Clearing yaitu kegiatan pembersihan tempat kerja dari pohon-pohon besar dan kecil,
kemudian dilakukan stripping yang bertujuan untuk membuang tanah penutup (over
burden). Proses ini dilakukan dengan diadakannya menggunakan peralatan berat seperti
bulldozer.
- Drilling
Sesudah pengupasan dan pembuangan tanah penutup selesai dikerjakan, maka tahap
selanjutnya adalah pembongkaran batu kapur yaitu dengan cara pemboran dan peledakan.
Kegiatan pemboran untuk menyediakan lubang tembak.
- Blasting (Peledakan)
Setelah pemboran dilakukan selanjutnya dilakukan peledakan yang bertujuan untuk
memisahkan material yang diinginkan dari batuan induknya sehingga memudahkan
dalam proses selanjutnya.
- Loading (Pemuatan)
Pekerjaan pemuatan batu kapur hasil peledakan ke alat angkut dilakukan oleh
beberapa alat muat.
- Hauling (Pengangkutan):
Yaitu pemindahan material di daerah tambang dari loading area menuju dumping
point dengan menggunakan dump truck.
2. Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organic, secara mekanik
atau secara kimia. Sebagian batu kapur di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal
dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu kapur yang
terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara
organik yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur
tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu kapur yang terjadi
dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
3. Batu kapur hijau, batu kapur merah, batu kapur hitam
4. Kalsinasi di suhu 900o - 1000oC, sehingga batu gamping terurai menjadi CaO dan
CO2
5. Tungku kalsinasi dapat dibagi dalam tiga zona, yaitu zona preheating, zona reaksi,
dan zona cooling.
Preheating Zone.
Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan mengalami pemanasan sampai
temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas yang bergerak berlawanan dari bawah ke
bagian atas tungku. Pada daerah ini, belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi pembakaran
dari kokas.
Reaction Zone.
Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari batu kapur. Kapur
bakar mengalami pemanasan berlebih dan diperkirakan mencapai temperatur 1000 celcius.
Gas yang meninggalkan daerah reaksi bertemperatur sekitar 900 celcius. Temperatur gas
yang keluar ini, 100 celcius lebih tinggi dari pada temperatur material yang masuk pada
daerah ini.
Cooling Zone.
Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak berlawanan dari bagian
bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar didinginkan sampai temperatur sekitar 100
celcius. Agar terjadi pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan
mencapai 25 persen berlebih dari yang diperlukan.