Anda di halaman 1dari 13

BATU KAPUR

• MUH. RIDWAN / 4521046076


• FIRDAYANTI TANALI PASUMBUNG / 4521046077
• DREW VENANTINO NALPI / 4521046080
• HERMAN PAKIDING / 4521046079
• AGUSTINUS / 4521046078
1. PENDAHULUAN

Batu Kapur merupakan bahan galian industri dengan kandungan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 95%.
Kalsium dalam batu kapur dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber daya melalui proses
penambangan dan pengolahan batu kapur. Penambangan batu kapur bertujuan untuk membentuk bongkahan
batu kapur berukuran kecil. Bongkahan batu berukuran kecil lebih mudah didapat dengan menggunakan bahan
peledak dibanding dengan menggunakan teknik pahat manual. Namun, penggunaan peledak saat proses
penambangan akan menghasilkan lebih banyak debu kapur di sekitar lingkungan kerja. Bongkahan batu kapur
hasil penambangan kemudian dilakukan pengolahan untuk mengambil kandungan kalsiumnya. Pengolahan batu
kapur diawali dengan proses pembakaran untuk dekomposisi kalsium karbonat menjadi kapur tohor (CaO) dan gas
karbon monoksida (CO2).

Gas polutan lain seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) dan particulate matter (PM) juga
dihasilkan saat proses pembakaran batu kapur. Hasil pembakaran berupa bongkahan batu panas yang bila disiram
dengan air akan menjadi serbuk kapur (Sucipto,2007). Serbuk kapur berupa partikel berwarna putih, halus dan
ringan sehingga mudah tersebar diudara oleh angin bersama gas-gas polutan hasil pembakaran.
2
Geologi
ula Jadi
Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu
organik secara mekanik atau secara kimia sebagian batu
di alam terjadi secara organik. 4 jenis ini berasal
ngembangan cangkang atau rumah kerang dan siput.
batu kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya
ya tidak jauh beda dengan batu kapur secara organik
embedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan
pur tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
pkan tidak jauh dari tempat semula. & sedangkan yang
secara kimia jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi
an suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air
Sejak zaman kuno, orang-orang mesir telah banyak
memanfaatkan batuan kapur, diantaranya adalah untuk memplester
bangunan tempat tinggal mereka. Sampai zaman modern sekarangpun,
kapur masih di gunakan pemanfaatannya untuk memplester bangunan.
Perkembangan ini secara tidak langsung memperlihatkan adanya
peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan penolong bagi
perkembangan sektor industri yang merupakan industri yang
merupakan hilir. Stabilitas politik yang baik di Indonesia telah memicu
pengembangan sektor industri, Konstruksi dan pertanian ketingkat
yang lebih baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut di perkirakan
prospek pasar untuk komoditas pasar cukup cerah. Batu Kapur yang
terdapat di alam bermacam-macam jenisnya, antara lain : Kalsit
(CaCO3), Dolomit (CaCO3.MgCO3), Magnesit (MgCO3), Siderit
(FeCO3),Ankerit [Ca2Fe(CO2)4], dan aragonit (CaCO3) yang
berkomposis kimia sama dengan Kalsit tetapi berbeda dalam struktur
kristalnya.
2. POTENSI DAN CADANGANNYA

Salah satu bahan galian industri yang sangat dibutuhkan konsumen adalah
batu gamping. Batu gamping merupakan salah satu bahan galian industri yang
banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Potensi dan cadangan batu
gamping yang tersebar di Indonesia sangat besar pada setiap provinsi, antara lain
Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Irian Jaya. Seluruh cadangan
batu gamping ini terklasifikasi sebagai cadangan tereka (termasuk hipotesis dan
spekulatif), kecuali cadangan di Nusa Tenggara Timur sejumlah 61,376 juta ton
sebagai cadangan terunjuk (proable). Cadangan batu gamping yang sudah diketahui
adalah sekitar 28,7 milyar ton dan batu yang tersebar berada pada provinsoi
Sumatera Barat, yaitu 23,23 milyar ton atau sekitar 81,02 cadangan seluruhnya.
Potensi dan cadangan batu gamping yang terdapat di provinsi Sumatera Utara
cukup besar. Beberapa daerah di provinsi Sumatera Utara memiliki potensi seperti
daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Langkat.
3. PERTAMBANGAN
1. EKPLORASI
Batu kapur merupakan salah satu bahan galian C yang banyak terdapat di Indonesia. Besarnya potensi
tersebut diiringi pula dengan konsumsi batu kapur yang besar untuk memenuhi kebutuhan manusia. Begitu
banyaknya hasil olahan pabrik yang membutuhkan batuan kapur menunjukkan bahwasanya peran batu kapur
dalam proses industri sangatlah penting misalnya saja sebagai bahan utama pembuatan semen Salah satu
perusahaan yang melakukan eksplorasi dan penambangan batu kapur yang digunakan sebagai bahan utama
pembuatan semen adalah PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk. Dalam  menentukan estimasi potensi batu kapur
perusahaan ini mengambil data dari pemetaan topografi, yaitu melalui pengukuran pada titik-titik ketinggian
kawasan pertambangan batu kapur.

Dengan kemajuan teknologi dibidang penginderaan jauh, perhitungan estimasi potensi batu kapur dapat
dilakukan dengan menggunakan data citra satelit Landsat 7 ETM+.Parameter yang digunakan untuk identifikasi
potensi batu kapur pada penelitian ini ada 4 yaitu suhu permukaan, tutupan lahan, indeks vegetasi, dan
interpretasi visual.Parameter utama yang dijadikan untuk membuat model estimasi potensi batu kapur adalah
suhu permukaan tanah.Korelasi antara suhu permukaan di citra dan lapangan adalah 55,9 %. Dengan regresi
linier sederhana didapatkan nilai r2=0,313, dengan persamaan koreksi suhu permukaan antara citra dan suhu
lapangan adalah suhu Citra (°C)= 78,23-1,233. Suhu lapangan.Suhu di citra dan suhu lapangan memiliki
hubungan yang terbalik artinya ketika suhu di lapangan tinggi maka suhu di citra rendah. Dari persamaan koreksi
didapat ketika suhu batu kapur dilapangan adalah 38 ° C maka suhu di citra Landsat adalah 31,5 ° C.
2. PENAMBANGAN
Penambangan Batu Kapur
Ada beberapa pengertian pertambangan. Salah satu pengertian dari pertambangan menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 4
Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara adalah : “sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.”
Pengertian lain tentang pertambangan adalah : “kegiatan pengambilan endapan bahan tambang berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, pada permukaan bumi, dibawah permukaan air, baik secara mekanis maupun manual, seperti :
pertambangan minyak dan gas bumi, batu bara, pasir besi, biji nikel, biji bauksit, biji tembaga, biji emas, perak, biji mangan, dan
sebagainya.”
Tujuan dari usaha pertambangan adalah untuk mengolah bahan galian yang berada di dalam bumi agar dapat dipergunakan
untuk mengolah bahan galian yang berada di dalam bumi agar dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh semua umat manusia untuk
melangsungkan kehidupannya agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran. Abrar Saleng juga mengatakan dalam bukunya,
meskipun UndangUndang Nomor 11 Tahun 1967 disebut sebagai Undang-Undang tentang Ketentuan Pokok-Pokok Pertambangan
tetapi obyek penambangan tidak dinamakan bahan tambang melainkan bahan galian. Akan tetapi baik penamaan Undang-Undang
maupun materi muatannya, maka yang dimaksud dengan bahan galian adalah segala bahan yang perolehannya dilakukan melalui
kegiatan penambangan. Istilah bahan galian adalah bahan tambang.
3. PENGOLAHAN
Urutan pengolahan batu gamping (CaCO3):
• Transportasi dari tambang ke penggilingan, biasanya dengan kereta api
industri.
• Penghancuran dan pengaturan besar butil dalam pemecahan rahang
ataugiratori.
• Pengayaan untuk memisahkan berbagai ukuran (misalnya, batuan 10sampai
20 cm berarti bahwa batuan yang ukurannya lebih kecil dari 10 cmdan lebih
besar dari 20 cm telah dikeluarkan).
• Batu-batu besar diangkut dengan gerobak ke tanur vertikal (shaft kiln).
• Batu-batu kecil dibawa ke tanur putar (rotary kiln).
• Batu-batu halus ke pulverisor (penggilingan halus) untuk membuat
batugamping serbuk utnuk pertanian dan keperluan lain.
• Batu gamping dibakar menurut ukuran masing-masing, di dalam tanurvertikal
untuk membuat gamping bongkahan, atau di dalam tanur putarhorizontal
untuk membuat gamping serbuk
• Dilakukan pengemasan terhadap hasil produksi tersebut (CaO)
Proses pembuatan Kapur tohor dibuat dengan tiga cara yaitu
1. Pembakaran batu kapur dalam tungku batch
2. Proses semi-kontinu dengan menggunakan shaft kilnc
3. Proses Kontinu dengan menggunakan tungku putar (rotary kiln)
4. KEGUNAAN BATU KAPUR
1. Bahan bangunan, Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk  plester,adukan
pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah
2. Bahan penstabilan jalan raya, Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa
yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian
fondasi jalan raya.
3. Sebagai pembasmi hama
4. sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk belerang untuk
disemprotkan
5. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife
tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat  panen, erosiserta untuk
menggemburkan tanah. $apur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam
pembuatan kompos dan sebagainya.
6. Penjernihan air Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri, kapur dipergunakan bersama-sama dengan
soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.
7. Batu Gamping (caco3) sebagai Pupuk 6lternatif Penetralisir keasaman tanah dan semua material yang
mengandung senyawa Ca dapat digunakan sebagai bahan pengkapuran untuk menetralisir keasaman tanah,
yaitu meningkatkan pH tanah yang pada dasarnya menambahkan Ca dan menurunkan Al.
8. Batu gamping keprus sebagai campuran agregat pada lapis pondasi agregat kelas b bertujuan untuk mengkaji
kemungkinan pemakaian batu gamping keprus sebagai bahan campuran agregat pada lapis pondasi agregat
kelas B.
9. Batu gamping sebagai bahan baku semen
10. Batu gamping sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen
KEGUNAAN BATU KAPUR

Kapur adalah bahan yang sangat bermanfaat dalam segala bentuk antivitas manusia dengan harga yang
relative lebih murah. Pemanfaatan terbanyak dalam bidang bangunan dan pertanian. Kapur juga menjadi
bagian dari campuran semen karena memiliki sifat merekatkan dan mengubah penampilan. sebagai salah
satu kapur pertanian, kapur berguna dalam menyediakan unsur kalsium dan memperbaiki kemasaman
tanah.
Kapur tohor dan kapur padam banyak digunakan untuk proses-proses yang memerlukan netralisasi,
koagulasi, pembasaan, dehidrasi, dan absorpsi; juga digunakan dibidang konstruksi untuk stabilisasi
tanah; pembuatan bata tras pozolan-kapur, bata kapur-terak peleburan bijih; khusus bata tras
pozolankapur sudah sejak lama dikenal masyarakat dengan nama batako dan digunakan dalam jumlah
besar untuk dinding rumah; digunakan pula untuk pengapuran tanah-dasar tambak–tambak ikan; Kapur
tohor sebagai bahan imbuh dalam peleburan bijih besi dan bukan besi; untuk penanggulangan
pencemaran lingkungan : mengikat sulfur dalam gas buang cerobong asap industri melalui sistem
pencucian gas (gas-stack scrubbing system), mengendapkan berbagai polutan dalam limbah cair industri,
pengolahan air untuk industri dan rumah tangga, dan sebagainya.
5.
PERKEMBANGAN
DAN PROSPEK
PCC merupakan produk batu kapur yang memiliki prospek ke depan lebih baik dari GCC,
bahkan dari semua produkta batu kapur, karena nilai tambahnya sangat tinggi mencapai 99 kali dari
batu kapur (GCC hanya 19 kali). Dengan nilai tambah yang tinggi tersebut industri PCC dapat eksis
terhadap tekanan kenaikan harga BBM, meskipun prosesnya memerlukan pembakaran dan
pengeringan. Namun industri PCC investasinya cukup besar karena memerlukan banyak peralatan.
Demikian juga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk pengembangan
produk dalam memenuhi tuntutan pasar. Sumber daya batu kapur yang sangat besar yang dimiliki
Indonesia perlu terus ditingkatkan nilai tambahnya melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga
penelitian pemrosesan dan pemanfaatan mineral, sehingga hasilnya dapat berkontribusi lebih besar
dalam memakmurkan kehidupan bangsa.
 
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai