Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SUBHANA RIZKI

KELAS : 3A

NIM : 11860112267

PSIKODIAGNOSTIK

Resume Sejarah Psikodiagnostik


Riwayat pendahulu tes modern
Akar-akar tes sulit ditemukan karena hilang ditelan waktu. Ada berbagai uraian tentang
sistem ujian pegawai negeri yang muncul di kekaisaran Cina selama 2000 tahun. Di kalangan orang
Yunani Kuno, tes merupakan pendamping tetap proses pendidikan. Tes-tes digunakan untuk
mengukur penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dan juga intelektual. Sudah dari awal
munculnya tes pada Abad Pertengahan, universitas-universitas Eropa mengandalkan ujian formal
ketika memberi gelar dan penghargaan.

Minat awal pada pengklasifikasian dan pelatihan orang-orang yang terbelakang mental
Abad ke-19 merupakan masa kebangkitan minat pada pengobatan yang lebih manusiawi
terhadap orang-orang gila dan mereka yang terbelakang mental. Pendirian banyak lembaga sosial
untuk perawatan orang-orang bermentalitas terbelakang baik di Eropa maupun di AS menimbulkan
kebutuhan untuk menetapkan standar-standar penerimaan dan sistem klasifikasi yang objektif.
Pertama, perlunya membedakan antara orang gila (insane) dan orang terbelakang mental (mentally
retarted). Dalam usaha mengembangkan sistem untuk mengklasifikasikan tingkat dan jenis
keterbelakangan yang berbeda-beda, Esquirol mencoba berbagai prosedur dan menyimpulkan
bahwa penggunaan bahasa seseorang merupakan kriteria yang paling dapat diandalkan tentang
tingkat intelektualnya dan kriteria ini untuk keterbelakangan mental juga umumnya bersifat
linguistik dan tes-tes inteligensi dewasa ini penuh muatan verbal.

Setelah menolak pandangan umum bahwa keterbelakangan mental tak dapat disembuhkan,
Seguin (1866/1907) melakukan eksperimen bertahun-tahun dengan apa yang disebutnya metode
pelatihan fisiologis; dan pada tahun 1837 dia mendirikan sekolah pertama pendidikan anak-anak
dengan keterbelakangan mental. Banyak teknik pelatihan pancaindera dan pelatihan otot yang
selanjutnya diterapkan dalam lembaga-lembaga untuk orang-orang dengan keterbelakangan mental,
diciptakan oleh Seguin. Dengan metode-metode ini, anak-anak dengan keterbelakangan mental
diberikan latihan intensif dalam pembedaan indrawi dan dalam pengembangan kendali motorik.
Sejumlah cara yang dikembangkan oleh Seguin untuk maksud ini pada akhirnya dimasukkan ke
dalam tes-tes inteligensi tentang kinerja seseorang.

Psikolog-psikolog eksperimental pertama


Tujuan utama para psikolog pada masa itu adalah perumusan deskripsi umum tentang
perilaku manusia. Fokus perhatian mereka adalah keseragaman, bukannya perbedaan-perbedaan
perilaku. Perbedaan-perbedaan individu diabaikan atau diterima sebagai sesuatu yang pasti buruk,
yang membatasi penerapan generalisasi.
Dalam pilihan topik mereka, para pendiri psikologi eksperimental mencerminkan pengaruh
latar belakang mereka ke dalam bidang fisiologi dan fisika. Masalah-masalah yang ditelaah dalam
laboratorium mereka pada umumnya menyangkut kepekaan pada stimuli visual, pendengaran, dan
indra-indra lainnya, dan menyangkut waktu reaksi. Eksperimen-eksperimen psikologis awal
menunjukkan kebutuhan akan kendali yang ketat atas kondisi observasi.

Sumbangan Francis Galton


Francis Galton, adalah orang yang bertanggung jawab atas peluncuran gerakan tes. Dalam
rangka penelitiannya atas hereditas, Galton menyadari perlunya mengukur ciri-ciri orang yang masih
punya hubungan keluarga dan yang tidak punya hubungan keluarga. Ia juga mendirikan
laboratorium anthropometris pada International Exposition 1884 yang dengan membayar tiga
penny, para pengunjung bisa diukur ciri-ciri fisik tertentunya dan bisa menjalani tes ketajaman
penglihatan dan pendengaran, kekuatan otot, waktu reaksi, dan fungsi-fungsi motor indrawi
sederhana lainnya.

Galton sendiri merancang sebagian besar tes-tes sederhana yang diselenggarakan pada
laboratorium anthropometrisnya. Galton yakin bahwa tes-tes pembedaan indrawi bisa berfungsi
sebagai sarana untuk mengukur kecerdasan seseorang. Dalam hal ini, ia dipengaruhi sebagian oleh
teori-teori Locke. Galton menulis: “satu-satunya informasi yang sampai pada kita sehubungan
dengan peristiwa-peristiwa eksternal tampaknya melewati celah indra kita; dan semakin perseptif
indra-indra itu akan perbedaan, semakin besarlah bidang yang menjadi terapan bagi penilaian dan
inteligensi kita.

Galton juga merintis penerapan metode skala-pemeringkatan dan kuesioner, dan juga
penggunaan teknik asosiasi bebas yang selanjutnya diterapkan ke beragam tujuan. Sumbangan lain
Dalson adalah pada pengembangan metode statistik untuk menganalisis data tentang perbedaan-
perbedaan individu.

Cattell dan “Tes-tes mental” awal


James Mckeen Cattell, psikolog Amerika, menduduki tempat penting dalam perkembangan
tes psikologis. Dalam artikel yang ditulis Cattell pada tahun 1890 istilah “tes mental” digunakan
untuk pertama kalinya dalam literatur psikologi. Rangkaian tes yang diselenggarakan tiap tahun bagi
para mahasiswa dalam upaya menentukan tingkat intelektual. Tes-tes ini, yang diselenggarakan
secara individu, meliputi ukuran-ukuran kekuatan otot, kecepatan gerakan, sensitivitas terhadap
rasa sakit, ketajaman penglihatan dan pendengaran, pembedaan berat, waktu reaksi, ingatan, dan
sebagainya.

Tes-tes Cattell lazim ditemukan dalam sejumlah rangkaian tes yang dikembangkan selama
dasawarsa terakhir abad ke-19. Rangkaian tes semacam itu diselenggarakan bagi anak-anak sekolah,
mahasiswa, dan berbagai orang dewasa. Pada Columbian Exposition yang diadakan di Chicago pada
tahun 1893, Jastrow membuka anjungan tempat pengunjung diundang untuk mengikuti tes
sederhana atas proses-proses indrawi, motorik, dan persepsi serta untuk membandingkan
keterampilan mereka dengan norma-norma yang ada.

Sejumlah rangkaian tes yang disusun oleh psikolog Amerika pada masa itu cenderung
mencakup fungsi-fungsi yang agak kompleks. Kraepelin (1895), yang sangat berminat pada
pemeriksaan klinis atas pasien-pasien psikiatris, mempersiapkan serangkaian panjang tes-tes untuk
mengukur apa yang dianggap sebagai faktor-faktor dasar dalam pencarian individu, memanfaatkan
operasi-operasi aritmetika sederhana, dirancang untuk mengukur dampak latihan, memori, dan
kerentanan terhadap kelelahan penurunan perhatian.

Binet dan munculnya tes-tes kecerdasan


Binet dan rekan-rekan sekerjanya mencurahkan waktu bertahun-tahun untuk penelitian
aktif dan sederhana tentang cara-cara pengukuran kecerdasan atau inteligensi. Akan tetapi, hasil-
hasilnya menimbulkan keyakinan makin besar bahwa pengukuran yang langsung, meskipun kasar,
atas fungsi-fungsi intelektual yang kompleks membawa harapan yang sangat besar.

Skala ini, yang dikenal sebagai skala 1905, terdiri dari 30 masalah atau tes yang diatur dalam
urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Tingkat kesulitan ditentukan secara empiris dengan
menyelenggarakan tes pada 50 anak normal berusia 3 sampai 11 tahun, dan pada sejumlah anak
terbelakang mental dan orang dewasa. Tes-tes ini dirancang sehingga mencakup rentang fungsi-
fungsi yang luas, dengan penekanan khusus pada penilaian (judgement), pemahaman, dan
penalaran, yang dianggap Binet sebagai komponen hakiki inteligensi.

Tes kelompok
Tes kelompok seperti skala Binet, awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
praktis. Ketika Amerika Serikat memasuki Perang Dunia I pada tahun 1917, sebuah komisi ditunjuk
oleh American Psychological Association untuk menemukan cara psikologi bisa membantu dalam
perang itu. Komisi di bawah pengarahan dari Robert M. Yerkes, mengakui perlunya klasifikasi kilat
atas satu juta orang yang direkrut. Klasifikasi itu dilakukan berdasarkan tingkat intelektual umum
mereka. Dalam konteks inilah tes inteligensi kelompok pertama kali dibuat. Dalam tugas ini, psikolog
angkatan darat mengambil semua materi tes yang tersedia, dan terutama tes inteligensi kelompok
yang belum dipublikasikan, yang disiapkan dan diberikan kepada angkatan darat oleh Arthur S. Otis.

Tes-tes yang pada akhirnya dikembangkan oleh psikolog angkatan darat ini dikenal dengan
nama Army Alpha dan Army Beta. Army Alpha dirancang untuk tes rutin umum; sedangkan Army
Beta adalah skala nonbahasa yang diterapkan pada orang-orang buta huruf dan pada orang-orang
asing yang direkrut, yang tidak bisa menjalani tes dalam bahasa Inggris.

Tak lama sesudah akhir Perang Dunia I, tes-tes angkatan darat disebarkan ke penggunaan
sipil. Kedua tes ini—Army Alpha dan Army Beta—tidak hanya mengalami banyak revisi, melainkan
juga model bagi sebagian besar tes inteligensi kelompok.

Tes bakat (Aptitude Testing)


Meskipun tes-tes inteligensi pada awalnya dirancang untuk mengukur berbagai fungsi dalam
rangka memperkirakan tingkat intelektual umum individu, jelaslah bahwa tes-tes semacam ini agak
terbatas cakupannya. Tidak semua fungsi penting terwakili di sana.

Sejumlah tes yang mungkin akan disebut tes-tes inteligensi selama tahun 1920-an
selanjutnya akan dikenal sebagai tes bakat sekolah. Tes-tes bakat khusus ini dikembangkan secara
khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan dan seleksi dan klasifikasi personel industri dan
militer. Di antara tes-tes yang digunakan paling luas adalah tes-tess bakat mekanikal, klerikal,
musikal, artistik.

Evaluasi kritis atas tes-tes inteligensi berikutnya, yang luas dan kurang hati-hati selama
tahun 1920-an juga mengungkapkan fakta berharga lainnya: kinerja individu pada berbagai bagian
dari tes semacam ini kerap menunjukkan variasi yang cukup besar.
Para pengguna tes, dan terutama orang-orang klinik, sering memanfaatkan perbedaan-
perbedaan semacam itu dalam rangka memeroleh lebih banyak wawasan atas susunan psikologis
individu. Jadi, tak hanya IQ atau skor global melainkan juga kinerja pada kelompok soal atau subtes
tertentu yang akan diperiksa dalam mengevaluasi masing-masing kasus.

Aplikasi praktis atas sejumlah tes menunjukkan perlunya tes multibakat (multiple aptitude
test), sedangkan perkembangan serupa pada penelitian penggolongan sifat kepribadian (trait
organization) secara bertahap memberikan sarana untuk menyusun tes semacam itu. Telaah statistik
tentang hakikat inteligensi telah menyelidiki hubungan antar skor yang diraih oleh banyak orang
pada berbagai tes yang berbeda. Penyelidikan seperti ini dimulai oleh psikolog Inggris Charles
Spearman (1904, 1927) selama dasawarsa pertama abad ke-20. Perkembangan-perkembangan
metodologis selanjutnya, yang didasarkan pada penelitian para psikolog Amerika seperti T.L. Kelley
(1928) dan L.L. Thurstone (1938, 1947), dan juga pada karya peneliti Amerika dan Inggris lainnya,
sudah dikenal sebagai analisis faktor. Pemahaman verbal dan penalaran numerik merupakan
contoh-contoh jenis faktor ini. Sementara itu, bakat spasial, perseptual dan mekanikal, ditemukan
lebih sering dalam tes-tes bakat ketimbang dalam tes-tes inteligensi. Salah satu hasil praktis utama
dari analisis faktor adalah perkembangan kumpulan tes multibakat (multiple aptitude batteries).

Perkembangan lebih mutakhir yang muncul pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an,
menjadi pengintegrasi mendasar atas dua pendekatan pengukuran mental yang sebelumnya
bertentangan; yang diwakili oleh tes inteligensi tradisional dan kumpulan tes multibakat
(Anastasi,1994). Tes-tes inteligensi yang baru dikembangkan seperti Differential Aptitude Scale, atau
revisi terbaru atas tes-tes lebih awal, seperti edisi ke-4 Stanford-Binet, menggabungkan cakupan
yang komprehensif multibakat dengan skoring multilevel yang lentur untuk maksud-maksud
pengetesan khusus.

Tes-tes prestasi (Achievement Tests) yang dibakukan


Sewaktu psikolog sibuk mengembangkan tes inteligensi dan tes bakat, ujian sekolah
tradisional mengalami sejumlah perubahan teknis. Satu langkah penting ke arah ini dilakukan oleh
sekolah-sekolah negeri Boston pada tahun 1845.

Setelah peralihan abad ini, tes standar pertama untuk mengukur hasil pengajaran sekolah
mulai muncul. Dipelopori oleh karya E.L Thorndike, tes-tes ini memakai prinsip-prinsip pengukuran
yang dikembangkan dalam laboratorium psikologis. Baru kemudian datanglah kumpulan tes prestasi,
yang di prakarsai oleh publikasi edisi pertama Stanford Achievement Test pada tahun 1923. Para
penyusunnya adalah tiga pelopor awal perkembangan tes: Truman L. Kelley, Giles M. Ruch, dan
Lewis M.

Ketika soal-soal objektif “jenis baru” ini semakin banyak digunakan dalam tes-tes prestasi
standar, ada penekanan makin kuat pada perancangan soal-soal untuk menguji pemahaman dan
pada penerapan pengetahuan dan sasaran-sasaran pendidikan lebih luas lainnya. Dasawarsa 1930-
an juga merupakan awal munculnya mesin-mesin yang bisa memberikan skor pada tes, sehingga tes-
tes objektif “jenis baru” bisa segera diadaptasikan.

Penyusunan program tes nasional, regional, dan negara bagian adalah perkembangan
paralel lain dan yang paling dikenal dari program-program ini adalah College Entrance Examination
Board (CEEB). Pada tahun 1947, fungsi-fungsi tes CEEB digabung dengan fungsi-fungsi pengetesan
Carnegie Corporation dan American Council on Education untuk membentuk Educational Testing
Service (ETS). Dalam tahun-tahun selanjutnya, ETS telah mengambil tanggung jawab atas program-
program tes yang makin banyak atas nama universitas, sekolah-sekolah profesional, lembaga
pemerintahan, dan lembaga-lembaga lainnya.

Dalam zaman modern, seleksi pegawai pemerintah lewat ujian diperkenalkan ke negara-
negara Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. US Civil Service Commission menetapkan
ujian persaingan sebagai prosedur regular pada tahun 1883 (Kavruck, 1956).

Ketika semakin banyak psikolog yang dididik dalam psikometri berpartisipasi ke dalam
penyusunan tes-tes prestasi standar, aspek-aspek teknis tes-tes prestasi semakin menyamai aspek-
aspek teknis tes-tes inteligensi dan bakat.

Penilaian kepribadian
Perintis awal tes kepribadian diilustrasikan oleh penggunaan Kraepelin atas tes asosiasi
bebas terhadap pasien-pasien psikiatris. Dalam tes ini, peserta ujian diberi kata-kata stimulus yang
dipilih secara khusus dan mereka diminta memberikan tanggapan atas setiap kata itu dengan kata
pertama yang muncul dalam benak mereka. Harus disebut juga di sini karya penelitian Galton,
Pearson; dan Cattell dalam pengembangan kuesioner standar dan teknik-teknik penentuan peringkat
yang prosedur-prosedur dalam ini pada akhirnya digunakan oleh orang lain untuk menyusun
sebagian tes kepribadian yang paling umum dewasa ini.

Prototipe kuesioner kepribadian, atau daftar pengenalan diri/ self-report inventory adalah
Lembar Data Pribadi yang disusun oleh Woodworth selama perang dunia I. Tes ini dirancang sebagai
piranti penyaring kasar untuk mengidentifikasi orang-orang yang terganggu secara serius, yang akan
dikeluarkan dari dinas militer. Lebih dari itu, lembar Data Pribadi Woodworth, berfungsi sebagai
model untuk kebanyakan daftar penyesuaian emosi selanjutnya. Kemudian berkembanglah
penyusunan tes untuk menguantifikasikan ungkapan sikap dan minat yang pada hakikatnya juga
didasarkan pada teknik-teknik kuesioner.

Pendekatan lain terhadap pengukuran kepribadian adalah melalui aplikasi tes kinerja atau
tes situasi. Dalam tes seperti ini, peserta tes bertugas menunjukkan kinerja yang maksudnya kerap
disembunyikan.

Teknik-teknik proyektif mewakili pendekatan ketiga terhadap telaah kepribadian merupakan


pendekatan yang menunjukkan pertumbuhan luar biasa, terutama di kalangan psikolog klinis. Dalam
tes-tes semacam ini, klien diberi tugas yang relatif tak terstruktur, yang memberinya ruang gerak
yang luas atas penyelesaiannya.

Secara keseluruhan, tes kepribadian telah ketinggalan dibandingkan tes kemampuan dalam
pencapaian praktisnya. Riset bidang pengukuran kepribadian telah mendapat proporsi yang
mengesankan sejak 1950, dan banyak kemajuan di bidang piranti dan teknis yang cerdas sedang
diteliti. Tampaknya yang menjadi sebab lambannya kemajuan tersebut adalah kesulitan-kesulitan
khusus yang ditemui dalam pengukuran kepribadian.

Dua kecenderungan penting muncul dari riset tes-tes kepribadian dewasa ini. Pertama,
meningkatnya bukti pengaruh timbal balik antara ciri bawaan afektif (“kepribadian”) dan kognitif
(“kemampuan”), baik dalam kinerja tugas maupun perkembangan perilaku. Kedua, analisis teoritis
atas hakikat dan komposisi kepribadian mendukung reintegrasi sifat-sifat kognitif dan afektif ke
dalam model komprehensif tentang aktivitas manusia yang mencakup semua bentuk perilaku.

Anda mungkin juga menyukai