DOSEN PEMBIMBING:
Muhammad Haikal, S.Psi., M.SI, Psikolog
DISUSUN OLEH:
Nafilatil Amna ( 220901071 )
Cut Maresa Putri irda ( 220901076 )
Della Herfima ( 220901049 )
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Memahami
Isu Penting Dan Penggunaan Metodelogi Penelitian Dalam Setting Psikologi Klinis”. Terima
kasih kami ucapkan kepada Bapak Muhammad Haikal, S.Psi., M.Si., Psikolog, yang telah
memberikan tugas ini untuk memperdalam ilmu bagi kami.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Klinis. Selain itu tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu
dan wawasan tentang Psikologi Klinis untuk kami penulis dan pembaca. Kami menyadari
tugas makalah yang kami tulis ini belum sempurna oleh karena itu kami menantikan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
2.1 Isu-Isu Penting Dalam Psikologi Klinis........................................................2
2.2 Penggunaan metodelogi Penelitian Dalam Setting Psikologi Klinis............4
BAB III PENUTUP....................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi penelitian adalah menemukan gambaran dan jawaban atas masalah serta
memberikan alternatif-alternatif terhadap kemungkinan- kemungkinan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tersebut. (Latipah, 2014). Meneliti menjadi aktivitas yang
penting bagi sebuah ilmu, termasuk psikologi klinis. Sebelum melakukan penelitian yang
bermanfaat dalam perkembangan keilmuan khususnya Psikologi klinis, seorang peneliti
sebaiknya memiliki nilai akuntabel. Dalam penelitian perlu diperhatikan masalah kepraktisan,
biaya, manfaat bagi masyarakat dan pengetahuan sebagai dasar praktisi klinis untuk
berkembang. Melaksanakan riset evaluasi dengan tujuan pemberian umpan balik dari
program yang sedang berjalan, merupakan salah satu isu penting dalam penelitian di bidang
psikologi klinis (Lestari et al., 2016).
BAB II
PEMBAHASAN
1) Gangguan Mental
3) Kesehatan Mental
4) Keanekaragaman Budaya
7) Etika Profesional
Penerapan standar etika profesional dalam praktik psikologi klinis. Perlindungan hak
dan keamanan klien, serta menjaga kerahasiaan informasi.
9) Kolaborasi Interdisipliner
Kerja sama dengan profesional kesehatan lainnya, seperti psikiater, pekerja sosial,
dokter umum, dan spesialis lainnya untuk memberikan perawatan holistik.
Metode penelitian psikologi klinis pada dasarnya sama dengan metode penelitian
umum, namun tujuan dan fokusnya adalah pada kebutuhan populasi tertentu. Misalnya,
mengetahui efektivitas pengobatan dalam kelompok tertentu dan mengidentifikasi tes yang
mengukur kerentanan individu terhadap stroke dan lain-lain. Terdapat berbagai macam
metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis diantaranya yaitu: metode
observasi, penelitian epidemiologi, metode korelasi, penelitian longitudinal versus cross-
sectional, metode eksperimen dan desain single case (satu kasus).
1. Metode Observasi
Observasi merupakan metode yang penting dan dasar dari banyak metode lainnya. Metode ini
merupakan metode penelitian yang berdiri sendiri dan sebagai teknik pengumpulan data
untuk jenis penelitian lain. Adapun observasi menurut Ediati et al., (2020) terbagi menjadi 4,
yaitu:
Observasi ini adalah observasi yang paling umum dan jarang digunakan saat fenomena yang
akan diteliti tidak dapat diteliti menggunakan metode lainnya. Jenis ini memiliki kelemahan
dalam mengungkapkan fenomena secara ilmiah dan akurat. Observasi ini hanya menekankan
pada pengamatan langsung terhadap fenomena yang sedang diamati. Setelah melakukan
observasi, peneliti dapat menarik kesimpulan dari pengamatan tersebut. Jenis observasi ini
menimbulkan banyak kritik karena peneliti kesulitan mempertanggungjawabkan validitas dan
reabilitasnya.
b) Observasi Alamiah
Merupakan turunan dari observasi non-sistematis, tetapi lebih sistematis dan menyeluruh.
Peneliti telah menyiapkan seperangkat alat observasi, atau panduan observasi, yang
memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu fenomena tertentu. Selain itu,
karena jenis observasi ini tidak melibatkan kontrol penelitian, pengamat membentuk dan
menjalankan fenomena itu sendiri dan mengamatinya secara langsung . Misalnya,
penelitian tentang gejala-gejala trauma pada anak penyintas bencana alam. Sebelum
melakukan penelitian, membuat panduan observasi mengenai gejala trauma dan depresi.
Penelitian ini juga dapat menimbulkan kritik secara metodologis karena mempunyai potensi
menimbulkan bias. Peneliti cenderung mengamati perilaku tertentu untuk mendukung
hipotesis penelitian, dan mengabaikan terjadinya perilaku lain yang bertentangan dengan
harapan peneliti terhadap hasil penelitian.
c) Observasi Terkontrol
Observasi ini merupakan tanggapan atas kritik terhadap dua metode observasi sebelumnya.
Terkontrol merupakan upaya untuk meningkatkan validitas penelitian. Upaya untuk
mengontrol ini menghasilkan berbagai riset yang sangat terkemuka, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Pavlov pada anjingnya, hingga pengondisian klasik muncul sebagai rumusan
akhir. (Trull, 2012).
d) Studi Kasus
Jenis observasi dalam konteks psikologi klinis yang terakhir adalah studi kasus. Trull (2012)
menyatakan bahwa studi kasus biasanya dilakukan dalam pengaturan intervensi klinis.
Observasi dilakukan dengan mencari respon perilaku selama proses konseling, psikotes, dan
psikoterapi. Pengamatan dari studi kasus juga dapat digabungkan dengan data pendukung
berupa catatan harian pelanggan, surat khusus, riwayat kesehatan, latar belakang pendidikan,
dan lainnya.
Metode penelitian epidemiologi ini mengkaji insidensi, prevalensi, dan luasnya penyakit
atau kecacatan pada populasi tertentu. Misalnya, suatu kecamatan memiliki sejumlah
penderita gangguan psikosis. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di kabupaten bahkan
provinsi. Prevalensi adopsi pasien psikotik di daerah ini adalah 50:1 dibandingkan dengan
prevalensi nasional. Secara umum, prevalensi psikotik di Kecamatan tersebut secara
signifikan tidak berbeda dengan prevalensi nasional, namun kecamatan tersebut merupakan
penyumbang terbesar prevalensi gangguan psikotik di kabupaten.
3. Metode Korelasi
Penelitian korelasi adalah metode yang umum digunakan dalam psikologi klinis. Studi ini
menyelidiki besarnya hubungan antara faktor-faktor yang terlibat dalam fenomena ini.
Metode korelasi ini memungkinkan Anda untuk melihat hubungan antara dua variabel
(bivariat) atau tiga variabel atau lebih (multivariat). Misalnya, studi korelasi bivariat
meneliti bagaimana gender dikaitkan dengan tingkat sosial ekonomi yang terkait dengan
depresi atau stres psikologis. Studi korelasi multivariat, di sisi lain, meneliti efek dari pola
asuh otoriter pada perkembangan emosional anak-anak dan perilaku bullying di sekolah.
Studi korelasi memiliki hipotesis, dan hipotesis yang diajukan dapat berupa korelasi positif
atau negatif. Selain korelasi positif dan negatif, penelitian sering mengarah pada penolakan
hipotesis. Artinya, tidak ada korelasi antara variabel yang diteliti.
Sebuah penelitian cross-sectional adalah perbandingan antara variabel karena survei tidak
dapat dimanipulasi dalam waktu. Misalnya, korelasi antara setiap kategori usia dan tingkat
tekanan mental. Berbeda dengan studi cross-sectional, studi longitudinal menekankan subjek
atau subjek yang sama dari waktu ke waktu. Studi longitudinal mengharuskan peneliti untuk
mengikuti subjek dengan jangka waktu yang lama untuk mendeteksi terjadinya perubahan
pada variabel tertentu. (Ediati etal., 2020).
5. Metode Experimental
Perbedaan metode eksperimental dengan yang metode lain dapat dilihat dari karakteristik
khusu yang dimiliki, yaitu:
Metode penelitian dalam psikologi klinis ini juga dapat ditujukan untuk memperluas
dan memodifikasi teori-teori yang ada, karena penelitian dapat mengembangkan kegunaan
dan kegunaan teori tersebut. Ada hubungan yang sangat erat antara teori dan penelitian. Teori
merangsang dan mengarahkan penelitian, tetapi teori juga dimodifikasi oleh hasil penelitian.
Selain itu, alasan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam
memprediksi dan memahami perilaku, emosi, dan pikiran individu di bawah asuhan psikolog
klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, T. A., Rahayu, I. T., & Solichatun, Y. 2007. Psikologi Klinis. Graha Ilmu.
Ediati, A., Kaloeti, D. V. S., Sakti, H., Dewi, K. S., Kahija, Y. La, Rahmandani, A., & Salma.
2020. Psikologi Klinis: Teori dan Aplikasi (H. M. W. Hardani (ed.)). Penerbit
Erlangga.
Lestari, M. D., Widiasavitri, P. N., Astiti, D. P., Herdiyanto, Y. K., Indrawati, K. R.,
Susilawaty, L. K. P. A., Marheny, A., Vembrianti, N., & Wilani, N. M. A. 2016. Bahan
Ajar Psikologi Klinis. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Prasetyo, A. R., Kaloeti, D. phil. D. V. S., Rahmandani, A., Salma, & Ariati, J. 2020. Buku
Ajar Metodologi Penelitian Eksperimen. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.