Anda di halaman 1dari 4

SOAL DAN JAWABAN

1. Sebutkan proses penambangan batu kapur ?


2. Jelaskan pembentukan batu kapur ?
3. Sebutkan jenis-jenis batu kapur ?
4. Bagaimana cara pembuatan kapur tohor pada pengolahan batu kapur ?
5. Sebutkan dan jelaskan zona yang terdapat pada tungku kalsinasi ?
6. Sebutkan alat yang digunakan dalam proses penambangan batu kapur?
7. Mineral apa saja yang terdapat dalam batu kapur ?
8. Mengapa perlu dilakukan proses kalsinasi pada pembentukan batu
kapur ?
9. Bagaimana reaksi kalsinasi dalam pembentukan batu kapur ?
10. Sebutkan dan jelaskan pemanfaatan dari batu kapur ?
11. Sebutkan pengelompokan kars yang ada di indonesia ?
12. Apa dampak dari penambangan batu kapur ?
13. Bagaimana pencegahan dari dampak tersebut ?
14. Bagaimana potensi sumber daya batu kapur di indonesia ?
15. Bagaimana cara membedakan batu kapur kualitas baik dan kualitas
rendah ?
JAWABAN

1. Tahapan kegiatan penambangan batu kapur adalah :


- Clearing

Clearing yaitu kegiatan pembersihan tempat kerja dari pohon-pohon besar dan kecil,
kemudian dilakukan stripping yang bertujuan untuk membuang tanah penutup (over
burden). Proses ini dilakukan dengan diadakannya menggunakan peralatan berat seperti
bulldozer.

- Drilling

Sesudah pengupasan dan pembuangan tanah penutup selesai dikerjakan, maka tahap
selanjutnya adalah pembongkaran batu kapur yaitu dengan cara pemboran dan peledakan.
Kegiatan pemboran untuk menyediakan lubang tembak.

- Blasting (Peledakan)
Setelah pemboran dilakukan selanjutnya dilakukan peledakan yang bertujuan untuk
memisahkan material yang diinginkan dari batuan induknya sehingga memudahkan
dalam proses selanjutnya.

- Loading (Pemuatan)
Pekerjaan pemuatan batu kapur hasil peledakan ke alat angkut dilakukan oleh
beberapa alat muat.

- Hauling (Pengangkutan):
Yaitu pemindahan material di daerah tambang dari loading area menuju dumping
point dengan menggunakan dump truck.

2. Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organic, secara mekanik
atau secara kimia. Sebagian batu kapur di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal
dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu kapur yang
terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara
organik yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur
tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu kapur yang terjadi
dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
3. Batu kapur hijau, batu kapur merah, batu kapur hitam
4. Kalsinasi di suhu 900o - 1000oC, sehingga batu gamping terurai menjadi CaO dan
CO2

CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tangki


Kalsinasi dapat membentuk kapur tohor (CaO) dan padam (Ca(OH)2)
Pembakaran batu gamping pada suhu sekitar 900oC akan diperoleh CaO melalui
reaksi CaCO3-> CaO + CO2. Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas karena untuk
mengurai 1 gram molekul CaCO3 (100 gram) perlu panas 42,5 kkal.

5. Tungku kalsinasi dapat dibagi dalam tiga zona, yaitu zona preheating, zona reaksi,
dan zona cooling.

Preheating Zone.

Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan mengalami pemanasan sampai
temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas yang bergerak berlawanan dari bawah ke
bagian atas tungku. Pada daerah ini, belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi pembakaran
dari kokas.

Reaction Zone.

Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari batu kapur. Kapur
bakar mengalami pemanasan berlebih dan diperkirakan mencapai temperatur 1000 celcius.
Gas yang meninggalkan daerah reaksi bertemperatur sekitar 900 celcius. Temperatur gas
yang keluar ini, 100 celcius lebih tinggi dari pada temperatur material yang masuk pada
daerah ini.

Cooling Zone.

Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak berlawanan dari bagian
bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar didinginkan sampai temperatur sekitar 100
celcius. Agar terjadi pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan
mencapai 25 persen berlebih dari yang diperlukan.

6. Excavator, dump truck, alat bor


7. Magnesit, aragonit, ankarerit, siderit
8. Untuk mendapatkan hasil kapur bakar yang baik dan menghilangkan mineral
pengotornya
9. Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO3 akan terurai menjadi kapur bakar dengan
rumus kimia CaO (kalsium oksida) dan gas karbon dioksida, CO2 sesuai dengan
reaksi berikut:

CaCO3 → CaO + CO2


10. a. Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester, adukan
pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.
b. Bahan penstabil jalan raya
Pemakaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang
dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan
pemuaian fondasi jalan raya
c. Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai
serbuk belerang untuk disemprotkan
11. Tipe Gombong
Bentang alam kars dicirikan oleh pembentukan cockpit, terutama yang dijumpai di
daerah selatan Gombong (daerah Karangbolong). Bentukan depresi yang ada umumnya
dibatasi oleh lereng yang terjal dan kadang dijumpai bentukan seperti bintang. Karena
batu kapur berada di atas lapisan batuan yang kedap air maka batas antara keduanya
menjadi tempat keluarnya mata air.
Tipe Maros
Tipe ini dicirikan oleh bukit-bukit yang berbentuk menara (tower karst/mogote).
Pembentukan bentang alam ini berkaitan dengan bidang retakan (kekar dan sesar) yang
arahnya berkedudukan tegak atau hampir tegak. Tinggi menara antara 50-200 meter,
berlereng terjal dan datar pada bagian puncaknya. Di antara bukit-bukit tersebut terdapat
lembah-lembah sempit, berdasar rata, berbentuk memanjang. Bentukan yang khas ini
dijumpai di daerah Maros, Sulawesi Selatan.
Tipe Wawolesea
Tipe ini dicirikan adanya lorong-lorong yang terisi oleh air panas dan di beberapa
tempat terdapat jembatan alam (natural bridge). Tipe ini dicirikan terutama oleh
kontrol hidrologi air panas sehingga terjadi proses pengendapan ulang larutan kalsit
yang membentuk undak travertin yang beraneka ragam serta jarang dijumpai di
tempat lain
12. Banyak penyakit yang muncul di sekitar area penambangan batu kapur di kawasan karst.
Misalnya gangguan pada saluran pernapasan yang diakibatkan oleh asap-asap dari pabrik
maupun aktivitas penambangan. Asap tersebut dapat menimbulkan penyakit-penyakit
seperti sesak napas, bronchitis, asma, ISPA, dan bahkan radang paru-paru.
13. Pencegahan dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin, menggunakan masker
14. Cadangan Terunjuk 61,376 juta ton
Cadangan Tereka 28, 616 juta ton
15. Dilihat dari mineral pengotornya dengan cara apa batu kapur tersebut terbentuk dan
biasanya melalui proses kalsinasi yang baik

Anda mungkin juga menyukai