Anda di halaman 1dari 39

Gordon Allport

Pokok-Pokok Teori
1. Kepribadian manusia adalah produk dari
hereditas dan lingkungan
Hereditas: fisik, inteligensi,
temperamen (fluktuasi dan intensitas
mood)
Faktor hereditas berfungsi sebagai
bahan dasar yang nantinya dibentuk
(dikuatkan atau dilemahkan) oleh
kondisi di lingkungannya.
2. Kepribadian bersifat idiografik (tiap
pribadi adalah unik dan tidak
dapat dibandingkan dengan orang
lain)
3. Kepribadian normal bersifat
diskrit/diskontinyu
^ Kepribadian anak tidak kontinyu dengan
kepribadian dewasa.
^ Kepribadian anak terutama
dipengaruhi dorongan primitif dan
bersifat refleks
Kepribadian dewasa bekerja secara
rasional dalam kontrol kesadaran
(mengetahui dan dapat mengontrol
dorongan-dorongan yang memotivasinya)
tidak mencerminkan masa lalunya.

Kepribadian orang normal tidak dapat


dipelajari dari orang abnormal.
Kepribadian dewasa abnormal kontinyu
dengan kepribadian anak.
 Allport tidak membicarakan struktur dan
dinamika secara terpisah seperti ahli lain.
Menurutnya struktur dan dinamika adalah
satu dan sama, karena struktur itu
dinyatakan dalam trait (sifat) dan tingkah
laku didorong oleh trait.
 Allport menyatakan teorinya lebih
menekankan pada trait sehingga teorinya
dinamakan Psikologi Trait. Trait seperti
need pada Murray dan libido pada Freud.
 Allport membahas 50 definisi dari para
ahli dan mengkombinasikan unsur-unsur
yg ada.
 Definisi kepribadian : “What a man really
is”  dianggap kurang memadai.
 Definisi kepribadian : “kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai
sistem psikho phisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan
diri thd lingkungan”.
 Organisasi dinamis : kepribadian
selalu berkembang dan
berubah.
 Psiko phisis : kepribadian bukan
semata-mata mental dan bukan
semata-mata neural. Organisasi
kepribadian melingkupi kerja tubuh
dan jiwa.
 Determine (menentukan) : kepribadian
mengandung kecenderungan determinasi
yang memainkan aktif dalam tingkah laku
individu.
Kepribadian bukanlah susunan si
pengamat dan bukan pula sesuatu yg ada
selama ada orang lain yg bereaksi
kepadanya. Jadi kepribadian itu punya
eksistensi nyata termasuk segi neural dan
fisik.
 Khas : kepribadian pada tiap orang
tidak mungkin sama.
 Penyesuaian diri thd lingkungan :
kepribadian sebagai perantara
antara individu dengan lingkungan
fisik dan psikologis. Jadi kepribadian
mempunyai fungsi adaptasi dan
menentukan.
 Watak mempunyai arti normatif.
Jadi watak adalah kepribadian yang
dinilai dan kepribadian adalah watak
yang dinilai. Jadi watak adalah
bagian dari kepribadian (watak
adalah cap yang diberikan oleh
orang lain).
 Temperament : disposisi yg erat
hubungannya dengan faktor biologis atau
fisiologis dan sedikit sekali mengalami
modifikasi dalam perkembangan.
 Definisi temperament : gejala
karakteristik sifat emosi individu, di
antaranya : mudah tidaknya kena
rangsangan emosi, kekuatan serta
kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan
suasana hatinya dan segala cara dari
fluktuasi dan intensitas suasana hati.
Gejala ini tergantung pada faktor
konstitusional dan berasal dari keturunan.
 Trait adalah predisposisi.
 Trait adalah sistem neurofisis yang
digeneralisasikan dan diarahkan
dengan kemampuan untuk
menghadapi bermacam-macam
stimulus secara sama, memulai serta
membimbing tingkah laku yang
adaptif dan ekspresif secara sama.
 Keberadaannya nyata ada dalam
diri tiap manusia (tidak hanya
teoritis/label)
 Trait menentukan atau
menyebabkan perilaku (tidak
hanya muncul karena ada stimulus)
 Trait dapat dibuktikan secara
empiris (dari perilaku yang
menetap)
 Trait tidak terpisah betul satu
sama lain (ada overlap)
Trait (sifat) vs Habit (kebiasaan)
Trait lebih umum, baik dari stimulus maupun
responnya. Sejumlah habit dapat bergabung menjadi
satu trait.
Contoh: A sejak kecil dibiasakan gosok gigi 2x sehari,
cuci tangan sebelum makan dan sesudah ke toilet dll
 Sifat: cleanliness
Trait vs Type
 Tipe menunjukkan perbedaan (buatan) yang tidak
selalu cocok dengan kenyataan, trait merupakan
refleksi kenyataan yang ada pada individu
Trait (sifat) vs Attitude (sikap)
 Attitude berhubungan dengan suatu objek khusus,
trait tidak
 Attitude biasanya melibatkan penilaian (menerima/
menolak) terhadap objek yang dihadapi, trait tidak
Contoh:
Attitude: pro terhadap dosen A, kontra terhadap
dosen B
Trait : pemalu baik terhadap dosen A maupun dosen
B
Trait vs Type
 Tipe menunjukkan perbedaan (buatan) yang tidak selalu
cocok dengan kenyataan, trait merupakan refleksi
kenyataan yang ada pada individu.
 Tipe merangkum ketiga konsep yang lain,
kombinasi trait-habit-attitude yang secara teoritik dapat
menggambarkan
ditemui pada diri seseorang
 Misal: siswa yang memiliki tipe introvert, mempunyai trait:
pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan
eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya
adalah duduk di tempat terpisah/menyendiri (kebiasaan
khusus di kelas), dan attitude tidak ramah, kurang bisa
bergaul (mengandung penilaian)
Kategori Traits:
a. Individual/personal traits/personal dispositions.
Sifat yang konkret, mudah dikenali dan konsisten
pada diri seseorang yang dapat menggambarkan
karakter asli mereka. Pada kenyataannya tidak ada
dua individu yang persis sama sifatnya
b. Common traits/traits:
Sifat-sifat yang merupakan bagian dari budaya
(dapat dipahami dan dimiliki oleh hampir semua
orang yang hidup dalam budaya tersebut).
Common trait merupakan hasil dari dorongan
sosial untuk berperilaku dangan cara tertentu.
Contoh: introvert vs extrovert; liberal vs
konservatif
3 Tipe trait
 Central traits
Merupakan kecenderungan individu yang sangat
khas/sering berfungsi/mudah ditandai. Ketika
menggambarkan seseorang, cenderung
digunakan kata sifat yang mencerminkan central
trait ini, misal:pandai, bodoh, liar, pemalu,
culas, lamban.
 Secondary traits
Sifat yang tidak terlalu jelas, tidak terlalu
umum/tidak terlalu konsisten seperti
pilihan, sikap, sifat yang situational.
Contoh: C mudah marah jika ada orang yang
mencoba menggelitik dia
 Cardinal traits.
Ini adalah sifat (sangat dominan) yang
menggambarkan hidup mereka karena perilaku
individu biasanya terdorong/diatur oleh sifat ini.
Contoh: Joan Arc ( self-sacrifice yang gagah
berani), Bunda Teresa (layanan ibadah),
Machiavelli ( kebengisan politis)
Hanya sedikit orang yang mengembangkan
cardinal trait, kalaupun ada orang cenderung
mengembangkannya di usia paruh baya
 Allport mengakui adanya individual
deferences.
 Meskipun memiliki struktur sifat yg
sama, tetapi cara bekerja sifat
berbeda-beda.
 Walaupun ada persamaan sifat,
hanyalah karena pengaruh
masyarakat yg sama dan persamaan
biologis.
 Disposisi yg memberi warna atau
mempengaruhi bentuk tingkah laku,
biasanya ini tdk mempunyai sifat
mendorong.
 Beberapa sifat lebih mendorong dan lebih
mempunyai peranan sebagai pendorong yg
menentukan drpd yg lain.
 Contoh : Seseorang yg mempunyai sifat
suka bergaul dia akan menciptakan situasi
dimana dia dpt bergaul dg org lain.
 Sifat cenderung utk mempunyai pusat dan di
sekitar pusat itulah pengaruhnya berfungsi.
 7. KETETAPAN SIFAT
 Sifat ditandai oleh ketetapannya.
 Sifat dpt dikenal dari keteraturannya dan
ketetapannya saat individu bertingkah laku.
 Sifat itu terorganisir secara khas individual,
tetapi tdk berarti bahwa kepribadian itu
mempunyai integrasi sempurna, krn mungkin
terjadi disosiasi dan desakan dlm
kehidupan.
 Intensi : keinginan individu mengenai masa
depannya, meliputi harapan-harapan ,
keinginan dan cita-cita seseorang.
 D. PROPRIUM
 Semua fungsi self atau ego disebut fungsi
proprium kepribadian.
 Termasuk dlm fungsi ini : kesatuan jasmani,
identitas diri, harga diri, perluasan diri,
berfikir rasional, citra diri, propriate striving
dan fungsi mengenal, semuanya bagian vital
dr kepribadian.
 Dalam bidang inilah kita dapatkan akar
konsistensi yg menandai sikap, intensi dan
evaluasi.
 Proprium tdk dibawa sejak lahir tetapi
berkembang seiring perkembangan individu.
 1. Prinsip otonomi fungsional : aktivitas atau
tingkah laku tertentu dpt mjd akhir atau
tujuan, walaupun kenyataannya mula-mula
terjadi krn alasan lain.
 Contoh : Pemburu akan tetap berburu
walaupun tdk ada arti instrumentalnya,
artinya tanpa dorongan agresi atau
kebutuhan lain yg lebih pokok yg mendasari
perbuatan tsb. Jd pemburu berburu krn suka.
 2. Bukti-bukti ttg adanya Otonomi
Fungsional.
 Ada kecenderungan pd organisme
utk tetap pd satu respon,
walaupun alasan yg menimbulkan
 respon tsb: tdak ada lagi.
Buktinya
 A. Refleks Sirkuler : kecenderungan anak utk
bertingkah laku terus menerus.
 B. Conative Perseveration : tugas yg
mendapat interupsi cenderung utk mudah
diingat drpd tugas yg telah selesai.
 C. Refleks bersyarat tanpa reinforcement :
tingkah laku itu semula sebagai usaha
fungsionil utk mempertahankan jasmani
tetapi krn ulangan-ulangan yg berturut-turut
nampaknya mjd bagian yg integral dari
tingkah laku walaupun fungsi biologisnya tdk
ada lagi.
 D. Hubungan antara kemungkinan dan minat
yg timbul krn pengalaman.
 Contoh : mahasiswa yg dulu tdk senang dg
jurusannya tetapi setelah mendapat
pelajaran menjadi senang dan
mempertahankan.
 KANAK-KANAK (NEONATUS)
 Neonatus : Pada waktu lahir, anak telah
memiliki potensi, baik fisik maupun
temperamen yg aktualisasinya tergantung
kpd perkembangan dan kematangan.
 Pada masa ini anak baru memiliki refleks
tertentu (menelan, mengisap) serta
melakukan gerakan yg blm terdeferensiasi.
Pertumbuhan merupakan proses deferensiasi
dan integrasi yg berlangsung.
 Manusia adalah organisme yg pd waktu
lahirnya adalah mahluk biologis lalu berubah
dan berkembang mjd individu yg egonya
selalu berkembang, struktur sifatnya meluas
dan merupakan inti dr tujuan dan aspirasi
masa depan.
 Dlm perkembangan, peran otonomi
fungsional menentukan. Seolah-olah teori
Allport terdiri dr dua teori kepribadian, yg
satu, biologis yg tepat utk anak yg baru lahir
dan makin lama makin krg memadai dan
pada masa ini hrs diadakan reorientasi kalau
kita menghendaki representasi individu yg
memadai.
1. Sense of body (0-2 tahun)  muncul
kesadaran tentang fisik. “Ini tanganku,
ini jariku”
2. Self-identity (0-2 tahun)  sadar dirinya
orang yang sama walaupun terus berubah
dan berkembang. Ditandai dengan
mengenal “nama diri” sebagai identitas
diri
3. Self-esteem (2-4 tahun) 
mengembangkan perasaan bangga
dengan kemampuan diri sendiri melalui
eksplorasi diri, permainan yang
membangun atau merusak.
4. Self-extension (4-6 tahun)  anak mulai
menyadari keberadaan obyek dan orang
lain dan mengidentifikasi obyek-obyek
yang menjadi bagian milik mereka.
“mainanku, ayahku”
5. Self-image (4-6 tahun) 
mencakup pandangan aktual dan
ideal mengenai diri sendiri,
berkembang melalui interaksi
dengan orang tua
6. Rational coping (6-12 tahun) 
muncul sesudah anak menyadari
dan memiliki kemampuan berpikir
rasional yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah. Anak sadar
dapat mengatasi masalahnya
secara logis dan rasional.
7. Propriate striving (remaja)  mencakup
tujuan jangka panjang. Kesadaran
eksistensi diri dalam tujuan atau
pencapaian jangka panjang.
Pandangannya mengarah ke depan dan
dapat menyusun rencana jangka
panjang  bangunan self menjadi
lengkap.


Self as knower (dewasa)  totalitas
dari semua 7 aspek terdahulu tentang
kesadaran diri.
 Pada org dewasa, faktor yg menentukan
tingkah laku adalah trait yg terorganisasi dan
selaras.
 Pribadi yg telah dewasa memiliki hal-hal sbb
 1. Extention of Self
 2. Self Objectification
 3. Phylosophy of life
 Hidupnya tdk harus terikat secara sempit pd
kegiatan yg berhubungan dg kebutuhan,
tetapi dia hrs dpt melakukan berbagai
macam kegiatan.
 Ada 2 komponen :
 A.Insight : kemampuan individu utk
mengerti dirinya.
 B.Humor : tdk hanya berarti kemampuan utk
mendapatkan kesenangan atau
mentertawakan, tetapi jg mampu
mempertahankan hubungan positif dg dirinya
sendiri dan objek yg disenangi serta
menyadari adanya ketdk selarasan dlm hal
ini.
 Religi merupakan salah satu hal yg mendasari
pd segala sesuatu yg dikerjakannya,
walaupun individu itu harus objektif.

Anda mungkin juga menyukai