Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SARI KRISMONITA

NIM : 17062063
SESI : SENIN SORE
KAPUR
Kapur telah dikenal dan dipergunakan orang sejak ribuan tahun lalu sebagai bahan
adukan pasangan dan plesteran untuk bangunan. Zaman dahulu pembuatan kapur dilakukan
dengan cara membakar batu kapur pada tungku-tungku sederhana. Hasil pembakaran ini
kemudian dicampur dengan air dan terbentuklah bahan perekat.
A. Sifat – Sifat Kapur
Sifat – sifat kapur sebagai bahan bangunan ( bahan ikat ) yaitu :
Mempunyai sifat plastis yang baik ( tidak getas )
Sebagai mortel memberi kekuatan ada tembok
Dapat mengeras dengan cepat dan mudah
Mudah dikerjakan
Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau beton

B. Pemakaian
Kapur dapat dipakai untuk keperluan sebagai berikut
Sebagai bahan ikat pada mortel
Sebagai bahan ikat pada beton
Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur
Sebagai bahan pemutih

C. Bahan dasar kapur


Menurut data – data teknis bahan dasar kapur dapat terbentuk dari :
Batu kapur

Batu karang
D. Jenis – Jenis Batu Kapur
Kapur dapat di klarifikasikan dalam beberapa jenis:
1. Kapur Tohor ( CaO : hasil pembakaran batu alam yang komposisinya sebagian besar
berupa kalsium karbonat.

2. Kapur Padam ( Ca(OH)₂ : hasil pemadaman kapur tohor dengan air membentuk hidrat

3. Kapur Udara : kapur padam yang apabila di aduk dengan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida

4. Kapur Hidrolis : kapur padam yang apabila di aduk dengan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras dengan baik di dalam air.

D. Pengolahan Batu Kapur


Secara umum tahapan / proses pembuatan kapur dari batu kapur melalui proses
sebagai berikut.
1. Penambangan

Batu kapur di pecah dengan ukuran tidak terlalu besar agar


mempermudah proses pembakaran.
2.Pembakaran

Bentuk pembakaran dari batu kapur di setiap daerah berbeda – beda. Ada yang bentuk nya
seperti sumur, batu kapur di masukkan ke dalam sumur atau galian tanah tersebut lalu di bakar
mengggunakan kayu bakar. Suhu pembakaran batu kapur yang ideal 1000°C-1350°C. Pada suhu ini,
penguraian mula-mula terjadi pada permukaan batu kapur, kemudian perlahan-lahan pada bagian
butirnya. Waktu yang diperlukan tergantung dari besarnya ukuran butiran batu kapur yang dibakar.
Makin besar ukuran batu kapur makin lama waktu yang dibutuhkan. Ada 2 jenis proses pendinginan
atau pemadaman antara lain :
1. Pemadaman Kering
Kapur yang akan dipadamkan dihamparkan di atas lantai terbuka kemudian disiram
air sebanyak ± ½ x berat kapur.Akibat penyiraman air ini kapur berubah menjadi kapur
padam Ca(OH)2, volumenya berubah, kapur menjadi panas dan airnya menguap. Setelah
reaksinya berhenti, kapur padam ini diaduk-aduk. Bila masih ada bagian kapur yang belum
padam, disiram lagi dengan air. Hasil pemadaman dibiarkan selama 24 jam, kemudian diaduk
lagi untuk memisahkan butir-butir batu kapur yang belum pecah dan masih mentah.Cara
pemadaman ini paling banyak dilakukan orang karena proses nya tidak terlalu rumit.
Kerugian-kerugian pemadaman dengan cara kering adalah :
a. Panas dan uap yang timbul dalam proses hidrasi cepat hilang sehingga sering
dijumpai masih terdapat butir-butir kapur yang belum padam. Uap panas ini berguna
untuk mempercepat pemadaman kapur,terutama untuk kapur yang terbakar lewat.
b. Air yang dipakai kurang terkontrol sehingga kapur yang dihasilkan seringkali terlalu
basah. Pada umumnya hasil pemadaman mempunyai kadar air 20 25 %. Kapur padam
yang terlalu basah akan mudah menarik CO2 dari udara sehingga akan terbentuk
CaCO3 kembali.
c. Setelah dilakukan pemadaman, seringkali tidak dilakukan pengayakan maupun
penggilingan sehingga kapur yang dihasilkan mengandung butiran-butiran kasar yang
mungkin terdiri dari kapur yang belum padam atau kapur mentah.
2. Pemadaman Basah
Pemadaman basah menghasilkan kapur padam berbentuk bubur. Cara ini
biasanya dilakukan bila kapur padamnya akan segera dipakai. Pemadaman dilakukan di
dalam bak. Kapur diberi air yang banyak ± 2- 3 kali dari berat kapur tohor nya. Pada proses
ini terjadi proses hidrasi dari kapur tohor menjadi kapur padam Ca(OH)2 dan panas, sehingga
air di dalam bak terlihat mendidih. Kapur padam yang dihasilkan dibiarkan di dalam bak
selama 1 hari dan hasilnya berupa kapur padam kental. Pemadaman dengan cara ini
menghasilkan kapur padam yang lebih baik, berbutiran halus dan kapur yang terbakar lewat
dapat terpadamkan dengan sempurna. Kerugiannya adalah dihasilkan kapur padam yang
basah sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.

3. Pendinginan / pemadaman

Batu kapur yang telah matang di siram dengan air. Batu kapur yang semula keras setelah
dibakar akan lunak dan berubah menjadi bubuk kapur.
E. Zat – Zat Yang Terkandung Dalam Batu Kapur
1. Calsium oksida ( CaO)
2. Magnesium Oksida (MgO)
3. Aluminium oksida ( Al2O3 )
4. Ferro oksida ( FE2O3 )
Dengan adanya unsur – unsur tersebut terjadilah pengotoran terhadap kapur
dan mengakibatkan warna pada kapur seperti:
1. Bila kapur murni warna putih ke abu – abuan.
2. Bila mengandung besi warna kuning, merah tua, atau cokelat
3. Bila mengandung bitumen karbon warna hitam
4. Bila mengandung magnesium warna abu – abu keputihan
5. Bila mengandung Sulphat warna kekuning – kuningan.

Anda mungkin juga menyukai