Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM LINGKUNGAN SOSIAL


BIOPSIKOSOSIAL SPIRITUAL (PSIKOLOGIS)
(Diajukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Tingkah Laku Manusia dalam Lingkungan Sosial)
Dosen Pengampu: Dr. Pribowo, M.Pd

Oleh:
Kelompok 1

1. Laelatul Khoerun Nisa (2004200)


2. Muhammad Zuhri Harahap (2004265)
3. Nur A.J. Rinwi Bagus Pahlawan (2004187)
4. Putri Errica Widya Dhari (2004259)
5. Siti Sapna Putri Wijaya (2004128)
6. Tedy Rustandi (2004211)
7. Zydhan Iqbal Triswanto (2004365)

2 I - PEKERJAAN SOSIAL

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
beserta limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Tingkah Laku
Manusia dalam Lingkungan Sosial dengan Judul Biopsikososial Spiritual mengenai
“ Psikologis ”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Tingkah Laku Manusia
dalam Lingkungan Sosial untuk Program Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial
Bandung. Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
mengenai Biopsikososial Spiritual “ Psikologis ” ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Pribowo, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Tingkah Laku Manusia dalam Lingkungan Sosial. Semoga tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa ada keterbatasan baik kekurangan maupun yang lainnya di
dalam penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi mata kuliah Tingkah Laku Manusia
dalam Lingkungan Sosial. Besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.

Kudus, September 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan/Isi ............................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Biopsikososial dan Spritual....................................................................... 3

2.2 Pengertian dan Aspek Psikologis ................................................................................ 3

2.3 Dinamika Psikologi Menurut Sigmund Freud ............................................................ 5

2.4 Dinamika Psikologi Menurut Abraham Maslow ........................................................ 6

2.5 Aspek- Aspek Psikologis Menurut Kartono................................................................ 7

2.6 Gangguan Psikologis................................................................................................. 10

2.7 Manfaat Mempelajari Psikologi Dan Peran Peksos Dalam Pelayanan Pada Penderita
Gangguan Psikologis ............................................................................................................ 12

2.8 Peran Peksos dalam Pelayanan Kepada Penderita Gangguan Psikologis ................. 13

Bab 3 Penutup (Kesimpulan, Saran).................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 15

3.2 Saran .......................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 16

ii
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Masalah sosial yang dialami oleh individu hingga pada masyarakat terjadi
karena berbagai faktor kompleks. Faktor-faktor ini perlu untuk ditelaah, sehingga
dapat ditentukan intervensi semacam apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
masalah sosial tersebut. Dalam membantu mengatasi masalah, pekerja sosial
mengaitkan individu dengan lingkungannya. Karena pada dasarnya, perilaku individu
berintegral dengan lingkungannya.
Hal ini juga terkait dengan teori sistem. Lebih jelasnya, bahwa segala jenis
penangan atau proses pembantuan terhadap individu harus diperhitungkan, dari aspek
biologis, emosional, dan sosial, serta spiritual. Karena hal itu merupakan satu
kesatuan. Hal tersebut akan tergambar secara jelas dalam model pendekatan
biopsikososial-spiritual. Model ini adalah suatu model asesmen, yakni suatu model
yang digunakan untuk menganalisis dan memahami suatu masalah.
Semua aspek biopsikososial-spiritual penting untuk ditelaah agar suatu
masalah dapat diketahui secara gamblang. Salah satu aspeknya adalah psikologis,
yang terkait dengan manifestasi dari jiwa individu. Masalah sosial individu bisa saja
terjadi karena gangguan psikologis yang dialaminya. Seperti gangguan kepribadian,
kecemasan, atau emosional. Sangat penting untuk mendefinisikan gangguan yang
dialami klien dalam praktik pekerjaan sosial. Dengan begitu, pekerja sosial dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam proses pembantuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Biopsikososial-spiritual?
2. Apa yang dimaksud dengan psikologis?
3. Bagaimana dinamika psikologi menurut Sigmund Freud?
4. Bagaimana dinamika psikologi menurut Abraham Maslow?
5. Apa saja aspek-aspek psikologis?
6. Apa yang dimaksud dengan gangguan psikologis?
7. Apa manfaat mempelajari psikologi dalam kaitannya dengan Biopsikososial-
spiritual?

1
8. Bagaimana peran pekerja sosial dalam pelayanan kepada penderita gangguan
psikologis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui model pendekatan Biopsikososial-spiritual.
2. Mengetahui tentang psikologis.
3. Mengetahui dinamika psikologi menurut Sigmund Freud.
4. Mengetahui dinamika psikologi menurut Abraham Maslow.
5. Mengetahui apa saja aspek-aspek psikologis.
6. Mengetahui yang dimaksud dengan gangguan psikologis.
7. Mengetahui manfaat mempelajari psikologi dalam kaitannya dengan
Biopsikososial-spiritual.
8. Mengetahui peran pekerja sosial dalam pelayanan kepada penderita gangguan
psikologis.

2
Bab 2
Pembahasan/Isi

2.1 Pengertian Biopsikososial dan Spritual


1) Biopsikososial dan spiritual adalah alat assessment yang digunakan oleh para pekerja
sosial untuk melakukan intervensi terhadap seseorang yang biasa dikenal dengan
klien. Biopsikososial menekankan bagaimana pengaruh interaktif dari faktor-faktor
biologis, psikologis serta spiritual terhadap berkembangnya masalah-masalah individu
dari berbagai segi usia.
2) Biopsikososial merupakan alat assessment yang digunakan oleh pekerja sosial untuk
melakukan intervensi terhadap kliennya. Pendekatan biopsikososial (biopsychosocial
approach) menekankan pengaruh interaktif dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosial terhadap perkembangan masalah-masalah remaja dan orang-orang yang berasal
dari berbagai usia lainnya.
3) Spiritualitas pada hakikatnya adalah suatu kekuatan yang datang dari luar kekuatan
diri sebagai manusia. Spiritual adalah pencarian manusia akan makna dan tujuan
hidup, sehingga memiliki keseluruhan kepribadian dari sejumlah pengalaman hidup
yang beragam (Napsiyah dan Fuadi, 2011). Aspek spiritual sendiri sangat penting
bagi setiap manusia di dunia ini, karena praktek spiritual yang akan membantu kita
dalam membedakan baik-buruk, benar-salah dan lain sebagainya. Untuk itu dibuatlah
sebuah aturan-aturan serta norma-norma untuk membantu kita dalam memahami
konsep benar-salah, baik-buruk dan lain sebagainya. Aspek yang terkait dengan
spiritual adalah etika, moral dan nilai.

2.2 Pengertian dan Aspek Psikologis


1. Psikologis secara etimologi berasal dari dua kata yang diambil berasal dari bahasa
Yunani yaitu “psyche” yang berarti “jiwa” dan “logos” yang memiliki arti ilmu.
Jadi, psikologis merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dari manusia.
2. Pengertian psikologis adalah ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu baik itu
aktivitas motorik ataupun aktivitas emosional serta tentang perilaku manusia yang
tampak maupun perilaku yang tidak tampak. (Bimo Walgito : 2010 dalam buku
Pengantar Psikologi Umum)
3. Pengertian psikologis menurut KBBI adalah sesuatu yang berkaitan dengan
psikologi atau segala sesuatu yang bersifat kejiwaan.

3
4. Pengertian psikologis secara umum adalah segala sesuatu hal yang berkaitan
dengan kondisi kejiwaan seseorang.

Kebahagiaan di dalam kehidupan individu akan berpengaruh pada


kesejahteraan psikologis yang dimana hal tersebut akan mempengaruhi kualitas
hidupnya. Individu juga biasanya akan merasakan kebahagian dan ketenangan batin
disaat keberfungsian sosialnya berjalan dengan baik. Beberapa permasalahan yang
terjadi biasanya menjadikan individu sering kali mengalami perasaan gelisah dan
keputusasaan yang hal tersebut mengakibatkan kondisi di mana individu dapat merasa
tidak adanya ketenangan ataupun kebahagiaan di dalam hidupnya. Fahrudin
(2018:79) menyebutkan bahwa “Permasalahan yang dihadapi individu akan
berpengaruh pada kesehatan mentalnya. Jika individu tidak kuat dalam menghadapi
permasalahan yang ada, akan mengakibatkan stress bahkan sampai depresi”. Maka dari
itu mengetahui aspek psikologis pada individu sangat penting guna meningkatkan
kondisi kesejahteraan.
Edward yang dikutip oleh Fahrudin (2018:80) menyatakan bahwa
“kesejahteraan psikologis mengacu pada kesehatan mental yang positif”. Sehingga
individu perlu untuk memperhatikan gaya hidupnya dan kondisi sejahtera bagi dirinya
maupun orang lain disekitarnya. Corsini yang dikutip oleh Fahrudin (2018:80)
menyatakan bahwa “well-being adalah keadaan subjektif individu yang baik, termasuk
di dalamnya kebahagiaan, self esteem dan kepuasan dalam hidup”. Sedangkan menurut
Ryff (2005) menyatakan bahwa :
Kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi seseorang yang bebas dari
tekanan dan masalah mental serta kondisi yang mempunyai kemampuan
menerima diri sendiri, pertumbuhan pribadi, memiliki tujuan hidup, dapat
mengatur kehidupan dan lingkungannya secara efektif, dan kemampuan
menentukan tindakan sendiri.
Kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi yang sangat diperlukan
oleh setiap individu, yang di mana kondisi ini menjadi faktor penting dalam
menciptakan kesehatan mental yang dapat menimbulkan kebahagiaan pada diri
individu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang
yang disebut oleh Fahrudin (2018:80), salahsatunya adalah “faktor internal individu.
Dalam diri masing-masing individu memiliki kekuatan, kemampuan dan cara untuk
mengatasi permasalahan kesejahteraan psikologis diri sendiri”. Aspek psikologis pada
akhirnya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan setiap individu, aspek ini ikut

4
mengambil andil dalam menentukan tingkat kesejahteraan well-being nya. Yang
dimana jika aspek psikologis individu baik akan mempengaruhi kemampuan dan cara
individu dalam memenuhi peranan-peranan yang sesuai dengan statusnya dan
memecahkan masalah.

2.3 Dinamika Psikologi Menurut Sigmund Freud


A. Struktur Kepribadian
Freud membayangkan manusia sebagai gunung es di tengah lautan yang hanya nampak
kecil yaitu puncak teratasnya. Sebagian besar badan gunung es tersebut berada di bawah
permukaan air laut. Bagian yang berada di bawah permukaan air laut ini kemudian
dibagi menjadi dua yaitu bagian pra-sadar yang dengan usaha dapat kita angkat ke atas
dan bagian tak sadar yang hanya muncul dalam perbuatan-perbuatan tak sengaja,
fantasi, khayalan, mimpi, mitos, dongeng, dan sebagainya. Pada tahun 1923, Freud
mengemukakan dalam bukunya The Ego and The Id pandangannya mengenai struktur
kepribadian manusia, yaitu terdiri dari tiga bagian yang tumbuh secara kronologis: Id,
Ego, dan Superego (Hartono, 2003: 2.3).
a. Id
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original dan
kepribadian. Dari aspek ini dua aspek yang lain tumbuh. Id adalah realita psikis yang
sebenar-benarnya, merupakan dunia batin atau subjektif manusia dan tidak memiliki
hubungan langsung dengan dunia objektif.
Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Fungsi Id yaitu untuk
mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energy atau tegangan yang
dicurahkan ke dalain jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari
luar. Ia terletak dalam ketidaksadaran dan berisi nafsu-nafsu, insting dan sebagaimana
yang tidak disadari, yang bersamanya menuntut kepuasan.
b. Ego
Ego merupakan aspek psikologis dari kepribadian dan timbul oleh karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan baik dengan dunia luar. Ego dikuasai oleh
prinsip kenyataan (reality principle), dan dilayani oleh proses sekunder (usaha
menemukan atau menghasilkan kenyataan dengan rencana tindakan yang telah
dikembangkan melalui pikiran dan akal/pengenalan). Fungsi Ego adalah menjaga
keseimbangan diantara kedua sistem itu, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Id
yang dimunculkan kepada kesadaran. Ego tidak memiliki dorongan energi. Ia hanya

5
menurut prinsip yaitu menyesuaikan dorongan-dorongan dengan kenyataan di dunia
luar. Ciri- ciri Ego yang dominan adalah; asosiasi/logika, alternative/memutus, dan
bertindak sesuai dengan keputusan.
c. Superego
Superego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, merupakan wakil dari nilai-
nilai tradisional, serta cita-cita masyarakat dan merupakan cabang moral atau cabang
keadilan. Superego adalah kode moral dari seseorang dan adalah suatu sistem yang
berkebalikan dengan ld. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan.

B. Dinamika Kepribadian
1) Dorongan (Drives)

Dorongan dijelaskan sebagai motivasi yang mengarahkan sesuatu untuk bergerak.


Dorongan terbagi menjadi 2, yakni dorongan seksual atau eros dan agresi atau thanatos.
Dorongan seks disebut libido sedangkan dorongan agresi tidak diberi istilah tertentu.
Pemuasan dorongan seks tidak terbatas pada organ genital saja, tapi juga pada mulut
dan anus. Agresi adalah dorongan yang bersifat destruktif atau merusak
2) Kecemasan
Kecemasan oleh Freud (1933/1964) dijelaskan sebagai perasaan yang kurang
menyenangkan yang diikuti oleh sensasi yang berupa alarm atau peringatan bahaya
pada individu. Perasaan tidak menyenangkan itu sulit dijelaskan, namun kecemasan itu
selalu dapat dirasakan. Hanya ego yang mampu menghasilkan kecemasan. Macam-
macam kecemasan : kecemasan neurotik, kecemasan moralistik dan kecemasan realistic

2.4 Dinamika Psikologi Menurut Abraham Maslow


Abraham Maslow adalah pelopor aliran psikologi humanistik. Aliran ini secara
eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks
manusia dalam pengembangan teori psikologis. Humanistik adalah suatu teori dalam
aliran psikologi yang memandang manusia sebagai makhluk unik yang mencari makna
hidup. Maslow menganggap bahwa manusia akan mencapai tingkatan tertinggi apabila
manusia itu dapat memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-
potensi dan sebagainya yang ada dalam dirinya. Teori humanistik Abraham Maslow
adalah suatu teori dalam aliran psikologi yang memanusiakan manusia, lebih tepatnya
memandang manusia dari aspek keseluruhan. Memandang positif manusia dimana
teori ini melihat manusia selalu berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan

6
kualitas dirinya agar mencapai aktualisasi diri. Pendekatan humanistik ini mempunyai
akar pada pemikiran.
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hal ini adalah
teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow. manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis/ dasar
b. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
d. Kebutuhan untuk dihargai
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

2.5 Aspek- Aspek Psikologis Menurut Kartono


Menurut Kartono proses kehidupan psikis manusia selalu diikuti oleh ketiga
aspek psikologis yaitu aspek kognitif, aspek emosional atau perasaan dan aspek
kemauan atau hubungan interpersonal. Aspek kognitif berkaitan dengan persepsi,
ingatan, belajar, berpikir dan problem solving dan aspek afektif berkaitan dengan emosi
atau perasaan dan motif. Sedangkan aspek konatif berkaitan dengan perilaku seseorang
yang meliputi hubungan interpersonal dan intrapersonal. Dapat dipahami bahwa dalam
proses kehidupan manusia selalu berkaitan dengan yang dipikirkan (kognitif), yang
dirasakan (emosional) dan yang diperbuat (hubungan interpersonal).
a. Kognitif
Dalam kehidupan manusia proses kognitif sangat berperan dalam pengambilan
keputusan bagi setiap individu, sejalan dengan proses kognitif menjadi dasar akan
timbulnya prasangka. Apabila seseorang mempersepsi orang lain atau apabila suatu
kelompok mempersepsi orang lain dan memasukkan apa yang dipersepsi itu merupakan
keadaan kategori tertentu.
1) Prasangka
Prasangka merupakan evaluasi seseorang atau kelompok yang mendasarkan diri
pada lingkungan agar nantinya diterima dilingkungan kelompoknya. Prasangka

7
mengarah pada evaluasi yang negatif, walaupun dalam stereotype merupakan hal yang
dapat bersifat positif disamping dapat negatif.
2) Belajar sosial
Belajar sosial merupakan salah satu teori dalam hal belajar, dalamsetiap
pembelajaran yang dilakukan yang perlu diperhatikan setiap pembelajaran itu terjadi
melalui model atau contoh. Seperti halnya sikap, merupakan hal yang terbentuk melalui
proses belajar.
3) Motivasi
Motivasi memandang prasangka sebagai suatu yang dapat memenuhi kebutuhan
seseorang atau kelompok untuk mencapai kesejahteraan. Untuk hal ini ada beberapa
komponen yang harus kita perhatikan agar nantinya kesejahteraan itu memang sesuai
dengan apa yang diharapkan.
4) Pengamatan
Pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk
menyadari adanya perangsang. Dalam pengamatan dengan sadar orang dapat
memisahkan unsur-unsur dari suatu 28 objek. Jadi, objek pengamatan adalah dunia
yang real dan bersifat obyektif.
b. Emosi
Crow dan Crow mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada
diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam)
terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.Perasaan
atau emosi merupakan gejala afektif pada kejiwaan manusia yang dihayati secara
subjektif, yang pada umumnya bersentuhan secara langsung dengan gejala pengenalan
Berdasarkan realitas terdalam, perasaan atau emosi jiwa tidak bersifat tetap, baik dalam
bentuknya maupun kadarnya. Sakit dengan pedih, cinta dengan sayang adalah bentuk
perasaan yang berbeda dan memiliki ukuran kedalaman emosi yang berbeda.
c. Hubungan Interpersonal
1.) Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang memiliki pola interaksi yang konsisten.Senada dengan kutipan di atas, Sears
menyebutkan bahwa hubungan interpersonal adalah bila dua orang individu menjalin
hubungan, kehidupan individu akan terjalin dengan orang lain, apa yang dilakukan oleh
yang satu akan mempengaruhi yang lain.

8
Proses pemenuhan kebutuhannya, manusia membentuk hubungan dengan orang
lain. Adapun kebutuhan yang dimiliki oleh manusia seperti: kebutuhan rasa aman,
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan akan rasa percaya terhadap
oranglain. Namun secara umum kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan seperti
kebutuhan fisiologis (makan, minum), kebutuhan rasa aman dan perlindungan,
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan penghargan dari orang lain.
2.) Tahap Hubungan Interpersonal
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari
reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap
dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis,
usia, pekerjaan, tempat inggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk
memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan
tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam
memelihara keseimbangan ini, yaitu: a) keakraban; b) kontrol; c) respon yang tepat; dan
d) nada emosional yang tepat.
3. Pemutusan Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans,
setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan,
yaitu Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu
dengan merendahkan orang lain.
 Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga
orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
 Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila
tujuan bersama tidak tercapai.
 Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia
ketahui menyinggung perasaan yang lain.

9
 Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.

3.) Jenis Hubungan Interpersonal


Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu:
a. berdasarkan jumlah individu yang terlibat;
b. berdasarkan tujuan yang ingin dicapai;
c. berdasarkan jangka waktu;
d. berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman. Hubungan interpersonal
berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
diad dan hubungan triad.

2.6 Gangguan Psikologis


Gangguan psikologis juga disebut gangguan mental, adalah kondisi kelainan pada
seseorang yang mengakibatkan perbedaan pola perilaku, pikiran, hingga emosi yang
memengaruhi kehidupan sehari-hari, bahkan mengganggu keberfungsian sosial.
Gangguan ini menimbulkan tekanan bagi orang yang mengalaminya. Tekanan yang
dialami penderita gangguan, biasanya menimbulkan masalah sosial dalam hidupnya.
Dari beberapa jenis gangguan psikologis yang ada, berikut adalah beberapa yang umum
terjadi.
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah salah satu bentuk gangguan psikologis yang berupa reaksi
terhadap situasi yang mengancam. Gangguan kecemasan membuat penderitanya
mengalami rasa takut dan reaksi cemas berlebihan, serta dapat semakin buruk dari
waktu ke waktu.
Jenis gangguan kecemasan ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a) Panic disorder
Seseorang yang mengalami panic disorder akan menunjukkan gejala seperti jantung
berdebar, gemetar, sesak napas, nyeri dada, pusing. Atau juga bisa merasa mual, sakit
perut, mati rasa, kesemutan hingga perasaan takut kehilangan kendali.
b) Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan OCD terkait pada rasa obsesi keharusan melihat sesuatu yang serba
sempurna. Kondisi ini membuat orang yang menderitanya terdorong untuk sering kali
memeriksa sekitar berulang kali dan hal itu menimbulkan kecemasan atau rasa stres.

10
c) Social anxiety disorder
Orang yang mengalaminya menghindari situasi sosial karena perasaan malu dan
khawatir dihakimi. Orang tersebut juga akan takut dipandang negatif oleh orang lain.
d) Gangguan kecemasan umum
Terkait rasa cemas yang berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
Kemudian dapat disertai gejala fisik (ketegangan otot atau masalah tidur, sulit
berkonsentrasi, mudah lelah dan gelisah)
2. Gangguan mood
Gangguan mood adalah kondisi perubahan suasana hati atau emosi yang tidak biasa. Di
mana kondisi tersebut sampai mengganggu kehidupan sehari-hari. Dari berbagai jenis
gangguan mood, yang umum terjadi ada depresi dan bipolar yang terkait dengan gejala
gangguan suasana hati, perubahan mood, atau suasana hati yang ekstrem.
3. Gangguan terkait reaktivitas
Kondisi ini terkait pada rasa stres yang muncul akibat ingatan atau kenangan yang tidak
menyenangkan yang tak kunjung hilang. Salah contohnya adalah post traumatic stress
disorder (PTSD).
A. Post traumatic stress disorder (PTSD)
PTSD adalah gangguan psikologis yang terjadi karena seseorang pernah mengalami
peristiwa traumatis di masa lalu. Peristiwa traumatis tersebut bisa berupa bencana alam,
kecelakaan yang hampir merenggut nyawa, perang, atau kematian mendadak orang
terdekat, pemerkosaan atau penyanderaan, dan peristiwa mengancam jiwa lainnya.
4. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik adalah gangguan psikologis parah yang menyebabkan pemikiran
yang tidak normal, salah satu yang umum terjadi adalah skizofrenia dan delusi.
5. Gangguan psikologis kepribadian
Gangguan ini terkait pada pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Akibatnya,
seseorang akan mengalami kesulitan memahami situasi dan hubungan dengan orang
lain. Berikut contohnya.
A. Gangguan kepribadian antisosial
Gangguan ini menunjukkan gejala seperti mengabaikan kebutuhan atau perasaan orang
lain. Memiliki perilaku yang agresif, seringkali juga melakukan kekerasan. Tidak
bertanggung jawab atas tindakannya dan juga tidak merasa menyesal atas perilakunya.
B. Gangguan kepribadian ambang

11
Penderitanya berperilaku impulsif dan berisiko. Seperti melukai diri sendiri. Atau
menunjukkan perasaan kosong yang berkelanjutan serta suasana hati yang naik turun.
Selain jenis-jenis yang disebutkan di atas, masih banyak jenis gangguan psikologis
lainnya seperti eating disorders, sleep disorders, hingga developmental disorders.

2.7 Manfaat Mempelajari Psikologi Dan Peran Peksos Dalam Pelayanan Pada
Penderita Gangguan Psikologis
Psikologi mengajarkan tentang memahami perilaku manusia, proses mental dan
bagaimana mereka dipengaruhi oleh keadaan fisik, kondisi mental dan lingkungan
eksternal. Sehingga seorang pekerja sosial akan mudah untuk memahami kliennya dan
latar belakang dari masalahnya, yang tentunya dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternal kliennya dalam proses
pemecahan masalah. Psikologi memegang manfaat yang sangat penting dalam praktik
pekerjaan sosial, yaitu:
1) Memberdayakaan diri sendiri: Mengembangkan dan memberdayakan diri untuk
menjadi empowered people, yang memiliki beberapa daya yaitu strength based,
positif feeling, dan learning mindset.
2) Memahami unsur kehidupan sosial: Dalam melakukan praktik pekerjaan sosial,
seseorang sangat perlu untuk memahami fungsi seorang individu dalam
masyarakat.
3) Memahami isu praktik dan teoritis mengenai keterampilan terapi psikologi: Untuk
bisa memastikan pekerjaan sosial yang diberikan sesuai ekspetasi, psikologi
memberi pemahaman tentang isu praktis dan teoritis mengenai keterampilan terapi
psikologi.
4) Lebih memahami proses adaptasi: Dalam melakukan hal ini sangat perlu untuk
diketahui cara atau proses beradaptasi di lingkungan atau masyarakat.
5) Memahami proses perkembangan manusia: Psikologis memiliki manfaat dalam
praktik pekerjaan sosial untuk mempertimbangkan pengetahuan teoritis tentang
perkembangan manusia, interaksi sosial dan juga luas lingkup disiplin
professional dirinya sendiri dan orang lain.
6) Membantu pekerja sosial mengenali klien: Seorang pekerja sosial tidak boleh
memberi judgment kepada klien begitu saja. Dia dituntut untuk bisa melakukan
proses assessment yang baik, sehingga seorang pekerja sosial bisa lebih mengenali
dan memahami klien dengan lebih baik.

12
7) Membantu melihat segala faktor yang mempengaruhi klien: Dalam psikologi
diajarkan bahwa ada begitu banyak hal yang mempengaruhi perilaku manusia.
Misalnya, proses mental seseorang dipengaruhi oleh keadaan fisiknya, juga
kondisi eksternal atau lingkungan juga memiliki peranan dalam pembentukan
perilaku manusia.
8) Berpikir lebih mendetail: Dengan Mempelajari ilmu psikologi pekerja sosial
diajarkan untuk berpikir sistematis dan logis, sehingga pola pikir kita akan
dituntun untuk berpikir secara mendetail.
9) Membantu penyelesaian masalah dengan objektif: Dengan mempelajari ilmu
psikologi yang sistematis, seorang pekerja sosial bisa membantu menyelesaikan
masalah secara objektif, tidak mengedepankan ego ataupun mengutamakan satu
pihak saja.
10) Mendukung proses belajar: Psikologi merupakan ilmu yang membantu seorang
individu dalam proses belajarnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi seorang pekerja
sosial yang dituntut untuk terus belajar baik tentang permasalahan yang di alami
klien dan juga kepribadian klien.
11) Lebih berempati: Dengan mempelajari psikologi, seorang pekerja sosial bisa lebih
mudah berempati terhadap permasalahan yang dialami oleh klien.
12) Mudah beradaptasimemahami diri sendiri: Memahami proses adaptasi memang
penting bagi seorang pekerja sosial untuk membantu kliennya menyelesaikan
masalah, namun hal tersebut juga bermanfaat bagi pekerja sosial itu sendiri karena
akan jauh lebih mudah untuk beradaptasi dengan bermacam-macam orang yang
berinteraksi dengannya.
13) Memahami diri sendiri: Manfaat dari mempelajari psikologi juga membantu
seorang pekerja sosial dalam memahami dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan
melalui psikologi, seorang pekerja sosial bisa mengambil hikmah dari
permasalahan yang dihadapi klien.

2.8 Peran Peksos dalam Pelayanan Kepada Penderita Gangguan Psikologis


Aspek psikologis adalah salah satu aspek yang penting dalam suatu masalah
yang dialami individu. Adapun focus pekerja sosial dalam hal tersebut yaitu pada
fungsionalitas (keberfungsiannya) sosial klien. Harriet Bartlett menyatakan bahwa
focus profesi pekerjaan sosial adalah hubungan di antara aktivitas orang untuk
mengahadapi tuntutan-tuntutan dari lingkungan dengan tuntutan dari lingkungan itu

13
sendiri. Dengan demikian, intervensi pekerjaan sosial akan dilandasi kerangka
pemikiran yang menepatkan kompleksitas masalah klien dalam hubungan timbal balik
dengan lingkungannya. Adapun peran-peran pekerja sosial dalam pelayanan kepada
penderita gangguan psikologis, yaitu:
a. Pendamping: Pekerja sosial memberikan pelayanan pendampingan kepada
klien untuk mempermudah upaya pencapaian tujuan, meliputi (1) Pekerja
sosial selalu mendampingi klien pada setiap tindakan (2) Pekerja sosial
memberi dukungan emosional yang diperlukan klien (3) Pekerja sosial selalu
berupaya untuk membantu klien dalam mengatasi hambatan yang dihadapi.
b. Mediator : Pekerja sosial membantu pihak yang mengalami keterpisahan agar
dapat saling memberi dukungan bagi upaya pencapaian tujuan untuk
memperbaiki ketidakseimbangan hubungan antara orang dengan lingkungan
sosialnya yang mengakibatkan terjadinya masalah.
c. Broker (Penghubung): Sebagai broker pekerja sosial berusaha untuk
menghubungkan klien yang membutuhkan pelayanan dengan sumber-sumber
yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan.
d. Advokat (Pembela): Pekerja sosial melakukan pembelaan yang diberikan pada
klien yang mengalami konflik dengan pihak lain baik individu atau institusi,
dimana klien berada dalam posisi yang di rugikan.
e. Liasion (Perantara): Pekerja sosial seharusnya meberikan informasi yang
diperlukan oleh pihak keluarga mengenai kondisi klien dan kondisi lembaga
agar dapat memberikan pertimbangan yang tepat dalam menentukan
tindakannya demi kepentingan klien.
f. Konselor: Pekerja sosial membantu klien untuk memahami dan menyadarkan
permasalahan yang dihadapinya, memahami potensi dan kekuatan yang
dimilikinya, serta membimbing untuk menemukan, menunjukkan dan atau
memberikan cara pemecahan masalah yang di perlukan.
g. Pembimbing sosial kelompok: Bimbingan sosial kelompok merupakan suatu
metode intervensi pekerjaan sosial dimana sejumlah klien berkumpul dan
berbagi issu (topik yang diminati atau masalah yang dihadapi). Tujuan
bimbingan sosial kelompok termasuk pertukaran informasi pengembangan
kemampuan anggota kelompok, perubahan nilai orientasi dan perubahan sikap
anti sosial ke sikap produktif.

14
Bab 3
Penutup (Kesimpulan, Saran)

3.1 Kesimpulan
Biopsikososial dan spiritual adalah alat assessment yang digunakan oleh
pekerja sosial untuk melakukan intervensi dalam praktik pekerjaannya. Biopsikososial
menekankan bagaimana pengaruh interaktif dari faktor-faktor biologis, psikologis,
sosial, serta spiritual terhadap berkembangnya masalah-masalah individu.
Kompleksnya masalah klien dapat ditinjau menggunakan alat assessment ini.
Sehingga dapat disusun perencanaan intervensi yang efektif dan sesuai dengan
permasalahan yang terjadi.
Aspek psikologis dalam biopsikososial-spiritual berbicara mengenai suatu
manifestasi dari jiwa manusia. Proses kehidupan psikis manusia diikuti oleh aspek
psikologis, yaitu aspek kognitif, aspek emosional dan hubungan interpersonal. Jika
terjadi gangguan pada aspek-aspek tersebut, seorang individu dapat mengalami
gangguan psikologis sehingga terganggu keberfungsian sosialnya. Maka dari itu,
menganalisis dan memahami aspek psikologis sangat penting dalam pekerjaan sosial.
Dalam membantu klien yang memiliki gangguan psikologis, pekerja sosial dapat
mengambil peran, mulai dari sebagai pendamping hingga sebagai broker yang akan
membantu klien menemukan psikolog untuk membantu permasalahan psikisnya.
Dengan begitu, proses intervensi yang tujuannya untuk mengembalikan keberfungsian
sosial akan berjalan sesuai dengan harapan.

3.2 Saran
Penting untuk memahami seluk-beluk permasalahan seseorang yang terdiri
atas faktor biologis, psikologis, sosial, serta spiritual. Maka dari itu, calon pekerja
sosial yang profesional harus mempersiapkan diri untuk benar-benar menghadapi
seorang klien bersama dengan permasalahannya. Pekerja sosial harus menguasai
pengetahuan, keterampilan, dan menerapkan nilai yang baik dalam praktiknya. Dalam
proses menguasai tiga hal tersebut, calon pekerja sosial wajib untuk selalu belajar,
dengan cara membaca, berinteraksi dengan orang lain, dan mengamalkan
pembelajaran pada kehidupan sehari-hari.

15
Daftar Pustaka
Bertens, K. 2016. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia
Feist, J. & Feist, G.J. (2009). Theories of Personality 7th Edition. New York : McGraw
Hill
Hadiyanti, Nanda. 2020. Kesehatan Mental: 5 Jenis Gangguan Psikologis yang Sering
Terjadi.
Payne,Malcolm. 2005. Modern Social Work Theory. Edisi Keempat. New York: Palgrave
Macmillan
Zikrun. 2018. Teori Humanistik Abraham Maslow dalam Perspektif Islam. Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh.

Sumber Lain :
1. https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/5-jenis-gangguan-psikologis-yang
sering-terjadi-apa-sajakah- itu/ (Diakses 7 September 2021)

2.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.uinjkt.ac.id/ine
x.php/empatiarticle/download/10002/pdf%23:~:text%3DBiopsikososial%2520dan%2520s
piritual%2520adalah%2520alat,serta%2520spiritual%2520terhadap%2520berkembangnya
%2520masalah%252D&ved=2ahUKEwjtoqiOtuzyAhVgIbcAHZsACMwQFnoECAMQB
g&usg=AOvVaw3n6M0CZ9YsD_cJGrHLz65l

3. 13 Fungsi Psikologi dalam Praktek Pekerjaan Sosial - DosenPsikologi.com


file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/fatwa,+01.+Naskah+Sri+Yuni+M+rev.pdf-
2.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai