contoh:
AB + CD AC + BC ∆Ho= x kj.mol-1
Contohnya :
NH3 (g) 1/2 N2 (g) + 3/2 H2 (g) ∆H = +46 Kj.mol-1
Jenis kalor
3. Kalor Penetralan, ialah kalor yang
menyertai pembentukan 1 mol air dari
reaksi penetralan (asam dengan basa),
Contoh :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl + H2O ∆H=121
Kj.mol-1
Jenis kalor
4. Kalor reaksi, yakni kalor yang menyertai
suatu reaksi dengan koefisien yang paling
sederhana,
Contoh:
2C2H2(g) + 5O2(g)4 CO2(g) + 2H2O (l) ∆H = – 2602Kj
Penentuan Kalor Reaksi
Kalor reaksi dapat ditentukan dengan :
1. Percobaan laboratorium
2. Dengan perhitungan (ada 3 cara)
a. Berdasarkan hukum Hess
b. Data kalor pembentukan
standar
c. Data energi ikatan.
Percobaan laboratorium
Zat pereaksi yang terukur direaksikan di dalam
kalorimeter, yaitu alat yang akan mengukur kalor
yang dihasilkan atau diserap reaksi tersebut.
Lanjutan
Jika kalor yang dihasikan akan menaikkan suhu
air dalam kalorimeter maka reaksinya disebut
reaksi eksotermik (sistem kehilangan kalor)
Sebaliknya,
Jika kalor yang dihasikan akan menurunkan
suhu air dalam kalorimeter maka reaksinya
disebut reaksi endotermik (kalor sistem
bertambah)
Besarnya kalor dapat dihitung dari
kenaikan/penurunan suhu dan massa air di
dalam alat tersebut.
Dengan perhitungan (ada 3 cara)
A. Aplikasi Hukum Hess
Kedua :
C(s) + 1/2 O2 (g) CO (g) ∆H2 = b
CO (g) + 1/2 O2 (g) CO2(g) ∆H3 = c
Catatan :
kalor pembentukan standar unsur bebas
pada suhu 250C dan tekanan 1 atm adalah
nol
C. Energi ikatan
Kalor reaksi juga dapat diperkirakan dari
data energi ikatan pereaksi dan hasil
reaksi.
maka
∆H = Energi Pengatoman Pereaksi – Energi
Pengatoman Hasil Reaksi
Menghitung kalor reaksi dengan data
ikatan akan mudah bila :
Zat yang terlibat dalam reaksi adalah
senyawa berwujud GAS atau UNSUR.
Hal ini disebabkan :
Energi Pengatoman Senyawa
dihitung dalam keadaan gas.
SEDANGKAN
Energi Pengatoman Unsur dihitung
dalam wujudnya pada suhu kamar.
Energi pengatoman senyawa dapat
ditentukan dengan menuliskan struktur
molekul senyawa, agar diketahui jenis
dan jumlah ikatan di dalamnya.
Jika senyawa dalam reaksi berwujud cair
atau padat, maka harus diubah menjadi
gas.