Anda di halaman 1dari 32

XI.

METODE LOMBONG BERPENYANGGA

- Metode cut and fill stoping


- Stull stoping
- Square set stoping
Methods With Filling

Metode penambangan yang menggunakan teknik pengisian


meliputi :

shrinkage stoping,
cut-and-fill mining,
square-set mining, dan
longwall mining.
Cut-and-Fill Mining.

Seperti diilustrasikan dalam


gambar di samping, cut-and-fill
mining menggali bijih dalam
potongan horisontal, mulai pada
dasar stope dan maju ke arah
atas. Broken ore dimuatkan dan
diambil semua dari stope. Ketika
satu lapis /potongan seluruhnya
telah digali, volume yang tergali
diisi dengan material waste yang
menyangga dinding dan
menyediakan tempat bekerja
untuk melakukan penggalian
potongan selajutnya.
Material pengisi dapat berupa waste rock, yang seperti hasil dari kerja persiapan
dalam tambang; waste rock didistribusi secara mekanis mengisi area stope. Cut-
and-fill mining modern melakukan pengisian menggunakan metoda hidraulik.
Material pengisi terdiri dari tailing butir harus hasil mill, dicampur dengan air dan
ditransport ke dalam tambang untuk didistribusikan melalui pipa. Ketika airnya
telah terdrainase, dihasilkan competent fill dengan permukaan halus. Beberapa
kejadian, material dicampur dengan semen untuk menghasilkan permukaan lebih
keras dan lebih kuat dan memperbaiki karakteristik penyangga.
Applications. Cut and fill mining dapat diterapkan pada badan bijih yang
kuat dan mempunyai kemiringan tegak. Dibanding dengan sublevel stoping
dan shrinkage stoping yang diterapkan pada kondisi badan bijih yang
sama, metoda cut and fill mempunyai keuntungan selektif mining. Metoda
cut and fill dapat menyesuaikan terhadap badan bijih yang tidak teratur dan
tidak menerus, penggalian bijih kadar tinggi dan meninggalkan material
kadar rendah disamping material pengisi.
Development. Pekerjaan persiapan yang dibutuhkan untuk cut and fill
mining adalah sebagai berikut :
1.Transport drift harus dibuat di sepanjang badan bijih pada level utama.
2.Short raise dan manway ke suatu undercut harus di sediakan.
3.Area stope harus di undercut, biasanya 5 sampai 10 m (15 – 30 ft) di
atas haulage drift.
4.Raise untuk ventilasi dan pengangkutan material pengisi harus
disediakan ke level di atas.
Production.

Seperti terlihat pada gambar di


samping dua sistem yang berbeda
dapat digunakan untuk pengeboran
dan peledakan.

Metode yang biasa dilakukan adalah


membor lubang vertikal atau miring
ke arah atas menembus atap,
kemudian membongkar arah ke
bawah dari bijih dalam suatu
pendekatan seperti penjenjangan
yang terbalik. Bagian yang besar dari
atap dapat dibor tanpa celah, dan
bagian yang besar pula dapat
diledakkan. Simple lightweight wagon
drill tersedia untuk pengeboran atap.
Sebagai alternatif terhadap overhead
drilling, lubang-lubang horisontal
dapat dibor, dan bijih dapat
diledakkan dengan breast technique.
Stope diisi sepenuh mungkin dengan
pengisian hidraulik, dan hanya
rongga sempit yang tertinggal antara
atap sebelumnya dan permukaan dari
isian. Pengeboran dapat diselesaikan
dengan regular drifting jumbos.
Ukuran sekali peledakan terbatas
sesuai dengan apa yang dapat di bor
dari muka kerja, dan ini pasti lebih
kecil hasilnya dibanding lubang
vertikal. Hasil sekali peledakan
dengan menggunakan peralatan
modern hanya sedikit berpengaruh
pada efisiensi stoping.
Pengeboran muka kerja
memberikan beberapa
keuntungan daripada pengeboran
vertikal. Pertama, lubang
horisontal, dan atap dapat
diledakkan untuk mendapatkan
permukaan yang lebih rata.
Setelah pengambilan bijih, tinggi
ruang sesuai awalnya hanya 4 m
(14 ft) membuat atap mudah
dikontrol. Pengeboran muka kerja
juga dapat dipilih, karena material
kadar rendah dapat ditinggalkan
ditempatnya. Ini juga
memungkinkan untuk
menyesuaikan batas stope untuk
menggali mineralisasi yang
ditemukan di dinding.
Ore Handling.
Beberapa versi teknik LHD biasa diterapkan untuk penanganan dan transport
bijih. Permukaan isian hidraulik adalah halus dan sesuai untuk peralatan ban
karet. Jarak angkut terbatas karena kegiatan pengangkutan biasanya hanya
membawa bijih ke orepass yang ada dalam stope.

Comment.
Cut-and-fill mining mempunyai keleluasan dalam penerapannya, seperti hasil
langsung dari selective mining, perolehan baik, dan dapat diterapkan pada batuan
yang agak lemah dan belum jelas kondisinya. Pengisian secara hidraulik
memperbaiki aspek ekonomi dan teknik dari metode ini, dan cut-and-fill mining
kadang menggantikan metode lain.

Pemakain peralatan modern, peralatan lengkap dan efisien dapat dicapai. Ketika
peralatan yang mobile digunakan, biasanya inclined atau ramp dibuat untuk jalan
masuk ke stope. Peralatan dapat dipindahkan ke lain stope selama dilakukan
pengisian, dan penggunaan alat dengan baik dapat dicapai.

Ciri khas dari cut-and-fill mining adalah bahwa produksi bijih dari stope tidak
kontinu. Hal ini terjadi ketika melakukan distribusi pengisian dalam siklus
produksinya. Meskipun demikian, hydraulic filling mengurangi waktu pengisian
menjadi relatif lebih pendek.
UNDERCUT AND FILL

Digunakan pertama kali untuk mengatasi kondisi batuan yang tidak


normal pada saat dilakukan pillar robbing. Kadangkala dipakai sebagai
metode utama, tetapi lebih sering dipakai sebagai pillar recovery.

Hal-hal yang menginspirasi undercut and fill:


Ekstraksi bijih yang paling menguntungkan untuk karakter mekanika
bijih yang jelek adalah dari atas ke bawah (underhand)
Ekstraksi dari bawah ke atas (overhand) terkendala keterbatasan
waktu dan kesempatan penyanggaan terhadap atap (stand up time)
Seiring waktu, kekuatan pillar akan semakin melemah
Diilhami oleh metode top slicing
Square-set dipandang sangat mahal dan berbahaya
Aplikasi:
Pillar robbing
Menambang crown pillar
Ekstraksi dengan kondisi mekanika bijih yang jelek
Ekstraksi dimana bijih diatas penggalian tidak dijamin karakteristiknya
dengan pasti

Keuntungan:
Sangat sedikit keuntungan, merupakan pilihan terakhir untuk
memperoleh bijih dengan nilai ekonomis tinggi (PT. New Broken Hill
Company, ekstraksi timah primer di pulau Belitung)

Kerugian:
Biayanya mahal
Produksinya rendah
Penggunaan material sangat banyak: timber, sand fill
UNDER-CUT AND FILL
UNDER-CUT AND FILL
Square-set Mining.
Metoda tradisonal dari square set mining saat ini sangat terbatas.
Keuntungan utamanya adalah square set mining dapat diterapkan pada
hampir setiap kondisi batuan dan bentuk badan bijih. Meskipun demikian,
square set mining sangat membutuhkan banyak pekerja dan persediaan
kayu.

Metoda ini didasarkan pada sistem penyangga kayu, yang berpola bujur
sangkar (square) dan menyangga area yang tergali. Ruang diantara
penyangga kayu biasanya diisi waste material, hanya meninggalkan
ruangan yang berfungsi sebagai drift, manways, dan orepass. Operasi
penggalian keseluruhan secara manual, dan penanganan kayu dan
pemasangan penyangga adalah operasi laboran.

Square set mining cocok untuk badan bijih kecil dari material kadar tinggi,
yang perolehan yang baik (good recovery) adalah penting dan kadar
mengatasi biaya operasi yang tinggi.
Bekas penambangan secara sistimatis disangga dengan timbering.
Sebuah blok bijih seukuran dimensi square-set diledakkan, dilanjutkan
kegiatan pemasangan timber. Pada setiap sisi timber yang berdekatan
dirangkai supaya saling memperkuat satu dengan yang lain,
membentuk struktur yang menerus.

Fungsi suatu square-set:


• Penyangga sementara dinding dan atap suatu daerah bekas
peledakkan
• Jalan masuk ke daerah kerja

Penyangga permanen dilakukan dengan mengisi rongga square-


set dengan material filling (waste rock atau hydraulic filling).
Aplikasi:
•Dahulu banyak diaplikasikan, tetapi saat ini mulai digantikan dengan
caving dan cut and fill.
•Bijih kadar tinggi, ekstraksi sempurna lebih dipentingkan
dibandingkan biaya penambangan
•Ketebalan bijih > 3 meter
•Cebakan tidak kompeten, stope memerlukan penyanggaan timbering
yang sistimatis
•Karakteristik bijih berubah-ubah, mempunyai off-shoots dan kantong-
kantong dgn batas tidak teratur
•Belum diketahui atau sedikit diketahui karakter mekaniknya
•Bijih sulfida yang dapat terkena oksidasi
•Mengambil pillar diantara dua stope
Keuntungan:
•Ekstraksi tinggi
•Diterapkan untuk sembarang kondisi batuan
•Bijih disangga secara menyeluruh
•Penanganan ventilasi musah
•Relatif aman dari kebakaran pada penambangan bijih sulfida
•Fleksibel: kemajuan stope dapat diatur mengikuti arah penyebaran bijih
•Dapat diaplikasikan untuk segala jenis kondisi batuan
Kerugian:
•Biaya pekerja dan material sangat tinggi
•Tidak memungkinkan mekanisasi
•Bahaya kebakaran dari timber
•Ekstraksi sangat lambat
•Pembusukan kayu dapat menyulitkan ventilasi
•Seringkali memerlukan material filling
Longwall Mining.
Gambar (A) mengilustraikan pendekatan terhadap longwall mining di batuan kuat,
dan Gambar (B) mengilustrasikan longwall mining di batubara. Bijih digali per
potongan (slice), biasanya sepanjang muka kerja yang lurus. Area tergali dekat ke
muka yang tersangga yang membentuk ruangan untuk pengeboran dan
pengambilan bijih. Atap yang dimungkinkan untuk runtuh terletak pada beberapa
jarak dari muka kerja.
(A)
(B)
Applications.
Longwall mining hanya dapat diterapkan pada endapan tipis berlapis ketebalan
seragam, biasanya terbentuk sebagai lapisan datar yang menyebar luas. Metoda
ini dapat diterapkan untuk kondisi batuan yang kuat dan kondisi batuan yang
lunak, karena area kerja dapat disangga secara baik. Tambang emas di Afrika
Selatan sebagai contoh longwall mining pada batuan kuat, sementara longwall
mining pada batuan lunak terdapat pada banyak tambang batubara.

Development.
Persiapan longwall mining utamanya menyediakan haulage drift untuk
penanganan material galian dan untuk jalan masuk ke area produksi.
Penambangan dilaksanakan sepanjang muka kerja atau muka kerja yang
menghubungankan dua haulage drift.

Lapisan yang seragam atau mineralisasi yang menerus di atas area yang luas,
memungkinkan haulage drift ditata dalam pola yang memberikan muka kerja
berupa dinding yang panjang (longwall) atau berbentuk panel dengan panjang
yang sama.
Production.
Longwall mining pada batuan kuat, bijih dibor dan diledakkan dengan side-
slashing holes. Karena tinggi ruang terbatas, pengeboran dan peledakan biasanya
memerlukan pemakaian mesin yang dioperasikan secara manual.

Kabalikannya, longwall mining batubara dan material lemah lainnya proses


penggaliannya dapat secara mekanis penuh. Material lemah tidak membutuhkan
pengeboran dan peledakan, tetapi dapat dipotong atau dihancurkan secara
mekanis dengan plows, drum shearers, dan alat mesin lainnya yang khusus
dirancang untuk maksud ini.

Ore Handling.
Apabila kondisi batuan kuat, pemindahan bijih dari muka kerja ke haulage drift
untuk pengangkutan selanjutnya, biasanya dilakukan dengan scraper. Tinggi
ruang yang rendah dan stope yang miring mengakibatkan alat mesin yang lain
tidak dipakai. Penanganan material lemah sangat praktis dan efisien; mesin
produksi khusus biasanya terintegrasi dengan sistem penanganan material yang
membawa material hancur keluar dari muka kerja longwall. Chain conveyor biasa
cocok untuk penanganan material dalam penambangan batuan lemah.
Longwall mining merupakan metode ekstraksi yang diterapkan pada
cebakan mendatar, tipis, tabular. Metode longwall ini asalnya
diaplikasikan untuk batubara.

Aplikasi;
•Cebakan tipis (± 2 meter), ketebalan merata, umumya penyebaran
mendatar.
•Batuan kompeten (misal: tambang emas di Afrika Selatan), atau
inkompeten (misal: tambang batubara), karena daerah kerja akan
disangga.
•Kemiringan bijih < 300
Keuntungan:
•Ekstraksi (mining recovery) tinggi
•Cepat berproduksi, pengembalian modal cepat
•Developmen sederhana, hanya sistim haulage drift

Kerugian:
•Headroom rendah, kadang memerlukan unit-uint yang digerakkan
secara manual (sebaliknya untuk batubara dimekanisasi secara penuh)
•Produksinya rendah
•Terjadi bahaya ambrukan atap
•Memerlukan penyanggaan yang sistimatis
Hanya diterapkan untuk lapisan bijih tipis ± 2 meter
STULL STOPING

Penambangan dilakukan secara overhand, memerlukan penyangaan


buatan dari stull timber dengan geometri sistimatis, yang menyangga
melintang pada stope dari footwall ke hanging wall.

Fungsi stull:
• Tempat berpijak pekerja
• Peluncur broken ore (ore slides)
• Membentuk corongan dan manway lining
• Penyangga lokal
Aplikasi:
•Ketebalan bijih < 5 – 7 feet
•Kemiringan bijih 500 – 900: pemanfaatan gravitasi
•Kemiringan < 450: memerlukan slusher (scraper)
•Bijih kadar tinggi: lebih mementingkan recovery dibandingkan biaya
penambangan
•Alternatif metode cut and fill bila material filling tidak tersedia, atau
tersedia pasokan timber yang melimpah dan murah
•Batuan dinding cukup kompeten, sehingga rongga bekas
penambangan tidak perlu di-filling
Keuntungan:
•Broken ore dapat disortir didalam stope dan waste ditinggal didalam stope
•Dapat menambang bijih dengan batas tidak jelas
•Relatif memberikan kondisi kerja aman
•Dapat diubah menjadi metode lain, misal: cut and fill
Kerugian:
•Memerlukan penyangaan timber yang banyak
•Dalam jangka lama kekuatan timber berkurang: dinding stope dapat
runtuh dan menimbulkan amblesan
•Labour intensive dan sukar memperoleh buruh terampil

Anda mungkin juga menyukai