Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH SOSIOLOGI

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIO-INDUSTRI

Dosen Pengampu : Dr. A.Burchanuddin S.Sos., M.Si

KELOMPOK II:

Freti Fiona Wulandari (4521046094)


Muh.khaerul azuan (4521046096)
Teddy para'pak (4521046090)
Ridzwan jamari (4521046098)
Muh. Kamal Syaifullah (4521046089 )
Fahriadi Kusuma Putra (4521046095)
Adry kurniawan giffary w (4521046092)
Jufri palelu ( 4521046088)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah sosiologi ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Interaksi Sosial” yang berisi
tentang hubungan timbal balik antar manusia dalam masyarkat baik antara
individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok lain.
Tujuan penulisan makalah sosiologi ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Dosen pengampuh mata kuliah.
Kami selaku penulis menyadari bahwa tugas makalah sosiologi ini
jauh dari kesempurnaan untuk itu diharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas makalah sosiologi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan terutama bagi kami selaku penulis.

ii
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
A. PENDAHULUAN...........................................................................................1
B. TUJUAN..........................................................................................................5
C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN...........................................................6
1. Mempelajari hubungan masyarakat............................................................6
2. Organisasi...................................................................................................6
3. Manajemen..................................................................................................6
4. Kepemimpinan............................................................................................6
D. PEMBAHASAN...............................................................................................8
1. Sejarah Sosiologi-Industri............................................................................8
2. Filosofi dasar dan Pembangunan Indutrialisasi..........................................14
3. Kebudayaan, Masyarakat, dan
Industri.......................................................16
4. Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan
Budaya........................................................................................................21
E. PENUTUP.......................................................................................................30
KESIMPULAN....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

iii
D. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sosiologi industri merupakan salah satu bentuk konsep yang


penting di dalam Sosiologi. Sosiologi Industri mengkaji tentang dunia
industri dan pola – pola ekonomi dan juga struktur industri yang akan
membentuk masyarakat yang cerdas dalam perekonomian maupun
perindustrian seperti saat ini, serta memberikan identitas sosial pada
seseorang dan gaya hidup serta membentuk bagaimana masyarakat yang
berada disekitar kita (S.R Parker, 1992:1). Dalam ilmu Sosiologi Industri
lebih menekankan bagaimana kita dalam menghadapi dunia industri
dengan mengenal lebih dalam pola konomi maupun struktur di dunia
industri itu sendiri. Selain itu fokus utama pada sosiologi industri juga
lebih menekankan pada struktur ekonomi dan industrinya.

Memahami masyarakat yang memiliki berbagai karakter


khususnya pada dunia industri memberikan kesempatan sendiri pada
masayarakat seperti kita untuk bisa melihatnya. Dalam proses tersebut bisa
kita lihat dalam Modal Sosial di dalam masyarakat industri. Modal sosial
atau biasa disebut jaringa / hubungan sosial didalam masyarakat bisa kita
mengetahui bagaimana pola interaksi ataupun pola industri di dalam
masyarakat industri.
Modal Sosial merupakan sebuah konsep yang berbicara
tentang berbagai definisi yang saling keterkaitan, yang di dasarkan pada
sebuah jaringan sosial. Definisi modal sosial seperti yang dikatakan oleh
Robert Putnam yaitu modal sosial merupakan sebuah jaringan sosial yang
ada dikehidupan dengan mengacu pada norma, jaringan dan kepercayaan
sehingga mendorong seseorang untuk bertindak lebih efektif untuk
mencapai tujuan bersama sama (Field, 2014:51). Modal sosial di atas

1
dapat didefinisikan sebagaimana bentuk kepercayaan pada umumnya yang
diberikan atau muncul dari kepercayaan secara umum di dalam masyarakat
atau bagian – bagian tertentu yang ada dalam masyarakat. Selain itu
konsep di atas juga diartikan sebagai rangkaian dari nilai dan norma
informal yang demilikin bersama anggota satu dengan anggota lain yang
ada di dalam masyarakat sehingga terjalin sebuah hubungan kelompok
yang terjalin sebuah kerjasama antara satu dengan yang lainnya.
Kerjasama tersebut akan dinyatakan berhasil jika antar anggota
kelompok di masyarakat mampu memenuhi apa yang diharapkan antara
satu sama lainnya kemudian dari hal tersebut akan muncul perasaan
ketertarikan satu sama lain dengan memupuk rasa kejujuran satu dengan
lainnya dalam sebuah kelompok masyarakat. Kepercayaan merupakan
salah satu hal yang menjadikan sebuah organisasi atau kelompok
masyarakat berjalan lebih efisien dalam menjalin sebuah hubungan.
Interaksi diantara manusia dengan memberikan kontribusi terkait
perkemangan ekonomi dan sosial akan memberikan sikap dan nilai yang
membimbing satu sama lain di dalam masyarakat.
Perkembangan modal sosial di Indonesia dalam bidang industri yang
berkembang dalam lingkungan masyarakat tentu memiliki dampak
tersendiri. Karena hal tersebut di anggap masih memberi efek yang buruk
dalam masyarakat karena adanya sebuah modal sosial dalam masyarakat
yang mengumpulkan beberapa orang untuk membentuk sebuah organisasi
atau perkumpulan dalam masyarakat, masih minim diminati. Karena
melihat dampaknya yang nantinya akan tidak sepaham, atau memberikan
keuntungan hanya pada salah satu pihak saja. Kondisi tersebut membuat
seseorang sudah enggan dalam keterlibatan langsung, berpartisipasi atau
berkontribusi langsung terhadap kerja – kerja yang bersifat kolektif.
Berbagai upaya seringkali dilakukan untuk mengajak masyarakat
dalam hal yang positif dengan mendirikan sebuah kelompok untuk
membangun industri yang nantinya memberikan keuntungan bersama serta
memberikan nilai yang positif didalam masyarakat. Tetapi hal terebut

2
masih belum diberikan nilai yang positif oleh masyarakat. Keengganan,
kemalasan, pesimis, maupun resisten terhadap upaya – upaya yang akan
dilakukan secara kolektif masih memberikan nilai yang negatif dalam
masyarakat, kurang nya minat juga merupakan salah satu faktornya.
Membangun sebuah kepercayaan didalam masyarakat membutuhkan
ketekatan yang kuat, terlebih lagi membangun kelompok dalam
masyarakat untuk memberikan dampak yang positif demi mensejahterakan
kelompok tersebut nantinya. Adanya konsep modal sosial ini masih
menjadi konsep yang sering ditekankan dalam masyarakat terlebih lagi
dalam sebuah kelompok usaha kecil yang berkembang didalam
masyarakat yang mengajak 4 serta masyarakat lainnya untuk berkembang
bersama. Akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah, melihat faktor ekonomi
yang mempengaruhinya. Tujuan pengembangan di negara Indonesia salah
satunya adalah mensejahterakan bangsanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut pemerintah memberikan berbagai upaya pembangunan mulai dari
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, serta ideologi masyarakat.
Pemangunan yang dilakukan dalam berbagai bidang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Indonesia. Oleh karena
itu adanya upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
diharapkan memberikaan dampak yang baik dalam mesejahterakan
bangsanya. Dalam pengkajian pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah khususnya di negara Indonesia tentu tidak lepas dari wilayah
pedesaan serta memiliki tingkat kemiskinan yang masih dalam kategori
tinggi. Hal tersebut sudah tidak asing lagi melihat wilayah Indonesia yang
mayoritasnya merupakan wilayah pedesaan. Wilayah pedesaan di
Indonesia juga merupakan wilayah yang memiliki kesejahteraan yang
kurang sehingga titik sentral pembangunan di Indonesia adalah wilayah
Pedesaan.
Program mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran
partisipasi masyarakat, hal ini dibutuhkan karena masyarakat lebih tau dan
mengenal bagaimana kondisi desa tersebut, potensi apa yang nantinya bisa

3
dikembangkan di desa tersebut, agar nantinya dalam pengembangan desa
tersebut mampu memberikan kesejahteraan terhadap masyarakatnya.
Harapan tentang desa yang mandiri dan berdaya saing diwujudkan oleh
pemerintah melalui program pengembangan kelembagaan produktivitas
dan pelatihan kewirausahaan. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
melakukan program tersebut salah satunya seperti, Pertama
mengembangkan strandarisasi dan sertifikasi kompetensi yang dilakukan
oleh lembaga tersebut dengan melibatkan peran aktif asosiasi profesi
perusahaan serikat pekerja dan juga instansi pemerintah yang bergerak
pada bidangnya, Kedua meningkatkan kualitas dan relevansi dan
mengefisiensikan kembali pelatihan kerja melalui pembinaan dan
pemberdayaan lembaga pelatihan kerja baik swasta meupun pemerintah,
Ketiga memasyarakatkan nilai dari budaya yang produktif,
mengembangkan sistem dan metode peningkatan produktivitas kerja, dan
yang terakhir Keempat mengoptimalkan peran Unit Pelaksanaan Teknis
Daerah (UPTD) yaitu BLK sebagai lembaga pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan dan keahlian dalam mewujudkan tenaga kerja
yang berdaya saing. Program ini merupakan salah satu bentuk program
baru yang dilakukan oleh salah satu Dinas Pemerintah yang
mengembangkan usaha melalui ekonomi kreatif dengan mengemangkan
potensi desa melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kondisi modal sosial pada masyarakat desa merupakan satu hal yang
tidak boleh dilupakan. Unsur – unsur utama yang ada didalamnya menjadi
satu konsep atau dimensi yang tidak boleh dilupakan. Dari beberapa
hubungan yang aktif antara manusia yang saling percaya, saling
memperhatikan sserta memiliki kesamaan nilai dan perilaku yang
mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja yang memenuhi adanya
kerjasama (Leksosno, 2009:45). Masyarakat yang memiliki modal sosial
yang tinggi mampu menciptakan hubungan sosial dalam dunia industri hal
tersebut bisa dikataakan menjalin hubungan kerja antara petani satu
dengan petani lainnya, maupun hubungan dengan pengepul ataupun

4
konsumen. Hal inilah yang nantinya mampu mendorong seseorang dalam
menjalin hubungan sosial yang baik sehingga memberikan dampak positif
dari segi produktivitas. Dengan adanya penelitian modal sosial ini peneliti
ingin lebih jauh melihat bagaimana peran modal sosial di dalam
masyarakat khususnya yang bergerak pada bidang UMKM.

5
B. TUJUAN PENULISAN

Mahasiswa diharapkan memahami pengertian konseptual


tentang kedudukan dan peranan manusia. Baik secara individu maupun
kelompok dalam situasi kehidupan di daerah industri.
Di pelajari pula pengaruh Industri terhadap lingkungan sosial, di
dalamnya termasuk ekonomi, sistem sosial, dan hubungan sesama
manusia.
Sejarah pertumbuhan industri, pengaruh timbal balik antara
industri dengan keluarga dalam lingkungan sosial serta potensi dan
perkembangan industri pada masyarakat.

6
C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Ruang Lingkup Sosiologi Industri


Kosentrasi dalam ruang lingkup yang ada dalam disiplin ilmu
sosiologi industri, antara lain;
1. Mempelajari Hubungan Masyarakat Dengan Individu
Ruang lingkup ilmu sosiologi industri secara langsung mempelajari tenta
masyarakat keseluruhan yang sifatnya kompleks, karena hubungan itu luas
sifatnya. Wujud hubungan itu adalah hubungan sosial yaitu hubungan yang terjadi
diantara masyarakat pabrik,

Seperti hubungan antara majikan dan para pekerja, hubungan antara seorang
pekerja dan anak-anaknya, dan hubungan antara perkerja pria dan pekerja wanita,
dan seterusnya. Semua hubungan itu membentuk suatu hubungan interaksi
tersendiri dalam masyarakat itu.

2. Organisasi
Organisasi yang ada dalam industri menjadi salah satu sumber pokok kajian
dalam sosiologi industri, organisasi ini erat kaitannya dengan tipe lembaga sosial
yang ada di dalam masyarakat. Sehingga pada tahap ini sosiologi insutri
memberikan pandangan secara menyeluruh kompleksifitas sosial dan masyarakat
industri.

3. Manajemen
Ruang lingkup yang ada di dalam sosiologi industri adalah manajemen pada
masyarakat industri. Manajemen ini sendiri senantisa berkaitan dengan cara
pengelolaan perusahaan dan masyarakat yang seimbang, antara satu dengan yang
lainnya.
4. Kepemimpian
Ruang lingkup seanjutnya, yang menjadi fokus dalam sosiologi industri adalah
leadership atau mudahnya dikenal dengan kepemimpinan yang terjadi di dalam

7
masyarakat Indutri. Hubungan sosial antara atasan dan bawahan menjadi sangat
penting untuk dilakukannya kajian dalam hal ini.

8
D. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Sosiologi-Industri
a. Pengertian Sosiologi Industri
Sosiologi industri ialah suatu cabang ilmu sosial yang membahas karakter dan
arti dunia kerja serta kehidupan manusia yang terlibat di dalamnya. Permasalahan
yang berhubungan dengan industri tidak hanya segala sesuatu yang berhubungan
langsung dengan kegiatan kerjanya tapi juga banyak hal lain yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi aktivitas kerja dalam industri tersebut.
Suatu tinjauan terhadap variasi-variasi tersebut memperlihatkan bahwa ia
menyebar ke dalam spektrum pekerjaan, dimulai dari tenaga pelaksanaan yang
paling bawah kepada manajer dalam perusahaan.
Sosiologi industri yang disebut juga sebagai sosiologi organisasi,
membahas sikap dan ideologi setiap pimpinan pada suatu tingkat dalam struktur
organisasi dan juga membahas apa saja yang dilakukan individu di dalam
organisasi. Adanya suatu keterkaitan antara perpindahan kerja dengan kebiasaan
didalam bekerja yang dialami oleh orang-orang, yang merupakan suatu landasan
utama, baik bagi konflik maupun konsensus dalam suatu organisasi.
Sosiologi industri membahas pula tentang jenis-jenis masyarakat yang
terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, di dalam aktivitas dan eksistensi
organisasi.

b. Awal Muncul Ilmu Sosiologi Di Timur Tengah


Abdul Rahman Ibu Khaldun merupakan salah satu sarjana yang telah
lama melakukan studi mengenai sosiologi. Ibu Khaldun lahir pada tanggal
27 mei 1332 di Tunisia, Afrika Utara. Ibnu Khaldun menimba ilmu di
sekolah Alquran, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. Semasa
hidupnya ia membantu beberapa sultan di Tunisia, Maroko, Spanyol, dan
Aljazair sebagai duta besar, bendaharawan, dan anggota dewan penasihat
sultan.
Setelah dua decade aktif di bidang politik, Ibu Khaldun Kembali ke
Afrika Utara. Di sana ia melakukan studi dan menulis secara intensif

9
selama lima tahun. Karya yang dihasilkan selama lima tahun tersebut
menjadikan Ibu Khaldun sebagai guru pusat Islam Universitas Al-Azhar,
Kairo, Mesir.
Ibnu Khaldun dalam mengajarkan tentang masyarakat dan sosiologi
menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dan
obsevasi sejarah. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial,
misalnya lembaga politik dan ekonomi serta hubungan antara lembaga
sosial tersebut. Ia juga tertarik melakukan studi perbandingan antara
masyarakat primitif dan modern.

c. Perkembangan Sosiologi pada Abad XIX

Faktor langsung yang memunculkan teori sosiologi adalah Revolusi


Industri pada periode tahun 1750-1850. Revolusi Industri ditandai dengan
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi yang berdampak
luas bagi kehidupan masyarakat dunia. Revolusi Industri bermula di dan
menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi industri bukan merupakan kejadian tunggal, tetapi
menunjukkan berbagai perkembangan yang saling berkaitan dan
berpuncak pada transportasi dunia Barat yaitu dari corak pertanian dan
beralih menjadi pekerja pabrik. Pabrik berkembangnya pesat karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah berlangsung Revolusi Industri, sistem kapitalis semakin
berkembang. Sistem kapitalis menghendaki sebuah pasar bebas tempat
memperjualbelikan berbagai produk industri. Dalam sistem kapitalis ini
segelintir orang mendapat keuntungan besar, sementara Sebagian orang
lainnya bekerja membanting tulang dalam jam kerja yang panjang dan
menerima upah rendah. Situasi tersebut memunculkan reaksi menentang
sistem industri dan kapitalisme.

10
d. Sejarah Perkembangan sosiologi abad 19
Sejarah erkembangan sosiologi yang sering diajarkan adalah sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan modern yang saintifik atau ilmiah. Istilah ilmiah
sendiri baru muncul pada abad pencerahan di perancis. Pencerahan
memiliki konotasi rasional dan empiris. Ilmu pengetahuan bersifat rasional
Ketika berasal dari pemikiran manusia, bukan metafisik dan teologis. Ilmu
pengetahuan bersifat empiris ketika bisa dicercap oleh indra untuk diuji
kebenarannya. Maka sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ilmiah adalah
sosiologi yang rasional dam empiris.
Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang rasional dan empiris, sosiologi
berusia relatif lebih muda ketibang ilmu sosial lainnya. Auguste Comte,
tokoh intelektual Perancis dalam bukunya ”Course de philosophie
positive” (1838) mencetuskan istilah sosiologi yang saat itu memiliki
konotasi fisika sosial. Hukum tiga tahap yang dielaborasikan Comte
menegaskan bahwa sosiologi atau fisika sosial adalah ilmu yang berada
pada tahap positif. Positif artinya rasional, empiris, dan bisa diteliti dengan
hukum-hukum ilmiah seperti pada ilmu alam. Berada di tahap positif
artinya meninggalkan unsur teologis dan metafisis. Dengan demikiran
sejarah perkembangan sosiologi modern pada awal mula ditemukannya
adalah ilmu pengetahuan yang positif. Metodologinya mengikuti hukum-
hukum dalam ilmu alam oleh karena itu dinamakan fisika sosial.
Pada tahun 1876, intelektual Inggris Herbert Spencer menulis buku
pertama yang menggunakan istilah ’sosiologi’ di judulnya ”Principle of
Sociology”. Spencer adalah orang yang percaya pada teori evolusi Darwin.
Ia menerapkan hukum evolusi biologi pada sosiologi. Spencer
mengenalkan teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas
beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1883, intelektual Amerika Lester F.
Ward menulis buku berjudul ”Dynamic Sociology”. Buku tersebut
dianggap sebagai buku pertama tentang desain tindakan sosial yang harus
dilakukan masyarakat untuk menuju kemajuan. Berikutnya, pada 1895,
Email Durkheim menerangkan secara detail metodologi ilmiah sosiologi
dalam bukunya yang berjudul “The Rules Of Sociologi Mehod”
Sosiologi berkembang pesat di Eropa Barat pada abad 19.
Perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh Revolusi Politik dan

11
Revolusi Industri yang mengubah tatanan kehidupan sosial secara
dramatis. Minat kaum intelektual untuk mengetahui perubahan sosial
masyarakat saat itu menjadi poin penting dalam sejarah perkembangan
sosiologi. Salah satu tokoh berpengaruh dalam sosiologi adalah intelektual
Inggris Karl Marx. Marx tidak pernah mengklaim dirinya secara spesifik
sebagai sosiolog. Ia studi dampak politik ekonomi dari perubahan sosial di
Eropa. Teorinya tentang perjuangan kelas memengaruhi perkembangan
teori sosiologi bahkan sampai hari ini. Teori-teori Marx melahirkan aliran
Marxisme dalam sosiologi. Perubahan sosial, dengan demikian menjadi
faktor utama kelahiran sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern.

e. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad 20

Memasuki abad 20, terjadi ’migrasi tradisi ilmiah’ sosiologi dari Eropa
Barat ke Amerika Serikat. Sosiologi pada abad 20 berkembang pesat di
Amerika Serikat. Perlu diperhatikan pula konteks Amerika Serikat pada
abad awal 20. Saat itu, industrialisasi dan urbanisasi terjadi secara besar-
besaran di perkotaan di Amerika Serikat. Akibat dari industrialisasi ini
adalah perubahan sosial dengan ekskalasi yang besar. Masyarakat desa dan
kota terlihat mencolok perbedaannya. Kondisi demikian memantik kaum
intelektual Amerika untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang timbul
akibat perubahan sosial. Sosiologi menjadi salah satu studi ilmu sosial
yang paling diminati.
Sejarah perkembangan sosiologi di Amerika Serikat pada periode
sebelum perang dunia pertama sampai kisaran 1930an didominasi oleh
aliran Chicago school dengan tokoh utama Albion W. Small, yang
sekaligus menjadi inisiator jurnal sosiologi paling prestisius di dunia
sampai saat ini, American Journal of Sociology. Pada fase berikutnya
perkembangan Chicago school melahirkan tokoh besar pitrim Sorokin
yang banyak berkontribusi memperluas aspek metodologi sosiologi.
Sejumlah ahli sosiologi pasca ward muncuk Amerika Serikat, antara lain

12
W. I. Thomas, Robert E. Park, Charles Horton Cooley, George Herbert
Mead, Jane Addams, Cgarlotte Perkins Gilman, Anna Julia Cooper,
Marianne Webber, Beatrice Potter Webb, dan W. E. B. du Bois.

Perlu ditegaskan pula di sini, migrasi tradisi ilmiah sosiologi ke


Amerika Serikat tidak lantas membuat sejarah perkembangan sosiologi di
Eropa Barat berhenti. Intelektual Jerman Max Weber mengkritik metode
ilmiah sosiologi yang muncul pada abad 19. Weber berpendapat, metode
ilmu alam tidak relevan diterapkan pada ilmu sosial. Ilmu sosial
menjadikan manusia sebagai subjeknya, sehingga terkandung unsur
subjektivitas dalam ilmu sosial. Hal ini berbeda dengan ilmu alam yang
mengedepankan unsur objektivitas. Weber mengusulkan, alih-alih
menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian, sosiologi seharusnya
meneliti tindakan-tindakan sosial yang bersifat subjektif.
Secara kontras, unsur objektivitas sosiologi justru berkembang di
Amerika Serikat melalui karya tokoh besar Talcott Parsons. Pada 1937
Parsons menerbitkan buku ”The Structure of Social Action” yang secara
signifikan berpengaruh pada perkembangan teori sosiologi. Parsons
banyak dipengaruhi oleh Dukheim dan Weber, tanpa menaruh perhatian
sama sekali pada Marx. Interpretasinya terhadap masyarakat Amerika
Serikat mempengaruhi perkembangan teori sosiologi Amerika beberapa
tahun kemudian. Implikasinya, teori Marxisme terkekslusi dari legitimasi
ilmiah sosiologi Amerika. Parsons banyak mengelaborasikan teori
fungsionalisme struktural dalam menganalisis sistem sosial. Sosiologi
yang berkembang di Amerika pada periode Parsonian adalah sosiologi
makro.
Perdebatan antara objektivitas-subjektivitas, agensi-struktur, dan
mikro-makro dalam sosiologi berlangsung sejak abad 20 sampai hari ini.
Sejumlah aliran pemikiran ekstrem yang condong pada subjektivitas
mengkritik keras sosiologi pada awal berdirinya. Sosiologi positivistik
yang dicetus oleh Comte belakangan mulai ditinggalkan. Salah satu aliran

13
pemikiran paling keras yang mengkritik sosiologi Comte adalah The
Frankfurt School, yang terdiri dari intelektual kritis dari Jerman. The
Frankfurt School menapaki periode popularitasnya pada pertengahan abad
20. Kritik paling pedas yang dilontarkan adalah sosiologi positivistik tidak
berkontribusi apa-apa pada sejarah manusia karena mengabaikan aspek
transformatif dan emansipatoris yang seharusnya menjadi agenda
sosiologi. Ilmu sosial tidak bisa netral, melainkan harus berpihak cita-cita
transformasi sosial.

f. Sejarah Perkembangan Sosiologi Era Kontemporer


Menjelang abad 21, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern
mendapat serangan bertubi-tubi dari aliran-aliran sosiologi yang
menyandang label post-, seperti postmodernisme, poststrukturalisme,
postpositivisme, postkolonialisme, dan lain sebagainya. Memasuki abad
21, sejarah perkembangan sosiologi menuju variasi aliran pemikiran dan
disiplin yang semakin banyak. George Ritzer telah memformulasikan
sebelumnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
berparadigma multiple. Artinya, cara pandang sosiologi tidak tunggal
sehingga sosiologi secara historis adalah ilmu pengetahuan yang luas
cakupannya. Abad millenium menandai sosiologi sebagai ilmu yang
sangat cair dan luas. Objek kajian tidak sebatas pada perubahan struktur
sosial dalam konteks industrialisasi, urbanisasi, perdesaan dan perkotaan,
melainkan juga sampai pada aspek dinamika masyarakat yang sifatnya
kekinian. Seperti misalnya, sosiologi pada masyarakat informasi. Sosiologi
abad 21 adalah sosiologi kontemporer.
Indikasi semakin meluasnya ruang lingkup sosiologi bisa dilihat dari
berkembang biaknya subdisiplin yang menjadi cabang sosiologi. Beberapa
diantaranya yang bisa disebutkan adalah Sosiologi Digital, Sosiologi
Turisme, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Olah Raga,
Sosiologi Sastra, Sosiologi Hukum, Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Gender,
dan Sosiologi kontemporer lainnya. Kecenderungan lain yang bisa

14
diidentifikasi adalah semakin menjauhnya sosiologi dari tradisi
positivisme. Sejarah perkembangan sosiologi di era kontemporer
cenderung menolak relevansi hukum-hukum alam pada ilmu sosial. Saat
ini, fakultas-fakultas ilmu sosial di seluruh dunia mulai mengajarkan
sosiologi terlepas dari bapak pendirinya. Tak heran, tokoh-tokoh seperti
Michel Foucault, Pierre Bourdieu dan Slavoj Zizek lebih diminati
ketimbang Auguste Comte dan Emile Durkheim yang memang makin
usang.

2.2 Filosofi dasar dan Pembangunan Indutrialisasi

1. Filosofi Pengembangan Industri

Filosofi mendasar dari pembangunan negara adalah menciptakan


kemakmuran bagi rakyatnya. Di era globalisasi perdagangan dewasa ini, tidak
bisa tidak, kemakmuran suatu bangsa hanya dapat terwujud melalui pembangunan
industri, baik industri jasa maupun industri barang (manufaktur). Pembangunan
sektor manufaktur merupakan satu-satunya pilihan. Sektor inilah yang mampu

15
memberikan lapangan kerja besar dengan pengupahan yang lebih sistematis
dibandingkan sektor industri produk primer (pertanian) maupun industri jasa.
Idustrialisasi mempunyai pengaruh yang cukup besar pada perubahan tata
kehidupan masyarakat. Industrialisasi mengubah bentuk kesejahteraan
masyarakat, cara manusia dalam berinteraksi, cara berpikir hingga pola
pengelompokan dan penggolongan manusia di dalam masyarakat. Pada periode
awal industri mulai menjamur di benua Eropa, perubahan yang dihasilkan
sangatlah dahsyat. Kehadiran sistem produksi mendorong perubahan drastis pada
tatanan kehidupan masyarakat Eropa. Sektor industri bagi suatu negara
merupakan sektor yang menimbulkan perkembangan jauh lebih pesat untuk
pertumbuhan ekonomi. Analisis teoritis dan penyelidikan empiris telah
membuktikan bahwa kemajuan teknologi merupakan penentu utama dari lajunya
pertumbuhan ekonomi. Tanpa sektor industri, negara sedang berkembang akan
mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang telah dicapainya pada tahun-
tahun lalu. Oleh karena itu,sektor industri menjadi tumpuan harapan bagi
pembangunan.2
Pada masa kini, tidak ada satu masyarakat atau negara pun yang tidak
menggunakan industri sebagai mesin penggerak perubahan sosial ekonominya.
Negara-negara maju, seperti Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Amerika
Serikat, Kanada atau Jepang telah jauh lebih awal bahkan menjadi pelopor dari
industrialisasi. Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura merupakan pendatang baru
dalam industrialisasi yang tidak kalah pesat pertumbuhannya. Sementara itu,
ratusan negara sedang berkembang lain di Asia, Afrika, dan Amerika Latin juga
menempuh cara yang sama untuk mengubah kehidupan sosial ekonomi
masyarakatnya, tidak terkecuali Negara Indonesia .

2. Pengembangan Industrialisasi
Ketika industrialisasi menjadi sebuah fenomena sosial ekonomi yang
sangat meluas menggantikan ekonomi pertanian, wajah persoalan dari kehidupan
masyarakat juga berubah. Awal maraknya pertumbuhan industri sering kali
diikuti oleh munculnya berbagai masalah sosial yang sangat serius. Baik di

16
Eropa, Amerika Utara maupun negara-negara industri yang lebih lambat dalam
perkembangan industrialisasinya, awal pertumbuhan industri kerap menciptakan
masalah kesenjangan sosial ekonomi maupun konflik-konflik sosial yang lebih
kompleks.
Perubahan situasi dan permasalahan ini dapat ditemukan pada bagian inti
dari kegiatan ndustri itu sendiri, yakni di lingkungan kerja hingga kepada tatanan
masyarakat yang lebih luas dari sekadar dunia kerja. Lingkungan kerja di dalam
ranah (setting) industri sangat berbeda jauh dari lingkungan kerja di dalam ranah
pertanian atau organisasi-organisasi kerja yang tumbuh pada masyarakat
pertanian. Kapitalisme yang telah tumbuh sebelumnya selama berabad-abad
mengalami perubahan yang revolusioner pada abad XIX sebagai akibat dari mel
ekatnya teknologi industrial dan industrialisme ke dalam sistem kapitalisme.4
Organisasi kerja, munculnya berbagai status dan sosial baru, bentuk-
bentuk organisasi dan pola hubungan sosial yang baru melahirkan cara berpikir
baru dan permasalahan yang juga belum pernah terjadi sebelumnya. Dinamika
hubungan kerja industrial ini juga mempunyai hubungan timbal balik dengan
berbagai perubahan di luar lingkungan organisasi maupun institusi pekerjaannya.

17
2.3 Kebudayaan, Masyarakat, dan Industri
1. Masyarakat
Masyarakat menurut Soekanto (1990), diartikan sebagai manusia yang
hidup bersama, mereka sadar sebagai satu kesatuandan mereka merupakan suatu
sistem yang hidup bersama.6 Masyarakat desa mempunyai hubungan yang lebih
erat dari pada masyarakat kota. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar sistem kekeluargaan. Dalam masyarakat desa biasanya tertuju pada
keperluan kebutuhan yang bersifat primer seperti makanan, pakaian, dan rumah.
Menurut Nurdin dalam Setyawati (2002), masyarakat adalah segolongan
manusia yang saling berhubungan tetap atau agak tetap, yang diorganisir untuk
aktifiitas-aktifitas bersama dan terikat padanya.7 Masyarakat desa terdiri dari
individu dan keluarga- keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial yang
saling berhubungan antara satu sama lain baik diorganisir maupun tidak untuk
mencapai tujuan tertentu (kepentingan pribadi atau kelompok) jelas menunjukkan
masyarakat desa hidup berkelompok dimana secara normatif mereka diatur oleh
norma-norma, nilai-nilai dan kelembagaan yang bersifat tradisional, sehingga
dalam kehidupan sehari-harinya unsur kebersamaan, gotong royong yang bersifat
komunal dalam berbagai segi kehidupan masih banyak dikalangan mereka.

Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964), setiap masyarakat


selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Ada perubahan
yang menarik perhatian orang, ada yang pengaruhnya luas, ada yang
terjadi lambat, adapula yang terjadi cepat. 8
Perubahan-perubahan di masyarakat dapat berupa perubahan norma-
norma, pola-pola perilaku seseorang, organisasi, susunan dan stratifikasi
masyarakat, dan juga mengenai lembaga kemasyarakatan.
Sebab-sebab terjadinya perubahan itu sumbernya ada yang terletak
di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat
itu. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri misalnya
bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru,

18
pertentangan antara golongan, dan pemberontakan atau evolusi di dalam
tubuh masyarakat itu sendiri.
Apabila sebab-sebab perubahan itu bersumber dari masyarakat lain
maka perubahan-perubahan dalam masyarakat itu perlu juga diketahui
saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan itu, sehingga
perubahan itu pada akhirnya dikenal, diterima, diakui, dan digunakan oleh
khalayak ramai. Saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan
tersebut pada umumnya adalah lembaga kemasyarakatan dalam bidang
pendidikan, ekonomi, pemerintahan, agama, rekreasi dan sebagainya.

2. Kebudayaan dan Masyarakat


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski,
mengemukakan bahwa Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-
struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang sama antar
masyarakat, yang kemudian direalisasikan dalam kehidupan sehari dan
menjadi ciri khas daerah tersebut karena

19
masyarakat yang terkait telah menganggapnya sebagai bagian dari hidupnya serta
mematuhinya.
Masyarakat dan kebudayaan manusia di mana pun dan kapan pun
selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat
berjalan lambat dan dapat pula berjalan cepat. Perubahanperubahan
tersebut dapat disebabkan oleh lingkungan tempat di mana kehidupan
masyarakat tersebut berjalan atau karena
adanya kontak-kontak dengan kebudayaan dari luar. Kontak-kontak dengan
kebudayaan dari luar yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan dalam
kehidupan sebuah masyarakat biasanya telah terjadi karena adanya pengalaman
yang baru ataupun keyakinan dari masyarakat yang bersangkutan bahwa unsur
tertentu dari kebudayaan luar menguntungkan mereka.

3. Kebudayaan Masyarakat Industri

Industri memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap


dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja. Dengan
berkembangnya aspek ekonomi yaitu industrialisasi jelas akan membawa
perubahan dalam dalam kehidupan masyarakat walaupun secara perlahan.
Masyarakat secara bertahap menerima adanya zaman baru, yaitu modernisasi.
Mereka mulai belajar menerima budaya yang ditularkan negara luar karena
adanya kerjasama satu sama lain dan hal itu tidak bisa dihindarkan. Mereka harus
bisa menyesuaikan diri, namun hal itu tidak lantas mengharuskan masyarakat
meninggalkan budaya sendiri.
Menurut Nurcholish Madjid, (1999), untuk menjadi industrial, masyarakat
harus disiapkan untuk menerima nilai-nilai yang bakal menunjang proses
industrialisasi, dikehendaki ataupun tidak pasti melahirkan tata nilai yang
kebanyakan tidak dikenal oleh suatu masyarakat pedesaan.12

Secara ekonomis kini masyarakat industrialis semakin bertambah


kaya, baik secar kuantitas maupun kualitas. Namun kondisi yang membaik
ini menurut Mercuse adalah keadaan yang terlihat hanya dari kulit luarnya

20
saja. Sesuatu yang menipu karena pada kenyataanya peningkatan kualitas
dan kuantitas kesejahteraan
manusia hanya dirasakan secara lahiriah saja. Manusia pada masyarakat industri
adalah manusia yang tidah utuh nilai-nilai kemanusiaannya. Mereka terjebak
dalam budaya konsumeristik hedonisme yang dipacu oleh faktor-faktor produksi.
Kemajuan dibidang material justru berbading terbalik dengan
merosotnya nilai-nilai moral, kebudayaan dan agama. Kemajuan teknologi
dengan sokongan kapitalilsme hadir untuk membantu manusia mengisi
kekosongan dalam kehidupan pribadi manusia.
4. Munculnya Masyarakat Industri
Munculnya masyarakat Industri mengacu pada terjadinya Revolusi
Industri, yang umumnya dikaitkan dengan penemuan mesin uap.
Namun sesungguhnya, pemicu penting menuju era industri tersebut
dimulai dengan penemuan di bidang komunikasi, yakni publikasi Bible
yang diproduksi dengan mesin cetak pengembangan dari Johannes
Guttenberg (1455). Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada
perubahan yang terjadi pada diri manusia.
Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang
tersedia semakin menipis dan lahan kerja yang tidak memadai,
keterbatasan lahan perkotaan untuk migrasi, pemerataan pembangunan dan
penghematan biya produksi menyebabkan unculnya keinginan untuk
menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf hidup menjadi
lebih baik dengan mengubah pola hidupnya. Perubahan paling sederhana
yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi
kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak pada
beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai
pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara
berpikir. Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tersebut dimungkinkan
karena kebudayaan merupakan produk dari masyarakat. Pengaruh yang
nantinya akan membuat perubahan umumnya terjadi karena adanya

21
tuntutan situasi sekitar yang berkembang. Sehingga, masyarakat yang
awalnya masyarakat pertanian lambat laun berubah menjadi masyarakat
industri.
5. Ciri-ciri dan Perilaku Masyarakat Industri
Secara Umum masyarakat Industri, memiliki, beberapa ciri diantaranya:
a. Meluasnya produksi massa barang-barang industri dengan menggunakan mesin,
yang terpusat di kota-kota besar
b. Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota (urbanisasi)
c. Peralihan dari pekerjaan sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.
d. Jumlah penduduk kota yang melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan
yang lebih komplek
e. Munculnya surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk mengiklankan
produk-produk baru industri. Media massa mempunyai peranan penting dalam
masyarakat industri.

22
2.4 Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan
Budaya

1. Keberadaan Industri
Pembangunan industri merupakan salah satu upaya manusia dalam
meningkatkan kualitas hidup, salah satu tujuan dari pembangunan industri
diantaranya untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan
pembangunan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Alfian (Syaifullah, 2009), memberikan uraian mengenai berbagai


ekses atau dampak industrialisasi yang terjadi dalam masyarakat
diantaranya:
a. Ditinjau dari sudut ekonomi, keberhasilan tentunya akan menyebabkan
perubahan yang amat berarti dalam struktur perekonomian masyarakat.
b. Dalam bidang sosial, diperkirakan industrialisasi akan menyebabkan terjadi
struktur sosial dimana sebagian besar dari anggota masyarakat akan
menggantungkan mata pencaharian-nya pada sektor industri.
c. Dari segi budaya, industrialisasi diperkirakan akan menimbulkan
perubahan nilai-nilai dan pola gaya hidup (life style pattern) masyarakat
yang amat berarti pula.
Selain dampak yang diuraikan di atas, salah satu dampak positif
dari keberadaan industri diantaranya penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat sedangkan dampak negatifnya seperti
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri. Dampak positif
dan negative dari keberadaan industri akan menimbulkan perubahan bagi
masyarakat baik kondisi social ekonomi maupun kondisi budaya. dampak
dari keberadaan industri tersebut dapat menimbulkan perubahan pas
masyarakat baik kondisi sosial ekonomi maupun kondisi budaya
masyarakat sekitar kawasan industri tersebut.

23
2. Pengaruh Industri
Keberadaan industri di suatu daerah dalam skala industri besar
maupun skala industri kecil akan memberi pengaruh dan membawa
perubahan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat sekitarnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh (Singgih, 1991), bahwa dengan
dibukanya lapangan pekerjaan pada suatu industri yang besar sifatnya
mengakibatkan terbentuknya kesempatan baru, baik yang langsung
diakibatkan oleh industri, misalnya terbukanya kesempatan kerja baru,
yang akan dipekerjakan sebagai karyawan di unit usaha baru tersebut, dan
akibat lain yang bersifat langsung misalnya, kesempatan dalam usaha-
usaha ekonomi bebas, usaha-usaha ekonomi bebas adalah merupakan
usaha yang langsung memenuhi kebutuhan industri.
Adapun, keberadaan industri di suatu wilayah akan mempengaruhi
masyarakat, sebagaimana menurut (Parker dkk, 1992), bahwa: “pengaruh
industri terhadap masyarakat bisa berupa nilai-nilai, pengaruh fisik
terhadap masyarakat dan usaha industrial interset group untuk
mempengaruhi masyarakat”.
Untuk itu, menurut (Idris, 2011), yang menyatakan bahwa dalam
kaitan perubahan sosial budaya dan ekonomi, pendidikan sebagai bagian
dari sosial budaya turut berpengaruh pada perubahan sosial budaya dan
ekonomi masyarakat. Keberadaan industri di tengah masyarakat selain
akan meningkatkan pola pikir masyarakatnya juga akan mendukung bagi
peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di daerah tersebut.

3. Perubahan sosial
Perubahan sosial dirasakan sebagai suatu kenyataan, yang dibuktikan
dengan adanya gejala-gejala yang sering terjadi. Hal ini mempunyai
pengaruh dan akibat bersama dalam masyarakat. Oleh karena inti dari

24
perubahan sosial menyangkut tentang aspek-aspek sosio-demografis dari
masyarakat dan aspek struktural dari
organisasi sosial. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran
atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir yang
lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan
yang lebih bermartabat.
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan
perubahanperubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat
diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu
masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan
keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang
terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya
akan mengalami perubahan-perubahan.Tetapi perubahan yang terjadi
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu
sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahanperubahan yang tidak
menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat
adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun
terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya
lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Pengertian perubahan sosial mengacu pada adanya perubahan-
perubahan dalam berbagai pola tindakan dan dalam pranata-pranata sosial
yang menjadi acuan bagi pemenuhan-pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
yang dianggap penting dalam
kehidupan masyarakat tersebut.
Dengan demikian perubahan sosial adalah proses, meliputi bentuk
keseluruhan dari aspek kehidupan masyarakat. Perubahan sosial yang
terjadi di Indonesia, pada umumnya merupakan proses yang terkendali

25
oleh pola perencanaan yang disebut „pembangunan‟ Begitupun halnya
dengan pembangunan
masyarakat, sebagai bagian dari bentuk pembangunan, perubahan sosial yang
terjadi pada pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan
dan kehidupan setiap orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk
membangun masyarakat karena setiap satuan masyarakat memiliki community
power.
Pengertian perubahan sosial yang direncanakan dan diarahkan
adalah suatu usaha yang direncanakan untuk memodifikasi sikap dan
tingkah laku individu atau kelompok yang dijadikan sasaran perubahan,
yang dilakukan oleh agen perubahan
dengan cara memperkenalkan ide-ide baru atau mengadakan inovasi ke dalam
sistem sosial untuk mencapai tujuan seperti yang direncanakan oleh para agen
tersebut atau organisasinya (pemerintah, LSM, dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat). Birokrasi merupakan agen perubahan sosial. Birokrasimeliputi
birokrasi publik (yang beraktivitas dalam struktur pemerintahan) dan birokrasi
privat (yang beraktivitas dalam kehidupan organisasi swasta).

4. Dampak perubahan sosial akibat Industrialisasi


Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya
jumlah pengangguran terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini
terus meningkat. Selain itu masalah yang dihadapi Indonesia adalah
pendapatan perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya seperti Thailand
dan Malaysia. Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan sektor yang potensial.
Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor industri. Pembangunan
sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam
menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap
kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan
industri

26
terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri.
Dampak pembangunan industri terhadap aspek sosial ekonomi
meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor
industri dan perdagangan, dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja
yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat
pendatang. Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain
berkurangnya kekuatan mengikat nilai dan
norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma budaya baru yang
dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran. Dampak pembangunan industri
terhadap linkungan dapat memberi pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup
masyarakat.
Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung
dan tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan
pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya
mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan
jasa/perdagangan. Pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut juga ada
yang positif dan negatif. Selain itu spesialisasi dapat meningkatkan
perdagangan karena spesialisasi akan mengakibatkan surplus di suatu
wilayah sehingga surplus tersebut diekspor ke wilayah lain yang kemudian
akan menciptakan perdagangan antar wilayah. Dampak perubahan sosial akibat
industrialisasi:
a. Dampak Positif
Dampak positif, perkembangan tingkat pertumbuhan pendapatan
masyarakat pedesaan yang terkait dengan pola perubahan mata
pencaharian, pola pikir msyarakat mulai mengenal ilmu pengetahuan dan
teknologi dari pergaulan ata interaksi dengan dunia luar.
Pengaruh positifnya adalah menciptakan keanekaragaman kehidupan
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah munculnya
kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena adanya persaingan
dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya adalah

27
berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya
memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat
pendidikan yang rendah menjadi tersingkir.
Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi
perubahan-perubahan di berbagai aspek social ekonomi masyarakat,
perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan
jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah
sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian
menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif
pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat
akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan
meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.

1. Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan


Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap matapencaharian
penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat
bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi dalam
beberapa mata pencaharian tertentu
saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan
berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.
Sector pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha
berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di
rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga
mudah untuk di jangkau.

 Ketersediaan Sarana dan Prasarana


Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya
industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum

28
berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke
pasar untuk membeli kebutuhan
sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat
dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran
biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana
yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya
sekolah-
sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan
sarana olahraga.
Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi
perubahan-perubahan di berbagai aspek social ekonomi masyarakat,
perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan
jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah
sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian
menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif
pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat
akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan
meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.
 Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan
Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata
pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian besar
masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi
dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu
bara dan sebagainya. Dengan
dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha
yang lebih luas. Sector pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
adalah usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-

29
warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih
ekonomis juga mudah untuk di jangkau.
 Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya
industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum
berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke
pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil
pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan
berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik
yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran
biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana
yang tersedia lebih.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif, adanya pencemaran lingkungan,meningkatnya
kecemburuan sosial, munculnya kesenjangan masyarakat desa-kota, serta
perilaku ekonomi masyarakat lebih konsumtif.
Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang
berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang
berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih,
polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan
dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi konflik akibat
adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan
masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan
khususnya di sektor industri.
 Pencemaran Linkungan
Pendapat lain mengenai dampak negatif dari pembanguna industri yaitu
terjadinya pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi

30
tanah dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua
makhluk bumi.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh polusi air yaitu
sungai-sungai kecil yang ada saat ini sudah terkontaminasi zat-zat kimia
yang berasal dari pembuangan limbah indutri, polusi udara menyebabkan
udara berbau tidak sedap yang mengganggu pernafasan. Selain itu dampak
negatif yang terjadi dilihat dari aspek sosial budaya antara lain terjadinya
tekanan budaya oleh kaum pendatang terhadap penduduk setempat dan
pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat.
Dalam perkembangannya industri di suatu wilayah tidak semuanya
menonjol. Ada yang lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Untuk itu,
suatu wilayah harus lebih peka dalam menganalisis industri kecil apa yang
seharusnya dikembangkan. Dampak negatif terhadap pencemaran
lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang
membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah
dilakukan baik oleh pihak perusahaan sendiri maupun Pemerintah Daerah
untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas industri.
 Pencemaran Air Bersih
Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau
memperkecil terjadinya resiko pencemaran linkungan memang tidak
sepenuhnya menjamin untuk tidak adanya masalah pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk
yang terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan.
Kapasitas limbah yang cukup banyak sementara kualitas dan kapasitas
penampung limbah kurang memadai akibatnya limbahmenyerap dalam
tanah sampai ke air sumur masyarakat.
 Polusi Kebisingan Suara
Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran
juga terjadi akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi
yang melebihi batas. Salah satu cara menguranginya adalah dengan

31
melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan intensitas
bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik.
 Polusi Udara
Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara,
dimanapolusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik
yang pembuangan limbah asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama
perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan
pembakaran. Selainpolusi udara dihasilkan dari kegiatan industri, polusi
udara juga terjadi akibat banyaknya truk-truk perusahaan yang
berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk mengangkut hasil produksi
perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak dan menimbulkan
debu-debu tebal di jalan.
 Potensi Konflik
Perkembangan jumlah industri yang cukup pesat secara langsung
memberikan peluang kesempatan kerja yang lebih luas, hal ini yang
kemudian menarik pendatang untuk berusaha mendapatkan pekerjaan di
sektor industri. Seiring perkembangan industri jumlah pndatang yang
berada di wilayah-wilayah ndustri terus bertambah. Masalah sosial mulai
muncul ketiks penduduk asli kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor
industri sehingga terjadi tuntutan-tuntutan warga asli agar bisa
mendapatkan pekerjaan.

32
E. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sosiologi industri merupakan salah satu bentuk konsep yang


penting di dalam Sosiologi. Sosiologi Industri mengkaji tentang dunia
industri dan pola – pola ekonomi dan juga struktur industri yang akan
membentuk masyarakat yang cerdas dalam perekonomian maupun
perindustrian seperti saat ini, serta memberikan identitas sosial pada
seseorang dan gaya hidup serta membentuk bagaimana masyarakat yang
berada disekitar kita (S.R Parker, 1992:1). Dalam ilmu Sosiologi Industri
lebih menekankan bagaimana kita dalam menghadapi dunia industri
dengan mengenal lebh dalam pola konomi maupun struktur di dunia
industri itu sendiri. Selain itu fokus utama pada sosiologi industri juga
lebih menekankan pada struktur ekonomi dan industrinya.

Sosiologi industri yang disebut juga sebagai sosiologi organisasi,


membahas sikap dan ideologi setiap pimpinan pada suatu tingkat dalam struktur
organisasi dan juga membahas apa saja yang dilakukan individu di dalam
organisasi. Adanya suatu keterkaitan antara perpindahan kerja dengan kebiasaan
didalam bekerja yang dialami oleh orang-orang, yang merupakan suatu landasan
utama, baik bagi konflik maupun konsensus dalam suatu organisasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Perkembangan Sosiologi https://sosiologis.com/sejarah-perkembangan-


sosiologi. 8 November 2017. Diakses pada 15 Juni 2022

Ridwan,Saebani Ahmad.2018. Sosiologi Industri. Bandung: Pustaka Setia


Bandung.

34

Anda mungkin juga menyukai