Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah Ventilasi Tambang

(Head Sources and Effect in Mines)

Disusun oleh:
1. Mesprianto Bato (112.160.016 / Kelas C)
2. Arif Rezky Mamana (112.170.002 / Kelas C)
3. Ilfani Widiastuti (112.170.006 / Kelas C)
4. Muhammad Alfin (112.170.012 / Kelas C)
5. Maulana Tombak A (112.170.030 / Kelas C)
6. Moch. Ilham F.M. (112.170.042 / Kelas C)
7. Yopy Libriantoyo (112.170.072 / Kelas C)
8. Rifqy Aditya Perdana (112.170.104 / Kelas C)
9. Gde Wijaya P. (112.170.106 / Kelas C)
10. Afief Manaaf M. (112.170.116 / Kelas C)
11. Raditya Mahardika (112.170.130 / Kelas C)
12. Dessyfa Firdasena (112.170.136 / Kelas C)
13. Siti Handasah (112.170.138 / Kelas C)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
Sumber dan Efek Panas pada Kegiatan Penambangan

16.1. Kegiatan penambangan membutuhkan pendingin udara


Pendingin udara memiliki tiga fungsi yang salah satunya adalah
pengontrol panas. Ini terdiri dari proses-proses yang dirancang untuk mengatur
udara yang masuk atau laten-panas. Bahaya laten dari panas bersumber dari
pemanasan, pendinginan, pelembapan, dan pelembapan ulang. Kontrol suhu
kelembaban mirip dengan kontrol kualitas, dalam hal itu berkaitan dengan kualitas
fisik udara, sedangkan kontrol kualitas berkaitan dengan kualitas kimiawi udara.
Sesuai kegunaan pada kegiatan penambangan, air conditioning diterapkan
untuk mengatur suhu/kelembapan yang ada di tambang tersebut. Kandungan
panas dari udara tambang harus dijaga dalam batas yang ditentukan untuk
kenyamanan, keamanan, dan efisiensi kerja manusia.
Pendingin udara (air conditioning) tambang untuk kontrol suhu-
kelembaban menjadi diperlukan ketika ventilasi saja tidak memadai untuk
mempertahankan standar panas atmosfer. Namun justru tambang yang letaknya
dangkal dan pada lokasinya beriklim dingin maka AC jarang digunakan karena
justru membutuhkan panas guna kenyamanan saat bekerja.
16.2. Sumber panas yang ada di keegiatan penambangan
Ada sembilan sumber panas di tambang:
a) Autocompression
b) Dinding batuan (wall rock)
c) Air bawah tanah
d) Mesin dan lampu
e) Metabolisme manusia
f) Oksidasi
g) Peledakan
h) Gerakan batuan
i) Pemipaan
A. Autocompression
Udara yang memasuki tambang melalui poros dikompresi dan
dipanaskan pada saat mengalir ke bawah. Kompresi otomatis terjadi
ketika energi potensial dikonversi menjadi energi termal. Jika tidak ada
pertukaran dalam panas atau kadar air dari udara terjadi diporos,
kompresi terjadi secara adiabatic, dengan mematuhi ketentuan :

T2/T1=(P2/P1)^(γ −1 ¿/ γ
Keterangan:
T1 = suhu kering pada awal.
T2 = suhu kering pada akhir.
P1 = tekanan awal.
P2 = tekanan akhir.
γ = spesifik panas dari udara pada saat volume dan tekanan tetap.
B. Dinding Batuan (well rock)
Berkaitan dengan adanya gradient geothermal, yang memiliki makna
semakin dalam letak batuan maka suhu batuan teresbut akan
meningkat. Ketentuan yang digunakan ialah:

q=kA ∆ t /∆ Z
Keterangan:
q = laju aliran panas.
∆t = perbedaan suhu.
∆Z = perbedaan kedalaman.
k = konduktifitas thermal.
C. Air Bawah Tanah
Terdapat sumber air pada bawah tanah, yakni:
 Air tambang
 Air tanah
Sumber panas yang produktif dalam pekerjaan tambang ialah pada
celah panas dan reservoir pada batuan alami. Karena air dan panas
keduanya berasal dari batuan di sekitarnya atau sumber panas bumi,
suhu air akan mendekati atau bahkan melebihi dari batuan tersebut. Air
mentransfer panasnya ke udara tambang terutama dengan penguapan,
meningkatkan panas laten udara. Penguapan di saluran udara dapat
diminimalkan dengan memasang batu, mengisolasi aliran air, dan
membangun parit tertutup atau memasang pipa untuk mengangkut
semua aliran air. Sangat penting untuk menjaga pemisahan udara dan
air tanah yang dikondisikan jika suhu air tinggi.
Keuntungan dalam kandungan panas laten dari udara karena
penguapan kelembaban dari permukaan air bebas dalam pembukaan
tambang mengikuti proses psikrometri. Tingkat penguapan sebanding
dengan perbedaan tekanan uap atau suhu udara dan air, kecepatan
udara, dan luas permukaan air.
Perolehan panas total di udara tambang dari air bawah tanah panas
dalam aliran saluran terbuka dapat dinyatakan dengan persamaan
menurut (McPherson, 1993):
q = GwCw (t1-t2)
Keterangan :
Gw = berat aliran air (lb/h atau kg/s).
Cw = spesifik panas dari air.
(pada kondisi standart 1 Btu/lb°F atau 4.187 kJ/kg°C)
t1 = suhu pada kondisi awal (oF atau oC).
t2 = suhu pada kondisi akhir (oF atau oC).
D. Mesin dan Lampu
Hampir semua konsumsi energi mesin bawah tanah menambah panas
ke udara tambang, karena kehilangan daya dan sebagian besar
pekerjaan yang dilakukan dikonversi langsung menjadi panas atau
secara tidak langsung melalui gesekan. Ini berlaku untuk mesin listrik,
udara tekan, atau pembakaran internal (diesel), meskipun mesin udara
bertekanan juga menunjukkan efek pendinginan lokal pada saat
pelepasan. Hanya sebagian dari beban peralatan penanganan bahan
yang digunakan untuk meninggikan dan meningkatkan energi
potensial bijih atau batu bara yang menyelesaikan pekerjaan yang
bermanfaat, dan cukup kecil untuk diabaikan. Oleh karena itu, dalam
praktiknya, seluruh konsumsi energi mesin bawah tanah di zona AC
tambang diasumsikan berkontribusi pada kenaikan panas yang masuk
akal, sering kali merupakan fraksi yang sangat besar dari beban
pendinginan tambang, terutama dalam operasi yang sangat mekanis
(Williams, 1960).
E. Metabolisme Manusia
Tak bisa dipungkiri metabolisme dari manusia juga dapat
menghasilkan panas pada tambang bawah tanah. Sebagai contoh
manusia melakukan pernapasan, manusia mengeluarkan keringat dll.
F. Oksidasi
Proses oksidasi yang melibatkan mineral, penimbunan kembali, dan
kayu di tambang berkontribusi panas ke udara tambang. Sebagai
contoh di tambang bijih yang memiliki kandungan sulfida tinggi,
penambahan panas juga bisa dipertimbangkan. Khususnya di tempat
pemberhentian atau penyanggaan yang dipenuhi kayu, semen, dan /
atau sulfida, pembebasan panas mungkin cukup intensif untuk
menyebabkan pembakaran spontan dan merupakan bahaya kebakaran,
menaikkan suhu udara beberapa derajat.
G. Kegiatan Peledakan
Lebih dari 50% dan mungkin 90% dari energi yang dilepaskan oleh
ledakan bahan peledak tinggi dibebaskan dalam bentuk panas,
peledakan pada kesempatan dapat menjadi sumber panas yang
signifikan. Jika peledakan dilakukan secara bergiliran, terutama pada
lubang pengembangan, penambahan panas ventilasi secara lokal cukup
besar. Peledakan off-shift adalah cara yang efektif untuk mengurangi
atau menghilangkan faktor ini dalam menghasilkan panas pada lokasi
penambangan.
H. Pergerakan dari Batuan
Sebagai contoh pergerakan tanah yang disebabkan karena geologis
atau subsidensi penambangan juga dapat sebagai sumber panas pada
lokasi penambangan
I. Pemipaan
Garis-garis yang membawa air drainase seringkali lebih panas daripada
udara tambang dan dengan demikian berkontribusi terhadap panas. Air
drainase biasanya satu-satunya air hangat yang ditemukan di jaringan
pipa bawah tanah.
16.3. Efek Fisiologi dari Panas dan Kelembapan
A. Adaptasi Tubuh dengan Kondisi Panas dan Dingin
Dalam tubuh manusia menggunakan sistem kontrol yang luar biasa
yang digunakan untuk mengatur panas tubuh dan menahan suhu tubuh.
Mekanisme ini mempertahankan proses kehilangan panas dan
perolehan panas secara seimbang. Kontrol untuk pengaturan panas
tubuh dilakukan oleh sistem saraf.
Mekanisme yakni ketika saraf sensorik di dekat permukaan kulit
mendeteksi perubahan kondisi lingkungan atau suhu tubuh, mereka
bertindak seperti termostat dan mengirimkan impuls ke saraf simpatik
mengendalikan fungsi sistem peredaran darah dan kelenjar keringat di
tubuh. Tubuh merespons dengan membuang lebih banyak atau lebih
sedikit panas, yang dibawa oleh aliran darah dari jaringan dalam (inti
tubuh) ke kulit untuk disipasi. Panas mengalir dari massa yang lebih
hangat ke massa yang lebih dingin, panas yang dihasilkannya dan
panas di udara sekitar dapat ditukar dengan proses perpindahan panas
konvensional yaitu konveksi, radiasi, atau penguapan (cairan tubuh,
kebanyakan keringat).
Persamaan keseimbangan panas dasar, yang dikembangkan oleh
American Society of Heating, Refrigerating & Air Conditioning
Engineers (ASHRAE), dapat dinyatakan sebagai berikut:
M-Wk = qe + qr + qc+ qs
Ketarangan:
M = metabolisme (Btu/h)
Wk = keadaan berkerja (Btu/h)
qe = penguapan (Btu/h)
qr = radiasi (Btu/h)
qc = konveksi (Btu/h)
qs = penyimpanan (Btu/h)

B. Tegangan Panas dan Regangan Panas


Ukuran respon tubuh dan penyesuaian terhadap tegangan panas
lingkungan dan metabolisme disebut regangan panas. Ketika tegangan
panas meningkat, tubuh berusaha untuk mempertahankan
kesetimbangan termal melalui mekanisme transfer panas. Regangan
panas atau penyesuaian dalam tubuh terjadi ketika fungsi penyimpanan
(qs) kelebihan beban.
Terdapat tiga tanda atau kriteria utama yang mengindikasikan
kemampuan tubuh mengatasi panas:
 Suhu inti tubuh
 Detak jantung
 Laju keringat
Untuk membantu mekanisme pengaturan panas tubuh dalam menjaga
keseimbangan termal di tempat kerja yang panas seperti tambang, ada
beberapa langkah lingkungan yang penting untuk diterapkan:
 Pakaian
 Gerakan udara
 Aklimatisasi
Ada beberapa penyakit yang sering terjadi disebabkan oleh panas
ialah:
 Dehidrasi tubuh
 Infeksi
 Kram, kejang, mual, pusing
 Pingsan
 Kenaikan suhu tubuh
C. Kapasitas Kerja
Dengan kondisi tempat kerja yang bersuhu panas sangat
mempengaruhi kemampuan bekerja manusia, dapat diartikan
pergerakan dari manusia dibatasi atau kurang maksimal. Maka dari itu
pada tempat yang seperti itu diwajibkan untuk melakukan pemasangan
pendingin udara supaya menciptakan kondisi kerja yang aman dan
nyaman. Daya pendinginan adalah ukuran kemampuan udara untuk
menghilangkan panas metabolik, dalam satuan aliran panas Btu / jam.
Biasanya diukur dengan instrumen seperti termometer.
D. Keamanan
Tingkat kecelakaan orang yang bekerja dalam kondisi panas dan
lembab (seperti tambang) jelas lebih tinggi daripada tingkat di
lingkungan normal.
16.4. Indeks dan Standart dari Panas
A. Indeks Panas Langsung
 Dry-Bulb Temperature (td)
 Wet-Bulb Temperature (tw)
 Kecepatan Udara (V)
Kecepatan udara adalah faktor lingkungan langsung yang paling
penting dalam menentukan kenyamanan manusia. Standart yang
digunakan > 200-500 fpm (1-2,5 m/s); Untuk mencegah masalah
debu di udara kecepatan udaranya ialah < 500-600 fpm (2,5-3 m/s).
B. Indeks Panas Empiris
 Temperature Efektif (te)

 Termometer Kata (hc)


Merupakan instrumen pertama yang dirancang untuk mengukur
daya pendingin udara (hc).
 Wet-Bulb-Globe Temperature Index (WBGT)
Memiliki persamaan sebagai berikut:
WBGT = 0,7tw + 0,3tg
Keterangan:
tw = wet-bulb temperature (oF)
tg = globe thermometer (oF)
C. Rationally Derived Index
 Spesific Cooling Power (hscp)
Memiliki standart yakni ≥ 1780 Btu/h (280W/m 2). Upaya baru-baru ini
telah diarahkan pada pengembangan indeks tekanan panas rasional,
dinyatakan sebagai daya pendinginan spesifik (hscp) dalam Btu / jam
dan berdasarkan pada teori transfer panas (Mitchell dan Whillier,
1971; Stewart dan Wyndham, 1975). Saat ini tidak ada instrumen yang
tersedia untuk mengukur hscp secara langsung.

 Comparison of Index

Anda mungkin juga menyukai