PENELITIAN
“ Jenis Pendekatan Kualitatif Dan Sampling “
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Fitrianola Rezkiki, S.Kep,M.Kep
KELOMPOK 7 :
Fegi Ami Jefone
Yanastasya
Muhammad Ghufran
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuknya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Jenis Pendekatan Penelitian Dan
Sampling Kualitatif “.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian
data dalam makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca.
Demikianlah makalah ini penulis susun. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……....ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….....…....1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………..........1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….2
1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………………….……......2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….…….2
2.1 Pendekatan Fenomenology………………………………………….… 2
2.2 Pendekataan Grounded Theory…………………………………..….... 2
2.3 Pendekatan Etnografi…………………………………………….…… 3
2.4 Pendekatan Studi Kasus………………………………………..……... 4
2.5 Pendekatan Naratif……………………………………………………. 6
2.6 Sampling Purposeful………..………………………………………….7
2.8 Jenis Sample Pada Penelitian Kualitatif…………………………….… 7
2.9 Istilah Sample Atau Responded Kualitatif………...…………………. 8
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa
bertanya, menganalisis, dan mengkontruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Untuk itulah,
maka seorang peneliti kualitaif hendaknya memiliki ke mampuan brain, skill, keberanian, da
selalu menjaga networking, dan memilki rasa ingin tahu yang besar atau open mended.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
1. Pendekatan fenomenologi
a. Pengertian fenomenologi
Merupakan studi yang berusaha mencari "esensi" makna dari suatu fenomena yang
dialami oleh beberapa individu. untuk menerapkan riset fenomenologis, peneliti bisa
memilih antara fenomenologi hermeneutik yaitu yang berfokus pada "penafsiran" teks-
teks kehidupan dan pengalaman hidup atau fenomenologi transendental dimana peneliti
berusaha meneliti suatu fenomena dengan mengesampingkan prasangka tentang
fenomena tersebut.
Prosedurnya yang terkenal adalah Epoche (pengurungan), yakni suatu proses di
mana peneliti harus mengesampingkan seluruh pengalaman sebelumnya untuk
memahami semaksimal mungkin pengalaman dari para partisipan.Analisisnya berpijak
pada horizonalisasi, di mana peneliti berusaha meneliti data dengan menyoroti
pernyataan penting dari partisipan untuk menyediakan pemahaman dasar tentang
fenomena tersebut.
b. Prosedur riset fenomenologis
e) Proses analisis data pada prinsipnya mirip dengan analisis kualitatif lainnya,
yaitu data ditranskrip, lalu dengan merujuk pada rumusan masalah, peneliti
melakukan koding, klastering, labelling secara tematik dan melakukan
interpretasi. Proses tersebut berlangsung bolak-balik sebagaimana analisis
data kualitatif pada umumnya.
b. Karakteristik Model Penelitian Grounded Theory
Ciri-ciri groundedtheory (dalam http://warungbelajarbebas.blogspot.com/2012/05/g
ounded theory.html) sebagaimana penjelasan Strauss dan Corbin adalah sebagai berikut:
a) Grounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena, bukan suatu hasil
pengembangan teori yang sudah ada.
b) Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif bukan
secara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian kuantitatif.
c) Agar penyusunan teori menghasilkan teori yang benar, harus dipenuhi 4 (empat)
kriteria yaitu:
a. cocok (fit), yaitu apabila teori yang dihasikan cocok dengan kenyataan
sehari-hari sesuai bidang yang diteliti.
b. dipahami
(understanding), yaitu apabila teori yang dihasilkan
menggambarkan realitas (kenyataan) dan bersifat komprehensif, sehingga
dapat dipahami oleh individu-individu yang diteliti maupun oleh peneliti.
c. berlaku umum (generality), yaitu apabila teori yang dihasilkan meliputi
3. Pendekatan etnografi
a. Pengertian
Studi etnografis berusaha meneliti suatu kelompok kebudayaan tertentu
berdasarkan pada pengamatan dan kehadiran peneliti di lapangan dalam waktu yang
lama. pada umumnya, ada dua tipe etnografi yaitu etnografi realis dimana peneliti
berperan sebagai pengamat "objektif", merekam fakta dengan sikap yang tidak memihak
dan etnografi kritis dimana studinya diarahkan untuk meneliti sistem kultural dari
kekuasaan, hak istimewa, dan otoritas dalam masyarakat untuk menyuarakan aspirasi
kaum marjinal dari berbagai kelas, ras dan gender. Prosedurnya sering kali berdasar pada
pendekatan holistik untuk memotret kelompok kebudayaan tertentu yang analisisnya
memanfaatkan data emik (pandangan partisipan) dan data etis (pandangan peneliti) untuk
tujuan praktis dan/atau advokatoris demi kepentingan kelompok kebudayaan itu sendiri.
b. Prinsip dan Ciri dalam Penelitian Etnografi
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip
prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi:
a) Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif
dalam meimilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti
harus melindungi informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih
mereka.
b) Mengerti informan. Mengerti di sini memiliki arti bahwa peniliti harus
memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang peneliti
memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi
yang akan muncul.
c) Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menympaikan kepada
informan sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.
d) Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi,
bila mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kitapun harus
menjaga kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus
memperhatikan keberatan-keberatan dari pihak informan.
e) Jangan mengeksploitasi informan. Peniliti tidak boleh hanya menfaatkan
informan untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai
harus memberikan balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan
yang membantu selama penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat
berjalan dengan baik.
f) Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer
harus memperlihatkan (melaporkn kepada informan). Agus, (2010)
Menurut Nur Syam, (2013) ciri-ciri penelitian etnografi adalah :
a) Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan,
pengalaman warga pribumi (emic view)
b) Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.
c) Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.
d) Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistik) yaitu menghubungkan
5. Pendekatan Naratif
a. Pengertian
Studi naratif bisa didefinisikan sebagai studi yang berfokus pada narasi, cerita, atau
deskripsi tentang serangkaian peristiwa terkait dengan pengalaman manusia. studi ini bisa
mencakup banyak hal, antara lain
a) Biografi yaitu narasi tentang pengalaman orang lain.
b) Auto-etnografi atau autobiografi yaitu pengalaman yang ditulis sendiri
oleh subjek penelitian.
c) Sejarah kehidupan yaitu rekaman sejarah utuh tentang kehidupan
seseorang.
d) Sejarah tutur yaitu sejarah kehidupan yang diperoleh dari hasil ingatan
peneliti.
b. Struktur Naratif
Gaya naratif merupakan kekuatan dari riset kualitatif, tekniknya sama dengan
bentuk story telling dimana cara penguraian yang menghablurkan batas-batas fiksi,
jurnalisme dan laporan akademis, “narratives in story telling modes blur the lines
between fiction, jurnalism and scholarly studies. Bentuk penelitian naratif antara lain:
a) Menggunakan pendekatan kronologis seperti menguraikan peristiwa demi
peristiwa dibentangkan secara perlahan mengikuti proses waktu (slowly
over time), ketika menjelaskan subyek studi mengenai budaya saling-
berbagi di dalam kelompok (a ulture-sharingg group), narasi kehidupan
seseorang (the narrative of the life of on individual) atau evolusi sebuah
program atau sebuah organisaasi (evolution of a program or an
organization).
b) Menyempitkan dan memfokuskan pembahasan. Laporan juga bisa seperti
pendeskripsian berbagai kejadian, berdasarkan tema-tema atau persepektif
tertentu. Gaya naratif, dari studi kualitatif bisa juga mengerangkakan sosial
tipikal keseharian hidup seseorang (a typical day in the life) dari sosok
individu atau kelompok.
c. Tipe Kajian Naratif
Jika seorang peneliti berencana melaksanakan kajian naratif maka ia perlu
mempertimbangkan tipe kajian naratif yang akan dilaksanakannya. Pendekatan pertama
yang digunakan dalam penelitian naratif adalah membedakan tipe penelitian naratif
melalui strategi analisis yang digunakan oleh pengarang (Creswell,2007).
Polkinghorne dalam Cresswell menyebutkan strategi tersebut menggunakan paradigma
berpikir untuk menghasilkan deskripsi tema yang menggenggam sekaligus melintasi
cerita atau sistem klasifikasi tipe cerita. Analisis naratif ini menekankan peneliti untuk
mengumpulkan deskripsi peristiwa atau kejadian dan kemudian mengkonfigurasikannya
ke dalam cerita menggunakan sebuah alur cerita (plot).
Chase dalam Cresswell menyajikan pendekatan yang tidak jauh berbeda dengan
definisi analisis naratif milik Polkinghorne. Chase menyarankan bahwa peneliti boleh
menggunakan alasan paradigmatik untuk kajian naratif, seperti bagaimana individu
dimampukan dan dipaksa oleh sumberdaya sosial, disituasikan secara sosial dalam
penampilan interaktif, dan bagaimana pencerita membangun interpretasi.
Pendekatan kedua menekankan pada ragam bentuk yang ditemukan dalam praktik-
praktik penelitian naratif. Kajian biografi adalah bentuk kajian naratif di mana peneliti
menulis dan mencatat pengalaman kehidupan seseorang. Autobiografi ditulis dan dicatat
oleh individu sebagai subjek kajian. Sejarah hidup (life histories) memotret seluruh
kehidupan seseorang. Cerita pengalaman seseorang adalah kajian naratif terhadap
pengalaman personal seseorang yang ditemukan dalam episode majemuk atau tunggal,
situasi pribadi, atau cerita rakyat komunal (communal folklore). Sejarah lisan terdiri dari
kumpulan refleksi personal terhadap kejadian dan sebab akibat kejadian tersebut dari satu
atau beberapa individu. Kajian naratif bisa jadi memiliki fokus kontekstual yang spesifik,
seperti guru atau murid di kelas, cerita tentang organisasi, atau cerita yang diceritakan
tentang organisasi.
d. Proses penelitian Naratif
Menulis narasi adalah kolaborasi antara peserta dan peneliti. Hubungan antara peneliti
dan peserta harus menjadi salah satu yang saling dibangun yang peduli, hormat, dan
ditandai dengan kesetaraan suara. Peserta dalam Penelitian narasi harus merasa
diberdayakan untuk menceritakan kisah mereka. Langkah-langkah melaksanakan
penelitian kualitatif (Clandinin dan Connelly, 2000) adalah sebagai berikut:
a) Menentukan problem penelitian atau pertanyaan terbaik yang tepat untuk
penelitian naratif. Penelitian naratif adalah penelitian terbaik untuk menangkap
cerita detail atau pengalaman kehidupan terhadap kehidupan tunggal atau
kehidupan sejumlah individu.
b) Memilih satu atau lebih individu yang memiliki cerita atau pengalaman
kehidupan untuk diceritakan, dan menghabiskan waktu (sesuai pertimbangan)
bersama mereka untuk mengumpulkan cerita mereka melalui tipe majemuk
informasi.
c) Mengumpulkan cerita tentang konteks cerita tersebut.
d) Menganalisa cerita partisipan dan kemudian restory (menceritakan ulang)
cerita mereka ke dalam kerangka kerja yang masuk akal. Restorying adalah
proses organisasi ulang cerita ke dalam beberapa tipe umum kerangka kerja.
Kerangka kerja ini meliputi pengumpulan informasi, penganalisaan informasi
untuk elemen kunci cerita (misalnya: waktu, tempat, alur, dan scene/adegan)
dan menulis ulang cerita guna menempatkan mereka dalam rangkaian secara
kronologis.
e) Berkolaborasi dengan partisipan melalui pelibatan aktif mereka dalam
penelitian. Mengingat para peneliti mengumpulkan cerita, maka mereka
menegosiasikan hubungan, transisi yang halus, dan menyediakan cara yang
berguna bagi partisipan.
e. Jenis-Jenis Penelitian Naratif
Menurut Polkinghorne ada dua pendekatan yang bisa diambil yaitu pendekatan dengan
membedakan antara analisis narasi dan analisis naratif dapat di pahami juga degan
narasi sebagai data: data sebagai narasi. Adapun Jenis narasi (narrative) dapat dilihat
dengan mengetahui pendekatan apa yang digunakan:
a) Analisis narasi
Analisis narasi adalah sebuah paradigma dengan cara berpikir untuk membuat
deskripsi tema yang tertulis dalam cerita atau taksonomi.
b) Analisis naratif
Analisis naratif adalah sebuah paradigma dengan mengumpulkan deskripsi
peristiwa atau kejadian dan kemudian menyusunya menjadi cerita dengan
menggunakan alur cerita.
Dari kedua pendekatan tersebut Pendekatan kedua adalah untuk menekankan berbagai
bentuk yang ditemukan pada praktek penelitian naratif. Misalnya: sebuh otobiografi,
biografi, dokumen pribadi, riwayat hidup, personal accounts, etnobiografi, otoetnografi.
Jika peneliti merencanakan melakukan studi naratif, maka perlu mempertimbangkan jenis
studi naratif apa yang akan dilakukan. Dalam studi naratif, untuk mengetahui jenis naratif
apa yang akan digunakan memang penting, tetapi yang lebih penting adalah mengetahui
karakteristik esensial dari tiap-tiap jenis.
f. Karakteristik Kunci Penelitian Narasi
a) Penelitian Narasi berfokus pada pengalaman individu dan kronologi mereka.
b) Penelitian Narasi menggunakan teknik restorying untuk membangun account
narasi berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara.
c) Penelitian Narasi menggabungkan konteks dan tempat dalam cerita.
d) Pembangunan narasi selalu melibatkan menanggapi pertanyaan, “Lalu apa
yang terjadi?” (James Schreiber dan Kimberly Asner-Self, 2011)
C. Sampling Pada Penelitian Kualitatif
b. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode pengambilan
sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-
hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian
tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
c. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil
sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk
meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.Contoh
penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson
Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat
reaksi tubuh terhadap antibiotic Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka
dan sulit sekali menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil
sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti
melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh
peneliti.ehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
d. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan
oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah
diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.Teknik pengambilan sampel dengan cara ini
biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas.
Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam
suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel
secara keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
e. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua
anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30
orang.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan
pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang
bersifat teka-teki.Banyak jenis pencarian yang dapat dilakukan, berdasarkan pendekatannya
dibedakan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kegiatan pencarian ini biasa juga
dibedakan berdasarkan cara atau metode pencariannya (mode of inquiry) atau metode penelitian.
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atu kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan
isu-isu yang dihadapi. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Ada beberapa metode penelitian yang
dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode:
deskriptif, survai, eksposfakto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan. Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA