Anda di halaman 1dari 5

Nama : Novika Fenny MP

NIM : 043321728
Prodi : Teknologi Pangan
UBJJ : UT-Surakarta

1. Peta Kosep Modul 4

2. Kalor reaksi adalah jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan system pada suhu
tertentu saat reaktan membentuk produk (reaksi). Contohnya adalah ketika kayu
dibakar dengan bantuan minyak tanah maka akan menghasilkan sejumlah kalor. Kalor
yang dihasilkan kayu atau minyak tersebut mengakibatkan keadaan sekitarnya
menjadi panas karena molekul udara atau benda-benda lain yang ada di sekitarnya
menyerap kalor.
3. Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi setara yang menyetarakan kalor
reaksi (perubahan entalpi reaksi). Koefisien reaksi menunjukkan jumlah mol zat yang
bereaksi. Contohnya:

4. Kapasitas kalor (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau
melepaskan kalor per satuan suhu. Kapasitas kalor dibedakan menjadi dua macam:
a) Kapasitas kalor pada volume tetap (Cv)
Rumusnya:
Cv = (Qv/∆T)
b) Kapasitas kalor pada tekanan tetap
Cp = (Qp/∆T)
Kalor yang dihasilkan pada tekanan tetap lebih besar daripada kaloryang dihasilkan
pada volume tetap (Qp > Qv). Selisih Qp dan Qv sama dengan usaha luar yang
dilakukan gas, persamaannya adalah:
Qp - Qv = W = Cp∆T - Cv∆T = P∆V
5. Hukum-Hukum Termokimia
• Hukum Kekekalan Energi
Energi tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan, tetapi energi hanya dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh penerapannya adalah pembangkit listrik
tenaga hidro. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik, sehingga turbin dapat
perbutar. Energi kinetik tersebut kemudian berubah menjadi energi listrik.
• Hukum Laplace Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa sama
dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa tersebut. Misalnya
pada pembentukan dan penguraian:
CO2 + O2 → CO2 ∆H = -94 Kkal
CO2 → C + O2 ∆H = +94 Kkal
• Hukum Hess Perubahan entalpi (∆H) hanya bergantung pada keadaan awal dan hasil
reaksi, karena entalpi merupakan fungsi keadaan.
Contohnya pada pembakaran 1 mol hidrokarbon C2H2 dengan diketahui entalpi jumlah
pembentukan H2O(g) = -285 Kj/mol, CO2 = -393 Kj/mol, dan C2H2 = +227 Kj/mol.
Setelah dibuat persamaan dan disetarakan, kita dapat menggunakan rumus:
∆Hreaksi = ∆Hhasil - ∆Hpereaksi. Dengan menggunakan rumus tersebut, ∆Hreaksi
akan kita dapatkan dengan jumlah -1298 Kj/mol.
Sumber : BMP Kimia Fisika 1 Modul 4 Kegiatan Belajar
6. Hukum Hess
Hukum Hess berbunyi “Jumlah panas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia, hanya
dipengaruhi oleh keadaan akhir dan awal saja tidak bergantung terhadap jalannya
reaksi”
Misalnya:
7. Berikut jenis-jenis kalor

8. Energi ikatan adalah energi yang diperlukan pada pemusatan satu mol ikatan kimia
dalam fasa gas. Energi ikatan dapat ditentukan melalui persamaan:
∆H = ∑energi putus ikatan - ∑energi bentuk ikatan

Oleh karena itu, ∆H = 2698 kJ – 2761 kJ = - 63 kJ


9. Siklus Born-Haber merupakan perubahan entalpi standar kristal terbagi menjadi
beberapa tahapan seperti pembentukan kisi kristal dari ion dalam fasa gas.
Misalnya:
Susunlah siklus Born-Haber pembentukan CaF2 dari unsur-unsurnya.
Gunakan siklus ini untuk menghitung energi kisi CaF 2 (s), dihubungkan dengan data
berikut dan data yang lain. ∆H atomisasi (Ca) = +178 kJ.mol -1; F(g) → F–(g), ∆H = -328
kJ.mol-1 (afinitas elektron fluorin); ∆Hf (CaF 2) = -1220 kJ.mol-1; ∆H atomisasi F2 = 158
kJ.mol-1; Energi ionisasi ke 1 dan ke 2 dari Ca = 590 dan 1150 kJ.mol -1

10.- Variasi panas reaksi terhadap suhu ditentukan oleh kapasitas panas masing-masing
senyawa yang terlibat dalam reaksi.
- Perubahan entalpi reaksi pada suhu lain dapat ditentukan dengan hubungan:
dH = (𝛼 + 𝛽𝑇 + 𝛾𝑇 2 + ⋯ ) 𝑑T
11.Entalpi pembentukan standar uap air pada temperatur 25 oC adalah -241,82 kJ/mol.
Perkirakan nilainya pada 100oC berdasarkan nilai kapasitas kalo molar pada tekanan tetap
sebagai berikut: H2O (g) 33,58 J/K.mol; H2 (g) 28,84 J/K.mol; O2 (g) 29,37 J/K.mol.
Asumsikan kapasitas kalor tidak bergantung pada temperatur. Jawab: Jika ∆Cp tidak
bergantung pada temperatur dari T1 sampai dengan T2, integral pada persamaan 3 menjadi
∆Cp x (T2-T1) atau disederhanakan ∆Cp ∆T Oleh karena itu, ∆H o (T2) = ∆Ho (T1) +
∆Cp ∆T
Reaksinya adalah H2 (g) + 12O2 (g) ->H2O (g)
Sehingga: ∆Cp = Cp (H2O, g) – Cp (H2, g) - 12Cp (O2, g) = -9,94 J/K.mol
Kemudian karena ∆T = +75 K,
∆Hfo (373 K) = ∆Ho (T) + (75 K) x (=9,94 J/K.mol) = -242,6 kJ/mol

12.

Anda mungkin juga menyukai