Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
limpahan taufik dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermakna bagi pembaca dalam
mengevaluasi hasil pembelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tebuireng,..........
September 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
Asas keadilan
Dalam Al-Qur’an, kata ini disebut 1000 kali. Keadilan pada umumnya
berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijakan pemerintah. Konsep
keadilan meliputi berbagai hubungan, misalanya : hubungan individu dengan
dirinya sendiri, hubungan antara individu dan yang berpekara serta hubungan-
hubungan dengan berbagai pihak yang terkait. Keadilan dalam Hukum Islam
berarti keseimbangan antara kewajiban dan harus dipenuhi oleh manusia
dengan kemammpuan manusia untuk menuanaikan kewajiban itu.
Asas Legalitas
Bersifat Pribadi
Dalam syariah Islam hukuman dapat dijatuhkan hanya kepada orang yang
melakukan perbuatan jinayah dan orang lain ataupun kerabatnya tidak dapat
menggantikan hukuman pelaku jinayah. Al quran telah menjelaskan dalam QS Al
An’am 164 :“ Katakanlah, apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah,
padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat
dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang
yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada
Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu
perselisihkan.”
Marzuki, DR. M.Ag, Makalah Memahami Hakikat Hukum Islam, diakses pada tanggal 25
Oktober 2010
Hukuman Tidak Sah Karena Keraguan
Keraguan di sini berarti segala yang kelihatan seperti sesuatu yang terbukti,
padahal dalam kenyataannya tidak terbukti. Atau segala hal yang menurut hukum
yang mungkin secara konkrit muncul, padahal tidak ada ketentuan untuk itu dan
tidak ada dalam kenyataan itu sendiri. Putusan untuk menjatuhkan hukuman
harus dilakukan dengan keyakinan, tanpa adanya keraguan. Sebuah hadis
menerangkan “hindarkan hudud dalam keadaan ragu, lebih baik salah dalam
membebaskan daripada salah dalam menghukum”.
Seperti halnya kasus yang dicontohkan Abdul Qodir Audah dalam kasus
pencurian, misalnya kecurigaan mengenai kepemilikan dalam pencurian harta
bersama. Jika seorang mencuri sesuatu yang dia miliki bersama orang lain,
hukuman hadd bagi pencuri menjadi tidak valid, karena dalam kasus harta itu
tidak secara khusus dimiliki orang, tetapi melibatkan persangkaan adanya
kepemilikan juga dari pelaku perbuatan itu.
Asas taba, dulul mana’fi’ berarti bahwa segala bentuk kegitan muamalat
harus memberikan keuntungan dan manfaat bersama bagi pihak-pihak yang
terlibat. Asas ini merupakan kelanjutan dari prinsip atta’awun sehingga asas ini
bertujuan menciptakan kerjasama antar individu atau pihak-pihak dalam
masyarakat dalam rangka saling memenuhi keperluanya masing-masing dalam
rangka kesejahteraaan bersama.
Asas Pemerataan
Asas adamul gurur berarti bahwa setiap bentuk muamalat tidak boleh
ada gurur, yaitu tipu daya atau sesuatu yang menyebabkan salah satu pihak
merasa dirugikan oleh pihak lainya sehingga mengakibatkan hilangnya unsur
kerelaan salah satu pihak dalam melakukan suatu transaksi atau perikatan.
Hakim Nurul, Makalah Asas-asas Hukum Islam, di akses pada tanggal 25 Oktober 2010
Asas Musyarokah
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari asas hukum islam dapat di ketahui asas hukum memiliki memiliki
beberapa asas yang sangat berpengaruh dalam penerapnnya.
Memilki ciri ciri yang harus memenuhi kriteria agar asas asas hukum
islam bisa berjalan dengan lancar
Itulah beberapa hal penting terkait dengan hukum islam, memahami hukum
islam secara utuh membutuhkan perhatian dan keseriusan, tidak sedikit dari umat
islam yang tidak peduli dengan masalah ini, meskipun sebenarnya setiap muslim
di tuntut untuk memiliki pemahaman yang cukup tentang hukum isam, minimal
untuk mendasari dalam melaksanakan aturan hukum islam.
Daftar pustaka