SPGDT
Disusun oleh :
2B/18.062
SPGDT adalah sostem penanggulangan pasien gawat darurat terdiri dari Pra RS, RS, dan antar
RS. Berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is lifi and limb saving yang
melibatkan masyarakat umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan
komunikasi.
Menurut Depkes tahun 2006 dalam buku pedoman PPGD menyatakan sistem Penanggulangan
Gawat Terpadu adalah sistem yang merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dan
didukung berbagai kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk menyelenggarakan
pelayanan terpadu bagi penderita gadar baik dalam keadaan bencana maupun sehari - hari.
pelayanan medis sistem ini terdiri 3 subsistem yaitu pelayanan pra RS, RS dan antar RS dan
memiliki 8
komponen yaitu :
a. Komponen/ Fase Deteksi
b. Komponen/ Fase Supresi
c. Komponen/ Fase Pra Rumah Sakit
d. Komponen / Fase Rumah Sakit
e. Komponen/Fase Rehabilitasi
f. Komponen Penanggulangan Bencana
g. Komponen Evaluasi/”Quality Control”
h. Komponen Dana
Petugas medis
Hakekat spgdt
Masyarakat aman sehat, masyarakat siaga, desa siaga, keluarga siaga, pemuda-pemudi siaga.
Pembinaan spgdt
Masyarakat sehat
Masyarakat siaga
Desa siaga
Keluarga siaga
Pemuda pemudi siaga.
Spgdt-s
Rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yan saling terkait yang dilaksanakan ditingkat pra RS, di
RS, antar RS dan terjalin dalam suatu sistem.
Tujuan
Rangkaian kegiatan
Pra RS
Dalam RS
Pertolongan di ICU/ICCU
Antar RS
Spgdt-bencana
Kerjasama antar unit pelayanan pra rs dan rs dalam bentuk pelayanan gadar terpadu sebagai
khususnya pada terjadinya korban massal yang memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari.
Tujuan
Menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya.
Basarnas
SPGDT bertujuan untuk tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan
kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin
terjadi.
B. Fase Supresi
Kalau kita dapat mendeteksi apa yang menyebabkan kecelakaan atau diamana dapat terjadi
bencana/korban maka kita dapat melakukan supresi :
a. Perbaikan konstruksi jalan (Engineering)
b. Pengetahuan peraturan lalu lintas (Enforcement)
c. Perbaikan kualitas helm
d. Pengetahuan undang - undang lalu lintas
e. Pengetahuan peraturan keselamatan kerja
f. Pengetatan peraturan keselamatan kerja
g. Peningkatan patrol keamanan
h. Membuat “Disaster Mapping”
Sistem SPGDT Pra Rumah Sakit( Pre Hospital Emergency Medical Servise) merupakan suatu
pendekatan yang sistematik untuk membawa penderita GD ke suatu tempat penanganan yang definitf.
Konsep AGD 118 adalah mendekatkan sarana GD ke penderita dan bukan penderita ke sarana GD.
Dalam SPGDT pada fase pra rumah sakit ini juga termasuk pendiidkan, pelatihan dan pemberian
sertifikat bagi personil yang terlibat dalam sistem.Konsep utama SPGDT pra RS difokuskan pada
kerangkawaktu penanggulangan pra RS yang dikenal sebagai “RESPONSE TIME”(waktu tanggap).
SPGDT Pra RS dibagi dalam beberapa sub - sistem:
a. Akses
b. Komunikasi
c. Penanggulangan di temapt kejadian
a) Ekstrikasi
b) Resusitasi
c) Stabilitasi
d. Transportasi yang cepat ke Rumah Sakit yang sesuai
e. Pembentukan triase dan RS lapangan bila terjadi “Mass Casualties: bencana atau peperangan
f. Pengaturan Personil
g. Pendidikan dan “Quality Improvement” (Gugus Kendali Mutu,GKM)
h. Orgasnisasi dan Kelembagaan
A. Awam/Awam Khusus
Penderita umumnya ditemukan oleh orang terdekat dapat dikategorikan ebagai awam (guru
sekolah, orang tua, supir sekretaris dll) atau awam khusus (petugas pemadam kebakaran,
pramuka, polisi, satpam dll) Kemampuan awam dan awam khusus
dalam hal :
a. Cara meminta tolong
b. Bantuan Hidup Dasar (BLS)
c. Mengkontrol pendarahan
d. Memasang pembalut dan bidai
e. Transportasi
B. Paramedik
keberhasilan Paramedik AGD 118 sangat ditentukan oleh waktu tanggap (Response
Time).Penanggulangan terdiri atas assessment, bresusitasi, ekstrikasi, stabilisasi. Keempat komponen
penanggulangan ini dilakukan secara simultan dengan prioritas ABC dengan selalu memperhatikan
tulang belakang.
4. Transportasi
Prinsip transportasi pra RS ialah untuk mengangkut penderita GD dengan cepat dan aman ke
RS/sarana yang sesuai, tercepat danterdekat.
Kendaraan ambulan darat/khusus dapat difungsikan sebagia ambulan RS lapangan dan triase
lapangan pada keadaan korbanmasal atau bencana.
Ambulan sepeda motor:
Merupakan kedaran khusus bagi paramedic penolong yang menuju
ke lokasi penderita GD mendahului roda empat. Ambulan sepeda
motor ini harus dilengkapi perlatan resusitasi dan
tabilisasiyang“Portable”sesuai kemampuan/daya angkut sepeda
motor.
Puskesmas keliling dapat ditingkatkan menjadi ambulan untuk
pelayanan AGD 118.
5. Personil