Anda di halaman 1dari 7

JENIS DAN MANFAAT BATUAN GAMPING

UNTUK BAHAN KONSTRUKSI


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Galian Industri

DISUSUN OLEH

REZA ABDILLAH (193 060 17)

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2021
I. BATU GAMPING/ BATU KAPUR

Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh kalsium karbonat
yang berasal dari sisa- sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, dan koral yang sudah mati.
Batu gamping terbentuk secara organik, secara mekanik maupun secara kimia. Batu gamping
yang terjadi secara organik di alam yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan
ganggang yang berasal dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara mekanik tidak jauh
berbeda dengan jenis batu gamping yang terbentuk secara organik, perbedaannya yang terjadi
diantara keduanya adalah terjadinya perombakan bahan batu gamping yang kemudian terbawa
arus dan biasanya mengendap tidak jauh dari tempat semula. Batu gamping yang terjadi secara
kimia merupakan jenis dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana
lingkungan tertentu.

Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang digunakan oleh sektor industri
dan pertanian, bangunan, penstabil jalan raya, pengapuran, pertanian, bahan keramik, industri
kaca, pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam
industri kertas pulp dan karet dan juga industri semen. Semen berasal dari kata Caementum yang
berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi
satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian
yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi
bangunan.

Salah satu manfaat Batu gamping/batu Kapur merupakan sebagai bahan bangunan.
Pemanfaatan batu kapur sebagai bahan bangunan sudah berlangsung sejak dulu. Dimulai dari
penggunaan batu kapur sebagai bahan pembuatan patung. Selain itu, juga masyarakat zaman
dahulu menggunakan kapur untuk memperhalus dinding bangunan yang mereka buat.

II. PROSES TERBENTUKNYA BATU KAPUR

Batu kapur terbentuk dari endapan calcite atau aragonite. Sumber utama calcite berasal
dari organisme laut. Beberapa dari organisme laut ini akan membentuk karang-karang yang
semakin lama semakin menumpuk dan akan membentuk sebuah formasi batuan kapur.  Batu
kapur tidak akan terbentuk di laut yang dalam karena di bagian laut yang dalam calcite akan
terberai menjadi unsur- unsur.

Kapur juga dapat terbentuk melalui evaporasi. Stalaktit, stalagmit dan formasi gua lain
(sering disebut "speleothems") adalah contoh dari kapur yang terbentuk melalui evaporasi. 
Dalam gua, tetesan air merembes dari atas memasuki gua melalui celah goa atau ruang pori lain
di langit-langit gua. Di sana mereka mungkin menguap sebelum jatuh ke lantai gua. Ketika air
menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan disimpan di langit-langit
gua.Seiring waktu, proses evaporasi mengakumulasi kalsium karbonat di langit-langit gua.
Deposit tersebut dikenal sebagai stalaktit.  Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap maka akan
terbentuk stalagmit yang bisa tumbuh ke atas dari lantai gua.

III. FUNGSI BATU KAPUR

 Perekat ( industri semen, bahan mortar, plesteran, dll )

 Untuk hidrolisasi ( industri sabun, dll )

 Bahan absorbsi ( bahan pemutih, dll )

 Pelarut / solvent (ind. Cat casein, dll )

 Bahan dihidrasi (pengering udara, dll)

 Flokulan (ind, gula dll)

 Fluk (pembuatan keramik, dll)

 Pelumas (pembuat kawat, dll)

 Bahan koustik (ind. pulp sulfat, dll) .

 Untuk netralisasi (pemurnian air, dll)

IV. MENGENAL JENIS BATU KAPUR SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Jenis batu kapur untuk bahan bangunan terdapat beberapa macam yang dibedakan
menurut kemurnianya , masing – masing nama batu kapur mempunyai unsure kimia yang
berbeda-beda antara yang satu dengan lainya sehingga mempengaruhi kepadatan serta kekuatan
batu kapur tersebut, berikut ini macam-macam batu kapur yang terdapat di alam

1. Jenis batu kapur kalsium ( Ca Co3 ) mempunyai unsure kemurnian yang tinggi apabila
unsure bahan kimia lain kurang dari 5%.
2. Batu kapur Magnesia ( CaCO3MgCO3 ) apabila mengandung unsure magnesium
karbonat diantara 5 – 20 %
3. Batu kapur dolomite adalah batu kapur yang mengandung magnesium karbonat lebih dari
30 % namun kurang dari 44 %.
4. Batu kapur hidrolis adalah yang mengandung senyawa lain lebih dari 5% terdiri dari
alumina, besi dan silica.
5. Mergel yaitu batu kapur yang tercampur tanah liat, jenis batu kapur ini didapat dalam
bentuk gumpalan lunah dan mudah terlepas, mergel dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan semen.
6. Batu kapur padat dan marmer yaitu jenis batu kapur yang mengandung bermacam-
macam unsure senyawa kimia lain yang telah mengalami metamorf atau perubahan
sehingga mempunyai warna dan texture  bermacam-macam, batu kapur padat ini
mempunyai bentuk Kristal berdeda-beda dalam keadaan padat dan keras.

V. PROSES PEMBUATAN BATU KAPUR UNTUK BAHAN BANGUNAN

1. Penambangan

Gambar 1. Penambangan Batu Gamping untuk Bahan Baku Industri Kapur Bahan Bangunan

Batu gamping untuk bahan baku umumnya dipecah dengan ukuran tidak terlalu besar,
supaya mempermudah proses pembakaran selanjutnya.

2. Pembakaran

Usaha pembakaran batu gamping hampir seluruhnya dikerjakan oleh pengrajin tobong kapur
tradisional dikawasan dekat sumber kapur mentah dan umumnya dekat dengan kawasan hutan,
Industri pembakaran kapur termasuk industri yang padat energi karena 60‐65% biaya
produksinya merupakan biaya energi. Memecah batu gamping dengan ukuran lebih kecil artinya
memperluas permukaan batu gamping sehingga panas akan lebi cepat tersebar dan batu gamping
menjadi matang (istilah pada industri pembuatan kapur)
Gambar 2. Tampak Atas Tobong Pembakaran Batu Gamping

Gambar 3. Tampak Samping Tobong Pembakaran Batu Gamping

Bentuk tobong pembakaran batu gamping menjadi kapur bahan bangunan sangat
beragam pada tiap daerah. Di Kabupaten Blora, pada Desa Ngampel, bentuk tobong merupakan
galian tanah dengan bentuk lingkaran kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam galian
tersebut, dan dibakar dengan menggunaka bahan bakar dari kayu.
Gambar 4. Tobong Pembakaran Batu Gamping

3. Pendinginan
Batu gamping yang telah “matang” disiram dengan air. Batu gamping yang semula keras
menjadi bubuk kapur. Pada industri pembuatan kapur, produsen melayani bentuk batu kapur
yang berupa bubuk (yang sudah disiram) ada juga yang masih berbentuk bongkahan (sudah
dibakar).

Gambar 5. Proses Pendinginan


Gambar 6. Timbunan Kapur setelah Proses Pendinginan.

Anda mungkin juga menyukai