Anda di halaman 1dari 20

PSIKOLOGI

KESEHATAN
Alma Delviera Azzahra (10518582)
Syifa Salsabila Ruswanda (16518952)
Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar
bagi setiap orang.

Kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai permasalahan yang


dialami individu dan lingkungan sekitarnya.

Kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup.
Variasi Sehat dan Sakit
Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan.

Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah
suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki
keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Badan Kesehatan dunia {WHO} memberikan
batasan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna
baik fisik, mental maupun sosial. Tidak hanya
bebas dari penyakit dan cacat sehat saja.

SEHAT Dari batasan ini terlihat tiga konsep dimensi sehat,


yaitu: fisik, mental dan sosial.

Berdasarkan defenisi di atas, maka kondisi sehat


dan sakit seseorang dituangkan ke dalam tiga
konsep dimensi status kesehatan seseorang yang
meliputi aspek medis, sosial dan psikologis
JENIS-JENIS SEHAT
MENURUT WHO
01 02 03 04
Sehat fisik Sehat mental (jiwa) Sehat sosial Sehat dari aspek ekonomi
Tidak merasa sakit dan • Sehat Pikiran Kemampuan seseorang dalam
memang secara klinis tidak • Sehat Spiritual berhubungan dengan orang lain
Mempunyai pekerjaan atau
sakit, semua organ tubuh • Sehat Emosional secara baik atau mampu berinteraksi
menghasilkan secara ekonomi,
normal, berfungsi normal dengan orang atau kelompok lain
bagaimana kemampuan seseorang
dan tidak ada gangguan tanpa membeda-bedakan ras, suku,
untuk berlaku produktif secara
fungsi tubuh. agama, atau kepercayaan, status
sosial.
sosial, ekonomi, politik.
https://www.variasisakit

SAKIT
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering
tertukar dalam penggunaannya sehari-hari padahal Kriteria sakit menurut
keduanya memiliki arti yang berbeda. Baursams (1965):
• Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
• Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai • Persepsi tentang bagaimana mereka
gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan mersakan baik, buruk, sakit
berkurangnya kapasitas. • Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas
• Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, sehari-hari, bekerja atupun sekolah
intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang
berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.
Teori klasik H. L. Bloom menyatakan
4 faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan:

1) Lingkungan (Environment)

2) Gaya Hidup (Life Style)

3) Pelayanan Kesehatan

4) Keturunan (Heredity)

Keempat determinan saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.


Adanya sanitasi lingkungan yang baik

Lingkungan
Lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi
perekonomian suatu masyarakat. (Environment)

Adanya pendidikan serta pengetahuan akan cara Lingkungan fisik


hidup sehat (natural atau buatan manusia)
misal: sampah, air, udara dan perumahan, dan
sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan
dan lain-lain).
Adanya norma agama
Gaya Hidup (Life Styles)
Sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan Contoh dari life style yang dapat mempengaruhi
individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung kesehatan seseorang:
pada perilaku manusia nya itu sendiri, juga
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
Perilaku perokok sejak dini akan meningkatkan
kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi dan
risiko kanker pada paru-paru.
perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.

Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk


food) akan meningkatkan risiko obisitas yang berisiko
Contohnya: masyarakat yang mengalami transisi pada penyakit jantung.
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada
Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur
masyarakat tersebut yang akan mempengaruhi
dan menutup) pada pencegahan DBD akan menurunkan
derajat kesehatan.
prevalensi penyakit DBD.
Pelayanan Kesehatan
(Health Care Services)
Faktor pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi kesehatan:
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan
terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan • Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan
pelayanan kesehatan. menurunkan prevalensi HIV/AIDS.

• Tersedianya sarana dan prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan


Ketersediaan fasilitas sangat berpengaruh oleh lokasi, masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan, informasi berkualitas.
dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam
memperoleh pelayanan, serta program pelayanan kesehatan
itu sendiri. • Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan.
KETURUNAN (HEREDITY)
Ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya: dari golongan penyakit keturunan, diantaranya: diabetes melitus, asma bronkia, epilepsy, retardasi
mental hipertensi dan buta warna.

Sulit untuk di intervensi, karena merupakan bawaan dari lahir dan jika di intervensi maka harga yang dibayar cukup mahal.

Contoh faktor keturunan dapat mempengaruhi kesehatan:

• Perkawinan antar golongan darah tertentu akan • Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi
mengakibatkan leukemia. genetik.
Persentase Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
PERILAKU
SEHAT
Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem seseorang terhadap sakit atau penyakit adalah cara manusia merespon baik
secara pasif (mengetahui, bersikap dan, mempersepsi tentang suatu stimulus rangsang proses, stimulus reaksi
tingkah laku (terbuka), sikap (tertutup) penyakit yang ada pada dirinya (di dalam dan di luar dirinya) maupun
secara aktif (praktik) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit tersebut.
Aspek-aspek Pokok Perilaku Kesehatan
Menurut Rosenstock

3. PENCETUS 4 . FA K T O R -
1. ANCAMAN 2 . H A R A PA N
TINDAKAN FA K T O R S O S I O -
• Persepsi tentang kerentanan • Persepsi tentang DEMOGRAFI
Media, pengaruh orang lain
diri terhadap bahaya keuntungan suatu tindakan
dan
penyakit (atau kesedian • Persepsi tentang hal-hal yang mengingatkan Pendidikan, umur, jenis
menerima diagnosa sakit) hambatan-hambatan untuk (reminder) kelamin, suku bangsa.
• Persepsi tentang keparahan melakukan suatu tindakan.
sakit atau kondisi
kesehatannya
Persepsi tentang kesanggupan
5. PENILAIAN diri untuk melakukan
DIRI tindakan itu)

(Anonim, 2012)
PENDEKATAN
HEALTH BELIEFS
• Health beliefs dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian disempurnakan oleh
Becker, dkk 1970 dan 1980.

• Menurut World Health Organization (WHO), sehat atau health adalah suatu kondisi tubuh yang
lengkap secara jasmani, mental, dan sosial, dan tidak hanya sekedar terbebas dari suatu
penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan

• Health Belief Model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari individu untuk
mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker, 1984).

• Health Belief Model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai
kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005)
a la m b e r p e r i l ak u ,
r c ay a a n i n di v i d u d
d a s i ka p d an k e p e d i v i d u
Mene k a n k a n p a a n d a n p er s e p s i i n
eh a t a n . K e p e r c a y a
u s n y a p e r il a k u k e s l a m d i r i i n d i v id u
khus n r e n ca n a t in d a k an da
u a t u m e n u m b u h k a
te r ha da p s e s

n p e r i l a ku u n t u k
f d a n j u g a re sp o
s e h a t a n p re v e n t i
i p e ri l a k u k e
• Memprediks n p e n y a k i t a k u t d a n k ro n i s .
d i v i d u s e c a ra
a t an p a s ie n d e n g a p b a g a i m a n a i n
pengo b e s i fi k a s i t e r h a d a a t a t a u
f m e r u p a k a n s p u n t u k m e n u j u s eh
• He a l t h b e l i e t m a u p u n u s a h a
k a n p er i la k u s e h a
m e n u n j u k
kognitif a k it . a a n i n d i v i d u
b u h a n s u a t u p e n y a n a t a u k e p er c a y
penye m s a r i o l e h k e y a k i n u a t d i ri
f m o d e l i n i d i d a y a n g b is a m e m b
• Hea l t h b e l i e g o b a t a n te r t e n tu
e h a t m a u p u n p e n
e r i l a k u s
t en t an g p a u p u n s e m b u h .
u te r s e b u t s e h at a t
individ
Self Efficacy
Harapan efikasi menurut Bandura (1994) harus ditambahkan pada Health Belief
Model untuk meningkatkan daya jelasnya.
Self efficacy didefinisikan sebagai keyakinan bahwa seseorang akan berhasil
menjalan perilaku yang diperlukan untuk memberikan hasil.

Dengan demikian agar perubahan perilaku berhasil seperti halnya teori Health
Belief Model awal, orang harus merasa terancam oleh faktor perilaku mereka saat
itu (persepsi kerentanan dan berat) dan yakin bahwa perubahan tertentu akan
bermanfaat jika memperoleh hasil berguna dengan pengobatan yang wajar
Teori Health Belief Model menghipotesiskan
terdapat hubungan aksi dengan faktor berikut :
• Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi
yang sehat.
• Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita
penyakit serius dan dapat menimbulkan sekuele.
• Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari
penyakit tersebut walaupun hal tersebut berhubungan
dengan finansial
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai