Ada berbagai macam cara penambangan. ada tambang terbuka, ada tambang
bawah tanah, dan ada tambang bawah air. tambang terbuka adalah tambang
yang berhubungan langsung dengan udara bebas. sedangkan Tambang bawah
tanah adalah, tambang dimana kegiatan penambangnya tidak langsung
berkaitan dengan alam terbuka, atau udara bebas.
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:
Open Stope Methodes
Supported Stope Methodes
Caving Methodes
Coal Mining Methodes
Berdasarkan pembagian metode penambangan di atas, dapat kita ketahui bahwa
penambangan metode penambangan batubara dipisahkan dari metode-metode
yang lain.
Hal ini dikarenakan :
Batubara berupa lapisan sedimen.
Penyusunnya berupa Karbon, dan banyak mengandung Methane (gas beracun).
Selanjutnya, metode tambang bawah tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Open Stope Methodes
Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri :
Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.
Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional.
Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:
Endapan bijih dan batuan induk relative keras, sehingga tidak mudah runtuh.
Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
Ukuran bijih tidak terlalu besar.
Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.
Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.
Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan menjadi:
Gophering Coyoting
Glory Hole Methode
Shrinkage Stoping
Sublevel Stoping
Berdasarkan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gophering Coyoting
Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:
Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
Cara pengerjaannya tidak sistematis.
Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti arah
endapan.
Hampir setiap pembukaan di surfing ace disebut oleh penulis lokal dan
penggemar pertambangan sebagai "kemuliaan holing" (gbr. 21).
Sebenarnya
operasi
semacam
ini
jarang,
karena
melibatkan
dan
pertambangan
adalah
metode
konvensional, lapisan
batubara
terus
menerus.
Pertambangan
tertua.
Dalam
pertambangan
batubara
dari
muka
pertambangan,
menghindarkan
Sublevel Stoping
Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat
level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syaratsyaratnya sebagai berikut:
Ketebalan cebakan antara 1 20 m.
Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak ketika
dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau
pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan
batuan induk.
Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
Setelah lebih dari 30 tahun terbuka pit pertambangan, Rana Gruber AS mulai
penambangan bawah tanah dengan menggunakan metode stoping terbuka
sublevel di Tambang Kvannevann pada tahun 2000 . Pertambangan telah terus
ditingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi batuan yang
sulit di daerah dan untuk mengurangi biaya operasi . Kombinasi bijih besi kelas
rendah ( dengan rata-rata 33 % Fe ) dan rock mekanik tantangan yang signifikan
( tegangan horisontal besar) telah membuat pertambangan di Tambang
Kvannevann luar biasa.
Berkat dari tahun terakhir meningkatkan produksi karena permintaan untuk bijih
PENYANGGA BUATAN
Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang
bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga
Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun
baut batuan.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
Shrinkage Stoping
Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:
Cocok untuk batuan kuat.
Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.
Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
Endapan bijih harus homogen atau uniform.
Penambangan tidak selektif.
Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan
metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam
tambang.
Shrink and Fill Stoping
Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana
level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam levellevel tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai
menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material
lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini
relative horizontal.
Cut and Fill Stoping
Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk
membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope,
maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini
yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping
antara lain:
Endapan bijih tebalnya antara 1 6 m.
Arah endapan relative mendatar tapi cukup tebal.
Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45 o. Dan untuk
endapan yang bukan vein kurang dari 45o
Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.
Square Set Stoping
Pada dasarnya, system penambangan ini dengan cara membuat penyangga
yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi).
Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu
maupun besi.
Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:
Ongkos penyangganya sangat mahal.
Kemiringan endapan lebih dari 45o
Ketebalan bijih minimal 3,5 m.
Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.
Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan bijih dan batuan
induknya.
Stull Stoping
System penambangan ini meruapkan system penambangan yang memasang
penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada
system penambangan ini penyangganya menggunakan kayu.
Ciri-ciri system penambangan ini antara lain:
Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan induk mudah
pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
Kemiringan endapan bijih tidka terlalu berpengengaruh.
Ketebalan endapan bijih antara 1 5 m.
Bijih harus bernilai tinggi.
Recovery harus tinggi. Dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang
dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.
* Raise adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuk
pekerja dan juga mengeluarkan endapan bijih.
* Level adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.