Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

FUNGSI PENGARAHAN DAN PENGAWASAN


PENGOPTIMALAN PENGGUNAAN FORM PENDELEGASIAN DI
RUANG C RUMAH SAKIT X

Oleh :

Ade Ila Wahyu Nur’aini

071191012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada model fungsional, pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan.
Setiap perawat diberikan satu atau beberapa tugas untuk
dilaksanakan. Seorang perawat mungkin bertanggungjawab
dalam pemberian obat, mengganti balutan, monitor infus dan
sebagainya. Pada model ini kepala ruangan menentukan apa
yang menjadi tugas setiap perawat dalam suatu ruangan dan akan
melaporkan tugas-tugas yang dikerjakan kepada kepala ruangan.
Seorang perawat sering ditemukan terlalu banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan dengan waktu yang sedikit. Oleh karena itu
pendelegasian dan pembagian pekerjan diperlukan.
Pendelegasian dapat diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas
kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi (Marquis & Huston, 2010).
Pendelegasian dalam praktik keperawatan adalah pemberian
tugas atau tanggung jawab kepada perawat untuk melakukan
tugas atau prosedur asuhan keperawatan. Pendelegasian tersebut
bersifat fungsional yang dilakukan untuk jangka waktu yang
pendek dimana pemberi delegasi secara sementara dan terbatas
memberikan wewenang kepada perawat yang berkompeten. Tiga
Kesalahan yang sering terjadi adalah pelimpahan tugas yang
terlalu sedikit (under delegation), yaitu staf diberi wewenang
yang sangat sedikit, terbatas atau sering tidak terlalu jelas.
Pemberian delegasi yang berlebihan (over delegation), yaitu
pemberian delegasi berlebihan dan tidak sesuai dengan
kompetensi penerima delegasi. Pelimpahan yang tidak tepat
(unproper delegation), yaitu pemberian tugas kepada perawat
yang tidak berkompeten untuk menjalankan tugas tersebut,
memberikan tugas pada waktu yang tidak tepat, serta alasan
delegasi yang salah..
Ketika perawat melimpahkan tanggung jawabnya kepada
perawat lain yang kemudian terjadi kelalaian pada saat terjadinya
upaya penyembuhan maka akan sulit untuk ditarik kesimpulan
siapa yang dapat dikenai pertanggung jawaban. Dalam hal untuk
dapat mengantisipasi kelalaian yang timbul dari pendelegasian.
Tidak menutup kemungkinan bagi perawat untuk dapat dikenai
pertanggung jawaban apabila tindakan yang dilakukannya tidak
sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh pendelegasi
(Ameln, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Magnusson, et al
(2017) tentang An Analysis of Delegation Style Among Newly
Qualified Nurses, yang dilakukan ditiga Rumah Sakit Negara
Inggris dengan hasil yang menyatakan bahwa perawat yang
mendapatkan delegasi adalah perawat yang memiliki kualifikasi
dan membutuhkan dukungan untuk mengurangi dampat negatif
yang akan mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan pada
pasien.
Untuk pendelegasian di Ruang C tidak menggunakan form
delegasi ataupun buku catatan pendelegasian, jadi ketika
pendelegasian berlangung hanya berupa lisan dan terkadang
perawat yang mendapat tugas hanya menulis di catatan kecil
milik pribadi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian
Kepala Ruang (Karu) ke Kepala Tim (Katim)
b. Mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian
Katim ke Perawat Pelaksana.
c. Mengetahui tanggungjawab perawat secara perdata
terhadap pasien dalam pendelegasian tindakan medis.
d. Menambah pengetahuan mengenai pentingnya
pendelegasian secara resmi dan implementasinya di
dalam praktek.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait
dengan sistem pendelegasian di Ruang C Rumah Sakit X.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada terkait dengan sistem
pendelegasian dengan pendekatan penyelesaian masalah
(problemsolving cycle) di Ruang C Rumah Sakit X.
c. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang
terkait dengan masalah-masalah yang dijumpai mengenai
sistem pendelegasian di Ruang C Rumah Sakit X.
d. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk
menyelesaikan masalah yang ditemukan di Ruang C
Rumah Sakit X.
e. Bersama perawat melakukan implementasi sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat di Ruang C Rumah Sakit
X.
f. Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil
evaluasi proses maupun hasil di Ruang C Rumah Sakit X.

C. Manfaat
a. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama
penerapan manajemen keperawatan di ruang perawatan dan
memberikan informasi bagi mahasiswa maupun dosen
terutama mengenai pelaksanaan manajemen asuhan dan
manajemen pelayanan dalam melakukan pengelolaan
ruangan khususnya dalam mendelegasikan sesuatu.
b. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan
penerapan proses pendelegasian di ruang Keperawatan.
c. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan
pengembangan Sistem Model Praktik keperawatan
Profesional (MPKP) dan sebagai bahan informasi untuk
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan menyusun format
rencana harian dan rencana bulanan perawat dan melengkapi
media sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas mutu
pelayanan keperawatan secara bertahap.
d. Ruang C Rumah Sakit X
Sebagai bahan masukan untuk melakukan proses
pendelegasian sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN WEWENANG
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian wewenang.
Menurut Sutarto (2001) dalam Irwan (2013), wewenang adalah hak
seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta
tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Hasibuan
(2007), wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki
seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat atau
tidak berbuat sesuatu, kekuasaan merupakan dasar hukum yag sah dan
legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu. Ada dua pandangan yang saling
berlawanan mengenai sumber wewenang, yaitu teori formal (Pandangan
Klasik) dan teori penerimaan (Acceptance theory of Authority).
Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa wewenang adalah
dianugrahkan, wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi
atau diwarisi hal tersebut. Teori penerimaan menyanggah bahwa
wewenang dapat dianugerahkan. Teori ini berpendapat bahwa
wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok
atau individu kepada siapa wewenang itu dijalankan.

B. MATERI PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Menurut Hasibuan (2007), Pendelegasian wewenang adalah
memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator
(pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk
dikerjakannya atas nama delegator. Menurut Stoner (2000) dalam
Kesumanjaya (2010), pendelegasian wewenang adalah pelimpahan
wewenang formal dan tanggung jawab kepada seorang bawahan
untuk menyelesaikan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang
adalah konsekuensi dari semakin besarnya organisasi. Bila atasan
menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan oleh
satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga
dilakukan agar pimpinan dapat mengembangkan bawahan sehingga
lebih memperkuat organisasi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan
bahwa pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang dan
tangung jawab kepada orang-orang yang ditunjuk oleh pemegang
wewenang. Atasan memberikan kekuasaan kepada staf atau bawahan
sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya
serta dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan
kepadanya. Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada bawahan
adalah perlu demi tercapainya efesiensi dari fungsi-fungsi dalam
organisasi, karena tidak ada seorang atasan manapun yang dapat
secara pribadi merampungkan atau secara penuh melaksanakan dan
mengawasi semua tugas organisasi.
2. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas
oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat
Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan
tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara
berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian
terencana dan pendelegasian insidentil.
a. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara
otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang
diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
1) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim
untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu.
2) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung
Jawab Shift.
3) Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
b. Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang
MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus
dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah
Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau
Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang
berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
1) Bila Kepala Ruangan Berhalangan, Kepala Seksi menunjuk
salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala
Ruangan.
2) Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan
menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana)
menjalankan tugas Ketua Tim.
3) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga
satu tim kekurangan personil maka Kepala
Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan
personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada
perawat pelaksana yang hadir.
3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format
pendelegasian tugas.
b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil
yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang
digantikan tugasnya.
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal
secara terinci, baik lisan maupun tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang
dihadapi.
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang
sudah dilaksanakan dan hasilnya.
4. Peranan Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang mempunyai pengaruh yang sangat
besar didalam suatu organisasi. Tanpa adanya pendelegasian
wewenang akan mengakibatkan tersendatnya kegiatan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Menurut Stoner (2000) dalam
Kesumanjaya (2010) beberapa peranan pendelegasian wewenang
dalam organisasi adalah :
a. Adanya pendelegasian wewenang, karyawan dapat melakukan
tugas tugas yang pokok dan strategis bagi kelangsungan
organisasi. Semakin banyak tugas karyawan yang dapat
didelegasikan maka semakin besar peluangnya untuk mencari
dan menerima tanggung jawab dari manajer. Jadi manajer
berusaha mendelegasikan wewenang bukan hanya pada hal-hal
yang rutin saja melainkan juga tugas-tugas yang membutuhkan
pikiran dan prakarsa sehingga karyawan dapat berfungsi
maksimal bagi organisasi.
b. Adanya pendelegasian wewenang, manajer akan mendapat hasil
keputusan yang lebih akurat dan lebih baik karena para
karyawan lah yang paling dekat dengan pokok
permasalahannya. Meski cenderung memiliki suatu pandangan
yang jelas tentang fakta-fakta yang diperlukan dalam mengambil
keputusan.
c. Melalui pendelegasian wewenang, keputusan dapat lebih cepat
diambil karena tidak harus meminta persetujuan dari atasan.
Apabila para bawahan tidak memiliki wewenang yang cukup
untuk mengambil keputusan dalam suatu persoalan maka ia
akan selalu bertanya kepada atasannya. Hal ini tentu saja akan
memakan waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu bawahan
perlu diberi wewenang untuk mengambil keputusan.
d. Pendelegasian wewenang menyebabkan rasa tanggung jawab
dan inisiatif terhadap organisasi menjadi lebih besar. Pejabat
yang memiliki wewenang, tanpa menunggu perintah apabila
menemukan masalah yang masih dalam batas wewenangnya
akan berupaya menemukan jalan keluar terhadap penyelesaian
masalah tersebut.
e. Adanya pendelegasian wewenang merupakan latihan bagi para
anggota organisasi apabila kelak ia menduduki jabatan yang
lebih tinggi. Anggota organisasi yang tidak pernah diberi
wewenang yang lebih besar maka apabila ia menduduki jabatan
yang lebih tinggi akan menjadi canggung dan perlu waktu lama
untuk menyesuaikan diri.
f. Pendelegasian wewenang mengakibatkan komunitas pekerjaan
akan dapat lebih terjamin. Hal ini dapat terlihat jika ada salah
satu anggota organisasi yang berhalangan untuk melaksanakan
pekerjaannya, maka dengan adanya pendelegasian wewenang
tugas terrsebut dapat diambil alih sehingga kontinuitas
organisasi tidak akan terganggu
5. Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif
Lima konsep yang mendasari efektivitas dalam
pendelegasian. Lima konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut
(Nursalam. 2014).
a. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung
jawab. Tetapi suatu cara untuk membuat tanggung jawab
menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering mendelegasikan
tanggung jawabnya kepada staf dalam melaksanakan asuhan
terhadap pasien. Misalnya, dalam penerapan model asuhan
keperawatan profesional primer, seorang perawat primer (PP)
melimpahkan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada perawat pendamping/associate (PA).
Perawat primer memberikan tanggung jawab yang penuh dalam
merawat pasien yang didelegasikan.
b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara
seimbang. Perawat primer menyusun tujuan tindakan
keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan
tujuan/rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau
menguasai kasus yang dilimpahkan. Kemudian PP memberikan
wewenang kepada PA untuk mengambil semua keputusan
menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi:
1) Pengkajian kebutuhan pasien.
2) Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan
orang lain.
3) Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat
dilaksanakan dengan aman dan kompeten.
4) Proses menentukan kompetensi dalam membantu
seseorang.
5) Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP.
6) Proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu
seseorang.
7) Proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan
PA.
c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung
jawabnya, mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan
mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan
organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh:
1) Intervensi keperawatan yang diperlukan
2) Siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas
tersebut
3) Bantuan apa yang diperlukan
4) Hasil apa yang diharapkan.
d. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua
anggota. Dukungan yang penting adalah menciptakan suasana
yang asertif. Setelah PA melaksanakan tugas yang dilimpahkan,
maka PP harus menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk
melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri. Jika masalah
timbul, maka PP harus selalu menanyakan “Apa yang bisa kita
lakukan?” Empowering meliputi pemberian wewenang
seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis otonomi,
menciptakan kemudahan dalam melaksanakan tugas, serta
membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi.
e. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis
otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif.
Keterbukaan akan mempermudah komunikasi antara PP dan PA.
6. Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif
Menurut Nursalam (2014) proses pendelegasian harus
didahului dengan informasi yang jelas. Pendelegasian yang jelas
harus mengandung informasi mengenai tujuan spesifik, target waktu,
dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
a. Tujuan spesifik.
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun
psikis harus jelas sebagai parameter kepada siapa pendelegasian
itu diberikan.
b. Target waktu.
Seorang PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam
memberikan pendelegasian kepada PA. Pada perencanaan
keperawatan kepada pasien, PP harus menuliskan target waktu
yang jelas sebagai indikator keberhasilan asuhan keperawatan.
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan.
PP harus mengidentifikasi dan memberikan petunjuk
intervensi keperawatan yang sesuai terhadap kebutuhan pasien.
Tahap pengkajian dan pengambilan keputusan harus didiskusikan
sebelum tindakan dilaksanakan.
7. Cara Pendelegasian
a. Seleksi dan susun tugas.
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-
tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat
dilaksanakan oleh staf. Tahap berikutnya yang harus dikerjakan
secara otomatis adalah menyiapkan laporan yang kontinu,
menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung
jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis
lainnya. Menyusun suatu daftar secara berurutan dengan dua
kriteria, yakni waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi
institusi. Hal yang terpenting dalam mendelegasikan tugas adalah
menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenang secara
bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya suatu
penyalahgunaan wewenang.
b. Seleksi dan susun tugas.
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya
Anda memilih staf bergantung dari kemampuan manajer
mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang
terlalu sedikit. Jika Anda memberikan pendelegasian terlalu
berlebih, maka staf tidak akan siap untuk menerima keadaan
tersebut dan akan berdampak terhadap kegagalan staf dalam
melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang pertama kali
diterimanya.Sebaliknya, pendelegasian yang terlalu sedikit akan
menjadi hal yang sangat buruk efeknya terhadap staf maupun
institusi. Pendelegasian jenis ini akan menghabiskan waktu dan
sering berakibat terhadap beban bagi staf.
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf.
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan
arahan yang jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara
tertulis, dan ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut.
Jika Anda sudah siap untuk memberikan pendelegasian, maka
Anda harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut?
1) Apakah saya sudah menjelaskan alasan pendelegasian dan
mengapa tugas ini penting dilakukan?
2) Apakah semua tugas sudah jelas dalam ingatan kita? Haruskah
saya menuliskan secara rinci?
3) Jika jawabannya ya, dapatkah saya memberikan instruksi dan
prosedur secara rinci terhadap tingkatan pemahaman staf?
4) Apakah tugas yang dilimpahkan dapat memberikan staf
kesempatan untuk berkembang dan memotivasi staf secara
tepat?
5) Apakah staf Anda sudah mendapatkan latihan, pengalaman,
dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
tersebut?
Hal penting dalam pendelegasian adalah kesepakatan antara
manajer keperawatan dan staf mengenai hasil yang diharapkan.
8. Keberhasilan Pendelegasian
Keberhasilan pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-
faktor berikut :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap.
Kejelasan komunikasi ditentukan oleh kelengkapan informasi
yang disampaikan, akurasi terhadap pesan, dan penggunaan
istilah/kata-kata yang mudah dipahami oleh penerima pesan.
b. Ketersediaan sumber dan sarana.
Jika PP atau Ners menghendaki perkembangan pasien dari
PA, maka PP harus berada di tempat. Jika PP untuk jangka waktu
yang lama tidak berada di tempat, maka laporan harus
dilimpahkan kepada staf lainnya. Hal ini untuk menjaga agar
pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan dengan baik.
c. Monitoring.
PP harus memberikan kebebasan kepada PA untuk berpikir
dan menganalisis tugas yang diberikan. Jika terdapat
permasalahan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya, maka PP harus mampu
berperan sebagai konsultan dan membantu memberikan
solusinya.
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah.
Sebagai perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan dalam praktik keperawatan profesional kepada
pasien, maka PP harus selalu meminta laporan dari PA tentang
kemajuan pasien. Laporan PA diharapkan bisa disampaikan
secara reguler dan sesuai dengan waktu yang ditentukan,
kemudian PP harus melakukan tindak lanjut atau memberikan
masukan tentang laporan yang telah disampaikan.
9. Tanggung Jawab, Wewenang Dan Akuntabilitas prinsip ini
menyatakan bahwa :
a. Agar organisasi dapat menggunakan sumber daya dengan lebih
efisien, tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan
ketingkatan organisasi yang paling bawah dimana ada cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
b. Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa setiap individu
dalam organisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan
kepadanya dengan efektif, dia harus diberi wewenang
secukupnya.
Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang
adalah
akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti
individu juga setuju untuk menerima tuntutan
pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas. Bagi manajer, selain harus mempertanggung
jawabkan tugas-tugasnya sendiri, juga harus mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas bawahannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Edwards, dkk
(2018) dengan judul “Delegasi dan Perpindahan Tugas Antara
Perawatan Primer dan Perawat Pelaksana di Veteran”
didapatkan hasil pendelegasian yang dilakukan secara tepat dan
benar dari perawat primer ke pelaksana dapat mengurangi kesalah
pahaman dalam melakukan asuhan keperawatan.
BAB III
PENGKAJIAN FUNGSI PENGARAHAN
A. Pengkajian Fungsi Pengarahan
Kajian data
a) Pendelegasian
 Jenis Pendelegasian
1. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang
pada ruang perawatan C didapatkan data, jenis pendelegasian
pada ruang tersebut adalah secara langsung berupa
wewenang yang diberikan secara langsung yang
dikomunikasikan oleh Kepala Ruang kepada perawat yang
telah dipilih.

Observasi

Berdasarkan hasil observasi di ruang perawatan C


didapatkan hasil tugas pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien karena diruangan tersebut masih berupa
pendelegasian verbal antara kepala ruang dengan perawat
yang telah dipilih.
 Mekanisme Pendelegasian
1. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di
ruang perawatan C didapatkan hasil mekasnisme di
dapatkan hasil bahwa perawat yang akan diberikan delegasi
harus perawat yang dinilai memiliki kinerja baik, mau dan
mampu untuk menangani semua kegiatan Kepala Ruang.
Jika perawat belum mengerti dengan kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan, maka kepala ruang memberikan penjelasan
terlebih dahulu walaupun waktu sering tidak mencukupi
untuk dilakukan pengarahan.
2. Observasi
Berdasarkan observasi di ruang C didapatkan data
pada saat pendelegasian berlangsung perawat yang mendapat
tugas delegasi hanya sesekali menulis penjelasan dari kepala
ruang menggunakan catatan kecil.
 Prinsip Pendelegasian
1. Wawancara
Berdasarkan data wawancara dengan Kepala Ruang
didapatkan data prinsip pendelegasian belum sepenuhnya
berjalan, tetapi ada salah satu prinsip dari pendelegasian
yang berjalan pada ruang C ini yaitu perawat yang diberikan
tugas, mengerti dan mampu mengcover kegiatan Kepala
ruang.
2. Observasi
Dari hasil observasi didapatkan data proses
pendelegasian dilakukan secara verbal belum adanya format
pendelegasian ataupun buku catatan pendelegasian tugas
karena di ruang tersebut hanya berupa pendelegasian verbal.
adapun prinsip yang belum dilaksanakan yaitu belum
adanya format pendelegasian tugas, dan tugas belum terurai
secara tertulis. Dan setelah pendelegasian selesai belum ada
serah terima tugas yang sudah di selesaikan serta hasilnya
juga belum disampaikan.
 Penetapan Tugas Yang Akan Didelegasikan
1. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data untuk
penetapan tugas yang didelegasikan secara lisan, kemudian
kepala ruang menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh perawat yang telah dipilih.
2. Observasi
Berdasarkan dari kueioner yang telah dikerjakan
didapatkan data penetapan tugas yang akan didelegasikan
belum tersusun baik dibuku maupaun format pendelegasian.
 Tugas Terurai dengan Jelas
1. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa
tugas yang didelegasikan langsung pada intinya yang
disampaikan secara verbal tetapi belum terurai secara tertulis.
2. Observasi
Berdasarkan dari kuesioner yang dikerjakan
didapatkan data yang diberikan sudah terurai dengan jelas
melalui lisan namun belum terurai secara tertulis.
ANALISA SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT


Aspek yang dikaji
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)

1. Pendelegasian 1. Pendelegasian tetap di 1. Perawat melakukan 1. Penyuluhan pentingnya 1. Tidak tercapainya tujuan /
a. Jenis lakukan melalui lisan pendelegasian secara pendelegasian secara resmi. tugas yang telah
b. Mekanisme dari kepala ruang ke lisan, tidak dengan 2. Penyuluhan dampak dan dilimpahkan.
c. Prinsip perawat yang menerima tertulis (surat) hanya kerugian tiak dilakukan 2. Hasil dari tugas tidak
d. Penetapan tugas, dicatat secara singkat pendelegasian secara resmi. tercapai secara maksimal.
tugas 2. Tugas pendelegasian saja. 3. Mengusulkan pengadaan SOP 3. Menurunnya kepercayaan
e. Tugas terurai dijelaskan langsung 2. Tidak dijelaskan secara bawahan kepada atasan.
pada intinya. teratur/terperinci tugas- 4. Ketidakpatuhan atasan
tugas secara tertulis di terhadap bawahan.
surat delegasi. 5. Munculnya tuntutan
hukum akibat pelimpahan
tugas yang tidak resmi.

IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA


No. Data Fokus Masalah
1. A. Pendelegasian Tidak optimalnya penggunaan form
1. Wawancara pendelegasian secara resmi dan tertulis
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang pada ruang dengan baik.
perawatan C didapatkan data, jenis pendelegasian pada ruang
tersebut adalah secara langsung berupa wewenang yang diberikan
secara langsung yang dikomunikasikan oleh Kepala Ruang kepada
perawat yang telah dipilih. Mekasnisme pendelegasian di ruang C
perawat yang akan diberikan delegasi harus perawat yang dinilai
memiliki kinerja baik, mau dan mampu untuk menangani semua
kegiatan Kepala Ruang. Prinsip pendelegasian belum sepenuhnya
berjalan, tetapi ada salah satu prinsip dari pendelegasian yang
berjalan pada ruang C ini yaitu perawat yang diberikan tugas,
mengerti dan mampu mengcover kegiatan Kepala ruang. penetapan
tugas yang didelegasikan secara lisan, kemudian kepala ruang
menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh perawat yang
telah dipilih. Dan untuk uraian tugas yang didelegasikan langsung
pada intinya yang disampaikan secara verbal tetapi belum terurai
secara tertulis.
2. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di ruang perawatan C didapatkan hasil
tugas pemberian asuhan keperawatan kepada pasien karena
diruangan tersebut masih berupa pendelegasian verbal.
Mekasnismenya adalah saat pendelegasian berlangsung perawat
yang mendapat tugas delegasi hanya sesekali menulis penjelasan
dari kepala ruang menggunakan catatan kecil, belum ada format
pendelegasian ataupun buku catatan pendelegasian tugas karena di
ruang tersebut.
.
PRIORITAS MASALAH

Prioritas Masalah Jumlah

No Masalah Importancy T R Prioritas


IxTxR
P S RI PC DU Pc

1. Tidak optimalnya penggunaan


form pendelegasian secara resmi
dan tertulis dengan baik.

Keterangan:

1. Importancy (I) atau pentingnya masalah


 Prevalency (P) : Masalah lebih banyak serius
 Severity (S) : Akibat yang di timbulkan apabila tidak ditangani
 Rate of Increase (RI) : Angka kenaikan
 Public Concern (PC) : Perhatian masyarakat
 Degree of Unmeetneeds (DU) : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
 Politic Climate (Pc) : Political climate
2. Technology (T) : Teknologi yang tersedia
3. Resource (R) : Sumber daya yang tersedia (manusia, dana, alat, dll)
4. Skala Nilai : 1-5
ALTERNATIF CARA PENYELESAIAN MASALAH

Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian Masalah

1. Tidak optimalnya penggunaan form pendelegasian secara  Penyuluhan pentingnya pendelegasian secara resmi.
resmi dan tertulis  Penyuluhan dampak dan kerugian tidak dilakukan
pendelegasian secara resmi.
DIAGRAM FISHBONE
Penyebab : Tidak optimalnya penggunaan form pendelegasian secara resmi dan tertulis

MAN
Kurangnya motivasi pelaksanaan
pendelegasian dengan form secara
resmi.

tertulis
secara resmi dan
pendelegasian
penggunaan form
Tidak optimalnya

METODE MATERIAL
Pendelegasian dilakukan secara Di Ruang C belum ada buku catatan
langsung (lisan), Pendelegasian pendelegasian dan form
belum dilakukan secara resmi. pendelegasian
BAB IV

POA (Plan Of Action)

BAHAN DAN
NO. RENCANA TINDAKAN METODE SASARAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAN
ALAT

Sosialisasi pentingnya Karu, Katim, Ade Ila Wahyu


1 pendelegasian dengan Diskusi Jurnal, literatur April 2020 Ruang C
PP Nur’aini
form secara resmi.
Sosialisasi dampak dan
kerugian tidak dilakukan Karu, Katim, Ade Ila Wahyu
2 Diskusi Jurnal, literatur April 2020 Ruang C
pendelegasian secara PP Nur’aini
resmi.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kesumanjaya, Rifly, 2010. “Pengaruh Pendelegasian Wewenang dan


Komitmen terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada bagian Sumber
Daya Manusia (SDM) PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan,
Skripsi, Universitas SumatEra Utara: Medan.

Magnusson, C., Allan., Horton.,m et al. 2017. An Analysis of delegation


styles among newly qualified nurses. Journal. RCNi.com. University
Of Surrey: Guilford, England

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2000. Leadership roles and management
functions in nursing. Philadelphia: JB Lippincott.

Mueller, Christine, PhD, RN, FAAN, and Amy Vogelsmeier, PhD, RN.2013.
Effective Delegation: Understanding Responsibility, Authority, and
Accountability. Journal. www.journalofnursingregulation.com

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Penerapan dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

-----------. 2014. Manajemen keperawatan : penerapan dalam praktik


keperawatan profesional (E-book). Jakarta : Salemba Medika.

Rowland, H.S., dan B.L. Rowland.2009. Nursing Administration


Handbook.Edisi 4. Maryland: An Aspen Publication.

Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Samuel, Edward., Christian., David., Elizabeth., Walter., Gorden., Linda.,


Danielle., And Greg. 2018. Task Delegation and Burnout Trade-offs
Among Primary Care Providers and Nurses in Veterans Affairs
Patient Aligned Care Teams (VA PACTs). Journal. www.Jabfm.org.
Portland

Vestal, K.W. 2008.Nursing Management: Control and Issues.Edisi 2.


Philadelphia: J.B. Lippincot

Anda mungkin juga menyukai