Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman Mesir Kuno, orang-orang mesir telah banyak memanfaatkan batuan
kapur, diantaranya adalah untuk memplester bangunan tempat tinggal mereka. Sampai
zaman modern sekarang pun, kapur masih digunakan pemanfaatannya untuk memplester
bangunan. Perkembangan ini secara tidak langsung memperlihatkan adanya peningkatan
kebtutuhan akan bahan baku dan penolong bagi perkembangan sektor industri yang
merupakan industri hilir. Stabilitas yang baik diindonesia telah memacu pengembangan
sektor industri, kontruksi dan pertanian ketingkat yang lebih baik. Berdasarkan
pertimbangan tersebut diperkirakan prospek pasar untuk komoditas pasar cukup cerah.

Batu kapur yang terdapat dialam bermacam-macam jenisnya, antara lain : kalsit (CaCO3),
dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit [Ca2Fe(CO3)
dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit tetapi berada dalam
struktur kristalnya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai industri kapur baik secara
pembuatan
1.2 Tujuan
a) Apa yang di maksud dengan kapur ?
b) Bagaimana Sifat-sifat kapur ?
c) Apa saja bahan baku pembuatan kapur ?
d) Bagaimana peran batu kapur dalam kontruksi ?

1.3 Manfaat
Memberikan pengetahuaan serta informasi untuk mahasiswa terkait dengan pengolahan
batu kapur.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kapur

Kapur termasuk bahan bangunan yang penting, di Indonesia kapur ini juga sudah lama
dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya. Batu kapur
(Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau
secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang,
atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu
muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.

Batu kapur yang terdapat di alam bermacam-macam jenisnya, antara lain : kalsit
(CaCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit
[Ca2Fe(CO3)4], dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit tetapi
berbeda dalam struktur kristalnya.

2.2. Sifat-sifat Kapur

Sifat-sifat kapur sebagai bahan bangunan ( bahan ikat ) yaitu :

a. Mempunyai sifat plastis yang baik ( Tidak getas )


b. Sebagai mortel, memberi kekuatan pada tembok
c. Dapat mengeras dengan mudah dan cepat
d. Mudah di kerjakan
e. Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata

2.3. Pemakaian Kapur

a. Sebagai bahan ika pada mortel


b. Sebagai bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama sement portland, sifat
menjadi lebih baik dapat mengurangi kebutuhan sement portland
c. Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur
d. Sebagai bahan pemutih
2.4. Pembuatan Kapur

Bahan dasar kapur ialah batu kapur. Batu kapur mengandung kalsium karbonat
(CaCO3). Dengan pemansan ( kira-kira 980° 𝐶) karbon oksidanya keluar, dan tinggal
kapurnya saja (CaO). Susunan kimia maupun sifat bahan dasar yang mengandung kapur ini
berbeda dari satu ke tempat yang lain. Bahkan dalam saru tempatpun belum tentu sama.
Kalsium oksida yang di peroleh biasa di sebut " quicklime”

Kapur dari hasil pembakaran ini bila di tambahkan air mengambang dan retak-retak.
Banyak panas yang dikeluarkan (seperti mendidih) selama proses ini, dan hasilnya ialah
kalsium hidroksida (Ca(OH2). Air yang dipakai dalam proses ini secara teoritis diperlukan
hanya 32% berat kapur, akan tetapi karena faktor-faktor antar lain pembakaran, jenis kapur
disebut “slaking” adapun hasilnya yaitu kalsium hidroksida.

Bila kalsium hidrat ini kemudian dicampur air akan diperoleh mortel kapur. Mortel ini
diudara terbuka menyerap karbondioksida (CaO2) dan dengan proses kimia menghasilkan
CaCO3 yang bersifat keras dan tidak larut dalam air.

Dengan rumus kimia proses tersebut dapat ditulis sbb :

CaCO > Ca O + CO2

CaO + H2O > Ca (OH)2 + Panas

Ca (OH)2 > CaCO3 + H2O

2.5. Jenis-Jenis Kapur

Kapur dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis :

a. Kapur tohor (CaO) : Hasil pembakaran batu alam yang komposisinya sebagian besar
berupa kalsium karbonat
b. Kapur padam (Ca(OH2) : Hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk
hidrat.
c. Kapur udara : Kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida.
d. Kapur hidrolis : Kapur padam yang apabila di pakai diaduk dengan air setelah
beberapa waktu dapat mengeras baik dalam air atau diudara.
2.6. Manfaat Kapur
a. dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya.
b. Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk
plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.
c. Bahan penstabilan jalan raya,Pemakaian kapur dalam bidang pemantapan
fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya.Kapur ini berfungsi untuk
mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan
raya.
d. Penjernihan air, Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur
dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan
dengan proses kapur soda.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Batu kapur adalah mineral yang terjadi secara alami dan tersebar luas hampir
diseluruh dunia, komponen terbesar yang terkandung dalam batu kapur adalah kalsium dan
karbonat dimana kedua komponen ini umumnya bergabung membentuk kalsium karbonat
(CaCO3). Bahan dasar kapur ialah batu kapur, proses pembuatan melalui pembakaran dengan
suhu kira-kira 980° 𝐶, kapur juga sebagai bahan pengikat dan mempunyai peran dalam
kontruksi bangunan dan jalan dll.

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Puslitbang Pemukiman, 1982. Persyaratan Umum Bahasa bangunan di indonesia


(PUBI-1982), Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai