc.Grew dan Flanagan mulai melakukan pembaharuan pada teori tersebut dan
dilanjutkan oleh Flanagan pada tahun 2000. Pembaharuan teori yang dilakukan oleh
Mc.Grew dan Flanagan diterima oleh Horn dan Carroll, sehingga teori ini dikenal
sebagai teori CHC/Cattell-Horn-Carroll yang mencakup 10 kemampuan kognitif.
Pada saat ini teori CHC banyak digunakan sebagai dasar pengembangan tes
intelegensi karena memiliki dasar empiris yang kuat serta menjadi teori yang paling
komprehensif.

4
IV. KONSEP TEORI CHC

A. Fluid-Crystallized (Gf-Gc) Theory

Teori asli dari Gf-Gc adalah konseptualisasi dualitas dari kemampuan


kognitif manusia yang dikemukakan oleh Raymond Cattell pada awal 1940-an.
Cattell mendasarkan teorinya pada karya faktor-analitik Thurstone yang
dilakukan pada tahun 1930-an. Cattell percaya bahwa Fluid Intelligence (Gf)
meliputi kemampuan penalaran induktif dan deduktif yang dipengaruhi oleh
faktor biologis dan neurologis serta pembelajaran insidental melalui interaksi
dengan lingkungan.

Cattell berpendapat lebih lanjut bahwa Crystallized Intelligence (Gc)


terutama terdiri dari kemampuan pengetahuan yang diperoleh yang
mencerminkan, sebagian besar, pengaruh akulturasi. Pada tahun 1965, John
Horn memperluas Gf-Gc model untuk menyertakan empat kemampuan
tambahan, termasuk persepsi atau pemrosesan visual (Gv), memori jangka
pendek (Gsm), penyimpanan dan pengambilan jangka panjang (Glr), dan
kecepatan pemrosesan (Gs). Kemudian dia menambahkan kemampuan
pemrosesan pendengaran (Ga) ke model teoritis dan menyempurnakan definisi
dari Gv, Gs, dan Glr. Pada awal tahun 1990-an, Horn menambahkan faktor
yang mewakili kecepatan individu dalam bereaksi dan mengambil keputusan.
Singkatan atau kode untuk faktor ini adalah Gt. kemudian berdasarkan
penelitian Horn maka ditambahkan faktor kuantitatif (Gq) dan membaca-
menulis luas (Grw). Setelah diperluas menjadi 8 faktor, teori ini disebut
sebagai Teori Cattell-Horn Gf-Gc (Sternberg & Kaufman, 2011).

B. Carroll’s Three-Stratum Theory


Three-Stratum Theory ini mengusulkan bahwa struktur faktor kemampuan
kognitif manusia terdiri dari kapasitas intelektual umum (faktor g) dengan 8
keterampilan luas, seperti kecepatan pemrosesan mental atau memori, dan strata
ketiga yang akan mencakup keterampilan intelektual yang lebih spesifik dan

5
tergantung pada salah satu di atas. 8 keterampilan luas yang dimaksud adalah
(Flanagan & Dixon, 2014):
1. Fluid Intelligence (Gf), kemampuan untuk bernalar dan memecahkan
masalah menggunakan informasi baru.
2. Crystallized Intelligence (Gc), mengacu pada kedalaman dan kuantitas
pengetahuan verbal yang diperoleh dan untuk penanganan tipe data ini.
3. General Memory & Learning (Gy), kemampuan untuk belajar secara
umum bersama dengan keterampilan khusus seperti menyimpan informasi
atau memulihkannya dalam jangka pendek.
4. Broad Visual Perception (Gv), kemampuan untuk memahami,
menganalisis, mengingat, dan beroperasi dengan stimulasi visual.
5. Broad Auditory Perception (Gu), kemampuan untuk membedakan dan
memproses suara, termasuk yang terkait dengan ucapan dan musik.
6. Broad Retrieval Ability (Gr), mencakup keterampilan untuk mengelola
ide dan asosiasi dengan lancar, baik secara lisan maupun gambar.
7. Broad Cognitive Speediness (Gs), kemampuan untuk menjalankan proses
kognitif otomatis, khususnya sambil mempertahankan perhatian selektif.
8. Dec/Reaction Time/Speed (Gt), mengacu pada kecepatan untuk
menangani rangsangan selama tes (misalnya angka) dan untuk
menyelesaikannya.

C. Perbedaan dan Persamaan antara Model Cattell-Horn dan Model Carroll


Secara keseluruhan, kedua teori ini serupa karena keduanya mencakup
banyak kemampuan luas dengan deskripsi serupa dan klasifikasi serupa dari
kemampuan sempit (Flanagan & Dixon, 2014). Namun terdapat 4 perbedaan
utama dari kedua teori ini, yakni:
• Teori Carroll meliputi kemampuan general pada strata III sedangkan
teori Cattell-Horn tidak, hal ini karena para ahli teori ini tidak setuju
atas keberadaan kemampuan intelektual yang menyeluruh.
• Dalam model Cattell-Horn, Quantitative Knowledge (Gq) terdiri
dari pengetahuan kuantitatif dan penalaran kuantitatif. Namun,

6
Carroll mengklasifikasikan penalaran kuantitatif sebagai
kemampuan sempit yang dimasukkan dalam Fluid Intelligence
(Gf).
• Teori Cattell-Horn memisahkan kemampuan membaca/menulis
menjadi bagian tersendiri Reading and Writing (Grw), sedangkan
teori Carroll memasukkan membaca dan menulis menjadi satu
kesatuan dengan Crystallized Intelligence (Gc).
• Model Cattell-Horn dan Carroll berbeda dalam perlakuannya
terhadap kemampuan memori sempit tertentu. Carroll
menggabungkan memori jangka pendek dan kemampuan memori
asosiatif, bermakna, dan ingat-bebas yang sempit dengan
kemampuan belajar di bawah Gen-Memory and Learning (Gy).
Horn (1991) membuat perbedaan antara ketakutan langsung
(misalnya, rentang memori jangka pendek) dan kemampuan
penyimpanan dan pengambilan.

D. Teori Cattel-Horn-Carroll (CHC Theory)


Secara keseluruhan, Teori Cattel-Horn-Carroll ini merupakan
penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya yang mencakup atas 72
kemampuan yang sempit yang dimasukkan pada 16 kemampuan yang luas
kemudian puncak tertinggi ditempati oleh faktor general (Flanagan & Dixon,
2014). Penjelasan ini mampu digambarkan dengan stratum yang terdapat pada
teori ini, yakni:
a. Stratum I (narrow) merupakan tingkat terendah. Didalamnya terdapat
kurang lebih 72 kemampuan tinjauan terkait penelitian analisis faktor
intelegensi yang berhubungan dengan kemampuan spesifik, pembelajaran,
pengalaman, adopsi serta strategi dari kinerja yang sebelumnya.

b. Stratum II (board) merupakan tingkat orde yang lebih tinggi dan terdiri dari
sekitar 8 kemampuan luas. Pada tingkat ini individu dapat mengatur dan
mempengaruhi berbagai macam perilaku terhadap berbagai domain

7
tertentu. Menurut Caemmer, Keith & Reynolds (2020) kemampuan tersebut
meliputi :
• Pemahaman verbal/kecerdasan terkristalisasi (Gc) (keluasan
pengetahuan terkait budaya) yang didalamnya juga termasuk bahasa dan
informasi yang didapat serta dipelajari baik didalam dan diluar sekolah.
Didalamnya mencakup pengetahuan deklaratif (statis) yaitu suatu
memori yang disimpan dalam jangka waktu yang panjang serta dapat
diaktifkan ketika informasi tersebut terkait dalam memori kerja
seseorang dan prosedural (dinamis) yaitu proses penalaran dengan
prosedur yang dipelajari sebelumnya untuk kemudian suatu
pengetahuan dapat diubah. Dapat dicontohkan seperti, ketika anak
mengetahui alamat jalan menuju rumahnya (deklaratif) kemudian anak
dapat menemukan jalan pulang dari sekolah menuju rumahnya
(prosedural) (Gagne, dalam Flanagan & Dixon, 2014).
• Fluid reasoning (Gf) atau kemampuan seseorang untuk dapat
memecahkan masalah dengan menggunakan informasi asing atau suatu
prosedur baru yang perlu berfikir dahulu (tidak secara otomatis). Pada
hal ini mengacu pada operasi mental guna menyelesaikan tugas yang
terbilang baru dan tidak dapat dilakukan secara otomatis. Operasi
mental yang dimaksudkan yaitu termasuk membentuk dan mengenali
konsep, memahami hubungan di antara pola, menarik kesimpulan,
memahami implikasi, memecahkan masalah, mengekstrapolasi dan
mengatur ulang atau mengubah informasi. Kemampuan ini juga dapat
digambarkan sebagai sesuatu yang disengaja namun tetap fleksibel.
Dapat dicontohkan seperti, suatu teks bacaan yang mengharuskan
individu untuk dapat menarik kesimpulan. Selain kemampuan penalaran
induktif dan deduktif umum, namun Gf juga memiliki bentuk penalaran
yang lebih spesifik yakni penalaran kuantitatif (RQ).
• Pemrosesan visual-spasial (Gv) yaitu kemampuan seorang individu
akan dapat menghasilkan, merasakan, menyimpan, menganalisis,
mengambil, memanipulasi, mensintesis, mengubah dan mampu berpikir

8
dengan pola serta rangsangan visual (Lohman dalam Flanagan & Dixon,
2014). Dapat disimpulkan yaitu kemampuan seseorang dalam
mengembangkan citra mental mereka sehingga dapat menyelesaikan
dan memecahkan suatu permasalahan. Dapat diukur dengan
diberikannya tugas-tugas dengan persepsi dan manipulasi bentuk serta
visual yang biasanya bersifat figural atau geometris. Dapat dicontohkan
seperti tugas standar desain blok. Hal ini dikarenakan, ketika individu
secara mental dapat membalikkan dan memutar objek secara efektif,
menjelaskan bagaimana proses perubahan pada objek tersebut ketika
digerakkan maka mereka dianggap memiliki kemampuan Gv. Selain itu,
kemampuan ini juga erat kaitannya dengan kemampuan seseorang pada
bidang matematika tingkat tinggi. Dapat dicontohkan seperti, geometri
dan trigonometri yang mana dalam hal tersebut membahas terkait
bangun ruang dan perhitungannya.
• Memori jangka pendek (Gsm/Gwm) yaitu kemampuan seseorang untuk
menangkap dan menyimpan informasi secara sadar dan langsung
kemudian dimanipulasi. Dalam kemampuan ini memiliki kapasitas
terbatas, hal ini dikarenakan pada umumnya individu hanya akan
menyimpan sekitar 7 potongan informasi dalam satu waktu. Dapat
dicontohkan seperti, kemampuan individu dalam mengingat angka
dalam nomor telepon. Dikarenakan kapasitas ingatan dalam Gsm sangat
terbatas, maka ingatan tersebut cenderung hanya akan tersimpan dalam
hitungan detik saja yang kemudian akan hilang. Maka dari itu, kerap
ditemukan orang-orang yang sering merasa kesulitan mengingat nomor
telepon dengan dalih “lupa”. Padahal memang kapasitas ingatan dalam
kemampuan Gsm sangatlah terbatas sehingga seseorang cenderung akan
cepat lupa karena hilangnya informasi.
• Kecepatan pemrosesan (Gs) yaitu suatu kemampuan untuk dapat
melakukan sesuatu secara sederhana, berulang dengan cepat. Kerap kali
kemampuan ini dikaitkan dengan perilaku cerdas. Dalam kemampuan
ini membutuhkan terfokusnya perhatian dan konsentrasi sehingga dapat

9
menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat dan penuh perhatian. Dapat
dicontohkan seperti, tes Wechsler Animal Pegs, pencarian simbol,
Cancellation (pembatalan) dan pengkodean atau simbol digit.
• Pengambilan jangka panjang (Glr) yaitu suatu kemampuan untuk dapat
menyimpan dan mengambil informasi dalam jangka waktu yang lama,
misalnya seperti konsep, ide, item, nama. Kemampuan ini dapat disebut
sebagai produksi ide, kefasihan ideasional atau kefasihan asosiatif.
Dalam kemampuan ini informasi secara efisien yang awalnya disimpan
lalu kemudian diambil dari memori jangka panjang. Proses
penyimpanan jangka panjang dapat dimulai dari beberapa menit atau
jam setelah dilakukannya tugas. Maka dari itu jeda waktu dari
dilaksanakannya tugas awal dengan penarikan informasi mengenai
tugas bukan merupakan hal yang penting untuk menentukan Glr.
• Pengetahuan umum (khusus domain) (Gkn) yaitu kedalaman dan
keluasan suatu pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh setiap
individu. Kemampuan terkait pengetahuan khusus ini biasanya
dikembangkan dari pengalaman kerja, hobi dan minat seseorang. Maka
dari itu penilaian terhadap seseorang tidak boleh dengan
membandingkan terkait usia, namun terkait dengan kemampuan basis
pengetahuan khusus yang sama. Dapat dicontohkan seperti, seorang
sosiolog yang meneliti terkait perilaku sosial manusia. Maka seorang
sosiolog tersebut harus membandingkan hal tersebut hanya dengan
sesama sosiolog lainnya dan bukan dengan masyarakat umum. Hal ini
dikarenakan dilihat dari batasan kemampuan pengetahuan yang tidak
semua orang miliki.
• Pengetahuan kuantitatif (Gq) yaitu suatu kemampuan yang tentunya
memiliki keterkaitan dengan bidang matematika. Didalamnya diperoleh
kemampuan untuk memanipulasi simbol numerik serta penggunaan
kuantitatif. Kemampuan ini diuji dengan adanya tes prestasi yaitu tes
yang mencakup pengukuran, perhitungan matematika, masalah terpaan
(pemecahan masalah matematika) dan pengetahuan umum matematika.

10
Kemampuan ini dapat membantu individu dalam menyelesaikan tugas
terkait penalaran kuantitatif seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian serta pengetahuan matematika umum yakni
seperti mengartikan simbol dan kuadrat.
• Kemampuan membaca/menulis (Grw) yaitu suatu kemampuan yang
apabila diterapkan maka seseorang akan mendapatkan informasi dan
pengetahuan yaitu dengan membaca. Didalamnya mencakup dasar
membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis untuk dapat
memahami bahasa tertulis dan mengungkapkan pikiran melalui tulisan.
Dapat dicontohkan seperti, kemampuan dasar (membaca decoding dan
kelancaran mengeja) dan kemampuan kompleks (pemahaman pada
wacana tertulis dan menulis cerita).
• Pemrosesan pendengaran (Ga) yaitu suatu kemampuan dalam
mendeteksi dan memproses informasi nonverbal yang “bersuara”.
Pemrosesan ini mencakup kemampuan untuk merasakan, menganalisis,
dan mensintesis pola rangsangan pendengaran serta membedakan
nuansa halus dalam pola suara seperti struktur musik yang kompleks
juga ucapan dalam kondisi terdistorsi. Kemampuan ini memiliki peran
penting dalam pengembangan bahasa. Dalam pengukuran pada
kemampuan ini dapat dilakukan tes seperti tes pengkodean fonetik.
• Kemampuan penciuman (Go) yaitu suatu kemampuan individu untuk
dapat membaca suatu informasi melalui bau. Dalam kemampuan ini
kognitif seseorang digunakan untuk menjelaskan informasi dari hasil
penciuman mereka. Dapat dicontohkan seperti memori bau episodik dan
identifikasi bau.
• Kemampuan taktil (Gh) yaitu kemampuan individu dalam menangkap
informasi melalui sentuhan. Serupa dengan Go, Gh mencoba membuat
individu menafsirkan informasi berdasarkan sentuhan.
• Kemampuan psikomotor (Gp) yaitu suatu kemampuan dengan
menggerakkan motorik tubuh seperti gerakan jari, tangan dan kaki yang
dilakukan dengan presisi, koordinasi dan kekuatan. Kemampuan ini

11
penting dalam pengukuran neuropsikologis. Hal ini dilakukan untuk
memahami fungsi neuropsikologis seseorang secara tipikal dan atipikal,
serta mengidentifikasi adanya gangguan neurologis di dalamnya.
• Kemampuan kinestetik (Gk) yaitu kemampuan seseorang dalam
mendeteksi dan memproses suatu informasi secara proprioseptif yang
mengacu pada kesadaran seseorang pada posisi tubuh dan gerakan.
• Kecepatan keputusan/waktu reaksi (Gt) yaitu suatu kemampuan
seseorang dalam memutuskan (decision speed) dan bereaksi (reaction
time). Kemampuan ini diukur dengan mencatat waktu seseorang ketika
memberi suatu jawaban atas suatu permasalahan. Contohnya melalui tes
rangkaian huruf, klasifikasi, dan kosa kata. Dapat dicontohkan seperti,
ketika seseorang diperlihatkan video kemudian diminta untuk membaca
permasalahan dalam satu bagian dalam video tersebut secepat mungkin.
• Kecepatan psikomotor (Gps) yaitu kecepatan yang dilakukan oleh
seseorang dengan gerakan fisik tubuhnya. Dapat dicontohkan seperti
menggerakkan jari dengan mengetukkan jari tersebut yang dilakukan
dalam beberapa tes neuropsikologis.

c. Stratum III (General) merupakan urutan tertinggi yang hanya terdiri dari
faktor kemampuan umum yaitu G (general intelligence).

E. KELEBIHAN & KEKURANGAN TEORI CHC


A. Kelebihan :
1. Dalam teori CHC ini, memiliki model teori yang dianggap terbaik dalam
menggambarkan struktur kognitif manusia karena kuatnya dasar empiris
yang digunakan sehingga teori dianggap memiliki struktur kecerdasan
yang komprehensif.
2. Teori CHC ini telah disepakati oleh para ahli dan termasuk teori
intelegensi terbaru yang paling komprehensif.

12
3. Teori CHC juga sudah digunakan untuk mendeskripsikan dan
mengklasifikasikan kemampuan kognitif manusia di berbagai latar
belakang budaya secara luas.
4. CHC memiliki implikasi yang paling luas terhadap pengukuran
intelegensi.
5. Hasil asesmen dari tes kecerdasan yang berdasarkan pada teori CHC
mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk diagnosis
intervensi ABK.
B. Kekurangan :
Teori CHC ini memiliki keterbatasan dalam pengujian kemampuan
yang belum terukur atau belum diketahui di masa mendatang dapat
menghasilkan faktor tambahan pada satu atau lebih tingkat dalam hierarki
Carrol.

13
DAFTAR PUSTAKA

ANDRIANI, F. (2019). PENGEMBANGAN TES INTELIGENSI BERDASAR


THREE STRATUM COGNITIVE ABILITY THEORY (TEORI CATTEL
HORN CARROLL) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Caemmerer, J. M., Keith, T. Z., & Reynolds, M. R. (2020). Beyond individual


intelligence tests: application of Cattell-Horn-Carroll theory. Intelligence,
79, 101433.
Carroll, J. B. (1916). John Bissell Carroll.
Flanagan, DP, & Dixon, SG (2013). Teori kemampuan kognitif Cattell-Horn-
Carroll. Ensiklopedia pendidikan khusus: Referensi untuk pendidikan anak-
anak, remaja, dan orang dewasa penyandang cacat dan individu luar biasa
lainnya .
Flanagan, D., P. & Dixon, S., G. (2014). The Cattell-Horn-Carroll Theory of
Cognitive Abilities. Encyclopedia of Special Education: A Reference for the
Education of Children, Adolescents, and Adults with Disabilities and Other
Exceptional Individuals. https://doi.org/10.1002/9781118660584.ese0431
Fletcher-Janzen). Sternberg, R. J., & Kaufman, S. B. (Eds.). (2011). The Cambridge
handbook of intelligence. Cambridge University Press.
Horn, J. L. (1991). Measurement of intellectual capabilities: A review of theory.
In K. S.
McGrew, J. K. Werder, & R. W. Woodcock (Eds.), Woodcock-Johnson technical
manual (pp. 197–232). Chicago, IL: Riverside
Wasserman, J. D. (2019). Deconstructing CHC. Applied Measurement in
Education, 32(3), 249-268.

14

Anda mungkin juga menyukai