Anda di halaman 1dari 10

LESSON LEARNED

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu: Juliana I. Saragih, M.Psi, Psikolog

Disusun Oleh:
Kelas A
Kelompok 7

Adinda Siti Mardiah 211301153


Adli Atid Bin Shamsuddin 211301154
Adventria Panjaitan 211301155
Afnia Ismi Zahra 211301156
Agatha Miranda Br Hutabarat 211301157
Agnes Oktovany Hidayat Putri 211301158

FAKULTAS PSIKOLOGI
SUMATERA UTARA
A. Pendekatan Pra Ilmiah
a. Astrologi, berdasarkan letak planet ketika seseorang lahir. teori ini berkaitan dengan
cairan tubuh. contoh: bulan sabit (luna), yaitu bersikap refleks
b. Chakra, pengobatan Hindu kuno menyatakan terdapat 7 pusat emosi pada tubuh
manusia yang mempengaruhi kepribadian. contoh: crown (di ubun-ubun kepala),
orangnya spiritual.
c. Phisiognomi, memahami jiwa dan kepribadian melalui bentuk wajah. contoh: wood
face, orangnya pekerja keras idealis, dan berjiwa pemimpi.
d. Phrenologi, memahami kepribadian berdasarkan tengkorak kepala.
e. Chirologi, memahami kepribadian berdasarkan garis tangan
f. Onychology, memahami kepribadian berdasarkan ujung jari (bentuk kuku)
g. Humor, memahami kepribadian berdasarkan cairan tubuh. contoh: air > basah >
empedu hitam > melankolik > pemurung

B. Pendekatan Biologis Genetis


B.1 Ernst Kretschmer, memahami kepribadian berdasarkan tipe tubuh. contoh: Asthenic
> kurus > introvert

B.2 William Herbert Sheldon, memahami kepribadian berdasarkan somatotype. contoh:


endomorphic > gendut > ramah

C. Pendekatan Tipologi & Trait


C.1 Gordon Allport
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik
yang menentukan perilaku dan pemikiran yang khas, untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Allport mendefenisikan traits atau sifat adalah cara yang konsisten dan
bertahan lama untuk bereaksi terhadap lingkungan atau berbagai jenis rangsangan.
Adapun karakteristik traits menurut Allport:
1. Nyata dan terdapat dalam diri setiap orang.
2. Traits yang menentukan perilaku seseorang.
3. Traits dapat diamati dari diri seseorang.
4. Traits itu saling berkaitan, misalnya, pemarah dan berkata kasar. Keduanya adalah hal
yang berbeda, namun sering terjadi bersamaan dalam perilaku seseorang.
5. Traits itu dapat bervariasi tergantung situasi.
Allport juga menyusun struktur kepribadian atas:
1. Ciri umum: dimiliki sejumlah orang dan dapat berubah
2. Ciri individu (Disposisi Pribadi): sifat khas individu
• Cardinal traits (sifat utama)
• Central traits (sifat sentral)
• Secondary traits (sifat sekunder)
Allport membagi 7 tahap perkembangan, yaitu:
1. Bodily self (diri jasmani)
2. Self identity (identitas)
3. Self esteem (harga diri)
4. Extension of self (perluasan diri)
5. Self image (citra diri)
6. Self as a rational coper (diri sebagai pelaku rasional)
7. Propriate striving (upaya diri)

C.2 Hans Eysenck


Eysenck mendefinisikan kepribadian itu terdiri dari ciri-ciri atau faktor-faktor yang
diturunkan dengan metode analisis faktor, yaitu dengan tes kepribadian dan studi
eksperimental.
Adapun untuk membedakannya, ia membagi dimensi kepribadian menjadi 3, yaitu:
• Extraversion vs Introversion
• Neurotisme vs Stabilitas Emosional
• Psikotisisme vs Kontrol Impuls
a) Ekstrovert memiliki tingkat dasar arousal kortikal yang lebih rendah, sehingga
orang-orang ekstrovert secara aktif membutuhkan stimulus dari luar untuk
meningkatkan dan memenuhi gairahnya (arousal kortikal), seperti dengan
bersosialisasi dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain, dan hal apapun
yang ia dapatkan dari luar dirinya.
b) Introvert, kebalikan dari ekstrovert. Yaitu kondisi dimana ia memiliki arousal
kortikal yang tinggi, sehingga ia menolak dan menghindari stimulus sensorik dari
luar. Seperti lebih senang menyendiri, menghindari kerumunan, dan lebih tertutup.
c) Neurotik, yaitu orang yang terlalu emosional, cemas, tegang, akibat sistem saraf
simpatis bereaksi berlebihan bahkan terhadap stresor ringan yang mengakibatkan
hipersensitivitas kronis.
d) Psikotisisme, yaitu orang yang agresif, mudah terganggu secara emosional,
cenderung antisosial, keras kepala, bersikap dingin, dan egosentris. Menurut
penelitian, sifat ini terjadi karna pola asuh orang tua yang otoriter, atau karna
hormon pria.
Menurut Eysenck, kepribadian cenderung ditentukan dari komponen genetik untuk
extraversi dan neurotisme, sedangkan psikotisisme ditentukan dari pengaruh lingkungan
dan situasional.

C.3 Raymond B. Cattell


Cattell mengklsifikasikan Trait dengan beberapa cara, yaitu:
• Common Traits dan Unique Traits
Common Traits adalah sifat yang dimiliki semua orang sampai pada tingkat tertentu.
Dan Unique Traits adalah memiliki sifat unik yang dimiliki satu atau beberapa orang yang
membedakan kita sebagai individu.
• Ability, Temperament, dan Dynamic Traits
Ability Traits adalah skill dan kemampuan kita yang menentukan seberapa efisien kita
berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Temperament Trait adalah Emosi dan perasaan
yang menentukan bagaimana reaksi kita terhadap orang-orang dan situasi di lingkungan.
Dan Dynamic Traits adalah dorongan yang memotivasi perilaku kita.
• Surface Traits dan Source Traits
Surface Trait adalah kecenderungan perilaku yang secara harfiah dangkal: Mereka ada
"di permukaan (surface)" dan dapat diamati. Dan Source Traits adalah struktur psikologis
internal yang merupakan sumber atau penyebab yang mendasari interkorelasi di antara
Surface Traits.
• Contitutional Traits dan Environmental-Mold Traits
Contitutional Traits adalah Source Traits yang berasal dari kondisi biologis tetapi tidak
selalu bawaan. Dan Environmental-Mold Traits adalah Source Traits yang berasal dari
pengaruh di lingkungan sosial dan fisik kita.

C.4 Big Five Theory


Big five adalah teori yang dikembangan kan oleh Lewis R. Goldberg, muncul karena
perbedaan pandangan dari setiap tokoh mengenai trait (Sifat) karena manusia masing
mempunyai kepribadian dan trait yang berbeda dan unik, yang menghasilkan perubahan
satu suara agar menyatukan mereka tentang apa itu trait (Sifat) dengan mengelompokkan
trait dengan cara analisis faktor menjadi 5 poin yaitu Openness, Conscientiousness,
Extraversion, Agreeableness, Neuroticism.
• Openness: adalah tipe kepribadian yang tertarik dan mudah terbiasa dengan hal ataupun
situasi baru, biasanya orang yang berimajinasi, kreatif, orang yang sangat ingin
mengetahui sesuatu dan berintelektual
• Conscientiousness: adalah tipe kepribadian yang biasanya berhati hati dalam
melakukan suatu hal dan juga orang yang disiplin serta bertanggung jawab
• Extraversion: adalah kepribadian yang nyaman berinteraksi dengan orang lain
walaupun orang baru, biasanya sering bergaul dan bersosialisasi
• Agreeableness: adalah tipe kepribadian yang tidak suka hal abtrak lebih suka mengikut
pada orang lain, biasanya bisa bekerjasama dan bisa dipercaya
• Neuroticism: adalah tipe kepribadian yang melekat dengan emosinya dan biasanya
mudah cemas, depresi serta mudah marah

D. Pendekatan Behavioristik
D.1 J.B. Watson
J.B. Watson menjelaskan bahwa kepribadian itu menekankan perilaku manusia itu
adalah hasil belajar sehingga faktor lingkungan sangat penting, artinya lingkunganlah yang
membentuk kepribadian seseorang. Watson berpendapat bahwa Kepribadian hanyalah
akumulasi dari respons yang dipelajari terhadap rangsangan, serangkaian perilaku terbuka,
atau sistem kebiasaan. Kepribadian hanya mengacu pada apa yang dapat diamati dan
dimanipulasi secara objektif. Perilaku yang tampak tersebut dapat dirubah, dikurangi,
dikuatkan ataupun bahkan dihilangkan melalui pemberian stimulus.

Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu


pengkondisian. Pandangan utama Watson adalah:

• Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology).


• Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku.
• Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana.
• Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang objektif.
D.2 Ivan P. Pavlov
Pavlov berkarya tentang proses pencernaan, mengembangkan prosedur untuk
mempelajari perilaku dan prinsip pembelajaran yang sangat mempengaruhi bidang
psikologi. Pavlov melakukan penelitian tentang sebuah proses yang dikenal sebagai
classical conditioning. Classical conditioning adalah proses dimana stimulus yang awalnya
netral akhirnya menimbulkan respon yang kuat. Respon dapat ditimbulkan karena stimulus
netral terkait dengan beberapa stimulus lain yang dapat menghasilkan respon. Pavlov
menemukan bahwa respon yang telah dikondisikan pada stimulus yang sebelumnya netral
juga akan diasosiasikan dengan stimulus serupa, proses ini disebut generalisasi. Namun
jika percobaan berulang menunjukkan bahwa hanya beberapa stimulus yang diikuti oleh
stimulus yang tidak terkondisi, hewan dapat mengenali perbedaan di antara stimulus,
proses ini disebut diskriminasi. Akhirnya, jika stimulus netral disajikan berulang kali
tanpa diikuti setidaknya sesekali oleh stimulus yang tidak terkondisi, terdapat pelemahan
progresif dari pengkondisian, proses ini disebut sebagai kepunahan.
Pavlov memperluas analisisnya tentang pengkondisian untuk mempelajari fenomena
minat klinis. Ia mengembangkan penjelasan untuk fenomena seperti konflik psikologis dan
perkembangan neurosis. Sebuah contoh klasik mengeksplorasi yang kemudian dikenal
sebagai neurosis eksperimental pada hewan. Dalam penelitian ini, seekor anjing
dikondisikan untuk mengeluarkan air liur pada gambar lingkaran.

D.3 B.F. Skinner


B.F.Skinner adalah tokoh behaviorisme kelahiran 1904 yang menciptakan teori
Operant Conditioning. Operant Conditioning adalah penguatan operan yang positif atau
negatif yang dapat menyebabkan perilaku yang berulang atau menghilang sesuai keinginan
dimana perilaku bisa dikendalikan konsekuensi. Menurutnya juga Setiap perilaku ada
konsekuensinya berupa Hadiah dan Hukuman, sehingga tindakan yang diberikan hukuman
akan perlahan menghilang dan yang diberi hadaih akan menetapDalam teori Skinner ada
dua istilah yaitu Operan dan Responden.
• Operan adalah hal yang bersifat spontan ketika ada reinforcement atau penguatan
• Responden adalah hal yang terjadi dengan otomatis dari suatu stimulus atau rangsangan
Dalam perkembangan menurut Skinner Lingkungan lebih berperan dalam
pembentukan perilaku. Dengan teori operan, tingkah laku tidak secara langsung berubah
namun bertahap.
D.4 John Dollard & Neal Miller
Teori Miller dan Dollard secara khusus berkaitan dengan peran motivasi dalam perilaku
dan cara-cara untuk menjelaskan konsep psikoanalitik, seperti kecemasan, konflik, dan
represi melalui prinsip-prinsip psikologis dan kondisi sosial pembelajaran.
Empat komponen penting dari proses pembelajaran yang didalilkan oleh Miller dan
Dollard: dorongan, isyarat, respons, dan penguatan.
• Kekuatan dorongan sekunder tergantung pada intensitas dorongan pada intensitas
rangsangan yang membangkitkannya. Semakin kuat dorongan tersebut, semakin kuat
atau gigih perilaku yang dihasilkannya
• Isyarat adalah stimulus yang menentukan sifat pasti dari suatu respons, misalnya, ada
isyarat visual dan isyarat pendengaran dengan kekuatan yang berbeda-beda.
• Respons adalah aktivitas apa pun yang melibatkan organisme. Menurut Dollard dan
Miller, sebelum suatu respons dapat dikaitkan dengan suatu stimulus, respons itu harus
terjadi. Misalnya, seorang anak tidak dapat mulai belajar membaca kata-kata sampai
dia benar-benar mulai mencoba membaca
• Penguatan juga diperlukan agar kebiasaan dapat terbentuk. Jika semakin sering
stimulus dan respons terjadi bersama-sama, semakin kuat kebiasaan itu.

E. Pendekatan Social Learning dan Kognitif -1


E.1 Albert Bandura
Pendekatan Bandura adalah teori pembelajaran sosial yang menyelidiki perilaku seperti
yang dibentuk dan dimodifikasi dalam konteks sosial. Bandura mengakui bahwa banyak
pembelajaran yang terjadi sebagai hasil dari penguatan, ia juga menekankan bahwa hampir
semua bentuk perilaku dapat dipelajari tanpa mengalami penguatan secara langsung.
Pendekatan Bandura disebut pembelajaran observasi yang menunjukkan pentingnya proses
belajar mengamati perilaku orang lain. Ciri khas teori Bandura adalah fokus pada
pembelajaran dengan observasi daripada selalu dengan penguatan langsung. Bandura
percaya bahwa proses kognitif dapat mempengaruhi pembelajaran observasional. Kita
tidak secara otomatis meniru perilaku yang kita lihat ditampilkan orang lain. Sebaliknya,
kita membuat keputusan yang disengaja dan sadar untuk berperilaku dengan cara yang
sama.
Ide dasar Bandura adalah bahwa belajar dapat terjadi melalui pengamatan daripada
semata-mata dengan penguatan langsung. Bandura tidak menyangkal pentingnya
penguatan langsung sebagai cara untuk mempengaruhi perilaku, tetapi ia menantang
gagasan bahwa perilaku dapat dipelajari atau diubah hanya melalui penguatan langsung.
Bagi Bandura, sebagian besar perilaku manusia dipelajari melalui keteladanan, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Kita belajar dengan mengamati orang lain dan membuat
pola perilaku kita mengikuti perilaku mereka. Bandura menganalisis sifat pembelajaran
observasional dan menemukannya diatur oleh empat mekanisme terkait: proses perhatian,
proses retensi, proses produksi, dan proses insentif dan motivasi.
Dalam pendekatan Bandura terhadap kepribadian diri adalah seperangkat proses dan
struktur kognitif yang berkaitan dengan pemikiran dan persepsi. Dua aspek penting dari
diri adalah penguatan diri dan efikasi diri. Proses penguatan diri yang berkelanjutan
mengatur sebagian besar perilaku kita. Hal ini membutuhkan standar kinerja internal,
kriteria subjektif, atau titik referensi yang digunakan untuk mengevaluasi perilaku kita.
Perilaku kita di masa lalu dapat menjadi referensi titik untuk mengevaluasi perilaku saat
ini dan insentif untuk kinerja yang lebih baik di masa depan. Sementara, efikasi diri
mengacu pada perasaan kecukupan, efisiensi, dan kompetensi dalam menghadapi
kehidupan. Memenuhi dan mempertahankan standar kinerja kita meningkatkan efikasi diri.
Cara lain Bandura menggambarkan efikasi diri adalah dalam hal persepsi kita tentang
kendali yang kita miliki atas hidup kita.

E.2 Walter Mischell


Menurut Mischell, perilaku (behaviour) individu tidak hanya dipengaruhi oleh traits
saja melainkan merupakan pengaruh dari interaksi individu dengan situasi yang dihadapi
juga peran Cognitive Affective. Miscell juga tidak setuju dengan pandangan bahwa orang
yang introvert akan selalu introvert dalam kondisi apapun. Menurutnya, seseorang akan
berperilaku berbeda di setiap kondisi yang berbeda. Menurut Cognitive Affective
Personality System, situasi A akan menghasilkan perilaku X sedangkan situasi B akan
menghasilkan perilaku Y. Dalam Cognitive Affective Personality System ini, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi yaitu encoding, competencies (kemampuan) dan self-
regulation, expectancy (harapan) dan beliefs, values, goals, affects, dan behavioral script.
Misalnya, jika seseorang yang kita kenal memeluk kita, kita akan meng-encode pelukan
tersebut sebagai cara menunjukkan rasa sayang namun, jika orang asing tiba-tiba memeluk
kita maka kita akan menganggap itu creepy atau menakutkan. Contoh lainnya, kita akan
berperilaku tenang jika berada di pertemuan penting namun kita akan berperilaku bebas
saat berada di café dengan teman-teman kita. Ini merupakan peran dari behavioral script
tersebut. Contoh lainnya dari Competencies (kemampuan) dan self-regulation adalah
seseorang mungkin percaya diri saat bermain basket antar kelas namun dia bisa saja
menjadi tidak percaya diri jika disuruh bertanding antar sekolah. Mischel juga percaya
bahwa reward dan punishment dari luar tidak membentuk perilaku mereka melainkan kita
yang menentukan goals untuk diri sendiri dan memberikan reward untuk diri sendiri.

E.3 George Kelly


Konsep konstruksi yang dikembangkan oleh Kelly meruapakan konsep yang digunakan
untuk menafsirkan dunia. Orang menggunakan konstruksi untuk mengkategorikan
peristiwa. Konstruksi merupakan segala sesuatu yang kita pikirkan tentang suatu hal.
Konstruksi tidak dapat muncul secara tiba-tiba dan konstruksi setiap orang berbeda. Untuk
membentuk sebuah konstruk harus ada dua elemen yang mirip atau sama dan satu elemen
yang berlawanan dengan dua elemen yang sama tadi. Misalnya, dua orang yang suka makan
pizza dengan seseorang yang sangat tidak suka makan pizza.
Kelly juga menjelaskan tentang kecemasan, ketakutan, dan ancaman. Kecemasan tidak
memiliki alasan yang jelas ataupun ancaman yang jelas dan merupakan hasil dari
interpretasi (konstruk) dari pikiran. Berbeda dengan kecemasan, ketakutan memiliki
penyebab atau ancaman yang jelas. Misalnya, seseorang wajar jika takut dengan ular
namun akan menjadi tidak wajar jika sudah takut dengan ular yang masih 500m jaraknya
dari dia.

F. Pendekatan Social Learning dan Kognitif -2


F.1 Julian Rotter
Julian Rotter yaitu dia mengemumakan dua pendekatan dimana Behavior Potensial
yang merupakan fungsi dari Reinforcment value dan expentancy, di dalam sebuah
Psychological Situation. Julian Rotter juga menjelaskan teori Locus of Control yaitu
konsep untuk menjelaskan perbedaan kepribadian dan Locus of Control ini terbagi atas dua
yaitu Internal Locus of control dan Eksternal Locus of Control. Internal Locus of Control
itu adalah dimana individu menganggap bahwa dirinya mampu mengontrol dirinya sendiri
melalui perilaku yang dibuat seperti usaha atau kerja keras. Contohnya jika kita mau sehat
kita sendiri yang harus mengatur pola hidup kita dan contoh lain jika kita ingin berprestasi
kita sendiri yang berusaha dan bekerja keras untuk mencapai prestasi yang kita targetkan.
Sedangkan Eksternal Locus of Control ini adalah sebaliknya dimana individu menganggap
atau percaya bahwa reinforcement dikendalikan oleh kekuatan dari lingkungan luar seperti
bergantung pada nasib dan keberuntungan. Orang dengan Eksternal Locus of Control
adalah orang yang cenderung tidak percaya pada usaha dan kerja keras dan merasa apa
yang sedang dialami adalah bagian dari nasib dan tidak berusaha merubahnya.

F.2 Kurt Lewin


Lewin menyebut bidang psikologis dari teorinya sebagai “Life Space”. Life Space
sesorang adalah kumpulan fakta yang, pada saat tertentu, mempengaruhi perilakunya.
Pembagian paling dasar dari ruang kehidupan adalah antara Person Area (area pribadi) dan
lingkungan psikologis.
• Area Pribadi
Menurut Lewin area pribadi mengan persepsi dalam diri orang tersebut tentang
lingkungannya. Walaupun area pribadi terbatasi tetapi area pribadi dan lingkungan
psikologis saling berhubungan dan bergantungan satu sama lain.
• Lingkungan Psikologis
Lingkungan psikologis, dibagi menjadi beberapa wilayah. Wilayah tersebut dibatasi
oleh Boundaries yang tebal dan ada juga yang tipis. Hal tersebut menunjukkan bahwa area
tertentu di dunia kita dapat memengaruhi yang lain sedangkan area tertentu lainnya tidak.
Untuk menjelaskan perilaku, rumus Lewin yang palingterkenal yaitu B = f (P, E) atau B =
f (L), yang mana B adalah Behavior, P adalah Person, E adalah Environment, dan L adalah
Life Space.

Anda mungkin juga menyukai