Anda di halaman 1dari 9

Pembahasan

A. Tokoh dan Riwayat Hidup


Gordon Allport, salah sorang diantara empat putra seorang dokter, lahir di Indiana
pada tahun 1887, tetapi dibesarkan di Cleveland dimana ia mendapat pendidikan awal di
sekolah-sekolah negeri. Ia menyelesaikan pelajaran undergraduate-nya di Universitas
Harvard pada saat kakaknya, Floyd, menjadi mahasiswa tingkat sarjana (graduate) dalam
psikologi pada universitas yang sama. Setelah mendapat gelar sarjana muda pada tahun 1919
dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama satu tahun mengajar sosiologi dan bahasa
Inggris pada Robert College di Istambul. Kemudian ia kembali ke Harvard dan
menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang psikologi pada tahun 1922. Selama 2 tahun
berikutnya (tahun1922-1924) ia belajar di Berlin, Hamburg, dan Cambridge (Inggris).1
B. Asumsi Dasar Teori Menurut Allport2
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik
dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia
adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif
dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan
dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian
yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini yang menjadi
kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting
untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan
oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

1
Al-Maqassary, Ardi. “Gordon Allport (Tokoh Psikologi Humanistik)”
https://www.psychologymania.com/2010/03/gordon-allport-tokoh-psikologi.html (diakses pada 05 Oktober
2022, pukul 21.35)
2
Ibid
C. Pandangan tentang Perilaku Kepribadian Manusia
Perkembangan Proprium

Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut
dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas
diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya
kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari
kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna penting”.
Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan
berkembang karena usia.

Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self
hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri
berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya
muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6
dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-
masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka
panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.

Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang
pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia
mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas
mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia mengakui pentingnya
semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari
teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan
ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh
bidang kepribadian.

Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang
terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional.

Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:

1. Ekstensi sense of self

· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.

· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.

· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain

Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan


teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap
orang)

3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus
(misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan

Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

5. Objektifikasi diri: insight dan humor

Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama
pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6. Filsafat Hidup

Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan
arti. Contohnya lewat agama.

Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal
tanpa tahu apa yang ia lakukan.

Struktur dan Dinamika Kepribadian

Organisasi dinamis dalam seseorang yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang
menentukan keunikan penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Dua hal yang menjadi tekanan utama
adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait. Dalam
pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan
temperamen.

· Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter
baik atau buruk.

· Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini
hereditas memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan fisik membentik kepribadian.

Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi Personal

Sifat adalah Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi neuropsiki.
Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan kenyataan objektif.
Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.

 Sifat umum : ciri-ciri (sifat) yang terdapat pada banyak orang.


 Disposisi Personal: keunikan-kekhususan (sifat) pada individu
Contoh :

Dalam sebuah kelompok ada 20 orang menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi
kita tidak bisa mengtakan 20 orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat jalan yang
sama. Mungkin ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan bermusuhan, dan mungkin lewat
kekerasan fisik. Personal deposisi dapat disebut sebagai sub kategori atau jalan khusus sifat terwujud.
Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi juga memulai tingkah laku dan dalam
beberapa hal memerankan peran memotivasi yang penting.

Contoh :

Seseorang yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah menunggu
orang lain menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.

Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator murni tingkah laku beberapa
dorongan baik internal maupun eksternal yang mendahului tindakan.

Contoh :

Jika seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia orang yang suka bergaul tapi ada
tingkah laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.

Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe

Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor
genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .

 Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada stimulus
tertentu, kurang evaluatif.

Contoh: Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.

 Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk
berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.

Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.

 Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan


sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan
perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.

Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi Sekunder

§ Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan pada setiap individu.

Contoh :

Orang Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada
kebutuhan dan ketertarukannya.

§ Disposisi Sentral: Kecenderungan karakter yang kuat (khas) pada seseorang.

Contoh:

Mungkin kita menggambarkan karya Shakespeare (Hamlet) introspektif, obsesif, melankolis,


dramatik.

§ Disposisi Sekunder: Berfungsi terbatas, kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih
terpusat pad respon yangt dicocokinya.

Contoh:
Seseorang yang menyenangkan, mungkin meledak marah ketika seseorang menghina
kelompoknya.

Dua kekhususan teori Allport adalah penolakannya pada masa lalu yang mengambil bagian
penting dalam motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif seperti intensi, perencanaan pada
motivasi orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh individu adalah kunci petunjuk yang penting tentang
bagaimana orang bertingkah laku sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang diharapkan oleh
individu.

Perkembangan Kepribadian Self

Self merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk
melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari
distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan
struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas,
menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.

Peranan Positif Regards

dalam hidupnya, manusia selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai, disukai
dan diterima oleh orang lain.dan oleh karena itu self akan berkembang secara utuh-keseluruhan,
menyentuh semua bagian-bagian jika tercapai.

Ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya

1) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)

adalah salah satu dari lima wilayah utama kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog.
Keterbukaan aktif melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin,
preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual. Sebagian besar psikometrik penelitian telah
menunjukkan bahwa kualitas ini secara statistik berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat
dipandang sebagai ciri kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan
kecenderungan yang berkumpul.

2) hidup menjadi (existential living)

sebagian didasarkan pada eksistensial keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia. Perasaan
kesendirian ini menyebabkan perasaan ketakbermaknaan yang dapat diatasi hanya dengan orang itu
sendiri menciptakan nilai-nilai dan makna. Ini menunjukkan bahwa dalam membuat pilihan-pilihan
kita sendiri kita menerima tanggung jawab penuh atas hasil dan menyalahkan siapa pun kecuali diri
kita sendiri jika hasilnya kurang dari apa yang diinginkan.

3) keyakinan organismik (organismic trusting)

Mempercayai seseorang pikiran dan perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang datang secara
alami.

4) pengalaman kebebasan (experiental freedom)

Untuk mengakui kebebasan seseorang dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.

5) kreativitas (creativity)
Full partisipasi di dunia, termasuk memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain

Otonomi Fungsional

Otonomi fungsional memandang motivasi dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining,


pertumbuhan sistem antecedent, tapi secara fungsional tak terkait. Otonomi fungsional juga
pendorong dan pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas dari masa lalu. Apa yang
dilakukannya semata-mata dikhususkan begitu saja demi tujuan berbeda dari semula.

Contoh:

Seorang pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak ada nilai instrumentalnya (semata-
mata senang berburu)

 Perseverative Otonomi Fungsional : meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme sirkular,


perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin. Orang dewasa yang sehat ditandai dengan
serangkaian sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian besar secara rasional
dan sadar. Maka untuk memahami orang dewasa maka harus memahami maksud dan aspirasi
mereka.
Contoh :

Tindakan seorang anak yang mengoceh berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat
interupsi dan cenderung diingat dari pada tugas yang selesai.

 Propriate Otonomi Fungsional : meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai, sentimen-


sentimen, motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya hidup. Manusia selalu
dalam proeses untuk menjadi lebih integral dan daya penyatiu yang paling penting
adalah propriate function, dimana usaha mengejar tujuan yang membentuk kepribadian.
Contoh:

Seseorang yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena
diperlukan tapi belajar untuk hidup.

Perkembangan Kepribadian

Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya
memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi
yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam
Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1) 0-3 tahun :

Pembanguanan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri
berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang
penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimanan\ anak ingin melakukan sesuatu,
membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.

2) 4-6 tahun:

Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan
orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia
tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya.
Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan
pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribbadiannya kelak.

3) 6-12 tahun:

Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan


dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.

4) Remaja

Propriate striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range


purposes,distant goals.Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau
dewasa?”

5) Kedewasaan

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang
terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi
fungsional.

Kualitas Kepribadian yang matang sebagai berikut:

Ekstensi sense of self

Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.

Contoh : terlibat dalam kegiatan masyarakat (senat, karang taruna, partai politik,dll)

Kemampuan diri dan minat-minatnya denga orang lain beserta minat mereka.

Contoh: Saya yang punya minat dalam olah raga juga mengenali minat oprang lain yang sama atau
pun berbeda.

Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

contoh: Keinginan jadi dokter, membuat perencanaan strudi dan membayangkan apa yang mau
dilakuakn setelah jadi dokter.

Hubungan hangat/akrab dengan orang lain

Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)

Penerimaan diri

Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal :
mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan

Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian
masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa
panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

Objektifikasi diri: insight dan humor


Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

Filsafat Hidup

Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti.
Contohnya lewat agama.

Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua
orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa
tahu apa yang ia lakukan.

Beberapa catatan mengenai Teori Allport

Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian,
gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara
hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan
kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal,
serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maqassary, Ardi. (Maret 2010) Gordon Allport (Tokoh Psikologi Humanistik, Blog
Psychology Mania: https://www.psychologymania.com/2010/03/gordon-allport-tokoh-
psikologi.html
Bastaman H.D.2007.’’logo terapi: psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih
hidup bermakna.’’Jakarta: PT RajaGrafindo persada

Anda mungkin juga menyukai