Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR PSIKOLOGI SOSIAL

“TINGKAH LAKU MENOLONG (PERILAKU PROSOSIAL)”

Dosen Pembimbing:

Mohammad Fajar Noorrahman, M.Psi.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1 Abdi Yanoor 2022001


2 M.Ikbal Jayadi 2022028
3 Surian 2022052
4 Vendri Abilah 2022054

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI AMUNTAI

(STIA AMUNTAI)

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya bagi kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah observasi ini demi
penyempurnaan tugas pada mata kuliah “Psikologi Sosial”.

Dalam hal ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membimbing serta mendukung dalam penyempurnaan makalah ini
yang bertemakan “Tingkah Laku Menolong (Perilaku Prososial)”.

Atas terselesaikannya makalah ini kami sebagai penyusun menyadari


bahwa banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Amuntai, 27 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan dan Batasan Masalah........................................................1

C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Prososial...........................................................3

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial..................3

C. Teori-Teori yang Melibatkan Terjadinya Perilaku Menolong......5

D. Aspek-aspek Perilaku Prososial........................................................7

E. Tahapan Perilaku Prososial...............................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................9

B. Saran....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Menolong sebagai tingkah laku yang ditujukan untuk membantu orang


lain. Tingkah laku menolong dalam psikologi social dikenal dengan tingkah laku
prososial, yang merupakan tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa
adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron, Byrne, dan Brandscombe,
2006). Pada umumnya tingkah laku menolong yang lebih diutamakan adalah
kepentingan orang lain dibanding kepentingan diri sendiri (Deaux, Dane, dan
Wrightsman, 1993). Namun untuk beberapa kasus banyak orang yang tidak dapat
membantu orang yang ditolong untuk mencapai tujuannya, hal ini disebabkan si
penolong tidak mengetahui kesulitan korban yang sesungguhnya atau si penolong
mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk menolong korban sehingga
dapat berakibat fatal, baik si penolong maupun yang ditolong ( Holander, 1981).
Tingkah laku menolong yang paling jelas adalah altruism, yaitu motivasi untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain (Batson, 1995, 2008). Pada altruistic
tindakan yang dilakukan seseorang untuk memberikan bantuan pada orang lain
bersifat untuk tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan
sendiri (selfish).

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya dapat di


deskripsikan sebagai berikut:

a. Apa itu perilaku prososial?


b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial?
c. Teori-teori apa saja yang melibatkan terjadinya tingkahlaku menolong?
d. Apa saja aspek-aspek perilaku social?
e. Apa saja tahapan-tahapan perilaku prososial?

2. Batasan Masalah

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka batasan masalahnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengertian perilaku prososial.


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial.
c. Teori-teori yang melibatkan terjadinya perilaku menolong.

iv
d. Aspek-aspek perilaku prososial.
e. Tahapan-tahapan perilaku prososial.

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku prososial


b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial
c. Untuk mengetahui teori-teori yang melibatkan terjadinya perilaku
menolong
d. Untuk mengetahui aspek-aspek perilaku social
e. untuk mengetahui tahapan-tahapan perilaku social

v
BAB II

PEMBAHASAN

TINGKAH LAKU MENOLONG (PERILAKU PROSOSIAL)

A. PENGERTIAN PERILAKU PROSOSIAL

Perilaku prososial dapat diartikan sebagai setiap bentuk tindakan sukarela


untuk menolong orang lain sehingga memberi manfaat positif bagi si penerima
bantuan dan mungkin tidak memberi manfaat langsung pada si pemberi
pertolongan. Perilaku menolong pada kondisi biasa dengan kondisi darurat
memiliki perbedaan, saat peristiwa berbahaya (darurat) orang akan memiliki
pertimbangan panjang yang tidak sederhana untuk bertindak. Salah satu faktor
yang berperan penting yang dapat menghambat perilaku prososial dalam kondisi
darurat adalah rasa takut. Terdapat banyak faktor yang menjelaskan perilaku
prososial. Terdapat tiga level unit analisis untuk menjelaskan faktor-faktor ini,
yakni level mikro (internal), meso (dua orang), dan makro (kelompok). Pada level
mikro, faktor-faktor penyebab perilaku prososial adalah faktor evolusioner,
biologis, neuron, empati, proses perkembangan, kepribadian, dan kelekatan dan
hubungan. Pada level meso terdiri dari faktor situasional, motivasi egosentris,
altruisme, colektivisme, dan prinsipalisme, serta respon dari orang yang ditolong.
Pada level makro terdiri dari penjelasan mengenai mengapa orang mengikuti
kegiatan sukarela (voulenter), proses kerjasama intrakelompok, dan kerjasama
antarkelompok. Berdasarkan beberapa paparan hasil-hasil empiris dari studi
klasik, studi di Indonesia, dan terkini dapat ditarik kesimpulan tentang arah
pengembangan studi prososial, yaitu (1) menggunakan metode-metode penelitian
yang bervariasi (korelasional, eksprimental, longitudinal); (2) menggunakan
pengujian statistik yang lebih baik (seperti SEM); dan (3) melakukan studi
perbandingan budaya serta intervensi sosial.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU PROSOSIAL

Menurut Mahmudah (2010), terdapat beberapa faktor yang dianggap


berpengaruh terhadap timbulnya sikap atau perilaku prososial pada seseorang,
yaitu sebagai berikut:

a. Situasi sosial
Situasi sosial akan mempengaruhi seseorang menolong atau tidak.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara besarnya

vi
kelompok atau pemerhati terhadap perbuatan menolong. Karena dalam
situasi kelompok besar terjadi apa yang disebut diffusion of responsibilty
(kekaburan tanggung jawab).

b. Karakteristik orang yang terlibat


Terdapat beberapa hal mendasar yang mempengaruhi tindakan prososial
seseorang berkaitan dengan hal ini, yaitu:

1. Persamaan antara penolong dan orang yang ditolong. Semakin banyak


persamaan akan memperpendek jarak sosial antara keduanya. Makin
sedikit jarak sosial makin mudah orang untuk menolong.

2. Kedekatan hubungan. Orang pada umumnya akan lebih cepat atau


mudah memberi pertolongan kepada orang lain yang memiliki kedekatan
hubungan.

3. Daya tarik korban. Korban yang memiliki daya tarik lebih


memungkinkan untuk mudah ditolong, karena daya tarik tersebut dapat
menimbulkan rasa senang. Dari rasa ini akan menimbulkan motivasi
positif untuk mendekati atau menolong.

c. Faktor-faktor internal
Mediator internal adalah faktor perantara yang ada dalam individu yang
bersangkutan. Hal tersebut antara lain mencakup tiga hal, yaitu:

1. Mood, yaitu dorongan yang besar pada orang itu untuk menolong.

2. Empati, ada hubungan antara besarnya empati pada perilaku menolong.


Makin besar rasa empati maka keinginan menolong akan menjadi besar.

3. Arousan, yaitu dorongan atau keinginan pada orang tertentu yang


muncul dengan aktivitas untuk berbuat menolong.

d. Latar belakang kepribadian


Latar belakang kepribadian juga menentukan sikap seseorang untuk
berperilaku prososial. Terdapat tiga hal yang berkaitan dalam hal tersebut,
yaitu:

vii
1. Orentasi nilai. Seorang individu yang di dalam pribadinya telah
tertanam jiwa ringan tangan akan lebih suka menolong orang lain yang
sedang membutuhkan.

2. Pemberian atribut. Kecenderungan orang yang paling dominan untuk


lebih berperilaku prososial, menolong orang yang dikenal baik daripada
dengan orang tak dikenal.

3. Sosialisasi. Di samping hal tersebut di atas, peningkatan melalui


sosialisasi juga menumbuhkan sifat menolong atau sikap prososial.
Contohnya adalah setiap mengajarkan sifat ringan tangan kepada anak-
anak sekolah sejak dini.

C. TEORI-TEORI YANG MELIBATKAN TERJADINYA PERILAKU


MENOLONG

a. Teori Evolusi
Menurut teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen.
Gen dalam diri manusia telah mendorong manusia memaksimalkan kesempatan
berlangsungnya suatu gen agar tetap lestari.

1) Perlingdungan kerabat (kin protection)


Orang akan menolong orang lain yang tergolong kerabat dan kerabat yang
lebih jauh dimana kedekatan gen-gen secara biologis membuat manusia
terprogram secara alami untuk menolong orang yang masih tergolong
kerabatnya

2) Timbal-balik biologic (biological reciprocity)


Seseorang menolong karena ia mengantisipasi kelak orang yang ditolong
akan menolongnya kembali sebagai balasan, dan bila ia tidak menolong
maka kelak ia pun tidak akan mendapat pertolongan.

b. Teori Sosiokultural

Ada tiga norma social dasar yang lazim dalam masyarakat manusia,
pertama norm of social responsilbility (norma tanggung jawab social) menyatakan
bahwa orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan
pertolongan tanpa mengharap balasan di masa datang (Schwatz, 1975 dalam
Sarwono, 2009:131). Kedua, norm of reciprocity (norma timbal balik)
menyatakan bahwa seseorang harus menolong orang lain yang pernah

viii
menolongnya bahwa seseorang harus menolong orang lain yang pernah
menolongnya. Ketiga, norm of social justice (norma keadilan social) adalah aturan
tentang keadailan dan distribusi sumber daya secara merata.

c. Teori Belajar
Teori ketiga menekanka pentingnya proses belajar untuk membantu orang
(Batson, 1998 dalam Taylor,ddk, 2009:463). Orang belajar menolong melalui
penguatan efek imbalan dan hukuman karena membantu. Orang juga belajar
melalui modeling mengamati orang lain yang memberi pertolongan.

1) Teori belajar social (social learning theory)


Dalam teori belajar social, tingkah laku manusia dijelaskan sebagai hasil
proses belajar terhadap lingkungan. Berkaitan dengan tingkah laku
menolong, seseorang menolong karena ada proses belajar melalui
observasi terhadap model prososial.

2) Teori pertukaran social (social exchange theory)


Menurut teori pertukaran social, interaksi social bergantung pada untung
rugi yang terjadi. Sesuai dengan namanya, teori ini melihat tingkah laku
social sebagai hubungan pertukaran dengan memberi dan menerima (take
and give)

d. Teori Empati
Empati merupakan respons yang kompleks, meliputi komponen afektif
dan kognitif. Dengan komponen afektif, berarti seseorang dapat merasakan apa
yang orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu
memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasanya (Daniel Batson, 1995
dalam Sarwono, 2009:128)

e. Teori Pengambilan Keputusan


Dari teori pengambilan keputusan, tindakan menolong muncul saat
individu memutuskan untuk memberi bantuan dan kemudian mengambil tindakan
(Latane & Darley, 1970 dalam Shelley,2009:466). Langkah-langkah pengambilan
keputusan ini adalah, seseorang pertama-tama melihat ada sesuatu yang terjadi
dan memutuskan apakah bantuan perlu diberikan atau tidak. Jika bantuan
diperlukan, orang itu akan mempertimbangkan seberapa besar tanggung jawabnya
untuk bertindak. Ketiga, orang itu mungkin akan mengevaluasi imbalan dan biaya
dari tindakan menolong atau tidak menolong. Terakhir, seseorang harus
memutuskan tipe bantuan apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara
memberikannya.

ix
D. ASPEK-ASPEK PERILAKU PROSOSIAL

Menurut Mussen, dkk (2002), bentuk-bentuk perilaku prososial dalam


dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

1. Berbagi (sharing), yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang


lain baik suka maupun duka. Sharing diberikan bila penerima
menunjukkan kesukaran sebelum ada tindakan, meliputi dukungan
variabel dan fisik.

2. Menolong (helping), yaitu kesediaan untuk menolong orang lain yang


sedang berada dalam kesulitan. Menolong meliputi membantu orang lain,
memberitahu, menawarkan bantuan kepada orang lain atau melakukan
sesuatu yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.

3. Berderma (donating), yaitu kesediaan untuk memberikan secara sukarela


sebagian barang miliknya kepada orang lain yang membutuhkan.

4. Kerja sama (cooperating), yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan


orang lain guna tercapainya suatu tujuan. Kerja sama biasanya saling
menguntungkan, saling memberi, saling menolong dan menenangkan.

5. Bertindak jujur (honesty), yaitu kesediaan seseorang untuk bertindak


dan berkata apa adanya, tidak membohongi orang lain dan tidak
melakukan kecurangan terhadap orang lain.

E. TAHAPAN PERILAKU PROSOSIAL


Menurut Arifin (2015), ketika seseorang memberikan pertolongan,
biasanya didahului oleh adanya proses psikologis hingga keputusan menolong.
Adapun proses atau tahapan perilaku prososial yang terjadi pada seseorang adalah
sebagai berikut:

1. Menyadari keadaan darurat atau tahap perhatian. Untuk sampai pada


perhatian terkadang sering terganggu oleh adanya hal-hal lain, seperti
ketergesaan, mendesaknya kepentingan lain, dan sebagainya.

2. Menginterpretasikan keadaan darurat. Apabila pemerhati


menginterpretasi suatu kejadian sebagai sesuatu yang membuat orang
membutuhkan pertolongan maka kemungkinan besar akan
diinterpretasikan sebagai korban yang perlu pertolongan.

x
3. Mengasumsikan bahwa ia bertanggung jawab untuk menolong. Ketika
individu memberikan perhatian kepada beberapa kejadian eksternal dan
menginterpretasikannya sebagai suatu situasi darurat, perilaku personal
akan dilakukan hanya jika orang tersebut mengambil tanggung jawab
untuk menolong. Apabila tidak muncul asumsi ini, korban akan dibiarkan
tanpa diberikan pertolongan.

4. Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan. Bahkan, individu yang


sudah mengasumsikan adanya tanggung jawab tidak ada hal berarti yang
dapat dilakukan, kecuali orang tersebut mengetahui cara menolong.

5. Mengambil keputusan untuk menolong. Meskipun sudah sampai ke


tahap bahwa individu merasa bertanggung jawab memberi pertolongan
kepada korban, masih ada kemungkinan ia memutuskan tidak memberi
pertolongan. Berbagai kekhawatiran dapat timbul yang menghambat
terlaksananya pemberian pertolongan. Pertolongan pada tahap akhir ini
dapat dihambat oleh rasa takut (sering merupakan rasa takut yang realitas)
terhadap adanya konsekuensi negatif yang potensial

xi
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkah


laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang menguntungkan, yang
ditujukan bagi kesejahteraan orang lain sehingga menjadikan kondisi fisik dan
psikis orang lain menjadi lebih baik, selain itu tindakan prososial dilakukan atas
dasar sukarela tanpa mengharapkan reward eksternal.

Sumber tingkah laku prososial terdiri dari 2 bagian yaitu: Endosentris dan
Eksosentris. Pada dasarnya tingkah laku prososial terjadi karena adanya saling
ketergantungan antara si penolong dengan orang yang ditolong.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku


prososial antara lain : Orang Tua, Guru, Teman sebaya, Televisi, Moral dan
Agama

Menurut Staub (1978) terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang


untuk bertindak prososial, yaitu: Self-gain, Personal values and norms, dan
Empathy.

Tingkah laku prososial selalu berkembang sesuai perkembangan manusia,


ada 6 tahapan perkembangan tingkah laku prososial yaitu : Compliance &
Concret, Defined Reinforcement, Compliance, Internal Initiative & Concret
Reward, Generalized Reciprocity, dan Altruistic Behavior.

Untuk melakukan pengukuran terhadap perilaku prososial dapat dilihat


melalui aspek aspek perilaku prososial. Menurut Mussen (1989: 360) aspek-aspek
perilaku prososial adalah sebagai berikut: Berbagi, Menolong, Memberi, dan
Kerjasama.

Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh dosen pembimbing dalam


upaya membantu peserta didik dalam memperoleh tingkah laku interpersonal yang
efektif :

1. Mengajarkan keterampilan sosial dan strategi pemecahan masalah sosial


2. Menggunakan strategi pembelajaran yang kooperatif
3. Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap efektifitas keterampilan
sosial dengan mencerminkan keterampilan sosial tersebut.
4. Mengajak mahasiswa untuk memikirkan dampak dari prilaku yang mereka
miliki.

xii
Adapun karakteristik kepribadian yang dapar mendorong tingkah laku
prososial, yakni: Empati, Komponen Kognitif, Kebutuhan untuk Disetujui,
Kepercayaan Interpersonal, Emosi yang Positif, Sosialibilitas dan Keramahan,
Tidak Agresif, Percaya akan Dunia yang Adil, Tanggung Jawab Sosial, Locus Of
Control Internal, Tidak Adanya Egosentris, Generativitas atau Komitmen pada
Diri Sendiri, Bukan Machiavellian, dan Kesediaan untuk Bertindak.

B. SARAN

Penulis juga sedikit memberikan saran tentang pembahasan materi


Tingkah Laku Menolong (Prososial), penulis berharap dengan materi ini pembaca
bisa mengamalkan hal-hal positif yang terdapat pada materi yang ada di makalah
ini.

Menyadari dalam penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih berfokos dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

xiii
DAFTAR PUSTAKA
Makalah psikologi sosial - lailatuldewipurnaningsih. (2022). Diakses 11 Oktober
2022, dari https://studylibid.com/doc/208207/makalah-psikologi-sosial---
lailatuldewipurnaningsih

Hasanah, S. (2022). Psikes tingkah laku menolong. Diakses 11 Oktober 2022, dari
https://www.academia.edu/35433990/Psikes_tingkah_laku_menolong

Mahmudah, Siti. 2010. Psikologi Sosial. Malang: UIN Maliki Press.

(2022). Diakses 11 October 2022, dari


http://etheses.uin-malang.ac.id/818/6/10410097%20Bab%202.pdf

Mussen, dkk. 2002. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Arcan.

Arifin, B.S. 2015. Psikologi Sosial. Bandung: Pustaka Setia.

Perilaku Prososial (Pengertian, Aspek, Tahapan dan Faktor yang Mempengaruhi).


(2022). Diakses 11 Oktober 2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2021/02/perilaku-prososial.html?m=1

(2022). Diakses 11 Oktober 2022, dari


http://lailiniam.blogspot.com/2014/10/makalah-perilaku-prososial.html?m=1

xiv

Anda mungkin juga menyukai