Anda di halaman 1dari 11

TELAAH JURNAL Receptiveness, Use and Acceptance of Telehealth by Caregivers of Stroke Patients in the Home

1. Topik Jurnal Reseptif, penggunaan, dan penerimaan telehealth oleh pengasuh pasien stroke yang menjalani perawatan di rumah. 2. Identifikasi Masalah Jurnal ini menjelaskan tentang studi deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi reseptif, penggunaan, dan penerimaan videophone telehealth oleh 21 perawat keluarga (pengasuh) pasien stroke yang menjalani perawatan di rumah. Selain itu, jurnal ini juga mengidentifikasi pengembangan kemungkinan dan evaluasi hambatan penggunaan yang videophone menggunakan

telehealth oleh family caregiver,

sehingga nantinya bermanfaat dalam program-program

telehealth sebagai metode teknologi rehabilitatif. Sekitar 80% dari penderita stroke bergantung pada perawat keluarga untuk melanjutkan rehabilitasi di rumah. Banyak dari pengasuh, terutama pasangan hidup, itu sendiri berusia lanjut, hidup dengan riwayat penyakit, dan kurangnya keterampilan khusus perawatan kesehatan. Keterbatasan ini dapat membuat tantangan untuk aspek fisik dan emosional pengasuhan. Pengasuh melaporkan merasa tertekan, terisolasi secara sosial, ditinggalkan, dan menekankan dibebani oleh cara-cara pengasuhan yang mempengaruhi jadwal mereka sehari-hari, kesehatan fisik dan emosional, dan hubungan keluarga. Beberapa peneliti telah menyelidiki penggunaan teknologi untuk membantu pengasuh dalam mengatasi masalah jarak yang sering mereka

hadapi. Seperti penggunaan telepon atau web yang telah terbukti dapat membantu para pengasuh dalam mengambil keputusan. Selain melalui telepon dan web, sekarang sedang dikembangkan penggunaan teknologi telehealth. Telehealth melibatkan kombinasi transmisi audio, video dan data melaluiinformasi dan komunikasi teknologi elektronik dua arah kabel, lokal area network (LAN), wide-band pipes (ISDN) atau plain-old-telephone systems (POTS). Penggunaan videophone telehealth ini diharapkan dapat memudahkan pengasuh yang tidak dapat menjangkau rumah sakit dengan mudah. Di luar negeri telehealth kini tersedia secara komersil.

3. Analisa Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik kuisioner, yang terlibat dalam penelitian ini adalah perawat telehealth, pengasuh, dan pasien. Para pengasuh ditanya melalui telepon oleh investigator, mereka yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini langsung dihubungkan dengan perawat telehealth. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, dengan dua kali kunjungan rumah oleh perawat telehealth, dan follow-up setiap minggunya. Pada kunjungan yang pertama perawat telehealth datang dengan biomedical engineer untuk memasang peralatan telehealth.Peralatan telehealth yaitu sebuah layar atau satu set videophone yang dilengkapi dengan kamera kecil pada bagian atasnya. Tujuan dari kunjungan pertama ini adalah perawat telehealth melakukan skrining penggunaan peralatan telehealth. Setelah 2 atau 3 hari kemudian, perawat melakukan panggilan kepada pengasuh. Tujuannya adalah untuk memeriksa kemampuan pengasuh dalam penggunaan videophone dan mengidentifikasi jika ada masalah di peralatan. Kunjungan kedua dilaksanakan seminggu kemudian,

dalam kunjungan ini perawat mengkaji hubungan antara pasien-pengasuh menggunakan PCFUS (Patient-Caregiver Functional Unit Scale). PCFUS merupakan interview menggunakan kuisioner, berisi tentang kesulitan fisik dan emosional pasien dan pengasuh. Evaluasi PCFUS menggunakn Activity of Daily Living (ADL) dan Instrumental Activities of Daily Living (IADLs).

pbs.org/ caringforyourparents

Checklist of Activities of Daily Living (ADL)


Check the level of function of each activity of daily living listed below. this will help you determine how much assistance an elder needs.
Function Bathi ng Dressing Grooming Oral Care Toileting Transferring Walking Climbing Stairs Eating Shopping Cooking Managing Medications inde pende nt nee ds Help de pende nt do es not do

Using the Phone Housework Doing Laundry Driving Managing Finances

INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING SCALE (IADL)


M.P. Lawton & E.M. Brody

A. Ability to use telephone 1. Operates telephone on own initiative; looks up and dials numbers, etc. 2. Dials a few well-known numbers 3. Answers telephone but does not dial 4. Does not use telephone at all. B. Shopping 1. Takes care of all shopping needs independently 2. Shops independently for small purchases 3. Needs to be accompanied on any shopping trip. 4. Completely unable to shop. C. Food Preparation 1. Plans, prepares and serves adequate meals independently 2. Prepares adequate meals if supplied with ingredients 3. Heats, serves and prepares meals or prepares meals but does not maintain adequate diet. 4. Needs to have meals prepared and served. D. Housekeeping 1. Maintains house alone or with occasional assistance (e.g. heavy work domestic help) 2. Performs light daily tasks such as dishwashing, bed making 3. Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable level of cleanliness. 4. Needs help with all home maintenance tasks. 5. Does not participate in any housekeeping tasks. 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0

E. Laundry 1. Does personal laundry completely 2. Launders small items; rinses stockings, etc. 3. All laundry must be done by others. 1 1 0

F. Mode of Transportation 1. Travels independently on public transportation or drives own car. 2. Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public transportation. 3. Travels on public transportation when accompanied by another. 4. Travel limited to taxi or automobile with assistance of another. 5. Does not travel at all. G. Responsibility for own medications 1. Is responsible for taking medication in correct dosages at correct time. 2. Takes responsibility if medication is prepared in advance in separate dosage. 3. Is not capable of dispensing own medication. H. Ability to Handle Finances 1. Manages financial matters independently (budgets, writes checks, pays rent, bills goes to bank), collects and keeps track of income. 2. Manages day-to-day purchases, but needs help with banking, major purchases, etc. 3. Incapable if handling money. 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0

Evaluasi PCFUS dilakukan setiap minggu, begitu juga dengan panggilan kepada perawat telehealth. Dalam setiap panggilan telehealth yang dilakukan, ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepada pengasuh. Dimana pengasuh didorong untuk menyampaikan setiap masalah yang dirasakan. Setelah enam minggu berjalan, peralatan telehealth diambil dari rumah. Perawat telehealth melakukan interview di luar dengan pengasuh. Tujuan dari interview ini adalah untuk menanyakan penilaian manfaat dan kendala teknologi yang dialami oleh pengasuh dan untuk menanyakan faktor yang memfasilitasi atau menghambat penggunaan telehealth.

Sampel Penelitian

Dari 75 pengasuh yang dihubungi, hanya 21 orang (28%) yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka rata-rata berusia antara 41-79 tahun, sebagian besar adalah orang Afrika-Amerika, sudah menikah, dan berasal dari ekonomi menengah. Pendidikan para pengasuh ini sebagian besar diploma, ada juga yang sedang menjalani S2, dan juga sebagai ibu rumah tangga.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi reseptif terhadap Telehealth

Terkait penerimaan telehelath oleh para pengasuh, 95% menyatakan cukup nyaman dan mereka tertarik terhadap penggunaan teknologi. Sebagian besar memberikan nilai yang baik dalam visual, ketajaman pendengaran, dan ketangkasan motorik halus. Meskipun hasil PCFUS menunjukkan rentang yang bervariasi, umumnya pasien ada di level sedang terkait dengan ketergantungan terhadap bantuan pengasuh. Dari sisi perawat, beban yang dirasakan juga bervariasi, namun sebagian besar menunjukkan level yang rendah sampai sedang dalam hal fisik dan emosional terkait dengan kesulitan membantu pasien stroke. Total PCFUS skor menunjukkan tingkat batas yang stabil di antara pengasuh dan pasien.

Pola Pemanfaatan Telehealth

Terdapat beberapa kesulitan saat berhubungan melalui mencakup:

telehealth yang

(a) masalah waktu, pada waktu siang merupakan saat dimana risiko koneksi tidak terjawab maupun terjadi kerusakan sering terjadi (b) pengaturan kunjungan, panggilan telehelath pertama dan kedua memiliki tingkat paling tinggi terkait hilangnya koneksi (c) terjadi perubahan dalam set peralatan oleh pengasuh setelah diinstal. Sebagian besar (64%) dari kunjungan telehealth telah dimulai dari panggilan telehealth oleh pengasuh berfokus pada kebutuhan pasien stroke dan pengasuh. Perawat menggunakan videophone untuk mendiskusikan masalah penderita stroke meliputi emosional, kognitif, dan perilaku perubahan, serta masalah fisik, seperti gangguan kulit atau inkontinensia.
Perawat dan Pengasuh dalam penerimaan POTS yang berbasis videophones

Perawat melaporkan masalah transmisi audio dan video dalam 40% dan 49% dari kunjungannya, pengasuh melaporkan masalah audio hanya 14% dan video 18%. Pemutusan, suara distorsi, hilangnya suara, pencahayaan yang buruk, dan kekaburan gambar adalah masalah yang spesifik dilaporkan oleh para perawat dan pengasuh. Solusinya dengan pengontrolan pencahayaan yang lebih baik, mendirikan ruang telehealth yang khusus digunakan untuk perawat. Kekaburan atau pengaburan gambar juga akan terjadi, terutama jika klien berpindah secara berlebihan saat panggilan berlangsung. Untuk itu perlu ada pelatihan antara pasien dan perawat. Manfaat yang paling disebutkan dari videophone oleh perawat dan pasien adalah metode yang menawarkan kenyaman komunikasi dan pertukaran informasi. Sejumlah perawat menyebutkan bahwa telehealth menurunkan isolasi dan stres yang terkait dengan asumsi peran pengasuh utama dirumah. Telehealth menggambarkan tingkat hubungan baik dengan pengasuh yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dimulainya panggilan. Para perawat

melaporkan perkembangan hubungan terapeutik yang lebih dekat dengan beberapa klien mereka. Perawat juga akan membuat jumlah interaksi telehealth dengan beberapa panggilan. Perawat juga melaporkan awal kunjungan rumah sebagai kunci dalam menilai pengasuhan dan lingkungan rumah, serta membangun hubungan dan kepercayaan dengan pengasuh.

4. Masukkan untuk Jurnal Kelebihan

Pada jurnal ini memiliki informasi yang lengkap dan detail, Sumber - sumber yang diambil banyak dan dapat dipertanggung jawabkan Solusi yang diberikan tentang penggunaan teknologi perawatan pasien stroke di rumah sudah sesuai dengan permasalahan yang sedang dibahas. Peran telehealth ini sangat menyelesaikan masalah perawat dalam berkomunikasi dengan pasien, lebih memudahkan pasien dalam berinteraksi secara intensif tanpa ada hambatan jarak. Kekurangan

Jurnal ini menggunakan penelitian deskriptif eksplorasi dan metode kuisioner untuk menentukan perawat dan pasien yang akan mengikuti penelitan ini. Penelitian deskriptif eksplorasi ini lebih mengacu pada faktor yang mempengaruhi dan manfaat telehealth tersebut. Maka belum ada akurasi data yang menyatakan kemudahan dan kelemahan pada pasien yang menggunakan program telehealth.

Dalam jurnal ini, telehealth sering terjadi masalah pendengaran atau tampilan gambar yang tidak jelas (kabur) selama panggilan berlangsung antara perawat pasien. Serta sering terjadi kerusakan koneksi dan perubahan set peralatan setelah penginstal ulang.

Masih sedikit yang tertarik pada penggunaan telehealth ini.

Kurang adanya identifikasi pengasuh di tahap-tahap awal dalam rehabilitasi stroke program dan dari kelompok budaya yang beragam dan pengaturan masyarakat lainnya (perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan) akan memiliki kebutuhan yang sama atau berbeda untuk koneksi telehealth ke penyedia layanan kesehatan.

5. Implikasi di Indonesia Stroke adalah penyebab kematian kedua di Indonesia dan penyebab utama kecacatan di dunia. Cukup banyak orang Indonesia dirawat di rumah sakit karena stroke dan komplikasinya. Keadaan pasien stroke yang sudah pulang dari rumah sakit tersebut belum sepenuhnya pulih, sebagian besar dari mereka masih membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, misalnya terapi untuk penyembuhan kelumpuhan separuh badan yang mereka alami. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan keadaan tersebut. Kebanyakan yang merawat saat dirumah yaitu anggota keluarga mereka sendiri (pasangan atau anak), dimana anggota keluarga tersebut terbatas dalam hal pengetahuan tentang perawatan pasien stroke. Hanya sebagian kecil yang meminta bantuan pada perawat untuk merawat penderita stroke tersebut. Di Amerika Serikat, seperti yang telah dijelaskan pada jurnal, penggunaan videophone telehealth oleh pengasuh yang sedang merawat pasien stroke dirumah sudah mulai dikembangkan. Hal ini terbukti sangat bermanfaat bagi mereka. Penggunaan teknologi sebagai alat bantuan dalam kesehatan, khususnya telepon, web, atau telehealth belum diterapkan di Indonesia. Namun ke depannya penggunaan videophone telehealth ini perlu diterapkan. Contohnya dalam pasien stroke, dimana seorang pengasuh dapat terbantu dengan adanya telehealth. Mereka terhubung dengan perawat telehealth di rumah sakit yang akan membantu pengasuh jika ada kesulitan dalam merawat pasien, jadi pengasuh tidak harus datang ke rumah sakit. Begitu juga dengan pengasuh di rumah yang mempunyai keterbatasan pengetahuan terkait perawatan pasien

stroke, nantinya perawat telehealth dapat membantu melalu panggilan videophone telehealth yang mereka lakukan. Dengan demikian, kemajuan di bidang kesehatan ini sebagai masukan dari Amerika Serikat, dapat dijadikan evaluasi untuk dipertimbangkan dan dilaksanakan program Telehealth di Indonesia. Karena sesungguhnya perawatan stroke di rumah sama efektif dengan RS. Menurut Walter Koroshetz (2011) dari National Institute of Health's National Institute of Neurological Disorders and Stroke mengungkapkan : Terapi yang lebih mahal dilengkapi dengan teknologi tinggi tidak dapat mengalahkan terapi yang dilakukan di rumah secara intensif yang mencakup latihan dan keseimbangan. Namun keduanya (terapi mahal dan teknologi tinggi) lebih baik dibandingkan terapi fisik dengan intensitas rendah.

Anda mungkin juga menyukai