Anda di halaman 1dari 6

WOC GASTROENTERITIS

OLEH :
MOHAMAD PRASETYO AJI
071191034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS XXX


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
WOC GASTROENTERITIS

infeksi Kegagalan absorpsi usus Makanan Psikologis


(Virus, bakteri, parasit) (Basi, beracun, alergi) (cemas, takut)
Tekanan osmotik meningkat
Masuk kesaluran cerna Masuk kesaluran cerna Stimulus saraf simpatis
dan berkembang Pergeseran air dan elektrolit
ke rongga usus Toksin tidak dapat Meransang peristaltik usus
Masuk kepembuluh Toksin dalam dinding Akumulasi toksin di lumen di absorbsi
darah usus halus Isi rongga usus meningkat Kemampuan absorpsi
Lumen usus hipertonik
Menyerang hipotalamus Merusak mukosa usus
Tekanan osmotik intra lumen meningkat Malabsorpsi KH
Hipertermi Terjadi iritasi mukosa usus
Bakteri dalam usus
Absorpsi cairan dan elektrolit menurun
Hipertensi cairan isotonic meningkat
Dan elektronik
MK: Peningkatan Menghasilkan gas
Suhu tubuh H2 dan CO2

Diare Kembang dan flatas


berlebih
Output muntah
- BAB >>> Kehilangan cairan Kram abdomen

Gangguan asam basa Nyeri abdomen


- Muntah
Dehidrasi - Mukosa kering Keasaman feses Asidosis metabolik Menimbulkan trauma
meningkat patologis
Asidosis metabolik Gangguan sirkulasi darah MK: Defisit Volume Renjatan
hipovolemik dan hipokalemia Cairan Iritasi area anus
Suplai O2 keotak indekuat - Resti kerusakan PH darah menurun
Renjatan hipovolemik integritas kulit MK: Ansietas
Penurunan perfusi jaringan Ransangan pusat
Shock hipovolemik MK: Gangguan pernapasan
Hipoksia integritas kulit
Penurunan kesadaran MK: Gangguan Nafas cepat dan dalam
Sesak perfusi jaringan
Kematian MK: Gangguan rasa
nyaman nyeri
MK: cemas (keluarga) MK: Gangguan pola napas MK; Gangguan pola nafas akut

Sumber: Nurs dkk (2005), Mansjoer dkk (2002), Suharyono (1986), www.pediatrik.com
DEFINISI MANIFESTASI KLINIS
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. 1. Konistensi feses cair (diare) dan
frekuensi defekasi meningkat
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-
2. muntah (umumnya tidak lama)
muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
3. demam (mungkin ada atau tidak)
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009)
4. kram abdomen, tenesmus

KOMPLIKASI 5. membrane mukosa kering


1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit 6. fontanel cekung (bayi)
2. syok hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, 7. BB menurun
asidosis metabolic, perfusi sistemik menurun) 8. malaise
3. kejang demam
4. bakterimia
PENATALAKSANAAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rehidrasi
2. Terapi
1. darah samar feses : untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada a. Obat anti sekresi
GE yang berasal dari bakteri) b. Obat anti spasmotik
c. Antibiotik
2. evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mucus atau pus pada 3. Dietetik
feses a. Umur >1tahun dengan BB >7kg, makanan
3. hitung darah lengkap dengan differensial padat/cair atau susu
b. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta alergi
4. uji antigen immunoassay enzim-untuk memastikan adanya rotavirus protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi
5. kultur feses (jika anak dirawat di RS, pus dalam feses, tau diare yang elemental formula
4. Supportif
berkepanjangan)-untuk menentukan pathogen Vitamin A 200.000IU/IM, usia 1-5 tahun
6. evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
7. aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
8. urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi;
organisme shigella keluar melalui urin)
MK : PENINGKATAN SUHU TUBUH / MK : DEFISIT VOLUME CAIRAN MK : POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
HIPERTERMIA
NOC
Respiratory status : Ventilation
NOC Respiratory status : Airway patency
NOC Vital sign Status
Fluid balance
Thermoregulation Hydration
Nutritional Status : Food and Fluid
Intake NIC

NIC  Posisikan pasien untuk


memaksimalkan ventilasi
Fever Treatment NIC  Pasang mayo bila perlu
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Monitor suhu sesering mungkin  Pertahankan catatan intake dan  Keluarkan sekret dengan batuk atau
 Monitor IWL output yang akurat suction
 Monitor warna dan suhu kulit  Monitor status hidrasi ( kelembaban  Auskultasi suara nafas, catat adanya
 Monitor penurunan tingkat kesadaran membran mukosa, nadi adekuat, tekanan suara tambahan
 Monitor intake dan output darah ortostatik ), jika diperlukan  Berikan bronkodilator
 Monitor hasil lab yang sesuai  Atur intake untuk cairan
 Berikan anti piretik
Vital Sign Monitor dengan retensi cairan (BUN , Hmt , mengoptimalkan keseimbangan.
osmolalitas urin, albumin, total protein )  Monitor respirasi dan status O2
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Monitor vital sign setiap 15menit – o Bersihkan mulut, hidung dan
MK : KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT MK : NYERI AKUT MK : ANSIETAS

NOC
 Kontrol kecemasan
NOC NOC  Koping

Tissue Integrity : Skin and Mucous Pain Level,  NIC
Membranes pain control,  Anxiety Reduction (penurunan
Wound Healing : primer dan sekunder comfort level kecemasan)
 Gunakan pendekatan yang
menenangkan 
 Jelaskan semua prosedur dan apa
NIC NIC yang dirasakan selama prosedur
 Temani pasien untuk memberikan
Pressure Management  Lakukan pengkajian nyeri secara keamanan dan mengurangi takut
 Anjurkan pasien untuk komprehensif termasuk lokasi,  Berikan informasi faktual mengenai
menggunakan pakaian yang longgar karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas diagnosis, tindakan prognosis 
 Hindari kerutan pada tempat tidur dan faktor presipitasi  Libatkan keluarga untuk
 Jaga kebersihan kulit agar tetap  Observasi reaksi nonverbal dari mendampingi klien
bersih dan kering ketidaknyamanan  Instruksikan pada pasien untuk
 Mobilisasi pasien (ubah posisi  Kontrol lingkungan yang dapat menggunakan tehnik relaksasi
pasien) setiap dua jam sekali mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Monitor kulit akan adanya ruangan, pencahayaan dan kebisingan
kemerahan   Kurangi faktor presipitasi nyeri

Anda mungkin juga menyukai