Konsep SPGDT • SPGDT adalah suatu sistem berupa koordinasi dari sektor kesehatan yang didukung oleh sektor lain dan kegiatan kelompok profesional pada keadaan kedaruratan medis sehari hari (SPGDT-S) dan pelayanan kedaruratan medis pada saat kejadian bencana (SPGDT-B) Pelayanan kesehaan (Health services) dalam SPGDT (IEMSS) meliputi : 1. Sistem Pelayanan pra Rumah sakit (Prehospital medical services system) 2. Sistem Pelayanan di Rumah sakit (Hospital service system) 3. Sistem Pelayanan antar Rumah sakit (Interhospital service system) Faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem antara lain: 1. Demography ( population density, distribution of population) 2. Geography 3. Community preparedness 4. Transportation 5. Communication (Hard ware & soft ware) 6. Health care facilities (Gov/private Hospital, Primary Health care) Demografi & Geografi • Keadaan kedaruratan maupun Bencana terjadi di daerah padat penduduk berbeda dengan daerah yang berpenduduk jarang, misal, di kepulauan. Ada/ tidak infra struktur dan sarana transportasi (jalan raya, kapal, pesawat), komunikasi khususnya daerah terpencil, pedalaman, kepulauan Community preparedness • Bagaimana menyiapkan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama kasus gawat darurat baik dalam keadaan sehari hari maupun saat terjadi bencana terutama menghadapi korban masal / korban dalam jumlah banyak. • Diperlukan pelatihan sebagai penolong pertama bagi masyarakat awam atau kelompok awam khusus (Petugas kepolisian, pemadam kebakaran, tim rescue, relawan dan lain-lain) dapat disebut sebagai medical first responder. Transportation • Dipengaruhi oleh infrastruktur di daerah, keadaan geografi dan jenis transportasi yang tersedia. Ambulans darat atau ambulans jalan raya untuk ketersediaan jalan raya di daerah-daerah seperti P. Jawa – Sumatra dengan jarak jangkauan maksimal dua jam dari fasilitas kesehatan. • Untuk daerah kepulauan atau pulau dengan sungai besar dapat disiapkan ambulans air (kapal) tetap ini tidak mudah, untuk sungai tergantung arus sungai dapat dilalui atau tidak, untuk kapal laut juga sangat tergantung tinggi gelombang. Sehingga pilihan pelayanan melalui udara lebih baik tetapi memerlukan pelayanan transportasi terpadu Helikopter dan ambulans jalan raya serta memerlukan area pendaratan. Communication • Semua saran komunikasi yang tersedia disatu wilayah/ daerah harus dapat dimanfaatkan dan dikoordinasikan dalam sistem pelayanan gawat darurat. Untuk sarana telpon diperlukan nomor panggil kedaruratan yang dikelola dalam satu koordinasi. Untuk saran komunikasi khusus antara ambulans dan fasilitas kesehatan diperlukan sarana komunikasi radio (UHF,VHF,HF) sedangkan antar RS dapat digunakan telpon, radio dan lain sebagainya sesuai perkembangan teknologi. Bukan hanya sarana atau alat komunikasi tetapi juga diperlukan adanya jaring komunikasi (communication net) yang merupakan koordinasi antara pemerintah daerah, sektor kesehatan, sektor perhubungan dan komunikasi yang memerlukan kebijakan dalam pelaksanaannya. Health Care Facility • Keadaan kedaruratan maupun Bencana terjadi di daerah dipengaruhi oleh ada/ tidak rumah sakit atau fasilitas pelayanan di setiap wilayah/ daerah selain tipe rumah sakit juga distribusi rumah sakit dan kepemilikkan yang mempengaruhi pembiayaan bagi pasien yang memerlukan pertolongan segera. Bila tidak ada rumah sakit, diperlukan kebijakan pemerintah pusat atau daerah dengan beberapa alternatif memperkuat pelayanan transportasi rujukan atau memperkuat pelayanan kegawatdaruratan di Puskesmas antara lain peningkatan sarana prasarana termasuk sistem komunikasi, meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, melengkapi peralatan medis gawat darurat. Pada saat bencana perlu dipikirkan perlu/ tidaknya membangun rumah sakit lapangan.