DISUSUN OLEH:
ARBI’IL YASAK
HABIBURRAHMAN
MUHAMMAD LUTHFI
MUHAMMAD HAMDAN
SYAWALUDIN EFENDI LUBIS
1
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, dosen pembimbing
dan teman-teman mahasiswa. Sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.3. Tujuan...............................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................10
3.2. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan
cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan
Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut
semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip
tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang
sekarang banyak dipajang di toko - toko bangunan. Sebenarnya, adonan
Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan
utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang
banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium
oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan
dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.
1.2. Rumusan masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan
masalah diantaranya:
Apa saja unsur yang terkandung dalam semen?
Apa peranan masing-masing unsur?
Bagaimana proses pembuatan semen?
1.3. Tujuan
Mengingat pentingnya mengetahui tentang semen dalam
penggunaannya dalam kehidupan , maka makalah ini dibuat dengan tujuan
sebagai berikut :
Agar dapat mengetaui unsur yang terkandung dalam semen
Agar dapat mengetahui peranan masing-masing unsur
Agar dapat mengetahui proses pembuatan semen
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 70% dalam 1
minggu
Menghasilkan panas hidrasi (panas yang terjadi akibat reaksi antara
semen dengan air) tinggi sekitar 500 joule/gram.
C2S
Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen
Pengerasan pasta semen berlangsung lambat (dalam beberapa
minggu sampai 1 bulan)
Menghasilkan panas hidrasi lebih rendah, sekitar 250 joule/gram
C3A
Bereaksi dengan air membentuk pasta semen berkekuatan rendah
Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 1 s.d 2 hari
Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 850 joule/gram
C4AF
Bereaksi dengan air membentuk pasta semen
Pengerasan pasta semen berlangsung sangat cepat, dalam beberapa
menit
Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 420 joule/gram
2.3. Proses Pembuatan Semen
Berikut langkah-langkah dalam pembuatan semen.
1. Penghancuran (crushing) bahan baku
2. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku
3. Penggilingan dan pengeringan bahan baku
4. Pencampuran dan homogenisasi
5. Pemanasan awal
6. Pembakaran
7. Pendinginan
8. Pendinginan akhir
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi yang telah disampaikan, kita dapat belajar bahwa dalam
dunia sipil sekalipun kita harus mengetahui sebuah kandungan / unsur yang
terdapat dalam material. Dengan kita mengetahui maka kita akan mengerti
sifat-sifat dari material serta dapat memilih material yang tepat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen
http://www.scribd.com/doc/37854282/Produksi-Semen
http://building-smart.blogspot.com/2009/09/aplikasi-semen-bagian-i.html
http://www.beacukai.go.id/library/data/Semen.htm
http://arpumiko.blogspot.com/2010/07/proses-produksi-semen-portland.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1693617-proses-pembuatan-semen/
http://agushardiyanto.blogspot.com/2010/12/semen-cement.html
http://www.scribd.com/doc/52037694/2/Proses-kering#page=34
http://www.scribd.com/doc/38532319/Semen
http://www.scribd.com/doc/46624945/Presentasi-Semen