Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SISTEM PENAMBANGAN

ROOM AND PILLAR DAN STOP AND PILLAR


 

KELOMPOK 2
 Freti Fiona Wulandari 4521046094
 Fahriadi Kusuma Putra/4521046095
 Muh.Khaerul Azuan/4521046096
 Ridzwan jamari / 4521046098
 Arvian Gimel Jaba/4521046099
 Ariesky Sarmanto/4521046100
 Lucky Bryan Tandilolok/4521046101
 Aldi Palimbong/4521046103
 Muhammad Humam Tsaqib Muwaffaq/ 4521046104
 Muh fudlailil hijr al awwalin / 4521046105
 Alfonsus Praskalis/4521046106
 Yedhija Ramba / 4521046107
 Saprianus Rivaldo Petrus Dare/4521046108
 Istepen Sambira/ 4521046109
 Angelina Longa Nabas/4521046111
 Mahrvin Gahlaxzi /4521046112
 Gloria Janella Octovina Yensenem /4521046113
 Ian Fauzih/ 4521046114
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Room and Pillar Method

     Room and pillar method merupakan salah satu metode penambangan


bawah tanah (underground mine) yang memanfaatkan cadangan yang tidak
diekstrasi sebagai penyangga atau disebut sebagai pillar. Metode ini cocok
digunakan pada lapisan cadangan yang memiliki ketebalan lebih dalam. Untuk
lapisan cadangan bahan galian yang lebih tipis, metode longwalllebih cocok untuk
diterapkan.
            Pada metode room and pillar, ekstrasi cadangan akan efisien jika cadangan
yang dijadikan sebagai pilar atau penyangga turut pula diekstrasi dengan cara
penambangan mundur (retreat mine) sehingga recovery cadangan lebih banyak
lagi presentasinya dibandingkan jumlah seluruh cadangan yang terdapat pada
lokasi tersebut. 
Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang
hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara
berurutan terhadap pilar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam,
apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum
blok penambangan.
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya
dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai
penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous
miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr.
Metode ini paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara yang
ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di
tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan
di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada
operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan
oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian
sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang
cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter.

1.2 Penerapan
Room and pillar method lebih tepat digunakan pada material bahan galian
sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang
cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan tertentu. Contoh bahan galian yang
relatif lebih cocok menggunakan room and pillar method seperti gypsum, kapur,
batubara, dan bahan-bahan galian lainnya yang memungkinkan dan memenuhi
syarat ditambang menggunakan room and pillar method. 
Syarat umum penerapan metode Room and Pillar ;
1. Endapan cukup tebal 3-6 m.
2. Joint / cleat tidak banyak, sehingga tidak mudah runtuh.
3. Tidak banyak disisipi tanah liat (clay bonds)
4. Kekuatan cadangan yang di tambang : lemah sampai moderat
5. Kekuatan batuan sekitar : moderat sampai kuat
6. Bentuk cadangan : rata (tabular)
7. Kemiringan cadangan : 0-15 derajat.
8. Ukuran endapan : penyebaran luas, tebal 1- 4,50 m.
9. Kadar cadangan : moderat
10.Kedalaman: dangkal sampai moderat ( untuk batu bara kurang dari 600
m).

1.3 Karakteristik Metode Room And Pillar


Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain :
1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi
swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil

1.4 Klasifikasi Metode Room and Pillar


Ada beberapa klasifikasi dari metode Room and pillar yang umum, yaitu :
1. Classic Room and Pillar Method
Metode ini  merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian
maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dan
dengan ketebalan yang memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permukaan
kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara,
sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan
batubara.
Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery sedikit,
hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.
2. Post Room and Pillar Method
Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20°-55°, metode yang digunakan
umumnya ialah post room and pillar method. Efektivitas pengambilan
cadangan bisa lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan
mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya
bahan galian yang ditambang semakin kecil.
Kelebihan metode post room and pillar adalah recovery lebih besar disebabkan
pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan
sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin
kecil.
Sedangkan kerugian metode post room and pillar adalah kemungkinan
terjadinya subsiden lebih besar bila tidak diikuti dengan penambahan
penyangga buatan
3. Step Room and Pillar Method
Metode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangn dengan inkliasi
15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2-5 meter. Step room and
pillarmerupakan metode yang digunakan dirancang untuk memudahkan
peralatan beropersi didalam cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang
akan tetapi terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.
Kelebihan metode step room and pillar adalah pengangkutan di dalam
permuka kerja hampir tidak memerlukan tenaga penggerak karena dapat
berjalan sendiri, misalnya melalui jalan penghubung. Kerugian metode step
room and pillar adalah memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk
membawa masuk peralatan, sehingga volume produksi tergantung dari
banyaknya alat mekanis yang tersedia.
1.5 Peralatan Tambang Room And Pillar Method
Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain :
1. Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebut continuous
miner. Contohnya alat pemotong lapisan batubara antara lain; shearer dan
plow (plough).
2. Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalah Load Haul Dump
(LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan sebagainya.

3. Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor, chain


conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-lain.

1.6 Keuntungan Penambangan Dengan Room And Pillar Method


Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pilar :
1. Produktivitas cukup tinggi : 14 ton clean coal atau 30-80 raw coal/man-shift.
2. Biaya penambangan: moderat ( relative coast : 30%).
3. Recovery : cukup sampai ( dengan ekstraksi pilar : 70-90% ).
4. Dilusi rendah sampai tinggi ( 0-40% ).
5. Cocok untuk mekanisasi penuh.
6. Operasinya terpusat.
7. Cocok untuk berbagai variasi kondisi batuan atap.
8. Ventilasi bagus karena banyak lubang bukaan.

1.7 Kerugian Penambangan Dengan Room And Pillar Method


1. Ekstraksi pilar dapat mengakibatkan runtuhan dan penurunan permukaan .
2. Tata letaknya tidak fleksibel.
3. Jika tanpa ekstraksi pilar, recovery-nya rendah ( 40 – 60%)
4. Makin jauh dari permukaan, beban penyangga ( pilar) semakin besar.
5. Mekanisasi memerlukan investasi modal yang besar.
6. Diperlukan persiapan yang lama karena banyak lubang bukaan yang harus
dibuat sebelum dapat berproduksi.
7. Berpotensi terhadap timbulnya bahaya kesehatan dan kecelakaan bawah
tanah terutama pada tambang batu bara.

2.1 Stope and Pillar Method

Stope and pillar adalah metode yang digunakan dalam tambang non
batubara dimana lebih tebal, badan bijih yang lebih tidak teratur, pilar-
pilar ditempatkan secara acak dan terletak pada bijih berkadar rendah
sehingga bijih bermutu tinggi dapat diekstraksi. Stope adalah suatu tempat
atau ruangan pada tambang bawah tanah dimana endapan bijih sedang
ditambang tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama development.

Pada metode ini, pembongkaran bijih dilakukan secara maju


(adνancing) terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang
dari 3 m, dimana kondisi ini tidak memungkinkan dilakukan dari atas ke
bawah. Penyangga atap (roof) pada stope and pillar biasanya dibuat secara
permanen atau semi permanen (pillar) yang terdiri dari bijih itu sendiri.
Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang
metode ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. Pillar yang
dibuat kadang-kadang diperkuat dengan semen sekelilingnya
Gambar 2.1 metode stope and pillar Sumber:

https://www.medellin.unal.edu.co/~rrodriguez/geologia/anatomy-of-a-mine/Anatomy%20of%20a%20Mine
%20--%20Production.htm

Metode stope and pillar sangat mirip dengan penambangan room


and pillar. Metode stope and pillar adalah yang paling banyak
digunakan dari semua prosedur penambangan hard rock bawah tanah.
Stope and pillar mining adalah metode yang tidak didukung di mana
bukaan didorong secara horizontal dalam pola teratur atau acak untuk
membentuk pilar untuk penyangga tanah. Ini adalah salah satu
metode penambangan skala besar menyumbang sekitar 50% dari
produksi noncoal bawah tanah AS (Hartman, 1991).
Metode ini stope and pillar berbeda dengan room and pillar dalam
beberapa hal seperti berikut ini:
• Metode ini digunakan untuk menambang endapan selain
batubara, membutuhkan penyangga alami dalam bentuk pilar.
• Pilar tidak sistematis dan tersusun acak dan mungkin tidak
memiliki dimensi yang sama.
• Memakai sistem advance (maju), sedangkan dalam
penambangan room and pillar digunakan sistem (maju atau
mundur) atau kombinasi keduanya.
• Endapan yang tebal dapat ditambang
dengan membuat jenjang. (Hartman, 1991)

Ada beberapa alasan mengapa jumlah pengembangan dalam


penambangan stope and pillar lebih sedikit daripada room and pillar.


Pertama, undang-undang ketat yang mewajibkan banyak bukaan
tidak berlaku untuk penambangan batuan keras kecuali jika
terdapat gas strata.

Kedua, bukaan pembangunan harus sering didorong melalui
batuan tandus, meningkatkan biaya pembangunan dan keinginan
untuk menghindari bukaan yang tidak perlu. Akibatnya, lebih
sedikit pembukaan pengembangan yang didorong dan meniru
kemajuan adalah hal yang umum dan hemat biaya.

Hartman, (1991) mengungkapkan bahwa hampir semua tambang stope-


and-pillar menggunakan praktik penambangan konvensional, dengan siklus
produksi yang meliputi:

Siklus produksi = drill + blast + load+ haul

Peralatan produksi yang digunakan dalam operasi stope and pillar sangat
banyak digunakan untuk penambangan noncoal. Umumnya mengarah
pada peralatan yang lebih besar dan otomatis yang didukung oleh mesin
diesel. Siklus Operasi terdiri dari:


Drilling: Hydraullic atau pneumatic dnl jumbo lebih sering

digunakan; rotary drill rigs dapat digunakan pada batuan yang


lebih lunak.


Blasting: Amonium nitrat dan bahan bakar minyak (ANFO), gel,

atau emulsi: pengisian dengan tangan atau dengan pemuat


pneumatik, penembakan dengan sekering listrik, nonelektrik, atau
peledakan.

Secondary blasting : Bor dan ledakan, palu tumbukan, drop ball.


Loading: load-haul-dump machine (LHD) dan front-end loader

sangat umum; shovel, overhead mucker, dan slusher kadang-


kadang digunakan.

Haulage: Truck, LHD, belt conveyor, shuttle car

Pertambangan stope dan pilar memiliki banyak kegunaan dalam


eksploitasi deposit mineral logam dan non logam. Metode ini adalah
metode noncoal bawah tanah yang paling populer di Amerika Serikat.
Telah digunakan secara luas di tambang batu kapur di Pennsylvania,
marmer di Georgsa, tembaga di Michigan, tambang seng di Tennessee,
timbal di Missouri, serpih minyak di Colorado, uranium di Utah dan
Kanada, dan besi di Prancis (Hartman, 1991).
Pilihan bukaan akses utama untuk penambangan stope and
pillar, metode yang dibatasi pada kedalaman sedang yang relatif dangkal,
serupa untuk tambang room and pillar. Jika kedalamannya relatif dangkal,
belt konveyor dapat direncanakan dan bukaan utama mungkin berupa
lereng. Untuk kedalaman yang lebih dalam. sebuah hosst dapat
digunakan dan bukaan utama kemungkinan besar adalah poros vertikal.
Penggunaan peralatan bertenaga diesel mungkin memerlukan penggunaan
ramp sebagai gantinya. Bukaan tambahan yang terkait dengan kemiringan
belt atau ramp dapat berupa poros vertikal dalam banyak kasus (Hartman,
1991)Bergantung pada geometri dan sikap tubuh bijih. bukaan sekunder
dibangun pada tingkat yang menghubungkan poros dengan bukaan
produksi. Jika disyaratkan ole peraturan atau

Anda mungkin juga menyukai