Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Atribusi Sosial”
Dosen Pembimbing : Atma Ras, S.Sos., MA

Di Susun Oleh:
Kelompok 7
1. Octa candika E031221055
2. Isma Kaniadewi Ramli E031221013
3. Hafsal Mahendra E031221003
4. Wahyuni Putri E031221031
5. Azra Syafiqah E031221029
6. Hartina Zahra Maulya E031221009
7. Alicya Qadriyyah Ramadhani Yaras E031221047

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji Syukur atas kehadiran Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmat dan karunia-NYA lah kita masih diberikan kesempatan dan
Kesehatan sehingga tugas kelompok berupa makalah mata kuliah wajib psikologi
sosial yang membahas tentang “Atribusi Sosial” dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Atma Ras, S.Sos., MA. Selaku
dosen pengampu mata kuliah yang telah mengarahkan dan membimbing penulis
dalam Menyusun dan membuat tugas makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisikan tentang hal berkaitan dengan penjelasan Atribusi
sosial di psikologi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita, amiin.
Wassalamualaikum wr.rb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
A. Konsep Atribusi Sosial..................................................................................6
B. Faktor atribusi sosial ....................................................................................7
C. Kesalahan dalam Atribusi...........................................................................10
BAB III..................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang yang hidup berdampingan dengan orang lain disebut sebagai
makhluk sosial karena memang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan
orang lain.

Kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat kita


tinggal jika ingin hidup berdampingan. Oleh karena itu, untuk hidup
berdampingan secara damai, manusia harus mampu memahami
lingkungannya dan orang-orang di dalamnya. Untuk mengetahui dan
merespons secara efektif mengingat keadaan, penting untuk memahami
lingkungan dan perilaku seseorang.

Pemahaman yang jelas tentang keadaan emosi atau suasana hati


seseorang mungkin sangat membantu dalam berbagai situasi. Tetapi
memahami keadaan emosional hanyalah komponen mendasar dari
psikologi sosial.

Dalam pelajaran ini akan dijelaskan tentang teori atribusi dari


beberapa sekolah psikiatri dan jenis atribusi spesifik yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Semoga informasi yang anda terima
dapat bermanfaat bagi anda semua.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas mengenai gambaran Atribusi sosial, maka pema
kalah merumuskan beberapa masalah diantaranya yaitu:
1. Apa itu Atribusi sosial?
2. Apa yang menjadi penyebab dari atribusi sosial?
3. Apakah ada kesalahan dalam atribusi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, Adapun tujuan dari penulisan dan
pembahasan makalah ini sebagai berikut:

4
1. Untuk mengetahui konsep dari atribusi sosial.
2. Untuk mengetahui faktor dari atribusi sosial.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari atribusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep atribusi sosial
• Atribusi sosial adalah proses yang kita lakukan untuk menemukan penyebab
perilaku orang lain sehingga memperoleh pengetahuan tentang karakteristik stabil
dari orang tersebut.
• Menurut Malle (2011), ada dua pengertian atribusi:
pertama, upaya kami untuk menjelaskan penyebab suatu perilaku, dan
kedua, upaya kami untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik orang yang
melakukan perilaku tersebut.
Atribusi sosial ini bersifat abstrak , ambigu , dan normatif
• menurut ( Heider , dalam Trope dan Gount , 2003 ) .
Abstrak berarti atribusi merupakan abstraksi mental yang berusaha
menjelaskan perilaku yang bersifat konkrit-kontekstual dengan penjelasan yang
bersifat abstrak dan umum. atribusi sosial juga bersifat unik, subjektif, dan
sulektif. memiliki gaya atribusi yang berbeda, dan menjelaskan perilaku dengan
cara yang berbeda. Ada orang yang menjelaskan perilaku karena faktor pribadi
atau situasional; karena faktor terencana atau tidak terencana; Beberapa orang
cenderung pesimis dan negatif, sementara yang lain cenderung optimis dan
positif.
• Konsep Atribusi Sosial
Atribusi sosial merupakan proses yang dilakukan untuk mencari sebuah
jawaban atau pertanyaan mengapa atau apa sebabnya atas perilaku orang lain
ataupun diri sendiri.kemudian adapun menurut ahli lain mengatakan bahwa
atribusi merupakan analisis kausal, yaitu penafsiran terhadap sebab-sebab dari
mengapa sebuah fenomen menampilkan gejala-gejala tertentu. atribusi berarti
upaya kita untuk memahami penyebab di balik. perilaku dari beberapa kasus, dan
juga perilaku kita sendiri.
Atribusi merupakan suatu proses penilaian tentang penyebab, yang
dilakukan individu setiap hari terhadap berbagai peristiwa, dengan atau tanpa
disadari. Atribusi
terdiri dari 3 dimensi yaitu;

5
1. Lokasi penyebab, masalah pokok yang paling umum dalam persepsi sebab
akibat adalah
apakah suatu peristiwa atau tindakan tertentu disebabkan oleh keadaan internal
(hal ini
disebut sebagai atribusi internal) atau kekuatan eksternal (atribusi eksternal);
2.Stabilitas, dimensi sebab akibat yang kedua adalah berkaitan dengan pertanyaan
apakah penyebab dari suatu peristiwa atau perilaku tertentu itu stabil atau tidak
stabil. Dengan kata lain stabilitas mengandung makna seberapa permanen atau
berubah-ubahnya suatu sebab.
3. Pengendalian, dimensi ini berkaitan dengan pertanyaan apakah suatu penyebab
dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan oleh seorang individu..
Terdapat dua tujuan utama melakukan proses atribusi yaitu :

a.) Proses atribusi mempunyai tujuan untuk memperoleh pemahaman terhadap


dunia. Kesimpulan-kesimpulan dibuat untuk memahami lingkungan dan
memprediksi kejadian-kejadian di masa yang akan datang .
b). Proses atribusi yang dipelajari secara alami dan mempunyai tujuan untuk
menjelaskan tindakan-tindakannya sendiri serta berusaha untuk mengendalikan
tindakan-tindakan orang lain yang mempunyai hubungan interpersonal dekat
dengan dirinya.

B. Factor atribusi sosial


Kita melakukan atribusi karena ingin mengetahui faktor penyebab dari suatu
perilaku dan karakteristik personal dari orang yang melakukan prilaku tersebut.
Faktor atribusi sosial ialah proses penilaian yang dilakukan oleh individu untuk
memahami perilaku orang lain. Faktor penyebab dari suatu prilaku bisa bersifat
internal (dispotional atribution) atau eksternal (situasional atribution), spontan
(spontaneus atribution) atau penuh pertimbangan (deliberative atribution).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atribusi sosial antara lain :
1. Karakteristik personal : karakteristik personal dapat dipengaruhi oleh umur,
jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan budaya.
2. Konteks situasional : situasi sosial yang dialami oleh seseorang dapat mem
pengaruhi atribusi sosial yang dilakukan individu tersebut

6
3. Kepentingan pribadi : kepentingan pribadi yang dimiliki oleh individu dap
at mempengaruhi, terutama jika atribusi sosial tersebut dapat mempengaru
hi keputusan yang diambil.
4. Keterampilan sosial : dapat mempengaruhi atribusi sosial yang dilakukan,
karena keterampilan sosial yang baik dapat membantu individu memahami
dengan lebih baik perilaku orang lain.

Namun ada pendapat dari ahli yakni Weiner dalam Winarto (2015)
menjelaskan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi atribusi, yaitu Ability
(Kemampuan), Task dificulty (Kesulitan tugas), Effort (Usaha), dan Luck
(Keberuntungan).

7
C. Kesalahan-kesalahan Atribusi Sosial

1. Kesalahan Dasar Atribusi


Kesalahan dasar atribusi terjadi karena ketika melakukan atribusi,
kita lebih fokus pada faktor-faktor yang menonjol dan menarik perhatian.
Faktor yang menonjol dan menarik perhatian tersebut adalah perilaku.
Faktor situasi yang mungkin memengaruhi munculnya perilaku kurang
menarik perhatian kita sehingga cenderung diabaikan (Fiske dan Taylor,
1991).

2. Actor-observer Effect
adalah kecenderungan untuk menjelaskan perilaku orang lain karena faktor
individu, sedangkan perilaku diri sendiri karena faktor situasi. Fiske dan TayUse
the "Insert Citation" button to add citations to this document.
lor (1991) menjelaskan dua faktor yang menyebabkan kesalahan
ini. Pertama, perilaku orang lain dipandang lebih menonjol dan menarik
dibanding perilaku diri sendiri sehingga perilaku orang lain dihubungkan
dengan faktor individu, dan perilaku diri sendiri dihubungkan dengan
faktor situasi. Kedua, pelaku dan pengamat memiliki informasi yang
berbeda. Pelaku mengetahui banyak hal mengenai faktor-faktor yang
mendorong perilaku sosialnya, sedangkan pengamat tidak demikian.
Pemahaman yang terbatas tersebut bisa mendorong pengamat melakukan
kesalahan di dalam melakukan atribusi.

3. Self serving bias


Self serving bias adalah kecenderungan kita untuk menilai
kesuksesan orang lain dikarenakan faktor eksternal, dan kegagalan orang
lain dikarenakan faktor internal. Sebaliknya, kita cenderung menilai
kesuksesan diri sendiri karena faktor internal dan kegagalan diri sendiri
karena faktor eksternal. Kesalahan ini didasari oleh dua kebutuhan, yaitu
kebutuhan untuk meningkatkan harga diri (self enhancing bias) dan
kebutuhan untuk melindungi harga diri (self protective bias).

4. The False consensus effect


adalah kecenderungan kita yang untuk menggunakan penilaian
pada diri sendiri sebagai dasar dalam melakukan penilaian terhadap orang
lain. Menurut Fiske dan Taylor (1991), ada beberapa hal y bisa
menjelaskan kesalahan ini. Pertama, kita mempunyai kecenderungan untuk
mencari teman yang memiliki kesamaan, dan berperilaku seperti halnya
kita. Kedua, penilaian terhadap diri kita merupakan faktor menonjol dan
lebih disadari. Ketiga, kita cenderung menjelaskan hal-hal yang tidak pasti
mengenai orang lain dengan hal-hal yang menarik bagi kita. Ketika

8
memprediksikan perilaku orang lain, kita cenderung menggunakan
prediksi kita berdasarkan pengalaman yang dimiliki.

5. Self centered Bias


Self-centered bias adalah kecenderungan kita untuk merasa lebih
berkontribusi terhadap suatu hasil yang dikerjakan bersama orang lain
daripada apa yang sungguh- sungguh dilakukannya. Pertengkaran antara
suami istri, misalnya, sering kali dipengaruhi oleh kesalahan ini. Suami
kadang mengklaim sebagai orang yang paling berjasa terhadap kehidupan
rumah tangganya, sebaliknya istri pun demikian. Fiske dan Taylor (1991)
menjelaskan self- centered bias terjadi karena beberapa faktor berikut: a)
kita lebih mudah mengenali kontribusi diri sendiri daripada kontribusi
orang lain, b) kita lebih mudah mengingat kontribusi diri sendiri daripada
kontribusi orang lain, c) kita kadang memiliki perbedaan pemahaman
mengenal siapa yang sebenarnya berkontribusi dalam suatu kasus tertentu,
d) kita kadang memiliki motivasi tertentu sehingga tidak fair di dalam
melakukan atribusi, e) kita kadang berpikir bahwa kita sudah melakukan
banyak hal dan memiliki kontribusi yang lebih besar dibanding yang
lainnya.

6. Blaming The Victim


Blaming the victim adalah kecenderungan kita untuk menyalahkan
korban atas nasib yang menimpa dirinya. Kita mengatribusikan musibah
yang dialami orang lain sebagai karena kesalahan dan tanggung jawab si
korban. Menurut Fiske dan Taylor (1991), kesalahan atribusi ini terjadi
terutama jika korbannya diketahui, ada keyakinan bahwa korban
sebenarnya dapat mengendalikan situasi, persepsi bahwa tindakan korban
tidak dikendalikan oleh faktor situasi, dan persepsi bahwa korban memiliki
kebebasan untuk memilih suatu tindakan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Atribusi sosial adalah proses yang digunakan oleh individu untuk mencoba
memahami dan menjelaskan perilaku orang lain atau diri sendiri. Dalam atribusi
sosial, individu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang, termasuk atribut internal (seperti kepribadian atau karakter) dan
eksternal (seperti situasi atau lingkungan). Jadi, atribusi sosial dapat membantu
individu memahami dan menjelaskan perilaku orang lain atau diri sendiri, tetapi
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan dalam atribusi
sosial. Penting untuk mempertimbangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku orang lain dan diri sendiri serta berhati-hati terhadap bias dan kesalahan
atribusi sosial yang mungkin terjadi.

B. Saran
Topik mengenai atribusi sosial merupakan pembahasan dalam mata
kuliah psikologi sosial yang penting sehingga perlu dikaji lebih mendalam.
Mohon maaf jika pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, kepada Allah
kami mohon ampun dan kepada pembaca kami mohon maaf. Kami juga
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca kepada makalah ini agar dapat terus
memperbaiki kekurangan untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pambaca dan dapat menambah pengetahuan lagi.

10
Daftar Pustaka
Abdul Rahman, A. (2013). PSIKOLOGI SOSIAL: Integrasi Pengetahuan Wahyu
dan Pengetahuan Empirik. Depok: RajaGrafindo Persada.
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/ oleh Dr. Samsuar, MA
https://repo.undiksha.ac.id/BABkajianteori

11

Anda mungkin juga menyukai