Anda di halaman 1dari 19

Mortar

Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah bahan bangunan
terdiri dari agregat halus, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai
homogen. Adukan mortar dibuat kelecekannya cukup baik sehingga
mudah dikerjakan (diaduk, dibawa ke tempat pembuatan dengan “uji
sebar” dengan alat berupa “meja sebar”. Mortar sebagai bahan
bangunan, biasa diukur sifat-sifatnya, misalnya kuat tekan, berat jenis,
kuat tarik, daya serap air, kuat rekat dengan bata merah, susutan, dan
sebagainya. (Tjokrodimuljo, K 2012)

Jenis mortar

Jenisadukan menurut sifatnya :


Tjokrodimuljo, K (2012) membagi mortar berdasarkan jenis bahan
ikatnya menjadi empat jenis, yaitu mortar lumpur, mortar kapur,
mortar semen dan mortar khusus.

1.1. Mortar lumpur

Mortar lumpur dibuat dari campuran air, tanah liat/lumpur, dan


agregat halus. Perbandingan campuran bahan-bahan tersebut harus
tepat untuk memperoleh adukan yang kelecakannya baik dan
mendapatkan mortar (setelah keras) yang baik pula. Terlalu sedikit
pasir menghasilkan mortar yang retak-retak setelah mengeras
sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak pasir
menyebabkan adukan kurang dapat melekat dengan baik. Mortar
lumpur ini dipakai untuk bahan dinding tembok atau bahan tungku api
di pedesaan.

1.2. Mortar kapur

Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur, semen merah dan air.
Kapur dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering
kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya untuk
memperoleh adukan dengan kelecakan yang baik. Selama proses
pelekatan kapur mengalami susutan sehingga jumlah pasir yang
umum digunakan adalah tiga kali volume kapur. Mortar ini biasa
dipakai untuk perekat bata merah pada dinding tembok bata, atau
perekat antar batu pada pasangan batu.

1.3. Mortar semen

Mortar semen dibuat dari campuran air, semen Portland, dan agregat
halus dalam per-bandingan campuran yang tepat. Perbandingan antara
volume semen dan volume agregat halus berkisar antara 1 : 2 dan 1 :
8. Mortar ini lebih besar daripada mortar lumpur atau mortar kapur,
oleh karena itu biasa dipakai untuk tembok, pilar, kolom, atau bagian
bangunan lain yang menahan beban. Karena mortar semen ini lebih
rapat air (dibandingkan dengan mortar lain sebelumnya) maka juga
dipakai untuk bagian luar bangunan dan atau bagian bangunan yang
berada dibawah tanah (terkena air).
1.4. Mortar khusus

Mortar khusus ini dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada


mortar 1.2) dan 1.3) di atas dengan tujuan tertentu. Mortar ringan
diperoleh dengan menambahkan asbestos fibres, jutes fibres (serat
alami), butir – butir kayu, serbuk gergaji kayu, serbuk kaca dan lain
sebagainya. Mortar khusus digunakan dengan tujuan dan maksud
tertentu, contohnya mortar tahan api diperoleh dengan penambahan
serbuk bata merah dengan aluminous cement, dengan perbandingan
satu aluminous cement dan dua serbuk batu api. Mortar ini biasanya
di pakai untuk tungku api dan sebagainya.

Menurut fungsinya adukan dibedakan menajadi 2 macam


diantaranya sebagai berikut :

1. adukan biasa atau adukan tidak kedap air, yaitu adukan


yang tidak memerlukan syarat-syarat tertentu. adukan ini
digunakan pada pekerjaan yang tidak berhubungan langsung
dengan air.
2. adukan kedap air, yaitu adukan yang memerlukan
persyaratan tertentu atau adukan yang dipergunakan pada
pekerjaan yan langsung berhubungan dengan air misal :
pekerjaan bak mandi, talang got, dan lain sebagainya

Sifat-sifat mortar

Menurut Tjokrodimuljo, K (2012) mortar yang baik harus mempunyai


sifat-sifat sebagai berikut :

Murah.

Tahan lama.

Mudah dikerjakan (diaduk, diangkat, dipasang dan diratakan).

Melekat dengan baik dengan bata, batu dan sebagainya.

Cepat kering dan mengeras.


Tahan terhadap rembesan air.

Tidak timbul retak-retak setelah dipasang.

Pemakaian mortar pada kondisi bangunan tertentu disyaratkan untuk


memenuhi mutu adukan yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk
bangunan gedung bertingkat banyak diisyaratkan menggunakan
mortar yang kuat tekan minimumnya 3,0 MPa.

Bahan Adukan
2.1 Bahan Perekat
2.1.1 Gips
Gips merupakan jenis batuan endapan yang terbentuk secara kimiawi
dari kapur dan sulfat yang larut dalam tanah membentuk calsium
sulfat (CaSO4). Gips yang dari alam merupakan senyawa stabil
berbentuk CaSO4 2 H2O. Air yang terkandung di dalam gips itu
bukan air bebas tetapi air yang bersatu dengan molekulnya sehingga
sifat dari gips alam adalah stabil. Apabila gips alam dipanasi pada
suhu di atas 100°C, maka sebagian air molekulnya terlepas dan
membentuk  CaSO4  ½ H2O  yang biasa disebut  gips hemihidrat 
yang mempunyai sifat tidak stabil. Pada pelepasan 11/2 H2O nya
menggunakan energi panas tinggi yang tersimpan  di dalam gips
hemihydrat tersebut. Gips hemihydrat yang bereaksi dengan air maka
air molekul di dalam gips kembali ke jumlah semula seperti gips
alam. Akibat reaksi ini, panas yang tersimpan dalam gips hemihydrat
akan dikeluarkan dan molekul-molekul gips yang terpisah (karena
pembakaran) bersatu kembali ke bentuk stabil CaSO4  2 H2O. Ini
berarti gips mengeras setelah diberi air dan  dapat  digunakan sebagai
adukan.

2.1.2 Kapur
Kapur untuk bahan adukan berfungsi sebagai bahan pengikat. Pada
umumnya kapur yang ada di Indonesia adalah kapur yang mengeras
di udara, yang berasal dari pegunungan batu kapur, kulit-kulit kerang,
karang dan lain-lainnya. Batu kapur yang dalam bahasa Inggrisnya
disebut ”line stone”, dan bagian terbesar dari batu-batuan ini terdapat
dalam bentuk senyawa kalsium karbonat dengan rumus kimianya
CaCo3 murni, akan tetapi juga mengandung oxid-oxid lain dalam
jumlah tertentu.
Sebagai contoh susunan kimia batu kapur:
• Jumlsh ksrbonat (Co3)…………………………. 97%
• Kapur tohor (CaO)…………………………….... 29,77 - 55,56%
• Magnesia (MgO) ………………………………. 21 - 31%
• Silika (SiO2)…………………………………….. 0,14 - 2,41%
• Alumina dan oxid besi (Al2 dan Fe2 O3 )............ 0,5%

2.1.3 Pozzolan : Adalah bahan yang mengandung senyawa silica dan


Alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat
seperti semen, akan tetapi dengan bentuknya yang halus dan dengan
adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi secara
kimiawi dengan Kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi antara
semen dan air) pada suhu kamar membentuk senyawa Kalsium
Aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.
Bahan Pozzolan terbagi 2 yaitu :
Pozzolan Alam (Natural) : Tufa, abu vulkanis dan tanah Diatomae. Di
Indonesia Pozzolan alam dikenal dengan nama TRASS.
Pozzolan Buatan (sintetis) : yang termasuk dalam jenis ini adlah hasil
pembakaran tanah liat dan hasil pembakaran batu bara (Fly Ash)
2.1.4 Semen

Dalam kehidupan sehari-hari portland cement (pc) biasanya disebut


dengan semen saja. Semen adalah suatu bahan pengikat Hydrolis
(dapat mengeras/membatu jika dicampur air), yang berupa serbuk
yang sangat halus berwarna abu-abu atau coklat abu, maupun abu-abu
kehijau-hijauan yang terdiri dari kristal-kristal silikat, klasium dan
alumunium.

2.2 agregat halus


Pasir 
Pasir sebagai bahan pembentuk adukan (spasi) dapat berupa pasir
alam yaitu sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-batuan yang
banyak macamnya atau dapat berupa pasir buatan yaitu pasir yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Mengingat proses terjadinya
pasir ini (pasir alam), maka tempat-tempat untuk mendapatkannya
pun bermacam-macam, seperti : 
• Pasir Galian dari Gunung
• Pasir Sungai

Pasir Galian : 
bebas dari kandungan garam, hanya kotor oleh lumpur
Pasir Sungai : 
berbutir halus dan berbentuk bulat
Pasir Laut : 
berbutir halus dan bulat, mengandung garam

Fungsi Agregat Halus


Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar (adukan) dan beton. Atau didefinisikan
sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama dengan
bahan perekat dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatau
yang disebut beton
Selain seperti diuraikan diatas, fungsi utama agregat halus adalah
sebagai bahan pengisi diatara agregat kasar, sehingga ikatan menjadi
lebih kuat

Persyaratan Agregat Halus – PBI 71


a. Tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % berat.
b. Tidak boleh mengandung bahan organis terlalu bnayak.
c. Pasir harus terdiri dari butir tajam dan keras
d. Butiran pasir harus terdiri dari beraneka ragam, Jika diuji 
dengan test ayakan ISO
- Sisa di atas ayakan 4 mm minimal 2 % berat total
- Sisa di ayakan 1 mm minimum 10 % berat total
- Sisa di ayakan 0.25 mm minimum 80 – 90 % berat total
e. Tidak boleh menggunakan pasir laut

2.3 air

Air yang akan digunakan untuk membuat suatu adukan harus


memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dan banyaknya air
yang akan digunakan tergantung pada jenis pekerjaannya. Air untuk
membuat adukan plesteran-plesteran yang berwarna putih, tidak boleh
mengandung bagian campuran (zat pewarna) yang dapat merobah
warna adukan. Air asin yang banyak mengandung garam tidak baik
untuk adukan, karena dapat merusak ikatan adukan sekaligus merusak
tembok. Begitu pula air yang banyak mengandung bahan-bahan busuk
(humus) seperti air danau, seharusnya jangan digunakan. Air adukan
boleh mengandung bahan-bahan lain asal kadarnya sangat kecil.
Apabila terdapat keragu-raguan mengenai keadaan air yang akan
dipakai, disarankan untuk mengirimkan contoh air ke laboratorium
bahan-bahan yang telah diakui, untuk diperiksa apakah air itu dapat
dipakai atau tidak. Untuk pekerjan-pekerjaan bangunan yang
sederhana, air bersih (air minum) yang tawar dapat digunakan
langsung. Di samping banyaknya air yang dipakai untuk adukan
dipengaruhi oleh jenis pekerjan, juga dipengaruhi oleh sifat-sifat
bahan dasarnya maupun keadaan iklim saat pengerjaan (iklim hujan
ataukah iklim kering). Kebutuhan air untuk adukan kedap air semen
portland dapat diperkirakan rata-rata 22 % dari campurannya (bagian
takaran) dan untuk adukan kedap air kapur – air kapur + tras 20 %
dari campurannya.
Kuat tekan mortar

Kekuatan tekan adalah kemampuan pasta dan mortar menerima gaya


tekan persatuan luas. Seperti pada beton, kekuatan pasta dan mortar
ditentukan oleh kandungan semen dan faktor air semen dari
campuran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan pasta
dan mortar diantaranya adalah faktor air semen, jumlah semen, umur
mortar, dan sifat agregat. (Asia, N.2014)

3.1 . Faktor air semen (f a s)

Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air dan berat
semen dalam campuran pasta atau mortar. Secara umum diketahui
bahwa semakin tinggi nilai f.a.s maka semakin rendah mutu kekuatan
beton. Namun demikian, nilai f.a.s. yang semakin rendah tidak selalu
berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Nilai f.a.s. yang rendah
akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam
pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan mutu
beton menurun. (Asia,N.2014)

3.2 . Jumlah Semen

Pada mortar dengan f.a.s sama, mortar dengan kandungan semen


lebih banyak belum tentu mempunyai kekuatan lebih tinggi. Hal ini
disebabkan karena jumlah air yang banyak, demikian pula pastanya,
menyebabkan kandungan pori lebih banyak daripada mortar dengan
kandungan semen yang lebih sedikit. Kandungan pori inilah yang
mengurangi kekuatan mortar. Jumlah semen
dalam mortar mempunyai nilai optimum ternentu yang memberikan
kuat tekan tinggi. (Asia, N.2014)

3.3. Umur Mortar

Kekuatan mortar akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur


dimana pada umur 28 hari pasta dan mortar akan memperoleh
kekuatan yang diinginkan. (Asia, N.2014)

3.4. Sifat Agregat

Sifat agregat yang berpengaruh terhadap kekuatan ialah bentuk,


kekasaran permukaan, kekerasan dan ukuran maksimum butir agregat.
Bentuk dari agregat akan berpengaruh terhadap interlocking antar
agregat. (Asia, N.2014)

Kuat tarik belah mortar

Kuat tarik belah adalah ukuran kuat tarik belah mortar yang
diakibatkan oleh suatu gaya untuk mengetahui batas kuat tarik belah
dari benda uji. Benda uji mortar ini setelah keras kemudian diletakkan
mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan mesin uji ditekan.
Nilai kuat tarik yang diperoleh dihitung dari besar beban tarik
maksimum (N) dikalikan dua dibagi dengan panjang dan diameter
benda uji (mm2). (Tjokrodimuljo, K. 2012)

Penyerapan air mortar

Daya serap air adalah persentase berat air yang mampu diserap oleh
suatu agregat jika direndam dalam air. Pori dalam butir agregat
mempunyai ukuran dengan variasi cukup besar. Pori-pori tersebar di
seluruh butiran, beberapa merupakan pori-pori yang tertutup dalam
materi, beberapa yang lain terbuka terhadap permukaan butiran.
Beberapa jenis agragat yang sering dipakai mempunyai volume pori
tertutup sekitar 0 % sampai 20 % dari volume butirnya.
(Tjokrodimulyo, K 2012)

Menurut Tjokrodimuljo, K (2012) menyatakan bahwa dalam adukan


beton atau mortar, air, dan semen membentuk pasta yang disebut
pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara butir-
butir agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam
proses pengerasan, sehingga butir-butiran agregat saling terikat
dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak atau padat.

Tipe mortar

Berdasarkan ASTM C270, Standard Specification for Mortar for Unit


Masonry, mortar untuk adukan pasangan dapat dibedakan atas 5 tipe,
yaitu :

6.1. Mortar Tipe M

Mortar tipe M merupakan campuran dengan kuat tekan yang tinggi


yang direkomendasikan untuk pasangan bertulang maupun pasangan
tidak bertulang yang akan memikul beban tekan yang besar.

6.2. Mortar Tipe S

Mortar tipe ini direkomendasikan untuk struktur yang akan memikul


beban tekan normal tetapi dengan kuat lekat lentur yang diperlukan
untuk menahan beban lateral besar yang berasal dari tekanan tanah,
angin dan beban gempa. Karena keawetannya yang tinggi, mortar tipe
S juga direkomendasikan untuk struktur pada atau di bawah tanah,
serta yang selalu berhubungan dengan tanah, seperti pondasi, dinding
penahan tanah, perkerasan, saluran pembuangan dan mainhole.

6.3. Mortar Tipe N

Tipe N merupakan mortar yang umum digunakan untuk konstruksi


pasangan di atas tanah. Mortar ini direkomendasikan untuk dinding
penahan beban interior maupun eksterior. Mortar dengan kekuatan
sedang ini memberikan kesesuaian yang paling baik antara kuat tekan
dan kuat lentur, workabilitas, dan dari segi ekonomi yang
direkomendasikan untuk aplikasi konstruksi pasangan umumnya.

6.4. Mortar Tipe O

Mortar tipe O merupakan mortar dengan kandungan kapur tinggi dan


kuat tekan yang rendah. Mortar tipe ini direkomendasikan untuk
dinding interior dan eksterior yang tidak menahan beban struktur,
yang tidak menjadi beku dalam keadaan lembab atau jenuh. Mortar
tipe ini sering digunakan untuk pekerjaan setempat, memiliki
workabilitas yang baik dan biaya yang ekonomis.

6.5. Mortar Tipe K

Mortar tipe K memiliki kuat tekan dan kuat lekat lentur yang sangat
rendah. Mortar tipe ini jarang digunakan untuk konstruksi baru, dan
direkomendasikan dalam ASTM C270 hanya untuk
konstruksi bangunan lama yang umumnya menggunakan mortar
kapur.

Metode Pengujian

Proporsi campuran bahan untuk benda uji Mortar yang dibuat


dilaboratorium yang digunakan untuk menentukan sifat – sifat
menurut spesifikasi ini harus berisi bahan – bahan konstruksi dalam
susunan campuran yang telah ditetapkan dalam spesifikasi proyek.
(SNI 03- 6882-2002).

Pencampuran Mortar Semua bahan bersifat semen dan agregat harus


dicampur dengan sejumlah air secukupnya selama 3 – 5 menit dengan
menggunakan alat pengaduk mekanis untuk menghasilkan mortar
yang mudah dikerjakan. (SNI 03-6882-2002).

Pemeliharaan Kelecekan

Mortar yang telah mengeras harus diaduk kembali dengan tangan


untuk mempertahankan kelecekannya, dan mortar yang telah
mencapai lebih dari 2,5 jam sejak dicampur tidak boleh dipakai lagi.
(SNI 03-6882-2002).

Ragam Dari Adukan Beserta Metode


Pembuatannya

1. Adukan untuk Pasangan Batubata


Terdapat dua macam adukan semen dan pasir yang sering digunakan
untuk pasangan batubatu. Yang pertama adalah campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1:4 untuk membangun dinding yang
tertanam di dalam tanah atau bak air. Sedangkan yang kedua ialah
campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:6 yang biasanya
dimanfaatkan untuk mendirikan tembok yang berdiri di atas
permukaan tanah.
2. Adukan untuk Plesteran
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk menutup permukaan dinding
sehingga konstruksinya lebih kokoh dan tampak rapi. Sama seperti
adukan pasangan batubata, ada dua ragam adukan yang biasa
digunakan untuk plesteran. Di antaranya yaitu campuran semen dan
pasir dengan takaran 1:4 untuk plesteran di dalam tanah, serta
campuran semen dan pasir dengan takaran 1:6 untuk plesteran di atas
tanah.
3. Adukan untuk Beton
Pada umumnya digunakan rumus 1:2:3 dalam pembuatan adukan
untuk beton, di mana 1 bagian untuk semen, 2 bagian untuk pasir, dan
3 bagian untuk split. Komposisi ini sudah terbukti mampu
menghasilkan beton yang memiliki kekuatan yang tinggi. Sementara
itu, untuk membuat beton yang mempunyai fungsi khusus maka
dianjurkan untuk menerapkan komposisi 1 semen : 1,5 pasir : 2,5
split.
Untuk dapat membuat campuran adukan semen dan pasir yang
berkualitas bagus, Anda perlu memperhatikan kiat-kiat sebagai
berikut :
1. Simpanlah semen di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang
lancar. Berikan juga alas di bawah semen untuk menghindari
kelembaban yang bisa mengakibatkan semen menjadi keras dan
tidak layak digunakan. Jangan pernah pula meletakkan semen di
lokasi yang berdekatan dengan air.
2. Perlu diketahui, ada begitu banyak semen yang dijual di pasaran
dengan peruntukkannya masing-masing. Anda perlu
menyesuaikan mana semen yang harus dibeli dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya pakailah semen yang
khusus ditujukan untuk membanguan saluran irigasi, dam,
bendungan, dan bangunan tepi pantai karena semen untuk
membanguan rumah tidak memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap sulfat.
3. Pastikan Anda mengaduk semen dan pasir hingga tercampur
secara merata terlebih dahulu sebelum menambahkan air.
Penambahan air sebelum semen dan pasir tercampur justru akan
mengakibatkan kualitas dinding yang dihasilkannya pun tidak
sama, ada bagian yang kokoh tatapi ada juga yang keropos.
Selain itu, usahakan pula Anda memakai air dalam jumlah yang
secukupnya.
4. Gunakan pasir yang bermutu tinggi sebagai bahan pembuatan
adukan. Ciri-cirinya antara lain bersifat remah, tidak
mengandung tanah, bersih, serta tidak berlumpur. Pemilihan
pasir yang salah akan menyebabkan campuran adukan menjadi
boros semen dan daya rekatnya rendah.
5. Sesuaikan antara perbandingan bahan-bahan pembentuk adukan
dengan jenis pekerjaannya. Beda lokasi pembangunan biasanya
beda pula kebutuhan semen dan pasirnya. Namun pada
dasarnya, komposisi bahan-bahan tersebut tetap mengacu pada
ragam campuran adukan seperti yang sudah kami jelaskan di
atas.

04/02/15 pasir semen

Semen Instan
Secara umum, yang disebut dengan mortar adalah campuran antara pasir
dan semen yang dipakai untuk merekatkan bata, memasang keramik,
mengecor, mengaci, atau memplester.

Pengertian lebih spesifik, semen mortar adalah semen yang bisa langsung


digunakan tanpa harus repot-repot menambahkan bahan bangunan lain.
Bahan & Pembuatan Semen Instan
Berbeda dengan semen tradisional atau konvensional, proses pembuatan
semen mortar/instan telah memakai tehnologi modern yang
terkomputerisasi. Hal ini bertujuan agar pencampuran atau mixing antar
komponen penyusunnya sesuai standar, dan kualitasnya terjaga dengan
baik.

Bahan yang dipakai dalam pembuatan semen mortar/instan juga berbeda.


Jika semen konvensional hanya memakai satu bahan saja, maka semen
instan adalah campuran dari semen, pasir silika, zat aditif dan beberapa
bahan material lain yang bisa dicampur menjadi satu.
Tujuannya, well, pastinya membantu banget bagi pengguna semen dalam
hal efisensi waktu, kualitas dan mempermudah proses pengerjaan bangunan.

Keunggulan Semen Instan


Semen mortar atau instan memiliki banyak sekali keunggulan sebenarnya.
Keunggulan yang kami sampaikan dibawah ini, adalah keunggulan secara
umum yang memang selayaknya patut mendapat apresiasi, jika
dibandingkan dengan semen konvensional. So, here they are:

1. Mudah & Praktis. Dalam arti, untuk menggunakannya tinggal dicampur


dengan air.
2. Kualitas bahan baku terjamin. Proses mixing atau pembuatan semen
telah menggunakan tehnologi modern.

3. Hemat waktu dan biaya. Pernah mengukur berapa waktu yang


dibutuhkan untuk membuat semen konvensional siap pakai dan terukur
dengan tepat? Tentang biaya, kami yakin cukup jelas, terlebih semen instan
bisa diukur pemakaiannya dengan kalkulator penghitung semen. Semua
terkalkulasi dengan baik.

4. Daya rekat jauh lebih tinggi. Pemakaian zat aditif dimaksudkan untuk


menjaga kualitas agar tetap prima. Berbeda dengan semen konvensional
yang dalam pemakaiannya harus ditambahkan pasir atau kerikil.

5. Mudah dalam penyimpanan. Kemasan semen mortar mudah disimpan,


tidak akan memadat.

6. Lokasi proyek lebih bersih. Karena tidak memerlukan campuran lain


seperti pasir dan kerikil, lokasi pasti lebih bersih.

7. Daya sebar lebih luas. Dalam skala apple to apple, daya sebar semen
mortar lebih luas daripada semen konvensional.
Fungsi Semen Instan
Anyway, rasanya kurang pas kalau kita hanya mengetahui semen
mortar/instan tanpa tahu fungsinya secara nyata di dunia konstruksi. Secara
gampang, berikut fungsi utama semen mortar:

1. Perekat Hebel atau Bata Ringan


2. Perekat Keramik
3. Pengisi celah antar keramik
4. Pelapis dinding baru

Beberapa contoh pengaplikasian semen instan pada proyek bangunan:


Harga Semen Instan
Harga semen mortar atau instan tidak jauh berbeda dengan harga semen
konvensional. Sebagai perbandingan nyata, berikut data yang kami catat
untuk tahun 2015:

 Semen Konvensional: Harga Rp 60.000 – Rp 65.000


 Semen Mortar/Instan: Harga Rp 40.000 – Rp 75.000
(tergantung jenis produk semen dan kegunaannya)

Anda mungkin juga menyukai