Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BATU KAPUR

Dosen Pengampu :

Yus Aktiva Prasetya Mardyanika, S.T.

Nama Kelompok (2A) :

1. Nur Rizka A. 8. M. Agung P.


2. Febri Fajrul F. 9. Misbakhun N. J.
3. Abdul Kholil 10. Bima Pramudya
4. Tri Putra A. 11. Abdul Muhyi
5. Maulana Yusuf P. 12. M. Marwani
6. Aldi Firmansyah 13. Andi Dwi K.
7. Vicky Avianto

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
3. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Pengertian Kapur.................................................................................................. 5
B. Macam-macam Kapur.......................................................................................... 6
C. Proses pembuatan kapur ...................................................................................... 7
1. Pembakaran batu kapur dalam tungku batch .................................................... 7
2. Proses semi-kontinu dengan menggunakan shaft kiln ....................................... 8
3. Proses kontinu dengan menggunakan tungku putar (rotary kiln). ..................... 9
D. Aneka Penggunaan, Fungsi Dan Spesifikasi..................................................... 11
Manfaat Batu Kapur .................................................................................................. 12
E. Kelebihan dan kelemahan proses pembuatan batu kapur .............................. 13
KESIMPULAN ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam disiplin ilmu teknik sipil kita memang lah tak lepas dari
material penyusun bangunan yang salah satunya yaitu batu kapur. Batu
kapur adalah mineral yang terjadi secara alami dan tersebar luas hampir
diseluruh dunia. Batu kapur merupakan sumber daya mineral yang
melimpah di Indonesia, jumlahnya diperkirakan sekitar 2.160 milyar ton.
Komponen terbesar yang terkandung dalam batu kapur adalah kalsium dan
karbonat dimana kedua komponen ini umumnya bergabung membentuk
kalsium karbonat (CaCO3). Kebanyakan masyarakat menggunakan batu
kapur dengan pengetahuannya terbatas hanya sebagai kapur tohor, kapur
pasang dan bahan baku industri semen dan dianggap tidak terlalu bernilai
karena mudah memperolehnya serta harganya relatif murah. Namun bagi
sebagian orang lainnya, batu kapur tetap merupakan sumber daya mineral
yang sangat menarik. Di Indonesia proses peningkatan nilai tambah batu
kapur sudah sejak lama diusahakan orang melalui penggalian atau
penambangan, dilanjutkan dengan pemecahan bongkahan batu dan
pembakaran untuk menghasilkan kapur tohor dan kapur padam mulai dari
penggunaan tungku-tungku pembakaran sederhana. Berdasarkan
pertimbangan tersebut diperkirakan prospek pasar untuk komoditas pasar
cukup cerah.

Sejak satu dekade terakhir industri kapur tohor mengalami pukulan


berat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meskipun
terkendala oleh harga BBM yang tinggi, sebagian kecil industri kapur tohor.
masih tetap bisa bertahan karena menggunakan bahan bakar limbah seperti
ban bekas, limbah industri berbasis karet, plastik dan sebagainya meskipun
saat ini semakin sulit diperoleh. Berkembangnya pemrosesan batu kapur
seiring dengan perkembangan tuntutan kualitas produk industri, yang harus
dipenuhi melalui spesifikasi dari batu kapur maupun produktanya. Semakin
tingginya harga energi serta banyaknya jumlah pengusaha batu kapur, maka
tantangan utama industri batu kapur adalah efisiensi energi bahan bakar,
serta inovasi produk untuk peningkatan nilai tambah.

2. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud batu kapur ?
 Bagaimana proses terbentuknya batu kapur ?
 Apa saja jenis-jenis produk batu kapur?
 Bagaimanan peranan/fungsi batu kapur dalam proses pembangunan ?
 Apa keunggulan dan kelemahan pada industri kapur?

3. Tujuan Penulisan
 Mempelajari dan mengetahui tentang batu kapur
 Menambah wawasan pengetahuan tentang proses pembentukan batu
kapur
 Mengetahui jenis-jenis produk industri kapur
 Mengetahui fungsi/kegunaan batu kapur dalam proses pembangunan
 Mengetahui keunggulan dan kelemahan pada industri kapur
 Memenuhi tugas bahan bangunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kapur
Kapur termasuk bahan bangunan yang penting, di Indonesia kapur ini juga
sudah lama dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan
sebagainya. Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu
secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur
yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan
cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari
kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu
muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya.

Batu kapur (limestone) adalah jenis batuan karbonat yang terjadi di alam,
disebut juga batu gamping. Mineral utama batu kapur adalah kalsit (CaCO3),
mineral lainnya merupakan mineral pengotor, biasanya terdiri dari kuarsa
(SiO2), karbonat yang berasosiasi dengan mineral besi dan mineral lempung,
serta bahan organik sisa tumbuhan. Mineral kalsit terbentuk melalui proses
sedimentasi sehingga batu kapur disebut pula batuan sedimen. Mineral kalsit
berstruktur kristal sistem heksagonal. Selain kalsit di alam ditemukan pula
mineral karbonat lainnya yaitu aragonit (CaCO3) yang mempunyai komposisi
kimia sama dengan kalsit namun struktur kristalnya berbeda yaitu sistem
ortorombik. Aragonit ditemukan pada kulit kerang (oyster shells) dan keong
(oolites). Aragonit bersifat metastabil, dalam waktu lama akan berubah menjadi
kalsit. Mineral karbonat lain yang berasosiasi dengan kalsit adalah siderit
(FeCO3), ankerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3), mineral-mineral
tersebut umumnya ditemukan dalam jumlah kecil yang berkomposisi kimia
sama dengan kalsit tetapi berbeda dalam struktur kristalnya.
B. Macam-macam Kapur

Kapur tohor (CaO) adalah hasil dari pemanasan batuan kapur, yang dalam
perdagangan dapat dijumpai bermacam-macam hasil pembakaran kapur ini,
antara lain :Kapur tohor / quick lime ( CaO): yaitu hasil langsung dari
pembakaran batuan kapur yang berbentuk oksida-oksida dari kalsium atau
magnesium.

a. Kapur padam / hydrated lime(Ca(OH)2))


Adalah bentuk hidroksida dari kalsium atau magnesium yang dibuat
dari kapur keras yang diberi air sehingga bereaksi dan
mengeluarkan panas.Digunakan terutama untuk bahan pengikat dalam
adukan bangunan.
Proses “slaking” adalah reaksi CaO dengan air, sebagai berikut :

CaO(p) +H2O  Ca(OH)2(p) H=15,9 kcal


Hasilnya dapat berupa serbuk halus (proses kering) atau berupa “slurry’
dalam air (proses basah).
Proses kering yang paling sederhana adalah dengan menyirami lapisan
bongkah-bongkah kapur tohor setebal 15-20 cm di atas lantai
Pencampuran air dengan kapur tohor sebaiknya dilakukan dengan disertai
membalik-balikan bongkah-bongkah tersebut dan dilakukan penyiraman
ulang. Bongkahan itu akan pecah menjadi serbuk kapur padam. Pabrik
gula menggunakan kapur dalam bentuk slurry senhingga pemadaman
kapur tohor tersebut dapat dilakukan dengan air berlebih (proses basah),
yang dapat dilakukan dalam suatu tangki dengan pengadukan yang baik,
dan pemisahan-pemisahan kasar yang mengendap akan lebih mudah
dilakukan.
b. Kapur Udara
Kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu dapat
mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida.
c. Kapur hydraulik
Disini CaO dan MgO tergabung secara kimia dengan
pengotor- pengotor.Oksida kapur ini terhidrasi secara mudah dengan
menambahkan air ataupun membiarkannya di udara terbuka, pada reaski
ini timbul panas.

C. Proses pembuatan kapur

Proses pembuatan kapur tohor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Pembakaran batu kapur dalam tungku batch

Tungku pendam sistem berkala berbentuk silinder yang terpendam dalam


tanah dengan sedikit bagian terbuka untuk pelaksanaan proses pembakaran
adalah penampang tungku pendam berkapasitas 60 ton batu kapur.

Dinding tungku pendam dibuat dari susunan batu kuarsa (batu gongsol) atau
jenis batu kali tertentu; dapat juga dibuat dari batu bata biasa. Batu bata tidak
tahan terhadap api reduksi sehingga dinding dari batu bata mudah rusak.
Pemasukan bahan bakar dilakukan dari bukaan pada dinding yang
berhubungan dengan bukaan tempat juru bakar melakukan tugasnya
memasukkan bahan bakar. Bahan bakar masuk ke dalam rongga di dalam
tungku yang dibuat dari susunan batu kapur yang akan dibakar.

2. Proses semi-kontinu dengan menggunakan shaft kiln

Jobong dibuat dari batu tahan api yang diperkuat dengan carbon steel
silinder sedangkan bagian luar dari pasangan batu merah biasa,
tebal dinding bagian bawah kurang
lebih 1 meter dan bagian atas kurang lebih 0,5 meter. Dari 10,5 ton batu ka
pur mentah perhari atau 438 kg perjam, pecahan 4 cm sd 15 cm akan dihasil
kan kurang lebih 6 ton kapur. Jobong terdiri dari zona pemanasan, zona
kalsinasi, dan zona pendinginan.

Tiga meter bagian atas adalah zonapemanasan awal (pre heating),pada pros
es kalsinasi akan mengalami pemanasan. Batuan kapur dengan ukuran 5 - 7
cm, dibakar di dalam tungku dalam suhu tertentu. Di sini suhu berkisar dari
900 – 1000’ C dalam waktu 1 - 3 jam.

Reaksi yang berlangsung adalah :

CaCO3 CaO + CO2 H = +44 kkal

Kalsinasi
Pada waktu kalsinasi, volumenya menciut, dan pada waktu hidrasi
mengembang. Kalor total yang diperlukan untuk kalsinasi per ton gamping
dapat dibagi atas dua bagian yaitu: kalor sensibel untuk menaikkan suhu
batuan sampai dekomposisiya dan kalor laten disosiasi.

Zona Pendinginan

Setelah proses pembakaran selesai maka mulailah pendinginan kapur tohor di


dalam tungku. Pendinginan ini tidak boleh terlalu lama sebab dapat
mengakibatkan hancurnya kapur tohor yang bersifat higroskopis akan
mempunyai kesempatan untuk menyerap air dari udara bebas.

Pengeluaran Hasil Pembakaran.


Untuk menghindari pengotoran dari abu batubara, maka pada waktu
pengeluaran abu batu bara yang berukuran sangat halus yang terdapat
didasar tungku harus segera dipisahkan dari kapur tohor yang masih
berbentuk bongkah-bongkah. Ini dilakukan pada saat temparatur mulai
menurun ± 400 C.

3. Proses kontinu dengan menggunakan tungku putar (rotary kiln).

Proses pembakaran yang terjadi pada tanur kiln ini disebabkan karena
adanyaperpaduan antara bahan bakar batubara dengan udara atau oksigen
yang betekanantinggi dimana batubara yang digunakan adalah batubara yang
telah dihaluskan hinggaberbentuk seperti tepung yang dapat menghasilkan
semburan api hingga suhu 1500oC . Bagian luar tanur putar terbuat dari baja
berat dan bagian dalamnya dilapis dengan bata refraktori dimana bata ini
memiliki kemampuan tahan panas dan air yang baik.Kiln dipasang dengan
kemiringan 4 persen dan berputar melawan arah jarum jam dengan kecepatan
0,6 sampai 2 putaran per menit.

Kinerja Kiln

Pada saat material telah masuk ke kiln, terdapat empat zona proses
pemanasan diantaranya calsinasi zone dimana pada proses ini material yang
baru masuk kedalam kiln. Pemanasan pendahuluan itu bisa mencapao 980o C
pada waktu batu gamping masuk ke kiln. Kalor untuk pemanasan
pendahuluan ini berasal dari udara dan gas dari tanur. Material tersebut
terkalsinasi yang dikarenakan mendapatkan panas yang lebih tinggi dari pada
di dalam SP berkisar antara 1100-1200oC sehingga mengakibatkan perubahan
bentuk pada material tersebut yang tadinya berupa serbuk-serbuk padat
menjadi serbuk-serbuk yang mulai terlihat meleleh, kemudian ada lagi yang
namanya transisi zone dimana pada proses ini bahan material mandapatkan
pemanasan yang lebih tinggi berkisar antara 1200-1300oC dimana pada
prosesini material hampir mendekati cair danyang terakhir terdapat proses
burningzone dimana pada proses ini materialbenar-benar mendapatkan
pemanasansecara penuh dari kiln hingga materialtersebut mencair dan
panasnya mencapai 1400–1500oC kemudian proses yang terakhir adalah
proses cooling zone, pada proses ini material yang telah masuk ke cooler
mendapatkan pendinginan secara cepat atau proses pendinginan yang
dikagetkan karena pada cooler ini panas pada material harus lebih dingin
dibandingkan didalam kiln dimaksudkan supaya klinker tersebut tidak
lengket pada great plat dan panas pada cooler mencapai 150-200 oC.
D. Aneka Penggunaan, Fungsi Dan Spesifikasi
Kapur tohor dan kapur padam banyak digunakan untuk proses-
proses yang memerlukan netralisasi, koagulasi, pembasaan, dehidrasi, dan
absorpsi; juga digunakan dibidang konstruksi untuk stabilisasi tanah;
pembuatan bata tras pozolan-kapur, bata kapur-terak peleburan bijih;
khusus bata tras pozolankapur sudah sejak lama dikenal masyarakat dengan
nama batako dan digunakan dalam jumlah besar untuk dinding rumah;
digunakan pula untuk pengapuran tanah-dasar tambak–tambak ikan; Kapur
tohor sebagai bahan imbuh dalam peleburan bijih besi dan bukan besi; untuk
penanggulangan pencemaran lingkungan : mengikat sulfur dalam gas buang
cerobong asap industri melalui sistem pencucian gas (gas-stack scrubbing
system), mengendapkan berbagai polutan dalam limbah cair industri,
pengolahan air untuk industri dan rumah tangga, dan sebagainya.
Berbagai fungsi batu kapur dan produktanya dalam berbagai
penggunaan penting dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 5, yang
meliputi fungsifungsi : sebagai bahan imbuh (flux) berupa CaO, pelumasan
(lubricant) berupa Ca(OH)2 , pembasaan (causticization) berupa
CaO/Ca(OH)2, penyerapan air (dehydration) berupa CaO, bahan pengikat
(bonding agent) berupa CaO/Ca(OH)2, bahan baku (raw material) berupa
CaCO3, hidrolisis (hydrolization) berupa Ca(OH)2/CaO, penyerapan
(absorption) berupa CaO, pelarut (solvent) berupa Ca(OH)2, penetralan
(neutralization) berupa Ca(OH)2/CaO, penggumpalan (flocculation) berupa
Ca(OH)2, bahan pengisi dan bahan pelapis berupa CaCO3 (PCC dan GCC).
Berikut ini adalah penggunaan kapur dalam pekerjaan sipil:

1. Untuk pencucian putih.


2. Untuk membuat mortar untuk pekerjaan batu dan plesteran.
3. Untuk menghasilkan batu bata pasir kapur.
4. Untuk stabilisasi tanah.
5. Sebagai bahan tahan api untuk lapisan tungku perapian terbuka.
6. Untuk pembuatan semen.
Manfaat Batu Kapur
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

1. Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk
plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen
merah.
2. Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya
termasuk rawa yang dilaluinya.Kapur ini berfungsi untuk mengurangi
plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya.
3. Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3)
atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.
4. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak
banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang
berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah.Kapur
ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam
pembuatan kompos dan sebagainya.
5. Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan
bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan
proses kapur soda.
E. Kelebihan dan kelemahan proses pembuatan batu kapur

Kelebihan dan kelemahan proses pembuatan batu kapur


1. Tungku Batch

Kelebihan :
- Biaya produksinya paling murah di banding proses saft kiln dan rotari
kiln.
Kelemahan :
- Kualitas hasil produksi kapur tohor paling rendah di banding dengan
proses saft kiln dan rotari kiln.
- Kapasitas kapur gamping yang di muat paling sedikit dibanding yang
lain 60 ton.

2. Tungku Vertikal (saft Kiln)

Kelebihan :
-hasil produksi lebih baik dari tungku batch.
-lebih hemat bahan bakar.

3. Rotary Kiln
Kelebihan :

-Kapasitas paling tinggi.


- Dapat menghasikan gampingdengan kualias yang seragam
Kelemahan

- Memerlukan biaya yang besar.


KESIMPULAN
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penyusun dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah "Batu
Kapur" kami menyimpulkan bahwa batu kapur
merupakan salah satu material penting dalam bangunan
yang fungsi utamanya sebagai salah satu bahan perekat.
Jenis batu kapur pun bermacam-macam sesuai dengan cara
mengolahnya dan kegunaannya.
SARAN
menyadari bahwa kami tim penyusu jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebihfokus dan detail
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
yang lebih beracam-macam yanh yang tentunya terpercaya
dan dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran dapat berupa kritik atau masukan terhadap
kami juga dapat berupa tambahan dari materi secara lebih
luas ataupun terperinci, kai sangat mengharapkan atas nya
demi membangun agar makalah ini bisa lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai