Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala rahmat,
hidayah serta karunia-Nya. Selama ini senantiasa memberi petunjuk, pertolongan, serta kekuatan
lahir dan batin. Sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul "Interaksi
Individu dan Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para pengemban
risalahnya yang selalu setia hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan saran serta
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini hingga dapat terselesaikannya. Terutama kepada
Bapak Waluyo Satrio Adji, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah IPS 1 SD/MI. Terima kasih
teruntuk teman-teman kelas. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik dalam hal penyajian maupun penggunaan
bahasa. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu semua masukan, kritik, dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin
ya Robbal Alamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berinteraksi antara satu
sama lain dengan makhluk sekitarnya. Jika dilihat dari ilmu Sosiologi, interaksi pasti
dihubungkan dengan istilah sosial yang penyebutannya menjadi interaksi sosial. Adapun
hubungan timbal balik yang dapat mencapai suatu aturan hidup yang rumit dan
membutuhkan aturan dari hukum yang mengikat akan timbul karena berasal dari interaksi
sosial. Interaksi sosial juga dapat disebut dengan proses sosial yang menjadi ketentuan
utama dari terlaksananya kegiatan-kegiatan sosial. Interaksi sosial yaitu ikatan-ikatan sosial
yang berjalan dengan melibatkan hubungan antara individu dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial dapat dikatakan ada bilamana dua individu bertemu dengan cara seperti
saling menyapa, berjabat tangan maupun saling berbincang, kegiatan-kegiatan tersebut
termasuk kedalam bentuk atau pola interaksi sosial.1
1
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm. 11-
12.
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 55.
iv
kelompok atau antara individu dan kelompok. Oleh karena itu, interaksi sosial menjadi
dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-
kegiatan antar individu satu dengan yang lainnya tidak dapat disebut interaksi.3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial?
2. Apa sajakah ciri-ciri dari interaksi sosial?
3. Bagaimana bentuk-bentuk dari interaksi sosial?
4. Apakah struktur dari pranata sosial?
5. Bagaimana proses dari pranata dan sosial budaya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri interaksi sosial
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial
4. Untuk mengetahui struktur pranata sosial
5. Untuk mengetahui proses pranata sosial budaya
3
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-87201-231411002-bab1-24072017011310.pdf diakses pada 21
September 2022 pukul 20.10
v
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat manusia selain sebagai makhluk sosial yaitu sebagai makhluk individu.
Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai keinginan untuk melangsungkan
hubungan dengan dirinya sendiri. Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai
dorongan untuk melangsungkan adanya hubungan dengan orang lain.6
4
Septina, http://etheses.uin-malang.ac.id/1201/6/11410012_Bab_2.pdf, diakses pada 19 September 2022 pukul
14.02
5
Nashrillah MG, “Peranan Interaksi dalam Komunikasi Menurut Islam”, Jurnal Warta Vol. 52, April 2017, hlm. 5-6.
6
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1486/5/121804058_file%205.pdf, diakses pada 19 September
pada pukul 15.33
1
ditujukan untuk orang lain. Interaksi sosial memiliki arti yaitu suatu hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud merupakan hubungan antara individu dengan
individu, kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan individu.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi merupakan tahap pertama dari
terjadinya hubungan sosial yaitu sebagai alat penyampaian suatu informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber
informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut
dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang
dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan
di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.7
Menurut Ahmadi (2009), Interaksi sosial yaitu adanya suatu hubungan antara dua
individu atau lebih, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Selanjutnya menurut Walgito
(2003), Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu yang satu dengan lainnya,
dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terjadi
hubungan yang saling timbal balik.
Adapun pengertian lain dari interaksi sosial menurut Thibaut dan Kelly dalam
Alidan Asror (2004) yaitu peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang
atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau
berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, Suranto (2011) berpendapat bahwa interaksi
sosial adalah suatu proses hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antar manusia.
7
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf, diakses pada 19 September 2022 pukul 15.55
2
manusia bekerja sama dan saling berkomunikasi untuk mencapai suatu tujuan bersama,
mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.
8
A. Sandy, http://repositori.unsil.ac.id/707/4/4.%20BAB%20II.pdf, diakses pada 19 September 2022 pukul 16.25
9
Soerjono Soekanto, Struktur dan Proses Sosial, (Jakarta: Rajawali), hlm. 113-114.
3
Dari beberapa ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa dalam berinteraksi sosial
akan menciptakan suatu hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain dan
di dalam hubungan itu akan muncul sebuah tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan individu
maupun kelompok. Apabila interaksi sosial itu dilakukan berulang kali menurut dengan
pola yang sama dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, maka akan tercipta sebuah
hubungan sosial.
a. Bentuk Asosiatif
Suatu interaksi sosial dapat dikatakan asosiatif jika sebuah proses dari interaksi
sosial tersebut menuju kepada suatu bentuk kerjasama. Interaksi sosial asosiatif sendiri
dibagi kedalam 3 bentuk khusus interaksi yaitu:
1) Kerja Sama
Kerja sama ini bermaksud menjadikan suatu usaha bersama antara sekumpulan
kelompok manusia untuk mencapai satu atau bahkan beberapa tujuan bersama.
Bentuk kerja sama ini akan berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk
mencapai tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut
mempunyai manfaat bagi semua.10
Kerja sama ini dapat berupa kerja sama spontan, kerja sama langsung,
kerjasama kontrak, serta kerjasama tradisional.
a. Kerja sama spontan memiliki arti sebagai kerja sama yang terjadi secara serta
merta.
b. Kerja sama langsung berarti hasil dari perintah atasan atau penguasa.
c. Kerja sama kontrak yaitu kerjasama yang terjadi atas dasar tertentu.
d. Kerja sama tradisional merupakan kerjasama sebagai bagian dari unsur sistem
sosial.
10
Dany Haryanto, S.S & G. Edwi Nugrohadi, S.S., M.A, Pengantar Sosiologi Dasar, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya),
hal. 219.
4
2) Akomodasi
Akomodasi adalah sebuah upaya yang dilangsungkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan pertikaian maupun konflik dari pihak yang bertikai dan mengarah
pada suatu kondisi atau keadaan setelah selesainya konflik pertikaian tersebut.
Akomodasi sebenarnya adalah cara untuk menyudahi konflik tanpa
menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi digunakan dalam dua makna, yaitu untuk merujuk kepada suatu
keadaan serta untuk merujuk kepada sebuah proses. Akomodasi yang merujuk
kepada suatu keadaan, berarti terdapat sebuah keseimbangan di dalam interaksi
antara individu dengan individu maupun antara kelompok dengan kelompok yang
berkaitan dengan norma serta nilai sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Kemudian makna akomodasi yang merujuk pada proses yaitu sebagai usaha-usaha
manusia untuk meredakan suatu pertentangan untuk mencapai kestabilan.
3) Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Asimilasi ini ditandai
dengan adanya usaha untuk mengurangi beberapa perbedaan yang terdapat antara
individu dengan individu serta kelompok dengan kelompok manusia yang meliputi
usaha untuk mempertinggi suatu kesatuan, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. Proses asimilasi ini juga
ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walaupun terkadang
bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai sebuah kesatuan.11
b. Bentuk Disosiatif
Interaksi bentuk disosiatif diartikan sebagai perjuangan melawan seseorang atau
sekelompok orang. Dalam interaksi disosiatif terdapat tiga bentuk khusus,yaitu:
1) Persaingan
Persaingan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
manusia mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan pada suatu masa
tertentu akan menjadikannya sebagai pusat perhatian umum dengan cara menarik
perhatian publik tanpa menggunakan ancaman maupun kekerasan. Persaingan
11
Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana. 2011), hal. 73.
5
tersebut dapat berupa pribadi dan bisa juga bersifat antar kelompok. Beberapa
bentuk persaingan tersebut berupa persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan,
persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
2) Kontravensi
Kontravensi berarti bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian. Kontravensi dapat diketahui dengan adanya gejala
ketidak pastian mengenai diri seseorang, suatu rencana, perasaan tidak suka yang
disembunyikan, dan juga kebencian terhadap keperibadian seseorang. Prasangka
seperti ini akan terus berkembang menjadi sebuah kemungkinan, kegunaan,
keharusan, atau penilaian terhadap suatu usul, buah pikiran, kepercayaan, atau
rencana yang telah dikemukakan perorangan maupun kelompok manusia yang
lain.
3) Pertentangan atau Pertikaian
Pertentangan atau pertikaian merupakan proses sosial di mana individu
maupun kelompok yang berupaya untuk memenuhi tujuan dengan cara menentang
pihak lawan serta ancaman maupun kekerasan.
Sebuah pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai, dan juga
kepentingan sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di
dalam srtuktur sosial, maka pertentangan itu akan bersifat positif. Kelompok
masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan bibit-bibit
permusuhan. Alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-valve
institutions yang menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan
perhatian pihak-pihak yang bertikai ke arah lain.12
12
http://digilib.uinsby.ac.id/312/5/Bab%202.pdf, diakses pada 21 September 2022 pukul 16.52
6
sosial dan proses pembudayaan. Para ahli sosiologi membedakan norma sosial menjadi
empat tingkatan, yaitu:13
1) Cara (usage)
Cara (usage)mengacu pada suatu perbuatan. Cara (usage) ini lebih menonjol
ke dalam adanya hubungan antar individu di dalam masyarakat. Penyimpangan yang
terjadi jika melanggar tidak akan mendapatkan hukuman yang berat, akan tetapi
hanya akan mendapatkan celaan dari individu yang dihubunginya.
2) Kebiasaan (folkways)
Folkways diambil dari kata folk yang memiliki arti orang kebanyaka dan
ways yang berarti cara-cara. Jadi, arti keseluruhan dari kata folkways adalah cara-
cara orang kebanyakan bertingkah laku. Folkways juga dapat diartikan sebagai
norma-norma yang diikuti tanpa dasar, dan tanpa berfikir yang hanya berdasarkan
kebiasaan dalam tradisi.
3) Tata Kelakuan (mores)
Diambil dari bahasa latin mos-mores yang memiliki arti sebagai adat
istiadat, tabiat, watak, dan norma. Mores merupakan sebuah norma yang diikuti
dengan sebuah keyakinan dan pertimbangan perasaan. Tata norma ini merupakan
suatu hal yang dianggap penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena norma
memberikan batas-batas pada perilaku individu, mengindentifikasi individu dengan
kelompoknya, menjaga solidaritas antara nggota masyarakat. Artinya, di satu pihak
memaksa supaya orang tersebut dapat menyesuaikan tindakannya dengan tata
kelakuan atau norma masyarakatnya. Sementara di pihak bertujuan supaya
masyarakat bisa menerima orang lain atas kesanggupannya menyesuaikan diri.
13
Sridini Sopianai, “Struktur dan Proses Sosial Budaya”, (Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), hal. 18.
7
lebih, dan bagi individu yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi dan hukuman
yang berat.14
1) Internalisasi
Internalisasi merupakan suatu peresapan nilai maupun normanorma
kehidupan sehingga menjadikan kesadaran yang dilaksanakan dalam sikap dan
perilaku. Internalisasi mencamtumkan suatu ide, konsep, dan tindakan yang
bergerak dari luar ke suatu tempat di dalam pikiran dari kepribadian. Internalisasi
dating dari diri setiap individu yang didorong oleh naluri dan hasrat yang sudah
diwariskan dalam organisme setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh situasi
sekitar.
2) Sosialisasi
Sosialisasi meliputi pemeriksaan tentang sebuah lingkungan kultural sosial
dari masyarakat yang berkaitan. Sosialisasi merupakan mata rantai yang penting di
antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi tersebut terdapat
sebuah keterlibatan antara individu-individu maupun kelompok kelompok ke dalam
satu sistem untuk berpartisipasi. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial,
ekonomi dan kebudayaan dimana individu itu tinggal, selain itu sebuah sosialisasi
juga ditentukan oleh adanya interaksi pengalaman-pengalaman serta
kepribadiannya dengan masyarakat setempat.
3) Enkulturasi
14
Sridini Sopianai, “Struktur dan Proses Sosial Budaya”, (Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), hal. 18.
8
Enkulturasi merupakan proses sosial yang dilakukan oleh seorang individu
dalam mempelajari serta menyocokkan pikiran dan sikapnya terhadap adat istiadat,
norma, tata sosial, dan peraturan yang ada dalam kebudayaan tersebut. Selain itu
enkulturasi juga merupakan sebuah proses kebudayaan dan berkaitan dengan
“Sistem nilai budaya dalam kebudayaan” dari semua kebudayaan yang ada di dunia.
Enkulturasi mengacu pada proses kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi adalah suatu hubungan antara dua sistem yang terjadi sedemikian rupa
sehingga kejadian yang berlangsung pada sistem tersebut akan mempengaruhi kejadian
pada sistem lainnya. Selain itu, interaksi ini adalah kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa
adanya interaksi sosial maka tidak ada kehidupan bersama. Interaksi baru akan terjadi
apabila individu atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama dan saling berkomunikasi
untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain
sebagainya. Dalam interaksi sosial juga terdapat beberapa ciri-ciri penting yaitu bahwa
dalam berinteraksi sosial akan menciptakan suatu hubungan antara individu satu dengan
individu yang lainnya. Kemudian di dalam hubungan itu akan muncul sebuah tujuan yang
ingin dicapai, baik tujuan individu maupun kelompok. Apabila interaksi sosial itu dilakukan
berulang kali menurut dengan pola yang sama dan bertahan dalam jangka waktu yang lama,
maka akan tercipta sebuah hubungan sosial tersebut.
Adapun bentuk dari interaksi sosial yaitu bentuk umum asosiatif, yang bentuk ini dapat
dikatakan asosiatif, jika sebuah proses dari interaksi sosial tersebut menuju kepada suatu
bentuk kerjasama, dalam interaksi sosial asosiatif dapat dibagi dalam 3 bentuk khusus
interaksi yaitu kerjasama, akomodasi, asimilasi. Selain itu. ada bentuk umum disosiatif,
yang bentuk ini diartikan sebagai perjuangan melawan seseorang atau sekelompok orang,
dalam interaksi disosiatif terdapat 3 bentuk khusus yaitu persaingan, kontravensi,
pertentangan atau pertikaian.
Struktur sosial dimaknai sebagai bangunan sosial yang terdiri dari beberapa unsur
pembentuk masyarakat yang saling berhubungan dan fungsional, memiliki karakteristik,
juga berfungsi sebagai rantai sistem dalam penyelenggaraan setiap aspek kehidupan, dan
dapat diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang pokok. Adapun pranata sosial atau
bangunan sosial atau lembaga kemasyarakatan yang terdapat norma-norma yang bersifat
mengikat, dan juga berbeda-beda mulai dari norma yang rendah, sedang, sampai yang
10
terkuat daya ikatnya dan norma itu dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu cara,
kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat.
B. Saran
Makalah ini berisi tentang referensi yang sangat bermanfaat bagi kita dalam
memahami interaksi sosial, karena semua manusia didunia ini merupakan makhluk sosial,
yang dimana manusia tidak bisa melakukan apapun sendiri, maka kita harus mampu
memiliki ketrampilan berinteraksi yang baik, entah itu interaksi dengan sesama individu
atau dengan masyarakat disekitar. Berinteraksi yang baik dapat diakatakan sebagai kunci
dari semua kehidupan sosial, tanpa adanya interaksi sosial maka tidak ada kehidupan
bersama.
11
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Ahmad. 2004. Asas-Asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam). Yogyakarta: UII
Press.
Erianjoni, http://sosiologi.fis.unp.ac.id/BAHAN/STRUKTUR%20SOSIAL%20INDONESIA.pdf,
diakses pada 22 September 2022 pukul 17.01
Haryanto, Dany. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf, diakses pada 19 September 2022
pukul 15.55
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1486/5/121804058_file%205.pdf, diakses pada
19 September pukul 15.33
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-87201-231411002-bab1-24072017011310.pdf diakses
pada 21 September 2022, pukul 20.10
MG, Nashrillah. "Peranan Interaksi dalam Komunikasi Menurut Islam" dalam Jurnal Warta
Volume 52 (hlm. 5-6).
Sandy, A. http://repositori.unsil.ac.id/707/4/4.%20BAB%20II.pdf, diakses pada 19 September
2022 pukul 16.25
Setiadi, Elly. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.
12