N
MINERA
L
I. Pendahuluan
Menurut Pasal 33 UUD 1945, antara lain menyebutkan bahwa: Bumi dan
air dan kekayaan bumi yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu haru dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Secara keseluruhan bangsa Indonesia
memiliki Bahan Galian Industri dalam jumlah dan variasi yang cukup berlimpah,
tetapi secara setempat-setempat pada umumnya sangat terbatas. Oleh sebab itu
pemberdayaan Bahan Galian Industri yang paling sesuai, diusahakan oleh rakyat
dan dapat diusahakan dengan teknologi sederhana.
Pemerintah Republik Indonesia, melalui Peraturan Pemerintah No. 27
tahun 1980, membagi bahan galian menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis, disebut pula sebagai bahan galian golongan A yang
terdiri dari : minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat,
golongan A maupun
bahan galian industri dibagi menjadi 2 spesifikasi yaitu : pasir kuarsa dan Kuarsa
kristal.
II. Teknik Eksplorasi
Pembagian bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan
tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk (1990) yaitu sebagai
berikut :
1. Kelompok I : Bahan galian industri yang bekaitan dengan Batuan sediment
(terbagi menjadi bahan galian industri yang terkait dengan batugamping dan
selainnya).
2. Kelompok II : Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan gunungapi.
3. Kelompok III : Bahan galian industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik
batuan asam dan ultra basa.
4. Kelompok IV : Bahan galian industri yang berkaitan dengan endapan residu
dan endapan letakkan.
5. Kelompok V : Bahan galian industri yang berkaitan dengan proses ubahan
hidrotermal.
6. Kelompok VI : Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan metamorf.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka teknik eksplorasi awal yang
ditetapkan adalah pemetaan geologi, permukaan utamanya mendasarkan atas
singkapan batuan dipermukaan. Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut
dalam usaha untuk mengetahui jumlah cadangan/ketebalan perlapisan dan
kualitas/mutu bahan galian diperlukan pekerjaan :
1. Pemboran inti, tujuan utamanya yaitu untuk medapatkan contoh bahan galian
secara vertical yang berada di bawah permukaan tenah, disamping itu
mengetahui ketebalannya. Sesuai dengan tingkat kedalaman pemboran yang
berbagai nilai seperti tingkat konsentrat, kadar sesuatu unsure kimia, mutu fisik,
mutu bentuk dan penampilan
TEMPAT DITEMUKAN
Kebanyakan obsidian ditemukan sebagai batuan beku luar pada jalur gunung
api diindonesia yang berumurrelatif muda ( Plistosen Kuarter ). Tempat
diketemukannya obsidin antara lain :
- Jambi : G. Gantung, Sungai Purgut dan sungai Penuh ( Pada batuan
lava andesit )
- Jawa barat : Nagreg kabupaten Bandung ( berupa sisipan dan
bongkah pada batuan tras ) ; Gunung Ciamis Kabupaten Garut
( Terdapat selang seling dengan perlit diatas andesit ) ; Ciasmara
Kabupaten Bogor; Leuwiliang , Gunung Kiara beres, Kurang lebih 6
kilometerdari Gunung Salak( Merupakan lava dan kurang lebih
panjang 2 kilometerdan aliran lava yang meruoakan susunan balok
berwarna abu abu dengan steroida ); Terogog, Priangan
( Singkapan 100 150 meter panjang, tebal 1- 5 m ); Anyer, Gunung
barengkong sebelah selatan /barat Barengkok, Banten.
-
TEKNIK PENAMBANGAN
Dilakukan dengan sisitem kuari dengna peralatn sederhana. Karena Obsidian
merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal penambangan untuk
memperoleh blok - blok yang besar dimulai denga proses peledakan
Bangunan
Karena sifatnya yangsangat keras dan resisten, Obsidian dapat
dimanfaatkan sebagai fondsi bangunan.Obsidian tidak porous, hal
ini mengakibatkan daya ikat semen mebjadi berkurang, Obsidian
bila dipecah mempunyai pecahan yang concoidal denga pinggiran
yang tajam. Oleh karenannya dalam pengerjaannya harus hati hati.
-
Oleh:
FIRMAN TAHIR
D6 11 00 042
M A KA S S A R
2OO2