Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 SESI 3

Mata Kuliah Komunikasi Sosial

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA

Oleh : Ovia Taqiyyah


NIM : 043898978
Soal :

1. Jelaskan perbedaan Teori Sosial Regulasi dan Teori Sosial Emansipatoris!


2. Penerimaan pesan komunikasi sosial yang disampaikan kepada khalayak dapat berbeda-
beda. Ada khalayak yang menerima, menolak, ada pula yang tidak menerima tetapi juga
tidak menolak (acuh tak acuh). Agar komunikasi persuasif dapat berhasil diterima oleh
khalayak, pelaku komunikasi sosial perlu memperhatikan ruang toleransi kebenaran
khalayak. Sebutkan teori apa yang berasumsi demikian? Jelaskan!

Jawab :

1. Teori Regulasi
a. Mengabdi pada stabilitas, pertumbuhan, dan pembangunan.
b. Bersifat objektif, netral, secara politis, dan bebas nilai.
c. Teori dikontrol oleh teoritis, dimana masyarakatlah yang menjadi objeknya.
d. Aktivis (pelaku perubahan) berfungsi sebagai pekerja sosial tanpa kesadaran ideologis
dan kritis.
Teori Emansipatori ( Kritis)
a. Perbedaan teori emansipatori dan teori regulasi adalah teori emansipatori
memusatkan perhatiannya pada tugas ilmu sosial adalah melakukan penyadaran
kritis terhadap sistem dan struktur sosial yang timpang (dehumanisasi). Contohnya
Muhammad Yunus yang memenangkan salah satu penghargaan Nobel karena
perhatiannya dan usahanya untuk memberi bantuan kepada pedagang kecil.
Sehingga kemiskinan yang timpang, tidak adil, bisa sedikit di perbaiki. Sedangkan
teori regulasi menitikberatkan perhatiannya pada upaya untuk
mengonseptualisasikan realita empiric.
b. Kegiatan sosial tidak berada pada ruang dan masa yang steril, tetapi merupakan
kegiatan politik menghadapi sistem dan struktur yang hegemonik.
c. Teori sosial harus subjektif, berpihak, dan penuh kepentingan; politik dan ekonomi.
2. Teori Social Judgement Theory, menurut Griffin (2016:211-212) teori ini menjelaskan
bahwa khalayak akan menilai apakah pesan yang kita sampaikan sebagai pelaku
komunikasi sosial berada di dalam ruang toleransi kebenaran mereka. Jika pesan tersebut
masih berada di dalam ruang toleransi mereka, mereka akan cenderung menyesuaikan
sikap mereka untuk menerima informasi tersebut. tetapi jika pesan tersebut berada di dalam
ruang penolakan khalayak, mereka enggan untuk menerima informasi baru tersebut, dan
akan sangat berbahaya jika kita memaksakan untuk mempersuasi khalayak. Mereka akan
cenderung menjauh bahkan semakin kuat mempertahankan apa yang mereka yakini.
Sebagai contoh ketika masyarakat menolak larangan pernikahan dini atau nikah muda,
Sebagian masyarakat masih percaya bahwa menikah muda menghindari mereka dari zina,
memperbanyak rezeki, dan kepercayaan spiritual lainnya yang mereka yakini. Penolakan
larangan pernikahan dini sangat keras karena timbulnya isu bahwa program ini mengikuti
pemahaman liberalisme sehingga mereka cenderung menjauh dari upaya-upaya yang
dilakukan para aktivis dan pemerintah untuk meyakinkan mereka. Namun demikian
pemerintah berhasil mengkomunikasikan program ini secara terus-menerus dengan
mensosialisasikan dampak dari pernikahan di bawah umur bisa menimbulkan tidak
sehatnya janin yang dikandung oleh seorang Ibu dibawah umur 12 tahun, munculnya
ketidak harmonisan rumah tangga, menekan angka perceraian dan kelahiran bayi dll.

SUMBER REFERENSI
Setyabudi, D. 2020. Komunikasi Sosial. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai