Anda di halaman 1dari 29

KISI-KISI PERHITUNGAN

PANAS REAKSI
Kelompok 3 :
Mazaya Amajida / 1804103010015
Farhana Zakiah / 1804103010052
Muhammad Akbar Rafsanjani / 19041030100
Rima Aidi Baity / 19041030100
Syarifah Nur Afifah / 19041030100
Contents of this template
A. Definisi Panas Reaksi

B. Entalpi

C. Reaksi Endotermis dan Eksotermis

D. Perubahan Entalpi Standar

E. Jenis-jenis Panas Reaksi

F. Entalpi Pembentukan Standar (H0f)

G. Contoh Soal Perhitungan


A. Definisi Panas Reaksi

Panas reaksi adalah panas yang diambil/dilepaskan dari


sekeliling dalam suatu perubahan reaktan pada keadaan P dan T
menjadi produk pada P dan T yang sama. Umumnya reaksi
kimia dijalankan pada tekanan konstan, oleh karena itu panas
yang diambil dari sekeliling merupakan entalpi sistem. Panas
reaksi dapat direpresentasikan sebagai atau perubahan entalpi.
B. Entalpi
●Entalpi merupakan jumlah panas yang terlibat dalam suatu proses kimia seperti halnya
reaksi kimia dimana panas tersebut dapat berupa panas yang dilepaskan ataupun panas yang
dibutuhkan. Entalpi dilambangkan dengan simbol huruf H namun pada umumnya entalpi
disajikan dalam bentuk perubahan entalpi sehingga dituliskan sebagai H.
(1)
dimana, H = entalpi, U = Energi Dalam, P = Tekanan, dan V = Volume.
● Entalpi adalah fungsi keadaan. Hal ini dikarenakan jumlah energi dan semua bentuk energi
yang dimiliki oleh suatu zat tidak dapat diukur, akan tetapi, perubahan entalpi yang terjadi
selama proses berlangsung dari keadaan awal dan akhir dapat dihitung dengan asumsi
tekanan konstan sehingga rumus (1) menjadi :
(2)
C. Reaksi Endotermis dan Eksotermis

i. Reaksi Endotermis
Reaksi endotermis merupakan reaksi kimia dari reaktan yang memiliki
entalpi rendah, namun menghasilkan produk dengan entalpi tinggi. Karena
entalpi reaktannya rendah, sistem membutuhkan energi tambahan untuk
melepaskan ikatan sehingga terjadilah penyerapan kalor dari lingkungan
sekitarnya ke sistem. Hal ini menyebabkan penurunan suhu pada reaksi
endoterm. Reaksi endoterm dirumuskan dengan persamaan berikut :
(3)
Dimana bernilai positif.
Gambar 1. Diagram Proses Endotermik
Contoh :

•Reaksi pembentukan air dari karbon dioksida

•Peleburan es

•Reaksi pelarutan urea


CO (NH2)2 (s) + H2O (l ) CO (NH2)2 (aq) + H2O (l)
i. Reaksi Eksotermis
Reaksi eksoterm menghasilkan produk dengan entalpi tinggi karena
memiliki energi yang tinggi. Reaksi ini melepaskan panas ke lingkungannya
menyebabkan suhunya naik seiring dengan berlangsungnya reaksi. Reaksi
eksoterm dirumuskan dengan persamaan berikut:
(4)
Dari persamaan terlihat bahwa entalpi total reaksi eksoterm selalu bernilai
negatif, hal ini karna reaksi eksoterm yang selalu melepaskan ikatan dan energi.
Gambar 2. Diagram Proses Eksotermik
Contoh :
•Pembentukan karbondioksida dari oksidari senyawa karbon

• Pengaratan besi

•Pembentukan ammonia

3H + N2 2NH3

•Pembakaran gas alam


CH4 + 2O2 CO­2 + H2O
D. Perubahan Entalpi Standar
 H adalah fungsi T dan P, H = (T, P)
 Perubahan entapi pada keadaan standar adalah kalor yang
diukur pada tekanan tetap 1 atm dan 298 K (250C)
H0 = H0298= H (T, 1 atm)
 Unsur-unsur dengan fasa stabilnya pada tekanan 1 atm dan
suhu 298 K disepakati H0 = 0
 Sehingga perubahan entalpi disetiap suhu (H0T) dapat
dihitung pada tekanan standar (1 atm) dengan rumus
dH0= Cp0 dT
(5)

(6)
E. Jenis-jenis Panas Reaksi
•Panas Pembentukan (Heat of Formation) (H0f)
Panas pembentukan merupakan panas yang terlibat dalam
pembentukan satu mol senyawa tertentu dari reaktan. Pada umumnya
reaksi kimia akan menghasilkan pembentukan produk senyawa baru
dimana hal ini akan mengakibatkan perubahan entalpi pembentukan.
Contoh dari entalpi pembentukan adalah reaksi pembentukan natrium
klorida dari logam natrium dan gas klorin.
Na(s) + ½ Cl2(g)   NaCl (s)         ∆Hf = -411.1 kJ/mol
•Panas Pembakaran (Heat of Combustion) (H0c)
Panas pembakaran adalah panas yang terlibat dalam reaksi kimia
dimana 1 mol senyawa tertentu bereaksi dengan oksigen atau mengalami
pembakaran. Reaksi pembakaran juga disebut dengan oksidasi karena
senyawa akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan air dan
karbondioksida jika senyawa itu merupakan hidrokarbon. Reaksi ini akan
menghasilkan panas pembakaran negatif atau eksoterm dimana panas
akan dilepaskan dari sistem ke lingkungan pada perubahan yang terjadi.
Contohnya yaitu pada reaksi pembakaran gas propana.
C3H8(g) + 5 O2(g)   3 CO2(g) + 4 H2O(g)     ∆Hc = -108 kJ
•Panas Penguraian (ΔHd)
Panas penguraian adalah panas yang terlibat untuk proses penguraian 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya yang stabil. Perubahan entalpi penguraian merupakan kebalikan dari
entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi
tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah, di mana perubahan entalpi
penguraian memiliki nilai positif.
•Panas penetralan (Heat of Neutralization)
Panas penetralan atau netralisasi merupakan perubahan panas yang terlibat dalam
reaksi penetralan satu mol senyawa asam tertentu dengan senyawa basa lain dengan
ekuivalen. Contoh entalpi penetralan yaitu pada reaksi HCl dan NaOH.
HCl(aq) + NaOH(aq)   NaCl(aq) + H2O(l)     ∆Hn = -13.68 kJ
•Panas Peleburan
Panas peleburan merupakan nilai entalpi atau panas yang berubah
dalam peleburan satu mol senyawa tertentu. Dalam sifat fisiknya, setiap
zat dikenal memiliki titik lebur tertentu dimana ketika tercapai suhu titik
leburnya maka zat tersebut akan mengalami proses peleburan yakni
perubahan wujud padat menjadi cair. Proses ini umumnya memerlukan
energi panas tertentu sehingga nilai entalpinya positif atau endoterm.
C2H6O(s) C2H6O(l) ∆Hfus = + 5.0 kJ
•Panas Penguapan
Hampir sama seperti panas peleburan, panas penguapan juga
merupakan panas yang terlibat dalam penguapan satu mol senyawa
tertentu. Peristiwa ini sebenarnya tidak terjadi secara kimia, melainkan
secara fisika karena hanya terjadi perubahan wujud tanpa perubahan
struktur kimianya. Namun proses ini juga melibatkan sejumlah energi
dan panas tertentu sehingga memiliki nilai entalpi. Contohnya yaitu
penguapain air dalam bentuk cair menjadi bentuk uap dimana proses ini
berlangsung secara endoterm.
H2O(l)  H2O(g)     ∆Hvap = +40.7 kJ
F. Entalpi Pembentukan Standar (H0f)
• Entalpi Pembentukan Standar (H0f) adalah jumlah energi yang diperlukan
untuk membentuk 1 mol zat dari unsur-unsurnya pada keadaan standar. Dalam
hal ini, zat pereaksi dianggap terurai lebih dulu menjadi unsur-unsurnya
kemudian unsur-unsur ini bereaksi membentuk zat produk.
• Perhitungan perubahan entalpi menerapkan hukum Hess, yang
menyatakan bahwa  “perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi”.
Menurut Hess, perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung
dalam satu tahap maupun dalam beberapa tahap reaksi. Hal ini dapat
dijelaskan melalui contoh di bawah ini.
2Cgrafit + O2 2CO

• Untuk mengetahui perubahan entalpi pada reaksi di atas, sulit diukur


dengan cara eksperimen, maka perubahan entalpi dapat ditentukan dengan
cara membuat tahapan reaksi yang diketahui nilai perubahan entalpinya
yaitu:
• Contoh reaksi lain adalah pembuatan garam NaCl dari unsur Na dan gas
Cl2 melalui 2 jenis tahapan reaksi yang berbeda.
Perubahan entalpi juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
H°reaction = H°f(product) - H°f(reactant) (7)
Sebagai contoh, perubahan entalpi pada reaksi pembakaran propana dapat
ditentukan melalui rumus (7) seperti yang ditunjukkan di bawah.
C3H8 (g) + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4H2O (g)
Diketahui data entalpi pembentukan standar dari Appendix C, Table C.4 (Smith,
1996):

C3H8 (g) = -104 kJ/mol

CO2 (g) = -394 kJ/mol

H2O (g) = -241,8 kJ/mol


Penyelesaian :
∆Hreaksi = ∆Hf⁰produk – ∆Hf⁰reaktan

∆Hreaksi = (3 . ∆Hf⁰CO2 + 4 . ∆Hf⁰ H2O) – (1 . ∆Hf⁰ C3H8 + 5 . ∆Hf⁰ O2)

∆Hreaksi = (3 . (-394 kJ/mol) + 4 . (-241,8 kJ/mol)) – (1 . (-104 kJ/mol) + 5 . 0)

∆Hreaksi = (-1182 kJ/mol + (-967,2 kJ/mol)) – (-104 kJ/mol)

∆Hreaksi = -2149,2 kJ/mol + 104 kJ/mol

∆Hreaksi = -2045,2 kJ/mol


G. Contoh-Contoh Soal
1. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH°R = - 802 kJ/mol.

Berdasarkan entalpi pembentukan standar, hitunglah ΔH°f CH4(g).


Diketahui data entalpi pembentukan standar dari Appendix C, Table C.4 (Smith, 1996):
CO2 (g) = -393,51 kJ/mol

H2O (l) = -285,83 kJ/mol


Jawaban :

ΔH°R = [1 ΔH°f CO2 + 2 ΔH°f H2O] – [ ΔH°f CH4 + 2 ΔH°f O2)


- 802 kJ/mol = [1(- 393,51) + 2 (-285,83)] – [ ΔHf CH4 + 2 . 0] kJ/mol
- 802 kJ/mol = [- 393,51 + (-571,66)] kJ/mol – [ ΔHf CH4] kJ/mol
ΔHf CH4 = - 163,17 kJ/mol

Jadi, entalpi pembentukannya adalah - 163,17 kJ/mol


2. Tentukan entalpi pembakaran dari H2S(g), bila entalpi pembentukan H2S, H2O, dan
SO2, berturut-turut = 20,6 kJ/mol; - 241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol.

Pembahasan :
Reaksi pembakaran H2S adalah :

H2S(g) + ½ O2(g) → H2O(g) + SO2(g)


ΔH°R = [ΔH°f H2O(g) + ΔH°f SO2(g)] – [ΔH°f H2S + ΔH°f O2]
= [- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= 518,02 kJ

Jadi, entalpi pembakarannya adalah 518,02 kJ/mol


Pembahasan :
Pembahasan :
5. Suatu konverter digunakan untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3. Oksigen disuplai dari udara. Dianggap berisi
21% mol O2 dan 79% mol N2. Jika digunakan udara berlebihan 25% dan diinginkan SO 3 yang terbentuk adalah
180 mol/jam. Tentukan kebutuhan SO2 dan udara umpan jika konversi hanya 80%. Jika suhu SO 2 umpan adalah
40oC, suhu udara umpan 30oC dan suhu gas keluar konverter adalah 60 oC, berapa panas yang dihasilkan konverter
itu. •Skema: Prediksikan komponen dalam gas hasil berdasarkan data komponen umpan, konversi dan excess. Kondisi steady state.

F1: Produk=P:
SO2
o
Reaktor SO3 = 180 mol/j
T1=40 C (konverter) SO2
O2
Fu = udara: SO2 + ½ O2 SO3 N2
o
21% O2 X = 80% Tp=60 C
79% N2
% excess=25%
Tu=30 o
C
Dicari : Panas yang dihasilkan konverter?

•Neraca massa di sekitar reaktor: untuk menentukan mol/j setiap komponen di setiap arus.
Basis perhitungan : SO3 dalam P = 180 mol/j.
a.NM SO3:
Input + reaksi = output
0 + reaksi = 180
Jadi SO3 yang dihasilkan dari reaksi = 180 mol/j Berdasarkan persamaan reaksi, maka:
SO2 yang bereaksi = 180 mol/j.
O2 yang bereaksi = 90 mol/j.
a.NM SO2 :
Input – reaksi =output F1 - 180
= output
Dari data konversi, maka:

O2 yg dibutuhkan jika SO2 habis bereaksi


Darivperhitungan sebelumnya, SO2 umpan = 225 mol/j
0,21Fu − (0,5 . 225)
25% =
(0,5 . 225)
Fu = 669,643 mol/j
Berdasarkan NM O2, maka O2 dalam P = 0,21. 669,643 – 90 = 50,625 mol/j.
SO2 yang bereaksi 180 x = 80% = =
SO2 umpan F1
maka,
F1= 225 mol/j
Berdasarkan NM SO2, maka SO2 dalam P = 225 – 180 = 45 mol/j.

a.NM O2:
Input – reaksi =output
0,21. Fu – 90 = output
Dari data % excess = 25%, maka:
O2 umpan − O2 yg dibutuhkan jika SO2 habis bereaksi
25% =
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai